Laporan Bengkel11
Laporan Bengkel11
Oleh
M. Adita Putra
1314071035
I.
PENDAHULUAN
meningkatkan
pemahaman
mahasiswa
di
dalam
I.2. Tujuan
praktik
II.
II.1.
TINJAUAN PUSTAKA
II.2.
a. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang
tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena
merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari
dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua
karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing
atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal
ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu
garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180.
b. Propana
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud
gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan
yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal.
Senyawa ini diturunkan dari produk petroleumlain pada pemrosesan
minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai
bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumahrumah (Yayat, 2014).
II.3.
a. Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam
kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi
sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari
paduan Alumunium.
b. Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan
katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada
tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan,
III.
III.1.
METODELOGI PERCOBAAN
III.2.
Adapun alat yang digunakan dalam dalam praktikum kali ini meliputi,
kamera, note book, korek api, perangkat las asetilin sedangkan bahan
yang digunakan meliputi plat besi berbentuk lembaran.
III.3.
Diagram Alir
IV.
IV.1.
Hasil Pengamatan
Keterangan
IV.2.
Pembahasan
menghidupkan gas asetilin dan oksigen terlebih dahulu dengan memutar katup yang ada
pada regulator. Proses kedua yaitu menyalakan api pada ujung nosel. Setelah katup
dihidupkan maka gas asetilin dan oksigen akan mengalir melalui selang menuju ujung
nosel, dengan cara memicu api menggunakan korek api maka akan tercipta api diujung
nosel.
Proses selanjutnya, yaitu mengarahkan torch, terkhusus ujung noselnya ke arah benda
kerja yang ingin dilas, dalam praktikum ini kerja pengelasan bertujuan untuk memotong
benda kerja. Kemudian disesuaikan tekanan api, bentuk api dan warna api yang
digunakan untuk memotong benda kerja, caranya dengan memutar katup yang ada pada
torch. Katup/keran dibagi menjadi tiga, pada bagian atas keran berguna untuk menambah
tekanan api, bagian samping berguna untuk menambah gas asetilin dan bagian bawah
untuk menambah oksigen.
Untuk pemotongan benda kerja, terlebih dahulu api diatur panasnya hingga biru, dan
didekatkan pada permukaan benda kerja yang ingin dipotong. Jarak yang optimal antara
permukaan benda kerja dengan api adalah 2 mm. Ketika api sudah mulai membara di
permukaan benda kerja, maka akan tercipta warna kemerahan di permukaan benda kerja
tersebut. Pada saat bara api merah itu lah pemotongan dimulai dengan menambah
tekanan api, sehingga benda kerja menjadi lunak dan dengan mudah terpotong. Perlu
diperhatikan untuk mempertahankan agar bara api merah tersebut tidak mati, karena
dapat berpengaruh pada hasil pemotongan.
Pemotongan dilakukan dengan menarik dari ujung ke ujung benda kerja. Setelah
terpotong, maka benda kerja harus didiamkan sejenak untuk menunggu suhu benda turun.
Kemudian mematikan las dengan cara memutar setiap keran ke arah yang lebih kecil atau
nol.
IV.2.2. Keselamatan Kerja
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
saat melakukan kerja las asetilin adalah sebagai berikut:
a. Berdoa sebelum bekerja.
b. Menggunakan kacamata/masker khusus las, sarung tangan anti panas dan pakaian
standar bengkel.
c. Tidak memegang langsung benda kerja yang sedang dilas atau yang baru dilas.
d. Selalu perhatikan kondisi alat, terkhusus di bagian sambungan selang dengan torch.
Jangan sampai ada yang bocor. Jika ada yang bocor maka segera hentikan pekerjaan.
e. Tidak panik dan tetap konsentrasi jika terjadi ledakan kecil ketika mengoperasikan las
asetilin.
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Yayat. M.pd. 2014. Job Sheet Las Oxy Accetyline. Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.
Bram, G. And Dowbs, C.1975. Manufacturing Tecnology. The Macmillan Press Ltd :
London.
Harsono Wiryo Sumarto., Toshe Okomura.1979. Teknologi Pengelasan Logam. Pradnya
Paramita : Jakarta.