Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH INSTRUMENTASI & PENGUKURAN

TEKANAN

Disusun
Oleh:
Sepdali ( 1324301032 )
Akhiruddin ( 1324301065 )
Alin Arlina ( 1324301015 )
Intan Mauliyana ( 1324301062 )
Cut Rahmawati ( 1324301078 )

Dosen Pembimbing:
Ir. Helmi, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2015

LEMBAR TUGAS

Judul Praktikum

Instrumentasi & Pengukuran Tekanan

Laboratorium

Komputasi Dan Pengendalian Proses

Jurusan/Prodi

Teknik Kimia / Teknologi Kimia Industri

Nama

Sepdali
Akhiruddin
Alin Arlina
Intan Mauliyana
Cut Rahmawati

Semester

IV

Kelompok

2A

Uraian Tugas :
1. Lakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja tekanan
2. Peralatannya barometer dan manometer U, satuannya bar, psi, dan mmHg dirubah
menjadi kg/cm2
3. Pengambilan data 10 x dan buat grafiknya
4. Pembahasan dan kesimpulan tidak boleh sama satu teman dengan yang lainnya.

Buket Rata, 4 Maret 2015


Ka. Laboratorium

Dosen Pembimbing

Ir.Syafruddin. Msi
NIP: 19650819 199802 1 001

Ir.Helmi. MT
NIP: 19620921 199303 1 001
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum

Instrumentasi & Pengukuran Tekanan

Mata Kuliah

Instrumentasi Proses

Nama

Sepdali
Akhiruddin
Alin Arlina
Intan Mauliyana
Cut Rahmawati

Kelas/Semester

2C-TKI D4/IV (Empat)

Dosen Pembimbing

Ir. Helmi, MT

NIP

19620921 199303 1 001

Ka. Laboratorium

Ir. Syafruddin, M.Si

NIP

19650819 199802 1 001

Tanggal Pengesahan :

Buket Rata,
Ka. Laboratorium

Dosen Pembimbing

Ir. Syafruddin, M.Si


NIP: 196508 199802 1 001

Ir. Helmi, MT
NIP. 19620921 199303 1 001

KATA PENGANTAR

Jika engkau tak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka dirimu akan
disibukkan dengan yang bathil.(Imam Syafiie)
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kita masih bisa
menghirup udara segar sehingga sehat walafiat seperti saat ini. Dan juga selawat beriring salam kita
persembahkan kepada penghulu alam Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
umat manusia dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti yang tengah kita
rasakan saat ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah seminar yang berjudul
Instrumentasi & Pengukuran Tekanan.
Terima kasih tak terhingga penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Helmi, M.T. Dosen yang telah
membantu penulis. Dan kepada teman-teman seperjuangan penulis yang telah memberi motivasi dan
saran dalam pembuatan Makalah ini.
Penulis sangat menyadari dalam penyampaian Makalah ini baik tulisan maupun susunan katakata masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam penyusunan Makalah, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan serta saran
dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak terkait
yang telah mendukung pembuatan Makalah ini.

Buket Rata, 20 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Tugas
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Alat dan Bahan
1.4 Prosedur Kerja
1.4.1 Kalibrasi Manometer
1.4.2 Kalibrasi Barometer
1.4.3 Linieritas Barometer dan Manometer
1.5 Keselamatan Kerja
1.6 Peralatan/instrument Pengukuran Tekanan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tekanan
2.2 Macam-macam Tekanan
2.3 Sumber Tekanan
2.4 Jenis Alat Ukur Tekanan
BAB III DATA PENGAMATAN
3.1 Tabel Pengukuran Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer
3.1.1 Tabel Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer sebelum dikonversi
3.1.2 Tabel Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer sesudah dikonversi
3.2 Grafik Pengukuran Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekanan terjadi karena adanya gaya yang bekerja terhadap suatu bidang luasan.
Karena itu tekanan dinyatakan sebagai Gaya yang bekerja pada suatu Satuan Luas.
Berbagai macam nama dan tipe alat ukur tekanan yang terdapat di industri proses dan
laboratorium, bergantung pada prinsip kerja, jenis fluida yang diukur serta kebutuhan
penggunaannya. Pada umumnya tekanan fluida yang diukur di industri proses adalah cairan
dan gas.
Dalam pengukuran tekanan, penekanan lebih sedikit pada karakteristik fluida, dan
lebih banyak pada pertimbangan akurasi, range pengukuran dan pemilihan material.
1.2 Tujuan
1. Mengenal instrument pengukuran tekanan.
2. Mampu menggunakan instrument pengukuran tekanan.
3. Mampu mengkalibrasi alat ukur tekanan.
4. Membuktikkan rumus konversi tekanan.
5. Menentukan linieritas alat ukur tekanan vs waktu.
6. Menentukan responsibilitas alat ukur tekanan.
1.3 Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Seperangakat peralatan pengukuran tekanan


Manometer pipa U
Barometer
Stopwatch
Selang
Gas
Kompresor
Isolasi
Pintul

1.4 Prosedur Kerja


1.4.1 Kalibrasi Manometer
1.
2.
3.
4.
5.

Selang dimasukkan ke dalam udara


Manometer diambil dan dihubungkan
Skala dibaca dan dicatat
Langkah 2 dan 3 diulangi 5 kali
Hitung tekanan rata-rata.

1.4.2 Kalibrasi Barometer


1.
2.
3.
4.

Selang dimasukkan ke saluran udara


Buka keran secara perlahan-lahan
Skala dibaca dan dicatat
Hitung tekanan rata-rata.

1.4.3 Linieritas Barometer dan Manometer


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Udara dialirkan pada selang


Ditutup dengan plaster pada persimpangan selang
Diletakkan barometer pada ujung selang
Skalanya dibaca
Persimpangan yang diplasterkan dengan jarum dilubangi
Dibaca skalanya
Dilubangi dengan jarum hingga 10 kali dan setiap lubang dibaca skala barometer.

1.5 Keselamatan Kerja


1. Sebelum pemasangan, percobaan atau pengoperasian peralatan, semua petunjuk
pelaksanaa yang sesuai dan aturan khusus di mengerti dan diterapkan.
2. Yakinkan bahwa peralatan telah diuji coba dan diperiksa oleh staf atau teknisi sebelum
mahasiswa diizinkan mengoperasikan alat.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan mengoperasikan alat sebelum mendapat penjelasan
dari dosen pembimbing.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan mengoperasikan alat melampaui batas maksimum
5. Selama bekerja di laboratorium, mahasiswa harus diawasi oleh dosen pembimbing.
Peralatan tidak bolehditinggalkan dalam keadaan beroperasi tanpa diawasi.
6. Untuk menghindari luka karena aliran udara yang kencang atau udara yang bertekanan
tinggi, jaga kondisi aliran udara pada kondisi operasi.
1.6 Peralatan/instrument Pengukuran Tekanan

Gambar 1.1: Peralatan Praktikum Instrumentasi Pengukuran Tekanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tekanan


Tekanan adalah pengukuran gaya yang bekerja terhadap suatu bidang luasan, karena itu
tekanan dinyatakan sebagai gaya yang bekerja pada suatu satuan luas dan dapat diukur dalam

unit seperti psi (pound per inci persegi), inci air, milimeter merkuri, pascal (Pa atau N/m) atau
bar. Sampai pengenalan unit SI, bar cukup umum digunakan. Bar setara dengan 100.000
N/m, dan merupakan satuan SI untuk pengukuran. Untuk menyederhanakan unit, N/m
diadopsi dengan nama Pascal, disingkat Tekanan Pa cukup sering diukur dalam kilopascal
(kPa), dimana 1000 pascal setara dengan 0.145 psi.
Tekanan sering dinyatakan dalam kolom fluida (umpamanya air raksa) yang dapat
dipikulnya pada suhu 20 0C pada permukaan atm standar (baku) tinggi ini adalah 760 mmHg
dan kapasitasnya adalah 13,5951 g/cm3. Tekanan (P) yang dilakukan suatu fluida per unit
Luas permukaan didefinisikan sebagai gaya normal yang dilakukan oleh fluida per unit luas
permukaan atau dapat juga dengan menggunakan persamaan berikut :

P=

Dimana :

F
A

m. g
A

A.h. .g
A

= hg

P = tekanan (N/m2)
F = Gaya (Newton)
A= Luas Permukaan (m2)
g = Gaya grafitasi (m/s2)
h = Tinggi (m)
= Densitas (kg/cm3)

2.2 Macam-Macam Tekanan


a. Absolute Pressure (tekanan absolut)
Gaya yang bekerja pada satuan luas, tekanan ini dinyatakan dan diukur terhadap
tekanan NOL.
Tekanan absolut = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer.
b. Gauge Pressure (tekanan relatif)
Tekanan yang dinyatakan dan diukur relatif terhadap tekanan atmosfer. Jadi
tekanan relatif adalah selisih antara tekanan absolute dengan tekanan atmosfer (1
atmosfer = 760 mmHg = 14.7 psia).
c. Vacum Pressure (tekanan hampa)
Tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer
d. Differential Pressure (tekanan differential)
Tekanan yang diukur terhadap tekanan yang lain.
Mayoritas pengukuran tekanan di pabrik adalah gauge. Mutlak pengukuran
cenderung digunakan di mana di bawah tekanan atmosfir. Biasanya ini adalah sekitar
vakum kondensor dan bangunan.

2.3 Sumber Tekanan


a. Tekanan Statis
Tekanan statis adalah hasil dari berat semua molekul udara diatas titik jenuh.
Dalam keadaan atmosfer tidak tertentu, tekanan statis diberikan sama ke segala arah.
Tekanan statis tidak melibatkan gerakan relatif udara.

(Sumber: arniiren.blogspot.nl/2010/10/bab-ii-pengukuran-tekanan.html?
m=1)
b. Tekanan Dinamis
Tekanan dinamis adalah selisih antara tekanan stagnasi (tidak bergerak) dan
tekanan statis, tekanan dinamis terjadi jika sebuah material bergerak melalui udara, atau
udara mengalir melalui material tersebut. Tekanan dinamis bergantung pada dua faktor,
yaitu kecepatan material relatif terhadap arus (semakin kuat angin bertiup, maka
tekanan dinamis makin kuat) dan kerapatan udara.

(Sumber: arniiren.blogspot.nl/2010/10/bab-ii-pengukuran-tekanan.html?
m=1)

(Sumber: arniiren.blogspot.nl/2010/10/bab-ii-pengukuran-tekanan.html?
m=1)
c. Tekanan Total
Tekanan total adalah jumlah dari tekanan statis dan tekanan dinamis. Tekanan
total juga dikenal sebagai dampak tekanan, tekanan pitot atau bahkan tekanan ram.

(Sumber: arniiren.blogspot.nl/2010/10/bab-ii-pengukuran-tekanan.html?
m=1)
Diatmosfer tekanan statis selalu diberikan, tetapi untuk tekanan dinamis akan
diberikan jika ada gerakan relatif terhadap udara.
2.4 Jenis Alat Ukur Tekanan
1. Manometer
Manometer adalah alat ukur tekanan udara dalam ruang tertutup, dan
manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat
sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada
beberapa daerah pengukuran.
Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran
tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfir).
Fungsi manometer

Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit


energi untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan.
Jenis

manometer

tertua

adalah

manometer

kolom

cairan.

Versi

manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang

di isi

cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau air raksa) dimana
pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan (yang
mungkin terjadi karena atmosfir) diterapkan pada tabung yang lainnya.
Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Bentuk paling sederhana dari manometer adalah sebuah tabung
berbentuk U yang di isi dengan

cairan. Tekanan yang akan diukur

diterapkan ke ujung terbuka tabung. Jika ada perbedaan tekanan, maka


ketinggian cairan pada dua sisi tabung akan berbeda.
Pipa U
Pipa U terdiri dari air atau raksa yang dalam pipa berbentuk U.
Salah satu ujung dihubungkan dengan tekanan yang ingin

diukur

dan ujung yang lain dihubungkan dengan tekanan referensi (biasanya


tekanan atmosferik). Jika fluida C atmosferik,

fluida B cairan dalam

pipa U (air atau merkuri), dan fluida A adalah gas dengan asumsi rB
rA dan rB rC.

Gambar 2.5: Manometer Pipa U


(Sumber: BPST,: 68, 2007)
Keuntungan dan kekurangan
Biaya murah.
Sederhana dan cukup baik.

Respon lambat dan terjadi osilasi/getaran.


Akurasi pengukuran tergantung pada presisi tinggi cairan pada
pipa U.
Tidak dapat digunakan untuk tekanan vakum.
Cairan dalam pipa U TIDAK BOLEH ada interaksi dengan fluida
yang diukur.
Kontaminasi merkuri dan uap air dapat terjadi, terutama pada
pengukuran tekanan rendah

Gambar 2.6: Manometer


(Sumber: BPST,: 69, 2007)

Gambar 2.7: Ilustrasi Skema Manometer Kolom Cairan


(Sumber: Chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-danpengukuran/manometer.html)
Prinsip Kerja Manometer
Gambar a. Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U
yang diisi cairan setengahnya, dengan kedua ujung tabung terbuka
berisi cairan sama tinggi.

Gambar b. Bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki
tabung, cairan ditekan kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik
pada sisi tabung yang lainnya. Perbedaan pada ketinggian, h,
merupakan penjumlahan hasil pembacaan diatas dan dibawah angka
nol yang menunjukkan adanya tekanan.
Gambar c. Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki
tabung, cairan akan meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan
turun pada sisi lainnya. Perbedaan ketinggian h merupakan hasil
penjumlahan pembacaan diatas dan dibawah nol yang menunjukkan
jumlah tekanan vakum.
2. Barometer
Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara luar (tekanan
atmosfer). Barometer sederhana adalah barometer raksa atau barometer
Torricelli.

Pengukur

tekanan

dengan

barometer

ini

dengan

cara

menghitung tinggi permukaan raksa pada bejana (bentuk lurus) atau


selisih tinggi permukaan raksa pada bejana barometer Torricelli ditemukan
oleh ilmuwan fisika berkebangsaan Italia, bernama Evangelista Torricelli
(16081647) mula-mula tabung kaca yang panjangnya 1 meter diisi raksa,
kemudian tabung kaca diubalik dan dipasang pada statif. Ternyata,
sebagian raksa turun ke bejana dan pada bagian atas tabung terdapat ruang
hampa yang disebut ruang hampa

Torricelli. Tinggi raksa dalam tabung

adalah 76cm. Tekanan air raksa setinggi 76 cm inilah yang dimaksudkan


tekanan 1 atmosfer.

Gambar 2.8: Macam-macam Barometer


(Sumber: BPST,: 72, 2007)
a. Barometer Air
Konsep bahwa penurunan tekanan atmosfer memprediksi badai itu
dipostulatkan oleh Lucien Vidie : merupakan dasar untuk perangkat

prediksi cuaca yang disebut "badai kaca" atau Goethe barometer


(setelah nama penulis yang dipopulerkan di Jerman). Barometer air terdiri
dari wadah kaca y a n g d i i s i setengah penuh dengan air, di mana akan
terbuka untuk p e n g u k u r a n d i atmosfer. Ketika tekanan udara lebih
rendah, tingkat air di cerat akan naik keatas permukaan, ketika tekanan
udara lebih tinggi, tingkat air dicerat akan turun kebawah permukaan.
b. Barometer Mercuri
Sebuah barometer raksa memiliki tabung gelas minimal 84 cm
tingginya, tertutup pada salah satu ujungnya, dengan reservoir merkuridiisi

terbuka

dipangkalan.

Berat

merkuri

menciptakan

kekosongan

dibagian atas tabung. Raksa di dalam tabung menyesuaikan sampai berat


kolom merkuri saldo gaya atmosfer diberikan pada reservoir. Atmosfer
bertekanan tinggi tempat lebih gaya reservoir, memaksa merkuri lebih
tinggi dalam kolom. Merkuri
turun ke tingkat yang lebih

tekanan rendah memungkinkan untuk


rendah dalam kolom dengan menurunkan

gaya ditempatkan pada reservoir. Karena suhu yang lebih tinggi pada
alat tersebut akan mengurangi kepadatan merkuri, skala untuk membaca
ketinggian

air

raksa

disesuaikan

untuk mengkompensasi efek

ini.

Torricelli mencatat bahwa ketinggian air raksa dalam barometer berubah


sedikit setiap hari dan menyimpulkan bahwa ini adalah akibat tekanan
perubahan di atmosfer.

Gambar 2.9: Old Aneroid Barometer


(Sumber: findy246.blogspot.nl/2013/12/laporan-akhir-agroklimat.html?m=1)
Sebuah barometer aneroid, diciptakan oleh insinyur abad ke-19
Perancis dan penemu Lucien Vidie, menggunakan logam, kotak fleksibel

kecil yang disebut sel aneroid. Kapsul aneroid (sel)

yang terbuat

dari

paduan dari berilium dan tembaga.


c. Barographs
Pencatat tekanan udara, yang mencatat grafik beberapa tekanan atmosfer,
menggunakan mekanisme barometer aneroid untuk memindahkan pena diatas kertas, baik
yang terpasang pada drum dipindahkan oleh jarum jam.

Gambar 2.10: Barographs


(Sumber: findy246.blogspot.nl/2013/12/laporan-akhir-agroklimat.html?m=1)
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Tabel Pengukuran Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer
Tabel 3.1.1 Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer sebelum dikonversi
No.
Percobaan

Manometer pipa U

Barometer
bar

psi

(mmHg)
kg/cm

1.
0,00
0,0
0,05
5
2.
0,05
0,2
0,08
8
3.
0,07
0,5
0,10
9
4.
0,10
1,0
0,12
14
5.
0,42
6,0
0,45
36
6.
0,53
7,9
0,58
39
7.
0,52
8,0
0,62
42
8.
0,52
8,0
0,60
38
9.
0,50
8,2
0,70
32
10.
0,80
10,0
0,80
40
Tabel 3.1.2 Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer sesudah dikonversi

No.
Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Manometer pipa U

Barometer

(Kg/cm)

kg/cm

kg/cm

kg/cm

0,000
0,051
0,070
0,102
0,428
0,540
0,530
0,530
0,511
0,816

0,0000
0,0141
0,0351
0,0703
0,4218
0,5554
0,5624
0,5624
0,5765
0,7033

0,05
0,08
0,10
0,12
0,45
0,58
0,62
0,60
0,70
0,80

0,0067975
0,0108760
0,0122355
0,0190330
0,0489420
0,0530200
0,0570990
0,0516610
0,0435040
0,0543800

3.2 Grafik Pengukuran Tekanan Pada Alat Ukur Barometer dan Manometer

Percobaan
45
40
35

Bar

30

psi

25

Kg/cm

Tekanan 20

mmHg

15
10
5
0
1

10

Gambar 3.1: Grafik Satuan Tekanan Sebelum Dikonversi

Percobaan
0.9
0.8
Bar Kg/cm

0.7Psi Kg/cm

Kg/cm

mmHg Kg/cm

0.6
0.5

Tekanan (kg/cm) 0.4


0.3
0.2
0.1
0
1

10

Gambar 3.2: Grafik Satuan Tekanan Setelah Dikonversi

bar
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Tekanan 0.4
0.3
0.2
0.1
0

f(x) = 0.09x - 0.12


R = 0.88
kg/cm
Linear (kg/cm)

10

12

Percobaan

Gambar 3.3: Grafik Linearitas satuan bar setelah dikonversikan ke kg/cm 2

psi
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
Tekanan
0.3
0.2
0.1
0

f(x) = 0.09x - 0.13


R = 0.88
kg/cm
Linear (kg/cm)

10

12

Percobaan

Gambar 3.4: Grafik Linearitas satuan psi setelah dikonversikan ke kg/cm 2

kg/cm
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Tekanan 0.4
0.3
0.2
0.1
0

f(x) = 0.09x - 0.1


R = 0.92
kg/cm
Linear (kg/cm)

10

12

Percobaan

Gambar 3.5: Grafik Linearitas satuan kg/cm2

mmHg
0.06

f(x) = 0.01x + 0
R = 0.74

0.05
0.04
Tekanan

kg/cm
Linear (kg/cm)

0.03
0.02
0.01
0
0

10

12

Percobaan

Gambar 3.6: Grafik Linearitas satuan mmHg setelah dikonversikan ke kg/cm2

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum instrumentasi tekanan ini, kami akan mengukur tekanan yang berasal
dari saluran udara yang dialirkan melalui selang. Alat ukur tekanan yang kami gunakan
berupa manometer U dengan satuan mmHg dan barometer ( bar, psi, dan kg/cm2).
Kemudian pada persimpangan selang diberikan isolasi, lalu persimpangan selang yang
diberikan isolasi ditusuk dengan jarum sekali dan dimasukkan kedalam alat ukur tekanan.
Pertama kali dimasukkan ke dalam alat manometer U, kemudian barometer. Setelah
pengukuran pertama, pada persimpangan selang ditusuk kembali dengan jarum sampai
tusukannya berjumlah 10 lubang, dan pada tiap tusukan diukur tekanannya pada instrument

manometer dan barometer. Pemberian lubang dimaksudkan agar terjadinya perbedaan


tekanan udara.
Data yang diperoleh dibalik urutannya dari tusukan yang terakhir ke tusukan yang
pertama. Data yang tidak berurutan bisa saja terjadi karena kesalahan praktikan, hal ini
disebabkan karena sewaktu penusukan dilakukan, lubang yang terbentuk terlalu besar/lebar
atau bisa juga karena lubangnya terlalu berdekatan sehingga lubang yang terbentuk semakin
besar.
Dari gambar grafik yang pertama (Gambar 3.1: Grafik satuan tekanan sebelum
dikonversi) terlihat jelas bahwa pengukuran dengan menggunakan alat ukur barometer (bar,
psi, dan kg/cm2) menunjukkan hasil yang berdekatan ditiap pengukurannya, sedangkan
pengukuran yang dilakukan dengan alat manometer pipa U menunjukkan hasil yang
berjauhan (mmHg). Pada gambar grafik yang ke-dua (Gambar 3.2: Grafik satuan tekanan
setelah dikonversi) juga menunjukkan hasil yang sama pula, hanya saja pengukuran dengan
alat barometer (setelah dikonversikan ke kg/cm2) menjadi lebih besar hasilnya dibandingkan
pengukuran dengan alat ukur manometer pipa U (setelah dikonversikan ke kg/cm2).
Dari hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa hasil pengukuran dengan
menggunakan peralatan/instrument yang sama (barometer) akan memberikan hasil yang
hampir setara/berdekatan.
Setelah itu di lihat linearitas dari masing-masing alau ukur tekanan yaitu barometer dan
manometer pada satuan yang telah dikonversikan, sehingga hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pengukuran dengan alat ukur barometer (kg/cm2) linearitasnya lebih
baik dari pada linearitas dengan alat ukur manometer pipa U.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tinggi rendahnya tekanan yang terukur disebabkan oleh banyaknya lubang tusukan
pada persimpangan selang udara yang di isolasi.
2. Semakin sedikit tusukan pada selang udara, maka semakin besar tekanan yang akan
diberikan baik pada barometer maupun manometer, dan sebaliknya.
3. Tekanan berbanding lurus dengan perubahan waktu percobaan, dimana semakin lama
waktu pengukuran maka semakin besar tekanan yang terukur baik di barometer
maupun manometer.
4. Pengukuran dengan menggunakan alat yang sama (barometer) akan memberikan hasil
yang mendekati.
5. Sebelum satuannya dikonversi, hasil yang diperoleh dengan instrument manometer U
nilainya lebih besar dibandingkan pengukuran dengan instrument barometer.

6. Setelah satuannya dikonversi (kg/cm2), hasil yang diperoleh dengan instrument


barometer nilainya lebih besar dibandingkan pengukuran dengan instrument
manometer U.
7. Linearitas yang paling baik adalah pengukuran dengan alat ukur barometer dengan
satuan kg/cm2 memberikan nilai R2 0,916 dan linearitas yang paling buruk adalah
pengukuran dengan manometer pipa U dengan nilai R2 0,738.
5.2 Saran
1. Ketika proses pengukuran dilakukan, alangkah baiknya jika dilakukan dengan cepat,
hal ini dimaksudkan agar tekanan udara yang terukur tidak berubah-ubah.
2. Baca skala yang terbaca pada alat pengukuran tekanan dengan teliti.

DAFTAR PUSTAKA
BPST, 2007. Dasar-dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol. Direktorat Pengolahan
Angkatan XVII, Balongan.
Holman, J.P Metode pengukuran teknik. Edisi Keempat, E. Jasjfi. Erlangga. Jakarta:1994
http://www.arniiren.blogspot.nl/2010/10/bab-ii-pengukuran-tekanan.html?m=1 diakses
pada 8 Maret 2015
http://www.Chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan
pengukuran/manometer.html di akses pada 8 Maret 2015
http://www.findy246.blogspot.nl/2013/12/laporan-akhir-agroklimat.html?m=1 di akses
pada 8 Maret 2015
Makalah Instrumentasi Tekanan, http://www.scribd.com di akses pada 8 Maret 2015

Lampiran

Barometer
bar dikonversikan ke kg/cm2
14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.051 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.070 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.102 kg/cm2

1 x
0,05 bar =

1 x
0,07 bar =

1 x
0,10 bar =

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.428 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.540 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.530 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.530 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.511 kg/cm2

14.7 psi
1 atm
0.9869 atm

0.0731kg /cm2
1 psi

= 0.816 kg/cm2

1 x
0,42 bar =

1 x
0,53 bar =

1 x
0,52 bar =

1 x
0,52 bar =

1 x
0,50 bar =

1 x
0,80 bar =

psi dikonversikan ke kg/cm2


0.07031kg /cm 2
1 psi
0,2 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,0141 kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi
0,5 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,0351 kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi

1,0 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,0703 kg/cm2

1 x

1 x

1 x

0.07031kg /cm 2
1 psi

6,0 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,4218 kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi
7.9 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,5554kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi

14.50 psi

8,0 psi = 0.0690


x

1 psi

= 0,5624 kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi

8,0 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,5624 kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi
8.2 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,5765 kg/cm2

0.07031kg /cm 2
1 psi
10 psi = 0.0690 x 14.50 psi

1 psi

= 0,7033 kg/cm2

1 x

1 x

1 x

1 x

1 x

1 x

Manometer pipa U
mmHg dikonversikan ke kg/cm2
1 =0,0067975

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
5 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg

1 =0,0108760

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1
psi
8 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,0122355

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
9 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,019033

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
14 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,048942

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
36 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,005302

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1
psi
39 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,057099

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
42 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,051661

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
38 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg
1 =0,043045

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1 psi
32 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg

1 =0,054380

1.0197 kg/cm 2
0.0690 x

1
psi
40 mmHg =
kg/cm2
14.7 psi
x
760mmHg

Anda mungkin juga menyukai