PERKEMIHAN
A.
Peradangan
1. Cystitis
- Suatu inflamasi pada kandung kencing/bladder
- Prevalensi dewasa : 2,5 %
- Risiko : wanita 50 kali pria
- Pada usila prevalensi : 10 30 %
Etiologi
Etiolog
- Bakteri : Escgherescia Coli (70 80 %)
Staphilokokus
Enterokokus
Klebsiela
Proteus
- Fungi : Candida
Klien beresiko fungemia :
DM
Immunosupresif agen
Penurunan kekebalan
- Parasit : trichomonas
- Virus : jarang
ditemukan
Page 1 of 35
Demam
- Muntah
Menggigil
- Malaise
Mual
- Nyeri pinggang
- Tanda Vital
Page 2 of 35
Pemeriksaan Diagnostik
Urinalisis :
- Bakteri uri
- WBC/RBC positif
Urine kultur
Diagnosa Keperawatan
sumber-sumber informasi.
Intervensi
Diet TKTP
Me gejala/tanda infeksi.
Page 3 of 35
2. Urethritis
Suatu inflamasi pada urethra yang menimbulkan gejala-gejala yang sama
dengan ISK.
Etiologi
Gejala
Pyuria-dysuria syndrom.
Frequency-dysuria syndrom
Pengkajian
Riwayat PHS
Intervensi
3. Pyelonefrithis
Infeksi bacteri pada pelvis renal.
Etiologi
E. coli
Page 4 of 35
Klebsiella
Enterobaster
Pseudomonas
Morganella
Inflamatory response
Page 5 of 35
Diet TKTP
Educational counseling
Page 6 of 35
Etiologi
90% faktor resiko metabolik.
75% batu terdiri dari calcium oxalate.
Idiopathic hypercalciuria.
- Absorbtive (me absorbsi Calsium di usus).
- Renal (ggn reabsorbsi Calsium di tubulus renal).
Penyebab sekunder :
- Hyperparathiroidism
- Vit. D intoxication.
- RTA (Renal Tubular Acidosis).
- Immobilization syndrome.
Pathofisiologi
Kelainan metabilic supersaturasi filtrate
Immobilitas lama
Fluid intake
Calculi
Urine statis
ISK
blok ureter
hidroureter
Page 7 of 35
hidronefrosis
kerusakan ginjal
ireversibel
PENGKAJIAN
Riwayat batu ginjal sebelumnya / keluarga
Riwayat diet
Manifestasi klinis:
- Nyeri yang berat pada pinggang
- Nausea, Vomiting
- Colic
Hematuri
Obstruksi Oliguri, annuri
Bladder distensi
Tampak pucat, diaphoresis
Psikososial: cemas
Lab:
- RBC, WBC, Bacteri, Urin
- PH:/
- WBC count, Diff. Count
- Serum Ca, PO4, as. Urat
X-ray, IVP, CT scan .
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b/d agen injuri fisik (pengerakan batu)
Risiko tinggi infeksi b/d urin statis dan adanya benda asing (batu).
Risiko tinggi injuri b/d faktor risiko dari dalam (resiko obstruksi urin).
Page 8 of 35
INTERVENSI
Teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri
Diet TKTP, Intake cairan 2 -3 l/hr
Intake Ca 400 500 mg/hr
Kolaboratif:
- Medikasi
- Pembedahan
2. STRIKTUR URETHRA
Penyempitan saluran urethra
ETIOLOGI:
Komplikasi dari PHS (Gonorrhea).
Trauma setelah kateterisasi/instrumentasi
Kelainan didapat ketika lahir laki-laki>wanita
Tanda/gejala:
Aliran urin tersumbat jarang menimbulakn nyeri.
Overdistensi bladder.
C. KEGANASAN
1. RENAL CELL CARCINOMA
(Adenocarcinoma, hypernephroma)
Pertumbuhan sel/jaringan abnormal pada ginjal
ETIOLOGI:
Secara pasti tidak diketahui
Ada kaitan dengan penggunaan tembakau
Terpapar zat kimia: phosphate, cadmiun
Transmisi gen, Translokasi kromosom.
Stage Tumor Renal
Page 9 of 35
Stage I:
2,5 cm, berada dalam kapsul ginjal, vena renal jaringan lemak sekitar ginjal dan
kelenjar limpa sekitar tidak terkena tumor.
Stage II:
> 2,5 cm, melebihi kapsul ginjal tapi masih dalam fascia gerota, vena renal &
lump belum kena
Stage III:
Tumor meluas sampai vena renal dan / lymp
Stage IV:
Tumor menginvasi ke organ-organ disekitar vascia atau metasfase ke jaringan yang
jauh.
EFEK PATOFISIOLOGIS:
Demam
Anemia
Erithrocytosis
Hypercalcemia
Liver disfungtion
Efek hormonal
PENGKAJIAN
Riwayat:
Usia
Faktor resiko: merokok, pemaparan dari lingkungan
Pe BB
Perubahan warna urine
Nyeri/tidak pada abdomen dan pinggang
Demam
Hematuri
Page 10 of 35
Pemeriksaan Fisik
Tanda klasik: Sakit pinggang, gross hematuri, terpalpasi masa.
Inspeksi: Kulit pucat, pigmentasi areola, tanda-tanda P status nutrisi, hematuri
Psikososial: Takut dan cemas
Lab: Hb, Ht, Led, Hypercalcemia, ACTH. Renin, PTH.
Pem. Diagnostik lain: IVP, CT Scan
DIAGNOSA PERAWATAN
Risiko tinggi injuri b/d. kemungkinan metastasi atau kanker berulang.
Takut dan cemas b/d. prosedur diagnostik/therapi
INTERVENSI
Chemoterapi
Pembedahan radical nephrectomy.
D. TRAUMA
1. BLADER TRAUMA
akibat dari penetrasi atau trauma tumpul abdomen bawah.
Pengkajian:
Anuria, hematuria
INTERVENSI
Pembedahan
Page 11 of 35
Perlu dipertimbangkan bila ada luka penetrasi atau jejas (trauma tumpul) pada
RENAL TRAUMA
MAYOR
MINOR
PEDICLE INJURY
(A./V. RENALIS)
PEDICLE INJURY
(A./V. RENALIS)
DEEP PARENCHYMAL
INJURY WITH INTACT
DEEP PARENCHYMAL
INJURY WITH DISRUTED
CAPSULE
SHARTTERED KIDNEY
WITH INTACT CAPSULE
SHARTTERED KIDNEY
WITH DISCUPTED
CAPSULE
URETERAL/RENAL
PELVIC INJURY
HEMORRHAGE
HYPOPERFUSION
RENAL
PENGKAJIAN:
Riwayat trauma langsung / tidak langsung.
Riwayat penyakit urologi atau peny. Sistemik yang berkaitan (DM, hipertensi).
Nyeri pinggang atau abdomen
Tanda-tanda vital tanda-tanda syok.
Inspeksi daerah pinggang asimetris, bengkak luka tusuk, # costa bawah
Inspeksi distensi abdomen, urethra gross bleeding (hematury).
Psikososial cemas, takut.
Page 12 of 35
Diagnosa perawatan
Perubahan perfusi jaringan (renal) b/d. perdarahan.
Nyeri b/d. kerusakan jaringan akibat trauma.
Perubahan pola eliminasi urin b/d, perubahan perfusi renal.
Potensial infeksi b/d. rusaknya integritas jaringan atau terpaparnya mikro
organisme pathogen
Kecemasan b/d. tindakan diagnostik/terapeutik yang harus segera.
Intervensi
Nonsurgical:
Drug therapy
Fluid therapy
Surgical:
Nephrectomy
Monitor tanda vital setiap 5 -15 menit
Monitor intake output.
Health education pencegahan infeksi.
E. GANGGUAN AKIBAT DEGENERATIF NEPHROSCLEROSIS
Perubahan pada Nefron terutama arteriol afferen dan efferen serta kapiler
glomerulus.
Dinding kapiler lebih tebal dan lumen menyempit RBF Perubahan
Jaringan Interstisial ischemi dan febrosis.
Faktor predesposisi : Hipertensi DM.
Intervensi:
Pengobatan penyebab, antihipertensi.
Page 13 of 35
F. KONGENITAL
1. PENYAKIT GINJAL POLYCYSTIC
Penyakit yang mengenai parenchym ginjal dan terjadi secara bilateral
banyak cysta.
Ukuran dpt 2-3 x ginjal normal
50% klien hipertensi
Etiologi : transmisi gen.
Intervensi:
- Nephrectomy.
- Mendukung kenyamanan
- Perawatan perioperatif
2. HORSESHOE KIDNEY
Kelainan dalam perkembangan embrio, fungsi normal
G. GANGGUAN IMUNOLOGIS
1. GLOMERULONEPHRITIS
- Onset cepat, recovery complet dan cepat
- Infeksi pada glomerulus akibat dari reaksi antigen antibody
- Pembentukan respon antibodi Terhadap antigen kerusakan glomerulus
- Ada 2 mekanisme:
Ag ab complex bersirkulasi dalam darah dan berkumpul di jaringan
glomerulus.
Ag ab complex langsung ke jaringan glomerulus interaksi lokal.
ETIOLOGI
Beta hemolitic streptococcus group A
Staphylococcus
Syphilis
Page 14 of 35
Endocarditis bakteri
Hepatitis B
Infeksi monocleosis
Meales
Mumps
Infeksi cytomegoloviral
PENGKAJIAN
Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit, fungsi
Riwayat pemedahan
Riwayat penyakit Sistemik
Hipertensi
Pemeriksaan fisik urine
Fatique, anorexia, nausea, vomiting.
Pem. Tanda vital
Pathofisiologi
REAKSI AG + AB
.
AKTIFITAS
VASOPRESOR
Pem.PROLOFERASI &
KERUSKN
GLOMERULUS
KERUSAKAN
UMUM KAPILER
GRF
VASOSPASME
AIDOSTERON
RETENSI NA
RETENSI H2O
REAKSI
ECF
HIPERTENSI
UDEM
Page 15 of 35
Pem. Lab:
Urin RBC, Protein, WBC, Cast.
GFR 50 ml/mnt
UN
Protein Urine
Serologist test: Antistreptolysin O titers (ASTO)
Intervensi:
Klien Oliguri pembatasan intake cairan (~ output + (500 600 ml)).
Penataan diet cukup kalori & nutrien, pembatasan intake protein & kalium.
Pengobatan hipertensi
Hindari Stress, cukup istirahat
Healt teaching
2. GLOMERULONEPHRITIS KRONIS
Kemunduran renal dapat berlangsung 20 30 thn atau lebih.
Manifestasi: proteinuria, hematuri, hipertensi, Nocturia, nafas pendek, perubahan
memori atau kemampuan berkonsentrasi
3. NEPHROTIC SYNDROME
Sekumpulan gejala: massire protenuria, edema, hypoalbuminemia.
Gejala lain: hyperlipidemia, infeksi
Etiologi:
Peny. Primer glomerulus
Neoplastis
Penyakit Sistemic (DM, SLE)
Alergen
Pengobatan
Kehamilan
Mikro organisme Pathogen (Virus, Bakteri, Jamur)
Page 16 of 35
Kolaboratif management:
Therapi Steroid
Modifikasi diet
GFR N protein bebas, GFR dibatasi
Intake Na : dibatasi
Therapi Diuretik
Cegah intrtavascular volume depletion perub. Hemodinamik ARF.
H. GAGAL GINJAL (RENAL FAILURE)
1.
Sekumpulan gejala yang timbul akibat disfungsi ginjal secara cepat (jam hari)
Penyebab:
Prerenal:
Obstruksi arteri renalis (Embolus, thrombus).
Hypopolemia (luka bakar, perdarahan, diare & muntah-muntah yg hebat)
Hypotensi (Shock)
Cardiac Insufficiency.
Renal:
Acutpoststreptococcal glomerulonephritis
Acut Pyelonephritis
Renal Poisoning
Transfusion reactions..
Posrenal:
PENYEBAB
OBSTRUKS
I LUMEN
TUBULUS
GFR
Pathopisiologi
.
VASOKONSTRUK
SI RENAL
RESPON
AUTOREGULATOR
Y
RENIN
ANGIOTENSI
N
ADH
REABSORPSI
H2O & NA
TD
Page 17 of 35
OLIGURI
Pengkajian:
Riwayat Keperawatan:
Penyakit-penyakit ginjal & sistemik (DM, SLE) sebelumnya).
Hipertensi Maligna Kronis.
Gejala Glomerulonephritis (Influensa, GE, Sakit Tenggorokan)
Tanda-tanda prerenal azotemia:
- Hipotensi
- Tachicardia
- Output urin, CO, CVP
- Lethargy
Manifestasi intrarenal:
- Oliguri/Anuri
- Edema
- TD
- Tachucardiam.
- Nafas pendek
- Ditensi vena jugularis
- Anorexia
- Nausea
- Vomiting
- Letargy/P kesadaran.
Masalah Keperawatan:
Perubahan perfusi renal b/d. P RBF atau hypopolemia.
Page 18 of 35
Intervensi:
Hidrasi yang adekuat.
Monitor tanda-tanda kelebihan cairan (TD, N, JUP, Edema, Rales).
Diuretik sesuai order.
Dopamin dosis renal sesuai order.
Timbang BB tiap hari.
Pertahankan intake output yang akurat.
U/ pem. Elektrolit urin diambil sebelum pemberian diuretik.
Indikasi Dialysis:
Uremia.
Hyperkalemi persisten
Asidosis metabolik tidak terkompensasi
Excessive cairan unresponsive terhadap diuretik
Uremik pericarditis
Uremik encephalopathy
2.
ARF
CRF
- Onset
- Cepat (jam-hr)
- %nefron terganggu.
- < 50 %.
- 90-95%
- Durasi.
- Permanen.
- Prognosis.
- Baik.
- Fatal.
Etiologi
Infeksi pyelonephritis, tuberculosis.
Systemik vaskular disiase Ht renovaskular.
Page 19 of 35
Page 20 of 35
PATOFISIOLOGIK
Kelas
Group I
Kriteria
- Infeksi akut dg HIV
HIV Asymtomatic
Group II
HIV Symtomatic
Page 21 of 35
Group III
Group IV A
- Penyakit konstitusional:
Group IV B
opportunistik
Group IV D
MASA INKUBASI
6 bulan >10 th, rata-rata anak : 21bl. dewasa 60 bl.
GEJALA-GEJALA
Setelah masuk HIV kedalam tubuh gejala umum seperti influensa hilang
dengan sendirinya.
Seb. >> masa inkubasi tidak nampak gejala.
Page 22 of 35
Page 23 of 35
Page 24 of 35
Page 25 of 35
Hematuria
INTEGUMEN
Turgor
Pucat kekuning-kuningan
Kering
Pruritus
Echymosis
Purpura
Conjunctivitis
GASTROINTESTINAL
Anorexia, Nausea, Vomiting,Hiccups
Diare uremik
Gastritis
Stomatitis
Constipasi
MUSKULOSKELETAL
Tonus , kram
Nyeri tulang
# patologis
REPRODUKTIV
Fertility
Libido
Impoten
Page 26 of 35
Contoh : AIDS
B. Hipersensitifitas
Sistem immun bereaksi berlebihan terhadap s/ antigen sehingga terjadi kerusakan
jaringan.
Contoh : Alergi, anafilaksis
C. Autoimmun
Tubuh bereaksi terhadap antigen yang berasal dari tubuh sendiri.
Contoh : Rhematoid Artritis, SLE
D. Gammopatheis
Produksi yang abnormal dari immunoglobin
Contoh : Multiple Myeloma (Proliferasi plasma sel pada sumsum tulang)
TIPE-TIPE REAKSI HIPERSENSITIFITAS
Tipe I : Anafilaktik
Terjadi segera (Immediate)
Dapat mengancam kehidupan
Atergen menstimulasi Ig. E.
Degranulasi sel mast histamin permeabilitas pemb. Darah edem,
urtikaria.
Tipe II : Sitolitik/Sitotoksik
Reaksi alegren dengan Ig M dan Ig G menempel pada permukaan sel (biasanya sel
darah merah ) lisis dan rusak
Contoh : Anemia hemolitik akibat dari obat (penecilin, quinine, quinidine)atau
ketidakcocokan dengan darah yang ditransfusikan.
Tipe III : Komplek Immun
Antigen yang dapat larut bereaksi dengan antibodi (Ig. G) membentuk komplek
immun yang masuk ke dalam jaringan tubuh dan darah.
Serum sickness : demam, malaise, rash, edem pada muka, leher dan sendi,
arthraglia, lymphaclenopathydan splekomegaly.
Tipe IV : Mediasi sel
Page 27 of 35
Page 28 of 35
Pertimbangan :
Melindungi pasien AIDS dari infeksi lain (endogen, eksogen).
Mempermudah pemberian askep.
2. peraturan pokok petugas
a. Tim perawat yang menderita infeksi, kelainan kulit dan hamil tidak boleh
merawat AIDS.
b. Mengenakan barakshort, masker, penutup mata, sarung tangan selama
melakukan tindakan :
- Memandikan.
- Menolong bab/bak.
- Menyiapkan bahan pemeriksaan.
- Mengganti pakaian dan alat tenun.
- Mengukur pengeluaran urin, faeses dan muntah.
- Huknah, cathetherisasi.
- Infus suction, suntik dll.
- Merawat jenazah.
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan antiseptik.
d. Melapor ka Ruangan/tim penanggulangan AIDS di RS bila tertusuk jarum bekas
pakai atau terkena percikan pada mata, mulut, tangan yang luka.
e. Memberi pelapis plastik pada bantal & kasur sbg pelindung mudah dicuci
dgn sabun.
f. Memasang label : BAHAN MENULAR/ HIV pada semua botol spesimen.
g. Membersihkan kamar mandi/wc biasa.
h. Memegang teguh rahasia jabatan.
3. Pencegahan kontaminasi dan pembersihan alat.
a. Alat tenun, alat kesehatan, alat makan / minum, alat rumah tangga disiapkan
tersendiri.
b. Gunakan jenis disposibel alat suntik infus, cathether, suction cathether, ETT
dll.
Page 29 of 35
c. Kasur, bantal pelapis plastik, alat tenun yang sudah dipakai dimasukkan ke
dlm kantong plastik khusus diberi label BAHAN MENULAR/HIV, diikat
dikirim ke tempat cuci.
d. Gunakan sarung tangan tindakan memegang alat yang terkontaminasi.
e. Alat nondisposibel setelah dipakai sterilkan.
f. Masker, air viva, alat bantu nafas lain segera sterilkan setelah dipakai.
4. Bahan yang terkontaminasi
a. Semua sisa jaringan, darah, cairan tubuh, verban, jarum, bekas infus kantong
plastik keras, lapis ganda, tahan tusukan, kedap air.
b. Beri pelindung dengan alas plastik meja op, jas op, alas tangan/kepala bila
melakukan tindakan.
5. Hak pasien AIDS
a. Boleh mengunjungi fasilitas RS.
b. Boleh menerima tamu saat kunjungan, ditemani kecuali pada kondisi infectious.
c. Pasien diare berat wc tersendiri.
6. Penyuluhan/conselling
a. Informasi segala hal yang berkaitan dgn AIDS.
b. Dorongan psikologis dan sosial.
7. Sikap tenaga perawatan
a. Mengerti, memahami, memiliki ketrampilan dlm memberikan askep AIDS.
b. Bersikap tenang, wajar, tidak berlebihan & waspada dlm membantu pasien.
c. Memahami keadaan pasien, sikap empati.
d. Bersikap melindungi.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Riwayat seksual :
- Prilaku seksual.
- Pasangn sejenis, lawan jenis.
Page 30 of 35
Page 31 of 35
- Penyebab.
- Cara penularan & pencegahan.
10.
Psikososial
- Cepat tersinggung, menarik diri (depresi), cemas, takut dikucilkan dan takut
mati.
11.
pemeriksaan diagnostik
a. Lab.
- Lymphocyte counts.
Leuco : (N) 4500-11.000/mm3
AIDS : < 3500/mm3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Umum:
1. Gangg. Pertukaran gas s.d anemia, infeksi sal. Nafas atau keganasan.
Page 32 of 35
2. Perubahan Nutrisi: kurang dari kebutuhan s.d. me keb. Metaolik, mual muntah,
diare, sulit menelan, anorexia.
3. Diarrhea s.d. infeksi, intoteransi makanan.
4. Gangg. Intehritas kulit s.d. imobilitas, inkontimen, hypertermi, malignansi.
5. Resiko infeksi s.d. pe imunitas.
6. .Perub. proses berfikir s.d. AIDS demensia complex infeksi saraf pusat
7. Gangg. Self esteem s.d. perub. Body image.
8. Isolasi sosial s.d. stigma, penmularan virus, tindakan u/ mengontrol infeksi,
ketakutan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangg. Pertukaran gas
- Atur posisi klien
-
Th/ oksigen
Kolaoratif.
Page 33 of 35
Page 34 of 35
Meminimalkan infeksi.
Page 35 of 35