Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar kecil, terdiri dari Folikel sferik dengan diameter 50500 meter dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid
tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dapat teraba dengan mudah dan
suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, hormon tiroid adalah hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) yang terletak di bagian depan leher. Produksi
hormon tiroid memerlukan bahan baku yodium. Hormon ini berperan besar dalam proses
pertumbuhan seorang anak dan juga dalam beberapa fungsi penting tubuh yang lain seperti
fungsi metabolisme dan pengaturan cairan tubuh. Pembentukan hormon tiroid merupakan
suatu proses lingkaran umpan balik dari otak - kelenjar tiroid - hormon tiroid dalam darah
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan
sel atas hormon tiroid dan bukan kadar normal hormone tiroid dalam darah.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama
secara benar:

Hipotalamus

Kelenjar hipofisa

Hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di
dalam hati serta organ lainnya).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah:
1) Apa defini hipertiroid?
2) Bagaimana anatomi fisiologi kelenjar tiroid?
3) Apa saja klasifikasi hipertiroid?
4) Bagaimana etiologi hipertiroid?
5) Bagaimana patofisiologi hipertiroid?
6) Apa saja tanda dan gejala hipertiroid?
7) Bagaimana diagnosa hipertiroid?
8) Bagaiman asuhan keperawatan hipertiroid?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1) Mahasiswa mampu memahami definisi dari hipertiroid.
2) Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid.
3) Mahasiswa mampu memahami klasifikasi hipertiroid.
4) Mahasiswa mampu memahami etiologi hipertiroid.
5) Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hipertiroid.
6) Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala hipertiroid.
7) Mahasiswa mampu memahami diagnosa hipertiroid.
8) Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan hipertiroid.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertiroid
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang
mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000)
Hipertiroid dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan. (Price dan Wilson: 337) Bentuk yang
umum dari masalah ini adalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik
adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditis
subkutan dan berbagai bentuk kanker tiroid (Arief mansjoer).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid
secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa
2

perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis
(Bararah, 2009).
Hipertiroid adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis dan hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin)
Berbagai sumber mendefinisikan hipertiroid sebagai berikut:
1. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi
yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
2. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang
merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
3. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
4. Suatu keadaan dimana adanya out put hormon tiroid yang berlebihan, merupakan suatu
kelompok sindroma yang disebakan oleh peningkatan hormon tiroid / tiroksin yang tidak
terikat dalam sirkulasi darah.

B. Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid


1. Struktur
Kelenjar Tiroid terdiri dari Folikel sferik dengan diameter 50-500 meter. Terletak
dibawah anterior leher yang terdiri dari sel folikuler dan para folikuler. Sel folikuler
menghasilkan hormon T4 (tiroksin) dan T3 (triodotironin).
Sel parafolikuler menghasilkan hormon tyrokalsitonin (calsitonin) yang berperan dalam
pengaturan kalsium.

Hormon Tiroid:
Merupakan hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar Metabolisme
tubuh.Sel yang mensintesis hormon Tiroid adalah Tiroksin (T4; prohormon) dan
Triidotironin (T3;hormon aktif). T3 dan T4 disimpan dalam keadaan terikat dengan
glikoprotein,tiroglobulin, didalam koloid dari folikel. Tiroglobulin disintesis di robusum
sel kelenjar tiroid & asam amino. Hormon T3 & T4 , dilepas sekitar o,1 & 1-3 mmol.
Tirotropin TSH berasal dari Adenohipofisis, hormon ini mempunyai peran dalam
pengatur kelenjar tiroid (masenjer kedua), dan merangsang pelepasan T3 & T4 dari
koloid.
Tahapan pembentukan Hormon Tiroid
1. Penangkapan iodin dan oksidasi iodin
2. Pembentukan tiroglobulin
3. Organifikasi tiroglobulin (iodin berikatan dengan tryosylmoities pada tiroglobulin
untuk membentuk 3 monoiodintirosin & 3,5 diioditirosin)
4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 & T3
5. Hormon disimpan dlm sel- sel folikuler berikatan dg tiroglobulin
6. Dengan stimulasi yg cukup proteolisis memisahkan T4 & T3 dari tiroglobulin
7. T3 & T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang
Metabolisme Hormon T3 Dan T4

Hormon T3, dua sampai empat kali lebih poten dari hormon T4, bekerja lebih cepat
mempunyai efek beberapa jam, dalam sirkulasi hanya sekitar 20% yang berasal dari
kelenjar. Tiroid, sekitar 80% berasal dari deiodinasi T4. Oleh sebab itu hormon T3
merupakan hormon efektif dan aktual. Perubahan T3 menjadi T4 (terjadi di hati & ginjal)
dikatalisis oleh 5-deiodinase dalam mikrosom yg mengambil 5-iodin dari cincin luar T4.
Rasio T3 dan T4 dalam plasma 1 : 100 keduanya terikat pada 3 protein yg berbeda
(terutama T4) :
1) Globulin mengikat Tiroksin (TBG) mengangkut dua pertiga dari T4
2) Prealbumin pengikat tiroksin (TBPA)
3) Albumin serum , mengangkut sisa T4. (Hanya sedikit T3 &T4 yg terikat dalam
sirkulasi)
Dalam mempertahankan konsentrasi T3 & T4 tetap konstan diatur oleh TSH sedangkan
sintesis & pelepasannya diransang oleh TRH (Tiroliberin).

Hormon Tiroid
FUNGSI HORMON T3 , T4 DAN TYROKALSITONIN
1. Hormon T4 :
Mengatur katabolisme protein, lemak, dan karbohidrat diseluruh sel .
2. Hormon T3 :
a. Mengatur kecepatan metabolik semua sel
b. Mengatur produksi panas tubuh
c. Merupakan antagonis insulin
d. Mempertahankan sekresi growth hormon, maturasi skelet
e. Mempertahankan tonus otot
f. Mempertahankan kekuatan denyut, kekuatan, output jantung
5

g. Mempengaruhi kecepatan pernapasan,dan penggunaan oksigen


h. Mempertahankan mobilisasi kalsium
i. Mempengaruhi produksi sel darah merah
j. Menstimulasi perubahan lemak, pelepasan asam lemak bebas, dan sintesa
kolesterol
k. Mempengaruhi pertumbuhan somatik dan system saraf.
3. Fungsi hormon Thyrokalsitonin:
a. Menurunkan kadar kalsium dan fosfor serum
b. Menurunkan absorsi kalsium dan fospor di gastrointestinal (GI Tract)
c. Menghambat resorpsi tulang.
C. Klasifikasi Hipertiroid
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
D. Etiologi Hipertiroid
1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya (penyebab yang
berhubungan dengan kelenjar tiroid)
2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan TSH
yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan (penyebab yang tidak berhubungan dengan
kelenjar tiroid)
Penyebab Utama :
1. Penyakit Grave (Struma Multinodular Toksik)
Merupakan penyebab tersering dalam kasus hipertiroidisme dalah suatu penyakit
autoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip
TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini yang disebut sebagai immunoglobulin
perangsang tiroid

(thyroid-stimulating immunoglobulin), yang menyebabkan


6

meningkatnya pembentukan Hormon Tiroid (HT), namun tidak mengalami umpan


balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya
berespons terhadap peningkatan kadar HT yang tinggi.
Penyebab penyakit Grave tidak diketahui dengan jelas. namun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah
wanita berusia antara 20 sampai 30 tahun.
Gondok nodular (nodul) adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid
terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi, misalnya
pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengakti
pada hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga terjadi
peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran
kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal (contoh pada indvidu hamil mengalami
gondok, setelah melahirkan hilang). Walaupun kadang-kadang terjadi perubahan yangn
irreversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat
(tidak selalu) tetap memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang
bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok
nodular toksik. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit
hipotalamus, walaupun jarang.
Penyakit Grave memiliki gambaran klinis sebagai berikut:
a. Adanya pembesaran kelenjar tiroid
b. Biasanya Difus dan simetris & besar >>
c. Bentuk & konsistensi berpariasi
d. Dapat menekan jaringan sekitar
e. Meningkatkan vaskularisasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan terdenganrnya
sistolik bruit diatas kelenjar.
2. Toxic multinodular goitre
Jenis penyakit toxic multinodular goiter ditandai dengan adanya bentuk benjolan
pada leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk seperti biji padat dengan jumlah
tertentu, jumlah benjolan ini bisa satu dengan bentuk satu biji (single nodul) atau lebih
dari satu (multinodular).
7

Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon


tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan
atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan (Elizabeth J.
Corwin, 2009).
3. Solitary toxic adenoma
Solitary toxic adenoma adalah suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh
produksi autoantibodi yang memiliki kerja milik TSH pada kelenjar tiroid.
Penyebab Lain
1. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala
hipotiroid.
2. Penyakit troboblastis
3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
4. Pemakaian yodium yang berlebihan
Bila mengkonsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya klien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
5. Kanker pituitari
6. Obat-obatan seperti Amiodarone
E. Patofisiologi Hipertiroid
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
di dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada
beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan
TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan-bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang
berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH.
Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi terus-menerus dari sistem cAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Dimana ada peningkatan produksi T3 dan T4
8

mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit oleh karena efek dari auto imun yang akan
mengilfiltrasi ke jaringan orbita dan otot mata sehingga terjadi edema jaringan retro orbita
mengakibatkan eksoftalmus. Pada beberapa keadaan dapat menjadi sangat parah sehingga
protusi bola mata dapat menarik saraf optik sehingga mengganggu penglihatan penderita.
Yang lebih sering yaitu kerusakan pada kelopak mata yang menjadi sulit menutup sempurna
pada waktu penderita berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel mata menjadi kering
dan mudah mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi sehingga timbul luka pada kornea
penderita.
Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis berlebih,
adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran
tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus.

Peningkatan kecepatan serebrasi

mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas.


Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada peningkatan
sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna dimana salah satunya akan
ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare. Bila terjadi peningkatan metabolisme
KH dan lemak mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan
meningkatkan produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan
penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena
hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan
CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi
F. Tanda dan Gejala Hipertiroid
Tanda dan gejala dari penyakit Hipretiroid adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin.
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar ( diare)
6. Tidak tahan panas
7. Gangguan reproduksi
9

8. Gondok, yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid


9. Mata melotot (exoptalmus)
10. Cepat letih
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
G. Diagnosa Hipertiroid
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
1.
2.
3.
4.

TSH(Tiroid Stimulating Hormone)


Bebas T4 (tiroksin)
Bebas T3 (triiodotironin)
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran

kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
Interpretasi Tes Diagnosis Yang Berhubungan Dengan Hormon Tiroid
No
1

Jenis Test
Prosedur&Persiapan
Kadar serum - Sampel darah
T4

-Tanpa persiapan

Interpretasi
- Mengukur tiroksin sirkulasi
yang bebas & terikat.
- Nilai normal: 3-7g/100ml
- Dipengaruhi oleh kehamilan,
estrogen (menyusui),
glukokortikoid,

Kadar serum - Sampel darah radioassay

hipoproteinnemia.
- Mengukur T3 terikat.

T3
TBG

- Nilai normal:100-170g/100ml
- Mengukur kadar TBG, TBG

- Tanpa persiapan khusus


- sampel darah
- Tanpa persiapan khusus

dapat naik atau turun oleh


kondisi lain & dpt merubah
kadar T3 &T4
10

T3 resin

- Sampel darah diambil, resin

Uptake

&T3 ditambahkan

( T3U)

kedalamnya, T3 radioaktif

tiroid binding protein(TBG)


- Nilai normal: 25%-30%T3

akan berikatan pada tempat

radioaktif berikatan dengan

yang kosong pd TBG, jumlah

resin.

radioaktif radioaktif pada

- Mengukur perubahan kadar

- Jika tempat ikatan protein

darah & resin dihitunguntuk

jenuh oleh T4 kadar T3U yang

menentukan jumlah T3 yang

lebih tinggi menunjukkan

terikat pada resin

hipertiroidisme, yang rendah

Pemeriksaan

- Sampel darah

tingkat

- Tanpa persiapan khusus

menunjukkan hipotiroidisme
- Mengukur TSH secara
langsung, pengukuran

hipofise TSH

membantu membedakan

radio

hipertiroidisme primer &

immunoassay

sekunder.
- Nilai meningkat pd
hipertiroidisme primer karena
tdk ada control umpan balik

Tes stimulasi Kadar TSH diukur, 500 g

negatif.
Normal: TRH meningkatkan

TSH

TRH diberikan 30 menit

TSH 15-30g/ml atau

kemudian TSH diukur kembali

peningkatan 5 m/U diatas nilai


basal, respon datar
menunjukkan hipertiroidime,
rsepon yang hebat menunjukkan

Pemeriksaan
tingkat
Tiroid

- Iodine radioactive dosis kecil


peroral pada 2,6,24 jam.
- Detektor scitilasi ditempatkan

radioactive

pada derah tiroid & jumlah

iodine

radioactive yangg terkumpul

uptake( RIA

dihitung iodine pada

hipertiroidisme primer.
- Mengukur tingkat aktifitas
tiroid
- Tiroid normal menangkap 5%
- 35% dosis
- Peningkatan penangkapan
terjadi pada hipertiroidisme.
11

U)

makanan ,obat, media x-ray,


obat lain, dan makanan
diperkaya iodine

Scan Tiroid

- Kelebihan dosis tracer


diekskresi urin & dapat diukur.
- Urin 24 jam tamping

merendahkan pembacaan.

penurunan jumlahnya dalam

( puasa makanan yang

urin menunjukkan

mengandung iodine selama 3

hipertiroidisme.

hari sebelum pemeriksaan)


Diberikan I, scintilasi

Ukuran, bentuk, fungsi anatomi

dilakukan, gambaran distribusi

kelenjar tiroid diperiksa,

radioactive dicatat.

terdapat area penangkapan yg


tinggi dan rendah , ingesti iodine
( dalam obat& zat kontras )

USG Tiroid

Tanpa persiapan

merubah hasil pengukuran.


USG digunakan untuk mencari
kelainan struktur, kistik, nodul

10

11

Test antibody Sampel darah

atau massa yang lain,


Antibodi tiroglobulin dan

Tiroid

mikrosum terdapat pada

Thiroid-

Sampel darah

tiroiditis Hashimoto
Jika terdapat antibody TSI :

stimulating

konfirmasi untuk penyakit

Immunoglob

Grave.

ulin (TSI )
12

Pemerikasaan - Klien beristirahat dan puasa

- Normal: - 15% - +15%

yang

- Pada klien hipertiroid BMR >

berhubungan

- jumlah oksigen saat istirahat


dihitung

dengan efek - Oksigen yang digunakan

+15%
- Pada hipertiroidisme kurang

periferalhorm

dibandingkan dengan jenis

akurat dari pada test yang

on tiroid:

kelamin, usia, dan ukuran

lainnya, tetapi dapat digunakan

a. basal

yang sama.

untuk mengevaluasi terapi.

metabolic
rate (BMR)
12

b. Kadar
kolesterol
serum

- sampel darah , klien puasa


mulai malam hari( 6 8 jam)

- normal: tiap laboratorium


berbeda-beda kadarnya yang
tinggi terdapat pada
hipotiroidsme dan rendah pada
hipertiroidisme, menunjang
data lain

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas
Kaji identitas klien mulai dari nama, umur, alamat, pekerjaan dll.
b. Keluhan Utama

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Kaji riwayat penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya hubungan
atau menjadi predisposisi.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis kelenjar teroid yang
mengalami atrofi. Perawat harus menanyakan dengan jelas tentang gejala yang timbul
seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk.
e. Riwayat Penyakit Keluarga

13

Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
B. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang
dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :
a. Aktivitas atau istirahat
1) Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan

koordinasi,

Kelelahan berat
2) Tanda : Atrofi otot
b. Sirkulasi
1) Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
2) Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps,
syok (krisis tirotoksikosis)
c. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan pada abdomen, Diare,
Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika
terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan
menurun, hiperaktif ( diare )
d. Integritas / Ego
1) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
2) Tanda : Ansietas peka rangsang
e. Makanan / Cairan
1) Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet: peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretic (tiazid)
2) Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis,
bau buah (napas aseton)
14

f. Neurosensori
1) Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan

pada otot

parastesia, gangguan penglihatan


2) Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori (baru masa lalu) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;
koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
h. Pernapasan
1) Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
2) Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
i. Keamanan
1) Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
2) Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
j. Seksualitas
1) Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria; kesulitan
orgasme pada wanita
2) Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :
positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat

15

ANALISA DATA
N
O
1.

DATA

PENYEBAB

MASALAH

2.

3.

C. Diagnosa Keperawatan

16

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

17

INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Diagnosa
1. Risiko tinggi

Tujuan dan Kriteria Hasil


Intervensi
Tujuan : Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah pada posisi

Rasional
1. Hipotensi umum atau

terhadap

pengkajian Klien dapat

baring, duduk dan berdiri jika

ortostatik dapat terjadi sebagai

penurunan curah

mempertahankan curah

memungkinkan. Perhatikan

akibat dari vasodilatasi perifer

jantung b.d

jantung yang adekuat sesuai

besarnya tekanan nadi.

yang berlebihan dan

hipertiroid tidak

dengan kebutuhan tubuh.


KriteriaHasil :
1) Nadi perifer dapat teraba

terkontrol, keadaan
hipermetabolisme,
peningkatan beban
kerja jantung

normal.
2) Vital sign dalam batas
normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Tidak ada disritmia

2. Periksa kemungkinan adanya


nyeri dada atau angina yang
dikeluhkan pasien.
3. Auskultasi suara nafas.
Perhatikan adanya suara yang

4. Observasi tanda dan gejala haus


yang hebat, mukosa membran
kering, nadi lemah, penurunan
produksi urine dan hipotensi
5. Catat masukan dan haluaran
Tujuan: setelah dilakukan

peningkatan kebutuhan
oksigen oleh otot jantung atau
iskemia.
3. S1 dan murmur yang menonjol

tidak normal (seperti krekels)

2. Kelelahan b.d

penurunan volume sirkulasi.


2. Merupakan tanda adanya

1. Pantau tanda vital dan catat nadi

berhubungan dengan
curahjantung meningkat pada
keadaan hipermetabolik
4. Dehidrasi yang cepat dapat
terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan
menurunkan curah jantung
5. Kehilangan cairan yang terlalu
banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
1. Nadi secara luas meningkat
18

hipermetabolik

pengkajian Klien dapat

dengan

mengungkapkan secara

peningkatan

verbal tentang peningkatan

kebutuhan

tingkat energi
Kriteria hasil: kelelahan

energy.

baik istirahat maupun saat

dan bahkan istirahat,

aktivitas.
takikardia mungkin ditemukan
2. Ciptakan lingkungan yang tenang 2. Menurunkan stimulasi yang
kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi,

teratasi
3. Sarankan pasien untuk
mengurangi aktivitas

hiperaktif, dan imsomnia


3. Membantu melawan pengaruh
dari peningkatan metabolisme
4. Meningkatkan relaksasi

4. Berikan tindakan yang membuat


pasien merasa nyaman seperti
3. Risiko tinggi

Tujuan : setelah dilakukan

massage
1. Catat adanya anoreksia, mual dan

terhadap

pengkajian Klien akan

perubahan nutrisi

menunjukkan berat badan

menyebabkan gangguan

kurang dari

stabil dengan
Kriteria : Nafsu makan

sekresi insulin/terjadi resisten

kebutuhan b.d
peningkatan
metabolisme
(peningkatan nafsu
makan/pemasukan
dengan penurunan
berat badan)

muntah

1. Peningkatan aktivitas

yang mengakibatkan

baik, Berat badan normal,


Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi

adrenergic dapat

2. Pantau masukan makanan setiap


hari, timbang berat badan setiap
hari

hiperglikemia
2. Penurunan berat badan terus
menerus dalam keadaan
masukan kalori yang cukup
merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiroid
3. Mungkin memerlukan bantuan
19

3. kolaborasi untuk pemberian diet

untuk menjamin pemasukan

tinggi kalori, protein, karbohidrat

zat-zat makanan yang adekuat

dan vitamin

dan mengidentifikasi makanan


pengganti yang sesuai

20

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DIAGNOSA

IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap 1. Memantau tekanan darah pada

EVALUASI (SOAP)
S:

penurunan curah

posisi baring, duduk dan

O:

jantung b.d hipertiroid

berdiri jika memungkinkan.

A : tujuan tercapai

tidak terkontrol,

Perhatikan besarnya tekanan

P : intervensi

keadaan
hipermetabolisme,
peningkatan beban
kerja jantung

nadi.
2. Memeriksa kemungkinan

dihentikan

adanya nyeri dada atau angina


yang dikeluhkan pasien.
3. Melakukan auskultasi suara
nafas. Perhatikan adanya suara
yang tidak normal (seperti
krekels)
4. Melakukan observasi tanda
dan gejala haus yang hebat,
mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi
urine dan hipotensi
5. Mencatat masukan dan
haluaran

2. Kelelahan b.d
hipermetabolik
dengan peningkatan
kebutuhan energy.

1. Memantau tanda vital dan

S:

catat nadi baik istirahat

O:

maupun saat aktivitas.


2. Menciptakan lingkungan yang

A : tujuan tercapai
P : intervensi

tenang
3. Menyarankan pada pasien

dihentikan

untuk mengurangi aktivitas


4. Memerikan tindakan yang
membuat pasien merasa
nyaman seperti massage
3. Risiko tinggi terhadap 1. Mencatat adanya anoreksia,
perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
b.d peningkatan

mual dan muntah


2. Memantau masukan makanan
setiap hari, timbang berat

S:
O:
A : tujuan tercapai
P : intervensi
21

metabolisme
(peningkatan nafsu
makan/pemasukan
dengan penurunan
berat badan)

badan setiap hari


3. Melakukan kolaborasi untuk

dihentikan.

pemberian diet tinggi kalori,


protein, karbohidrat dan
vitamin

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid
secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan
22

beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan
thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak tanda dan gejala yang dirasakan apabila
mengalami penyakit ini.
B. Saran
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar penulis dapat berbuat
lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Seorang perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit dari hipertiroid dan mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada penyakit hipertiroid. Selain itu
perawat juga harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya maupun
keluarga klien agar memudahkan proses perawatan dan mempercepat proses
penyembuhan.

23

Anda mungkin juga menyukai