Anda di halaman 1dari 17

PPN & PPnBM

Tata Cara Pembuatan dan


Pelaporan E-Faktur

Kelompok 1 :
1.
2.
3.
4.
5.

Eris Maulana A. (8)


Fero Ronaldo (13)
Maghfirotun Nisa (19)
Muhyafiddin Islam Syah (22)
Nurma Ayu Sekar Arum (24)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


2014/2015
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak


nikmat yang Tuhan berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk
Tuhan yang maha Esa seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Tata
Cara Pembuatan E-Faktur. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Richard Eddy selaku dosen PPN & PPnBM, dan rekan-rekan yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Tangerang,9 Juli 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada bulan Juli 2015 mendatang direncanakan program E-FAKTURR ini akan
diberlakukan untuk Pengusaha Kena Pajak (PKP) seluruh Jawa dan Bali. Sedangkan
pemberlakukan e-Faktur secara nasional akan secara serentak dimulai pada 1 Juli 2016.Saat
ini seluruh Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Khusus,
Kantor Pelayanan Pajak Madya dan seluruh Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Jawa dan
Bali sedang mengadakan sosialisasi e-faktur kepada PKP yang terdaftar di KPP nya, sehingga
pada saat penerapan efaktur per 1 Juli 2015 semua PKP yang diwajibkan e-faktur telah siap
melaksanakan.Untuk menerapkan pembuatan e-faktur ini, Direktorat Jenderal Pajak telah
menyediakan aplikasi yang dapat diinstall di perangkat komputer Pengusaha Kena Pajak dan
e-Faktur ini otomatis terhubung ke program e-SPT, sehingga akan memudahkan Pengusaha
Kena Pajak dalam membuat SPT Masa PPN secara elektronik menggunakan program e-SPT.
Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-Faktur, adalah Faktur
Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pemberlakuan e-Faktur dimaksudkan untuk
memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bagi Pengusaha Kena Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan khususnya pembuatan Faktur Pajak. Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang diwajibkan membuat Faktur Pajak berbentuk elektronik ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Pemberlakuan e-Faktur dilakukan secara bertahap sejak 1
Juli 2014 kepada PKP tertentu. PKP yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jawa
dan Bali wajib menggunakan e-Faktur per 1 Juli 2015. Sedangkan pemberlakukan e-Faktur
secara nasional akan secara serentak dimulai pada 1 Juli 2016. PKP yang telah wajib e-Faktur
namun tidak menggunakannya, secara hukum dianggap tidak membuat faktur pajak sehingga
akan dikenakan sanksi pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa yang dimaksud dengan E-faktur dan apa dasar hukumnya?


Apa perbedaan faktur pajak dengan E-Faktur?
Apa yang dimaksud Sertifikat Elektronik dan jelaskan cara mendapatkannya!
Kapan saat pembuatan e-Faktur ?
Seperti apa bentuk e-Faktur
Bagaimana jika e-faktur ada yang salah pengisian (e-faktur pengganti)?
Bagaimana apabila ada transaksi yang batal (pembatalan e-faktur)?
1

8. Bagaimana apabila e-faktur rusak atau hilang?


9. Bagaimana kewajiban pelaporan e-Faktur
10. Apa saja keuntungan menggunakan E-Faktur?

C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas dari Dosen PPN & PPnBM
2. Untuk mengetahui dan memberi tahu pembaca mengenai E-faktur

D. MANFAAT
1. Dapat memahami definisi e-faktur dan dasar hukum e faktur
2. Dapat memahami tata cara pembuatan e-faktur.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum E-faktur
1. Pasal 13 (8 ) UU PPN Tata Cara Pembuatan FP diatur dengan atau
berdasarkan PMK
2. Pasal 19 huruf f PMK 151/PMK.03/2013 "Tata Cara Pembuatan FP elektronik
lebih lanjut diatur dengan Perdirjen"
3. Per-24/Pj/2012 Tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan,
Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan
Atau Penggantian, Dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
4. PER-08/PJ/2013 (Perubahan Pertama PER-24/PJ/2012):
5. PER-17/PJ/2014 (Perubahan Kedua PER-24/PJ/2012):
6. PER-16/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Juli 2014) tentang Tata Cara Pembuatan dan
Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
7. KEP-136/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Juli 2014) tentang Penetapan PKP yang
Diwajibkan Membuat Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
B. Pengertian Sertifikat Elektronik
Sertifikat elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat
Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek
hukumPARA pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggara
sertifikasi elektronik (SE-20/PJ/2014). Berikut ini adalah tahapan memperoleh
sertifikat elektronik:
1. Menyampaikan surat permohonan sertifikat elektronik dan lampiran
permohonan secara lengkap, langsung ke KPP tempat PKP terdaftar;
2. Pada saat menyampaikan surat permohonan, salah satu pengurus yang
namanya terdaftar di akta perusahaan harus datang langsung ke KPP;
3. Persetujuan permohonan akan dikirim via email (alamat email adalah alamat
yang telah terdaftar di database pada saat PKP melakukan permohonan
aktivasi nomor seri Faktur Pajak);
4. Buka website efaktur.pajak.go.id;
5. LOGIN dengan user: NPWP, password: password aktivasi PKP yang dikirim
melalui email;
6. Pilih menu Sertifikat Digital PKP;
7. Unduh, baca manual instalasi, kemudian install sertifikat elektronik;
8. Saat install sertifikat, input passphrase password (password lama diganti
dengan password baru);

9. Komputer Anda telah siap digunakan untuk permintaan nomor seri Faktur via
internet dan siap digunakan untuk aplikasi e-Faktur
C. Pengertian E-Faktur
e-Faktur adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem
elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan
petunjuk penggunaan (manual user) yang merupakan satu kesatuan dengan aplikasi
atau sistem elektronik tersebut
D. Perbedaan Faktur Pajak dengan e-Faktur Pajak

No
1

Keterangan
Format/lay out

Tanda Tangan

Bentuk & lembar

Faktur Pajak Kertas

e-Faktur

Bebas tidak ditentukan dan Ditentukan oleh aplikasi/sistem


dapat mengikuti contoh di

yang ditentukan dan atau

lampiran PER-24/PJ/2012

disediakan oleh DJP

Tanda tangan basah diatas

Tanda tangan elektronik

FP kertas

berbentukQR code

Diwajibkan berbentuk

Tidak diwajibkan untuk dicetak

kertas dan jumlah lembar

dalam bentuk kertas

PKP yang membuat

diatur
Seluruh PKP

PKP yang ditetapkan oleh Dirjen

5
6

Jenis Transaksi
Prosedur Lapor

seluruh
-

Pajak
Penyerahan BKP/JKP saja
e-faktur dilaporkan ke DJP

/upload &

dengan cara upload dan

persetujuan DJP
Mata Uang

mendapatpersetujuan DJP
Rupiah (Selain Rupiah,

Rupiah dan Dollar

dikonversi ke Rupiah dengan


menggunakan kurs Menteri
Keuangan pada saat
8

Pelaporan SPT PPN

Menggunakan aplikasi

pembuatan e-Faktur)
Menggunakan aplikasi yang

tersendiri

sama dengan aplikasi pembuatan


e-Faktur
4

E. PKP Yang Wajib Membuat E-Faktur


Pengusaha Kena Pajak yang diwajibkan membuat e-Faktur adalah Pengusaha Kena
Pajak yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
1. PKP wajib e-Faktur sejak 1 Juli 2014 ada 45 WP PKP yang ditetapkan melalui
KEP-136/PJ/2014, yaitu sebagai berikut:
No

NPWP

NAMA

01.338.618.0-091.000

PT Pama Persada Nusantara

01.002.075.8-092.000

PT Goodyear INDONESIA Tbk

01.445.062.1-092.000

PT Ramajaya Pramukti

01.001.663.2-051.000

PT Aneka Tambang

01.000.011.5-051.000

PT Bukit Asam (Persero) Tbk

01.000.013.1-093.000

PT Telekomunikasi INDONESIA

01.718.327.8-093.000

PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel)

01.300.992.3-093.000

PT Sucofindo

02.239.283.1-093.000

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia

10

01.000.120.4-052.000

PT Monier

11

01.069.162.4-052.000

PT Misung Indonesia

12

01.061.554.0-052.000

PT Kurita Indonesia

13

02.026.485.9-052.000

PT Foseco Indonesia

14

02.593.932.3-052.000

PT Patra SK

15

01.070.909.5-052.000

PT BP Petrochemicals INDONESIA

16

01.824.407.9-055.000

PT Sanken INDONESIA

17

01.000.147.7-055.000

PT Sanyo Jaya Components Indonesia

18

02.519.842.5-055.000

PT Akashi Wahana Indonesia

19

01.060.616.8-055.000

PT Akebono Brake Astra Indonesia

20

01.070.743.8-055.000

PT NS Bluescope Indonesia

21

01.707.574.8-056.000

PT Sony Indonesia

22

01.305.436.6-056.000

PT Penta Valent

23

01.001.773.9-057.000

PT Elegant Textile Industry

24

01.068.034.6-057.000

PT DongII Indonesia

25

01.061.736.3-058.000

PT Du Pont Indonesia

26

01.070.870.9-058.000

PT Yokogawa Indonesia

27

01.869.736.7-058.000

PT Erm Indonesia

28

01.070.939.2-058.000

PT Kuala Pelabuhan Indonesia

29

01.070.680.2-059.000

PT ISS Indonesia
5

30

02.005.464.9-059.000

PT Daya Kobelco Construction Machinery


Indonesia

31

01.348.430.8-059.000

PT Mulia Intipelangi

32

01.610.717.9-059.000

PT Manggala Gelora Perkasa

33

01.001.680.6-054.000

PT IndoRama Synthetics Tbk

34

01.303.912.8-054.000

PT Fortune Indonesia Tbk

35

01.139.219.8-054.000

PT Tunas Baru Lampung Tbk

36

01.001.475.1-053.000

Shimizu Corporation

37

01.002.804.1-053.000

Nippon Koei Co Ltd

38

01.061.608.4-081.000

PT Dowell Anadrill Schlumberger

39

01.061.617.5-081.000

PT Schlumberger Geophysics Nusantara

40

01.371.814.3-081.000

PT Radiant Utama Interinsco Tbk

41

02.435.712.1-073.000

PT Trans Power Marine Tbk

42

01.060.617.6-007.000

PT Inti Ganda Perdana

43

01.735.097.6-007.000

PT Royal Sutan Agung

44

01.772.284.4-038.000

PT Halim Sakti Pratama

45

01.303.009.3-038.000

PT Lea Sanent

2. PKP wajib e-Faktur sejak 1 Juli 2015 adalah WP PKP di Jawa & Bali (diktum
kedua KEP-136/PJ/2014)
3. PKP wajib

e-Faktur

sejak

Juli

2016

adalah

WP PKP seluruh

INDONESIA (diktum ketiga KEP-136/PJ/2014)

F. Transaksi Yang Wajib di Buatkan e-Faktur


a) penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a dan/atau Pasal 16D Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor
42 Tahun 2009; dan/atau
b) penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.
G. Transaksi yang di Kecualikan dari Kewajiban e-Faktur

a. yang dilakukan oleh pedagang eceran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20


Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012;
b. yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak Toko Retail kepada orang pribadi
pemegang paspor luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;
dan
c. yang bukti pungutan Pajak Pertambahan Nilainya berupa dokumen tertentu
yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.
H. Saat Pembuatan e-Faktur
a. saat penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a dan/atau Pasal 16D Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor
42 Tahun 2009;
b. saat penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;
c. saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
d. saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan; atau
e. saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
tersendiri.

I. BENTUK e-Faktur
Bentuk e-Faktur adalah berupa dokumen elektronik Faktur Pajak, yang
merupakan hasil keluaran (output) dari aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan
dan/atau
disediakan
oleh
Direktorat
Jenderal
Pajak.
e-Faktur tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas (hardcopy).

Apabila e-Faktur dicetak di atas kertas yang disediakan secara khusus oleh
Pengusaha Kena Pajak, misalnya kertas yang telah dicetak logo perusahaan, alamat,
atau informasi lainnya, maka e-Faktur yang dicetak di atas kertas tersebut tetap
berfungsi sebagai Faktur Pajak. (PENG-01/PJ.02/2014)
J. Keterangan Yang Wajib Ada Pada E-Faktur
8

e-Faktur harus mencantumkan keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau


penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat:
1) Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP;
2) Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;
3) Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
4) PPN yang dipungut;
5) PPnBM yang dipungut;
6) Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
7) Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
8) Tanda tangan ini berupa tanda tangan elektronik.

K. Mata Uang Yang Digunakan Pada E-Faktur


a) e-Faktur dibuat dengan menggunakan mata uang Rupiah.
b) Untuk penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP yang menggunakan mata uang
selain Rupiah maka harus terlebih dahulu dikonversikan ke dalam mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku menurut Keputusan Menteri
Keuangan pada saat pembuatan e-Faktur.
L. Penggantian e-Faktur Pajak
Atas e-Faktur yang salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan,
sehingga tidak memuat keterangan yang lengkap, jelas dan benar, Pengusaha Kena
Pajak yang membuat e-Faktur tersebut dapat membuat e-Faktur pengganti melalui
aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan Direktorat
Jenderal Pajak. (Pasal 6 PER-16/PJ/2014)
M. Pembatalan e-Fatur Pajak
Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan BKP dan/atau
penyerahan JKP yang e-Fakturnya telah dibuat, PKP yang membuat e-Faktur harus
melakukan pembatalan e-Faktur melalui aplikasi atau sistem elektronik yang
ditentukan dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak.
N. e-Faktur Pajak Rusak
9

Atas hasil cetak e-Faktur yang rusak atau hilang, PKP yang membuat e-Faktur
dapat melakukan cetak ulang melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan
dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak.
Atas data e-Faktur yang rusak atau hilang, PKP dapat mengajukan permintaan
data e-Faktur ke Direktorat Jenderal Pajak melalui KPP tempat PKP dikukuhkan
dengan menyampaikan surat Permintaan data e-Faktur sebagaimana diatur dalam
Lampiran PER-16/PJ/2014
Permintaan data e-Faktur ini terbatas pada data e-Faktur yang telah diunggah
(upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dan telah memperoleh persetujuan dari
Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal PKP diwakili atau menunjuk kuasa, Petugas
Khusus menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
O. Kewajiban Pelaporan e-Faktur

e-Faktur wajib dilaporkan oleh PKP ke Direktorat Jenderal Pajak dengan cara
diunggah (upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dan memperoleh persetujuan dari
Direktorat Jenderal Pajak.

Pelaporan e-Faktur ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau sistem


elektronik yang telah ditentukan dan/atau disediakan Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak memberikan persetujuan untuk setiap e-Faktur yang


telah diunggah (upload) sepanjang Nomor Seri Faktur Pajak yang digunakan
untuk penomoran e-Faktur tersebut adalah Nomor Seri Faktur Pajak yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada PKP yang membuat e-Faktur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e-Faktur

yang

tidak

memperoleh

persetujuan

dari

Direktorat

Jenderal

Pajak bukan merupakan Faktur Pajak.


P. Keuntungan Pembuatan E-faktur
Ada berbagai keuntungan bagi penjual yang menggunakan e-Faktur antara lain,
tanda tangan basah digantikan tanda tangan elektronik. Keuntungan lainnya, e-Faktur

10

Pajak tidak harus dicetak sehingga mengurangi biaya kertas, biaya cetak, dan biaya
penyimpanan dokumen.
Selain itu, aplikasi e-Faktur Pajak juga membuat SPT masa PPN sehingga PKP
tidak perlu lagi membuatnya. Keuntungan keempat, PKP yang menggunakan e-Faktur
Pajak juga dapat meminta nomor seri Faktur Pajak melalui situs pajak dan tidak perlu
lagi datang ke KPP.
Sedangan keuntungan bagi pembeli adalah terlindungi dari penyalahgunaan
Faktur Pajakyang tidak sah, karena cetakan e-Faktur Pajakdilengkapi dengan
pengaman berupa QR code. QR code menampilkan informasi tentang transaksi
penyerahan : nilai DPP dan PPN dan lain-lain.
Selain itu, informasi dalam QR code dapat dilihat menggunakan aplikasi QR code
scanner yang terdapat di smartphone atau gadget lainnya. Keuntungan ketiga bagi
pembeli adalah jika informasi yang terdapat dalam QR code tersebut berbeda dengan
yang ada dalam cetakan e-Faktur Pajak maka Faktur Pajak tersebut tidak valid.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah diterbitkan ketentuan yang mengatur mengenai Faktur Pajak berbentuk
elektronik (e-Faktur), yaitu:
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER 24/PJ/2012 tentang
Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan
dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata
Cara Pernbatalan Faktur Pajak;
d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang
Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik;
e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-224/PJ/2014 tentang
Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik;
f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-33/PJ/2015 tentang Penetapan
Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak Berbentuk
Elektronik; dan
g. Pengumuman Direktur Jenderal Pajak Nomor PENG-01/PJ.02/2014 tentang
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-Faktur).

Faktur Pajak berbentuk elektronik, yang selanjutnya disebut e-Faktur, adalah


Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang
ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Pemberlakuan e-Faktur dimaksudkan untuk memberikan kemudahan,


kenyamanan, dan keamanan bagi Pengusaha Kena Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan khususnya pembuatan Faktur Pajak.

Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang diwajibkan membuat Faktur Pajak


berbentuk elektronik ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Pemberlakuan e-Faktur dilakukan secara bertahap sejak 1 Juli 2014 kepada


PKP tertentu. PKP yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jawa dan
Bali wajib menggunakan e-Faktur per 1 Juli 2015. Sedangkan pemberlakukan
e-Faktur secara nasional akan secara serentak dimulai pada 1 Juli 2016.
12

PKP yang telah wajib e-Faktur namun tidak menggunakannya, secara hukum
dianggap tidak membuat faktur pajak sehingga akan dikenakan sanksi pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Saran
Demikian makalah yang dapatdibuat oleh penulis, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silakan
disampaikan kepada penulis.
Daftar Pustaka
http://www.pajak.go.id/content/faktur-pajak-berbentuk-elektronik-e-faktur
http://www.pajak.go.id/e-faktur
http://barakanamla.com/ppn-artikel/187-sertifikat-elektronik-gerbang-masukpenggunaan-e-faktur-juli-2015
http://www.pajak.go.id/content/article/pkp-di-jawa-dan-bali-wajib-gunakan-e-faktur1-juli-2015
http://www.pajak.go.id/content/faktur-pajak-berbentuk-elektronik-e-faktur
http://www.sjdih.kemenkeu.go.id/Ind/
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15234
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15137
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15538
http://amsyong.com/2014/07/faktur-pajak-elektronik-alias-e-faktur-2014/
http://ekstensifikasi423.blogspot.sg/2015/01/faktur-pajak-dan-e-faktur-pajak.html
PER-16/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Juli 2014) tentang Tata Cara Pembuatan dan
Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
KEP-136/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Juli 2014) tentang Penetapan PKP yang
Diwajibkan Membuat Faktur Pajak Berbentuk Elektronik

13

14

Anda mungkin juga menyukai