Anda di halaman 1dari 11

Coronary Artery Disease

I.

Definisi
Penyakit arteri koroner (Coronary Artery Disease) adalah penyakit yang
ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul didalam sel yang
melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan
lemak terbentuk secara bertahap dan tersebar dipercabangan besar dari kedua
arteri koroner utama yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi
jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. (Ronald
H.Situros : 2006).

II.

Anatomi Fisiologi

Aterosklerosis terjadi jika terjadi penumpukan plak atau timbunan lemak pada
dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras
dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit
arteria koroner atau coronary artery disease (CAD) inilah yang pada dasarnya
menuntun kepada sebagian besar serangan jantung.
Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan
serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen
melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Mengapa? Apabila
otot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di
sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak
mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan
pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.
Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit karena timbungan plak dan
lemak, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus.
Selain itu, arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot
secara mendadak. Sehingga, sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat
kontraksi, melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri
menyempit, memicu sebuah serangan jantung.
Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi
kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi.
Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama

jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya


untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak
mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.
Selain penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penumpukan lemak di
dinding arteri, ada juga penyakit jantung lainnya yang disebabkan kelainan
semenjak lahir. Misalnya jantung yang tidak sempurna, kelainan katup jantung,
melemahnya otot jantung. Penyebab lain adalah bakteri yang menyebabkan
infeksi pada jantung.
III.

Etiologi
Penyakit arteri koroner disebabkan karena ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen sel otot jantung dengan masuknya. Penyaluran oksigen yang
kurang dari arteri koroner akan menyebabkan kerusakan sel otot jantung. Secara
spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri
koroner adalah :
1. Usia
Kerentanan terhadap arterosklerosis meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada laki-laki biasanya resiko meningkat setelah usia 45 tahun dan wanita
pada umur 55 tahun.
2. Jenis kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Wanita
relatif agak lebih kebal terhadap penyakit ini karena dilindungi oleh hormon
estrogen, namun setelah menopause sama rentannya dengan pria.
3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Riwayat penyakit jantung didalam keluarga sering merupakan akibat dari
profil kolestrol yang tidak normal dalam artian terdapat kebiasaan yang
buruk dalam segi diet keluarga.
4. Merokok
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor resiko utama penyakit
jantung koroner. Kandungan nikotin didalam rokok dapat merusak dinding
(Endotel) pembuluh darah sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak
yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh darah.
5. Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria sehingga memudahkan
terjadinya arterosklerosis koroner yang merupakan penyebab penyakit arteri
koroner.

6. Obesitas
Obesitas bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak yang terkandung
didalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan
terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantungg
koroner.

7. Gaya hidup buruk


Gaya hidup buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin
serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena
penyakit jantung koroner.
IV.

Manifestasi Klinik
1. Nyeri
Jika otot tidak mendapatkan cukup darah, maka oksigen yang tidak memadai
dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Jenis
dan beratnya nyeri ini bervariasi pada setiap orang.
2. Sesak nafas
Merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan
akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru.
3. Kelelahan atau kepenatan
Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah keotot selama
melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah
dan lelah.
4. Pusing dan pingsan
Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau
karena kemampuan memompa yang buruk bisa menyebabkan pusing dan
pingsan.

V.

Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar sehingga disebut ateroma/plak yang akan mengganggu absorbasi nutrien
oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbulan menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut sehingga lumen menjadi semakin sempit dan berdinding kasar
menyebabkan aliran darah terhambat atau terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran
kolateral dari pembuluh disekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak
mendapat aliran atau mendapat begitu sedikitnya aliran sehingga tidak dapat
mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark. Seluruh proses
ini disebut infark miokardium.
Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral meresap ke
dalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi progresif pada pembuluh
darah lokal, menyebabkan daerah tersebut dipenuhi oleh darah yang terbendung.
Secara bersamaan, serat otot memakai sisa akhir oksigen dalam darah, sehingga
hemoglobin menjadi tereduksi secara total menjadi berwarna biru gelap. Daerah
yang mengalami infark menjadi berwarna coklat kebiru-biruan dan pembuluh
darah dari daerah tersebut tampak mengembang walaupun aliran darahnya kurang.

Pada tingkat lanjut, dinding pembuluh manjadi sangat permeabel dan


membocorkan cairan, jaringan menjadi edematosa, dan sel otot jantung mulai
membengkak akibat berkurangnya metabolisme selular. Dalam waktu beberapa
jam tanpa penyediaan darah, sel-sel akan mati.
VI.

Gambar/Pathway
Aterosklerosis
Aliran darah kejantung menurun
Oksigen dan nutrisi menurun
Supply & kebutuhan oksigen kejantung tidak seimbang
Suplly oksigen ke miokard turun
Metabolisme an aerob

Kerus
T
akan
Pertu
karan
Gas

timbunan asam laktat

integritas membran sel berubah


Nyeri

Fatique
Intoleransi
aktivitas

VII.

seluler hipoksia

kontraktilitas
COP turun

penurunan
curah jantung

Gg perfusi
jaringan

Penatalaksanaan
1. Aspirin/Klopidogrel/Tiklopidin
Berfungsi mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resiko serangan jantung.
2. Beta-bloker (Atenolol, bisoprolol, karvedilol)
Membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah, sehingga
menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
3. Mitrates (Isosorbide dinitrate)
Bekerja membuka arteri jantung dan kemudian meningkatkan aliran darah
keotot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada.

4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (Enalapril, Perindopril) dan


Angiotensin Receptor Blockers (Losartan, Valsartan)
Memungkinkan aliran darah kejantung lebih mudah dan juga membantu
menurunkan tekanan darah.
VIII.

Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. EKG : T inverted tandanya ada injuri, ST depresi tanda dari iskemi atau Q
patologis nekrosis.
2. Pemeriksaan radiologi : Pembesaran ventrikel ST
3. Echocardiografi : Mengambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang
jantung.
4. Pemeriksaan lab : kolestrol, trigliserida meningkat.

IX.

Asuhan Keperawatan Secara Teoritis


Data fokus pengkajian
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Biodata : Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
2) Keluhan utama : nyeri dada yang berat, sesak nafas, mual,muntah,
nyeri kepala yang hebat dan kelemahan.
3) Riwayat penyakit masa lalu : riwayat hipertensi, merokok pengguna
alkohol, pola hidup yang tidak sehat.
4) Riwayat kesehatan masa lalu : keluarga yang menderita riwayat
hipertensi, penyakit jantung, kegemukan.
5) Pola aktivitas sehari-hari : banyak makan makanan yang mengandung
lemak tinggi, kebiasaan merokok, minum alkohol serta tidak rutin
dalam melakukan aktivitas olahraga.
6) Keadaan umum pasien : keadaanumum lemah dan dapat membaik.
2. Pemeriksaan fisik
1) Breathing (B1=Pernafasan) : dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk
produktif, riwayat merokok. Tanda : distres pernafasan, meningkat pada
frekuensi/irama dan gangguan kedalaman.
2) Bleeding (B2=Kardiovaskuler) : riwayat hipertensi, riwayat penyakit
jantung, kegemukan. Tanda : Takikardia, disritmia, tekanan darah
normal, meningkat atau menurun. bunyi jantung mungkin normal ; s4
lambat atau murmur sistolik transien lambat, mungkin ada saat nyeri.
Kulit atau membran mukosa lemmbab, dingin, pucat pada adanya
vasokintriksi.
3) Brain (B3=Persarafan) : perubahan status mental, orientasi, pola bicara,
afek, proses pikir. Tanda : nyeri kepala yang hebat.
4) Blader (B4=Perkemihan) : gangguan ginjal saat ini atau sebelumnya.
Tanda : disuria, oliguria, anuria, poliuria sampai hematuria.
5) Bowel (B5=Pencernaan) : tanda : mual, kehilangan nafsu makan,
penurunan turgor kulit, muntah, perubahan berat badan.
6) Bone (B6=tulang-otot-integumen) : hipotensi postural, frekuensi jantung
meningkat, takipnea.

Analisa data

Data
DO : pasien
tampak meringis
kesakitan, skala
nyeri
DS : pasien
mengeluh nyeri

Penyebab
Aterosklerosis

Masalah
Nyeri

Aliran darah kejantung


menurun
Oksigen dan nutrisi
menurun
Supply & kebutuhan
oksigen kejantung tidak
seimbang
Suplly oksigen ke miokard
turun
Metabolisme an aerob

Resiko
penurunan
curah jantung

timbunan asam laktat


Nyeri
Metabolisme an aerob

Resiko
penurunan
curah jantung

timbunan asam laktat


Nyeri
DS : klien
mengeluh lemas
DO : kondisi
umum tampak
lemah, klien
beraktivitas
minimal,
kekuatan otot
turun

Aterosklerosis

Intoleransi aktivitas

Aliran darah kejantung


menurun
Oksigen dan nutrisi
menurun
Supply & kebutuhan
oksigen kejantung tidak
seimbang
Suplly oksigen ke miokard
turun
Metabolisme an aerob
Resiko
penurunan
curah jantung

timbunan asam laktat


Sintesis ATP terhambat
Fatigue
Intoleransi aktivitas
DO :
DS : TD dan nadi
meningkat

Aterosklerosis
Aliran darah kejantung
menurun
Oksigen dan nutrisi

Penurunan curah jantung

Resiko
penurunan
curah jantung

Masalah keperawatan
1. Nyeri akut
2. Intoleransi aktivitas
3. Penurunan curah jantung

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d iskemik miocard
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik akibat iskemia miokard

Intervensi keperawatan
N
o
1

Diagnos
Tujuan
keperawatan
Nyeri akut
Setelah dilakukan
b.d iskemik perawatan pasien
miocard
menyatakan nyeri
berkurang wajah
rileks, dengan
kriteria hasil :
1. Menyatakan
nyeri terkontrol
atau hilang.
2. Menunjukkan
postur tubuh
rileks,
kemampuan
istirahat/tidur
dengan cukup.

Perencanaan
Intervensi
1. Anjurkan pasien
untuk memberikan
tahu perawat jika
terjadi nyeri.

2. Kaji dan catat


respon pasien.
3. Tinggikan kepala
tempat tidur bila
pasien sesak.
4. Pantau irama
jantung.

5. Pantau tanda vital


tiap lima menit.

6. Pertahankan
lingkungan nyaman
dan tenang.
7. Berikan O2 sesuai
indikasi.

Rasional
1. Nyeri dan penurunan
curah jantung dapat
merangsang saraf
simpati untuk
mengeluarkan norep
rinoprin yang
meningkatkan
kemajuan penyakit.
2. Memberikan
informasi tentang
kemajuan penyakit.
3. Memudahkan
pertukaran gas untuk
menurunkan hipoksia.
4. Pasien mengalami
peningkatan diatrimia
yang mengancam
hidup secara akut
yang akan terjadi
terhadap respon
ischemia.
5. Tekanan darah dpt
meningkatkan secara
dini sehubungan dgn
rangsangan simpatis.
6. Stress mental/emosi
meningkatkan kerja
miokard.
7. Meningkatkan
sediaan O2 untuk
kebutuhan miokard.
8. Obat golongan nitrat

8. Berikan obat
golongan nitrat dan
beta bbloker.

Intoleransi
aktivitas b.d
ketidakseim
bangan
antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen

Penurunan
curah
jantung b.d
perubahan
inotropik
akibat
iskemia
miokard

Setelah dilakukan
tindakan perawatan
pasien menunjukkan
peningkatan
kemampuan dalam
melakukan aktivitas,
dengan kriteria
hasil :

1.

1. Tekanan darah
dalam batas
normal.
2. Nadi dalam batas
normal (80100x/mnt)
3. Irama dalam
batas normal
4. Tidak adanya
angina.
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
pasien menunjukkan
peningkatan
toleransi aktivitas
dengan kriteria
hasil :

3.

1.

2.
3.

4.
5.

2.

4.

mempunyai efek
cepat vasodilatasi
beta bloken
menurunkan kerja
miokard.
Catat irama jantung, 1. Mengindikasikan
tekanan darah dan
kerja jantung.
nadi sebelum,
selama dan sesudah
melakukan aktivitas.
Anjurkan pada
2. Mengurangi beban
pasien agar lebih
kerja jantung.
byk istirahat terlebih
dahulu.
Anjurkan pd pasien 3. Untuk menghindari
agar tdk ngeden
peningkatan kerja
pd saat buang air
jantung.
besar.
Jelaskan pd pasien
4. Menghindari kerja
ttg tahap-tahap
jantung yang tiba-tiba
aktivitas yang boleh
berat.
dilakukan oleh
pasien.

1. Pantau/catat
kecenderungan
frekuensi jantung
dan TD khususnya
mencatat hipotensi.
2. Pantau/catat
distritmia jantung
observasi respon
Frekuensi jantung
pasien terhadap
stabil (80distritmia, cth
100x/mnt)
penurunan TD.
Nafas normal
(16-24x/mnt)
Produksi urine
baik (sesuai dgn
3. Observasi
intake)
perubahan status
Ektremitas pasien
mental/orientasi/ger
hangat.
TD dalam batas
akan atau refleks
normal
tubuh.
(120/80mmHg)

1. Hipotensi dpt terjadi


akibat kekurangan
cairan, distritmia,
gagal jantung/syok.
2. Distritmia yg
mengancam hidup dpt
terjadi sehubungan
dgn
ketidakseimbangan
elektrolit, iskemia
miokardia atau
gangguan pd
konduksi elektrikal
jantung.
3. Dapat
mengindikasikan
penurunan aliran
darah atau oksigenasi
serebral sbg akibat
penurunan curah

4. Catat suhu
kulit/warna dan
kualitas/kesamaan
nada perifer.
5. Ukur/catat
pemasukan,
pengeluaran dan
keseimbangan
cairan.

jantung.
4. Kulit hangat, merah
muda dan nadi kuat
adalah indikator
umum curah jantung
adekuat.
5. Berguna dalam
menentukan
kebutuhan cairan atau
mengidentifikasi
kelebihan cairan yang
dpt mempengaruhi
curah
jantung/konsumsi.
6. Mencegah
kelemahan/terlalu
lelah dan stres.

6. Jadwal
istirahat/periode
tidur tanpa
gangguan. Bantu
aktivitas perawatan
diri.
7. Berikan obat sesuai 7. Obat ini menurunkan
indikasi : penyekat
kerja jantung dengan
beta cthnya atenolol,
menurunkan frekuensi
nadolol, propanolol.
jantung dan TD
sistolik
X.

Daftar pustaka
Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Brunner dan Suddart, 2001. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
http://akperbhayangkaraaskep.blogspot.co.id/2012/01/cad-coronary-arterydisease.html
http://amarayah.blogspot.co.id/2013.06.laporan-pendahuluan-cad.html

LAPORAN PENDAHULUAN
CORONARY ARTERY DISEASE
RUANG FRESIA

Disusun Oleh:
Nama : Marysa Tresnaningrum
NPM : 4006150087
Pembimbing Akademik
Irma Nur Amalia, S.Kep.,Ners.,M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai