RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
Standar Prosedur
Operasional
(SPO Pelayanan
Medik)
No.Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur diagnosis
1.Anamnesis
1.1. Keadaan diare : saat terjadinya, frekuensi sehari, volume
sekali diare, ada darah / lendir.
1.2.
Rasa haus : kekuatan minum, kuat / malas.
1.3.
Keadaan diuresis : keluarnya kencing normal / jarang.
1.4.
Keadaan jantung / paru : sesak, kaki tangan dingin.
1.5.
Kesadaran : gelisah / rewel atau masih main biasa.
Prosedur
2.
Pemeriksaan fisis
Tentukan derajat dehidrasi
Anemnesis dan
Pemeriksaan Fisis
Kesadaran
Mata
Minum
Kulit
Keterangan
Tanpa
Dehidrasi
N
N
N
N
Dehidrasi
Dehidrasi
Tak Berat
Berat
Gelisah
Cowong +
Cowong ++
/
/Turgor
Turgor
Ada tanda 2 / Ada
tanda
>
2 />
3. Pemeriksaan laboratorium
Periksa tinja lengkap dan leukosit darah
Keadaan jaringan :
- Turgor kulit turun
- Ubun-ubun besar cekung
- Mata cekung
Prosedur terapi
1. Rehidrasi
Derajat
Dehidrasi
Berat
Tak Berat
Tanpa
Dehidrasi
Kebutuhan
30 ml/kgBB/1 jam
atau
10 tts/kgBB/menit
selama 1 jam
70 ml/kgBB/5 jam
atau
4
tetes/kgBB/menit
selama 5 jam
Kebutuhan 24 jam
sesuai BB
< 25 kg : 100
ml/kgBB
26-40 kg : 75 ml/kgBB
41-50 kg : 50 ml/kgBB
Atau berturut-turut
1, 1 ,
tetes/kgBB/menit
RL/Asering/KA-EN
3B
Anak > 2 th TIV
atau
RL/Asering/KA-EN
3B/Oralit
Anak 2 th TIG
(Tetes Intra Gastrik)
RL/Asering/KA-EN
3B
Anak > 2 th TIV
atau
RL/Asering/Ka-EN
3B/Oralit
Anak 2 th TIG
sampai sembuh
Unit terkait
2.
Dukungan Nutrisi
Makanan diteruskan sesuai umur
ASI tetap diberikan
3.
Suplementasi Zinc
Diberikan selama 10 hari berturut turut
Anak 6 bln 10 mg ( tab) per hari
Anak > 6 bln 20 mg (1 tab) per hari
4.
Antibiotik selektif
Selektif hanya pada diare berdarah dan kolera
Antibiotika pilihan adalah kotrimoksazole dan metronidazole
5.
SERANGAN ASMA
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
No.Dokumen
Standar Prosedur
Operasional
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur Diagnosis
1. Anamnesis
1.1 Batuk dan sesak kumat-kumatan
1.2 Ada riwayat alergi pada penderita dan atau keluarga
1.3 Suara nafas terdengar mengii
2. Pemeriksaan fisik
2.1 Nampak sesak sampai terdengar suara mengii
2.2 Ekspirasi memanjang dan terdengar wheezing expirasi
2.3 Ada retraksi otot-otot sela iga
3. Foto dada
Gambaran Hyperaerated
4. Menentukan derajat serangan asma
4.1 Serangan asma ringan
Pasien berbicara masih lancar
4.2 Serangan asma sedang
Berbicara dengan kalimat yang sulit diungkapkan
4.3 Serangan asma berat
Berbicara dengan kata-kata yang sulit diucapkan dan
terputus-putus.
Prosedur terapi
Serangan asma ringan/sedang/berat
Nebulisasi dengan salbutamol 0,1 mg/kgBB/dosis +
garam faali 2 ml + bisolvon 0,5 (10 tetes) sebanyak
1- 3 kali selang 20 menit
Nilai Respon
Gejala hilang
Observasi jam
Efek bertahan
Boleh pulang
Bekali
salbutamol oral
0,1
ampul/kg/dosis
3x sehari dan
mukolitik
Hindari alergen
Respon partial/tetap
Dosis steroid
Prednison oral (1 tab = 5 mg) : 1-2 mg/kgBB/hr dibagi 3
Prednisolon oral (1 tab = 4 mg) : 1-2 mg/kgBB/hr dibagi 3
Dexametasone injeksi 1 mg/kgBB/hari dibagi 3
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
KEJANG DEMAM
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
No.Dokumen
Standar Prosedur
Tetap
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu
meningkat yang disebabkan oleh proses ekstra kranial.
Ada 2 bentuk kejang demam :
1. Kejang Demam Sederhana
2. Kejang Demam Komplikata.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur diagnosis :
1. Kejang Demam Sederhana ( KDS ).
Kejang demam yang memenuhi modifikasi kriteria living
stone
1.1 Umur diantara 6 bln 4 tahun
1.2 Lama kejang tak lebih dari 15 menit.
1.3 Kejang bersifat umum.
1.4Terjadinya kejang dalam 16 jam pertama setelah timbulnya
demam.
1.5 Tidak ada kelainan neurologis baik klinis atau laboratorium.
1.6 Kejang tidak lebih dari 4 kali dalam setahun.
1.7 EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang.
2. Kejang Demam Komplikata ( KDK ).
Kejang demam diluar kriteria tersebut diatas.
Prosedur terapi
1. Menghentikan kejang :
1.1 Berikan diazepam 0,3 mg/kgBB perlahan lahan intravena
dalam waktu > 2 menit
1.2 Bila kejang belum berhenti dalam waktu 20 menit, berikan
obat, dengan dosis dan cara yang sama
1.3 Bila sukar mencari vena, berikan diazepam intrarektal 0,5
mg/kgBB atau 5 mg untuk BB 10 kg dan 10 mg untuk
anak BB > 10 kg
1.4 Bila kejang belum berhenti berikan fenitoin 10 mg/kgBB IV
perlahan-lahan 50 mg/menit
2. Profilaksis intermitten
Setelah kejang berhenti berikan :
Diazepam 0,3 mg/kgBB/dosis, 3x sehari saat demam dan
parasetamol 10 mg/kgBB/dosis, 3x sehari saat demam sampai
umur 4 tahun
3. Profilaksis jangka panjang dipertimbangkan pada kejang
demam komplikata sampai 2 tahun bebas kejang atau sampai
umur 6 tahun, denga obat asam valproat 25 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis.
4. Pengobatan penyebab
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
PENATALAKSANAAN
DEMAM BERDARAH DENGUE
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
Standar Prosedur
Operasional
No.Dokume
n
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Tujuan
Kebijakan
Masa kritis demam berdarah dengue adalah pada hari ke- III s/d V
demam, yang perlu observasi ketat dan pemberian cairan elektrolit
yang cukup.
Prosedur
Prosedur diagnosis :
1. Gejala klinis
Menurut derajat berat ringannya penyakit DBD dibagi
menjadi 4 tingkat (WHO 1986) :
1.1 DBD derajat I
Demam 2 7 hari, gejala umum tidak khas, uji
tourniquet / test Rumple Leed +.
1.2 DBD derajat II
Derajat I ditambah gejala gejala perdarahan
spontan.
1.3 DBD derajat III
Demam 2 7 hari ditambah gejala gejala
kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat ( > 120 kali/menit ) dan tekanan nadi
menyempit (sistolik - diastolik 20 mmhg).
Prosedur terapi
1. Derajat I dan II
1.1. Pada anak yang masih bisa makan dan minum seperti biasa,
berikan minuman oralit, air buah ad libitum.
1.2 Pada anak yang nafsu makan / minum berkurang infus
dengan RL
75 ml/kg BB/hari bila BB < 10 kg, dan 50 ml/kg BB/hari
bila BB
10 kg, bersama sama berikan minum oralit, air buah atau
susu
secukupnya.
1.3 Pada anak yang tidak mau minum sama sekali berikan infus RL :
o 100 ml/kg BB/ hr bila BB 25 kg
(1
tetes/kgBB/mnt)
o 75 ml/kg BB/hr bila BB 26 40 kg (1 tetes/kgBB/mnt)
o 50 ml/kg BB/hr bila BB 41 50 kg (
tetes/kgBB/mnt)
1.4 Observasi ketat nadi dan tekanan darah setiap 2 6 jam. Obat
Prosedur Terapi
BAGAN
BAGAN1 1
Pemeriksaan fisik
Ada Kedaruratan
Uji Tourniquet + / *Tanda shock/gagal sirkulasi
*Muntah terus menerus
*Kejang
*Kesadaran menurun/gelisah
*Berak darah
*Mimisan masif
RL (+)
RL (-)
Jml Trombosit
> 100.000/UI
Rawat Jalan
Rawat Jalan
*Kontrol hari III,IV,V
*Minum banyak 100ml/kg/hr
*Nilai tanda klinis
*Lab, Hb, Ht, Trombo
*Ulang uji tourniquet
KEDARURATAN KLINIS
RAWAT INAP
Prosedur terapi
BAGAN 2
TATALAKSANA PENDERITA DBD DI RUANG RAWAT INAP
GRADE III (T<80, N>120)
Akral dingin, nadi cepat lemah
(kurang baik)
RL 30 ml/kgBB/1jam
(30 ml/kgBB gerojog)
RL 20 ml/kgBB/1 jam
(20 ml/kgBB gerojog)
Baik
Kurang baik
T>80 mmHg
Nadi <120/mt
Menguat,
Akral hangat
T terukur
<80 mmHg
N cepat
Akral dingin
Atau hangat
RL 10 ml/kg/1
jam
3,3 tts/kg/mt
selama 1 jam
Plasma
atau Dextran
atau Plasma
expander lain
10 ml/kg/1jam
Sangat
Jelek
Jelek
T Palpasi
N cepat lemah
Akral dingin
Plasma
atau Dextran
atau Plasma
expander lain
20 ml/kg/1 jam
T=0, N=0
Akral dingin
RL
10
ml/kg/
1 jam
Plasma
atau Dextran
atau Plasma
expander lain
20 ml/kg/1jam
Lasix
*
Keadaan
Memburuk
Dopamin
(ICU
Anesthesi)
=tts /kg BB / m
RD
72
GRADE I/II
Keterangan :
A : Fase atasi syok
B : Fase
mempertahankan
agar tidak syok
*Pikirkan dd :
- Hipoglikemi
- Syok kardiogenik
- Syok septik
- Perdarahan
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
PENATALAKSANAAN
DEMAM TIFOID
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
No.Dokumen
Standar Prosedur
Operasional
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur diagnosis :
1. Gejala klinis : demam, gangguan saluran cerna dan
gangguan kesadaran
1.1. Demam :
Demam lebih dari seminggu, remiten terutama
malam hari.
1.2. Gangguan saluran cerna
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecahpecah, lidah ditutupi selaput putih kotor dengan
ujung dan tepinya kemerahan. Konstipasi sering
terjadi kadang dapat juga diare.
1.3. Gangguan kesadaran
Apatis sampai somnalen, jarang terjadi sopor atau
koma.
Prosedur
2. Pemeriksaan laboratorium
2.1. Biakan empedu.
Ditemukan kuman kuman salmonella typhosa
dalam darah
ada minggu pertama.
2.2. Serologis
Pemeriksaan widal dianggap positif apabila hasil
untuk titer 0 = 1 : 200 atau lebih atau terdapat
kenaikan titer 4 x.
Prosedur terapi
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
PENATALAKSANAAN ENSEFALITIS
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
No.Dokumen
Standar Prosedur
Operasional
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Ensefalitis adalah
infeksi yang mengenai susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
virus atau mikro organisme lain yang non purulent.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur Diagnosis :
1. Gejala Klinis
1.1 Demam sampai hiperpireksia mendadak.
1.2 Kejang umum / lokal berjam jam.
1.3 Kesadaran menurun.
1.4 Gejala serebral dapat berupa paresis, paralysis dan afasia.
2. Laboratorium :
Pemeriksaan cairan serebrospinal menunjukkan warna
jernih, pleositosis antara 50 2000 sel yang didominasi
oleh sel limfosit. Protein agak meningkat dan glukosa
dalam batas normal.
3. Pemeriksaan EEG
Pemeriksaan EEG menunjukkan proses radang
difus bilateral dengan aktifitas rendah.
4. Pemeriksaan CT scan kepala hari ketiga sakit
Nampak ada lesi hipodens pada daerah frontotemporal
Prosedur terapi
1. Pengobatan penyebab
Diberikan bila jenis virus diketahui Herpes ensefalitis : adenosin
arabinose 15 mg /kg BB /hari selama 5 hari.
Virus Herpes Simplek : asiklovir 10 mg/kgBB setiap 8 jam selama
10 14 hari, diberikan dalam infuse 100 ml salin minimumdalam 1
jam.
2. Pengobatan Suportif
Untuk mempertahankan fungsi organ tubuh :
2.1 Pengobatan Kejang
Diazepan 0,3 0,5 mg / kg BB / x kemudian diikuti dengan
fenitoin 2 mg/ kgBB/ x.
2.2 Pengobatan edema otak.
Steroid dexamethazone 0,5 mg / kg BB / x dilanjutkan
dengan dosis 0,1 mg /kgBB/x tiap 6 jam.
2.3 Makanan adekuat secara enteral atau parenteral dengan
memperhatikan jumlah kalori, protein, vitamin cairan dan
elektrolit.
2.4 Perawatan
Cegah keratitis dengan salep antibiotika mata dan cegah
dekubitus dengan merubah posisi penderita setiap 2 jam.
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
PENATALAKSANAAN MENINGITIS
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
Jl. Adisucipto Km.6,5
Sei.Raya Kab.Kubu
Raya Prop.Kalbar
No.Dokumen
Standar Prosedur
Operasional
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Meningitis adalah
suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua lapisan
otak dan
sumsum tulang belakang yang menimbulkan eksudasi
berupa pus atau serosa disebabkan oleh bakteri spesifik / non spesifik
atau virus.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur Diagnosis :
1. Gejala klinis :
Neoratus :
Gejala tidak khas, panas, malas minum, lemah, muntah,
kesadaran menurun, ubun ubun besar cembung dan
nafas tidak teratur.
Anak 2 bulan 2 tahun :
Gambaran klasik tidak ada, panas tinggi, muntah, gelisah
dan kejang berulang, tangis melengking (high pitched
cry).
Anak > 2 tahun :
Panas, muntah, nyeri kepala, kejang, gangguan
kesadaran, tanda tanda rangsangan meningeal,
kakukuduk tanda Brudzinski dan Kernig positif
2. Laboratorium
* Meningitis Purulenta
Prosedur terapi
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
PNEUMONIA
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
Jl. Adisucipto Km.6,5
Sei.Raya Kab.Kubu
Raya Prop.Kalbar
No.Dokumen
Standar Prosedur
Operasional
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur terapi
1. Antibiotika
Pemberian antibiotika didasarkan atas umur, keadaan umum
dan dugaan penyebab.
1.1 Umur < 3 bulan
Kombinasi penisilin prokain 50.000 100.000 Kl/kg/24
jam 1m, 1 2x /hari dan gentamisin 5 7 mg/kg/24 jam
1 m / IV 2 3x sehari.
Atau kombinasi kloksasilin 50 mg/kg/24 jam 1m /IV, 4x
sehari dan gentamisin dosis sama dengan diatas.
1.2 Umur 3 bulan 5 tahun.
Kombinasi penisilin 50.000 100.000 Kl/kg/24 jam 1 m,
1 2x / hari dan kloramfenikol 50 100 mg/kg/24 jam
IV / oral 4x / hari.
Atau
Ampisilin 50 100 mg/kg/24 jam 1 m / IV, 4x /hari dan
Kloksasilin 50 mg /kg/24 jam 1m / IV, 4x /hari atau bila
alergi terhadap penisilin, berikan
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral 4x / hr dan
kleranifenikol dosis sama dengan diatas.Pada keadaan
yang berat dapat diberikan sefalosporin.
1.3 Anak > 5 tahun yang non toksis
Penisilin prokain 1m dosis sama dengan diatas atau
eritromisin dosis sama dengan diatas.
2. Simtomatis
Oksigen dan ekspektoran bila perlu.
3. Fisioterapi
Drainase postural atau dengan menepuk nepuk posisi
kepala lebih rendah.
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
PENATALAKSANAAN BRONKIOLITIS
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
Jl. Adisucipto Km.6,5
Sei.Raya Kab.Kubu
Raya Prop.Kalbar
Standar Prosedur
Operasional
No.Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Bronkiolitis adalah
penyakit infeksi paru akut yang menyerang bayi, ditandai oleh
obstruksi saluran nafas kecil.
Tujuan
Kebijakan
Bayi dengan sesak dimana keluhan lebih berat dari gejala fisik yang
ada, umumnya bayi menderita bronkiolitis.
Prosedur
Prosedur diagnosis :
1. Gejala Klinis :
1.1 Menyerang anak < 2 th, terbanyak < 6 bulan.
1.2 Didahului kontak dengan orang dewasa yang menderita infeksi
saluran nafas atas yang ringan.
1.3 Gejala dimulai batuk, pilek dan mungkin panas.
1.4 Setelah beberapa hari batuk menghebat, gelisah tak dapat
tidur /
minum, kadang kadang muntah dan demam ringan, kadang
kemudian takikardia, takipnea dan sianosis.
2. Pemeriksaan Fisik :
2.1 Dada mengembang, retraksi interkostal dan subkostal.
2.2 Hati dan limpa terdorong ke bawah sehingga teraba waktu
palpasi.
2.3 Perkusi hipersonor, suara nafas melemah.
2.4.Ronkhi halus akhir inspirasi, exp. memanjang dan
wheezing ekspirasi. Pada kasus berat wheezing
menghilang.
3. Foto Rontgen Dada AP dan lateral.
Diameter AP bertambah, diafragma tertekan ke bawah. Paru
paru mengembang ( hiperaktif ) dengan bercak bercak
infiltrat yang tersebar.
Prosedur terapi
Unit terkait
PENATALAKSANAAN
TUBERKULOSIS PARU
RUMAH SAKIT TK II
KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
Jl. Adisucipto Km.6,5
Sei.Raya Kab.Kubu
Raya Prop.Kalbar
Standar Prosedur
Operasional
No.Dokumen
Tanggal
Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Prosedur diagnosis
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Tabel Sistem scoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang
TB
Parameter
0
1
2
3
Ju
ml
ah
Kontak TB
Tidak
Laporan
BTA positif
jelas
keluarga,
BTA
negatif
atau tidak
tahu,BTA
tidak jelas
Uji tuberkulin
negati
Positif ( 10
f
mm, atau 5
mm pada
keadaan
imunosupres
i)
Berat
Bawah
badan/keadaan
garis
gizi
merah
(KMS)
atau
BB/U <
60%)
Demam tanpa
2 mgg
sebab jelas
Batuk
3 mgg
Pembesaran
1
kelenjar limfe
cm,jumla
koli,aksila,inguinal
h>
1,tidak
nyeri
Pembengkakan
Ada
tulang/sendi
pembeng
panggul,lutut,falan
kakan
g
Foto toraks
Norm
Suggestif
al/tida
TB
k jelas
Jumlah
Catatan :
Diagnosis dengan system scoring ditegakkan oleh dokter
Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk
kronik lainnya seperti Asma, Sinusitis, dll.
Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien
dapat langsung di diagnosis tuberculosis.
Penatalaksana
an
Obat
Profilaksis primer
INH
Profilaksis sekunder :
Asimtomatik
Mencegah eksaserbasi
Tuberkolosis
A
Simtomatik
Pleuritis
Endobronkial
Kelenjar
B
Superfisial
C
* Milier
* Pneumonia Progresif
A
* Meningitis
Tulang dan sendi
Unit terkait
C
BCG it is
Tuberkulosis milier
Serositis
tuberculosis
Tuberkulosis
endobronkial
1.
2.
3.
4.
Dosis mg/kg/H
Dosis max
10 ( Max 400 )
( mg / H )
INH
INH
Rifampicin
+
INH
ATAU
INH
+
Strep
Lalu
+
Ethambutol
ATAU
INH
Strep
Lal u
+
PAS
10
10
10 (Max 600
mg / H
15
Lamanya
Selama ada kontak
9 bln
Selama sakit /
terapi + 6 mng
9 bulan
9 bulan
15
12 18 bulan
20 40 (Max
2x g/H
1 bulan
15
11 17 bulan
15
20-40 (Max
2x g/H
12 18 bulan
11 17 bulan
INH
+
Rifampicin
+
Strep
ATAU
INH
+
Rifampicin
+
Ethambutol
ATAU
INH
+
Ethambutol
+
Strep
15 20
18 bulan
10
18 bulan
20 - 40
3 bulan
15 20
18 bulan
10
18 bulan
15
18 bulan
15 20
18 30 bulan
15
18 30 bulan
20 - 40
3 bulan
INH
+
Rifampicin
Regimen diatas
ditambah
Prednison
15
Sampai mengecil
1 bulan
10
1-2
1 3 bulan