Disusun oleh :
Eriska Budi Permata Sari (P27825113006)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manajemen Bencana.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Ulangan Tengah Semester mata kuliah Manajemen
Bencana dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami apa saja yang harus dilakukan sebelum
terjadinya bencana, saat terjadinya bencana, pasca terjadinya bencana pada masyarakat yang
terdampak bencana.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dan
menjadi sumber inspirasi dalam menyusun makalah ini, tak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Mata Kuliah Manejemen Bencana yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Seperti kata pepatahTak ada gading yang tak retak, kami menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari materi maupun teknik
penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
untuk perbaikan penyusunan makalah ini. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
baik bagi kami sendiri sebagai penyusun maupun bagi para pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar 2
Daftar Isi .3
BAB I PENDAHULUAN ..4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah ...4
Tujuan .5
Manfaat ...5
BAB II PEMBAHASAN ...6
Definisi Manajemen Bencana 6
Tujuan Manajemen Bencana .7
Kegiatan Manajemen Bencana ..7
Contoh Bencana Alam yang Dilakukan Dengan Manajemen Bencana ..11
BAB III PENUTUP 21
Kesimpulan .21
DAFTAR PUSTAKA .22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data
yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional
Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari
jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia
menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi.
Dan menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.
Penerapan manajemen bencana di Indonesia masih terkendala berbagai masalah, antara
lain kurangnya data dan informasi kebencanaan, baik di tingkat masyarakat umum maupun di
tingkat pengambil kebijakan. Keterbatasan data dan informasi spasial kebencanaan
merupakan salah satu permasalahan yang menyebabkan manajemen bencana di Indonesia
berjalan kurang optimal. Pengambilan keputusan ketika terjadi bencana sulit dilakukan
karena data yang beredar memiliki banyak versi dan sulit divalidasi kebenarannya. Untuk itu,
diperlukan manajemen bencana yang cepat dan tepat agar dapat meminimalisir masalah dan
kerugian yang terjadi akibat bencana.
1.2Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1.3Tujuan
Mahasiswa mengerti tentang sistem manajemen bencana dan dapat menambah
wawasan masyarakat secara umum sehingga dapat turut serta dalam upaya penanggulangan
bencana.
1.4Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis dalam hal menajemen
bencana.
2. Pembaca dapat menerapkan upaya penanggulangan bencana, terutama untuk para
petugas kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
kegiatan
yang
(official).
Mitigasi Bencana. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi
structural, misal: pembuatan chekdam, tanggul, dsb. Mitigasi nonstruktural, misal: peraturan perundangan, pelatihan, dsb.
Kegiatan-kegiatan pra-bencana ini dilakukan secara lintas sector dan multi
stakeholder, oleh karena itu fungsi BNPB/BPBD adalah fungsi koordinasi.
2. Tahap Tanggap Darurat (Saat Terjadinya Bencana)
Tanggap darurat bencana (response) adalah upaya yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan, pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana
dan sarana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya
dilakukan untuk mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan
prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan,
dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
b. penentuan status keadaan darurat bencana. Penetapan status darurat bencana
dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala bencana.
8
fasilitas umum, dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.
c. Rekonstruksi. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pascabencana. Rekontruksi (reconstruction) adalah program jangka
menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk
mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik
dari sebelumnya.
10
1. Gempa Bumi
Bencana ini bersifat tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Gempabumi dapat menimbulkan
dampak korban jiwa, luka, maupun kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan. Kita harus
belajar dari kejadian gempabumi yang terjadi di Yogyakarta (2006) dan Padang (2009).
Mengidentifikasi potensi bahaya dan perencanaan yang berstandar aman dapat menyelamatkan
jiwa dan mengurangi korban luka maupun kerusakan infrastruktur.
Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempabumi
Kita tidak dapat mengetahui kapan gempa akan terjadi sehingga persiapan menjadi sangat
penting untuk menyelamatan jiwa, mengurangi korban luka, maupun kerusakan infrasturktur.
Ada 6 langkah untuk persiapan.
a) Cek potensi bahaya di rumah
Lekatkan lemari secara aman pada dinding
Tempatkan barang besar dan berat ada bagian bawah lemari
Letakkan barang pecah belah pada bagian yang lebih rendah dan di bagian tertututp
Gantungkan barang yang berat seperti pigura foto atau cermin, jauh dari tempat tidur, sofa,
ataupun tempat di mana orang duduk
Pastikan lampu langit-langit terpasang dengan kuat
Perbaiki apabila terjadi kerusakan pada jaringan listrik atau gas.
Amankan pemanas air dengan terpasang dengan baik pada dinding.
Perbaiki keretakan pada langit-langit atau fondasi. Konsultasikan dengan ahli bangunan apabila
membutuhkan informasi mengenai struktur bangunan yang kurang kuat.
Tempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar dalam lemari tertutup dan letakkan paling
bawah.
11
12
13
e) Jauhi area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran Anda dibutuhkan
oleh pihak berwenang, seperti kepolisian, pemadam kebakaran, atau tim SAR. Kembalilah ke
rumah apabila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi telah aman.
f) Bantu korban luka atau yang terjebak. Ingat untuk selalu membantu tetangga atau siapa pun
yang membutuhkan pertolongan khusus seperti anak-anak, orang tua, atau orang cacat. Berikan
pertolongan pertama secara tepat. Jangan pindahkan korban yang terluka serius untuk
menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada tim medis yang lebih ahli.
g) Bersihkan cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti gas
atau cairan kimia.
h) Periksa beberapa peralatan.
Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan segera
keluar bangunan.
Periksa kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau panas
listrik, segera matikan listrik.
Periksa kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa. Apabila terjadi kerusakan
pada tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa, hindari penggunaan toilet dan panggil tukang
di bidangnya. Hubungi instansi yang berwenang untuk antispasi pencemaran air yang lebih luas.
2. Tsunami
Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena
pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat
bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian
gelombang hingga 30 meter.
Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu merusak garis pantai.
Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering
menimbulkan tsunami. Pada tahun 2006 Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah
gempabumi berskala 8.9 SR terjadi di sekitar Aceh. Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa
bumi besar atau tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai
pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area berada pada risiko
yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam beberapa
meter dari garis pantai.
15
3. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan seperti: Makanan
kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil berisi obat-obatan penting, lampu senter dan baterai
cadangan, Lilin dan korek api, kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga,
fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-nomor telepon penting.
4. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
5. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
6. Tanam lebih banyak pohon besar.
7. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
8. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
9. Membangun sistem peringatan dini banjir.
10. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
11. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga
batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
12. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
13. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
14. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.
- Tindakan Saat Terjadi Banjir
1. Jangan panik.
2. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan bencana banjir diminta
memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada
dan berhati- hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan
masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar
biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban.
4. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera selamatkan diri dengan
berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.
5. Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung
sebisanya.
17
4. Tanah Longsor
Tanah longsor seringkali dipicu oleh curah hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari.
Struktur tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan bencana
khususnya bagi masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah longsor juga dapat dipicu
oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah di atas .
Anda dan masyarakat di pegunungan atau perbukitan harus memperhatikan tempat sekeliling
Anda tinggal dan berkonsultasi dengan ahli terkait dengan kondisi tempat tinggal Anda .
Apa yang dilakukan sebelum terjadi tanah longsor
a) Waspada terhadap curah hujan yang tinggi
b) Persiapkan dukungan logistik
Makanan siap saji dan minuman
Lampu senter dan baterai cadangan
Uang tunai secukupnya
Obat-obatan khusus sesuai pemakai
c) Simak informasi dari radio mengenai informasi hujan dan kemungkinan tanah longsor.
d) Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan hal tersebut .
Apa yang dilakukan pada saat terjadi tanah longsor
a) Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera ke luar cari tempat lapang
dan tanpa penghalang
b) Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau tanah yang
mengalami longsor .
19
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi. Manajemen bencana di mulai dari tahap prabecana, tahap tanggap darurat (saat
terjadinya bencana), dan tahap pascabencana. Manajemen bencana perlu dilakukan secara cepat
dalam mengatasi bencana. Manajemen yang cepat dan tepat dapat meminimalisir masalah dan
kerugian yang terjadi akibat bencana. Peranan pelayanan medis juga penting dalam manajemen
bencana. Perawat memilki peranan dan kontribusi pada setiap fase dalam manajemen bencana.
Oleh karena itu, manajemen bencana merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam
mengatasi bencana.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/bencana-dan-manajemen-kebencanaan.html
Anneahira. Korban gempa bumi. http://www.anneahira.com/korban-gempa-bumi.htm diunduh
pada 2 Mei 2011
Clark, M.J. (1999). Nursing in the community: dimension of community health nursing. 3rd
edition. Stamford, Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi, F & Makfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nies, M.A & McEwen, M. (2007). Community/public health nursing: promoting the health of
population. 4th edition. St.Louis, Missouri: Elselvier.
Palang Merah Indonesia. (2009). Keperawatan bencana.
Science. Manajemen bencana. http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/1932953manajemen-bencana/ diunduh pada 2 Mei 2011
http://bpbd.pacitankab.go.id/siaga-bencana/
http://id.shvoong.com
http://www.krakatauradio.com/2013/01/tindakan-tindakan-penting-sebelum-saat.html
22