PENDAHULUAN
tumor
yang
secara
makroskopik
menyerupai
daging dengan
gambaran leaflike pada potongan melintangnya. Ada juga yang menyebutnya sebagai
giant fibroadenoma, cellular intrcanalicular fibroadenoma . Saat ini penamaan yang
dipakai adalah menurut World Health Organisation, 1982 yaitu tumor phylloides.
Phylloides tumor merupakan neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan
mungkin ganas (10-15%). Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor
berdaging, dan phyllo, yang berarti daun. Disebut demikian oleh karena tumor tersebut
menampilkan karakteristik yang besar, sarkoma ganas, tampilan seperti-daun ketika dipotong,
dan epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
semua umur dan jarang terjadi pada remaja. Tumor biasanya jinak namun dapat terjadi
rekurensi local dan terkadang dapat menyebar secara sistemik.
C.
Anatomi
Payudara terdiri dari berbagai struktur :
parenkim epitelial
D.
Fisiologi
Fase perkembangan payudara timbul sebagai hasil efek mamotropik sekresi
hormon ovarium dan hipofisis anterior, dimana payudara mengalami tiga macam
perubahan yang dipengaruhi hormon:
1. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilisasi, sampai ke klimakterium dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang di produksi ovarium dan juga hormon hipofisa telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
2. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi, sekitar hari ke-8
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang kadang timbul benjolan yang
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada
waktu itu pemeriksaan foto mamogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
3. Perubahan yang terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi.
Air susu di produksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melaui duktus ke puting susu.
E.
Etiologi
Etiologi tumor phylloides tidak diketahui. Tumor phylloides
secara nyata
berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat memiliki
kedua lesi dan gambaran histologis kedua lesi mungkin terlihat pada tumor yang sama.
F.
Gejala Klinis
lebih)
Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat
Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang
G.
Diagnosa
Anamnesa
Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan
nyeri tulang
Pemeriksaan fisik
Diatas kulit mungkin terlihat licin dan cukup translusen untuk memperlihatkan vena
payudara yang mendasarinya
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat
besar
Pencitraan
Mammogram dan USG mammae: tumor Phylloides memiliki tepi yang berbatas
jelas. Mammogram ataupun USG payudara tidak dapat membedakan secara jelas
antara fibroadenoma dan Phyllodes jinak atau tumor ganas.
Biopsi payudara eksisi terbuka : potongan jaringan memberikan sampel sel lebih
baik dan akan menghasilkan diagnosa yang tepat untuk tumor Phylloides.
H.
Penatalaksanaan
Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka
kekambuhan akan sangat besar
I.
b)
c)
Pada tumor phylloides yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang
Komplikasi
Komplikasi paska operasi dari penatalaksanaan bedah tumor Phylloides berikut
ini:
Infeksi
Pembentukan seroma
J.
Prognosis
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phylloides setelah operasi pengangkatan
sangat baik. Usia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun
sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat
kesembuhannya sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas
berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang,
hati, dan dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam
penyebaran sel tumor.