Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Unit pendukung proses atau lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit
penunjang

proses

produksi

yang

merupakan

bagian

penting

untuk

menunjang berlangsungnya proses yang terdapat pada suatu pabrik. Yang termasuk
utilitas dalam suatu pabrik antara lain air, steam, listrik, udara, inert gas,
refrigerasi, waste disposal. Pada unit utilitas sebagian besar bahan yang digunakan
adalah air, karena air sangat mudah ditemukan. Hampir dari bumi adalah air. Air
sangat

mudah terkontaminasi oleh zat-zat pada waktu bersentuhan atau

berkontak. Secara umum air uang baik memiliki ciri-ciri tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak berasa. Ada banyak jenis air yang dipakai dalam suatu pabrik.
Air itu adalah air pendingin, air sanitasi, air pengisi ketel, dan air proses. Air
pendingin

digunakan

untuk

mendinginkan

peralatan.

Faktor-faktor

yang

menyebabkan air dapat digunakan sebagai pendingin adalah karena air mudah
diatur, tidak terdekomposisi, tidak mudah menyusut dan masih banyak lagi. Yang
harus diperhatikan pada ai pendingin adalah hardness, besi, silika, dan minyak. Air
sanitasi dalam suatu pabrik digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, dan
lainnya. Air sanitasi harus memenuhi kwalitas yang terdiri dari physik (suhu,
warna, rasa, bau, kekeruhan, pH), kimia (zat terlarut dan zat yang agresif),
Bakteriogas (angka kuman dan bakteri Coli). Air pengisi ketel yang harus
diperhatikan adalah zat-zat yang menyebabkan korosi, zat yang menyebabkan
foaming, zat yang menyebabkan scale forming. Air proses adalah air yang masuk
ke dalam proses. Air proses tergantung dari jenis proses yang digunakan. Secara
umum yang harus diperhatikan adalah : keasaman, alkalinitas, ammonia,
calcium, magnesium,

CO2,

conductivity,

tembaga,flourida, besi, Mn, Ni, Nitrit, minyak, gemuk,

timbal,

O2,

pH,

Chlorida,

kekeruhan,

warna,

phosphat, residu tersaring, terlarut, BOD,COD, silica, natrium, sulfat, sulfit, tanin,

dan sebagainya. Air yang diambil dari alam tidak dapat langsung pakai. Oleh
karena itu air tersebut harus diproses agar dapat digunakan dalam produksi. Air
yang digunakan harus diproses terdahulu
diperlukan

agar sesuai dengan standart yang

ISI
II. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
A. Air Pendingin
Sumber air diambil dari air permukaan yaitu dari air sungai yang mengalir dekat
pabrik sebagai raw water. Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah
karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi.
d. Tidak terdekomposisi.
Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada jaket pendingin reaktor,
kondensor,

dan

cooler.

Hal-hal

yang

perlu

diperhatikan

dalam

pengolahan air pendingin :


a. kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak.
b. Adanya zat besi, yang dapat menimbulkan korosi.
Pada

penggunaan

air

pendingin

melibatkan

penggunaan cooling

tower

yaitu untuk mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan sebagai
media

pendingin. Pengolahan air sungai Air yang berasal dari sungai pada

umumnya belum memenuhi persyaratan yang diperlukan, biasanya mengandung


lumpur atau padatan serta material penyebab foaming, oksigen bebas dan kadang
mengandung asam, sehingga harus menjalani proses pengolahan terlebih dahulu.
Tahapan pengolahan air sungai menjadi air pendingin meliputi :

1. Penggumpalan, merupakan proses kimia untuk memisahkan padatan-padatan


atau lumpur yang terdapat di dalam air dengan menggunakan alum, Pada waktu
penyedotan air ke bak penggumpalan, dilakukan penginjeksian :
a. Alum, yang berfungsi sebagai flokulan.
b. Soda abu untuk membantu proses flokulasi oleh alum
Kemudian dialirkan ke dalam Clarifier untuk mengendapkan gumpalan-gumpalan
dari bak penggumpal.
2. Penyaringan, yaitu air dilewatkan melalui sand filter (pada tangki penyaring),
untuk menyaring partikel-partikel kotoran halus yang masih ada. Kemudian air
tersebut ditampung dalam tangki penampungan. Dari sini, air mengalami
perlakuan didasarkan pada penggunaannya.
B. Air Konsumsi Umum Dan Sanitasi
Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari sumber air dari
sungai. Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium,
kantor, perumahan dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuh
beberapa syarat, yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.
Syarat fisik:
a. suhu di bawah suhu udara luar b. warna jernih
c. tidak mempunyai rasa dan tidak berbau.
Syarat kimia:
a. tidak mengandung zat organik maupun anorganik
b. tidak beracun

Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen.
Jumlah air untuk konsumsi dan sanitasi
Jumlah yang dibutuhkan adalah sebesar 912,08 kg/jam atau laju alir sebesar
0,83m3/jam.
Pengolahan air untuk konsumsi dan sanitasi. Pengolahan air untuk kebutuhan
konsumsi dan sanitasi merupakan unit yang terangkai dengan unit air proses.
Proses pengolahan yang dilakukan yaitu proses pengendapan,
penyaringan

dan

klorinasi.

Pengendapan

dilakukan

aerasi,

untuk menghilangkan

padatan dengan menggunakan gaya gravitasi. Sedangkan aerasi bertujuan


untuk menghilangkan gas-gas terlarut dan mengoksidasi kandungan ion ferro untuk
diubah menjadi ion ferri dalam bentuk ferri hidroksida yang tidak larut dalam air.
Endapan ferri hidroksida dibuang dengan cara blow down, dan sisanya yang tidak
terendapkan disaring. Ke dalam air produk penyaringan selanjutnya diinjeksikan
larutan kalsium hipoklorit untuk mematikan kandungan biologis air. Konsentrasi
kalsium hipoklorit dijaga sekitar 0,81,0 ppm. Untuk menjaga pH air minum,
ditambah larutan Ca(OH)2 sehingga pH-nya sekitar 6,8 7,0
C. Air umpan boiler
Untuk kebutuhan umpan boiler sumber air yang digunakan sama dengan air untuk
proses, yaitu berasal dari air sungai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penanganan air umpan boiler adalah sebagai berikut:
a. Kandungan zat yang dapat menyebabkan korosi. Korosi yang terjadi di dalam
boiler disebabkan karena air mengandung larutan - larutan asam dan gas-gas yang
terlarut.

b. Kandungan zat yang menyebabkan kerak (scale forming ). Pembentukan kerak


disebabkan karena adanya kesadahan yang biasanya berupa garam-garam karbonat
dan silikat.
c. Kandungan zat yang menyebabkan pembusaan ( foaming ). Air yang digunakan
pada proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya
zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek
pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi
Pengolahan air umpan boiler. Air yang berasal dari air sungai pada umumnya
belum memenuhi persyaratan yang diperlukan, biasanya mengandung material
penyebab foaming, oksigen bebas
dan kadang mengandung asam, sehingga harus menjalani proses pengolahan
terlebih dahulu. Tahapan pengolahan air menjadi air proses dan air umpan boiler
meliputi :
a.1. Pengendapan, merupakan proses mekanis untuk memisahkanpadatanpadatan atau lumpur yang terdapat di dalam air dengan menggunakan gaya
gravitasi,

pada

bak

pengendapan

dilengkapi

dengan

penyekat

yang

berfungsi untuk memisahkan padatan yang telah jatuh sehingga tidak terikut oleh
aliran air.
a.2. Aerasi,

merupakan

proses

penghembusan

air

dengan

udara. Proses

aerasi dilakukan dalam suatu unit yang disebut aerator. Untuk menaikkan pH air
ditambahkan NaOH sehingga air pada keadaaan netral. Pada waktu penyedotan
air dari bak pengendap ke aerator, dilakukan penginjeksian :
1..a. Alum, yang berfungsi sebagai flokulan.
1..b. Kalsium hipoklorit yang berfungsi sebagai disinfektan.

Aerator ini sekaligus berfungsi sebagai clarifier untuk mengendapkan floc-floc


yang terbentuk. Lumpur yang diendapkan di blow down, sedangkan air keluar dari
bagian atas.
a.3. Penyaringan, Air ini dilewatkan melalui sand filter (pada tangki
penyaring), untuk menyaring partikel-partikel kotoran halus yang masih terikut.
a.4. Demineralisasi,

merupakan

unit

penukar

ion

untuk menghilangkan

mineral terlarut dalam air yang berupa ion positif (kation) atau ion negatif (anion).
Untuk menyerap ion-ion positif dan negatif digunakan resin penukar ion yang
berupa campuran resin Amberlite dan IRA. Dimana resin Amberlite digunakan
untuk
negatif.

meyerap

ion-ion

Kemudian

air

positif,

sedangkan

IRA

tersebut

ditampung

dalam

untuk menyerap

ion

tangki penampungan.

Dari sini, air mengalami perlakuan didasarkan pada penggunaannya, yaitu


diinjeksikan bahan-bahan kimia, antara lain :
a. fosfat, berguna utuk mencegah timbulnya kerak
b. dispersant, berguna untuk mencegah terjadinya penggumpalan/ pengendapan
fosfat.
Pemompaan air sungai
Untuk memompakan air sungai dengan jumlah di atas dan untuk mengatasi
perbedaan tekanan karena beda elevasi dan penurunan tekanan pada perpipaan,
maka diperlukan jenis pompa dengan spesifikasi :
1. Tipe : Single Stage Centrifugal 6. Efisiensi pompa : 85 %
Pump
2. Jumlah : 1 buah

7. Efisiensi motor : 88 %

3. Kapasitas : 596,2580 gpm

8. Bahan konstruksi

: Commertial

Steel
4. Power pompa : 11,4 HP

9. Pipa nominal : 10 in

5. Power motor : 16 HP

10.Diameter pipa : 9,064 in

A.

Penyediaan Air

Untuk memenuhi kebutuhan air di PT. Semen Gresik Tuban digunakan sumber air
dari waduk Temandang sumur artesis dan Bozem yang di tampung di dalam raw
water.

Air dari waduk Temandang dan dari sumur di pompa dan ditampung dalam raw
water sebelum digunakan sebagai air sanitasi dan air proses.

Air Sanitasi

Tahap- tahap proses pengolahan air sanitasi :


1.

Ekualisasi ( Penampung awal )


Sumber air untuk keperluan sanitasi adalah air dari bak penampung. Untuk

mengalirkan air tersebut dipergunakan 3 (tiga) Pompa Centrifugal, letak pompa ini
berada dibawah permukaan bak penampung. Selanjutnya air dialirkan ke bak
pengendapan awal(primary settling).
2.

Sedimentasi awal
Air dari bak penampung yang dialirkan ke bak pengendapan (primary

settling) mengandung partikel-partikel padat kecil (lumpur, pasir, dan lain-lain).


Sebagian partikel mudah mengendap karena adanya gaya gravitasi, dan sebagian
lagi tidak mudah mengendap sehingga dilakukan proses koagulasi.
3.

Flokulasi dan Koagulasi


Air

dari

bak

pengendapan

awal

(primary

settling)

dipompa

keClarifier lewat tangki aerasi, diberi larutan alum dan udara yang berfungsi
sebagai pengaduk. Sisa kotoran yang terlarut dalam air dipisahkan dengan flokulasi
menggunakan alum dan soda ash, dimana proses koagulasi dilakukan di tangki

aerasi tersebut. Pada proses ini ditambahkan Poli Aluminium Cloride (PAC,
pengganti tawas), SC-500 dan Kaporit. PAC sebagai bahan koagulan,akan
menggumpalkan koloid-koloid pengotor air. Gumpalan koloid itu kemudian
diperbesar dengan flokulan SC-500 sehingga mudah mengendap.
4.

Pengolahan Secara Biologi

Air dari proses flokulasi dan koagulasi masih mengandung mikroba-mikroba yang
berbahaya, maka untuk membunuh kuman-kuman tersebut diberi kaporit (kalsium
hypoclorit) yang mengandung unsur Cl sebagai desinfektan. Efek oksidasi dari
klorin akan menghancurkan enzim yang dibutuhkan oleh kuman-kuman tersebut
dan mampu membunuh mikroorganisme dalam air.
Kebutuhan Alum (dalam tawas) sekitar 80 ppm - 100 ppm, tapi jika
menggunakan PAC cukup dengan 30 ppm - 35 ppm dan apabila ditambahkan SC500 sebagai flokulan menghasilkan air yang bersih. Volume yang sempit pada
tangki aerasi dan hembusan udara, menjadikan air mengalir ke Clarifier dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi aliran turbulen, dan tidak terjadi pembentukan
flok dalam perpipaan. Air kemudian dialirkan ke bagian tengah (ruang flokulasi)
Perbedaan diameter pipa inlet dengan ruang flokulasi yang sangat besar,
menyebabkan rate aliran berubah dari turbulent menjadi laminer dan dengan
pengadukan lambat ( 7 rpm), akan terbentuk inti flok Al(OH)3. Dari ruang
flokulasi air dialirkan ke ruang sedimentasi (diametetr 13,5 m) dimana pada ruang
ini inti flok membentuk flok yang lebih besar dan turun mengendap ke dasar
Clarifier. Inti flok dari ruang flokulasi, sebelum masuk ke ruang sedimentasi akan
melewati lapisan endapan, sehingga sistem ini juga disebut Sludge Blanket
Clarifier. Lapisan endapan (sludge) berfungsi juga sebagai filter untuk flok.
Endapan di dasar Clarifier dikumpulkan ke bagian pengeluaran sludge dengan
menggunakan scraper. Scrapper yang di pasang tersebut digerakkan oleh motor

dengan putaran tertentu. Supernatant (filtrat) dari Clarifier di alirkan ke Sand


Filter untuk lebih menyempurnakan pemisahan flok.
5.

Filtrasi

Filtrat (air baku) dari Clarifier dialirkan secara gravitasi ke sand filter sebanyak 7
buah sedangkan yang bekerja efektif 4 buah dengan masing-masing debit
maksimum 50 m3/jam sementara 3 buah yang lainnya dilakukan pencucian
(backwashing). Air dari Clarifierdialirkan ke bagian inlet filter diatas media pasir.
Secara gravitasi air akan melewati pasir, sehingga flok yang masih terbawa akan
terperangkap (tersaring) diantara media pasir. Selama sand filtermasih dalam
keadaan baik, tinggi air diatas lapisan pasir tidak melebihi tinggi air yang sudah
ditentukan. Air tersaring dialirkan dan ditampung pada Clear Water Tank. Pada saat
kotoran telah mengisi sebagian besar rongga dari bed pasir, menyebabkan turunnya
efisiensi laju air melalui bed. Untuk pencucian, dipergunakan air bersih dariClear
Water Tank. Air dari bagian dasar, dialirkan ke arah atas (up-flow) dengan laju
aliran diatur agar lapisan pasir tidak terlalu terangkat sehingga melewati pipa
pembuangan. Proses pencucian dihentikan setelah keadaan air cucian nampak
sudah bersih atau pressure dropkembali seperti semula. Setelah pencucian selesai
kondisi semua valve dikembalikan seperti semula untuk proses penyaringan. Air
produk dari Clarifier sementara ditampung dalam Bak penampung.
Untuk

alternatif

menggantikan sand

filter,

digunakan filter

amiaddengan

diameter screen 50 mikron dan mampu menyaring air dariClarifier pengendapan


agar lebih jernih. Amiad adalah filter air yang bekerja secara otomatis dan secara
periodik dapat melakukan back wash secara otomatis. Untuk otomatis back
wash bisa di setting berdasarkan presure atau timer (0.5 bar atau 15 menit sekali)
kondisi yang

dicapai

terlebih

dulu.

Dalam

perawatan

diperlukan

pembersihanscreen, dan pengoperasiannya relatif mudah. Filter ini akan bekerja


secara baik jika pressure masuk minimun 2 bar.
Air kemudian masuk ke Bak Ground dengan kapasitas 546 m3. Dalam setiap
harinya proses Pengendapan air beroperasi 8 s/d 10 jam.Bak Ground merupakan
tempat penyimpanan sementara dan juga sebagai tempat pengendapan lumpurlumpur yang masih terikut. Bak Air Clear ini untuk menampung produk dari proses
Pengendapan (Clear Water) atau air yang berasal dari sumur air bawah tanah
(ABT). Bak Air Clear ini di beri atap untuk mencegah timbulnya ganggang,
sehingga air tetap terjaga kejernihannya. Kapasitas dari Bak Air Clearini adalah
1500 m3, dan terbuat dari beton. Dengan menggunakan pompa, Air Clear di
pompakan

ke Elevated

Tank dan

selanjutnya

didistribusikan

sebagai Raw

Water proses Pelunakan dan sebagai persediaan Air Clear ke perkantoran dan unitunit lain yang memerlukan air bersih. Elevated ini memiliki ketinggian 27 meter
diatas permukaan tanah dan memiliki kapasitas total 500 m3, yang terdiri dari
400m3 adalah Air Clear (Sanitasi) dan yang 100 m3 adalah Air Proses (Air
Pendingin).

Gambar 2 Proses pengolahan air sanitasi


Air Proses

Air proses (air pendingin) harus memenuhi syarat :


-

Bebas dari lumpur dan endapan.

Mempunyai kesadahan rendah.

Mempunyai pH netral

Syarat yang dirasa paling penting terkait dengan penyediaan air untuk industri
adalah kesadahan (hardness). Kesadahan (hardness) adalah kandungan ion
Ca 2+ , Mg 2- dari garam garam karbonat/bikarbonat, garam garam sulfat, dan
garam garam klorid di dalam air yang dapat mengakibatkan korosif atau kerak.
Kesadahan dalam air disebabkan oleh kation bervalensi 2 seperti Ca, Mg, Fe, Mn

dan Sr sifatnya dapat tetap atau sementara tergantung pada anion pasangannya..
Macam- macam hardnessada dua yaitu :
1.

Temporary Hardness, apabila kation bervalensi 2 tersebut berikatan dengan

bikarbonat (HCO3), kesadahan ini dapat diturunkan apabila dipanaskan (bila


temperatur airnya naik, misal dalam pipa yang terkena sinar matahari baik
langsung maupun tidak langsung).
2.

Permanent Hardness, apabila kation yang bervalensi dua tersebut berikatan

dengan anion seperti klorida (Cl-), sulfat(SO42-), nitrat (NO3-), nitrit (NO2-),
phosphat (PO43-), kesadahan ini tidak akan berubah/turun karena pemanasan.

Terjadinya kesadahan dalam air alam disebabkan karena bereaksinya air hujan
yang mengandung CO2 dengan batuan/tanah yang mengandung kation-kation
penyebab kesadahan.
Ada lima tingkat kesadahan / hardness air, yaitu :
1.

jika < 15 ppm disebut very soft water

2.

jika antara 15 ppm dan 50 ppm disebut soft water

3.

jika antara 50 ppm dan 100 ppm disebut medium hard water

4.

jika antara 100 dan 200 disebut hard water

5.

jika > 200 ppm disebut very hard water.


Secara umum ada beberapa cara/ proses yang dapat dilakukan untuk

mengurangi tingkat kesadahan air/hardness antara lain :


1.

proses kapur

2.

proses kapur dan soda ash, yang dapat dilakukan pada suhu tinggi maupun

suhu rendah
3.

proses soda zeolit

4.

proses hydrogen zeolit

5.

proses ion exchanger/demineralizer

6.

proses magnesium carbonat

7.

proses phosphate

Tingkat kesadahan air harus dikurangi karena akan menyebabkan beberapa


kerugian antara lain :
1.

untuk kebutuhan mencuci maka air dengan tingkat kesadahan yang terlalu

tinggi akan menyebabkan kebutuhan penggunaan sabun menjadi meningkat


2.

akan menimbulkan kerak pada alat yang kita gunakan untuk memasak air

(ketel) dan dapat menghambat perpindahan panas


3.

menurunkan kadar vitamin yang ada pada air normal, sehingga air yang

dikonsumsi tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuahan vitamin.


Untuk proses produksi di PT. Semen Gresik (PERSERO), Tbk tingkat kesadahan
air yang berasal dari raw water (di atas 300 ppm) harus dikurangi agar apabila
digunakan pada proses (air pendingin) maka tidak akan menimbulkan kerak dan
juga untuk menghindari terbentuknya flok-flok pada pipa saluran air.
Cara yang digunakan oleh bagian pengolahan air PT. Semen Gresik (PERSERO),
Tbk ini untuk mengurangi tingkat kesadahan airnya sesuai dengan keinginan (di
bawah 90 ppm), yaitu dengan proses pelunakan :

Sumber air pada proses pengolahan ini adalah air dari Clear Wateratau air yang
berasal dari sumur air bawah tanah (ABT) dan ditampung dalam Bak
penampung Raw Water 2. Bak Raw Water dengan kapasitas 1500 m3 dan terbuat
dari beton ini di beri atap untuk mencegah timbulnya ganggang, sehingga air tetap
terjaga kejernihannya. Air dari raw water 2 dipompa menuju Clarifier untuk
dilakukan proses pelunakan dengan proses kapur. Raw Water masuk melalui
bagian bottom sedikit ke atasClarifier dan produknya keluar melalui over
flow bagian atas. Raw Watermemiliki kesadahan total sebesar 350 ppm dan setelah
melalui proses pelunakan kesadahannya 50 ppm.
Kesadahan dihilangkan dengan menggunakan bahan kimia yaitu :
1.

Ca(OH)2

Digunakan untuk menghilangkan kesadahan sementara yang berasal dari garam


karbonat dan bikarbonat. Larutan Ca(OH)2 di buat dengan cara mencampurkan
sejumlah berat tertentu bubuk kapur dengan air sehingga menghasilkan susu kapur.
Larutan susu kapur ini di injeksikan bersamaan saat Raw Water masuk ke
dalam Clarifiermelalui inlet.
2.

Na2CO3

Digunakan untuk menghilangkan kesadahan tetap yang berasal dari garam nonbikarbonat.
Kapur Ca(OH)2 berbentuk bubuk di tampung di dalam silo silindris. Pada silo ini
dilengkapi vibrator untuk mengantisipasi jika kapur tidak mau turun akibat
kelembaban udara sehingga kapur menempel pada dinding silo. Bubukan kapur
yang keluar melalui Rotary feeder di terima oleh screw conveyor dan dijatuhkan ke
tangki kapur. Bersamaan dengan masuknya bubuk kapur ke tangki kapur tersebut

dialirkan pula air secara tangensial maka kapur akan teraduk dan terlarut sehingga
menghasilkan larutan susu kapur.
Sludge yang keluar dari Clarifier pelunakan ditampung dalam Bak penampung
Sludge yang didalamnya terdapat kapur dan soda yang telah dipakai untuk proses
pelunakan sebelumnya. Bak ini untuk memisahkan sludge dan air berdasarkan
gaya gravitasi, air akan mengalir ke sistem drainase dan lumpur tetap tinggal di
dalam bak.
Untuk menetralkan air hasil pelunakan yang bersifat basa maka ditambahkan
HCl dari tangki HCl sehingga air akan mendekati pH normal (pH = 7).
Penggunaan HCl ini selain murah harganya jika dibandingkan dengan asam yang
lain,

keberadaan

ion

Cl- akan

memberikan

kegunaan

sebagai

desinfektan.
Air hasil penetralan diumpankan ke Sand Filter untuk memisahkan suspended
solid,

koloid,

lempung,

mikroba,

bakteri

dan

virus.

Di

dalamSand

Filter terdapat pasir dengan bermacam grade (pasir: 0,50 mm diameter, dengan
tinggi bed: 45 s/d 76 cm) dan gravel (krakal - krikil) dibawahnya.
Air kemudian dilewatkan pada Bak ground dengan kapasitas 198 m3. Air dari
bak ground kemudian dipompa menuju elevated tank untuk selanjutnya digunakan
sebagai air proses (air pendingin) dan didistribusikan ke Cooling Tower sebagai
Air Make Up. Cooling Toweradalah sistem pendingin yang dipergunakan untuk
mendinginkan air proses seperti pendingin mesin, Heat Exchanger, compresor dll..
Cara yang digunakan oleh bagian pengolahan air PT. Semen Gresik (PERSERO),
Tbk ini untuk mengurangi tingkat kesadahan airnya sesuai dengan keinginan (di
bawah 90 ppm), yaitu : Proses Kapur soda (lime soda softening)

Gambar 3 Proses pengolahan air proses


Proses ini merupakan cara yang termudah dan termurah. Fungsi dari kapur yang
digunakan adalah untuk mengendapkan kation-kation yang terikat dalam bentuk
karbonat, sulfat, klorida agar menjadi bentuk hidroksidanya dan mengendap.
Sedangkan fungsi dari soda ash (Na2CO3) adalah untuk mengikat endapan agar
turun di bagian bawah Clarifier water untuk memudahkan pemisahan antara air
yang jernih dengan endapan. Keefektifan proses ini ditentukan oleh banyaknya
jumlah kapur (CaO) dan soda ash yang digunakan. Oleh sebab itu pada awal proses
dilakukan jar tes yang dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya kapur soda
optimum yang digunakan untuk menurunkan kesadahan raw water.
Keuntungan dari proses kapur-soda ini adalah :
a. Hasil dari proses yang dilakukan memuaskan. Dalam arti dengan biaya yang
semurah mungkin akan menghasilkan penurunan tingkat kesadahan air yang
memuaskan. Dari harga kesadahan raw wateryang berada di atas 300 ppm maka
dengan proses kapur soda dengan komposisi yang tepat maka akan didapatkan
air dengan kesadahan di bawah 90 ppm. Dengan tingkat kesadahan di bawah 90

ppm maka air tersebut sudah dapat digunakan untuk proses produksi semen dan
untuk kebutuhan sanitasi.
b. Bahan

yang

digunakan

mudah

didapat.

Persediaan

CaO

sebagai

tambang dolomit yang banyak terdapat di alam. Hanya untuk mendapatkan


hasil yang memuaskan maka harus digunakan kapur dengan kualitas yang bagus
sehingga sebelum ada pembelian kapur maka kapur tersebut harus memenuhi
syarat-syarat khusus terlebih dahulu.
c. Kemampuan remove Ca dan Mg cukup baik. Dengan penambahan kapur maka
ion Ca2+ dan Mg2+ yang semula berada dalam keadaan sulfat, karbonat, maupun
kloridanya akan mudah diubah menjadi bentuk hidroksidanya sehingga mudah
untuk diendapakan dengan penambahan soda ash.
d. Sludge yang dihasilkan masih mempunyai nilai ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai