Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor phylloides adalah suatu neoplasma fibroepitelial yang jarang ditemukan.


Insidensinya hanya sekitar 0,3%-0,9% dari seluruh tumor payudara, sedangkan frekuensi lesi
maligna bervariasi sekitar 5 30%. Tumor phylloides dulu dikenal dengan nama cystosarcoma
phylloides yang dikemukakan pertama kali oleh Johannes Muller pada tahun 1838, untuk
menunjukkan

tumor

yang

secara

makroskopik

menyerupai

daging dengan

gambaran leaflike pada potongan melintangnya. Ada juga yang menyebutnya sebagai
giant fibroadenoma, cellular intrcanalicular fibroadenoma . Saat ini penamaan yang
dipakai adalah menurut World Health Organisation, 1982 yaitu tumor phylloides.
Phylloides tumor merupakan neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan
mungkin ganas (10-15%). Namanya berasal dari kata Yunani sarcoma, yang berarti tumor
berdaging, dan phyllo, yang berarti daun. Disebut demikian oleh karena tumor tersebut
menampilkan karakteristik yang besar, sarkoma ganas, tampilan seperti-daun ketika dipotong,
dan epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Definisi Phylloides tumor


Phylloides tumor merupakan tipe neoplasma jaringan ikat yang timbul dari stroma
intralobular payudara. Ditandai dengan pembesaran cepat massa bergerak-keras
asmiteris. Secara histologis tampak seperti celah stroma seperti daun yang dibatasi oleh
sel-sel epitel.

B.

Epidemiologi Phylloides tumor


Tumor Phylloides merupakan termasuk jenis tumor payudara yang jarang, 0,3%0,5% dari total tumor payudara. Sebuah penelitian pada 8.567 pasien tumor payudara
pada tahun 1969 sampai 1993, hanya ditemukan 31 kasus tumor Phylloides (0,37%).
Secara keseluruhan 2,1 kasus per satu juta wanita. Tumor Phylloides dapat terjadi pada

semua umur dan jarang terjadi pada remaja. Tumor biasanya jinak namun dapat terjadi
rekurensi local dan terkadang dapat menyebar secara sistemik.

C.

Anatomi
Payudara terdiri dari berbagai struktur :

parenkim epitelial

lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening

otot dan fascia


Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus,yang masing-masing

mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya,dan bermuara pada


putting susu.Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari
10-100 asini grup.Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.

Sistem Limfatik Payudara

D.

Fisiologi
Fase perkembangan payudara timbul sebagai hasil efek mamotropik sekresi
hormon ovarium dan hipofisis anterior, dimana payudara mengalami tiga macam
perubahan yang dipengaruhi hormon:
1. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilisasi, sampai ke klimakterium dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang di produksi ovarium dan juga hormon hipofisa telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
2. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi, sekitar hari ke-8
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang kadang timbul benjolan yang
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada
waktu itu pemeriksaan foto mamogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.

3. Perubahan yang terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi.
Air susu di produksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melaui duktus ke puting susu.

E.

Etiologi
Etiologi tumor phylloides tidak diketahui. Tumor phylloides

secara nyata

berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat memiliki
kedua lesi dan gambaran histologis kedua lesi mungkin terlihat pada tumor yang sama.

F.

Gejala Klinis

Merupakan 2-4% dari angka kejadian FAM


Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma (dekade III atau

lebih)
Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat
Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang

dari 30% baik tipe jinak maupun ganas.


Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus
Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau
tumor sudah sangat besar

G.

Diagnosa
Anamnesa

Usia 30 tahun atau lebih


Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa disertai nyeri, kadang
kadang ada anamnesis cepat membesar terakhir ini, dan disertai ulkus.

Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan
nyeri tulang

Pemeriksaan fisik

Terdapat massa payudara yang besar, keras, berbatas-jelas, tidak lunak

Diatas kulit mungkin terlihat licin dan cukup translusen untuk memperlihatkan vena
payudara yang mendasarinya

Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada bagian yang padat

dan banyak bagian yang kistik.


Mobile (mudah digerakkan) dari jaringan sekitar atau dengan kulit dan dasar/dinding
torak

Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat
besar

Pencitraan

Mammogram dan USG mammae: tumor Phylloides memiliki tepi yang berbatas
jelas. Mammogram ataupun USG payudara tidak dapat membedakan secara jelas
antara fibroadenoma dan Phyllodes jinak atau tumor ganas.

Biopsi payudara eksisi terbuka : potongan jaringan memberikan sampel sel lebih
baik dan akan menghasilkan diagnosa yang tepat untuk tumor Phylloides.

MRI payudara : membantu tindakan operasi dalam pengangkatan jaringan tumor


phylloides.

H.

Penatalaksanaan
Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka
kekambuhan akan sangat besar

Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:


a)

Benjolan yang sudah menempati hampir seluruh payudara sehingga hanya


tersisa sedikit jaringan payudara yang sehat

I.

b)

Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang maligna

c)

Benjolan residif pada usia tua

Pada tumor phylloides yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang

benigna kecuali pada yang residif, langsung dilakukan mastektomi sederhana.


Pembersihan KGB aksila hanya bila didapatkan metastase pada KGB aksila.

Komplikasi
Komplikasi paska operasi dari penatalaksanaan bedah tumor Phylloides berikut
ini:

Infeksi

Pembentukan seroma

Rekurensi lokal dan/atau jauh

J.

Prognosis
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phylloides setelah operasi pengangkatan
sangat baik. Usia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun
sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat
kesembuhannya sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas
berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang,
hati, dan dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam
penyebaran sel tumor.

Anda mungkin juga menyukai