PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pelabuhan bongkar muat Malarko direncanakan memiliki dermaga
seluas 2.699,68 m2, trustle 1 dengan luas 1.494 m2 dan trustle 2 dengan luas
1.980 m2, jadi luah keseluruhan pembangunan Pelabuhan Malarko ini
memiliki luas 6.173,68 m2. Pelebuhan Malarko digunakan sebagai tempat
bersandar, berlabuh, dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, selain itu pada
pelabuhan terjadi kegiatan penanganan muatan, industri, pengepakan,
asuransi dan jaringan komunikasi. Pelabuhan Malarko memiliki sarana
pendukung seperti Gudang, Terminal dan Depo BBM. Adapun komponen
kegiatan yang melatarbelakangi disusunnya dokumen AMDAL ini adalah
tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi.
Pelabuhan sebagai tempet berlabuhnya kapal-kapal dikehendaki merupakan
suatu tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar
muat dapat dilaksanakan demi menjamin keamanan barang. Pelabuhan
Malarko merupakan pengembangan suatu daerah dengan membuat kolam
dengan cara mengeruk tanah dan dibangun pelindung yang merupakan
kategori pelabuhan buatan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006 tentang Jenis Rencana dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
AMDAL, maka pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko dengan
besaran sebagaimana diuraikan wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL,
dikarenakan
kegiatan
pembangunan
Pelabuhan
Malarko
berpotensi
untuk
menghindarkan
akibat-akibat
sampingan
yang
merugikan dan tidak diinginkan, yaitu terjadinya dampak negatif dari proyek
A. Penyusun
No
Nama
1
Muhammad Noor Chamsyah
2
Rania Pangestika A.W
3
Andhyka Surya Saputro
Ketua
Anggota 1
Anggota 2
B. Tenaga Ahli
No
Nama
1
Khairul Abidin
2
Aprili Abinowo
3
Mahdar Gogoro
4
Muhammad Ridwan Sabu
5
Muhammad Syarifudin Zhein
6
Nazmie Adrian Nur
7
Riah Komalasari
8
Andhyka Surya Saputro
Jabatan
Tenaga Ahli K3
Tenaga Ahli Eksosbud
Tenaga Ahli Geografi
Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga Ahli Geologi
Tenaga Ahli Perhubungan
Tenaga Ahli Kelautan
Jabatan
BAB II
PELINGKUPAN
Keterangan
Keterangan
Menoreh
dari
Kokap
B. Tahap konstruksi
1) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja
Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja untuk pekerjaan konstruksi tahap I
pembangunan dermaga telah dilakukan. Umumnya para pekerja yang
terlibat pada tahap ini didatangkan dari luar daerah oleh kontraktor
pelaksana pembangunan.Namun demikian, untuk tahapan pembangunan
berikutnya dimungkinkan masih ada kegiatan penerimaan dan mobilisasi
tenaga kerja.
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan pelabuhan bongkat muat Malarko
membutuhkan tenaga yang cukup agar proyek dapat berjalan secara
berkualitas dan tepat waktu. Pekerjaan pembangunan pelabuhan ini akan
membutuhkan banyak tenaga kerja, baik itu tenaga terdidik ataupun tenaga
kasar. Tenaga kerja yang diperlukan diharapkan dapat mengakomodir dari
warga masyarakat yang tinggal disekitar lokasi rencana kegiatan dengan
tetap memperhatikan kualifikasi sesuai dengan yang diperlukan.
Jumlah tenaga kerja akan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap
kegiatan yang dilaksanakan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja
sementara dan bersifat harian lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan
tenaga kerja ini akan berakhir sejalan dengan berakhirnya pelaksanaan
kegiatan.
Pada tahap konstruksi ini dilakukan penerimaan tenaga kerja yang
diprakirakan sebanyak 91 orang dengan komposisi sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 2.1.
JenisTenagaKerja
Team Leader
Manjemenproyek
TenagaAhlipelabuhan
Supervisor / Mandor
Operasional / sopir
Tukang
Buruh
Jumlah
Dibutuhkan
(orang)
1
1
2
2
4
20
61
91
Sumber Analisis Tim Amdal, 2011
dijaga
b) Marshaling yard
Marshaling yard adalah area yang digunakan untuk menempatkan
barang-barang peti kemas yang akan dimasukkan kedalam kapal.
Area ini berada didekat apron, untuk memudahkan pengangkatan
peti kemas
c) Kantor
Bangunan ini digunakan sebagai tempat untuk keperluan
Administrasi pelabuhan. Fasilitas yang terdapat di kantor
disesuaikan dengan tipe pelabuhan. Semakin besar ukuran, tipe dan
jenis pelabuhan maka semakin banyak juga fasilitas yang
dibutuhkan.
d) Gudang dan lapangan penumpukan
Hampir semua jenis pelabuhan membutuhkan gudang dan lapangan
penumpukan yang berfungsi untuk menempatkan sementara
barang-barang atau kontainer yang akan dinaikkan ke kapal
ataupun yang baru diturunkan dari kapal.
5) Jalan pelabuhan dan parkir
Ketersediaan sarana transportasi merupakan hal yang sangat vital
untuk
menunjang
aksesibilitas
dan
mobilitas
keluar-masuk
yang
berolahgerakakanbersandarataubertolakdariatausatudermaga.Sementara itu
Jasa
Tambat
adalahjasa
yang
diberikanutukkapabertambatpadatambatandansecarateknisdalamkondisi
yang
aman,
untukdapatmelakukanbongkarmuatdenganlancardanaman.Dalampelayanan
inipihakpelabuhanmemberikanusahauntukmenghindari
inefisiensi
karenapenggunaantambatantidak optimal.
2) Pelayananbarang
Untukjasapelayananbarangterdapatjasapelayanan yang diberikanolehpihak
pelabuhanyaitujasabongkarmuat,
pelayanandermagadanjasapenumpukan.JasaBongkarMuatan
dalahKegiatanpelayananbongkarmuatbarangsejakdarikapalhinggasaatmen
yerahkankepadapemilikbarang.
Ada
beberapakegiatandalampelayananbongkarmuatmuatbarangyaitustevedorin
g
(kegiatan
yangdilakukansejakmembongkar/memuat
palkakapalhinggamelepasganco
di
didermaga),
corgodoring(menysusunbarangsejakdaridermagahinggakegudang/lapangan
atausebaliknya)
danReceiving/Delivery,
(pekerjaanmenyerahkanataumenerimabarang
di
pintugudanglini
dari/keatastrukatausebaliknya).
JasapelayanandermagaadalahPelayananpenanganbarang
didermagadenganmengaturkelancaranarusbarang
di
dermaga.
Dan
JasaPenumpukanadalahpelayananpenumpukanbarangsampaidengandikelu
arkandaritempatpenumpukanuntukdimuatataudiserahkankepadapemilik.
3) Depo BBM
Fasilitas depo BBM berfungsi untuk memasok BBM untuk keperluan
kawasan pelabuhan, kapal dan juga untuk didistribusikan kepada
masyarakat. Selain itu dengan adanya fasilitas ini maka BBM akan terus
tersedia
di
kawasan
PelabuhandanKabupatenKarimun.Mengingatkomoditiinitermasukjenisberb
ahayamakauntukoperasionaldermagadandaratdiperlukanpengamanankhusu
s.Bongkarmuat
di
dermagaselainmenyiapkanperalatanpemadamkebakaran,danapabilamasihm
empergunakantambatan yang samauntukkapallain, perlupengaturan agar
operasionalkapal
lain
di
hentikanuntuksementara.
initidakberlakuapabilauntukkapalpengangkut
BBM
mempergunakantambatantersendiri.Adapununtukstandarpengamanan
daratmempergunakan
SOP
Hal
pengamanan
di
yang
telahbakusepertipembuatanparitdanpagarkhususdisekelilingtangkitimbun.
4) Kawasan Industri
Dalam
jangka
panjang,
pelabuhanbongkarmuatMalarko
akan
5) Perkantoran
Bangunan kantor yang didirikan diperuntukkan untuk proses administrasi
dan kebutuhan lainnya di area pelabuhan. Kegiatan operasional kantor
direncanakan meliputi: ruang bea cukai, ruang imigrasi, ruang karantina
kesehatan, ruang rapat, ruang kepala pengelola pelabuhan, ruang pengelola
pelabuhan, ruang kepala syahbandar dan ruang syahbandar lobby serta
toilet.
6) Saranasanitasi
Infrastruktur sanitasi yang dibangun di pelabuhan meliputi sarana
penampung air bersih, saluran drainase. Tempat penampungan air bersih
berfungsi untuk kepentingan kapal, pengelolaan pelabuhan dan juga untuk
fasilitas kantin, Mushola,serta toilet.
7) Area parkir
Pengelolaanparkirmerupakanhal
pentingdalampengelolaansuatupelabuhan,
atursecarabaikmakaakanmenimbulkankemacetan.
yang
karenajikatidak
Pengelolaan
di
area
parkirdilakukanuntukmengaturkelancaranlalulintaskeluarmasukpelabuhan.
Dimanakendaraan yang akanmelakukan proses bongkarmuatdilekatkkan di
area tersebutselamamenungguwaktujatahbongkarmuat.
D. Tahap Pasca Operasi
1) Pelepasantenagakerja
Penutupan kegiatan operasional pelabuhan bongkar muat Malarko
dimungkinkan untuk dilakukan bilamana aktifitas kegiatan pelabuhan
Malarko dianggap tidak ekonomis dan atau produktif, pendangkalan dasar
laut yang sulit diatasi, situasi gawat darurat dan kerusakan fatal akibat
bencana alam yang dapat berimplikasi terhadap pelepasan tenaga kerja.
2) Demobilisasiperalatan
Sebagaikonsekwensidariadanyapenutupanpelabuhanmakaberbagaiperalata
nakandidemobilisasidari area kawasanPelabuhan.
2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)
air
permukaan
air
laut
gunalahannyadigunakansebagaitegalan/ladang,
yang
tata
tempatrekreasi.
Sebagianpasirnyamengandungpasirbesiyang
bernilaiekonomis.Memilikisuhumaksimal
denganjumlahharihujan
58hari,
37c/20c
banyaknyacurahhujan
mm/th.Bentukdataransekitaradalahdatarsampaiberombak
1.152,7
92,37%
danberombaksampaiberbukit 7,62%.
B. Biologi.
Adanyazonaperluasanbagiekosistem
mangrove,
populasiikan
yang
menjadisalahsatuandalanmatapencaharianmasyarakat.
Selainituadanyapopulasiterumbukarangdidekatpantai
menjadibagiandariekosistemperairanlautdimanaaspek-
yang
aspekinimenjadibagianpentingekosistemsekitar
yang
perludijagadandikelola.
937
jiwa,luasdesa
722,35
denganperentasiluasdesaterhadapkecamatan
DesaKarangwunimempunyai
Ha
22,57%.
Dusun,
12
RW
dan
24
Adapun
visual
parameter
kesehatansepertikebersihanudarabisadsebutkandalamkondisi
masihbersih.Untuk
air
yang
bersihdirasacukupmelimpahdengansumber
air
sumur.
2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat
PadadaerahrencanapembangunanpelabuhanbongkarmuatMalarkoiniadatahapprako
nstruksitidakterjadimasalahapapun,
karenadalam
proses
pembayaranlahannyaberjalandenganlancar.
Namunpadasaatreklamasilahanproyekuntukpembangunan
berdampakpadalingkungan
yang
causeway
nantinyaperlupengelolaan.
Selainitudiharapkanwargadapatmenjadipekerjatetappadatahapoperasipelabuhanap
abilapelabuhansiapberoperasinantinya.
Dengan adanya program-program partisipatif memberikan kesempatan
secara langsung kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam rencana yang
menyangkut kesejahteraan mereka dan secara langsung juga melaksanakan sendiri
serta memetik hasil dari program tersebut. perencanaan pembangunan dan
pelaksanaannya harus berorientasi ke bawah dan melibatkan masyarakat luas,
melalui pemberian wewenang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di
tingkat daerah. Dengan cara ini pemerintah makin mampu menyerap aspirasi
masyarakat
banyak,
sehingga
pembangunan
yang
dilaksanakan
dapat
No
A
Komponen
Lingkungan Terkena
Dampak
Reklamasi
Pembebasan Lahan
Demobilisasi Peralatan
Operasi
Area Parkir
Sarana Sanitasi
Perkantoran
Kawasan Industri
Konstruksi
Depo BBM
Pelayanan Barang
Pelayanan Kapal
Prakons
truksi
Basecamp
Geo-Fisik-Kimia
1. Tanah
2. Run of
3. Sedimentasi
4. Bentang lahan
5. Pesisir laut
6. Kualitas Air Laut
7. Kualitas Air Tanah
Sosialisasi
8. Kualitas Udara
9. Kebisingan
10. Getaran
11. Sampah
12. Transportasi
13. Limbah cair
14. Limbah B3
Hayati
1. Flora Darat
2. Fauna Darat
3. Biota Perairan
Ekonomi Sosial dan
Budaya
1. Kepadatan
Pendudukan
2. Mobilisasi Penduduk
3. Pendapatan
Masyarakat
4. Kesempatan Kerja
dan Berusaha
5. Pendapatan Asli
Daerah
6. Keresahan
Masyarakat
7. Konflik Sosial
+
-
Kesehatan
Masyarakat
1. Kesehatan
Lingkungan
2. Gangguan
Kesehatan Masyarakat
3. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
+ +
Tabel 2.4. Hasil Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Malarko
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
No
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
A. Tahap Pra Konstruksi
1.
Sosialisasi
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Keresahan
masyarakat
Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat
Sikap dan
persepsi
masyarakat
Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat
Pembebasan Lahan
Tidak ada
Tidak ada
Reklamasi
Belum ada
Berkurangnya
kualitas air
untuk parameter
kekeruhan
Dampak
Potensial
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai bukan
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai bukan
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
bukan
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
No
B
1
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Tahap Konstruksi
Penerimaan dan
mobilisasi tenaga kerja
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Belum ada
Flora Darat
Penurunan
populasi hutan
mangrove
Belum ada
Biota Perairan
Terganggunya
ekosistem biota
perairan
Belum ada
Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat
- Kesempatan
kerja.
- Sikap dan
persepsi
- Terbukanya
kesempatan
kerja
- Kehawatiran
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
tidak
penting
hipotetik.
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Basecamp
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
masyarakat.
tentang jumlah
tenaga kerja
yang direkrut.
Belum ada
Sampah
Belum ada
Limbah Cair
- Penurunan
kualitas
lingkungan dari
bau yang
dtimbulkan dan
menjadi sumber
penyakit.
- Penurunan
nilai estietika.
Penurunan
kualitas air
Belum ada
Limbah B3
Penurunan
kualitas
lingkungan
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting
hipotetik.
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Belum ada
Sedimentasi
Penurunan
kualitas air laut
Belum ada
Bentang Lahan
Berkurangnya
kawasan zona
pantai
Pekerja
menggunakan
masker dalam pekerjaan
konstruksi
Kualitas udara
Penurunan
kualitas udara
Belum ada
Kebisingan
Gangguan
kesehatan
pendengaran
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Belum ada
Getaran
Kualitas tanah
Belum ada
Flora Darat
Penurunan
Flora Darat
(Mangrove)
Belum ada
Biota Perairan
Biota Perairan
Belum ada
Bentang lahan
Belum ada
Kualitas udara
Berkurangnya
luasan
area
bidang
resapan/run off
Penurunan
kualitas udara
Belum ada
Kebisingan
Dampak
Potensial
Gangguan
kesehatan
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Jalan Pelabuhan
Parkir
Tahap Operasi
dan
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Getaran
Dampak
Potensial
Menyebabkan
keretakan/
kerusakan pada
bangunan
terdekat daerah
proyek
Peningkatan
jumlah volume
sampah
Menyebabkan
kemacetan lalu
lintas
Belum ada
Sampah
Belum ada
Transportasi
Belum ada
Limbah cair
Penurunan
kualitas
lingkungan
Run off
Terjadinya
limpasan air
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik.
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pelayanan Kapal
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada
Depo BBM
Kawasan Industri
No
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Kebisingan
Gangguan
pendengaran,
Psikomatis
Adanya
kegiatan
pelayanan
ini
akan
menimbulkan dampak kebisingan di sekitar
pelabuhan. Akan tetapi karena tingkat
kebisingan di lokasi tersebut masih dibaawah
baku mutu, maka tidak menjadi masalah yang
begitu serius
Pada tahap kegiatan operasional ini merupakan
tahap operasional yang perlu pengamanan
khusus mengingat komoditi ini termasuk jenis
berbahaya. Limbah B3 akan timbul pada saat
operasi BBM, seperti tumpahan minyak yang
mudah terbakar, dll. Limbah B3 akan dikelola
sesuai dengan persyaratan teknis.
Perlu adanya kajian lebih lanjut karena belum
adanya perencanaan detail.
Limbah B3
Timbulnya
limbah B3
Belum ada
Sampah
Timbulnya
sampah
Belum ada
Limbah cair
Penurunan
kualitas
lingkungan
Belum ada
Limbah B3
Timbulnya
limbah B3
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
tidak penting
hipotetik.
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak penting
hipotetik
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
4
Perkantoran
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Kesehatan
lingkungan
Penurunan
kesehatan
lingkungan
Sampah
Timbulnya
sampah
Limbah cair
Penurunan
kualitas air
Sampah
Timbulnya
sampah
Limbah cair
Penurunan
kualitas
lingkungan
Belum ada
Sarana Sanitasi
Belum ada
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan
sebagai
dampak penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
tidak
penting
hipotetik.
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
No
Deskripsi Rencana
Kegiatan yang
Berpotensi
Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah Direncanakan
Sejak Awal Sebagai
Bagian dari Rencana
Kegiatan
Belum ada
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Bentang lahan
Area parkir
D
1
Dampak
Potensial
Berkurangnya
daerah
resapan/runoff
Dampak Penting
Hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Pasca Operasi
Belum ada
Kesempatan kerja
dan berusaha
Belum ada
Konflik sosial
Belum ada
Tidak ada
Tidak ada
Pelepasan tenaga
Kerja
2
Demobilisasi
Peralatan
Tidak ada
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
sebagai dampak
penting hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak penting
hipotetik
Dari evaluasi dampak potensial diperoleh sejumlah dampak penting hipotetik yang dianggap penting yang akan timbul dari adanya
rencana pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Malarko adalalah sebagai berikut:
A. Pra pra konstruksi
1. Kualitas Air Laut
2. Flora Darat
3. Biota Perairan
4. Persepsi dan sikap masyarakat
B. Tahap konstruksi
1. Limbah Cair
2. Limbah B3
3. Sedimentasi
4. Bentang Lahan
5. Getaran
6. Flora Darat
7. Biota Perairan
8. Kualitas udara
9. Kebisingan
10. Sampah
11. Transportasi
C. Tahap operasional
1. Kebisingan
2. Sampah
3. Limbah cair
4. Bentang lahan
D. Tahap pasca operasi
1. Kesempatan kerja dan berusaha
2. Konflik social
3. Persepsi dan sikap masyarakat
No
Geo-Fisik-Kimia
1. Tanah
2. Run off
3. Sedimentasi
4. Bentang lahan
5. Pesisir laut
6. Kualitas Air Laut
7. Kualitas Air Tanah
8. Kualitas Udara
9. Kebisingan
10. Getaran
Reklamasi
Pembebasan Lahan
-
Demobilisasi Peralatan
Operasi
Area Parkir
Sarana Sanitasi
Perkantoran
Kawasan Industri
Konstruksi
Depo BBM
Pelayanan Barang
Pelayanan Kapal
Prakonstru
ksi
Basecamp
A
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Sosialisasi
11. Sampah
12. Transportasi
13. Limbah cair
14. Limbah B3
Hayati
1. Flora Darat
2. Fauna Darat
3. Biota Perairan
Ekonomi Sosial dan Budaya
1. Kepadatan Pendudukan
2. Mobilisasi Penduduk
3. Pendapatan Masyarakat
4. Kesempatan Kerja dan
Berusaha
5. Pendapatan Asli Daerah
6. Keresahan Masyarakat
7. Konflik Sosial
8. Persepsi dan Sikap Masyarakat
Kesehatan Masyarakat
1. Kesehatan Lingkungan
2. Gangguan Kesehatan
Masyarakat
3. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
+
-
B. Batas Ekologis
Batas ekologis dihubungkan dengan rencana tapak proyek.
Diperkirakan dampak penyebarannya adalah sekitar lokasi proyek. Studi
juga akan dilakukan di sekitaran Sungai Serang dan Sungai Nagung
kualitas air tanah sekitar proyek, dan kondisi tanah.
1. Bagian Utara.
Dataran rendah terbentuk dari tanah lumpur endapan (alluvial) dari erosi
pegunungan
Menoreh
dari
Kokap
Berupa dataran rendah antara Kali Peni sampai batas PAG yang relatif
bergelombang dengan lereng 2-20. Bagian tengah tersusun dari banyak
gumuk pasir dengan lingkungan peralihan antara ekosistem laut dan darat.
3. Bagian Selatan.
Merupakan gumuk pasir dataran rendah bergelombang yang terdiri dari
tanah PAG, sempadan pantai selebar 200 m. Bagian selatan semula dihuni
oleh pembuat garam laut yang kemudian ditinggalkan tidak berpenghuni.
C. Batas Sosial
Pada proyek ini batas kegiata yang menjadi tempat berlangsungnya
interaksi dilihat dari tapak proyek Pembangunan Pelabuhan Malarko yang
akan diperkirakan mengalami perubahan akibat pembangunan Pelabuhan
Malarko. Adapun tempat terjadinya interaksi yang menjadi batasan sosial
yang dekat dengan pembangunan pelabuhan Malarko adalah berbatasan
dengan dua kecamatan yaitu kecamatan Temon dengan yaitu kelurahan
Glagah dan Kecamatan Wates yaitu kelurahan Karangwuni.
D. Batas Adminstratif
Pembangunan Pelabuhan Malarko secara administrasi masuk kedalam
wilayah kelurahan Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Bantul dan akses jalan
masuk ke Pelabuhan Malarko ini melewati Kelurahan Karangwuni, Kecamatan
Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Keresahan
masyarakat
Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat
Kegiatan sosialisasi
dengan warga terkena
dampak
Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat
Pembebasa
n Lahan
Pembelian dan
pembayaran lahan
yang akan dipakai
untuk pembangunan
Tidak ada
Tidak ada
Reklamasi
Belum ada
Berkurangnya
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Disimpulkan
sebagai bukan
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
1 Tahun
Disimpulkan
sebagai bukan
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
1 Tahun
Disimpulkan
sebagai bukan
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Pantai
3 Tahun
Batas Waktu
Kajian
Waktu
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
kualitas air
untuk
parameter
kekeruhan
Belum ada
Flora Darat
Penurunan
populasi
hutan
mangrove
Belum ada
Biota Perairan
Terganggunya
ekosistem
biota perairan
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Batas Waktu
Kajian
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Karangwuni
disesuaikan
selama
kegiatan
reklamasi
( 3 bulan)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Pantai
Karangwuni
2 bulan
sebelum
kegiatan
reklamasi
dilakukan
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pantai
Karangwuni
2 bulan
sebelum
kegiatan
reklamasi
dilakukan
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Belum ada
B
1
Tahap Konstruksi
Penerimaan Sistem penerimaan
dan
tenaga kerja
mobilisasi
berdasarkan
tenaga
kualifikasi dan
kerja
keterampilan yang
dibutuhkan
Basecamp
Belum ada
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Perubahan
sikap dan
persepsi
masyarakat
- Kesempatan kerja.
- Sikap dan persepsi
masyarakat.
- Terbukanya
kesempatan
kerja
- Kehawatiran
tentang
jumlah tenaga
kerja yang
direkrut.
Sampah
- Penurunan
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Batas Waktu
Kajian
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Selama
kegiatan
reklamasi
berlangsung (3
bulan )
Disimpulkan
sebagai
dampak tidak
penting
hipotetik.
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Disimpulkan
Lokasi Proyek
Selama
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Belum ada
Limbah Cair
Belum ada
Limbah B3
Dampak
Potensial
kualitas
lingkungan
dari bau yang
dtimbulkan
dan menjadi
sumber
penyakit.
- Penurunan
nilai estietika.
Penurunan
kualitas air
Penurunan
kualitas
lingkungan
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
sebagai
dampak
penting
hipotetik.
Batas Waktu
Kajian
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Lokasi Proyek
Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Lokasi Proyek
Selama
ditimbulkanny
a limbah B3
saat kegiatan
konstruksi
berlangsung
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pembangun
an Area
Sisi Laut
(Dermaga)
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Belum ada
Sedimentasi
Penurunan
kualitas air
laut
Belum ada
Bentang Lahan
Berkurangnya
kawasan zona
pantai
Pekerja
menggunakan masker
Kualitas udara
Penurunan
kualitas udara
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Batas Waktu
Kajian
( 2 tahun)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pantai
Karangwuni
Selama
kegiatan
pengerukan
dasar pantai
dilakukan (2
bulan)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Pantai
Karangwuni
Dilakukan 2
bulan sebelum
kegiatan
konstruksi
dilakukan
Disimpulkan
bukan sebagai
Lokasi Proyek
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
dalam
pekerjaan
konstruksi
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
konstruksi.
Kondisi
ini
akan
menyebabkan dampak terhadap para
pekerja terutama menyerang pada
system pernapasannya
Kegiatan
konstruksi
ini
akan
menimbulkan kebisingan dari aktivitas
pekerjaan yang dilakukan. Seperti
Bongkar muat material, dll.
Belum ada
Kebisingan
Gangguan
kesehatan
pendengaran
Belum ada
Getaran
Kualitas tanah
Kegiatan
konstruksi
yang
menggunakan tiang pancang ini akan
menimbulkan getaran pada tanah.
Sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadap kualitas tanah disekitar lokasi
proyek.
Belum ada
Flora Darat
Penurunan
Flora Darat
(Mangrove)
Belum ada
Biota Perairan
Biota Perairan
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Batas Waktu
Kajian
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek
dan Pesisir
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Pesisir Laut
Desa
Karangwuni
Pantai
Karangwuni
Selama
perkerjaan
konstruksi
dilakukan (2
tahun)
Selama
perkerjaan
konstruksi
dilakukan (2
tahun)
Selama 2
bulan sebelum
kegiatan
konstruksi
dilakukan
Selama 2
bulan sebelum
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Pembangun
an Area
Sisi Darat
Belum ada
Bentang lahan
Berkurangnya
luasan
area
bidang
resapan/run
off
Penurunan
kualitas udara
Belum ada
Kualitas udara
Belum ada
Kebisingan
Gangguan
kesehatan
Belum ada
Getaran
Menyebabkan
keretakan/
Pada
tahap
konstruksi
untuk
pembangunan area sisi darat ini yang
Dampak
Penting
Hipotetik
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
Wilayah
Studi
Pesisir Pantai
Karangwuni
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek
dan Pesisir
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek
dan Pesisir
Batas Waktu
Kajian
kegiatan
konstruksi
dilakukan
Dilakukan 2
bulan sebelum
dilakukan
kegiatan
konstruksi
Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Selama
kegiatan
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
kerusakan
pada
bangunan
terdekat
daerah proyek
Peningkatan
jumlah
volume
sampah
Belum ada
Sampah
Belum ada
Transportasi
Menyebabkan
kemacetan
lalu lintas
Belum ada
Limbah cair
Penurunan
kualitas
lingkungan
Dampak
Penting
Hipotetik
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Wilayah
Studi
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek
dan Wilayah
Sekitar Pesisir
Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek
Batas Waktu
Kajian
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
( 2 tahun)
Selama adnya
kegiatan
konstruksi di
pelabuhan ( 2
tahun)
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Jalan
Pelabuhan
dan Parkir
Tahap
Operasi
Pelayanan
Kapal
Depo BBM
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Terdapat
saluran
drainase di sekitar
pelabuhan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Run off
Terjadinya
limpasan air
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik.
Lokasi Proyek
Belum ada
Kebisingan
Gangguan
pendengaran,
Psikomatis
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Adanya pengamanan
khusus
Limbah B3
Timbulnya
limbah B3
Disimpulkan
sebagai
dampak tidak
penting
hipotetik.
Lokasi Proyek
dan Wilayah
Sekitar Pesisir
Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Lokasi Proyek
Batas Waktu
Kajian
Selama
adanya
kegiatan
di
pelabuhan ( 2
tahun)
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Kawasan
Industri
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
persyaratan teknis.
Perlu adanya kajian lebih lanjut karena
belum adanya perencanaan detail.
Belum ada
Sampah
Timbulnya
sampah
Belum ada
Limbah cair
Penurunan
kualitas
lingkungan
Belum ada
Limbah B3
Timbulnya
limbah B3
Belum ada
Kesehatan
lingkungan
Penurunan
kesehatan
lingkungan
Dampak
Penting
Hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Wilayah
Studi
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek
dan Wilayah
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Batas Waktu
Kajian
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
4
Perkantora
n
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Adanya petugas yang
menangani sampah
Pengelolaan limbah
cair dengan septic
tank
Belum ada
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak
Potensial
Sampah
Timbulnya
sampah
Kegiatan
perkantoran
ini
akan
mengasilkan sampah dari kegiatan
administrasi, ruang rapat, dll
Limbah cair
Penurunan
kualitas air
Sampah
Timbulnya
sampah
Limbah cair
Penurunan
kualitas
lingkungan
Sarana
Sanitasi
Belum ada
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Batas Waktu
Kajian
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Disimpulkan
sebagai
dampak tidak
penting
hipotetik.
Lokasi Proyek
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Lokasi Proyek
Selama
kegiatan
operasi
berlangsung
( 1 tahun)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Lokasi Proyek
Selama
kegiatan
operasi
berlangsung
( 1 tahun)
Lokasi Proyek
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Belum ada
Bentang lahan
Area
parkir
Dampak
Potensial
Berkurangnya
daerah
resapan/runoff
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Batas Waktu
Kajian
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Lokasi Proyek
Selama
kegiatan
operasi
berlangsung
( 1 tahun)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Selama
pelepasan
tenaga
kerja
(dilakukan
secara
bertahap 3
bulan)
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Setelah
kegiatan
konstruksi
selesai
dilakukan
sampai
Pasca
Operasi
Belum ada
Kesempatan kerja
dan berusaha
Belum ada
Konflik sosial
Pelepasa
n tenaga
Kerja
No
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
2
Demobili
sasi
Peralatan
Pengelolaan
Lingkungan yang
Sudah
Direncanakan Sejak
Awal Sebagai
Bagian dari
Rencana Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Terkena Dampak
Belum ada
Tidak ada
Tidak ada
Dampak
Potensial
Tidak ada
Dampak
Penting
Hipotetik
Wilayah
Studi
Disimpulkan
sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I
dan
II
Desa
Karangwuni
Tidak ada
Disimpulkan
bukan sebagai
dampak
penting
hipotetik
Pesisir Laut
Pedukuhan
I dan II
Desa
Karangwuni
Batas Waktu
Kajian
penarikan
kembali
tenaga kerja
(dilakukan
secara
bertahap
3
bulan)
Selama
pelepasan
tenaga
kerja
(dilakukan
secara
bertahap 3
bulan)
Selama
kegiatan
demobilisas
i dilakukan
(1 bulan)
BAB III
METODE STUDI
3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data (MPAD)
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, sebagai
acuan dalam penyusun studi analisis mengenai dampak lingkungan hidup
rencana Pembangunan Pelabuhan bongkar muat Malarko. Proses
penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan diawali dari proses
pelingkupan, penyusunan metode studi, penentuan besaran dan sifat
penting dampak, evaluasi dampak penting dan rekomendasi/saran tindak
lanjut untuk pengambilan keputusan, perencana dan pengelola lingkungan
hidup
berupa
alternatif
rencana
kegiatan,
Rencana
Pengelolaan
A. Kualitas Udara
1) Parameter
Kualitas udara ambien dengan parameter sesuai dengan dampak hipotetik yang
diperkirakan muncul serta mengacu pada Keputusan Gubernur DIY nomor 153
Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien Daerah di DIY, yaitu meliputi
Karbon Monoksida (CO) dan Total Partikulat (PM10).
2) Data Pendukung
Data pendukung yang dibutuhkan, meliputi:
Peta tata guna lahan di sekitar rencana lokasi kegiatan : terkait dengan lokasi
pemukiman terdekat yang berpotensi terkena dampak;
data
kualitas
udara
ditentukan
dengan