Unit pendukung proses atau lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit
penunjang
proses
produksi
yang
merupakan
bagian
penting
untuk
menunjang berlangsungnya proses yang terdapat pada suatu pabrik. Yang termasuk
utilitas dalam suatu pabrik antara lain air, steam, listrik, udara, inert gas,
refrigerasi, waste disposal. Pada unit utilitas sebagian besar bahan yang digunakan
adalah air, karena air sangat mudah ditemukan. Hampir dari bumi adalah air. Air
sangat
berkontak. Secara umum air uang baik memiliki ciri-ciri tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak berasa. Ada banyak jenis air yang dipakai dalam suatu pabrik.
Air itu adalah air pendingin, air sanitasi, air pengisi ketel, dan air proses. Air
pendingin
digunakan
untuk
mendinginkan
peralatan.
Faktor-faktor
yang
menyebabkan air dapat digunakan sebagai pendingin adalah karena air mudah
diatur, tidak terdekomposisi, tidak mudah menyusut dan masih banyak lagi. Yang
harus diperhatikan pada ai pendingin adalah hardness, besi, silika, dan minyak. Air
sanitasi dalam suatu pabrik digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, dan
lainnya. Air sanitasi harus memenuhi kwalitas yang terdiri dari physik (suhu,
warna, rasa, bau, kekeruhan, pH), kimia (zat terlarut dan zat yang agresif),
Bakteriogas (angka kuman dan bakteri Coli). Air pengisi ketel yang harus
diperhatikan adalah zat-zat yang menyebabkan korosi, zat yang menyebabkan
foaming, zat yang menyebabkan scale forming. Air proses adalah air yang masuk
ke dalam proses. Air proses tergantung dari jenis proses yang digunakan. Secara
umum yang harus diperhatikan adalah : keasaman, alkalinitas, ammonia,
calcium, magnesium,
CO2,
conductivity,
timbal,
O2,
pH,
Chlorida,
kekeruhan,
warna,
phosphat, residu tersaring, terlarut, BOD,COD, silica, natrium, sulfat, sulfit, tanin,
dan sebagainya. Air yang diambil dari alam tidak dapat langsung pakai. Oleh
karena itu air tersebut harus diproses agar dapat digunakan dalam produksi. Air
yang digunakan harus diproses terdahulu
diperlukan
ISI
II. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
A. Air Pendingin
Sumber air diambil dari air permukaan yaitu dari air sungai yang mengalir dekat
pabrik sebagai raw water. Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah
karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi.
d. Tidak terdekomposisi.
Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada jaket pendingin reaktor,
kondensor,
dan
cooler.
Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
penggunaan
air
pendingin
melibatkan
penggunaan cooling
tower
yaitu untuk mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan sebagai
media
pendingin. Pengolahan air sungai Air yang berasal dari sungai pada
Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen.
Jumlah air untuk konsumsi dan sanitasi
Jumlah yang dibutuhkan adalah sebesar 912,08 kg/jam atau laju alir sebesar
0,83m3/jam.
Pengolahan air untuk konsumsi dan sanitasi. Pengolahan air untuk kebutuhan
konsumsi dan sanitasi merupakan unit yang terangkai dengan unit air proses.
Proses pengolahan yang dilakukan yaitu proses pengendapan,
penyaringan
dan
klorinasi.
Pengendapan
dilakukan
aerasi,
untuk menghilangkan
pada
bak
pengendapan
dilengkapi
dengan
penyekat
yang
berfungsi untuk memisahkan padatan yang telah jatuh sehingga tidak terikut oleh
aliran air.
a.2. Aerasi,
merupakan
proses
penghembusan
air
dengan
udara. Proses
aerasi dilakukan dalam suatu unit yang disebut aerator. Untuk menaikkan pH air
ditambahkan NaOH sehingga air pada keadaaan netral. Pada waktu penyedotan
air dari bak pengendap ke aerator, dilakukan penginjeksian :
1..a. Alum, yang berfungsi sebagai flokulan.
1..b. Kalsium hipoklorit yang berfungsi sebagai disinfektan.
merupakan
unit
penukar
ion
untuk menghilangkan
mineral terlarut dalam air yang berupa ion positif (kation) atau ion negatif (anion).
Untuk menyerap ion-ion positif dan negatif digunakan resin penukar ion yang
berupa campuran resin Amberlite dan IRA. Dimana resin Amberlite digunakan
untuk
negatif.
meyerap
ion-ion
Kemudian
air
positif,
sedangkan
IRA
tersebut
ditampung
dalam
untuk menyerap
ion
tangki penampungan.
7. Efisiensi motor : 88 %
8. Bahan konstruksi
: Commertial
Steel
4. Power pompa : 11,4 HP
9. Pipa nominal : 10 in
5. Power motor : 16 HP
A.
Penyediaan Air
Untuk memenuhi kebutuhan air di PT. Semen Gresik Tuban digunakan sumber air
dari waduk Temandang sumur artesis dan Bozem yang di tampung di dalam raw
water.
Air dari waduk Temandang dan dari sumur di pompa dan ditampung dalam raw
water sebelum digunakan sebagai air sanitasi dan air proses.
Air Sanitasi
mengalirkan air tersebut dipergunakan 3 (tiga) Pompa Centrifugal, letak pompa ini
berada dibawah permukaan bak penampung. Selanjutnya air dialirkan ke bak
pengendapan awal(primary settling).
2.
Sedimentasi awal
Air dari bak penampung yang dialirkan ke bak pengendapan (primary
dari
bak
pengendapan
awal
(primary
settling)
dipompa
keClarifier lewat tangki aerasi, diberi larutan alum dan udara yang berfungsi
sebagai pengaduk. Sisa kotoran yang terlarut dalam air dipisahkan dengan flokulasi
menggunakan alum dan soda ash, dimana proses koagulasi dilakukan di tangki
aerasi tersebut. Pada proses ini ditambahkan Poli Aluminium Cloride (PAC,
pengganti tawas), SC-500 dan Kaporit. PAC sebagai bahan koagulan,akan
menggumpalkan koloid-koloid pengotor air. Gumpalan koloid itu kemudian
diperbesar dengan flokulan SC-500 sehingga mudah mengendap.
4.
Air dari proses flokulasi dan koagulasi masih mengandung mikroba-mikroba yang
berbahaya, maka untuk membunuh kuman-kuman tersebut diberi kaporit (kalsium
hypoclorit) yang mengandung unsur Cl sebagai desinfektan. Efek oksidasi dari
klorin akan menghancurkan enzim yang dibutuhkan oleh kuman-kuman tersebut
dan mampu membunuh mikroorganisme dalam air.
Kebutuhan Alum (dalam tawas) sekitar 80 ppm - 100 ppm, tapi jika
menggunakan PAC cukup dengan 30 ppm - 35 ppm dan apabila ditambahkan SC500 sebagai flokulan menghasilkan air yang bersih. Volume yang sempit pada
tangki aerasi dan hembusan udara, menjadikan air mengalir ke Clarifier dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi aliran turbulen, dan tidak terjadi pembentukan
flok dalam perpipaan. Air kemudian dialirkan ke bagian tengah (ruang flokulasi)
Perbedaan diameter pipa inlet dengan ruang flokulasi yang sangat besar,
menyebabkan rate aliran berubah dari turbulent menjadi laminer dan dengan
pengadukan lambat ( 7 rpm), akan terbentuk inti flok Al(OH)3. Dari ruang
flokulasi air dialirkan ke ruang sedimentasi (diametetr 13,5 m) dimana pada ruang
ini inti flok membentuk flok yang lebih besar dan turun mengendap ke dasar
Clarifier. Inti flok dari ruang flokulasi, sebelum masuk ke ruang sedimentasi akan
melewati lapisan endapan, sehingga sistem ini juga disebut Sludge Blanket
Clarifier. Lapisan endapan (sludge) berfungsi juga sebagai filter untuk flok.
Endapan di dasar Clarifier dikumpulkan ke bagian pengeluaran sludge dengan
menggunakan scraper. Scrapper yang di pasang tersebut digerakkan oleh motor
Filtrasi
Filtrat (air baku) dari Clarifier dialirkan secara gravitasi ke sand filter sebanyak 7
buah sedangkan yang bekerja efektif 4 buah dengan masing-masing debit
maksimum 50 m3/jam sementara 3 buah yang lainnya dilakukan pencucian
(backwashing). Air dari Clarifierdialirkan ke bagian inlet filter diatas media pasir.
Secara gravitasi air akan melewati pasir, sehingga flok yang masih terbawa akan
terperangkap (tersaring) diantara media pasir. Selama sand filtermasih dalam
keadaan baik, tinggi air diatas lapisan pasir tidak melebihi tinggi air yang sudah
ditentukan. Air tersaring dialirkan dan ditampung pada Clear Water Tank. Pada saat
kotoran telah mengisi sebagian besar rongga dari bed pasir, menyebabkan turunnya
efisiensi laju air melalui bed. Untuk pencucian, dipergunakan air bersih dariClear
Water Tank. Air dari bagian dasar, dialirkan ke arah atas (up-flow) dengan laju
aliran diatur agar lapisan pasir tidak terlalu terangkat sehingga melewati pipa
pembuangan. Proses pencucian dihentikan setelah keadaan air cucian nampak
sudah bersih atau pressure dropkembali seperti semula. Setelah pencucian selesai
kondisi semua valve dikembalikan seperti semula untuk proses penyaringan. Air
produk dari Clarifier sementara ditampung dalam Bak penampung.
Untuk
alternatif
menggantikan sand
filter,
digunakan filter
amiaddengan
dicapai
terlebih
dulu.
Dalam
perawatan
diperlukan
ke Elevated
Tank dan
selanjutnya
didistribusikan
sebagai Raw
Water proses Pelunakan dan sebagai persediaan Air Clear ke perkantoran dan unitunit lain yang memerlukan air bersih. Elevated ini memiliki ketinggian 27 meter
diatas permukaan tanah dan memiliki kapasitas total 500 m3, yang terdiri dari
400m3 adalah Air Clear (Sanitasi) dan yang 100 m3 adalah Air Proses (Air
Pendingin).
Mempunyai pH netral
Syarat yang dirasa paling penting terkait dengan penyediaan air untuk industri
adalah kesadahan (hardness). Kesadahan (hardness) adalah kandungan ion
Ca 2+ , Mg 2- dari garam garam karbonat/bikarbonat, garam garam sulfat, dan
garam garam klorid di dalam air yang dapat mengakibatkan korosif atau kerak.
Kesadahan dalam air disebabkan oleh kation bervalensi 2 seperti Ca, Mg, Fe, Mn
dan Sr sifatnya dapat tetap atau sementara tergantung pada anion pasangannya..
Macam- macam hardnessada dua yaitu :
1.
dengan anion seperti klorida (Cl-), sulfat(SO42-), nitrat (NO3-), nitrit (NO2-),
phosphat (PO43-), kesadahan ini tidak akan berubah/turun karena pemanasan.
Terjadinya kesadahan dalam air alam disebabkan karena bereaksinya air hujan
yang mengandung CO2 dengan batuan/tanah yang mengandung kation-kation
penyebab kesadahan.
Ada lima tingkat kesadahan / hardness air, yaitu :
1.
2.
3.
jika antara 50 ppm dan 100 ppm disebut medium hard water
4.
5.
proses kapur
2.
proses kapur dan soda ash, yang dapat dilakukan pada suhu tinggi maupun
suhu rendah
3.
4.
5.
6.
7.
proses phosphate
untuk kebutuhan mencuci maka air dengan tingkat kesadahan yang terlalu
akan menimbulkan kerak pada alat yang kita gunakan untuk memasak air
menurunkan kadar vitamin yang ada pada air normal, sehingga air yang
Sumber air pada proses pengolahan ini adalah air dari Clear Wateratau air yang
berasal dari sumur air bawah tanah (ABT) dan ditampung dalam Bak
penampung Raw Water 2. Bak Raw Water dengan kapasitas 1500 m3 dan terbuat
dari beton ini di beri atap untuk mencegah timbulnya ganggang, sehingga air tetap
terjaga kejernihannya. Air dari raw water 2 dipompa menuju Clarifier untuk
dilakukan proses pelunakan dengan proses kapur. Raw Water masuk melalui
bagian bottom sedikit ke atasClarifier dan produknya keluar melalui over
flow bagian atas. Raw Watermemiliki kesadahan total sebesar 350 ppm dan setelah
melalui proses pelunakan kesadahannya 50 ppm.
Kesadahan dihilangkan dengan menggunakan bahan kimia yaitu :
1.
Ca(OH)2
Na2CO3
Digunakan untuk menghilangkan kesadahan tetap yang berasal dari garam nonbikarbonat.
Kapur Ca(OH)2 berbentuk bubuk di tampung di dalam silo silindris. Pada silo ini
dilengkapi vibrator untuk mengantisipasi jika kapur tidak mau turun akibat
kelembaban udara sehingga kapur menempel pada dinding silo. Bubukan kapur
yang keluar melalui Rotary feeder di terima oleh screw conveyor dan dijatuhkan ke
tangki kapur. Bersamaan dengan masuknya bubuk kapur ke tangki kapur tersebut
dialirkan pula air secara tangensial maka kapur akan teraduk dan terlarut sehingga
menghasilkan larutan susu kapur.
Sludge yang keluar dari Clarifier pelunakan ditampung dalam Bak penampung
Sludge yang didalamnya terdapat kapur dan soda yang telah dipakai untuk proses
pelunakan sebelumnya. Bak ini untuk memisahkan sludge dan air berdasarkan
gaya gravitasi, air akan mengalir ke sistem drainase dan lumpur tetap tinggal di
dalam bak.
Untuk menetralkan air hasil pelunakan yang bersifat basa maka ditambahkan
HCl dari tangki HCl sehingga air akan mendekati pH normal (pH = 7).
Penggunaan HCl ini selain murah harganya jika dibandingkan dengan asam yang
lain,
keberadaan
ion
Cl- akan
memberikan
kegunaan
sebagai
desinfektan.
Air hasil penetralan diumpankan ke Sand Filter untuk memisahkan suspended
solid,
koloid,
lempung,
mikroba,
bakteri
dan
virus.
Di
dalamSand
Filter terdapat pasir dengan bermacam grade (pasir: 0,50 mm diameter, dengan
tinggi bed: 45 s/d 76 cm) dan gravel (krakal - krikil) dibawahnya.
Air kemudian dilewatkan pada Bak ground dengan kapasitas 198 m3. Air dari
bak ground kemudian dipompa menuju elevated tank untuk selanjutnya digunakan
sebagai air proses (air pendingin) dan didistribusikan ke Cooling Tower sebagai
Air Make Up. Cooling Toweradalah sistem pendingin yang dipergunakan untuk
mendinginkan air proses seperti pendingin mesin, Heat Exchanger, compresor dll..
Cara yang digunakan oleh bagian pengolahan air PT. Semen Gresik (PERSERO),
Tbk ini untuk mengurangi tingkat kesadahan airnya sesuai dengan keinginan (di
bawah 90 ppm), yaitu : Proses Kapur soda (lime soda softening)
ppm maka air tersebut sudah dapat digunakan untuk proses produksi semen dan
untuk kebutuhan sanitasi.
b. Bahan
yang
digunakan
mudah
didapat.
Persediaan
CaO
sebagai