Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan

sehari-hari

penemuan

akan

banyaknya

kejanggalan dalam dunia medis terutama dalam dunia kedokteran gig


maka tidak jarang menimbulkan suatu pertanyaan yang perlu diteliti lebih
lanjud untuk mendapatkan penyebab pastinya. Seperti hal ketika kita
menemukan suatu kasus karies, pengetahuan akan penyakit tersebut
harus

lebih

ditinggkatkan

seiring

dari

bermagai

macam

presepsi

seseorang terhadap karies tersebut.


Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang dimulai dengan
demineralisasi konponen organic gigi, kemudian terjadi destruksi komponen organic, yang
akan menyebabkan terbentuknya kavitas.
Mendiagnosis karies sebetulnya tidak mudah. Kesukaran menentukan adanya kavitas ini
umumnya terjadi pada karies pada ceruk dan fisur, karies di bagian aproksimal dan leher gigi,
serta karies sekunder. Untuk ceruk dan fisur telah dikembangkan pengguanaan alat-alat
modern yang ditujukan untuk menentukannya dengan lebih tepat. penanganan karies dapat
dilakukan berdasarkan melihat keparahan dari karies tersebut.

A.
B.
C.
D.
E.

I.2 BATASAN TOPIK


mahasiswa dapat mengetahui pengertian karies
mahasiswa dapat mengetahui etiologi dan patogenesa karies
mahasiwa dapat memahami klasifikasi karies
mahasiswa dapat mengetahui cara mendiagnosa dan diagnosa karies
mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dan penanganan karies

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN KARIES
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum,
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti
oleh kerusakan bahan organiknya.1
Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang dimulai dengan
demineralisasi konponen organic gigi, kemudian terjadi destruksi komponen organic, yang
akan menyebabkan terbentuknya kavitas.2
1. Karies rampan
Karies rampan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
terjadinya karies yang sering melibatkan permukaan gigi yang biasanya relative bebas karies.
Karies rampan terutama terdapat pada gigi geligi sulung pada anak yang terus menerus
mengisap botol yang berisikan gula atau dicelupkan dahulukan kelarutan gula. Karies rampan
juga juga bisa terlihat pada gigi permanen anak usia belasan tahun dan biasanya disebabkan
oleh terlalu banyak mengkonsumsi kudapan kariogenik dan minuman manis diantara waktu
makannya, juga bisa terjadi pada mulut yang mengalami xerostomia.3
2. Arrested karies

Gambar : Arrested karies


Karies terhenti (Arrested karies) adalah suatu keadaan yang kontras sekali dengan
karies rampan, istilah ini menggambarkan lesi karies yang tidak berkembang. Biasanya
terjadi pada lingkungan mulut yang memudahkan timbunya karies yang berubah menjadi
cenderung menghambat terjadinya karies.3

II.2. ETIOLOGI KARIES

Gambar : etiologi karies


Ada empat faktor penting yang dapat menimbulkan karies yakni:1
a.

Host dan gigi

b.

Mikroorganisme

c.

Substrat

d.

Waktu

Keempat faktor ini bekerja sama dalam proses terjadinya karies. Karies baru bisa terjadi
hanya bila keempat faktor tersebut ada.
a.

Host dan gigi (Plak)

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya, yang
terbentuk pada permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan
melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan.
b.

Mikroorganisme

Streptococcus mutans dan Laktobasilus merupakan bakteri yang kariogenik karena mampu
segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Bakteri-bakteri tersebut dapat
tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena
kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat
makanan. Polisakharida terdiri dari polimer glukosa, akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk
melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain sehingga plak semakin tebal dan akan
menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut.
c.

Substrat

Karbohidrat menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa
polisakarida ekstra sel. Walaupun tidak semua karbohidrat sama derajad kariogeniknya.
Pada kasus karies rampan substratnya adalah susu yang diminum sebelum tidur atau pada
saat tidur dan makanan manis lainnya.
d.

Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya


proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan
perbaikan yang silih berganti.oleh karena itu, bila saliva ada didalam lingkungan gigi, maka
karies tidak menghancurkan gigi dalamhitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan
atau tahun.
Selain itu beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya karies gigi pda manusia :

Keturunan
RAS
Jenis kelamin
Usia
Makanan
Vitamin
Unsure kimia 1
Keadaan gigi yang porus, lunak ( Hipoplasia )
Adanya fisur-fisur yang dalam seperti foramensaekum
Posisi gigi yang tidak teratur
Pada wanita hamil
Penderita penyakit Diabetus militus, rematik dan lain lain.
2jhej=====i
[

II.3.

MEKANISME TERJADINYA1
Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan

oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga PH plak akan menurun sampai dibawah
5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan PH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai.4
a.

Proses Demineralisasi
Demineralisasi merupakan proses hilangnya atau terbuangnya garam mineral yaitu

hidroksiapatit pada gigi.


Komponen

mineral

dari

email,

dentin

dan

sementum

adalah

hidroksiapatit

(Ca10(PO4)6(OH)2). Pada lingkungan netral, hidroksiapatit berada pada keseimbangan dengan


saliva yang banyak terdapat ion Ca2+ dan PO43-.
Hidroksiapatit sangat reaktif terhadap ion hydrogen pada pH 5,5 atau dibawahnya. H +
lebih bereaksi terhadap grup fosfat pada lingkungan cair yang berdekatan dengan permukaan
Kristal. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai konversi PO 43- ke HPO42- dengan
penambahan H+ dan pada waktu yang bersamaan H+ mengalami buffer. HPO2- kemudian

tidak mampu untuk berkonstribusi pada keseimbangan hidroksiapatit karena mengandung


PO43-, daripada HPO42-, dan kristal hidroksiapatit kemudian larut.
b.

Proses Remineralisasi
Remineralisasi merupakan kebalikan dari demineralisasi yaitu penempatan kembali

garam-garam mineral ke gigi. Proses remineralisasi dapat terjadi jika pH saliva menjadi
netral dan terdapat ion Ca2+ dan PO43- yang cukup di lingkungan saliva. Pengembalian mineral
ini dapat terjadi dengan proses buffer, atau ion Ca2+ dan PO43- pada saliva dapat menghalangi
proses larutnya mineral melalui efek ion yang biasa.
c. menurut teoi karies berdasarkan keseimbangan
Menurut teoi karies berdasarkan keseimbangan karies tidak akan terjadi apabila
berasal dari satu faktor saja. karies dapat terjadi jika ada interaksi kompleks dari patologi dan
faktor proteksi. faktor patologi yang terlibat dalam proses terjadinya karies adalah bakteri,
kebiasaan diet buruk dan xerostomia. faktor proteksi termasuk saliva, antimicrobial agent,
fluoride, pit dan fissure sealent dan diet yang efektif.
keseimbangan antara faktor patologi dan proteksi secara dinamis berubah sepanjang
hari, bahkan pada individu yang sehat.
proses karies gigi white chalky spotterjadi kariesjika tidak dirawat mencapai dentin
dan pulpa inflamasi pulpanekrosis pulpalesi radikular 5
d. Teori glikogen1 :
Egiede (1958) mengemukakan hipotesanya bahwa glikogen dalam keadaan normal
dijumapi bersama-sama dengan bahan organik dari email seperti keratin,glikogen merupakan
bahan makanan karena kerusakan unsur yang membentuk lubang1
II.4. KLASIFIKASI KARIES
a. dari aspek morpologinya
1. karies email atau karies superficialis
Karies yang terjadi pada email biasanya terdapat pada :
-

Aproksimala, dibawah titik kontak


Pada daerah leher gigi dibagian : vestibular,oral, dan sirkular.
karies email terbagi atas 2 tipe :

- tipe I , terlihat permukaan kasar noda-noda putih, atau kecoklatan.


- tipe 2, karies pada email dimana dijumpai adanya lubang.

2. karies Dentin.
Furrer (1922, membagi karies dentin menjadi :
-

Didekat daerah pulpa, terdapat dentin sekunder yang dibentuk dari odontoblas, karena

mendapat pacuan kronis dengan adanya karies.


Zona reaksi vital, reaksi t yang berasal dari pulpa oleh karena adanya pacuan dari kariesnya.

Terdiri dari lapisan atau daerah :


Zona butir-butir lemak pada tubulus dentin
Zona permulaan penghancuran unsur-unsur kapur. Zona ini dibagi 2 : [1] penghancuran

berbutir, [2] penghancuran homogen.


Daerah perusakan termasuk kepada zona ini adalah :
Zona transparan
Zona sedikit bakteri, dimana permulaan dijumpainya jamur dan mikroorganisme
Zona bakteri yaitu zona yang banyak jamur dan mikroorganisme. 1hal 34-38
b. bedasarkan cara meluasnya
1. karies berpenetrasi
Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut, perluasannya secara
penetrasi , yaitu merembees kearah dalam.

2. karies non penetrasi


Karies yang meluas dari email kedentin dengan jalan meluas kearah samping sehingga
menyebabkan bentuk seperti periuk 1hla 38-39
c. berdasarkan stadium karies
pada klasifikasi ini, karies dibagi menurut dalamnya:
1. Karies superfisialis
Karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.
2. Karies media
Karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
3. Karies profunda
Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai
-

pulpa. Karies profunda ini dapat kita bagi lagi menjadi :


Karies profunda stadium I . karies telah melewati setengah dentin, biasanya belum dijumpai

radang pulpa.
Karies profunda stadium II. Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan

pulpa. Biasanya disini telah menjadi radang pulpa.


Karies profunda stadium III . pulpa telah terbuka dan dijumpai bermacam-macam radang
pulpa. 1hal 39-40
d. beradasarkan lokasi karies

G.V black mengklasifikasi kavitas atas 5 bagian dan diberi tanda dengan
nomor romawi, dimana kavitas diklasifikasi berdasarkan permukaan ggi yang terkena karies.
Pembagian tesebut adalah :

1. klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal ( ceruk dan fisura ) dari gigi premolar dan
molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat pada gigi anterior diforamen caecum.
2. klas II
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi molar atau premolar, yang umumnya
meluas sampai kebagian oklusal.
3. klas III
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi depan, tetapi belum mencapai
margo-insisalis.
4. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-geligi depan dan sudah mencapai
margo- insisalis (telah mencapai 1/3 insisal dari gigi ).
5. Klas V karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-geligi depan maiupun belakang
pada permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi.
6. Ada juga klas VI (simon) yaitu :

Karies yang terdapat pada tepi insisal dan tonjolan oklusal pada gigi belakang yang

disebabkan oleh abrasi, atrisi, atau erosi.


Atrisi adalah keadaan fisiologis pada pengunyahan.
Abrsai adalah keausan pada gigi yang terjadi selain dari pengunyahan normal. Contohnya :

mengisap pipa.
Erosi adalah keausan gigi yang disebabkan oleh proses kimi.

e. berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies:


1. karies simple
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja, misalnya labial, bukal,
mesial,distal, dan oklusal.
2. karies kompleks

Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi misalnya :
mesio, distoinsisal, mesial, distal dan oklusal.
f. klasifikasi berdasarkan keparahan .
menurut klasifikasi ini, karies dikelompokkan menjadi :
1. Karies insipien ; mengenai kurang dari setengah ketebalan email.
2. Karies moderat : mengenai permukaan dentin-email dan kurang dari setengah jarak pulpa.
3. Karies lanjutan : karies pertemuan dentin-email dan kurang dari setengah jarak pulpa
4. Karies parah : mengenai lebih dari setengah jarak ke pulpa. 1
g. klasifikasi berdasarkan WHO
klasidikasi ini berdasarkan bentuk dan kedalaman lesi karies dan dibagi dalam 4 skala :
1. D1 : secara klinis dideteksi lesi email
2. D2 : kavitas pada email
3. D3 : kavitas mengenai dentin
4. D4 : lesi meluas kepulpa 1hal 44
h. klasifikasi karies berdasarkan radiografi
karies dibagi menjadi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

E0, tidak terlihat lesi pada lesi


E1, lesi pad setengah luar email
E2, lesi pada setengah dalam email
D1, lesi pada 1/3 luar dentin
D2, lesi pada 1/3 tengah dentin
D3, lesi pada 1/3 dalam dentin 1hal 44.
i. BerdasarkanKeparahan atau Kecepatan Berkembangnya
a. Karies Ringan
Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan seperti
pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarum yang terdapat pada permukaan oklusal dari
gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang pada permukaan gigi)
sedangkan kedalaman kariesnya hanya mengenai lapisan email (iritasi pulpa).
b. Karies Sedang
Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan
aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin (hiperemi pulpa).
c. Karies Berat/Parah
Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya bebas
karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup maupun pulpa terbuka
(pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan posterior sudah meluas ke bagian
pulpa.
j. Ada 2 tipe karies yang diklasifikasikan menurut lokasinya, yaitu:

1. Fisura, bentuknya paling umum, terjadi peling sering pada fisura-fisura dalam di permukaan
kunyah gigi-gigi posterior.
2. Karies permukaan halus, biasanya terjadi di tempat-tempat yang terlewatkan dari
pembersihan plak seperti di bawah kontak interproksimal, di tepi gusi dan pada permukaan
akar.
K. berdasarkan lesi baru dari lesi kaies rekuren
a. karies primer : lesi pada permukaan yang direstorasi
b. lesi rekuren : lesi yang berkembang berdekatan dengan tambalan yang disebut dengan
karies berulang atau sekunde
c. karies residual : demineralisasi jaringan yang tersisa di tempat 6

l. berdasarkan kecepatanperkembangan karies


a. karies gigi akut : perjalanan menuju pulpa dengan kecepatan yang

sangat cepat

b. karies rampan : melibatkan permukaan gigi yang biasanya disebabkan


karena kebersihan mulut yang buruk dan sering mengkonsumsi makanan

ringan dan

minuman manis serta adanya atau terjadinya hiposalivasi 7


m. berdasarkan jalur penyebaran karies
a. karies depan : ketika karies masuk ke dalam enamel dan lanjut ke dalam

dentin

b. karies mundur : ketika penyebaran karies sepanjang DEJ di perpanjang

dari

DEJ ke enamel
n. berdasarkan asalnya
a. karies primary (pertama)
b. karies secondary (terjadi berulang)

5,8,9

II.5 CARA MENDIAGNOSA KARIES


Mendiagnosis karies sebetulnya tidak mudah. Kesukaran menentukan adanya kavitas
ini umumnya terjadi pada karies pada ceruk dan fisur, karies di bagian aproksimal dan leher
gigi, serta karies sekunder. Untuk ceruk dan fisur telah dikembangkan pengguanaan alat-alat
modern yang ditujukan untuk menentukannya dengan lebih tepat. 10
Umumnya cara mendiagnosis karies secara klinis memerlukan penerangan yang baik
dan alat standar kedokteran gigi, terutama sonde. 10

Mendignosis karies sebetulnya tidak hanya mencatat adanya kavitas, lokasi,


keparahan, dan gambaran kliniknya. Kidd dan Smith (1996) menyatakan bahwa seharusnya
perlu diketahui pula apakah pada pasien dapat terjadi karies kembali dan karies yang ada
dapat menjadi aktif atau terhenti. 10
Adapun yang harus dilakukan pendekatan yang sistematik secara vertahap dalam
menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan : 11
1. Tentukan keluhan utamanya
2. Tentukan informasi penting yang berkaitan dengan riwayat medis dan riwayat kesehatan gigi
pasien.
3. Lakukan pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografis yang teliti
4. Lakukan analisis data yang diperoleh
5. Formulasikan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. 11
Keluhan utama pada umumnya merupakan informasi pertama yang dapat diperoleh.
Keluhan ini berupa gejala atau masalah yang diutrakan pasien dengan bahasa sendiri yang
berkaitan dengan kondisi yang membuatnya cepat-cepat dating mencari perawatan. 11
Riwayat kesehatan umum, memeriksa secara tuntas kesehatan umum pasien baru dan
menelaah ulang serta memperbaharui data riwayat kesehatan umum pasien lama merupakan
langkah awal penegakan diagnosa. 11
Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat penting
dilakukan oleh dokter gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan dan
keberhasilan perawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dalam menegakkan diagnosis dan
membuat rencana perawatan maka terdapat 4 tahap yang dapat dilakukan oleh seorang dokter
gigi, disingkat dengan SOAP. 12
A. Pemeriksaan subjektif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Identitas pasien/ data demografis


Keluhan utama
Present illness (PI)
Riwayat medic
Riwayat dental
Riwatyat keluarga
Riwayat social 12

B. Pemeriksaan objektif
a.

Pemeriksaan ekstra oral yang bertujuan untuk melihat penampakan secara umum dari pasien,
misalnya pembengkakan di muka dan leher, dll.

b.

Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam rongga mulut.
Pemeriksaan intra oral berkaitan dengan gigi dan jaringan sekitar. 12
Pemeriksaan objektif pada gigi dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut : 12

1.

Inspkesi : memeriksa dengan mengamati objek (gigi) seperti warna, ukuran, bentuk,

permukaan karies, dll


2. Sondasi : dengan menggunakan sonde atau eksplores dapat diketahui kedalaman kavitas, dan
3.

reaksi pasien.
Perkusi : dilakukan dengan mengetukkan jari atau instrument kea rah jaringan untuk

mengetahui adanya peradangan pada jaringan periodontal atau tidak.


4. Palpasi : dengan cara menekan jaringan ke arah tulang untuk mengetahui adanya
pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi.
5. Tes mobilitas : gigi di mobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi.
6. Tes suhu : tes yang dilakukan dengan iritan dingin atau panas, untuk mengetahui vitalitas
gigi.
7. Tes elektrik : pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi.
8. Transluminasi : menggunakan illuminator dari arah palatal atau lingual, untuk mengetahui
adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital. 12
C.
a.
b.
c.
d.

Pemeriksaan penunjang
Radiografi
Pemeriksaan laboratorium
Prognosis yaitu prakiraan tentang jalannya penyakit
Assessment/ penilaian terhadap status yang diperlukan pasien berupa status gigi dan jaringan

mulut apakah bisa dirawat atau tidak


e. Rencana perawatan. 12
II.6. DIAGNOSA KARIES
Penegakkan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi hal penting. Penegakkan
diagnosa karies memerlukan pencahayaan yang baik ke objek (gigi) yang kering dan bersih.
Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka semuanya harus dibersihkan dahulu sebelum
mencoba menegakkan dagnosis dengn tepat. Kemudian dilakukan pemeriksaan.
-

Rasa sakit
Umumnya, sakit puklpa oleh seseorang pasien dilukisakan dalam suatu atau dua cara :
menusuk, tajam menusuk, menyayat atau agak sakit seperti dibur. Rasa sakit pada kelompok
pertama adalah cocok dengan serabut saraf delta A didalam pulpa, sedang kelompok yang
kedua adalah cocok dengan rasa sakit yang dihasilkan dari eksitasi dan kecepatan penyebaran
serabut saraf delta C yang lebih lambat didalam pulpa.

Kemampuan membatasi rasa sakit jelas penting. Kondisi lamanya rasa sakit adalah
juga diagnostik. Kadan-kadang, nyeri pulpa hanya berlansung dari beberapa menit sampai
berjam-jam. Rasa sakit dapat sebentar-sebentar ataupun konstan. Pengalaman klinis
menunjukkan bahwa gigi dengan sakit pulpa yang terlalu cepat yang sakitnya segera hilang
setelah iritan dihilangkan mempunyai kemungkinan sembuh kembali. Kondisi ini, pulpitis
reversibel akut (hiperemia), ditandai dengan rasa sakit yang tidak lama.
Bila rasa sakitnya bertahan, atau timbulnya tanpa suatu penyebab yang nyata, pulpitis
ini biasanya irreversibel dan pasien memerlukan perawatan endodontik 13hal 4
Gejala
Pulpa
Normal

Reversebel

Radiografis

Tidak ada yang Tidak


signifikan

perubahan

Mungkin

periapeks
Tidak

menimbulkan

perubahan

gejala

Tes pulpa

Tes periapeks

ada Memberi

Tidak sensitif

respon
ada Memberi

Tidak sensitif

respon

ringan periapeks

terhadap
stimulus thermal
atau
Irreversibel

mungkin

juga tidak
Sama
dengan Tidak

ada Memberi

reversibel, selain perubahan


itu
terdapat
parah

respon

mungkin radiolusensi
nyeri periapeks.

di (mungkin
Satu dengan

terhadap pengecualian

stimulus thermal

condensing
asteitis

: ekstrem

Mungkin
memberi respon
nyeri

atau

nyeri mungkin

tidak

terhadap perkusi

terhadap stimuli atau palpasi


yang thermal)

kadang-kadang
Nekrosis

terjadi
Tidak ada reaksi Bargantung pad Tidak memberi Bergantung
terhadap

status periapeks

stimulus thermal
(gejala

lain

lihat terminologi

respon

pada
periapeks

status

diagnosis
periapeks

II.7 PENCEGAHAN KARIES


Karies merupakan penyakit yang dapat dicegah. Secara teori ada tiga cara dalam
mencegah karies yaitu :
a. Hilangkan substrat karbohidrat
Untungnya tidaklah perlu menghilangkan secara total karbohidrat dari makanan kita.
Yang diperlukan hanyalah mengurangi frekuensi konsumsi gula dan membatasinya pada saat
makan saja. Hal ini dianggap cara pencegahan yang paling efektif. 14
b. Tingkatkan ketahanan gigi.
Email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih resisten terhadap karies dengan
memaparkannya terhadap fluor secara tepat. Pit dan fisur yang dalam dapat dikurangi
kerentanannya dengan menutupnya dengan resin. Mengingat bahwa dalam proses karies ini
terliput kuman yang spesifik, tidaklah mustahil dalam waktu yang akan dating dapat
dilakukan pencegahan dengan imunisasi. 14
c. Hilangkan plak bakteri
Secara teoritis permukaan gigi yang bebas plak tidak akan menjadi karies. Tetapi
penghilangan total plak secara teratur bukanlah pekerjaan mudah. Untungnya tidak semua
kuman dalam plak mampu meragikan gula sehingga tidaklah mustahil untuk mencegah karies
dengan jalan mengurangi kuman yang kariogeniknya saja. 14
Adapula pencegahan lainnya yaitu :
Kesehatan umum
Kesehatan umum pasien memiliki dampak yang signifikan terhadap karies, setiap pasien
memiliki pengawasan yang efektif dan sistem kehancuran bagi bakteri asing. Efektifitas
system kekebalan pasien tergantung pada status kesehatan secara keseluruhan.
Imunisasi
Ig A ini antibodi mampu aglutinasi (penggumpalan) oral bakteri. Hal ini untuk mencegah
penggumpalan kepatuhan terhadap gigi dan struktur mulut lainnya.
Fungsi saliva
Air liur sangat penting dalam pencegahan karies, kurangnya air liur sangat meningkatkan
kejadian karies.
- Diet.
Diet sukrosa memiliki 2 efek yang merugikan yang penting pada plak. Pertama kinsumsi
yang mengundang karies sukrosa memberikan potensi kuat untuk kolonisasi bakteri. Kedua,
plak dewasa sering terkena sukrosa cepat dimetabolisme menjadi asam organik. 15
- metode kimia
-

ada sejumlah zat kimia yang digunakan dalam pencegahan karies :


a. fluoride
b. chlorhexidine dan alexidine
c. nitrat silver
d. kloride zinc

e. vitamin k
f. vaksin karies
- metode diet
karise dapat dicegah dengan pembatasan asupan karbohidrat olahan sukrosa yaitu karbohidrat
yang paling kariogenik, seingga penggunaannya dibatasi
- metode mekanik
a. menyikat gigi
b. denta floss
c. berkumur
d. pencegahan penyakit gigi dan mulut (ke dokter gigi)
e. pit dan fissure sealent 16

II.8. PENANGANAN KARIES


-

Karies dini : - remineralisasi dengan pengluasan flour


Konsul diet dan faktor resiko yang lain
Kavitas insisal: : - aplikasi penutup fisur
Restorasi setelah ekskavasi
Lesi atau preparasi minimal
Kavitas sedang : - restorasi dengan preparasi minimal
Kavitas dalam : - restorasi dengan preparasi minimal
Perawatan endodontik.10

1. penanganan karies dini


gambaran histopatologi karies dini perku dipahami sehingga ketentuan apakah lesi sebaiknya
tidak ditumpat dapat dimengerti pla. gambaran histopatologik karies dini terdiri dari empat
zona, yaitu zona ermukaan, badan lesi, zona gelap dan zona translusen. volume pori-pori lesi
karies dini adalah 1-5%, 10-25%, 1-4% dan 1%. jika dibandingkan dengan email normal
yang volume porinya adalah 0,1%. zona permukaan volume porinya lebih besar. namun,
ternyata zna atau lapisan permukaan ini mengandung lebih banyak fluor, karena sebetlnya
zona permukaan juga lebih tahan terhadap asam daripada email normal. dengan demikian
zona ini sebaiknya dipertahankan dan tidak perlu ditumpat sesuai dengan pedoman yang telah
2.

ditentukan.
penanganan karies pada tahap kabitasi

adanya kavitas biasanya mengindikasikan bahwa penmpatan harus dilakukan. tetapi perlu
diingat bahwa penumpatan merupakan terapi karies yang sebetulnya dan hanya merupakan
terapi yang sebetulnya dan hanya merupakan terapi simptomatis untuk menghilangkan rasa
sakit dan mengembalikan fungsi gigi. selanjutnya perlu disimak pula ketentuan yang telah
digunakan kapan sua lesi harus diumpat dan kapan harus dilakukan tindakan preventif dan
diperiksa ulang.3
BAB III
PENUTUP
III.1 SIMPULAN
Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang dimulai dengan
demineralisasi konponen organic gigi, kemudian terjadi destruksi komponen organic, yang
akan menyebabkan terbentuknya kavitas yang pengklasifikasiannya ada banyak yang
dinamakan berdasarkan letak, keparahan, dan lama terjadinya.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka karies dapat dicegah
dengan berbagai macam hal.
Diagnosa karies memiliki berbagai macam teknik namun semakin teliti dan semakin
baik pengetahuan seorang dokter gigi maka penentuan diagnosa karies akan semakin baik,
hal ini sama halnya dengan penentuan penanganan karies.
III.2 SARAN
Sebagai seorang calon dokter gigi yang akan bekerja pada manusia, maka
pengetahuan sangatlah diperlukan untuk melengkapi skil sebagai seorang dokter gigi.

Anda mungkin juga menyukai