Topik :
NSTEMI
Tanggal (kasus) :
Tanggal
25 Maret
Presenter
2015
12
September
Presentasi :
2015
Tempat
Presentasi :
Objektif Presentasi
Pendampi
ng :
dr. Billardi
:
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Keterampilan
Manajemen
Bayi
Anak
Remaja
Tinjauan
Penyegaran
Pustaka
Istimewa
Masalah
Dewasa
Bumil
Lansia
Deskripsi :
Tujuan :
Bahan
Bahasan :
Cara
Membahas Diskusi
:
Data
Presentasi dan
Diskusi
Tn. S, 59 tahun
Pasien :
Nama Klinik : RSUD dr.
Pos
No. Registrasi :
Telp :
Terdaftar sejak :
Soedarsono
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : NSTEMI
2. Riwayat Pengobatan : 3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: HT (+), DM (-), sebelumnya tidak pernah
mengeluh seperti ini.
4. Riwayat Keluarga : 5. Riwayat Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : 7. Riwayat Imunisasi : 8. Lain-lain : Daftar Pustaka :
1
1. Sudoyo, Aru W. et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V. PAPDI:
Jakarta.
2. Thaler, Malcolm S. 2000. Satu-satunya buku EKG yang Anda Perlukan.
Hipokrates: Jakarta.
3. PERKI. 2004. Tatalaksana Sindroma Koroner Akut tanpa ST-Elevasi.
4. PERKI. 2004. Tatalaksana Sindroma Koroner Akut dengan ST-Elevasi.
5. Wasid, H.A. 2003. Konsep Baru Penanganan Sindrom Koroner Akut.
6. Herdanto, Dwi Yuda. 2009. 20 Penyakit Umum di Indonesia.
7. 2014 AHA/ACC Guideline for the Management of Patients With NonSTElevation Acute Coronary Syndromes
Hasil Pembelajaran :
1. NSTEMI
2. Penegakan diagnosa NSTEMI
3. Tatalaksana NSTEMI
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
Pasien mengeluh nyeri dada sejak tadi siang. Nyeri dada sebelah
kiri, Nyeri dada tembus ke punggung. Nyeri seperti diremas. Nyeri
timbul terus menerus dan memberat sejak tadi sore serta
berkeringat dingin. Demam (-), Batuk (+), Sesak (-), Mual (+),
Kesadaran
: CM
Nadi
Suhu
: 80 x/menit
: 36,7
Status Internus
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata
Kulit
Thoraks
o Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
sinistra RIC V
Perkusi
Palpasi
: Soepel
Perkusi
: Timpani
tinggi.
Mortalitas
tidak
tergantung
pada
besarnya
yaitu
aktivitas/latihan
fisik
yang
berlebihan
(tak
koroner
ketidakseimbangan
antara
akut
pasokan
ditandai
dengan
oleh
kebutuhan
adanya
oksigen
miokard.
Etiologi SKA antara lain:
1. Penyempitan arteri koroner karena robek/pecahnya thrombus yang
ada pada plak aterosklerosis. Mikroemboli dari agregasi trombosit
beserta komponennya dari plak yang rupture mengakibatkan infark
kecil di distal.
2. Obstruksi dinamik karena spasme fokal yang terus-menerus pada
segmen arteri koroner epikardium. Spasme ini disebabkan oleh
hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat
disfungsi endotel.
3. Penyempitan yang hebat namun bukan karena spasme/thrombus
terjadi pada sejumlah pasien dengan aterosklerosis progresif atau
dengan stenosis ulang setelah intervensi koroner perkutan (PCI).
4. Inflamasi
penyempitan
arteri,
destabilisasi
plak,
ruptur,
kebutuhan
oksigen
miokard
demam,
takikardi,
tirotoksikosis
b. aliran darah koroner
c. pasokan oksigen miokard anemia, hipoksemia
Patogenesis
SKA dimulai dengan adanya ruptur plak arteri koroner,
aktivasi kaskade pembekuan dan platelet, pembentukan trombus,
serta aliran darah koroner yang mendadak berkurang. Hal ini terjadi
6
pada plak koroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis
(vulnerable plaque). Ini disebut fase plaque disruption disrupsi plak.
Setelah plak mengalami ruptur maka tissue factor faktor jaringan
dikeluarkan dan bersama faktor VIIa membentuk tissue factor VIIa
complex mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa sebagai penyebab
terjadinya produksi trombin yang banyak. Adanya adesi platelet,
aktivasi, dan agregasi, menyebabkan pembentukan trombus arteri
koroner. Ini disebut fase acute thrombosis trombosis akut.
Proses inflamasi yang melibatkan aktivasi makrofage dan sel T
limfosit, proteinase, dan sitokin, menyokong terjadinya ruptur plak
serta trombosis tersebut. Sel inflamasi tersebut bertanggung jawab
terhadap destabilisasi plak melalui perubahan dalam antiadesif dan
antikoagulan menjadi prokoagulan sel endotelial, yang menghasilkan
faktor jaringan dalam monosit sehingga menyebabkan ruptur plak.
Endotelium mempunyai peranan homeostasis vaskular yang
memproduksi berbagai zat vasokonstriktor maupun vasodilator lokal.
Jika mengalami aterosklerosis maka segera terjadi disfungsi endotel
(bahkan
sebelum
terjadinya
plak).
Disfungsi
endotel
ini
dapat
oksigen
(nicotinamide
reaktif,
adenine
yakni
xanthine
dinucleotide
oxidase,
phosphate
NADH/NADPH
oxidase),
dan
dapat
terjadi
pada
hiperkolesterolemia,
diabetes,
juga
menghambat
agregasi
platelet
dan
menurunkan
7
ke
lengan
kiri,
leher,
rahang
bawah,
iskemia
miokardium,
dapat
ditemukan
depresi
(simetris).
Perubahan
gelombang
baru
bermunculan
dalam
Lead
Perubahan EKG
V1-V6
ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal
V1-V4
ST elevasi, gelombang Q
Anterolateral
V4-V6
ST elevasi, gelombang Q
Posterior
V1-V2
ST depresi, Gelombang R
ekstensif
tinggi
Lateral
I, aVL, V5, V6
ST elevasi, gelombang Q
Inferior
ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan
V4R, V5R
ST elevasi, gelombang Q
3. Cardiac Marker
Kerusakan miokardium dikenali keberadaanya antara lain
dengan menggunakan test enzim jantung, seperti: kreatin-kinase
(CK), kreatin-kinase MB (CK-MB), cardiac specific troponin (cTn) I/T,
laktat dehidrogenase (LDH), dan myoglobin. Peningkatan nilai
enzim CKMB atau cTn T/I >2x nilai batas atas normal menunjukkan
adanya nekrosis jantung (infark miokard). Pemeriksaan enzim
jantung sebaiknya dilakukan secara serial.
a. Cardiac specific troponin (cTn)
Paling spesifik untuk infark miokard
Troponin C Pada semua jenis otot
Troponin I & T Pada otot jantung
10
Meningk
Marker
at
Puncak
Normal
cTn T
3 jam
12-48 jam
5-14 hari
cTn I
3 jam
24 jam
5-10 hari
CKMB
3 jam
10-24 jam
2-4 hari
CK
3-8 jam
10-36 jam
3-4 hari
Mioglobin
1-2 jam
4-8 jam
24 jam
24-48
3-6 hari
8-14 hari
LDH
jam
Membedakan APTS, NSTEMI, STEMI:
Perbedaan
APTS
NSTEMI
STEMI
>15 menit
>15 menit
Nyeri dada
<15 menit
EKG
Normal/iskemik iskemik
meningkat
evolusi
meningkat
11
Penatalaksanaan.
Penanganan dini yang harus segera diberikan pada pasien dengan
keluhan nyeri dada tipikal dengan kecurigaan SKA adalah:
1. Oksigenasi
Untuk membatasi kekurangan oksigen pada miokard yang
mengalami cedera dan menurunkan beratnya ST-elevasi pada
STEMI.
Diberikan sampai pasien stabil dengan level oksigen 5-10
liter/menit secara kanul hidung/sungkup.
2. Nitrogliserin (NTG)
Diberikan secara sublingual (SL) (0,3 0,6 mg), dapat diulang
sampai 3x dengan interval 5-10 menit jika keluhan belum
membaik setelah pemberian pertama, dilanjutkan dengan drip
intravena 5-10 g/menit (jangan lebih 200 g/menit).
Kontraindikasi: hipotensi
Manfaat:
memperbaiki pengiriman oksigen ke miokard;
menurunkan kebutuhan oksigen di miokard;
menurunkan
beban
awal
(preload)
sehingga
mengubah
12
yang
dianjurkan
ialah
160325
mg
perhari,
dan
stadium
awal.
Aspirin
suppositoria
(325
mg)
dapat
menghambat
COX-1
dalam
platelet
dan
mencegah
tinopiridin
ini
menghambat
agregasi
platelet,
dengan
cara
menghambat
aksi
ADP
(adenosine
rendah
komplikasi
gastrointestinalnya
bila
dibanding
4. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
NSTEMI
TERAPI
Bedrest total
O2 4LPM NC
Sementara masih nyeri dada puasa
IVFD NACl 0,9 % Lifeline
Loading CPG 300mg lanjut 1 X1
Loading ASA 300mg lanjut 1 X1
Simvastatin 0-0-20
ISDN 3 X 5
Captopril 3 X 12,5
Pasang DC
14