a. Definisi
Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak
diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan
relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik
tertentu seperti palpitasi dan takipnea.
b. Etiologi Dan Patogenesis
-
Faktor Biologis
Gejala gangguan panik dapat disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak
dan fungsi otak. Beberapa penelitian menghasilkan hipotesis yang melibatkan disregulasi system
saraf perifer dan pusat di dalam patofisiologi gangguan panik. Sistem saraf otonomik pada
beberapa pasien gangguan panik telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik,
beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara berlebihan
terhadap stimuli yang sedang. Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin,
serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik. Berbagai
penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat
pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak
saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada
kembar monozigot.
Faktor Psikososial
Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan untuk menjelaskan patogenesis
gangguan panik dan agoraphobia.
Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari
baik dari perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan klasik.
Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang tidak
berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang sebelumnya
merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan ketakutan yang
melanda, lengkap dengan gejala somatik.
c. Kriteria Diagnosis
Pedoman diagnostik untuk Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)
berdasarkan PPDGJ III:
-
Gangguan panic baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan ansietas fobik (F40.-)
Untuk diagnostik pasti, harus ditemukan adanya bebrapa kali serangan anxietas berat
(severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan:
a) Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya;
b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau dapat diduga sebelumnya
(unpredictable situation);
c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
di antara serangan-serangan panic (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi anxietas antisipatorik, yaitu anxietas
d. Penatalaksanaan
Respon yang lebih baik terhadap pengobatan akan terjadi jika penderita memahami
bahwa penyakit panik melibatkan proses biologis dan psikis. Obat-obatan dan terapi
perilaku biasanya bisa mengendalikan gejala-gejalanya. Selain itu, Psikoterapi bisa
membantu menyelesaikan berbagai pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi
perasaan dan perilaku cemas.
Farmakoterapi
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan panik adalah obat antidepresi dan anti-cemas :
Selective
Seratonin
Reuptake
Inhibitors/SSRIs
(misalnya
fluoksetin).
e.
Paraphilia
a. Definisi
-
Kaplan (2002) mengatakan parafilia adalah gangguan seksual yang ditandai oleh
khayalan seksual yang khusus dan desakan serta praktek seksual yang kuat, biasanya
berulang kali dan menakutkan.
b. Macam
1) Ekshibisionisme
-
mereka dalam jarak yang aman di tempat umum. Apabila yang menyaksikan
itu terkejut, takut atau terpesona, kegairahan penderita menjadi meningkat.
c) Pada beberapa penderita, ekshibisionisme merupakan satu-satunya penyaluran
seksual tetapi pada penderita lainnya kebiasaan ini dilanjutkan bersamaan
(simultaneously) dengan kehidupan seksual yang aktif dalam suatu jalinan
hubungan yang berlangsung lama, walaupun demikian dorongan menjadi
lebih kuat pada saat menghadapi konflik dalam hubungan tersebut.
d) Kebanyakan penderita ekshibisionisme mendapatkan kesulitan dalam
mengendalikan dorongan tersebut dan dorongan ini bersifat ego-alien (suatu
benda asing bagi dirinya).
2) Fethisisme
-
Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan seksual dengan menggunakan obyek
bukan manusia, paling sering pakaian dalam perempuan, sepatu, stocking, atau item
pakaian lainnya.
3) Froteurisme
Kepuasan seksual yang diperoleh oleh seorang pria dengan menyentuh, meraba
ataupun meremas bagian tubuh atau alat kelamin wanita tanpa persetujuan dari
wanita. Bahkan, para korban umumnya tidak curiga dan tidak menyadarinya bila
menjadi korban. Orang dengan gangguan ini sering menggosok-gosokkan organ
kelaminnya kepada orang lain yang tidak menginginkannya. Perilaku ini sering
dilakukan pada saat sibuk, di tempat ramai seperti dalam bus atau di kereta yang
penuh sesak.
4) Pedofilia
-
Pedofilia melibatkan aktivitas seksual dengan anak kecil, umumnya di bawah usia 13.
DSM-IV-TR mendeskripsikan kriteria orang dengan pedofilia berusia diatas 16 tahun,
dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari si anak yang dijadikan obyek seksualnya. Orang
dengan pedofilia bisa tertarik dengan anak laki-laki atau perempuan, walaupun
hampir dua kali lipat ketertarikan lebih banyak pada anak laki-laki. Biasanya orang
dengan gangguan ini mengembangkan prosedur dan strategi untuk mendapatkan
akses dan kepercayaan anak-anak.
Masokisme adalah istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu, namun
yang juga memiliki penggunaan yang lebih luas. Gangguan seksual ini melibatkan
kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasa sakit pada diri sendiri, baik
yang berasal dari orang lain atau dengan diri sendiri.
Gangguan ini biasanya terjadi sejak kanak-kanak atau menginjak remaja yang sudah
mulai kronis. Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan dengan mengalami rasa
sakit. Masokisme adalah satu-satunya kelainan paraphilia yang dialami oleh
perempuan, sekitar 5 persen makosis adalah perempuan.
6) Sadisme Seksual
-
Seorang individu sadisme mencapai kepuasan seksual dengan menyakiti orang lain.
Dalam teori psikoanalitik, sadisme terkait dengan rasa takut pengebirian, sedangkan
penjelasan
perilaku
sadomasokisme
(praktek
seksual
menyimpang
yang
biasanya orang asing. Orang dengan voyeurisme atau voyeur berfantasi melakukan
hubungan seks dengan korbannya, tetapi ia tidak benar-benar melakukan itu. Voyeur
mungkin mengintip orang asing yang sama berulang-ulang, tapi jarang ada kontak
fisik.
-
8) Fethisisme Transvestik
-
dengan
transvestic
fetisisme
mungkin
mengalami
dysphoria
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang
seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dll.
Incest adalah hubungan seks dengan sesame anggota keluarga sendiri non suami istri
seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki.
Necrophilia/Necrofil adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang
yang sudah menjadi mayat atau orang mati.
Zoophilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan
hubungan seks dengan hewan.
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik
pasangan sesame jenis (homo) maupun dengan perempuan.
Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh
cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (neneknenek atau kakek-kakek).