PEMBAHASAN:
Untuk alergi kategori berat, ada 3 jenis, dan tak banyak orang yang mengetahuinya. Yang
pertama adalah syok anafilaksis, manifestasi alergi reaksi obat ini bisa mengancam nyawa
akibat angioedema yang hebat. Kejadiannya bisa dalam hitungan menit sampai dengan jam. Pada
saluran nafas, gejala klinisnya adalah batuk, suara serak, timbul mengi (wheezing), sesak nafas
berat. Pada saluran cerna, gejala yang dialami penderita adalah nyeri perut, diare, dan muntah.
Pada sistem kardiovaskular bisa terjadi serangan jantung, gangguan irama jantung dan henti
jantung. Penderita bisa syok dan hilang kesadaran.
Jenis alergi berat kedua, adalah Steven Johnson Syndrome (SJS). Sindrom ini mengenai kulit,
selaput lendir pada lubang alami tubuh dan mata dengan keadaan umum penderita yang ringan
sampai berat. Penyebab lebih dari 50% kasus SJS adalah karena alergi obat. Mulainya penyakit,
akut dan disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek,
nyeri tenggorok. Setelah itu timbul erupsi kulit berupa kemerahan dan gelembung berisi cairan
berbagai macam ukuran yang meluas ke seluruh tubuh. Gelembung tersebut cepat pecah
sehingga terjadi erosi yang luas di kulit. Pada mukosa mulut dan alat genital juga terjadi hal yang
sama seperti pada kulit. Kelainan pada mukosa mulut dapat meluas ke saluran makanan dan
saluran napas, akibatnya penderita mengeluh sesak dan sukar menelan. Pada mata, kelainan yang
timbul adalah radang selaput konjungtiva mata yang bila terjadi infeksi sekunder, bisa
menimbulkan kerusakan mata.
Kasus yang lebih berat dari SJS adalah Toxic Epidermal Necrolysis (TEN). SJS dan TEN
termasuk severe cutaneous adverse reactions (SCAR). Baik SJS maupun TEN disebabkan
karena bunuh diri sel di kulit (dermal cell apoptosis).
Gejala TEN mirip SJS, namun pada TEN diikuti lepasnya lapisan epidermis kulit yang
menyeluruh sehingga mirip dengan penderita luka bakar yang luas. Kematian biasanya
disebabkan oleh gagal sirkulasi, infeksi yang berat, perdarahan saluran cerna, dan gangguan
sirkulasi paru. http://netsains.net/2013/01/waspadai-alergi-akibat-reaksi-obat/
1365. Gambaran di punggung Herald patch/ cemara terbalik. Gambaran untuk penyakit?
Pitiriasis rosea
PEMBAHASAN:
Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuha
lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil
di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya
menyembuh dalam waktu 3-8 minggu.
Gejala klinis: Gejala konstitusi pada umumnya tidak ditemukan, sebagian penderita mengeluh
gatal ringan. Pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald
patch), umumnya di badan, solitary, berbentuk oval, dan anular, diameternya kira-kira 3 cm.
ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggir. Lamanya beberapa hari hingga beberapa
minggu.
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin; edisi ke-5.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007
Judanarso, Jubianto. 2002. Ulkus Mole. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketiga
hal. 396-400. FK UI, Jakarta.
1367. Obat TB, bisa menyebabkan gangguan pendengaran? Streptomisin
1368. Obat TB, menyebabkan pipis merah? Rifampicin
1369. Obat TB, harus distop/ tidak bisa dipakai lagi sama sekali kalau ada gangguan hati?
Pirazinamide
7) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat membesar.
8) Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan
hilang pada triwulan kedua kehamilan.
9) Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (Chloasma
gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).
11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
12) Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
c. Tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar. 2) Uterus membesar. 3) Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih
lunak dari bagian yang lain.
4) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
5) Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya terletak disebelah
atas, dengan bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.
6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
7) Teraba ballotement.
8) Reaksi kehamilan positif.
eprints.undip.ac.id/43162/2/15._BAB_II.pdf
1371. Wanita G1P2A0 hamil 37 minggu dengan BB naik 2 kg/ minggu.
Tensi 100/60 mmHg menjadi 130/80 mmHg. Protein urin (+1). Diagnosis ?
a. Tekanan darah normal
b. Eklamsia
c. Preeklamsia
d. Hipertensi kronis
e. Hipertensi esensial
PEMBAHASAN:
Preeklampsia Ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan
hasil >300 mg/24 jam
Preeklampsia Berat
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan
hasil >5 g/24 jam
Atau disertai keterlibatan organ lain:
Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
Sakit kepala , skotoma penglihatan
Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
e. 7 November 2011
PEMBAHASAN:
HPL=
d. Kala IV
c)
-Braxton hicks: kontraksi-kontraksi kecil sejak kehamilan 6/8mg dan tidak menyakitkan
-Teraba ballotement: Pada kehamilan 20mg secara abdominal dengan suatu ketukan tiba-tiba
pada uterus menyebabkan janin tenggelam dalam cairan amnion dan membal kembali
membentur secara perlahan terhadap jari pemereiksa. Ballotement terjadi karena perbandingan
janin yang masih kecil dengan volume air ketuban yang banyak
-Reaksi kehamilan (+)
1376. Seorang wanita 28 tahun G3P2A0 datang ke UGD rs dengan tanda
tanda persalinan. Pasien riwayat sc 2 tahun yll. Pasien sudah 20 jam
inpartu tetapi bayi belum lahir setelah dipimpin mengjan. Pemeriksaan
dalam teraba tangan, letak belakang kepala, disproporsi pevalo serviks
relatif. Apa tindakan yang akan dilakukan ?
a. Partus percobaan
b. Sc
c. Vacum ekstraksi
d. Forceps ekstraksi
e. Observasi tanda persalinan
PEMBAHASAN:
Indikasi Persalinan Sectio Caesarea
Indikasi Mutlak
Faktor mutlak untuk dilakukan SC dapat dibagi menjadi dua indikasi, yang pertama adalah
indikasi ibu, antara lain: panggul sempit absolut, kegagalan melahirkan secara normal karena
kurang kuatnya stimulasi, adanya tumor jalan lahir, stenosis serviks, plasenta previa, disproporsi
sefalopelvik, dan ruptur uteri.
Indikasi yang kedua adalah indikasi janin, antara lain: kelaianan otak, gawat janin, prolapsus
plasenta, perkembangan bayi yang terhambat, dan mencegah hipoksia janin karena preeklamasi.
Indikasi Relatif
Yang termasuk faktor dilakukan persalinan SC secara relatif, antara lain : riwayat sectio caesarea
sebelumnya, presentasi bokong, distosia fetal distress, preeklamsi berat, ibu dengan HIV positif
sebelum inpartu atau gemeli.
Indikasi Sosial
Permintaaan ibu untuk melakukan sectio caesarea sebenarnya bukanlah suatu indikasi untuk
dilakukan sectio caesarea. Alasan yang spesifik dan rasional harus dieksplorasi dan didiskusikan.
Beberapa Analisa Indikasi dilakukan Persalinan Sectio Caesarea Di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten
alasan ibu meminta dilakukan persalinan sectio caesarea, antara lain: ibu yang melahirkan
berdasarkan pengalaman sebelumnya, ibu yang ingin sectio caesarea secara elektif karena takut
bayinya mengalami cedera atau asfiksia selama persalinan, namun keputusan pasien harus tetap
dihargai dan perlu ditawari pilihan cara melahirkan yang lainnya. Angka bedah sectio caesarea
secara global menunjukkan kenaikan.
30 tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan diakhiri dengan sectio caesarea sekarang perbandingan
dengan
ini adalah 1 dari 3 persalinan. Kelayakan kenaikan angka bedah masih diperdebatkan, World
Health Organisation (WHO) mematok angka 15% (Rasjidi, 2009).
1377. Seorang wanita 28 tahun datang ke IGD rs dengan keluhan lendir
darah. Pasien juga merasakan kenceng kenceng yang dirasa bertambah
sering. Djj 12-11-12, his 3x dalam 10 menit durasi masing2 40 detik, VT
pembukaan 5 cm ketuban utuh. 4 jam kemudian didapatkan pembukaan
menjadi 8 cm, ketuban pecah warna jernih. Kapan waktu yang tepat untuk
melakukan pemeriksaan kembali ?
a. 30 menit
b. 1 jam
c. 2 jam
d. 3 jam
e. 4 jam
PEMBAHASAN:
Bila keadaan umum ibu dan anak baik, tidak terdapat tanda-tanda CPD maka pemeriksaan
lanjutan dikerjakan 4 jam kemudian. Dilatasi servik dicatat pada garis waspada partogram.
Catatan dilatasi servik hasil dari beberapa VT berada disebelah kiri garis waspada, dengan kata
lain kecepatan dilatasi berkisar 1 cm per jam. Dugaan CPD (VT dilakukan setiap 2 jam).
Bila terbukti adanya hambatan kemajuan persalinan maka pemeriksaan ulangan dilakukan 2 jam
kemudian.
Bila dilatasi servik sudah mencapai 6 cm, jadwal penilaian pemeriksaan ulang adalah 4 jam
kemudian. Namun bila ada tanda-tanda bahwa dilatasi servik sudah lengkap maka pemeriksaan
dapat dilakukan lebih awal (kurang dari 2 jam).
1378. Pasangan suami istri P2A0 datang ingin menggunakan kontrasepsi.
Riwayat istri HT 2 tahun ini. Istri tidak ingin dilakukan steril, suami tidak