FAKULTAS KEDOKTERAN UR
BAGIAN SARAF
Sekretariat :Gedung kelas 03, RSUD Arifin Achmad Lantai 04
Jl. Mustika Telp. (0761) 7894000
PE K AN B AR U
STATUS PASIEN
I.
Nama Koass :
Nurhafizah
NIM/NUK :
0808121345
Tanggal :
6 Mei 2015
Pembimbing
IDENTITAS PASIEN
II.
Nama
Tn. AZ
Umur
46 Tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Alamat
Bangkinang
Agama
Islam
Status perkawinan
Kawin
Pekerjaan
PNS
Tanggal Masuk RS
3 Mei 2015
Medical Record
889xxx
6 jam SMRS pasien mengeluhkan lemah anggota gerak kiri secara tiba-tiba saat
pasien istirahat. Tungkai dan lengan bagian kiri tidak bisa digerakkan, ketika diangkat
langsung terjatuh. Saat kejadian pasien masih sadar, keluhan disertai dengan picara pelo
dan mulut mencong ke kanan. Keluhan tidak disertai dengan nyeri kepala, kejang dan
muntah. Keluarga langsung membawa pasien ke RS swasta tapi karena dokter spesialis
bedah saraf tidak ditempat pasien akhirnya dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, daam
perjalan pasien mengalami penurunan kesadaran.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+) sejak 4 tahun yang lalu, tidak rutin kontrol, TD tertinggi
190 mmHg
Riwayat kebiasaan
Jarang olahraga
RESUME ANAMNESIS
Tn. AZ, 46 tahun, lemah anggota gerak kiri secara tiba-tiba pada saat istirahat. Berbicara
pelo dan mulut mencong ke kanan. Penurunana kesadaran (+). Riwayat hipertensi (+),
riwayat stroke dalam keluarga (+).
: 160/100
Denyut nadi
: kanan
: 84x/mnt, teratur
kiri
: 84 x/mnt, teratur
mmHg,
Jantung
: HR
Paru
: Respirasi
B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN
: Stupor
2) FUNGSI LUHUR
: Sulit dinilai
3) KAKU KUDUK
: (-)
4) SARAF KRANIAL :
1. N. I (Olfactorius )
Kanan
SDN
Daya pembau
Kiri
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
2. N.II (Opticus)
Daya penglihatan
Lapang pandang
Pengenalan warna
Kanan
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
3. N.III (Oculomotorius)
Kanan
-
Ptosis
Pupil
Bentuk
Bulat
Ukuran
2 mm
Gerak bola mata
SDN
Refleks pupil
Langsung
+
Tidak langsung
+
(Trokhlearis)
Kiri
-
Keterangan
Bulat
2 mm
SDN
Normal
4.
5.
6. N. IV
+
+
Kanan
Kiri
Keterangan
3
SDN
SDN
Sulit dinilai
Kanan
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
7. N. V (Trigeminus)
Motorik
Sensibilitas
Refleks kornea
8. N. VI (Abduscens)
Gerak bola mata
Strabismus
Deviasi
Kanan
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
9. N. VII (Facialis)
Tic
Motorik :
- mengerutkan dahi
- mengangkat alis
- menutup mata
- sudut mulut
- lipatan nasolabial
- meringis
- menggembungkan
pipi
Daya perasa
Tanda chvostek
Kanan
-
Kiri
-
SDN
SDN
+
SDN
+
SDN
SDN
SDN
SDN
+
SDN
SDN
SDN
SDN
-
SDN
-
Keterangan
Sulit dinilai
Parasis N.VII sinistra sentral
Kanan
SDN
Kiri
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
11. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan
Kiri
Keterangan
4
Arkus farings
Daya perasa
Refleks muntah
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
Sulit dinilai
12. N. X (Vagus)
Arkus farings
Dysfonia
Kanan
SDN
SDN
Kiri
Kanan
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
SDN
13. N. XI (Assesorius)
Motorik
Trofi
Keterangan
Sulit dinilai
Kanan
SDN
SDN
-
Kiri
SDN
SDN
-
Keterangan
Sulit dinilai
Kanan
Kiri
SDN
SDN
SDN
Eutrofi
-
SDN
Eutrofi
-
SDN
SDN
SDN
Eutrofi
SDN
Eutrofi
Keterangan
Tes jatuh lateralisasi sisi
kiri
Sulit dinilai
Tes jatuh lateralisasi sisi
kiri
5
Ger.involunter
Badan
Trofi
Ger. involunter
Ref.dinding perut
Eutrofi
+
Eutrofi
+
Kanan
SDN
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
V. SISTEM SENSORIK
Sensasi
Raba
Nyeri
Suhu
Propioseptif
Keterangan
Sulit dinilai
VI. REFLEKS
Kanan
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
APR
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman Tromer
Reflek primitif :
Palmomental
Snout
Kiri
Keterangan
+
+
+
+
+
+
+
+
Normal
Kanan
Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
Miksi
: terpasang kateter
Defekasi
:-
: Tidak terbatas
b. Kernig
: Tidak terbatas
c. Patrick
: -/-
:tidak dilakukan
f. Brudzinski
: -/-
X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
: 160/100 mmHg
Pernafasan
: 20 x/ mnt, teratur
Nadi
: 84 x/menit
Fungsi luhur
: sulit dinilai
Rangsang meningeal
: (-)
Saraf kranial
: sulit dinilai
Motorik
Sensorik
: sulit dinilai
Koordinasi
: sulit dinilai
Otonom
:-
Refleks
- Fisiologis
: (+/+)
- Patologis
: (-/-)
C. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIS
DIAGNOSIS TOPIK
DIAGNOSIS ETIOLOGIK
: Stroke hemoragik
DIAGNOSIS BANDING
Hb
: 14,8 gr%
Ht
: 43,8 %
Leu
: 9.470/mm3
Tromb : 249.000/mm3
Kimia darah
- GDP
: 71 mg/dl
- Creatinin
: 0,9 mg/dl
- Ureum
: 27,1mg/dl
- AST
: 27,7 IU/L
- ALT
: 44,8 IU/L
F. PENATALAKSANAAN
a. Umum
-
b. Khusus
-
IVFD RL 20 tpm
Manitol 4 x 125 cc
Inj piracetam 3 x 3 mg
G. Diagnosis Akhir
Stroke Hemoragik ec perdarahan intraserebral + Hipertensi grade II
I. Follow Up
4 Mei 2015
S : lemah anggota gerak kiri, nyeri kepla (+), bicara pelo
O : Kesadaran : Somnolen, GCS E2M4V5
Vital sign : TD : 140/100 mmHg, N : 75x/menit, RR : 21x/menit, T : 37,60 C
Fungsi luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit
dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: +/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
A : Stroke hemoragik + hipertensi grade II
P :
IVFD RL 20 tetes/menit
Manitol 4 x 125 cc
Inj piracetam 3 x 3 mg
11
5 Mei 2015
S :pasien tidak sadar
O : Kesadaran : Stupor, GCS E2M4V2
Vital sign : TD : 148/120 mmHg, N : 90x/menit, RR : 22x/menit, T : 37,50 C Fungsi
luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: +/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
A : Stroke hemoragik + hipertensi grade II
P :
IVFD RL 20 tetes/menit
Manitol 4 x 125 cc
Inj piracetam 3 x mg
6 mei 2015
S : pasien tdak sadar
O : Kesadaran : Stupor, GCS E2M3Vterpasang ETT
Vital sign : TD : 164/100 mmHg, N : 84x/menit, RR : 20x/menit, T : 38,00 C Fungsi
luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: +/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
Kepala terpasang drainase
A : post craniotomy neuro a/i ICH (stroke hemoragik) + hipertensi grade II
P :
IVFD RL 20 tetes/menit
12
Inj tramadol 3 x 1
Inj piracetam 3 x 3 mg
Inj Paracetamol 3 x 1 gr
7 mei 2015
S : pasiien tidak sadar, demam (+)
O : Kesadaran : Stupor, GCS E2M3Vterpasang ETT
Vital sign : TD : 170/100 mmHg, N : 92x/menit, RR : 21x/menit, T : 39,00 C Fungsi
luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: +/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
Kepala terpasang drainase cairan merah kental
A : post craniotomy neuro a/i ICH (stroke hemoragik) hari ke 2 + Hipertensi grade II
P :
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Ceftriaxon 2 x 1 gr
Inj tramadol 3 x 1
Inj piracetam 3 x 3 mg
Inj Paracetamol 3 x 1 gr
8 mei 2015
S : pasiien sudah sadar, demam (+)
13
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Ceftriaxon 2 x 1 gr
Inj tramadol 3 x 1
Inj piracetam 3 x 3 mg
Inj Paracetamol 3 x 1 gr
Micardis 80 mg 1-0-0
9 mei 2015
S : pasien sadar, demam (+), mata bengkak
O : Kesadaran : Somnollen, GCS E3M6V5
Vital sign : TD : 130/110 mmHg, N : 88x/menit, RR : 20x/menit, T : 38,70 C Fungsi
luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: +/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
Kepala terpasang drainase, rembesan (-)
A : post craniotomy neuro a/i ICH (stroke hemoragik) hari ke 4 + Hipertensi grade II
P :14
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Ceftriaxon 2 x 1 gr
Inj tramadol 3 x 1
Inj piracetam 1 x 3 mg
Inj Paracetamol 3 x 1 gr
Micardis 80 mg 1-0-0
11 mei 2015
S : pasien sadar, sakit kepala
O : Kesadaran : Somnollen, GCS E35V5
Vital sign : TD : 130/110 mmHg, N : 88x/menit, RR : 20x/menit, T : 36,70 C Fungsi
luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: -/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
Kepala terpasang verban, rembesan cairan (-)
A : post craniotomy neuro a/i ICH (stroke hemoragik) hari ke 5 + Hipertensi grade II
P :
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Ceftriaxon 2 x 1 gr
Inj tramadol 3 x 1
Inj piracetam 1 x 3 mg
Micardis 80 mg 1-0-0
Inj ondansentron 3 x 4 gr
15
Amlodipin 1 x 10 mg
Vik K 3 x 500 mg IV
12 mei 2015
S : pasien sadar, sakit kepala
O : Kesadaran : Somnollen, GCS E35V5
Vital sign : TD : 130/100 mmHg, N : 80x/menit, RR : 21x/menit, T : 36,60 C Fungsi
luhur : sulit dinilai, Saraf kranial : sulit dinilai, Motorik sulit dinilai, Sensorik : sulit dinilai
Refleks Fisiologis: +/+ , Refleks Patologis: -/Fungsi Otonom : terganggu
Koordinasi : sulit dinilai
Kepala terpasang verban, rembesan cairan (-)
A : post craniotomy neuro a/i ICH (stroke hemoragik) hari ke 5 + Hipertensi grade II
P:
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj Ceftriaxon 2 x 1 gr
Inj tramadol 3 x 1
Inj piracetam 1 x 3 mg
Micardis 80 mg 1-0-0
Inj ondansentron 3 x 4 gr
Amlodipin 1 x 10 mg
Vik K 3 x 500 mg IV
16
PEMBAHASAN
I. Definisi
Definisi stroke menurut WHO (2006) adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam,
atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan
vaskular.1,2
II. Faktor Resiko Stroke 1,2,3,4
Secara umum faktor resiko stroke dibagi atas :
Faktor mayor
Hipertensi
Faktor minor
demia
Penyakit
jantung
melitus
Pernah
stroke
Hematok
rit tinggi
Diabetes
Hiperlipi
Merokok
Obesitas
Hiperuris
emia
Kurang
olahraga
Fibrinoge
n tinggi
17
III.
Klasifikasi 1,3,5
A Berdasarkan kelainan patologi
1
Stroke Hemoragik
Transient Iskemik Attack (TIA) atau serangan stroke sementara, gejala defisit
neurologis hanya berlangsung kurang dari 24 jam.
Stroke progresif atau stroke in evolution yaitu stroke yang gejala klinisnya secara
bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat.
Stroke komplit atau completed stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologis yang
menetap dan sudah tidak berkembang lagi.
IV.
Patofisiologi Stroke
Stroke dapat disebabkan oleh satu dari beberapa proses yang meliputi pembuluh darah di
otak yaitu: 1
a.
b.
c.
d.
Tiga proses pertama menyebabkan timbulnya TIA dan stroke iskemik (infark otak),
sedangkan yang keempat menyebabkan terjadinya stroke hemoragis (perdarahan intraserebral
dan perdarahan subaraknoid).
V.
Gejala Stroke
VI.
Stroke Hemoragik
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak,
ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut
menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh
hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan
intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang
otak.5
Etiologi dari Stroke Hemoragik :
1) Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di
hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum. 6
Gejala klinis :
a. Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat
didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala,
mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis.
b. Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat
disertai kejang fokal / umum.
c. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata
menghilang dan deserebrasi
d. Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan
perdarahan subhialoid.
2) Perdarahan subarakhnoid
Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang
subarakhnoid yang timbul secara primer. 6
Gejala klinis :
a. Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung
dalam 1 2 detik sampai 1 menit.
b. Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.
20
c. Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai
beberapa jam.
d. Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen
e. Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan
subarakhnoid.
f. Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi,
banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan. 5
Berdasarkan gambaran klinis, stroke infark dengan stroke perdarahan dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Gejala atau
pemeriksaan
Infark otak
Perdarahan
Beraktivitas/istirahat
Jarang
Penurunan
waktu onset
kesadaran Jarang
TIA (-)
waktu
Hipertensi
Sedang/ normotensi
Rangsangan meningen
Tidak ada
Ada
Darah dalam
serebrospinal
Ada
Foto kepala
Dapat
pergeseran
pinealis
dijumpai
glandula
21
CT-Scan kepala
Terdapat
hipodensitas
Angiografi
Dapat
dijumpai
gambaran
penyumbatan,
penyempitan dan
vaskulitis
Dapat
dijumpai
aneurisma, AVM, massa
intrahemisfer
atau
vasospasme
PIS
Berat
Menit/jam
Hebat
Sering
PSA
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering
Non Hemoragik
Berat ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan
Tidak, kec lesi di
Biasanya tidak
Ada
batang otak
Sering kali
Tidak ada
awalnya
Hipertensi
Penurunan
Hampir selalu
Ada
kesadaran
Kaku kuduk
Hemiparesis
Jarang
Ada
Tidak ada
Sering dari awal Permulaan tidak Sering dari awal
Gangguan bicara
Likuor
ada
Bisa ada
Jarang
Bisa
terdapat Berdarah
Sering
Jernih
cerebrospinal
darah
Tabel 2. Perbedaan stroke perdarahan intraserebral, perdarahan subarachnoid dan
nonhemoragik
Diagnosis dan Penilaian Gawat Darurat pada Perdarahan Intrakranial dan
Penyebabnya
22
Vitamin K 10 mg IV diberikan pada penderita dengan peningkatan INR dan diberikan dalam
waktu yang sma dengan terapi yang lain karena efek akan timbul 6 jam kemudian. Kecepatan
pemberian <1 mg/menit untuk meminimalkan risiko anafilaksis.
FFP 2-6 unit diberikan untuk mengoreksi defisiensi factor pembekuan darah bila ditemukan
sehingga dengan cepat memperbaiki INR atau aPTT. Terapi FFP ini untuk mengganti pada
kehilangan factor koagulasi.
d. Faktor VIIa rekobinan tidak mengganti semua factor pembekuan, dan walaupun INR
menurun, pembekuan bisa jadi tidak membaik. Oleh karena itu, factor VIIa rekombinan tidak
secara rutin direkomendasikan sebagai agen tunggal untuk mengganti antikoagulan oral pada
23
Prosedur/ Operasi
a. Penanganan dan Pemantauan Tekanan Intrakranial
Pasien dengan skor GCS <8, dengan tanda klinis herniasi transtentorial,atau dengan
perdarahan intraventrikuler yang luas atau hidrosefalus, dapat dipertimbangkan untuk
penanganan dan Pemantauan tekanan intrakranial. Tekanan perfusi otak 50-70 mmHg dapat
dipertahankan tergantung pada status otoregulasi otak.
Drainase ventrikular sebagai tata laksana hidrosefalus dapat dipertimabngkan pada pasien
dengan penurunan tingakt kesadaran.
b. Perdarahan Intraventikuler
25
Evakuasi hematom
Pada sebagian besar pasien dengan perdarahan intrakranial, kegunaan tindakan operasi
masih belum pasti.
Pasien dengan perdarahan serebral yang mengalami perburukan neurologis, atau yang
terdapat kompresi batang otak, dan atau hidrosefalus akibat obstruksi ventirkel sebaiknya
menjalani operasi evakuasi bekuan darah secepatnnya. Tata laksana awal pada pasien
tersebut dengan drainase ventrikuler saja tanpa evakuasi bekuan darah tidak
direkomendasikan.
Pada pasien dengan bekuan darah di lobus > 30 ml dan terdapat di 1 cm dari permukaan,
evakuasi perdarahan intrakranial supratentorial dengan kraniotomi standar dapat
dipertimbangkan
Saat ini tidak terdapat bukti mengindikasikan pengangkatan segera dari perdarahan
intrakranial supratentorial untuk meningkatakan keluaran fungsional atau angka
kematian, kraniotomi segera dapat merugikan karena dapat meningkatkan faktor resiko
perdarahan berulang.
26
Pada perdarahan intrakranial dimana stratifikasi risiko pasien telah disusun untuk
mencegah
perdarahan
berulang
keputusan
tatalaksana
dapat
berubah
karena
pertimbangan beberapa faktor risiko, antara lain lokasi lobus dari perdarahan awal, usia
lanjut, dalam pengobatan antikoagulan, terdapat alel E2 atau E4 apolipoprotein dan
perdarahan mikro dalam jumlah besar pada MRI.
Setelah periode akut perdarahan intrakranial dan tidak ada kontra indikasi medis, tekanan
darah sebaiknya dikontrol dengan baik terutama pada pasien yang lokasi perdarahannya
tipikal dari vaskulopati hipertensif.
Setelah periode akut perdarahan intrakranial, target dari tekanan darah dapat
dipertimbangkan menjadi <140/90 mmHg atau <130/80 mmHg jika diabetes penyakit
ginjal kronik.
Dasar diagnosa
a
penunjang. Dari anamnesis didapatkan usia 60 tahun, masuk RSUD AA dengan keluhan
kelemahan pada anggota gerak kanan saat pasien beraktifitas. Penurunan kesadaran (-), kejang
(-), mual (-) dan muntah (+), nyeri kepala (+). Riwayat hipertensi (+), riwayat DM (-), trauma
kepala (-), kolesterol tinggi (-), riwayat stroke (-). Bicara pelo (-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien dengan kesadaran composmentis kooperatif
GCS: E4 M6 V5, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 70 kali per menit, pernapasan 20 kali per
menit, fungsi luhur Normal, kaku kuduk tidak ada, saraf kranial dalam batas normal, sistem
motorik hemiparese sinistra dengan kekuatan otot menurun, tonus baik, refleks fisiologis
Normal, refleks patologis negatif, fungsi kordinasi sulit dinilai, sistem otonom dalam batas
normal.
27
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan hasil laboratorium dalam batas normal. CT Scan
ditemukan gambaran lesi hiperdens dextra. Dasar diagnosis dalam membedakan jenis stroke
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Gejala atau
pemeriksaan
Gejala
mendahului
Infark otak
Beraktivitas/istirahat
Nyeri kepala
muntah
Perdarahan
intra serebral
TIA (-)
Pasien
TIA (-)
Istirahat,
tidur Sering
pada Saat
atau
segera waktu aktifitas beraktifitas
setelah bangun fisik
fisik
tidur
dan Jarang
Sangat
sering Sangat sering
dan hebat
dan hebat
Sering
Hipertensi
Sedang/
normotensi
Berat,
sedang
Rangsangan
meningen
Tidak ada
Ada
Tidak ada
kadang Hipertensi
sedang kadang
berat
Tidak ada
Ada
Foto kepala
CT-Scan kepala
Tidak
dilakukan
28
Angiografi
Dapat dijumpai
gambaran
penyumbatan,
penyempitan dan
vaskulitis
Jadi dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien didiagnosis stroke
hemoragik dengan faktor risko hipertensi.
29
b. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa DM,
hiperkolesterolemia dan berguna juga untuk penatalaksanaannya.
c. Rontgen toraks: mengetahui adanya kelainan jantung berupa pembesaran jantung.
d. Head CT scan: menegakkan diagnosis kelainan patologi stroke (hemoragik atau
infark), lokasi dan luas lesi.
e. EKG: mengetahui kelainan jantung yang merupakan faktor resiko stroke.
Anjuran
a. Hindari dan kontrol faktor resiko dengan mengatur pola makan yang sehat dan
seimbang.
b. Melakukan olah raga teratur
c. Mengikuti dengan rutin latihan fisioterapi
d. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan taat terhadap nasihat dari dokter
DAFTAR PUSTAKA
1. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD Arifin
Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
2. Baker DM. Stroke prevention in clinical practice. London : British Library. 2008.
3. Rialdi D. Profil leukosit pada penderita stroke akut di RSUD Arifin Achmad pekanbaru
periode 1 januari 31 desember 2010. Pekanbaru : Fakultas Kedokteran UR - RSUD Arifin
Achmad. Pekanbaru, 2011.
4. Barnes M. Recovery after stroke. Cambride : University Press, 2011.1-13.
5. Goetz Christopher G, William J. Cerebrovascular Diseases. In : Neurology for
the non-
Fisioterapi
pada
Stroke
Kondisi
Akut.
http://www.binhasyim.wordpress.com
9. Japardi I. Patofisologi Stroke Infark Akibat Trombo Emboli. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumutera Utara. http://www.library.usu.ac.id
30
31