Juli 2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Glaukoma sendiri disebut sebagai penyebab kebutaan nomor 2 di dunia
dan di Indonesia setelah kebutaan karena Katarak. Ada lebih dari 500,000 kasus
kebutaan yang disebabkan oleh Glaukoma di Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari
campaign World Glaucoma Day atau hari Glaukoma sedunia yang jatuh pada
tanggal 6 maret 2009 lalu, Jakarta Eye Center (JEC). Glaukoma adalah nama
penyakit yang diberikan untuk sekumpulan penyakit mata di mana terjadi
kerusakan syaraf mata (nervus opticus) yang terletak di belakang mata dan
mengakibatkan penurunan penglihatan tepi (perifer) dan berakhir dengan
kebutaan.
Pada kebanyakan orang, kerusakan syaraf mata ini disebabkan oleh
peningkatan tekanan di dalam bola mata sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi
atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih yang membawa oksigen, gula dan
nutrient/zat gizi penting lainnya ke bagian-bagian mata dan juga untuk
mempertahankan bentuk bola mata). Pada sebagian pasien kerusakan syaraf mata
bisa juga disebabkan oleh suplai darah yang kurang ke daerah vital jaringan
nervus opticus, adanya kelemahan struktur dari syaraf atau adanya masalah
kesehatan jaringan syaraf.
Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang
berbeda pula. Pada umumnya, ras Afrika dan Asia lebih beresiko tinggi menderita
glaukoma dan kehilangan penglihatannya daripada orang kulit putih dan
glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan di Asia. Hampir 80.000
penduduk Amerika serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit ini menjadi
penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Di Amerika
Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma.
Mekanisme
gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut
kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke
1
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
2
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
BAB II
TINJAUAN PERPUSTAKAAN
II. 1 Fisiologi Pembentukan dan Aliran Humor Akuos
Komposisi dari humor akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi
kamera anterior dan posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250 uL, dan
kecepatan pembentukannya, yang bervariasi diurnal, adalah 1,5-2 uL/menit.
Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi humor akuos
serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat,
piruvat dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih
rendah.12
Humor akuos diproduksi oleh korpus siliar. Ultrafiltrat plasma yang
dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus
sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, humor akuos
mengalir melalui pupil ke kamera anterior. Selama periode ini terjadi pertukaran
diferensial komponen-komponen dengan darah di iris.12
Aliran keluar humor akuoa terjasi ketika jalinan trabekula terdiri dari
berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekular
dan membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil
sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke
dalam jaringan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut
sehingga kecepatan drainase humor akuos juga meningkat. Aliran humor akuos
kedalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran
trabekular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar
30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus) menyalurkan cairan kedalam sistem
vena. Sejumlah kecil humor akuos keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan
lewat sela-sela sklera.12
Resistensi utama terhadap cairan keluar humor akuos dari kamera anterior
adalah lapisan endotel saluran Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular
3
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
didekatnya, bukan dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena
episklera menentukan besar minimum TIO yang dicapai oleh terapi medis. 8,12
Referat Glukoma
Juli 2010
II. 2 Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Menurut
Chandler & Grant (1977), glaukoma adalah suatu keadaan pada mata, dimana
ditemukan kenaikan tekanan bola mata yang sudah menyebabkan kerusakan atau
kelainan pada diskus optikus dan lapang pandangan atau penglihatan. Sedangkan
menurut Kolker & Hetherington (1983), glaukoma adalah suatu penyakit mata
dengan tanda yang lengkap berupa kenaikan tekanan bola mata, degenerasi dan
ekskavasi diskus optikus dan gangguan khas serabut saraf, yang menimbulkan
gangguan lapang pandangan atau penglihatan. Sementara itu, Liesegang (2003)
menyatakan bahwa glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda
karakteristik berupa adanya neuropati optik glaukomatosa bersamaan dengan
defek atau gangguan penyempitan lapang pandangan yang khas, disertai dengan
kenaikan tekanan bola mata. Goldberg (2003) juga menyatakan bahwa glaukoma
sudut terbuka primer adalah neuropati yang khronik progresif dengan karakteristik
perubahan papila syaraf optik dan atau lapang pandangan tanpa disertai penyebab
sekunder. 6, 11, 12
Glaukoma adalah nama penyakit yang diberikan untuk sekumpulan
penyakit mata dimana terjadi kerusakan saraf mata (nervus opticus) yang terletak
dibelakang mata dan mengakibatkan penurunan penglihatan tepi (perifer) dan
berakhir dengan kebutaan, hal ini biasanya ditandai dengan penigkatan TIO.
Glaukoma merupakan keadaan akhir yang sama dengan gagal jantung kongestif
atau gagal hati.5
Glaukoma dapat ditandai dengan ekskavasio glaukomatous, neuropati
saraf optik serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya diakibatkan
oleh tekanan bola mata yang tidak normal. Walaupun peningkatan tekanan
intraokular adalah faktor resiko bermakna terjadinya glaukoma, tetapi tidak ada
ambang batas dari tekanan intra okular ini yang menyebabkan glaukoma.
Seseorang bisa mengalami kerusakan saraf pada tekanan yang relatif rendah,
5
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
sementara orang lainnya dapat memiliki tekanan intraokular yang tinggi selama
bertahun-tahun dan belum terjadi glaukoma.7, 12
Glaukoma yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen
saraf optik dan kehilangan lapang pandang yang dapat menyebabkan kebutaan.
Glaukoma juga disebut sebagai maling penglihatan. Sementara glaukoma absolut
merupakan stadium akhir (The Final Stage) dari kebutaan dalam kasus
glaukoma.7, 12
II. 3 Epidemiologi
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini terdapat
180 juta penduduk dunia yang mengalami cacat penglihatan. Sebanyak 40-45 juta
di antaranya tidak dapat melihat atau buta. Laporan WHO juga mengungkapkan
bahwa setiap detik tambah satu penderita kebutaan di dunia. Sembilan dari 10
penderita kebutaan tersebut berada di negara miskin dan berkembang, terutama
negara-negara Afrika dan Asia Selatan atau Asia Tenggara. Khusus untuk
Indonesia, diperkirakan 3,1 juta jiwa (1,5 persen) penduduknya mengalami
kebutaan.
Penyebab utama kebutaan di dunia adalah katarak (45 persen). Penyebab
lain antara lain adalah glaucoma, diabetes melitus, dan trauma (37,5 persen);
trachoma (12,5 persen); dan onchocerciasis atau river blindness (0,6 persen) .
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada
sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk
mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk
mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.
Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang
berbeda pula. Pada umumnya, orang suku Afrika dan Asia lebih tinggi resikonya
untuk menderita glaukoma dan kehilangan penglihatannya daripada orang kulit
putih dan glaukoma adalah salah satu penyebab kebutaan di Asia setelah katarak.8
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sampai usia 50 tahun, glaukoma
terjadi pada 1 dari 50 orang, sedangkan pada usia 80 tahun atau lebih, glaukoma
terjadi pada 1 dari 10 orang. 8
6
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
II. 4 Etiologi
Glaukoma dapat terjadi pada setiap klasifikasi umur dan ras, mulai dari
bayi sampai pada orang tua, tetapi penting untuk mengetahui secara etiologi dari
faktor-faktor resiko dari glaukoma. Beberapa faktor resiko timbulnya glaukoma,
antara lain:
1.
Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat
2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan
bertambah dengan bertambahnya usia.2
2.
3.
4.
Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang
memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda
pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan
diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.2
5.
6.
7.
7
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
8.
Mekanisme autoimun.2
Hal yang mengkhawatirkan adalah glaukoma seringkali timbul tanpa
gejala sampai pada fase terakhir, kecuali glaukoma jenis akut (tekanan bola mata
tiba-tiba meninggi sehingga mata terasa sakit sekali). Karena itu deteksi dini
glaukoma sangat penting.2
Pada fase lanjut glaukoma, gejala-gejala berikut mungkin timbul :
-
sakit kepala
penglihatan kabur
Pada kebanyakan orang, kerusakan saraf mata ini disebabkan oleh peningkatan
tekanan di dalam bola mata sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau
pengaliran cairan bola mata (cairan jernih yang membawa oksigen, gula dan
nutrient/zat gizi penting lainnya ke bagian-bagian mata dan juga untuk
mempertahankan bentuk bola mata). Pada sebagian pasien kerusakan saraf mata
bisa juga disebabkan oleh suplai darah yang kurang ke daerah vital jaringan
nervus opticus, adanya kelemahan struktur dari saraf atau adanya masalah
kesehatan jaringan saraf.1
Tekanan bola mata yang meningkat adalah faktor utama yang
menyebabkan kerusakan glaukomatous pada serabut saraf optik. Saraf optik, yang
berlokasi dibelakang mata adalah serabut saraf utama mata. Serabut saraf ini
berfungsi membawa informasi dari lapisan retina yang sensitive terhadap sinar,
dan mentransmisikan bayangan ke otak, sehingga dapat di interpretasikan dan
kemudian dapat diterima sebagai gambar yang dapat kita lihat.1
Mata bersifat kenyal dan berbentuk bulat, seperti bola basket. Tonus dan
bentuknya dipertahankan oleh tekanan dalam mata ( tekanan intraokuler ) yang
secara normal berkisar antara 10-21 mmHg. Ketika tekanan terlalu rendah, mata
menjadi lebih lunak, sementara bila tekanan terlalu tinggi mata menjadi lebih
keras.1
8
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
II. 5 Patofisiologi
Berdasarkan anatomis bola mata bilik anterior dan bilik posterior mata
terisi oleh cairan encer yang disebut humor aquos. Dalam keadaan normal, cairan
ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik
anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini
terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari
bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.2
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan
kebutaan.2
Referat Glukoma
Juli 2010
II. 6 Klasifikasi
Glukoma Primer
Klasifikasi golongan ini didasarkan gonioskopi. Penyebabnya tidak
diketahui. Ada dua macam yaitu :
a. Glukoma sudut bilik mata depan tertutup disebut juga acute congestive
glucoma.
b. Glukoma sudut bilik mata depan terbuka disebut juga dengan chronic
simple glucoma.
Glukoma Sekunder
Glukoma yang disebabkan oleh penyakit lain dalam bola mata.
Penggolongan ini didasarkan atas anatomi mata.
a. Karena kelainan lensa: Lukasi; pembengkakan; dan fakolitik.
b. Karena kelainan uvea: uveitis; dan tumor.
c. Karena trauma: hifema.
d. Karena pembedahan: bilik mata yang tidak cepat terbentuk setelah
pembedahan katarak
Glukoma kongenital
Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil (buftalmos),
adalah glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan
sudut bilik mata yang terjadi oleh adanya kelainan kongenital. Mungkin kelainan
ini akibat terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada
saat perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal Schlemm, dan tidak
sempurnanya pembentukan pembuluh darah balik yang menampung cairan bilik
mata keluar.
10
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
Akibat pembendungan cairan mata ini, tekanan bola mata meninggi pada
saat bola mata sedang dalam perkembangan sehingga selain ekskavasio papil
bertambah, juga terjadi pembesaran bola mata seperti kornea dan sklera yang
disebut sebagai buftalmos. Pada kornea akan terjadi robekan membran descement
sehingga terjadi edema kornea. Pasien akan mengeluh silau dan bayi tersebut akan
selalu menyembunyikan kepala dan matanya mata akan berair akibat fotofobia.
Sklera perikorneal menipis sehingga akan terlihat sklera berwarna biru. Bilik mata
dalam dengan iris tremulan dengan lensa yang menipis dan memberikan gejala
mata menjadi lebih miopik. Akibat terjadi atrofi papil saraf optik, maka tajam
penglihatan
dan
lapang
pandangan
menurun
perlahan-lahan
tanpa
Diagnosis sering baru dibuat bila dilakukan tonometri rutin pada penderita
yang misalnya datang hanya untuk ganti kacamata.
Sifat glaukoma ini adalah bilateral tetapi biasanya yang satu mulai lebih
dulu.
11
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
Pada
funduskopi
ditemukan
ekskavasi
apabila
glaukoma
sudah
berlangsung lama.4,7
Glaukoma sudut terbuka sering disebut sebagai maling penglihatan
karena sering terjadi dan berjalan perlahan tanpa pasien sadari adanya kelainan
sampai terjadi penyempitan lapangan pandang yang berat bahkan sampai tidak
dapat melihat sama sekali.5
12
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
13
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
E. Glaukoma sekunder
Peningkatan yang terjadi sebagai salah satu manifestasi penyakit mata lain
disebut glaukoma sekunder. Ada berbagai macam glaucoma sekunder yaitu :
1.
Glaukoma pigmentasi
2.
Sindroma pseudoeksfoliasi
3.
4.
5.
Sindroma iridokorneoendotel
6.
7.
8.
Glaukoma neovaskuler
9.
10.
F. Glaukoma kongenital
Glaukoma yang terjadi pada anak anak dibawah 2 tahun sering disebut
glukoma kongenital. Biasanya berhubungan dengan defek developmental yang
diturunkan dari sudut bilik mata anterior yang mencegah aliran akuos humor,
sehingga
terjadi peningkatan
tekanan
intraokuler. Glaukoma
kongenital
mempunyai ciri khas berupa mata buftalmos dan penderita sangat banyak
mengeluarkan air mata, silau dan kekeruhan pada kornea.3,7
Glaukoma kongenital dapat dibagi menjadi :
1.
2.
14
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
3.
Aniridia12
Referat Glukoma
Juli 2010
terminal dari glaukoma kronis dan untuk mencapai tahap tersebut tidak dapat
diragukan akan melalui keadaan ambliopia, amaurosis atau pada tingkat lanjut
sebagai suffosio nigra atau gutta serena.4
II. 8 Diagnosa
Ada beberapa tindakan dalam menegakkan diagnosa dari glukoma ini,
diantaranya adalah:
1. Anamnesis
Keluhan utama atau gejala-gejala penderita dengan glaukoma umumnya
berupa gangguan penglihatan, mata sakit, mata merah. Kehilangan penglihatan
yang disebabkan oleh atropi serabut saraf optik tidak disadari penderita, sampai
kelainan sudah lanjut yaitu hilangnya penglihatan sentral. Kadang kadang pada
beberapa penderita mungkin sudah mengeluh adanya skotoma skotoma didaerah
parasentral pada lapang pandangnya.. Tetapi umumnya gangguan penglihatan
baru dirasakan bila sudah ada kekeruhan media atau kelainan makula.9
Gangguan penglihatan subjektif pada penderita glaukoma paling sering
disebabkan oleh edema kornea akibat peninggian tekanan intraokuler yang cepat.
Gangguan penglihatan yang lain adalah haloglaukomatosa yaitu penderita melihat
lingkaran-lingkaran pelangi disekitar bola lampu. Keadaan ini umumnya
disebabkan oleh edema kornea atau sudah ada sklerosis nukleus lensa. Selain itu
astenopia seperti mata cepat lelah, kesulitan akomodasi pada waktu mebaca dekat
dan kehilangan penglihatan untuk beberapa saat ( transient blackout) dapat
menyebabkan keadaan glaukoma.9
Rasa
sakit
pada
penderita
glaukoma
mempunyai
derajat
yang
berbeda beda. Sakit ini terdapat disekitar mata, pada alis mata atau didalam bola
mata dengan atau tanpa sakit kepala. Mata merah terutama akibat injeksi silier
yang terjadi pada peninggian TIO yang cepat, sering disertai mual muntah.
Riwayat riwayat penyakit mata penderita hendaknya dicatat seperti trauma,
operasi operasi mata, penyakit retina, pemakaian obat-obatan, steroid,
penyakitpenyakit sistemik seperti kelainan kardiovaskuler, penyakit endokrin
16
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
seperti DM, kelainan tekanan darah. Oleh karena adanya faktor genetik pada
penderita glaukoma primer, dan riwayat penyakit glaukoma pada keluarga.9
2. Biomikroskopi
Dalam pemeriksaan biomikroskopi, terutama diperhatikan keadaan
segmen anterior, baik kelainan yang diakibatkan oleh glaukoma maupun keadaan
yang mungkin menyebabkan glaukoma. Sebelum ini pemeriksaan inspeksi
dilakukan terlebih dahulu, seperti posisi, kedudukan dan gerakan bola mata.9
17
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
bertahan cukup lama sampai menghilang sama sekali. Dalam keadaan ini tajam
penglihatan sudah ditingkat menghitung jari, bahkan bisa lebih buruk lagi.9
4. Tonometri
Tekanan intraokuler merupakan salah satu parameter dinamika humor
akuos yang mudah dan lebih tepat diukur dibandingkan dengan lainnya.
a. Pengukuran tanpa alat
Pengukuran ini dikenal dengan palpasi atau finger tension. Pengukuran ini
memberikan hasil yang kasar , dan memerlukan banyak pengalaman. Walaupun
tidak teliti, cara palpasi ini masih bermanfaat pada keadaan dimana pengukuran
tekanan dengan alat tidak dapat dilakukan , misalnya menghindari penularan
konjungtivitis dan infeksi kornea.9
Cara yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
-
Mata penderita disuruh melihat ke bawah, tetapi celah mata tidak tertutup
rapat
Kedua jari telunjuk pemeriksa diletakkan diatas kelopak mata atas, tepat
dibawah rima orbita. Kedua telunjuk ini sedikit ditekan sampai permukaan
sklera terasa.
:N+
Bila rendah
: N -9
18
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
19
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
20
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
Bila ada kenaikan TIO lebih dari 8 mmHg tes dianggap positif.
2.
b.
Tes midriasis
2.
Miotik :
-
21
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
Analog prostaglandin
Bimatoprost (lumigan),travoprost (travartan), dan unoprostone (rescula)
merupakan analog prostaglandin yang baru dikembangkan di Amerika
Serikat. Bimatoprost merupakan analog prostamide dengan aktivitas
hipotensive okuli. Obat tersebut menyebabkan aktivitas penurunan tekanan
intraokuler oleh prostamide melalui jalur prostamide . Travaprost dan
unoprostone merupakan analog prostaglandin F 2 alpha yang sama dengan
latanaprost. Agen tersebut merupakan agonis reseptor prostanoid FP
selektif yang dapat mengurangi tekanan intraokuler dengan meningkatkan
aliran uveoskleral.10
B.
Trabekulektomi
Indikasi :
22
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
diangkat sehingga .cairan bilik mata depan mengalir langsung kekanal Schlemm.
Pada pembedahan ini dibuat flap konjungtiva dibagian atas dan dibuat flap sclera
sebesar 4 x 4 mm dengan dasar di kornea. Sejajar dengan tepi kedua kanal
Schlemm dibuat sayatan 2 mm sehingga kanal Schlemm terangkat. Flap sklera
dan konjungtiva dijahit kembali.4
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
A. Medikamentosa
Glaukoma
sudut
tertutup
akut
adalah
suatu
kegawatdaruratan
23
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
laser argon juga dapat digunakan. Iridektomi perifer secara bedah diindikasikan
apabila terapi laser tidak berhasil.7
Referat Glukoma
Juli 2010
Sinekia anterior perifer, terjadi perlengketan antara iris bagian tepi dan
jaringan trabekulum.
2.
Katarak
3.
Atropi papil saraf optik, karena serangan yang mendadak dan hebat papil
saraf optik mengalami pukulan yang hebat hingga atropi.
4.
5.
Glaukoma absolut, yaitu akhir dari glaukoma yang tidak tertangani dengan
baik sampai buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja karena tekanan
bola mata makin tinggi tetapi juga karena kornea mengalami degenerasi
sehingga mengelupas (keratopati bulosa).8
25
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
Iridosiklitis akut
2.
Konjungtivitis Akut
3.
Keratitis
4.
Skleritis.12
26
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
1. Glaukoma adalah nama penyakit yang diberikan untuk sekumpulan
penyakit mata di mana terjadi kerusakan syaraf mata (nervus
opticus) yang terletak di belakang mata dan mengakibatkan
penurunan penglihatan tepi (perifer) dan berakhir dengan kebutaan.
2. Glaukoma adalah suatu keadaan pada mata, dimana ditemukan
kenaikan tekanan bola mata yang sudah menyebabkan kerusakan
atau kelainan pada diskus optikus dan lapang pandangan atau
penglihatan.
3. Pada fase lanjut glaukoma, gejala-gejala berikut mungkin timbul :
hilangnya penglihatan perifer, sakit kepala, penglihatan kabur dan
melihat lingkaran pelangi bila melihat sumber cahaya terang.
4. Keluhan utama atau gejala-gejala penderita dengan glaukoma
umumnya berupa gangguan penglihatan, mata sakit, mata merah.
Kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh atropi serabut saraf
optik tidak disadari penderita, sampai kelainan sudah lanjut yaitu
hilangnya penglihatan sentral.
5. Prognosa yang buruk glukoma bila tanpa pengobatan, glaukoma
sudut terbuka dapat berkembang sampai akhirnya menyebabkan
kebutaan total. Bila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian
besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis
maka prognosisnya baik.
27
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA
Referat Glukoma
Juli 2010
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anonimous.
Glaucoma.
3.
4.
Messwati
ED.
Glaukoma,
Si
Pencuri
Penglihatan.
6.
Hal: 212-216
7.
8.
9.
10.
Sullivan
BR..
Glaucoma-Lens
Particle.
dan
usaha
pencegahannya.
Referat Glukoma
Juli 2010
12.
29
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUZA