PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu pernah mengalami dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan
yang paling umum orang mencari perawatn kesehatan walaupun merupakan salah satu
dari gejala yang paling sering di bidang medis,nyeri merupakan salah satu yang paling di
pahami. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita atau mencari
upaya menghilangkan nyeri. Nyeri bersifat subyektif, tidak ada 2 individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan
respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber
penyebab frustasi, baik klien maupun tenaga kesehatan.
Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori
subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang di rasakan dalam kejadiankejadian di mana terjadi kerusakan ( IASP,1979 ). Nyeri dapat merupakan faktor utama
yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
Jelaskan jenis-jenis nyeri yang dialami pasien tersebut!
Termasuk derajat nyeri apa pada kasus di atas?
Bagaimana uraian pengkajian nyeri PQRST pada kasus di atas?
Bagaimana tindakan nonfarmakoterapi yang dapat diberikan pada kasus di atas?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis nyeri yang dialami pasien tersebut
Untuk mengetahui derajat nyeri apa pada kasus
Untuk mengetahui uraian pengkajian nyeri PQRST pada kasus
Untuk mengetahui tindakan nonfarmakoterapi yang dapat diberikan pada kasus
Masalah Nyeri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri:
Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut
pernah mengalaminya.
Wolf Weifsel Feurst (1972), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan.
Arthur C Curtn (1983) Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme
prduksi bagi tubuh , timbul ketika jaringan sedang ditusuk, dan menyebaban
individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
Srumum Mengartikan nyeri sebagai suatu keadan yang tidak menyenangkan
akibatnya terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke
otak dan diikuti leh reaksi fisik, fisilgis, dan emosinal.
International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
2.2 Klasifikasi Nyeri
1. Berdasarkan waktu
a. Nyeri akut
Nyeri yang biasanya berhubungan dengan kejadian atau kondisi yang dapat
dideteksi dengan mudah. Nyeri akut merupakan suatu gejala biologis yang
merespon stimuli nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena terjadinya kerusakan
jaringan tubuh akibat penyakit atau trauma. Nyeri ini biasanya berlangsung
sementara, kemudian akan mereda bila terjadi penurunan intensitas stimulus pada
Masalah Nyeri
nosiseptor dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Contoh nyeri akut ialah
nyeri akibat kecelakaan atau nyeri pasca bedah.
b. Nyeri kronik
Nyeri yang dapat berhubungan ataupun tidak dengan fenomena patofisiologik
yang dapat diidentifikasi dengan mudah, berlangsung dalam periode yang lama
dan merupakan proses dari suatu penyakit. Nyeri kronik berhubungan dengan
kelainan patologis yang telah berlangsung terus menerus atau menetap setelah
terjadi penyembuhan penyakit atau trauma dan biasanya tidak terlokalisir dengan
jelas.
2. Berdasarkan sumbernya
a. Cutaneus/ superficial, yaitu nyeri yang mengenai kulit atau jaringan
subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar).
Contoh: Terkena ujung pisau atau tergunting
b. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada
cutaneus.
Contoh: Sprain sendi
c. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga
abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot,
ischemia, regangan jaringan.
3. Berdasarkan Mekanisme Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
a. Nyeri fisiologis
Terjadinya nyeri oleh karena stimulasi singkat yang tidak merusak jaringan,
misalnya pukulan ringan akan menimbulkan nyeri yang ringan. Ciri khas nyeri
sederhana adalah terdapatnya korelasi positif antara kuatnya stimuli dan persepsi
nyeri, seperti semakin kuat stimuli maka semakin berat nyeri yang dialami.
b. Nyeri inflamasi
Terjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat sehingga merusak
jaringan. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan menyebabkan fungsi
berbagai komponen nosiseptif berubah. Jaringan yang mengalami inflamasi
mengeluarkan berbagai mediator inflamasi, seperti: bradikinin, leukotrin,
prostaglandin, purin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi
nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung. Aktivasi nosiseptor
menyebabkan nyeri, sedangkan sensitisasi nosiseptor menyebabkan hiperalgesia.
Meskipun nyeri merupakan salah satu gejala utama dari proses inflamasi, tetapi
sebagian besar pasien tidak mengeluhkan nyeri terus menerus. Kebanyakan pasien
Masalah Nyeri
mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang berlesi mendapat stimuli,
misalnya: sakit gigi semakin berat bila terkena air es atau saat makan, sendi yang
sakit semakin hebat bila digerakkan.
c. Nyeri neuropatik
Adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer ataupun lesi
pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan toksin atau
gangguan metabolik. Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada Serabut
Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal
dipertahankan
secara
aktif
oleh
keseimbangan
antara
neuron
dengan
Masalah Nyeri
Keterangan :
0
:Tidak nyeri
1-3
4-6
7-9
: Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10
: Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul
Masalah Nyeri
3 = Nyeri dihubungkan dengan respon suara, tangan atau lengan tangan, wajah merintih atau
menangis
Keempat poin ini secara luas digunakan oleh klinisi untuk menentukan tingkat
kebenaran dan keandalan. Untuk pasien yang memiliki gangguan kognitif, skala nyeri verbal
ini sulit digunakan.
Visual Analogue Scale
Cara lain untuk menilai intensitas nyeri yaitu dengan menggunakan Visual Analog
Scale (VAS). Skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasaya 10 cm (atau 100 mm),
dengan penggambaran verbal pada masing-masing ujungnya, seperti angka 0 (tanpa nyeri)
sampai angka 10 (nyeri terberat). Nilai VAS 0 - <4 = nyeri ringan, 4 - <7 = nyeri sedang dan
7-10 = nyeri berat
Masalah Nyeri
gate
control
nyeri
bertujuan
menstimulasi
serabut
serabut
Masalah Nyeri
bahkan
meningkatkan
toleransi
terhadap
nyeri.
Namun
ada
satu
kerugian.apabila upaya distruksi itu berhasil tenaga kesehatan atau keluarga dapat
menanyakan tingkat nyeri yang dirasakan. Distraksi dapat bekerja memberi
pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri
Masalah Nyeri
Masalah Nyeri
Masalah Nyeri
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
Trigger Case 3:
Nn.C usia 18 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati. Nyeri dirasakan seperti teriris dan
terasa panas. Nilai nyeri yang diberikan pasien adalah 5. Pasien mengeluh nyeri sejak 3 jam
dan terasa terus menerus. Kulit pada area abdomen pasien terlihat tegang.
3.1 Kata Kunci:
1. Ny.C mengeluh nyeri pada ulu hati.
2. Ny.C merasa nyeri seperti teriris dan terasa panas dengan skala 5
3. Kulit abdomen terlihat tegang.
4. Ny.C mengeluh nyeri sejak 3 jam dan secara terus menerus
3.2 Pembahasan Kasus:
1. Jenis nyeri pada kasus diatas:
Pada kasus Ny. C nyeri yang dialami dapat diklasifikasikan sebagai nyeri kronis karena
berlansung secara perlahan dan terus menerus,nyeri berhubungan dengan fenomena
patofisilogi dan merupakan proses dari suatu penyakit. Nyeri ini menyebabkan masalah yang
berat bagi pasien seperti terjadinya ketegangan otot pada abdomen. Berdasarkan sumbernya
merupakan nyeri Viseral karena nyeri tersebut dipicu oleh kerusakan pada bagiuan dalam
tubuh yaitu ulu hati( pada perut atas bagian tengah, kurang lebih seperti segitiga dengan
tulang rusuk sebagai atap segitiganya).
2. Derajat Nyeri pada kasus diatas:
Pada kasus Ny.C
mendeskripsikan nyeri seperti teriris dan terasa panas. Pasienjuga dapat menunjukan
lokasi nyeri yaitu pada ulu hati.
3. Pengkajian nyeri PQRST
P: Apa yang menyebakan nyeri?
Pada kasus Ny.C belum diketahui secara pasti penyebab nyeri pada ulu hati
Q: Jelaskan bagaimana rasa nyeri, apakah tajam, tumpul? Seperti terbakar? Ngilu/lini?
Konstan? Hilang-muncul?
Masalah Nyeri
11
Pada kasus Ny.C merasakan nyeri seperti teriris dan terasa panas. Ny.C mengeluh
nyeri secara terus menerus
R: Dimana lokasi keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar
ke daerah lain?
Pada kasus Ny.C niai nyeri pada skala 5 yaitu termasuk ke dalam nyeri sedang karena
pasien dapat mendeskripsikan nyeri seperti merasa teriris dan terasa panas
T: kapan mulai merasakan nyeri? Apakan konstan atau kadang kadang? tiba tiba atau
bertahap?
Pada kasus Ny.C mengeluh nyeri sejak 3 jam dan terasa terus menerus
4. Tindakan Nonfarmakoterapi
Tindakan nonfarmakoterapi yang dapat diberikan pada kasus Ny.C yaitu terapi
relaksasi dan distraksi. Relaksasi karena metode ini efektif untuk mrngurangi rasa
nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronik, relaks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot dan rasa jenuh.
Pnggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk
pengalihan atau menjauhi perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya
rasa sakit (nyeri). Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu agar
seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada
pada situasi yang lebih menyenangkan. Contohnya seperti mendengarkan music.
Masalah Nyeri
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada kasus diatas dapat disimpulkan kasus Ny.C termasuk klasfikasi nyeri
kronis,karena
dengan fenomena patofisilogi dan merupakan proses dari suatu penyakit. Ny. C nilai
nyeri termasuk ke skala 5 karena pasien dapat mendeskripsikan nyeri seperti teriris
dan terasa panas. Tindakan nonfarmakoterapi yang dapat diberikan pada kasus Ny.C
yaitu terapi relaksasi dan distraksi. Relaksasi karena metode ini efektif untuk
mrngurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronik, relaks sempurna yang
dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa jenuh.
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Masalah Nyeri
13
DAFTAR PUSTAKA
PotterPerry.2005.Edisi ke 4 Fundamental Keperwatan,Jakarta:EGC
Alimu,Aziz.2006.Kebutuhan dasar Manusia.Jakarta: Salemba Medika
Masalah Nyeri
14