demikian,
aturan
tentang
Kesehatan,
Keselamatan
dan
diberlakukan.
Melindungi
dan
menjaga
kesehatan
pekerja,
maupun
sosial
harus
menjadi
prioritas
perusahaan
dalam
sosial
dan
juga
terhadap
untuk
mencegah,
mengurangi
bahkan
membuat
suatu
pembangunan
suatu
industri
yang
serta
perusahaan
dalam
membantu
pemerintah
daerah
guna
Lapangan Beta.
Observation
kepada
mereka penghargaan
kepada mereka
untuk
mendorong praktek kerja yang aman , dan memberikan umpan balik untuk
menghilangkan perilaku yang beresiko.
STOP didasarkan pada ide bahwa keselamatan kerja adalah
tanggung jawab bersama semua orang.
2.
3.
4.
melibatkan
pembicaraan
dengan
karyawan
yang
Kabupaten Musi
Banyuasin berupa daratan alluvial pada bagian Timur sakibat aktifitas dari
sungai di tengah kapling dan batuan yang ada di kecamatan Bayung
Lencir terutama disusun oleh endapan aluvium dataran banjir dan back
swamp dikarenakan aktifitas fluviatil dan denudasional di daerah tersebut.
8.6.2. Tanah
Wilayah Kecamatan Bayung Lencir memiliki jenis Organosol dan
tanah Gley Humus yang sebagian besar merupakan satuan jenis tanah
yang berada di daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit yang tidak jauh
dari pengaruh aliran sungai. Sedangkan daerah yang jauh dari sungai
terdiridari jenis tanah Podzolik Merah Kuning.
Merupakan tanah hasil pelapukan material organik yang sangat
cocok untuk bercocok tanam. Tanah podzolik adalah tanah yang terbentuk
di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah. Di
Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Umumnya,
tanah ini berada di daerah yang memiliki iklim basah dengan curah hujan
lebih dari 2500 mm per tahun. Di Indonesia, tanah ini tersebar di daerahdaerah dengan topografi pegunungan, seperti Sumatera Utara dan Papua
Barat.Alfisols adalah tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horizon
argilik dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi,
pada umumnya
tanah ini tidak kering. Jika dilihat dari ciri dan karakteristik tanah ini, bisa di
simpulkan bahwa tanah podzolik merupakan tanah yang tergolong tidak
subur baik itu secara fisik maupun kimianya. Akan tetapi mengingat lahan
yang semakin susah dicari maka tanah podzolik pun menjadi sasaran
para petani untuk melakukan proses bercocok tanam.
8.6.3.Topografi
Berdasarkan topografinya ketinggian wilayah Bayung Lencir pada
umumnya berkisar antara 100 - 200 m diatas permukaan laut. Secara
garis besar morfologi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin di bagi menjadi
daerah perbukitan rendah bergelombang dan dataran alluvial. Perbukitan
Barisan menempati daerah di bagian Barat daya membentuk perbukitan
yang memanjang dengan arah Barat laut - tenggara sedangkan dataran
rendah menempati bagian tengah sampai ke Utara.
8.6.4. Iklim dan curah hujan
Letak Kabupaten Musi Banyuasin yang berada di tengah sumatra
membuat suhu udara di Kabupaten Musi Banyuasin cukup tinggi berkisar
antara 22.9 30 C. Tipe iklim di Musi Banyuasin termasuk iklim tropis,
menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk iklim tipe D (iklim
sedang) dengan karakteristik iklim antara lain:
10
8.6.5. Hidrologi
Berdasarkan
kondisi
geografis
dan
fisiografi
wilayah
yang
merupakan dataran rendah pada bagian hilir daerah aliran sungai yang
besar, yaitu DAS Lalan dan DAS. Kabupaten Musi Banyuasin menjadi
salah satu wilayah di Sumatera Selatan sebagai daerah sentra pertanian
dan merupakan daerah penyangga pengadaan stok pangan Provinsi dan
Nasional.
A. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dan sungai besar
serta kecil seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Batanghari
Leko dan lain-lain. Untuk aliran Sungai Musi yang berada di bagian
Timur dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Disamping itu daerah
ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil. Kelestarian fungsi
sumber daya air. Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya
air dibedakan menjadi :
1) Air Permukaan
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kab. Muba beserta debit ratarata hariannya adalah
sebagai berikut :
Tabel VIII.1. DAS Kabupaten Musi Banyuasin
DAS
PANJANG SUNGAI
LUAS DAS
DEBIT
35
14.500
3,3
57
96.400
28
50
6.500
1,6
32
22.600
5,1
19
9.400
2,1
82
149.500
33,6
11
243
830.300
196,8
66
83.900
24,4
20
10.000
2,2
72
108.300
25,7
25
5.900
1,9
34
8.300
2,4
28
15.100
4,4
16
13.300
3,9
18
7.400
1,8
19
3.900
0,9
176
374.600
103,9
63
71.300
16,9
38
26.400
8,8
38
20.100
8,6
19
12.700
5,4
19
11.600
4,9
13
5.300
2,3
15
10.200
4,3
25
21.900
5,2
12
Musi
Banyuasin
baik
secara
geologi
maupun
13
14
lanjut
adalah
adanya
asap
yang
ditimbulkan
yang
dapat
aktivitas
sehari-hari,
seperti
terganggungnya
jadwal
kawasan
resapan
air
dan
15
kawasan
sempadan
sungai.
16
17
Hindu 257 jiwa, Budha 213 jiwa dan Konghucu sebanyak 5 jiwa.
2. Kesehatan Dan Keluarga Berencana
Pembangunan
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat
mencapai
tujuan
18
disana
banyak
dijumpai
roda
perekonomian,
sedangkan
penduduk
Kabupaten
Musi
Banyuasin
tahun
2013
2010
angkanya
hanya
tercatat
1.668.395
jiwa.
Bila
19
mengatur
mengenalisa
dan
mengkoordinasikan
UU No.1
Management
Checking
review
and
Corrective
action
20
act
chec Implementation
do
plan
improvement
Commirment
& Policy
Planning
Implementation (implementasi)
21
Dokumentasi
Kontrol dokumen
Kontrol operasi
Management Review
Melihat hasil dari program yang telah dijalanan kemudian menentukan
Environment
adalah
divisi
yang
berfokus
pada
22
23
oleh
fluida
pemboran
menuju
permukaan,
hal
ini
dan
cutting
dapat
aman
dibuang
tanpa
mengganggu
dari
Drill
Cutting
TCLP (ToxicityCharacteristic
Leaching
Procedure) dan pH. Parameter TCLP yang dites adalah Arsen, Barium,
Boron, Cadmium, Chromium, Copper, Lead, Mercury, Selenium, Silver,
Zinc. Jenis lumpur pemboran yang digunakan pada pengembangan
lapangan ini sebagai berikut.
Langkah kerja cutting SBM dengan cara bioremediasi adalah
sebagai berikut :
24
Dilakukan
proses pembajakan
kembali
untuk mengatasi
25
26
kebisingan
27
dapat
adanya
pembangunan
akan
merubah
lahan
dan
karekteristik lingkungan suatu wilayah diperlukan pemantauan dan usahausaha pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan .
a. Pemantauan Kualitas Air
Pemantauan dilakukan untuk menilai dampak dari kegiatan
operasi terhadap air permukaan maupun air tanah yang ada
disekitar lokasi operasi.
b. Pemantauan Kualitas udara dan suhu
Pemantauan
dilakukan
untuk
melihat
dampak
yang
28
Meningkatkan kesejahteraan
Lencir.
29
b. Manfaat
1. Terwujudnya
desa-desa
yang
mandiri
secara
finansial
dan
infrastruktur
2. Teratasinya permasalahan ekonomi di desa tersebut
3. Bagi
pemerintah,
Terbangunnya
sistem
pengembangan
program
funder
sebagai
wujud
nyata
pengabdian
kepada
Pengembangan Ekowisata
Mangrove
Kabupaten Musi Banyuasin yang dikenal sebagai kabupaten yang
tekenal dengan sumberdaya alamnya dan pertaniannya juga dikenal
sebagai daerah yang memiliki potensi pesisir yang sangat menjanjikan.
Salah satunya adalah kawasan hutan mangrove. Saat ini Kabupaten Musi
Banyuasin masih meliki hutan mangrove yang berada di sepanjang pesisir
pantai seluas 8.023,55 ha. Hutan ini jika tidak dikelola dengan baik,
diperkirakan luasnya akan terus berkurang dan pada saatnya menjadi
sangat sedikit, sehingga keberadaannya tidak berarti atau berguna bagi
kehidupan organisme lain.
Berkurangnya luasan hutan bakau tersebut telah mengakibatkan :
1. Berkurangnya kemampuan daratan khusunya pantai Musi
Banyuasin dalam menghalangi abrasi pantai akibat gelombang
laut.
1. Penyusupan (intrusi) air laut ke daratan sehingga dapat
mengganggu aktifitas masyarakat
2. Penurunan hasil tagkapan (Produktivitas) ikan di pantai dan laut
30
dan
ilmu
pengetahuan
mengenai
keunikan
biologis,
31
Profil Komunitas
Kabupaten Musi Banyuasin terkenal sebagai kabupaten sentral
Potensi-potensi
tersebut
merupakan
sumberadaya
perusahaan
32
serta area outbond di kampung wisata ini. Selain itu kampung wisata
Musi Banyuasin direncanakan sebagai pusat sanggar Tari
yang
Bayung Lencir
Daerah Kecamatan Bayung Lencir merupakan daerah dengan
curah hujan terendah diantara kecamatan lain yang ada di kabupaten
Musi Banyuasin. Terdapat satu sungai besar pada wilayah ini yaitu sungai
Cimanuk terdapat pada bagian Selatan dari kecamatan Bayung Lencir.
Sebagian besar sumber air bersih di Kecamatan Bayung Lencir
bersumber dari air sumur, baik jenis sumur dangkal maupun dalam.
Untuk jenis sumur dangkal, sumber air dapat ditemukan mulai
kedalaman
sumber air mulai kedalaman 20-30 meter. Kualitas air yang dihasilkan pun
beragam, ada yang sudah baik namun ada juga yang masih buruk karena
banyak mengandung kapur. Sebagian daerah kecamatan Bayung Lencir
juga rentan terhadap bencana kekeringan ekstrim saat bulan kemarau tiba
karena kurangnya hutan tadah hujan sebagai tempat persediaan alami
dari air tanah di daerah tersebut.
Pemda
setempat
telah
melakukan
langkah-langkah
untuk
33
34
(2009) pada Buku Seri 19 Penelitian Hemat Air pada SRI, dalam
menghitung kebutuhan air pada irigasi terputus pada metode SRI
dilakukan dengan suatu model neraca air. Model tersebut disimulasikan
dalam interval harian, persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
H + I + R = P + Etc + D
Keterangan:
H= perubahan simpanan air (mm),
I= irigasi (mm), P= perkolasi(mm),
E= evapotranspirasi(mm),
D= drainase (mm)
Besar simpanan air dalam tanah dipengaruhi oleh hujan dan irigasi
sebagai komponen air yang masuk dan evapotranspirasi, drainase dan
perkolasi sebagai komponen air yang keluar. Irigasi dan drainase
dilakukan untuk mengatur kondisi air sehingga simpanan air sesuai
dengan perlakuan yang dikehendaki. Pola irigasi terputus pada metode
SRI dilakukan dengan mengairi lahan (dari sumber hujan maupun irigasi)
saat terjadi retak rambut atau kandungan air mendekati 80% dari jenuh
lapang sampai keadaan jenuh.
8.8.3.
Pelatihan
Kewirausahaan
dan
Keterampilan
Kepada
35
Energy,
perusahaan
kami membuat
36