Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pelabuhan bongkar muat Malarko direncanakan memiliki dermaga
seluas 2.699,68 m2, trustle 1 dengan luas 1.494 m2 dan trustle 2 dengan luas
1.980 m2, jadi luah keseluruhan pembangunan Pelabuhan Malarko ini
memiliki luas 6.173,68 m2. Pelebuhan Malarko digunakan sebagai tempat
bersandar, berlabuh, dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, selain itu pada
pelabuhan terjadi kegiatan penanganan muatan, industri, pengepakan,
asuransi dan jaringan komunikasi. Pelabuhan Malarko memiliki sarana
pendukung seperti Gudang, Terminal dan Depo BBM. Adapun komponen
kegiatan yang melatarbelakangi disusunnya dokumen AMDAL ini adalah
tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi.
Pelabuhan sebagai tempet berlabuhnya kapal-kapal dikehendaki merupakan
suatu tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar
muat dapat dilaksanakan demi menjamin keamanan barang. Pelabuhan
Malarko merupakan pengembangan suatu daerah dengan membuat kolam
dengan cara mengeruk tanah dan dibangun pelindung yang merupakan
kategori pelabuhan buatan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006 tentang Jenis Rencana dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
AMDAL, maka pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko dengan
besaran sebagaimana diuraikan wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL,
dikarenakan

kegiatan

pembangunan

Pelabuhan

Malarko

berpotensi

menimbulkan adanya perubahan arus pantai/pendangkalan, sistem hidrologi,


ekosistem, kebisingan dan dapat menggangu proses alamiah di daerah pantai
yang akan mengakibatkan dampak penting.
Penyusunan dokumen AMDAL mengarahkan dan mengawasi
pembangunan

untuk

menghindarkan

akibat-akibat

sampingan

yang

merugikan dan tidak diinginkan, yaitu terjadinya dampak negatif dari proyek

pembangunan pada lingkungan hidup, masyarakat dan sumberdaya alam


disamping menghindarkan pula terjadinya perselisiahan yang dapat timbul
antar proyek dengan proyek pembangunan lainnya.
Berdasarkan pendekatan studi pembangunan Pelabuhan Malarko di
Kabupaten Bantul termasuk dalam Dokumen AMDAL yang merupakan
AMDAL Kawasan dikarenakan pada pembangunan pelabuhan Malarko
terdapat lebih dari 1 (satu) usaha perencanaan dan pengelolaannya seperti
pada sektor Industri, Kelauatan, Perikanan dan Pekekerjaan Umum. Kegiatan
penyusunan Laporan AMDAL ini disusun oleh Komisi Penilai AMDAL
(KPA) Provinsi, dikarenakan di Kabupaten Kulon Progo belum memiliki
KPA Kabupaten/Kota, sehingga pada pembanguanan Pelabuhan Kulon Progo
yang merupakan Komisi Penilai AMDAL adalah KPA Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
1.2. Tujuan
Penyusunan proyek laporan AMDAL merupakan alat untuk memberikan
penilaian dan keputusan yaitu dengan membandingkan hasil pemantauanyang
telah tertulis di pelaporan AMDAL. Hasil dari AMDAL proyek yang telah
dibangun dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memutuskan tindakan
pengaturan proyek, pengelolaan lingkungan dan mencegah konflik masyarakat
terhadap pembangunan Pelabuhan Malarko yang terletak di Kabupaten Kulon
Progo, DIY.
1.3. Pelaksana Studi AMDAL
Pada pelaksaaan penyusunan dokumen AMDAL Pelabuhan Malarko,
adapun pelaksana Studi AMDAL akan dipaparkan pada tabel 1.1. dibawah ini :

Tabel 1.1. Pelaksana Studi AMDAL

A. Penyusun
No
Nama
1
Muhammad Noor Chamsyah
2
Rania Pangestika A.W
3
Andhyka Surya Saputro

Ketua
Anggota 1
Anggota 2

B. Tenaga Ahli
No
Nama
1
Khairul Abidin
2
Aprili Abinowo
3
Mahdar Gogoro
4
Muhammad Ridwan Sabu
5
Muhammad Syarifudin Zhein
6
Nazmie Adrian Nur
7
Riah Komalasari
8
Andhyka Surya Saputro

Jabatan
Tenaga Ahli K3
Tenaga Ahli Eksosbud
Tenaga Ahli Geografi
Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli Geologi
Tenaga Ahli Perhubungan
Tenaga Ahli Kelautan

Jabatan

BAB II
PELINGKUPAN

2.1. Deskripsi Rencana yang Dikaji

Keterangan

Keterangan

2.1.1. Status Studi AMDAL


Proses perizinan amdal ini dilakukan dalam rangka melengkapi studi
kelayakan proyek dari aspek lingkungan. Adapun lokasi proyek terletak pada
Desa Karangwuni, KecamatanWates, Kabupaten Kulonprogo D.I. Yogyakarta.
Secara geografis proyek ini terletak antara 75457 LS dan 110457.9 BT.
Topografi Desa Karangwuni relatif datar dengan ketinggian berkisar antara 0-10
m dpal dan terbagi atas empat wilaya geografis yang meliputi :
1. Bagian Utara.
Dataran rendah terbentuk dari tanah lumpur endapan (alluvial) dari erosi
pegunungan

Menoreh

dari

Kokap

dan Clereng selama berpuluh tahunmelalui Sungai Nagung dan Sungai


Serang sehingga daerah yang semularawa menjadi lahan sawah
setelahdilakukan penyudetan / bedah Kali Glagah.
2. Bagian Tengah.
Berupa dataran rendah antara Kali Peni sampai batas PAG yang relatif
bergelombang dengan lereng 2-20. Bagian tengah tersusun dari banyak
gumuk pasir dengan lingkungan peralihan antara ekosistem laut dan darat.
3. Bagian Selatan.
Merupakan gumuk pasir dataran rendah bergelombang yang terdiri dari
tanah PAG, sempadan pantai selebar 200 m. Bagian selatan semuladihuni
oleh pembuat garam laut yang kemudian ditinggalkan tidakberpenghuni.

2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan


Perencanaan pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko ini berlokasi
pada daerah pantai di Pantai Glagah, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulunprogo,
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 2.1 Peta AdminitrasiKecamatanWates


Mengacu pada peta diatas, pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko ini
akan berada pada daerah yang digunakan sebagai tegalan/ladang. Berdasarkan
PerMen LH no. 5 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) maka pembangunan
pelabuhan bongkar muat Malarko ini termasuk usaha yang wajib membuat
dokumen AMDAL, selain itu kawasan nya juga termasuk kawasan pantai
berhutan bakau yang apabila kawasan itu termasuk kawasan lindung maka
termasuk wajib AMDAL.

Gambar 2.2 Peta Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang

2.1.3. Deskripsi Rencana Kegiatan


Komponen kegiatan yang menimbulkan dampak secara lebih detail
diuraikan sesuai tahapan pembangunan yang dapat dibagi ke dalam empat tahap
yaitu: tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca
operasi.
A. Tahap Prakonstruksi
Kajian terhadap dampak pada tahap prakonstruksi yang akan dipelajari
dalam dokumen Andal pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko ini
bersifat evaluasi dampak. Hal ini dikarenakan pelaksanaan prakonstruksi telah
selesai 100%. Kegiatan tahap prakontruksi yang dievaluasi dampaknya meliputi
kegiatan pembebasan lahan, dan reklamasi.
1) Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan pada pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko
diperlukan untuk jalan akses masuk pelabuhan dan area industri. Tanah
yang dipergunakan untuk kepentingan ini dimiliki oleh bapak Lubis,
Marufdan H Bariah. Informasi yang diperoleh dari survey awal
pembayaran terhadap pemilik lahan telah dilakukan. Kegiatan ini tidak
menimbulkan dampak negative social terhadap masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari tidak adanya gejolak social ditimbulkan. Namun demikian,
aspek pembebasan lahan ini akan ditelusuri ulang pada saat penyusunan
dokumen Andal.
2) Reklamasi
Pada saat ini kegiatan reklamasi pada bagian causeway dan area sisi darat
telah dilakukan. Reklamasi awal telah dilakukan dengan panjang 50 m
dan lebar 8 meter. Reklamasi ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan
konstruksi causeway dan untuk menghubungkan dengan daratan. Kegiatan
ini telah menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas air khususnya
untuk parameter kekeruhan, berkurangnya luasan zona mangrove
(kemelimpahan mangrove), berkurangnya hasil tangkapan ikan, kerusakan
terumbu karang, serta sikap dan persepsi masyarakat.

B. Tahap konstruksi
1) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja
Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja untuk pekerjaan konstruksi tahap I
pembangunan dermaga telah dilakukan. Umumnya para pekerja yang
terlibat pada tahap ini didatangkan dari luar daerah oleh kontraktor
pelaksana pembangunan.Namun demikian, untuk tahapan pembangunan
berikutnya dimungkinkan masih ada kegiatan penerimaan dan mobilisasi
tenaga kerja.
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan pelabuhan bongkat muat Malarko
membutuhkan tenaga yang cukup agar proyek dapat berjalan secara
berkualitas dan tepat waktu. Pekerjaan pembangunan pelabuhan ini akan
membutuhkan banyak tenaga kerja, baik itu tenaga terdidik ataupun tenaga
kasar. Tenaga kerja yang diperlukan diharapkan dapat mengakomodir dari
warga masyarakat yang tinggal disekitar lokasi rencana kegiatan dengan
tetap memperhatikan kualifikasi sesuai dengan yang diperlukan.
Jumlah tenaga kerja akan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap
kegiatan yang dilaksanakan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja
sementara dan bersifat harian lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan
tenaga kerja ini akan berakhir sejalan dengan berakhirnya pelaksanaan
kegiatan.
Pada tahap konstruksi ini dilakukan penerimaan tenaga kerja yang
diprakirakan sebanyak 91 orang dengan komposisi sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Prediksi Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah Yang
No
1
2
3
4
5
6
7

JenisTenagaKerja
Team Leader
Manjemenproyek
TenagaAhlipelabuhan
Supervisor / Mandor
Operasional / sopir
Tukang
Buruh
Jumlah

Dibutuhkan
(orang)
1
1
2
2
4
20
61
91
Sumber Analisis Tim Amdal, 2011

Pengurangan tenaga kerja dilakukan secara bertahap sesuai dengan volume


pekerjaan. Tenaga kerja yang diambil dari masyarakat setempat bersifat
sementara, sebelum mereka dipekerjakan mereka diberikan penyuluhan
tentang peraturan yang harus dipenuhi.
2) Basecamp Kantor sementara (base camp) diperlukan pada saat tahap konstruksi
untuk berbagai kegiatan seperti: kantor sementara, bengkel, gudang material serta
penginapan bagi para pekerja. Aktivitas di base camp ini biasanya akan dilakukan
pekerjaan antara lain pemeliharaan dan perbaikan kendaraan/peralatan proyek
yang mengalami kerusakan. Base camp juga dipergunakan oleh para pekerja
sebagai tempat penginapan sehingga akan ada aktivitas MCK.

3) Pembangunan area sisilaut (dermaga)


Pembangunan dermaga pelabuhan bongkar muat Malarko pada sisi laut
akan meliputi: trustle, causeway dan jetty. Pada saat ini konstruksi tahap
pertama yaitu Pembangunan Causeway 337.46 M x 8 M dengan tinggi 3.2
M,dari permukaan tanah dasar telah seleseai 100% dilaksanakan
sebagaimana terlihat pada Gambar 2.6. system konstruksi dermaga
dilakukan dengan dua arah yaitu arah laut untuk mobilisasi alat berat dan
material precast serta arah darat untuk mobilisasi semen curah untuk
pembetonan. Pelaksanaan pembangunan pelabuhan di laut meliputi
pembangunan:
a) Dermaga

Dermaga berfungsi untuk merapat dan bersandarnya kapal yang


akan melakukan proses bongkar muat barang. Pada setiap dermaga
harus dipasang fender yang berfungsi untuk melindungi dermaga
dan kapal dari kerusakan pada saat bertabrakan ketika kapal
bersandar. Fender ada 2 macam yaitu fender yang sejajar garis
pantai (WHRAF atau QUAI) dan yang sejajar garis pantai (pier).
Konstruksi dermaga berdasarkan desain yang ditetapkan, yaitu
berdasarkan kriteria kapal yang direncanakan akan beroperasi serta
beban yang bekerja pada dermaga. Pada pembangunan dermaga
juga dibangun fasilitas tambat yang juga diusulkan disediakan
fasilitas untuk bongkar muat.
b) Kolam pelabuhan
Fasilitas yang ada di kolam pelabuhan meliputi kolam putar kapal
dan kolam parkir kapal. Kolam pelabuhan harus

dijaga

kedalamannya, hal ini bertujuan untuk mempermudah memutar


kapal.
c) Pengerukan dasar laut
Pengerukan dasar laut dilakukan untuk menunjang keselamatan dan
mobilitas pelayaran kapal yang akan keluar-masuk pelabuhan.
Pengerukan dengan kedalaman -15 s/d -20 akan dilakukan pada
area alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
4) Pembangunan area sisi darat
a) Apron
Apron adalah suatu halaman diatas dermaga yang terbentang dari
muka dermaga, sampai muka gudang laut atau lapangan
penumpukan terbuka. Apron digunakan untuk menempatkan
barang-barang yang akan dinaikan kekapal, atau barang-barang
yang baru saja diturunkan dari kapal.

b) Marshaling yard
Marshaling yard adalah area yang digunakan untuk menempatkan
barang-barang peti kemas yang akan dimasukkan kedalam kapal.
Area ini berada didekat apron, untuk memudahkan pengangkatan
peti kemas
c) Kantor
Bangunan ini digunakan sebagai tempat untuk keperluan
Administrasi pelabuhan. Fasilitas yang terdapat di kantor
disesuaikan dengan tipe pelabuhan. Semakin besar ukuran, tipe dan
jenis pelabuhan maka semakin banyak juga fasilitas yang
dibutuhkan.
d) Gudang dan lapangan penumpukan
Hampir semua jenis pelabuhan membutuhkan gudang dan lapangan
penumpukan yang berfungsi untuk menempatkan sementara
barang-barang atau kontainer yang akan dinaikkan ke kapal
ataupun yang baru diturunkan dari kapal.
5) Jalan pelabuhan dan parkir
Ketersediaan sarana transportasi merupakan hal yang sangat vital
untuk

menunjang

aksesibilitas

dan

mobilitas

keluar-masuk

pelabuhan bongkar muat Malarko. Adapun prasarana transportasi di


pelabuhan yang akan dibangun meliputi area parkir dan akses jalan
masuk:
(1) Parkir Area
Area ini berfungsi untuk parkir kendaraan yang ada di
dalamkawasanpelabuhan, baik kendaraan fasilitas pelabuhan
maupun kendaraan kontainer (truk dan mobil trailer) untuk
bongkar muat barang.
(2) Jalan dalamkawasanpelabuhan
Pembuatan jalan dalam kawasan pelabuhan dilakukan untuk
mempermudah akses kendaraan keluar masuk pelabuhan. Jalan
yang akan dibangun dilengkapi dengan rambu lalu lintas yang

bertujuan untuk mempermudah kendaraan keluar masuk


pelabuhan dan juga saluran drainase.
C. Tahap Operasi
1) Pelayanan kapal
Jasa pelayanan kapal terdiri dari jasa labuh, jasa pandu dan kepil dan jasa
tambat. Jasa labuh adalah Jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat
berlabuh dengan aman menunggu pelayanan berikut seperti tambat,
bongkar muat atau menunggu pelayanan lainnya (docking, pengurusan
dokumen, dll).
Dalam pelayanan ini diharapkan meminimalkan kemungkinan bertabrakan
dengan kapal lain yang sedang berlabuh memastikan kedalaman air agar
kapaltidakkandasdantidakmenunggualurpelayaran.
Jasapanduadalahjasapemanduankapalsewaktumemasukialurpelayaranmen
ujudermagaataukolampelabuhanuntukberlabuh.Pelayanandiberikanadalah
Untukmenjagakeselamatankapal,
penumpangdanmuatannyaketikamemasukialurpelabuhan.
SementaraituJasaTundadanKepiladalahmelaksanakanpekerjaanuntukmengi
katdanmelepaskantalikapal-kapal

yang

berolahgerakakanbersandarataubertolakdariatausatudermaga.Sementara itu
Jasa

Tambat

adalahjasa

yang

diberikanutukkapabertambatpadatambatandansecarateknisdalamkondisi
yang

aman,

untukdapatmelakukanbongkarmuatdenganlancardanaman.Dalampelayanan
inipihakpelabuhanmemberikanusahauntukmenghindari

inefisiensi

karenapenggunaantambatantidak optimal.
2) Pelayananbarang
Untukjasapelayananbarangterdapatjasapelayanan yang diberikanolehpihak
pelabuhanyaitujasabongkarmuat,
pelayanandermagadanjasapenumpukan.JasaBongkarMuatan
dalahKegiatanpelayananbongkarmuatbarangsejakdarikapalhinggasaatmen
yerahkankepadapemilikbarang.

Ada

beberapakegiatandalampelayananbongkarmuatmuatbarangyaitustevedorin
g

(kegiatan

yangdilakukansejakmembongkar/memuat

palkakapalhinggamelepasganco

di

didermaga),

corgodoring(menysusunbarangsejakdaridermagahinggakegudang/lapangan
atausebaliknya)

danReceiving/Delivery,

(pekerjaanmenyerahkanataumenerimabarang

di

pintugudanglini

dari/keatastrukatausebaliknya).
JasapelayanandermagaadalahPelayananpenanganbarang
didermagadenganmengaturkelancaranarusbarang

di

dermaga.

Dan

JasaPenumpukanadalahpelayananpenumpukanbarangsampaidengandikelu
arkandaritempatpenumpukanuntukdimuatataudiserahkankepadapemilik.
3) Depo BBM
Fasilitas depo BBM berfungsi untuk memasok BBM untuk keperluan
kawasan pelabuhan, kapal dan juga untuk didistribusikan kepada
masyarakat. Selain itu dengan adanya fasilitas ini maka BBM akan terus
tersedia

di

kawasan

PelabuhandanKabupatenKarimun.Mengingatkomoditiinitermasukjenisberb
ahayamakauntukoperasionaldermagadandaratdiperlukanpengamanankhusu
s.Bongkarmuat

di

dermagaselainmenyiapkanperalatanpemadamkebakaran,danapabilamasihm
empergunakantambatan yang samauntukkapallain, perlupengaturan agar
operasionalkapal

lain

di

hentikanuntuksementara.

initidakberlakuapabilauntukkapalpengangkut

BBM

mempergunakantambatantersendiri.Adapununtukstandarpengamanan
daratmempergunakan

SOP

Hal

pengamanan

di
yang

telahbakusepertipembuatanparitdanpagarkhususdisekelilingtangkitimbun.
4) Kawasan Industri
Dalam
jangka

panjang,

pelabuhanbongkarmuatMalarko

akan

dikembangkan menjadi kawasan industri yang menyatu dengan aktifitas


kegiatan pelabuhan. Namun demikian, sampai dengan saat belum ada
perencanaan detail pemanfaatan kawasan industri

5) Perkantoran
Bangunan kantor yang didirikan diperuntukkan untuk proses administrasi
dan kebutuhan lainnya di area pelabuhan. Kegiatan operasional kantor
direncanakan meliputi: ruang bea cukai, ruang imigrasi, ruang karantina
kesehatan, ruang rapat, ruang kepala pengelola pelabuhan, ruang pengelola
pelabuhan, ruang kepala syahbandar dan ruang syahbandar lobby serta
toilet.
6) Saranasanitasi
Infrastruktur sanitasi yang dibangun di pelabuhan meliputi sarana
penampung air bersih, saluran drainase. Tempat penampungan air bersih
berfungsi untuk kepentingan kapal, pengelolaan pelabuhan dan juga untuk
fasilitas kantin, Mushola,serta toilet.
7) Area parkir
Pengelolaanparkirmerupakanhal
pentingdalampengelolaansuatupelabuhan,
atursecarabaikmakaakanmenimbulkankemacetan.

yang
karenajikatidak
Pengelolaan

di
area

parkirdilakukanuntukmengaturkelancaranlalulintaskeluarmasukpelabuhan.
Dimanakendaraan yang akanmelakukan proses bongkarmuatdilekatkkan di
area tersebutselamamenungguwaktujatahbongkarmuat.
D. Tahap Pasca Operasi
1) Pelepasantenagakerja
Penutupan kegiatan operasional pelabuhan bongkar muat Malarko
dimungkinkan untuk dilakukan bilamana aktifitas kegiatan pelabuhan
Malarko dianggap tidak ekonomis dan atau produktif, pendangkalan dasar
laut yang sulit diatasi, situasi gawat darurat dan kerusakan fatal akibat
bencana alam yang dapat berimplikasi terhadap pelepasan tenaga kerja.
2) Demobilisasiperalatan
Sebagaikonsekwensidariadanyapenutupanpelabuhanmakaberbagaiperalata
nakandidemobilisasidari area kawasanPelabuhan.
2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)

Pelabuhan bongkarmuat yang manasebagi titik simpul dari berbagai


kegiatan yang meliputi berbagai sektor memungkinkan terjadinya ketidak
seimbangan dalam berbagai segi kehidupn dalam lingkungan pelabuhan tersebut,
komponenlingkungan yang kemungkinanterkenadampakantara lain:
A. Geo - fisik - kimia.
Daerah pantaidengan

air

permukaan

air

laut

gunalahannyadigunakansebagaitegalan/ladang,

yang

tata

tempatrekreasi.

Sebagianpasirnyamengandungpasirbesiyang
bernilaiekonomis.Memilikisuhumaksimal
denganjumlahharihujan

58hari,

37c/20c

banyaknyacurahhujan

mm/th.Bentukdataransekitaradalahdatarsampaiberombak

1.152,7
92,37%

danberombaksampaiberbukit 7,62%.

Tabel 2.2 Kondisi Laut di Pantai Gelagah

Sumber BLH Daerah Istimewa Yogyakarta

B. Biologi.
Adanyazonaperluasanbagiekosistem

mangrove,

populasiikan

yang

menjadisalahsatuandalanmatapencaharianmasyarakat.
Selainituadanyapopulasiterumbukarangdidekatpantai
menjadibagiandariekosistemperairanlautdimanaaspek-

yang

aspekinimenjadibagianpentingekosistemsekitar

yang

perludijagadandikelola.

C. KomponenSosial Ekonomi Budaya.


JumlahmasnyarakatkecamatanWatesberjumlah43.995jiwapadatahun
2010.AdapaundesaKarangwunidimanaproyekakandilaksanakanmempuny
aimasyarakatsebanyak

937

jiwa,luasdesa

722,35

denganperentasiluasdesaterhadapkecamatan
DesaKarangwunimempunyai

Ha
22,57%.

Dusun,

12

RW

dan

24

RT.Adapunmasyarakatdesakarangwuniberagam Islam sebanyak 3.229


jiwa, Kristen 8 jiwa, Katholik 44 jiwa. Masyarakatdaerah pesisir pantai
Karangwunikebanyakanbekerjasebagainelayankecildanpedagangikanikanlautdarihasiltangkapan para nelayansetempat, sertabertani/berkebun.
D. KomponenKesehatanMasyarakat.
Keadaankesehatanlingkungansekitarpesisirdisebutkanbaikdenganmasihter
jaganyakelestarianlingkunganapabiladiliatsecara
masihbanyakpepohonanmaupunhutan.

Adapun

visual
parameter

kesehatansepertikebersihanudarabisadsebutkandalamkondisi
masihbersih.Untuk

air

yang

bersihdirasacukupmelimpahdengansumber

air

sumur.
2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat

PadadaerahrencanapembangunanpelabuhanbongkarmuatMalarkoiniadatahapprako
nstruksitidakterjadimasalahapapun,

karenadalam

proses

pembayaranlahannyaberjalandenganlancar.
Namunpadasaatreklamasilahanproyekuntukpembangunan
berdampakpadalingkungan

yang

causeway

nantinyaperlupengelolaan.

Padatahapkonstruksinantinyapemrakarsamembutuhkantenagakerja yang banyak


yangmanadiharapkandapatmenyeraptenagakerjalokalsehinggamenambahmatapenc
aharianwargadesaKarangwuni.

Selainitudiharapkanwargadapatmenjadipekerjatetappadatahapoperasipelabuhanap
abilapelabuhansiapberoperasinantinya.
Dengan adanya program-program partisipatif memberikan kesempatan
secara langsung kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam rencana yang
menyangkut kesejahteraan mereka dan secara langsung juga melaksanakan sendiri
serta memetik hasil dari program tersebut. perencanaan pembangunan dan
pelaksanaannya harus berorientasi ke bawah dan melibatkan masyarakat luas,
melalui pemberian wewenang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di
tingkat daerah. Dengan cara ini pemerintah makin mampu menyerap aspirasi
masyarakat

banyak,

sehingga

pembangunan

yang

dilaksanakan

dapat

memberdayakan dan memenuhi kebutuhan rakyat banyak. rakyat harus menjadi


pelaku dalam pembangunan, masyarakat perlu dibina dan dipersiapkan untuk
dapat merumuskan sendiri permasalahan yang dihadapi, merencanakan langkahlangkah yang diperlukan, melaksanakan rencana yang telah diprogramkan,
menikmati produk yang dihasilkan dan melestarikan program yang telah
dirumuskan dan dilaksanakan.
2.4. Dampak Penting Hipotetik
Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik yaitu melalui
tahapan identifikasi dampak potensial dan evaluasi dampak potensial. Setelah
melalui tahapan tersebut, barulah didapatkan urutan dampak penting hipotetik
yang diprakirakan akan muncul akibat adanya kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.4.1. Identifkasi Dampak Potensial
Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Pelabuhan bongkar muat Malarko. Inventarisasi dilakukan terhadap
dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya
dampak, atau penting tidaknya dampak yang terjadi.
Berdasarkan rencana kegiatan pembangunan Pelabuhan Malarko, saran
pendapat dan tanggapan dari masyarakat, dan kondisi rona lingkungan hidup, di

Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta


dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan lain di sekitar tapak proyek,
diidentifikasi dampak-dampak potensial seperti yang tertera dalam tabel 2.3.
Matriks Identifikasi Dampak Potensial

No

A
Komponen
Lingkungan Terkena
Dampak

Reklamasi

Pembebasan Lahan

Demobilisasi Peralatan

Operasi

Pelepasan Tenaga Kerja

Area Parkir

Sarana Sanitasi

Perkantoran

Kawasan Industri

Konstruksi

Depo BBM

Pelayanan Barang

Pelayanan Kapal

Jalan Pelabuhan dan Parkir

Pembangunan Area Sisi Darat

(Dermaga)Pembangunan Area Sisi Laut

Prakons
truksi

Basecamp

Tenaga KerjaPenerimaan dan Mobilisasi

Geo-Fisik-Kimia
1. Tanah
2. Run of
3. Sedimentasi
4. Bentang lahan
5. Pesisir laut
6. Kualitas Air Laut
7. Kualitas Air Tanah
Sosialisasi

Tabel 2.3 Matriks Identifikasi Dampak Potensial


Pasca
Operasi

8. Kualitas Udara
9. Kebisingan
10. Getaran
11. Sampah
12. Transportasi
13. Limbah cair
14. Limbah B3

Hayati
1. Flora Darat
2. Fauna Darat
3. Biota Perairan
Ekonomi Sosial dan
Budaya
1. Kepadatan
Pendudukan
2. Mobilisasi Penduduk
3. Pendapatan
Masyarakat
4. Kesempatan Kerja
dan Berusaha
5. Pendapatan Asli
Daerah
6. Keresahan
Masyarakat
7. Konflik Sosial

+
-

8. Persepsi dan Sikap


Masyarakat

Kesehatan
Masyarakat
1. Kesehatan
Lingkungan
2. Gangguan
Kesehatan Masyarakat
3. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

+ +

Adapun diagram alir Dampak Potensial untuk per tahapan kegiatan


rencana Pembangunan Pelabuhan Malarko, antara lain kegiatan Sosialisasi, Pra
Konstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi dijelaskan pada masingmasing gambar diagram alir dibawah ini:

Gambar 2.3. Identifikasi Dampak Potensial Tahap Pra Konstruksi


Pembanguan Pelabuhan Malarko

Gambar 2.4. Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi Pembanguan


Pelabuhan Malarko

Gambar 2.5. Identifikasi Dampak Potensial Tahap Operasi Pembanguan


Pelabuhan Malarko

Gambar 2.5. Identifikasi Dampak Potensial Tahap Pasca Operasi


Pembanguan Pelabuhan Malarko
2.4.2. Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak potensial adalah tahapan untuk memisahkan dampakdampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa)
dampak, dari dampak yang tidak perlu dikaji. Dasar penentuan suatu dampak
potensial dapat disimpulkan menjadi dampak penting hipotetik (DPH), setelah
melakukan identifikasi dampak potensial yang terjadi dengan memperhatikan
nilai beban terhadap komponen lingkungan tertentu, kekhawatiran masyarakat
yang tinggi tentang komponen lingkungan, aturan atau kebijakan yang akan
dilanggar dan atau dilampaui oleh dampak, serta mengidentifikasi komponen

lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari


masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan
lainnya (nilai ekologis) (sehingga perubahan besar pada kondisi komponen
lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan
keutuhan ekosistem. Hasil evaluasi dampak potensial berdasarkan dari kriteria
yang sudah dijelaskan, disajikan pada tabel 2.4. berikut ini :

Tabel 2.4. Hasil Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Malarko
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
No
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
A. Tahap Pra Konstruksi
1.
Sosialisasi

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Kegiatan sosialisasi dengan


warga terkena dampak

Keresahan
masyarakat

Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat

Kegiatan sosialisasi dengan


warga terkena dampak

Sikap dan
persepsi
masyarakat

Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat

Pembebasan Lahan

Pembelian dan pembayaran


lahan yang akan dipakai
untuk pembangunan

Tidak ada

Tidak ada

Reklamasi

Belum ada

Kualitas Air Laut

Berkurangnya
kualitas air
untuk parameter
kekeruhan

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Melalui kegiatan sosialisasi dilakukan agar


masyarakat mengerti tentang keuntungan dan
dampak dari pembangunan pelabuhan Malarko
ini sehingga keresehaan masyarakat dapat
ditanggulangi
Pada tahap sosilisasi dilakukan, tanggapan
masyarakat terhadap perencanaan pembangunan
pelabuhan bongkar muat Malarko ini disambut
dengan tanggapan positif karena masyarakat
mengharapakan terbukanya mata pencaharian
baru dan membantu peningkatan ekonomi
waraga.
Tidak ada

Dari proses reklamasi yang dilakukan dimana


adanya penguragan zona pantai mengarah ke
laut maka tanah yang mana dari proses ini akan
larut dan tersuspensi sehingga partikel tanah
tersebut akan meningkatkan kekeruhan air laut

Dampak Penting
Hipotetik

Disimpulkan
sebagai bukan
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai bukan
dampak penting
hipotetik

Disimpulkan
sebagai
bukan
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

No

B
1

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

Tahap Konstruksi
Penerimaan dan
mobilisasi tenaga kerja

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Belum ada

Flora Darat

Penurunan
populasi hutan
mangrove

Belum ada

Biota Perairan

Terganggunya
ekosistem biota
perairan

Belum ada

Persepsi dan sikap


masyarakat

Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat

disekitar area reklamasi, sehingga perlu adanya


pengelolaan yang dilakukan pada tahap ini
untuk mengurangi kekeruhan air laut.
Proses pereklamasian daerah pantai
mengakibatkan adanya pembukaan lahan untuk
akses alat berat dan bahan material sehingga
mengikis daerah tumbuh mangrove di dekat
pantai yang bisa saja menjadi tempat ikan
berkembang biak dan penahan abrasi air laut.
Akibat proses dari reklamasi di zona pantai
menyebabkan berkurangnya zona pantai yang
mana pada umumnya zona pantai selatan Jawa
terdapat biota perairan laut seperti terumbu
karang, kepiting, ikan, siput laut dan bintang
laut yang bermanfaat secara ekonomis bagi
masyarakat sekitar.
Apabila terjadi permasalahan lingkungan terkait
dengan proses reklamasi maka akan berdampak
dari persepsi dan sikap masyarakat yang mana
akan menjadi buruk terhadap proyek ini.

Sistem penerimaan tenaga


kerja berdasarkan
kualifikasi dan keterampilan
yang dibutuhkan

- Kesempatan
kerja.
- Sikap dan
persepsi

- Terbukanya
kesempatan
kerja
- Kehawatiran

Pada tahap kontruksi pelabuhan bongkar muat


Malarko ini dibutuhkan tenaga kerja yang
banyak baik yang terdidik maupun kasar.
Sehingga kesempatan masyarakat sekitar untuk

Dampak Penting
Hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
tidak
penting
hipotetik.

No

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

Basecamp

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

masyarakat.

tentang jumlah
tenaga kerja
yang direkrut.

Belum ada

Sampah

Belum ada

Limbah Cair

- Penurunan
kualitas
lingkungan dari
bau yang
dtimbulkan dan
menjadi sumber
penyakit.
- Penurunan
nilai estietika.
Penurunan
kualitas air

Belum ada

Limbah B3

Penurunan
kualitas
lingkungan

Evaluasi Dampak Potensial

bekerja dan menambah penghasilan bertambah.


Adapun tentang kekhawatiran akibat dari
mobilisasi tenaga kerja dari luar daerah maupun
interkasi sosial tidak menjadi karena para
pekerja pendatang ini hanya bekerja semetara
didaerah tersebut pada proyek bersangkutan ini.
Basecamp digunakan sebagai kantor sementara,
bengkel, gudang material serta untuk
penginapan bagi para pekerja. Kegiatan tersebut
menimbulkan efek samping adanya timbulan
sampah yang bila tidak dikelola akan
menimbulkan bau busuk dan sebagai sumber
penyakit. Bau tersebut membuat penurunan nilai
estetika.
Basecamp digunakan oleh para pekerja sebagai
tempat penginapan sehingga akan ada aktivitas
MCK. Dari aktivitas ini akan menimbulkan
limbah dari hasil kegiatan tersebut. Apabila
limbah tersebut tidak dikelola dengan baik akan
berdampak negative terhadap kualitas air sekitar.
Mengingat basecamp juga digunakan sebagai
kegiatan perbengkelan, maka dari aktivitas
tersebut akan menghasilkan limbah B3 yang
berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik.

Dampak Penting
Hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting
hipotetik.

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

No

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

Pembangunan Area Sisi


Laut (Dermaga)

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Belum ada

Sedimentasi

Penurunan
kualitas air laut

Belum ada

Bentang Lahan

Berkurangnya
kawasan zona
pantai

Pekerja
menggunakan
masker dalam pekerjaan
konstruksi

Kualitas udara

Penurunan
kualitas udara

Belum ada

Kebisingan

Gangguan
kesehatan
pendengaran

Evaluasi Dampak Potensial

Limbah B3 akan timbul seperti dari oli bekas.


Limbah B3 akan dikelola sesuai dengan
persyaratan teknis.
Pada kegiatan ini terdapat kegiatan konstruksi
pengerukan dasar laut yang berfungsi untuk
menunjang keselamatan dan mobilitas pelayaran
kapal yang akan keluar masuk pelabuhan. Dari
kegiatan pengerukan ini akan menimbulkan
dampak kekeruhan yang mempengaruhi kualitas
air laut. Selain itu akan menyebabkan juga
sedimentasi pada dasar laut yang berpengaruh
juga terhadpa kualitas air laut
Kegiatan mobilisasi yang melibatkan alat berat
dan kendaraan berat berpotensi untuk
menimbulkan kecelakaan kerja. Pelaksanaan
pekerjaan K3 akan mengacu pada kepmen
tersebut.
Pada kegiatan ini akan menimbulkan banyak
debu di saat kegiatan konstruksi. Kondisi ini
akan menyebabkan dampak terhadap para
pekerja terutama menyerang pada system
pernapasannya
Kegiatan ini akan menimbulkan kebisingan,
tetapi karena lokasi proyek dengan rumah warga
cukup jauh maka kondisi ini tidak akan

Dampak Penting
Hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

No

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

Pembangunan Area Sisi


Darat

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Belum ada

Getaran

Kualitas tanah

Belum ada

Flora Darat

Penurunan
Flora Darat
(Mangrove)

Belum ada

Biota Perairan

Biota Perairan

Belum ada

Bentang lahan

Belum ada

Kualitas udara

Berkurangnya
luasan
area
bidang
resapan/run off
Penurunan
kualitas udara

Belum ada

Kebisingan

Dampak
Potensial

Gangguan
kesehatan

Evaluasi Dampak Potensial

berpengaruh bagi warga sekitar.


Kegiatan konstruksi yang menggunakan tiang
pancang ini akan menimbulkan getaran pada
tanah. Sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadap kualitas tanah disekitar lokasi proyek.
Karena adanya kegiatan pembukaan lahan di
sekitar proyek akan menyebabkan berkurangnya
hutan mangrove di pantai untuk pembangunan
dermaga.
Kegiatan
pembangunan
dermaga
akan
menyebabkan terganggunya/hilangnya biota
perairan disekitar lokasi dermaga
Berubahnya alih fungsi lahan yang sebelumnya
merupakan bidang resapan menjadi lahan beton
karena adanya pembangunan proyek ini.
Pada kegiatan ini akan menimbulkan banyak
debu di saat kegiatan konstruksi. Kondisi ini
akan menyebabkan dampak terhadap para
pekerja terutama menyerang pada system
pernapasannya
Kegiatan ini akan menimbulkan kebisingan,
tetapi karena lokasi proyek dengan rumah warga
cukup jauh maka kondisi ini tidak akan
berpengaruh bagi warga sekitar.

Dampak Penting
Hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

No

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

Jalan Pelabuhan
Parkir

Tahap Operasi

dan

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Getaran

Dampak
Potensial
Menyebabkan
keretakan/
kerusakan pada
bangunan
terdekat daerah
proyek
Peningkatan
jumlah volume
sampah
Menyebabkan
kemacetan lalu
lintas

Belum ada

Sampah

Belum ada

Transportasi

Belum ada

Limbah cair

Penurunan
kualitas
lingkungan

Terdapat saluran drainase di


sekitar pelabuhan

Run off

Terjadinya
limpasan air

Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting
Hipotetik

Pada tahap konstruksi untuk pembangunan area


sisi darat ini yang menggunakan alat berat
diperkirakan akan menyebabkan terjadinya
getaran di sekitar area proyek yang mengancam
bangunan sekitar menjadi rusak.

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Dalam proses pembangunan area sisi darat ini


akan menghasilkan beberapa sampah dari sisa
material yang ada
Pengaruh
dari
transportasi
pada
saat
pembangunan sisi darat ini adalah dari adanya
mobilisasi alat berat maupun material yang bisa
menambah volume kendaraan dijalan raya
daerah proyek yang mengakibatkan daya
tamping
jalan
tidak
cukup
sehingga
menyebabkan kemacatan
Adanya pekerjaan konstruksi ini tidak akan
lepas dari dihasilkannya limbah cair yang akan
berdampak negative terhadap lingkungan
apabila tidak ada pengelolaan lebih lanjut.
Dengan adanya saluran drainase ini, maka untuk
limpasan air di area pelabuhan dan parkir akan
segera teratasi.

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik.

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pelayanan Kapal

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada

Depo BBM

Kawasan Industri

No

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Kebisingan

Gangguan
pendengaran,
Psikomatis

Adanya
kegiatan
pelayanan
ini
akan
menimbulkan dampak kebisingan di sekitar
pelabuhan. Akan tetapi karena tingkat
kebisingan di lokasi tersebut masih dibaawah
baku mutu, maka tidak menjadi masalah yang
begitu serius
Pada tahap kegiatan operasional ini merupakan
tahap operasional yang perlu pengamanan
khusus mengingat komoditi ini termasuk jenis
berbahaya. Limbah B3 akan timbul pada saat
operasi BBM, seperti tumpahan minyak yang
mudah terbakar, dll. Limbah B3 akan dikelola
sesuai dengan persyaratan teknis.
Perlu adanya kajian lebih lanjut karena belum
adanya perencanaan detail.

Adanya pengamanan khusus

Limbah B3

Timbulnya
limbah B3

Belum ada

Sampah

Timbulnya
sampah

Belum ada

Limbah cair

Penurunan
kualitas
lingkungan

Perlu adanya kajian lebih lanjut karena belum


adanya perencanaan detail.

Belum ada

Limbah B3

Timbulnya
limbah B3

Perlu adanya kajian lebih lanjut karena belum


adanya perencanaan detail.

Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
tidak penting
hipotetik.

Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak penting
hipotetik

No

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

4
Perkantoran

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Kesehatan
lingkungan

Penurunan
kesehatan
lingkungan

Perlu adanya kajian lebih lanjut karena belum


adanya perencanaan detail.

Adanya petugas yang


menangani sampah

Sampah

Timbulnya
sampah

Kegiatan perkantoran ini akan mengasilkan


sampah dari kegiatan administrasi, ruang rapat,
dll

Pengelolaan limbah cair


dengan septic tank

Limbah cair

Penurunan
kualitas air

Sampah

Timbulnya
sampah

Limbah cair

Penurunan
kualitas
lingkungan

Pengelolaan dengan menggunakan septic tank,


dan pengelolaan secara berkelanjutan untuk
mengatasi permasalahan pencemaran air yang
disebabkan karena limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan perkantoran.
Adanya sarana sanitasi ini juga akan
menimbulkan berbagai macam sampah yang
ditimbulkan dari sumbatan-sumbatan pada
saluran drainase di sekitar pelabuhan, selain itu
sampah ini juga dihasilkan dari hasil kegiatan
dipelabuhan.
Pengelolaan limbah cair pada sarana sanitasi ini
dihasilkan dari kegiatan fasilitas kantin, toilet,
mushola, serta kegiatan lainnya yang
memerlukan pengelolaan khusus untuk menjaga
agar kimbah tersebut tidak membahayakan
terhadap lingkungan

Belum ada

Sarana Sanitasi

Belum ada

Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
tidak
penting
hipotetik.
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

No

Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan

Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Bentang lahan
Area parkir
D
1

Dampak
Potensial
Berkurangnya
daerah
resapan/runoff

Evaluasi Dampak Potensial

Dampak Penting
Hipotetik

Dengan adanya pembangunan area parkir ini


akan membutuhkan lahan yang luas, dalam
konstruksi ini terjadi perubahan fungsi lahan
yang sebelumnya merupakan area resapan
menjadi lahan beton.

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Jika terjadi pendangkalan dasar laut yang sulit


diatasi, situasi gawat darurat, kerusakan fatal,
adanya aktifitas kegiatan pelabuhan malarko
yang dianggap tidak ekonomis dan atau
produktif maka dimungkinkan pelabuhan
malarko ditutup sehingga berkurangnya
kesempatan kerja dan berusaha.
Karena masyarakat kawatir dengan tidak adanya
mata pencaharian pengganti, dan hilangnya mata
pencahariaanya. Dikawatirkan nantinya akan
terjadinya konflik social yang akan menghambat
pekerjaan
Karena adanya pelepasan tenaga kerja, sehingga
menimbulkan persepsi dan sikap masyarkat
terhadpa proyek ini menjadi buruk. Maka dari
itu, pemrakarsa diharapkan memberikan opsi
mata pencaharian baru.
Tidak ada

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik

Pasca Operasi
Belum ada

Kesempatan kerja
dan berusaha

Belum ada

Konflik sosial

Belum ada

Persepsi dan sikap


masyarakat

Tidak ada

Tidak ada

Pelepasan tenaga
Kerja

2
Demobilisasi
Peralatan

Tidak ada

Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak penting
hipotetik

Dari evaluasi dampak potensial diperoleh sejumlah dampak penting hipotetik yang dianggap penting yang akan timbul dari adanya
rencana pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Malarko adalalah sebagai berikut:
A. Pra pra konstruksi
1. Kualitas Air Laut
2. Flora Darat
3. Biota Perairan
4. Persepsi dan sikap masyarakat
B. Tahap konstruksi
1. Limbah Cair
2. Limbah B3
3. Sedimentasi
4. Bentang Lahan
5. Getaran
6. Flora Darat
7. Biota Perairan
8. Kualitas udara

9. Kebisingan
10. Sampah
11. Transportasi
C. Tahap operasional
1. Kebisingan
2. Sampah
3. Limbah cair
4. Bentang lahan
D. Tahap pasca operasi
1. Kesempatan kerja dan berusaha
2. Konflik social
3. Persepsi dan sikap masyarakat

No

Geo-Fisik-Kimia
1. Tanah
2. Run off
3. Sedimentasi
4. Bentang lahan
5. Pesisir laut
6. Kualitas Air Laut
7. Kualitas Air Tanah
8. Kualitas Udara
9. Kebisingan
10. Getaran
Reklamasi

Pembebasan Lahan
-

Demobilisasi Peralatan

Operasi

Pelepasan Tenaga Kerja

Area Parkir

Sarana Sanitasi

Perkantoran

Kawasan Industri

Konstruksi

Depo BBM

Pelayanan Barang

Pelayanan Kapal

Jalan Pelabuhan dan Parkir

Pembangunan Area Sisi Darat

(Dermaga)Pembangunan Area Sisi Laut

Prakonstru
ksi

Basecamp

KerjaPenerimaan dan Mobilisasi Tenaga

A
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Sosialisasi

Tabel 2.5. Matriks Dampak Hipotetik


Pasca
Operasi

11. Sampah
12. Transportasi
13. Limbah cair
14. Limbah B3

Hayati
1. Flora Darat
2. Fauna Darat
3. Biota Perairan
Ekonomi Sosial dan Budaya
1. Kepadatan Pendudukan
2. Mobilisasi Penduduk
3. Pendapatan Masyarakat
4. Kesempatan Kerja dan
Berusaha
5. Pendapatan Asli Daerah
6. Keresahan Masyarakat
7. Konflik Sosial
8. Persepsi dan Sikap Masyarakat

Kesehatan Masyarakat
1. Kesehatan Lingkungan
2. Gangguan Kesehatan
Masyarakat
3. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja

+
-

2.5. Lingkup Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


2.5.1. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) Pembangunan Pelabuhan bongkar muat Malarko dilakukan
dengan memperhatikan komponen dampak penting lingkungan yang perlu
ditelaah secara cermat dan mendalam serta potensi penyebaran dampak
terhadap lingkungan yang ditentukan berdasarkan pendekatan-pendekatan
dan pertimbangan terhadap batas waktu kajian dan 4 batas wilayah studi,
yaitu batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administrasi.
A. Batas Proyek
Batas areal seluruh kegiatan pembangunan seluas 2699.68 m2 atau
panjang Causeway 337.46 m x 8 m dengan tinggi 3.2 m, dari permukaan
tanah dasar. Pekerjaan Trestle 166 m x 9 m = 1.494 m 2 (tiang pancang pipa
baja diameter = 609,6 mm, tebal 12 mm). Sedangkan Pekerjaan Trestle
lanjutan dengan ukuran 220 m x 9 m (1980 m 2) tiang pancang pipa baja
609,6 mm tebal 12 mm. Secara geografis proyek ini terletak antara
75457 LS dan 110457.9 BT. Topografi Desa Karangwuni relatif datar
dengan ketinggian berkisar antara 0-10 m dpal.

B. Batas Ekologis
Batas ekologis dihubungkan dengan rencana tapak proyek.
Diperkirakan dampak penyebarannya adalah sekitar lokasi proyek. Studi
juga akan dilakukan di sekitaran Sungai Serang dan Sungai Nagung
kualitas air tanah sekitar proyek, dan kondisi tanah.
1. Bagian Utara.
Dataran rendah terbentuk dari tanah lumpur endapan (alluvial) dari erosi
pegunungan

Menoreh

dari

Kokap

dan Clereng selama berpuluh tahunmelalui Sungai Nagung dan Sungai


Serang sehingga daerah yang semularawa menjadi lahan sawah
setelahdilakukan penyudetan / bedah Kali Glagah.
2. Bagian Tengah.

Berupa dataran rendah antara Kali Peni sampai batas PAG yang relatif
bergelombang dengan lereng 2-20. Bagian tengah tersusun dari banyak
gumuk pasir dengan lingkungan peralihan antara ekosistem laut dan darat.
3. Bagian Selatan.
Merupakan gumuk pasir dataran rendah bergelombang yang terdiri dari
tanah PAG, sempadan pantai selebar 200 m. Bagian selatan semula dihuni
oleh pembuat garam laut yang kemudian ditinggalkan tidak berpenghuni.
C. Batas Sosial
Pada proyek ini batas kegiata yang menjadi tempat berlangsungnya
interaksi dilihat dari tapak proyek Pembangunan Pelabuhan Malarko yang
akan diperkirakan mengalami perubahan akibat pembangunan Pelabuhan
Malarko. Adapun tempat terjadinya interaksi yang menjadi batasan sosial
yang dekat dengan pembangunan pelabuhan Malarko adalah berbatasan
dengan dua kecamatan yaitu kecamatan Temon dengan yaitu kelurahan
Glagah dan Kecamatan Wates yaitu kelurahan Karangwuni.
D. Batas Adminstratif
Pembangunan Pelabuhan Malarko secara administrasi masuk kedalam
wilayah kelurahan Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Bantul dan akses jalan
masuk ke Pelabuhan Malarko ini melewati Kelurahan Karangwuni, Kecamatan
Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Tabel 2.6. Ringkasan Proses Pelingkupan


Pengelolaan
Lingkungan yang
Deskripsi
Sudah
No
Rencana
Direncanakan Sejak
Kegiatan
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
A. Tahap Pra Konstruksi
1.
Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi
dengan warga terkena
dampak

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Keresahan
masyarakat

Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat

Kegiatan sosialisasi
dengan warga terkena
dampak

Sikap dan persepsi


masyarakat

Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat

Pembebasa
n Lahan

Pembelian dan
pembayaran lahan
yang akan dipakai
untuk pembangunan

Tidak ada

Tidak ada

Melalui kegiatan sosialisasi dilakukan


agar masyarakat mengerti tentang
keuntungan dan dampak dari
pembangunan pelabuhan Malarko ini
sehingga keresehaan masyarakat dapat
ditanggulangi
Pada tahap sosilisasi dilakukan,
tanggapan masyarakat terhadap
perencanaan pembangunan pelabuhan
bongkar muat Malarko ini disambut
dengan tanggapan positif karena
masyarakat mengharapakan terbukanya
mata pencaharian baru dan membantu
peningkatan ekonomi waraga.
Tidak ada

Reklamasi

Belum ada

Kualitas Air Laut

Berkurangnya

Dari proses reklamasi yang dilakukan

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Disimpulkan
sebagai bukan
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni

1 Tahun

Disimpulkan
sebagai bukan
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni

1 Tahun

Disimpulkan
sebagai bukan
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan

Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Pantai

3 Tahun

Batas Waktu
Kajian

Waktu

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

kualitas air
untuk
parameter
kekeruhan

Belum ada

Flora Darat

Penurunan
populasi
hutan
mangrove

Belum ada

Biota Perairan

Terganggunya
ekosistem
biota perairan

Evaluasi Dampak Potensial

dimana adanya penguragan zona pantai


mengarah ke laut maka tanah yang
mana dari proses ini akan larut dan
tersuspensi sehingga partikel tanah
tersebut akan meningkatkan kekeruhan
air laut disekitar area reklamasi,
sehingga perlu adanya pengelolaan
yang dilakukan pada tahap ini untuk
mengurangi kekeruhan air laut.
Proses pereklamasian daerah pantai
mengakibatkan adanya pembukaan
lahan untuk akses alat berat dan bahan
material sehingga mengikis daerah
tumbuh mangrove di dekat pantai yang
bisa saja menjadi tempat ikan
berkembang biak dan penahan abrasi
air laut.
Akibat proses dari reklamasi di zona
pantai menyebabkan berkurangnya
zona pantai yang mana pada umumnya
zona pantai selatan Jawa terdapat biota
perairan laut seperti terumbu karang,
kepiting, ikan, siput laut dan bintang

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Batas Waktu
Kajian

sebagai
dampak
penting
hipotetik

Karangwuni

disesuaikan
selama
kegiatan
reklamasi
( 3 bulan)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Pantai
Karangwuni

2 bulan
sebelum
kegiatan
reklamasi
dilakukan

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pantai
Karangwuni

2 bulan
sebelum
kegiatan
reklamasi
dilakukan

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Belum ada

B
1

Tahap Konstruksi
Penerimaan Sistem penerimaan
dan
tenaga kerja
mobilisasi
berdasarkan
tenaga
kualifikasi dan
kerja
keterampilan yang
dibutuhkan

Basecamp

Belum ada

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Persepsi dan sikap


masyarakat

Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat

- Kesempatan kerja.
- Sikap dan persepsi
masyarakat.

- Terbukanya
kesempatan
kerja
- Kehawatiran
tentang
jumlah tenaga
kerja yang
direkrut.

Sampah

- Penurunan

Evaluasi Dampak Potensial

laut yang bermanfaat secara ekonomis


bagi masyarakat sekitar.
Apabila terjadi permasalahan
lingkungan terkait dengan proses
reklamasi maka akan berdampak dari
persepsi dan sikap masyarakat yang
mana akan menjadi buruk terhadap
proyek ini.
Pada tahap kontruksi pelabuhan
bongkar muat Malarko ini dibutuhkan
tenaga kerja yang banyak baik yang
terdidik maupun kasar. Sehingga
kesempatan masyarakat sekitar untuk
bekerja dan menambah penghasilan
bertambah.
Adapun
tentang
kekhawatiran akibat dari mobilisasi
tenaga kerja dari luar daerah maupun
interkasi sosial tidak menjadi karena
para pekerja pendatang ini hanya
bekerja semetara didaerah tersebut pada
proyek bersangkutan ini.
Basecamp digunakan sebagai kantor

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Batas Waktu
Kajian

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni

Selama
kegiatan
reklamasi
berlangsung (3
bulan )

Disimpulkan
sebagai
dampak tidak
penting
hipotetik.

Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni

Disimpulkan

Lokasi Proyek

Selama

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Belum ada

Limbah Cair

Belum ada

Limbah B3

Dampak
Potensial

kualitas
lingkungan
dari bau yang
dtimbulkan
dan menjadi
sumber
penyakit.
- Penurunan
nilai estietika.
Penurunan
kualitas air

Penurunan
kualitas
lingkungan

Evaluasi Dampak Potensial

sementara, bengkel, gudang material


serta untuk penginapan bagi para
pekerja.
Kegiatan
tersebut
menimbulkan efek samping adanya
timbulan sampah yang bila tidak
dikelola akan menimbulkan bau busuk
dan sebagai sumber penyakit. Bau
tersebut membuat penurunan nilai
estetika.
Basecamp digunakan oleh para pekerja
sebagai tempat penginapan sehingga
akan ada aktivitas MCK. Dari aktivitas
ini akan menimbulkan limbah dari hasil
kegiatan tersebut. Apabila limbah
tersebut tidak dikelola dengan baik
akan berdampak negative terhadap
kualitas air sekitar.
Mengingat basecamp juga digunakan
sebagai kegiatan perbengkelan, maka
dari
aktivitas
tersebut
akan
menghasilkan
limbah
B3
yang
berbahaya apabila tidak dikelola
dengan baik. Limbah B3 akan timbul

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

sebagai
dampak
penting
hipotetik.

Batas Waktu
Kajian

kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Lokasi Proyek

Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Lokasi Proyek

Selama
ditimbulkanny
a limbah B3
saat kegiatan
konstruksi
berlangsung

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pembangun
an Area
Sisi Laut
(Dermaga)

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Belum ada

Sedimentasi

Penurunan
kualitas air
laut

Belum ada

Bentang Lahan

Berkurangnya
kawasan zona
pantai

Pekerja
menggunakan masker

Kualitas udara

Penurunan
kualitas udara

Evaluasi Dampak Potensial

seperti dari oli bekas. Limbah B3 akan


dikelola sesuai dengan persyaratan
teknis.
Pada kegiatan ini terdapat kegiatan
konstruksi pengerukan dasar laut yang
berfungsi
untuk
menunjang
keselamatan dan mobilitas pelayaran
kapal yang akan keluar masuk
pelabuhan. Dari kegiatan pengerukan
ini akan menimbulkan dampak
kekeruhan yang mempengaruhi kualitas
air laut. Selain itu akan menyebabkan
juga sedimentasi pada dasar laut yang
berpengaruh juga terhadpa kualitas air
laut
Kegiatan mobilisasi yang melibatkan
alat berat dan kendaraan berat
berpotensi
untuk
menimbulkan
kecelakaan
kerja.
Pelaksanaan
pekerjaan K3 akan mengacu pada
kepmen tersebut.
Pada kegiatan ini akan menimbulkan
banyak debu di saat kegiatan

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Batas Waktu
Kajian

( 2 tahun)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pantai
Karangwuni

Selama
kegiatan
pengerukan
dasar pantai
dilakukan (2
bulan)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Pantai
Karangwuni

Dilakukan 2
bulan sebelum
kegiatan
konstruksi
dilakukan

Disimpulkan
bukan sebagai

Lokasi Proyek

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
dalam
pekerjaan
konstruksi

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

konstruksi.
Kondisi
ini
akan
menyebabkan dampak terhadap para
pekerja terutama menyerang pada
system pernapasannya
Kegiatan
konstruksi
ini
akan
menimbulkan kebisingan dari aktivitas
pekerjaan yang dilakukan. Seperti
Bongkar muat material, dll.

Belum ada

Kebisingan

Gangguan
kesehatan
pendengaran

Belum ada

Getaran

Kualitas tanah

Kegiatan
konstruksi
yang
menggunakan tiang pancang ini akan
menimbulkan getaran pada tanah.
Sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadap kualitas tanah disekitar lokasi
proyek.

Belum ada

Flora Darat

Penurunan
Flora Darat
(Mangrove)

Belum ada

Biota Perairan

Biota Perairan

Karena adanya kegiatan pembukaan


lahan di sekitar proyek akan
menyebabkan berkurangnya hutan
mangrove
di
pantai
untuk
pembangunan dermaga.
Kegiatan pembangunan dermaga akan
menyebabkan terganggunya/hilangnya

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Batas Waktu
Kajian

dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai

Lokasi Proyek

Lokasi Proyek
dan Pesisir
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Pesisir Laut
Desa
Karangwuni

Pantai
Karangwuni

Selama
perkerjaan
konstruksi
dilakukan (2
tahun)
Selama
perkerjaan
konstruksi
dilakukan (2
tahun)

Selama 2
bulan sebelum
kegiatan
konstruksi
dilakukan
Selama 2
bulan sebelum

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

biota perairan disekitar lokasi dermaga

Pembangun
an Area
Sisi Darat

Belum ada

Bentang lahan

Berkurangnya
luasan
area
bidang
resapan/run
off
Penurunan
kualitas udara

Belum ada

Kualitas udara

Belum ada

Kebisingan

Gangguan
kesehatan

Belum ada

Getaran

Menyebabkan
keretakan/

Berubahnya alih fungsi lahan yang


sebelumnya merupakan bidang resapan
menjadi lahan beton karena adanya
pembangunan proyek ini.
Pada kegiatan ini akan menimbulkan
banyak debu di saat kegiatan
konstruksi.
Kondisi
ini
akan
menyebabkan dampak terhadap para
pekerja terutama menyerang pada
system pernapasannya
Kegiatan ini akan menimbulkan
kebisingan, tetapi karena lokasi proyek
dengan rumah warga cukup jauh maka
kondisi ini tidak akan berpengaruh bagi
warga sekitar.

Pada
tahap
konstruksi
untuk
pembangunan area sisi darat ini yang

Dampak
Penting
Hipotetik

dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Disimpulkan

Wilayah
Studi

Pesisir Pantai
Karangwuni

Lokasi Proyek

Lokasi Proyek
dan Pesisir
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek
dan Pesisir

Batas Waktu
Kajian

kegiatan
konstruksi
dilakukan
Dilakukan 2
bulan sebelum
dilakukan
kegiatan
konstruksi
Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)

Selama
kegiatan

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

kerusakan
pada
bangunan
terdekat
daerah proyek
Peningkatan
jumlah
volume
sampah

menggunakan alat berat diperkirakan


akan menyebabkan terjadinya getaran
di sekitar area
proyek yang
mengancam bangunan sekitar menjadi
rusak.
Dalam proses pembangunan area sisi
darat ini akan menghasilkan beberapa
sampah dari sisa material yang ada

Pengaruh dari transportasi pada saat


pembangunan sisi darat ini adalah dari
adanya mobilisasi alat berat maupun
material yang bisa menambah volume
kendaraan dijalan raya daerah proyek
yang mengakibatkan daya tamping
jalan
tidak
cukup
sehingga
menyebabkan kemacatan
Adanya pekerjaan konstruksi ini tidak
akan lepas dari dihasilkannya limbah
cair yang akan berdampak negative
terhadap lingkungan apabila tidak ada
pengelolaan lebih lanjut.

Belum ada

Sampah

Belum ada

Transportasi

Menyebabkan
kemacetan
lalu lintas

Belum ada

Limbah cair

Penurunan
kualitas
lingkungan

Dampak
Penting
Hipotetik

sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Wilayah
Studi

Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek

Lokasi Proyek
dan Wilayah
Sekitar Pesisir
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek

Batas Waktu
Kajian

konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)

Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)

Selama adnya
kegiatan
konstruksi di
pelabuhan ( 2
tahun)

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Jalan
Pelabuhan
dan Parkir

Tahap
Operasi
Pelayanan
Kapal

Depo BBM

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Terdapat
saluran
drainase di sekitar
pelabuhan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Run off

Terjadinya
limpasan air

Dengan adanya saluran drainase ini,


maka untuk limpasan air di area
pelabuhan dan parkir akan segera
teratasi.

Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik.

Lokasi Proyek

Belum ada

Kebisingan

Gangguan
pendengaran,
Psikomatis

Adanya kegiatan pelayanan ini akan


menimbulkan dampak kebisingan di
sekitar pelabuhan. Akan tetapi karena
tingkat kebisingan di lokasi tersebut
masih dibaawah baku mutu, maka tidak
menjadi masalah yang begitu serius

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Adanya pengamanan
khusus

Limbah B3

Timbulnya
limbah B3

Pada tahap kegiatan operasional ini


merupakan tahap operasional yang
perlu pengamanan khusus mengingat
komoditi ini termasuk jenis berbahaya.
Limbah B3 akan timbul pada saat
operasi BBM, seperti tumpahan minyak
yang mudah terbakar, dll. Limbah B3
akan
dikelola
sesuai
dengan

Disimpulkan
sebagai
dampak tidak
penting
hipotetik.

Lokasi Proyek
dan Wilayah
Sekitar Pesisir
Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek

Batas Waktu
Kajian

Selama
adanya
kegiatan
di
pelabuhan ( 2
tahun)

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Kawasan
Industri

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

persyaratan teknis.
Perlu adanya kajian lebih lanjut karena
belum adanya perencanaan detail.

Belum ada

Sampah

Timbulnya
sampah

Belum ada

Limbah cair

Penurunan
kualitas
lingkungan

Perlu adanya kajian lebih lanjut karena


belum adanya perencanaan detail.

Belum ada

Limbah B3

Timbulnya
limbah B3

Perlu adanya kajian lebih lanjut karena


belum adanya perencanaan detail.

Belum ada

Kesehatan
lingkungan

Penurunan
kesehatan
lingkungan

Perlu adanya kajian lebih lanjut karena


belum adanya perencanaan detail.

Dampak
Penting
Hipotetik

Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik

Wilayah
Studi

Lokasi Proyek

Lokasi Proyek

Lokasi Proyek

Lokasi Proyek
dan Wilayah
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni

Batas Waktu
Kajian

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

4
Perkantora
n

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Adanya petugas yang
menangani sampah

Pengelolaan limbah
cair dengan septic
tank

Belum ada

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Dampak
Potensial

Sampah

Timbulnya
sampah

Kegiatan
perkantoran
ini
akan
mengasilkan sampah dari kegiatan
administrasi, ruang rapat, dll

Limbah cair

Penurunan
kualitas air

Sampah

Timbulnya
sampah

Limbah cair

Penurunan
kualitas
lingkungan

Pengelolaan dengan menggunakan


septic tank, dan pengelolaan secara
berkelanjutan
untuk
mengatasi
permasalahan pencemaran air yang
disebabkan karena limbah cair yang
dihasilkan dari kegiatan perkantoran.
Adanya sarana sanitasi ini juga akan
menimbulkan berbagai macam sampah
yang ditimbulkan dari sumbatansumbatan pada saluran drainase di
sekitar pelabuhan, selain itu sampah ini
juga dihasilkan dari hasil kegiatan
dipelabuhan.
Pengelolaan limbah cair pada sarana
sanitasi ini dihasilkan dari kegiatan
fasilitas kantin, toilet, mushola, serta
kegiatan lainnya yang memerlukan
pengelolaan khusus untuk menjaga agar

Sarana
Sanitasi

Belum ada

Evaluasi Dampak Potensial

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Batas Waktu
Kajian

Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak tidak
penting
hipotetik.

Lokasi Proyek

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Lokasi Proyek

Selama
kegiatan
operasi
berlangsung
( 1 tahun)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Lokasi Proyek

Selama
kegiatan
operasi
berlangsung
( 1 tahun)

Lokasi Proyek

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Belum ada
Bentang lahan
Area
parkir

Dampak
Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Berkurangnya
daerah
resapan/runoff

kimbah tersebut tidak membahayakan


terhadap lingkungan
Dengan adanya pembangunan area
parkir ini akan membutuhkan lahan
yang luas, dalam konstruksi ini terjadi
perubahan
fungsi
lahan
yang
sebelumnya merupakan area resapan
menjadi lahan beton.

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Batas Waktu
Kajian

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Lokasi Proyek

Selama
kegiatan
operasi
berlangsung
( 1 tahun)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni

Selama
pelepasan
tenaga
kerja
(dilakukan
secara
bertahap 3
bulan)

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni

Setelah
kegiatan
konstruksi
selesai
dilakukan
sampai

Pasca
Operasi

Belum ada

Kesempatan kerja
dan berusaha

Belum ada

Konflik sosial

Pelepasa
n tenaga
Kerja

Jika terjadi pendangkalan dasar laut


yang sulit diatasi, situasi gawat darurat,
kerusakan fatal, adanya aktifitas
kegiatan pelabuhan malarko yang
dianggap tidak ekonomis dan atau
produktif
maka
dimungkinkan
pelabuhan malarko ditutup sehingga
berkurangnya kesempatan kerja dan
berusaha.
Karena masyarakat kawatir dengan
tidak adanya mata pencaharian
pengganti, dan
hilangnya
mata
pencahariaanya. Dikawatirkan nantinya
akan terjadinya konflik social yang
akan menghambat pekerjaan

No

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

2
Demobili
sasi
Peralatan

Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan

Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak

Belum ada

Persepsi dan sikap


masyarakat

Tidak ada

Tidak ada

Dampak
Potensial

Tidak ada

Evaluasi Dampak Potensial

Dampak
Penting
Hipotetik

Wilayah
Studi

Karena adanya pelepasan tenaga kerja,


sehingga menimbulkan persepsi dan
sikap masyarkat terhadpa proyek ini
menjadi buruk. Maka dari itu,
pemrakarsa diharapkan memberikan
opsi mata pencaharian baru.

Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni

Tidak ada

Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik

Pesisir Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni

Batas Waktu
Kajian

penarikan
kembali
tenaga kerja
(dilakukan
secara
bertahap
3
bulan)
Selama
pelepasan
tenaga
kerja
(dilakukan
secara
bertahap 3
bulan)
Selama
kegiatan
demobilisas
i dilakukan
(1 bulan)

BAB III
METODE STUDI
3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data (MPAD)
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, sebagai
acuan dalam penyusun studi analisis mengenai dampak lingkungan hidup
rencana Pembangunan Pelabuhan bongkar muat Malarko. Proses
penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan diawali dari proses
pelingkupan, penyusunan metode studi, penentuan besaran dan sifat
penting dampak, evaluasi dampak penting dan rekomendasi/saran tindak
lanjut untuk pengambilan keputusan, perencana dan pengelola lingkungan
hidup

berupa

alternatif

rencana

kegiatan,

Rencana

Pengelolaan

Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


(RPL).
Metode pengumpulan dan analisis data berbagai komponen
lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari berbagai aktivitas
bongkar muat Malarko pada tahap sosialisasi, pra konstruksi, kontruksi
dan operasi, dan pasca operasi didasarkan pada hasil pelingkupan terhadap
dampak penting hipotetik, batas wilayah studi dan batas waktu kajian,
sedangkan pendekatan penyusun studi analisis mengenai dampak
lingkungan yang akan muncul terkait dengan bongkar muat Malarko.
Kebutuhan data untuk kepentingan analisis meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survei/observasi,
pengukuran dampak langsung di lapangan dan serta wawancara langsung
dengan responden di lapangan dan instansi terkait. Data sekunder
dikumpulkan dari berbagai pustaka dan data yang tersedia di beberapa
instansi terkait, antara lain BAPPEDA Kota DIY, Kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Kulon Progo, Badan lingkungan Hidup Provinsi DIY, ,
BPS KotaYogyakarta serta sumber lain yang relevan.
Data yang sudah terkumpul tersebut akan digunakan untuk
mengetahui kondisi rona awal lingkungan (baseline) dan untuk
memprakirakan dampak yang akan timbul akibat pembangunan Pelabuhan
bongkar muat Malarko (sumber dampak) terhadap lingkungan hidup yang

akan terkena dampak. Perubahan lingkungan tersebut dinyatakan sebagai


besaran dampak (magnitude) dan pentingnya (importance) dampak.
Besaran dampak merupakan selisih antara kondisi kualitas lingkungan
tanpa proyek dengan kualitas lingkungan dengan peroyek pada proyek
pada waktu tertentu.
3.1.1.

Komponen Geofisik-Kimia dan Lalu Lintas

A. Kualitas Udara
1) Parameter
Kualitas udara ambien dengan parameter sesuai dengan dampak hipotetik yang
diperkirakan muncul serta mengacu pada Keputusan Gubernur DIY nomor 153
Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien Daerah di DIY, yaitu meliputi
Karbon Monoksida (CO) dan Total Partikulat (PM10).
2) Data Pendukung
Data pendukung yang dibutuhkan, meliputi:

Kecepatan dan arah angin;

Jenis alat dan kapasitas alat yang digunakan;

Kondisi iklim di sekitar proyek;

Peta tata guna lahan di sekitar rencana lokasi kegiatan : terkait dengan lokasi
pemukiman terdekat yang berpotensi terkena dampak;

Peta jaringan jalan : terdekat dengan rute pengangkut material; dan

Site plan : terkait dengan area parkir dan lokasi genset

3) Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan

data

kualitas

udara

ditentukan

dengan

mempertimbangkam arah dan kecepatan angin di daerah sekitar tapak


yang dikaitkan dengan rencana kegiatan yang dapat menimbulkan
penurunan kualitas udara. Parameter kualitas udara ambien yang akan
diteliti sesuai dengan mengacu pada Keputusan Gubernur DIY nomor 153
Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien Daerah di DIY. Data
kualitas udara merupakan data primer yang akan dikumpulkan langsung di
lapangan dengan parmeter yang dianalisis meliputi parameter CO dan
PM10.

4) Metode Analisa Data


Parameter dan Metode pengumpulan kualitas udara:

Anda mungkin juga menyukai