I.
RESPON ADAPTIF
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan pengalaman
Perilaku sesuai
Berhubungan sosial
RESPON MALADAPTIF
Distorsi pikiran
Ilusi
Reaksi emosi berlebihan
atau kurang
Perilaku yang tidak biasa
Menarik diri
Gangguan pikiran
Halusinasi
Kesukaran proses
emosi
Perilaku disorganisasi
Isolasi sosial
( Stuart dan Laraia, 1998)
3. Penyebab
1.
Faktor Predisposisi.
a.
Biologis.
b. Psikologis.
Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat mis : tidak ada
kasih sayang, diwarnai kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial budaya.
2. Faktor Presipitasi.
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif.
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan finansial
keluarga.
Fase-fase dalam halusinasi.
1.
2.
Klien tidak ingin orang lain tahu dan dia tetap dapat mengontrol.
3.
mengontrol klien.
4.
Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
4. Respon klien
Macam-macam halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran
2. Halusinasi Penglihatan
3. Halusinasi Penciuman
4. Halusinasi Pengecapan
5. Halusinasi Perabaan
4. Tanda dan gejala
Merusak / menyerang.
Suka menyendiri
Bermusuhan.
5. Akibat
A. POHON MASALAH
Akibat -------------------------
Penyebab ----------------------
DO
: - Klien gelisah.
- Klien marah-marah ingin memukul
- Bermusuhan, merusak / menyerang.
2.
DO
3.
DO
b. d.
menarik diri.
RENCANA KEPERAWATAN
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
3.2 Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian.
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan saya tidak mau dengar kamu ( pada saat halusinasi
terjadi)
b. Temui orang lain (perawat / teman / anggota keluarga) untuk
bercakap cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar.
c. Membuat jadual kegiatan sehari hari.
d. Meminta keluarga / teman / perawat menyapa klien jika tampak
bicara sendiri
3.4 Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara
bertahap.
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih.. Evaluasi
hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
3.6 Anjurkan klien mengikuti terapi aktifitas kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi.
4.
halusinasi
4.2 Diskusikan
kunjungan rumah)
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
dirumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama.
d. Beri informasi waktu fallow up atau kapan perlu mendapat
bantuan halisinasi tidak terkontrol dan resiko mencederai orang
lain.
5.
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
( Rawlins, 1993 )
2. Rentang Respons
RENTANG RESPONS SOSIAL
RESPONS ADAPTIF
RESPONS MALADAPTIF
Menyendiri ( solitude )
Merasa sendiri
Manipulasi
Otonomi
(loneliness)
Impulsif
Bekerjasama (mutualisme)
Menarik diri
Saling tergantung
Tergantung ( dependen )
(interdependen)
3. Penyebab
Faktor predisposisi ( pendukung )
1). Faktor perkembangan.
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman
selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang memiliki
tugas yang harus dilalui oleh individu dengan sukses, karena apabila tugas
perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan maenghambat masa
perkembangan selanjutnya. Kurang / tidak adanya sentuhan kasih sayang,
perhatian, kehangatan dari keluarga akan mengakibatkan rasa tidak aman
sehingga individu menyendiri, kemampuan berhubungan tidak kuat yang
berakhir dengan menarik diri. Tiap gangguan dalam pencapaian tugas
perkembangan akan menyebabkan seseorang mempunyai masalah respon
sosial maladaptif diantaranya menarik diri. Beberapa orang percaya bahwa
individu yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan dirinya dari orang tua ( Stuart & Sundeen, 1995 ).
2). Faktor biologis.
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pendudung gangguan jiwa.
Berdasarkan penelitian, pada kembar monozigot apabila salah satu
diantaranya menderita skizofrenia adalah 58 %, sedangkan bagi kembar
dwizogot prosentasenya adalag 8 %. Kelainan pada struktur otak, seperti
atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta
perubahan struktur limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3). Faktor sosial-budaya.
Faktor sosial-budaya dapat menjadi faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain di mana masingmasing individu sibuk memperjuangkan hidup sehingga tidak ada waktu
bersosialisai dengan masyarakat sekitar, misalnya juga anggota keluarga
yang tidak produktif diasingkan dari orang lain, kemiskinan, karena PHK
dimana secara ekonomi kurang bisa menghidupi keluarga. Situsai ini
semua bisa mendukung individu berperilaku menarik diri.
kecemasan
yang
berat
akan
menyebabkan
menurunnya
Akibat ------------------------
Penyebab --------------------
: ..
DO
DO
DO
b.d.
menarik diri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
b.d.
menarik diri
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
b.
c.
2.
d.
e.
f.
g.
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaannya
3.
4.
Klien - Perawat
6.
Sampaikan tujuan
Buat kontrak.
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
Aktualisasi
diri
Respons
Maladaptif
Konsep diri
positif
Harga diri
rendah
Kerancuan
identitas
Depersonalisasi
3. Penyebab
1). Pada masa kecil sering disalahkan / jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.
2). Pada masa remaja keberadaannya kurang dihargai. Tidak diberi kesempatan
untuk berhasil dan tidak diterima di lingkungan keluarga atau teman
sebaya.
3). Sering gagal baik di sekolah, pekerjaan ataupun pergaulan.
4). Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan
Harga diri rendah dapat terjadi secara :
1). Situasional
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh tidak seasuai harapan
karena penyakit yang dialami
2). Kronik
Misalnya : minder, merasa tidak mampu, tidak bisa apa-apa, tidak tahu
apa-apa, merasa dirinya bodoh
4). Gangguan hubungan sosial
Misalnya : menarik diri, tidak mau bertemu dengan orang lain, suka
menyendiri, sulit dan tidak mau bergaul
5). Percaya diri kurang
Misalnya : klien sukar mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi
5. Akibat
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Risiko perilaku kekerasan
III. A. POHON MASALAH
Akibat -------------------------
Penyebab ----------------------
B.
DO
: - Sulit bergaul
- Menarik diri dari pergaulan
- Tidak mau bertemu dengan orang lain
DO
: -
DO
: -
Mengungkapkan keputusasaan
Mengungkapkan ketakutan
RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1. Isolasi sosial : menarik diri
1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
perilaku yang dapat meambahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupun
orang lain ( Townsend, 1998 )
Marah merupakan perasan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman
( Stuart dan Sundeen, 1995 )
Kegagalan yang menimbulkan frustrasi dapat menimbulkan respons pasif dan
melarikan diri atau respons melawan dan menantang. Respons ini merupakan
respons maladaptif yaitu :
1) Agresif :
2) Kekerasan :
pada tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai / merusak
seacara serius.
2. Rentang Respon
RENTANG RESPONS MARAH
Respons
Adaptif
Asertif
Respons
Maladaptif
Frustrasi
Pasif
Agresif
Kekerasan
3. Penyebab
1).
Faktor Predisposisi
a. Psikologis
Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu
c. Sosial budaya
d. Bioneurologis
lobus
frontal,
neurotransmiter
lobus
turut
temporal
berperan
dan
dalam
ketidakseimbangan
terjadinya
peilaku
kekerasan
2).
Faktor Presipitasi
a. Dapat bersumber dari klien, limgkungan atau interaksi dengan orang
lain
b. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik)
c. Keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri kurang
d. Situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai
e. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu
perilaku kekerasan
Tidak adequat
Rasa terganggu
Marah (dendam)
Jengkel
Merusak / memukul
2. Fisik
Muka merah
Tangan mengepal
Nafas pendek
Berkeringat
Sakit fisik
3. Intelektual
Berdebat, rewel
Mempertahankan pendapat
Memaksakan kehendak
4. Spiritual
Merasa kuasa
Keraguan
Tidak bermoral
5. Sosial
Menarik diri
Pengasingan
Penolakan
Kekerasan
Ejekan
5. Akibat
Akibat -------------------------
Perilaku kekerasan
Penyebab ----------------------
B.
DO :
- Mengancam
- Memukul
- Marah-marah
- Merusak
b. Perilaku kekerasan
DS :
DO :
- Marah-marah
- Pandangan mata tajam
- Muka merah
- Bicara keras
- Berdebat
- Memaksakan kehendak
DO:
- Menarik diri
- Kurang percaya diri
- Keraguan
- Merasa diasingkan
- Ada penolakan
V.
RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1. Mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan b.d. perilaku kekerasan
a.
Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus.
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1. Bina hubungan saling percaya.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.3 Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang klien dilakukan
masalahnya selesai.
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
5.1 Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan klien.
5.2 Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan klien.
5.3 Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat.
10.3 Jika tidak bisa diatasi lakukan pembatasan gerak / pengekangan (lihat
pedoman pengekangan pada klien)
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
Sisip pikir adalah keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain
yang disisipkan di dalam pikirannya secara berlebih dan diucapkan
secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai kenyatan
apa
yang
ia
pikirkan
walaupun
ia
tidak
2. Rentang Respon
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK
RESPON ADAPTIF
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
harmonis
RESPON MALADAPTIF
3. Penyebab
a. Faktor predisposisi
Faktor biologis
Faktor psikologis
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu atau teman yang
bersifat dingin cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu melindungi
Pola asuh masa kanak-kanak tidak adequat misalnya tidak ada kasih
sayang, diwarnai kekerasan, ada kekeosongan emosi
Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua,
aniaya dan kekerasan rumah tangga)
Kemiskinan
b. Faktor presipitasi
Mudah tersinggung
Mudah curiga
Sukar berkonsentrasi
Pemalu
Aktivitas meningkat
Bicara berbelit-belit
Apatis
Menolak makan
Cemburu berlebihan
Curiga atau klien yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya
mempunyai arti khusus bagi dirinya
5. Akibat
A. POHON MASALAH
Akibat -------------------------
Penyebab ----------------------
DO :
2.
3.
Curiga
Bicara berbelit-belit
Mudah tersinggung
Tidak kooperatif
b.d.
waham
V.
RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1.
b.d.
waham
2.2
Diskusikan
dengan
klien
kemampuan
yang
dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis. (hati-hati terlibat
diskusi dengan waham)
2.3
2.4
Gejala waham.
Cara merawatnya.
Lingkungan keluarga.
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
terlalu
melindungai
dan
memanjakan
klien
sehingga
Badan berbau
Pakaian kotor
2) Psikologis
Isolasi sosial
3) Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
4. Akibat
A. POHON MASALAH
Akibat -------------------------
Penyebab ----------------------
Intoleransi aktivitas
2.
Rambut acak-acakan
3.
Intoleransi aktivitas
Malas
Lesu
Kurang bergairah
Gelisah
Wajah tegang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penampilan diri tidak adekuat b. d. defisit perawatan diri
2. Syndrom defisit perawatan diri b. d. intoleransi aktivitas
V.
RENCANA KEPERAWATAN
a.
i.
b.
2.
2.2
Ajarkan cara merawat diri : mandi, potong kuku, gosok gigi, ganti
baju, keramas.
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
3.
3.2
3.3
3.4
3.5
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
RENCANA KEPERAWATAN