PENDAHULUAN
Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak baik fokal maupun global
secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran
darah otak.
Stroke merupakan salah satu penyakit pembuluh darah otak yang hingga saat ini
dikategorikan sebagai penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan
keganasan, di samping sebagai penyebab kecacatan jangka panjang nomor satu di
dunia. Menurut WHO, 15 juta orang di dunia mengalami stroke setiap tahunnya. Dan
dari 15 juta orang tersebut, 5 juta orang meninggal dan 5 juta orang lagi mengalami
kecacatan permanen dan menjadi beban bagi keluarganya. Menurut American Heart
Association, insidensi penyakit stroke di Amerika Serikat mencapai 500.000 per tahun.
85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia terjadi di Negara berkembang.
Sedangkan di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1000 penduduk.
Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan yang terjadi di dalam ruang
subarachnoid di sekeliling permukaan otak yaitu ruang antra selaput arachnoid dan
piamater. PSA merupakan suatu kasus emergesi yang dapat menyebabkan kematian
ataupun disabilitas yang berat sehingga harus dilakukan penatalaksanaan secepat
mungkin. Dalam beberapa dekade terakhir ini nampaknya insidensi PSA tidak menurun
dibanding menurunnya insidensi stroke pada umumnya. Aneurisma sakuler (berry
aneurysm) intracranial merupakan penyebab terbanyak PSA non traumatik, yaitu sekitar
80%-90% disebabkan karena pecahnya aneurisma tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
hanya 2% dari berat badan, menggunakan 20% oksigen total dari darah yang
3
beredar. Pada keadaan oksigen cukup terjadi metabolism aerob dari 1 mol
glukosa dengan menghasilkan energy berupa 38 mol ATP yang di antaranya
digunakan untuk mempertahankan pompa ion (Na K pump), transport
neurotransmitter ke dalam sel, sintesis protein, lipid dan karbihidrat, serta
transfer zat-zat dalam sel, sedang dalam keadaan iskemi terjadi metabolism
anaerobik dengan menghasilkan energi 2 ATP dari 1 mol glukosa.
Keadaan normal aliran darah otak dipertahankan oleh suatu
mekanisme otoregulasi kurang lebih 58 ml/100 gr/menit dan dominan pada
daerah abu-abu. Mekanisme ini gagal bila terjadi tekanan yang berlebihan
dan cepat atau pada stroke fase akut. Selain itu terdapat mekanisme
otoregulasi yang peka terhadap kadar perubahan kadar oksigen dan
karbondioksida.
vasodilatasi
Kenaikan
pembuluh
kadar
darah
karbondioksida
dan
kenaikan
darah
menyebabkan
oksigen
menyebabkan
vasokonstriksi.
2.3. Stroke
2.3.1. Definisi
Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak baik fokal maupun
global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak.
2.3.2. Epidemiologi
Angka kejadian stroke rata-rata berkisar 1,5-4 per 1000 penduduk per
tahun (0,2%). Di Amerika setiap tahunnya dilaporkan lebih dari 750.000
pasien stroke baru dan lebih dari 1 juta yang menjalani rawat inap dan stroke
adalah penyebab ketiga kematian dan penyebab pertama kecacatan dan
sekitar 150.000 meninggal oleh karena stroke.
Data stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan penngkatan
kasus stroke baik dalam hal kejadian, kecacatan, maupun kematian. Angka
kematian berdasarkan umur adalah sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan
26,8% (umur 55-64 tahun), dan 23,5% (umur >65 tahun). Kejadian stroke
4
Modifiable
- Hipertensi
- Atrial fibrilasi
- Diabetes
- Hiperkolesterolemia
- Penyakit arteri karotis
- Merokok
- Alcohol
- TIA
- Obesitas
- Inaktivitas fisik
- Terapi hormonal
- Kontrasepsi
-
hormonal
Inflamasi
2.3.4. Klasifikasi
Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria.:
Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu:
a.Serangan iskemik sepintas atau TIA
Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat
gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24
jam.
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu
lebih lama dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu
c.Progressing stroke atau stroke in evolution
Gejala neurologik yang makin lama makin berat.
d. Completed stroke
Gejala klinis yang telah menetap
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
6
1. Stroke infark
a Trombosis serebri
b. Emboli serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarakhnoid
Gejala
Permulaan
Waktu serangan
Peringatan
Perdarahan
Sangat akut
Aktif
-
Infark
Sub akut
Bangun pagi
++
sebelumnya
Nyeri kepala
Muntah
Kejang
Kesadaran menurun
Bradikardi
++
++
++
++
+++ (dari hari
Perdarahan di retina
Papiledema
Kaku kuduk, kernig,
1)
++
+
++
ke 4)
-
++
Subkortikal
Kortikal/subko
bridzinski
Ptosis
Lokasi
rtikal
2.4. Stroke Perdarahan
2.4.1. Definisi
Stroke
perdarahan
adalah
pecahnya
pembuluh
darah
otak
Peningkatan
tekanan
intrakranial
pada
gilirannya
akan
2.4.2. Epidemiologi
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap
kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada
saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami
komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat.
(3)
terjadinya
atherosclerosis
yang
selanjutnya
Faktor hemostatik
Antikoagulan
Antiplatelet
Trombolitik
Hemofilia
Leukemia
Trombositopenia
Faktor lain
Tumor intra serebral
Alkohol
Amfetamin
Kokain dan obat simpatomimetik
2.4.5. Klasifikasi
Stroke Hemoragik terbagi 2, sebagai berikut.
1)
Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral adalah perdarahan dari salah satu arteri
otak ke dalam jaringan otak. Lesi ini menyebabkan gejala yang terlihat
mirip dengan stroke iskhemik. Diagnosis perdarahan intraserebral
tergantung pada neuroimaging yang dapat dibedakan dengan stroke
iskhemik. Stroke ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang
daripada Negara-negara maju, penyebabnya masih belum jelas namun
variasi dalam diet, aktivitas fisik, pengobatan hipertensi, dan predisposisi
genetik dapat mempengaruhi penyakit stroke tersebut.
2)
antara dua meningen yaitu piameter dan arachnoidea. Gejala yang terlihat
jelas penderita tiba-tiba mengalami sakit kepala yang sangat parah dan
biasanya terjadi gangguan kesadaran. Gejala yang menyerupai stroke
dapat sering terjadi tetapi jarang. Diagnosis dapat dilakukan dengan
neuroimaging dan lumbal puncture.
11
hampir
30.000
penduduk
Amerika
tiap
tahun.
Studi
12
13
sangat
besar dan
merupakan
faktor penting
dalam
penetuan
menghilang pada dasar tangkai. Tunika media tipis, dan jaringan ikat
mengganti otot polos. Pada tempat ruptur (paling sering bagian atap)
berdinding tipis, dan terjadinya robekan menyebabkan perdarahan biasanya
tidak lebih dari 0,5 mm. Ukuran dan tempat aneurisma penting untuk prediksi
ruptur. Aneurisma yang berdiameter lebih dari 7 mm dan pada bagian atas
arteri basilar dan pada awal posterior communicating arthery memiliki resiko
besar untuk ruptur.
Adapun macam-macam aneurisma sebagai berikut:
a. Aneurisma sakuler (berry aneurisma)
Ditemukan di titik bifurcation atreri intracranial. Aneurisma ini
terbentuk pada lesi dinding pembuluh darah yang sebelumnya telah ada,
baik akibat kerusakan structural atau akibat hipertensi. Lokasi tersering
aneurisma sakular adalah arteri komunikans anterior (40%), bifurcation
arteri serebri media di fisura silvii (20%). Aneurisma dapat menimbulkan
deficit neurologis dengan menekan struktur di sekitarnya bahkan
sebelum rupture.
b. Aneurisma fusiformis
14
Pembesaran
pembuluh
darah
yang
memanjang
(berbentuk
meningeal
Mual, muntah karena peningkatan tekanan intra cranial (TIK).
Tanda-tanda deficit neurologi fokal : hemiparesis dengan atau tanpa
afasia
Paresis nervi kranialis seperti okulomotorius, abdusens
Bisa terjadi monoparesis tungkai sesuai dengan letak pecahnya
aneurisma
Funduskopi : ditemukan perdarahan subhialoid retina dan mungkin ada
edema pupil, yang disebabkan oleh karena kongesti vena retina akibat
peningkatan tekanan intracranial.
15
Derajat
1
2
Karakteristik
Nyeri kepala
Tanda rangsangan meningeal, nyeri
rangsangan nyeri
Koma, tidak merespon
apapun
2.5.6. Diagnosis
Anamnesis (mulainya) akut, nyeri kepala hebat satu sisi, mual, muntah
dapat disusul gangguan kesadaran dan kejang.
Pemeriksaan neurologis
CT scan kepala harus segera dilakukan ( < 12 jam) pada kasus dengan
dugaan PSA. Tanpa kontras, biasanya terlihat daerah hiperdense.
Lumbal Pungsi (LP)
LP diperlukan apabila pada pemeriksaan CT scan tidak tampak kelainan,
dimana pada 5-15% pasien akan menunjukan LP +, yaitu didapatkan
darah dalam cairan liquor. Pada LP mungkin tidak ditemukan perdarahan
16
serebral
pertama
memberikan
gambar
negative,
perlu
Skor <1
Skor >1
Catatan :
Derajat kesadaran:
Sadar = 0
Mengantuk/stupor = 1
semikoma/koma = 2
Muntah:
Tidak muntah = 0 Muntah = 1
Nyeri kepala:
Tidak nyeri kepala = 0
Nyeri kepala = 1
Tanda ateroma:
Tidak ada tanda ateroma = 0
Ada tanda ateroma ( diabetes, angina, penyakit arteri perifer) = 1
2.5.7. Managemen
1 Tatalaksana umum
17
A Tata laksana pasien PSA derajat 1 dan 2 berdasarkan Hunt dan Hess
Identifikasi dan atasi nyeri sedini mungkin
Tirah baring total dengan posisi kepala ditinggikan 30 , bila perlu
tingkat kesadaran)
Beri cairan, usahakan
euvolemia
dan
monitor
ketat
system
ulang.
Istrirahat total di tempat tidur
Terapi antifibrinolitik
Kontraindikasi pada pasien dengan koagulopati, riwayat infark
miokard akut, stroke ischemia , emboli paru, atau thrombosis vena
dalam.
Dianjurkan pada pasien dengan resiko rendah terhadap terjadinya
menyebabkan
rasa
kantuk
progresif
dan
inkontinensia.
3 Vasospasme
Penyempitan arteri pada dasar otak karena PSA menyebabkan gejala
iskemia dan infark pada 30% pasien dan penyebab utama morbiditas
dan kematian yang tertunda. Tanda iskemia tampak 4 hingga 14 hari
setelah perdarahan, sering nya pada hari ke 7. Keparahan dan
distribusi vasospasme menentukan apakah infark akan terjadi atau
tidak. Vasospasme yang tertunda merupakan hasil efek langsung dari
darah yang menggumpal (clotted blood) dan produk pecahannya
dalam arteri. Semakin banyak darah di sekitar arteri, semakin besar
kesempatan terjadi simptomatik vasospasme.
4 Hiponatremia
Terjadi pada 2 minggu pertama terjadi nya PSA. Terjadi karena sekresi
vasopressin dan sekresi faktor natriuretik atrial dan otak, yang
menyebabkan
natriuresis.
Disebut
juga
cerebral
salt-wasting
syndrome. Terjadi pada 1-2 minggu PSA dan tidak boleh ditangani
dengan restriksi air karena akan meningkatkan resiko stroke.
2.5.9. Prognosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosa stroke :
Olahraga
Penurunan kadar kolesterol
Pemberian antiplatelet dan antikoagulan
21