Anda di halaman 1dari 11

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012

BAB I
PENDAHULUAN
Amputasi merupakan pembedahan yang menghilangkan sebagian atau
seluruh anggota tubuh bagian ekstremitas. Seringkali masyarakat merasa takut dan
tidak mau untuk diamputasi karena masyarakat atau klien menggangap hal
tersebut sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Padahal dalam
konteks pembedahan, amputasi bertujuan untuk menyelamatkan hidup.
Secara umum, amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir,
dimana sedapat mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan
ekstremitas. Namun pada beberapa kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan
lunak yang sudah menginfiltrasi semua struktur lokal di ekstremitas, amputasi
merupakan pilihan. Sebagai ukuran medis, amputasi digunakan untuk memeriksa
rasa sakit atau proses penyebaran penyakit dalam kelenjar yang terpengaruh,
misalnya pada malignancy atau gangrene. Dalam beberapa kasus amputasi
dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut menyebar lebih jauh dalam tubuh. Jadi, amputasi
dilakukan sebagai pilihan terakhir jika segala pengobatan yang telah dilakukan
tidak berhasil.

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 1

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Amputasi


Amputasi berasal dari kata amputare yang kurang lebih diartikan
pancung. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian
tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas, atau dengan kata lain suatu
tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh. Tindakan ini
merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala
masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat
diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ
dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak
organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa
sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem
muskuloskeletal dan sistem cardiovaskuler.

2.2 Etiologi Amputasi


1.

Iskemia
Iskemia karena penyakit, bisanya pada oang tua, seperti pasien dengan
arteriosklerosis, diabetes mellitus.

2.

Trauma
Bisa diakibatkan karena kecelakaan kendaraan bermotor, thermal injury
seperti (terbakar) , infeksi, gangguan metabolism seperti pagets deases dan
kelainan kongenital.

3.

Gas ganggren
Keadaan nyeri akut dan dimana otot dan jaringan subkutan menjadi terisi
dengan gas dan eksudat serosangiunosa; disebabkan infeksi luka oleh
bakteri anaerob, yang diantaranya adalah berbagai spesies clostridium.

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 2

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


4.

Osteomielitis
Peradangan pada tulang dan biasa juga terjadi assending infection.

5.

Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.

6.

Keganasan
Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.

2.3 Indikasi Amputasi


Tindakan amputasi dilakukan apabila secara maksimal terapi yang
diberikan dinyatakan gagal. Adapun indikasi amputasi adalah 3 D :
a. Dead limb (anggota tubuh yang mati): kelainan vaskuler, trauma, luka
bakar atau "frost bite"
b. Dangerous limb (anggota tubuh yang membahayakan) : tumor ganas,
infeksi yang mengarah ke sepsis atau "crush injury".
c. Damn Nuisance (anggota tubuh yang mengganggu) : kelainan kongenital,
nyeri yang hebat, gangguan fungsi yang berat atau infeksi kronis yang
berulang.
2.4 Kontraindikasi Amputasi
Kontraindikasi Amputasi antara lain :
1.

Keadaan umum yang jelek

2.

Adanya penyakit dasar yang masih aktif, misalnya : Diabetes


melitus yang tidak terkontrol

3.

Adanya infeksi yang masih aktif

2.5 Batas Amputasi


Batas amputasi ditentukan oleh luas dan jenis penyakit. Batas amputasi pada cidera
ditentukan oleh peredaran darah yang adekuat. Batas amputasi pada tumor maligna
ditentukan oleh daerah bebas tumor dan bebas risiko kekambuhan lokal, sedangkan pada
penyakit pembuluh darah ditentukan oleh vaskularisasi sisa ekstremitas dan daya sembuh
luka puntung. Umumnya dapat dikatakan bahwa amputasi akan dilakukan sedistal mungkin.
DR. NORI SATRIA WIJAYA
Page 3

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


A. Ekstremitas atas
Pada ekstremitas atas tidak dipakai batas amputasi tertentu, dianjurkan batas sedistal
mungkin
B. Ekstremitas bawah
Batas amputasi ekstremitas bawah yang lazim dipakai, yang disebut batas amputasi
klasik.

Batas amputasi klasik ekstremitas bawah


1.

Eksartikulasi jari kaki

2.

Transmetatarsal

3.

Artikulasi pergelangan kaki (amputasi syme)

4.

Tungkai bawah (batas amputasi ideal)

5.

Tungkai bawah (batas amputasi minimal)

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 4

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


6.

Eksartikulasi lutut

7.

Tungkai atas (jarak minimal dari sela lutut)

8.

Tungkai atas (batas amputasi yang lazim dipakai)

9.

Tungkai atas (batas amputasi minimal0

10.

Eksartikulasi tungkai

11.

Hemipelvektomi
2.6 Penilain Batas Amputasi
a. Jari dan kaki
Pada amputasi jari tangan dan kaki penting untuk mempertahankan falanx
dasar. Amputasi transmetatarsal memberi puntung yang baik. Amputasi di
sendi tarso-metatarsus lisfranc mengakibatkan pes ekuinus dengan
pembebanan berlebih pada kulit ujung puntung yang sukar ditanggulangi.
b. Proksimal sendi pergelangan kaki
Amputasi transmaleolar baik sekali bila kulit tumit utuh dan sehat
sehingga dapat menutup ujung puntung.
c. Tungkai bawah
Panjang puntung tungkai bawah paling baik antara 12 dan 18 cm dari sendi
lutut, bergantung pada keadaan setempat, usia penderita, dan tinggi badan.
Bila jarak dari sendi lutut kurang dari 5 cm, protesis mustahil dapat
dikendalikan.
d. Eksartikulasi lutut
Eksartikulasi lutut menghasilkan puntung yang baik sekali. Amputasi ini
dapat dilakukan pada penderita geriatrik.
e. Tungkai atas
Puntung tungkai atas sebaiknya tidak kurang dari 10 cm dibawah sendi
panggul, karena bisa menyebabkan kontraktur fleksi-abduksi-eksorotasi.
Puntung juga tidak boleh kurang dari 10 cm diatas sendi lutut karena ujung
puntung sepanjang ini sukar dibebani. Eksartikulasi dapat menahan
pembebanan.
DR. NORI SATRIA WIJAYA
Page 5

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


f. Sendi panggul dan hemipelvektomi
Eksartikulasi sendi panggul kadang dilakukan pada tumor ganas. Protesis
akan lebih sukar dipasang.
g. Tangan
Amputasi parsial jari atau tangan harus sehemat mungkin. setiap jari
dengan sensitibilitas kulit dan lingkup gerak utuh berguna sekali sebab
dapat digunakan untuk fungsi menggenggam atau fungi oposisi ibu jari.
h. Pergelangan tangan
Dipertahankan fungsi pronasi dan supinasinya
i. Lengan bawah
Batas amputasi di pertengahan lengan bawah paling baik untuk memasang
protesis. Puntung harus sekurang-kurangnya distal insersi M. Biseps dan
M. Brakhialis untuk fleksi siku.
j. Siku dan lengan atas
Eksartikulasi siku mempunyai keuntungan karena protesis dapat dipasang
tanpa fiksasi sekitar bahu. Pada amputasi di diafisis humerus, protesis
harus dipertahankan dengan ikatan dan fiksasi pada bahu. Eksartikulasi
bahu dan amputasi intertorakoskapular , yang merupakan amputasi
termausk gelang bahu, ditangani dengan protesis yang biasanya hanya
merupakan protesis kosmetik.
2.7 Pembedahan
Pembedahan dilakukan dalam daerah bebas darah dengan menggunakan turniket,
kecuali apabila dilakukan atas indikasi obstruksi pembuluh nadi. Pembedahan dilakukan
secara terbuka atau tertutup.
A. Amputasi terbuka
Amputasi terbuka dikerjakan pada luka kotor seperti luka perang atau infeksi berat,
antara lain gas gangren. Pada cara ini sayatan kulit dibuat secara sirkuler, sedangkan
otot dipotong sedikit proksimal dari sayatan kulit dan tulang dipotong sedikit proksimal
dari otot. Luka dibiarkan terbuka sampai infeksi teratasi, kemudian baru dikerjakan
reamputasi.
B. Amputasi Tertutup
DR. NORI SATRIA WIJAYA
Page 6

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


Pada amputasi tertutup dibuat flap kulit yang direncanakan luas dan bentuknya secara
teliti untuk memperoleh kulit penutup ujung puntung yang baik dengan lokasi bekas
pembedahan diluar tempat pembedahan prostesis dan sesuai dengan jenis prostesis
yang akan dipasang. Otot, pembuluh darah, dan syaraf dipotong pada batas tersendiri.
Biasanya otot difiksasi pada ujung tulang dengan teknik miodesis atau dijahit disekitar
ujung tulang secara mioplastik. Dengan demikian, otot mendapat insersi kembali dan
dapat berkontraksi sehingga tidak menjadi hipotrofi. Bila fungsi otot baik, peredaran
darah dipuntung juga membaik. Saraf akan dipotong cukup tinggi agar ujungnya
menarik diri kedalam jaringan supaya neuroma yang terbentuk pada ujungnya terletak
cukup terlindung dari tekanan sehingga tidak menggangu.

2.8 Prostesis
Prostesis sementara kadang diberikan pada hari pertama pasca bedah sehingga
latihan segera dapat dimulai. Kadang prostesis darurat baru diberikan setelah satu minggu
luka menyembuh tanpa penyulit. khususnya setelah amputasi karena penyakit pembuluh
darah, prostesis sementara baru dipasang setelah empat minggu. Keuntungan pemakaian
prostesis sementara adalah penderita dibiasakan menggunakan prostesis secara dini.
Prortesis dimaksud untuk mengganti bagian ekstremitas yang hilang. Ini berarti
defek sistem muskuluskoletal harus diatasi, termasuk defek faali. Tujuan ini sebagian besar
dapat tercapai pada ekstremitas bawah. Untuk faal tangan yang sangat bergantung pada
umpan balik sensibilitas kulit maupun persendian jari, tujuan ini sukar dicapai. Dengan
prostesis tangan, bahkan dengan tangan mioelektrik canggih yang bekerja atas signal
mioelektrik dari otot biseps dan triseps tidak dapat diperoleh hasil yang meyakinkan karena

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 7

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


penderita umumnya akan menggunakan tangan yang masih ada dan dengan puntung
sebagai pembantu.
Pemasangan prostesis diadakan dengan kontak total, sebagai prostesis terbuka, atau
dengan ruang tekanan rendah.

Prostesis dengan mioelektrik yang terdiri dari bagian dalam dan luar
A. Motor untuk membuka dan menutup jari didalam tangan
B. Bagian dalam prostesis merupakan tempat elektrode
C. Tangan kosmetik yang dapat dipasang

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 8

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


Cara memasang prostesis
A. Prostesis kontak lokal
B. Prostesis terbuka
C. Prostesis ruang tekanan rendah dipasang dengan pompa isap (paling sering
digunakan)
2.9 Masalah Puntung
Puntung memerlukan perawatan khusus karena pembebanan tinggi dan kulit sukar
menyesuaikan diri untuk faal

baru. Kulit

dirawat dengan mandi setiap hari dan

menggunakan kaus kaki yang harus diganti setiap hari.


Biasanya kulit puntung menunjukkan pigmentasi dan udem. Pada udem lama sering
terdapat hiperplasia varikosa dengan hiperkeratosis. Kadang prostesis isap harus diganti
dengan prostesis kontak total untuk mengatasi kelainan ini. Dermatitis karena alergi juga
sering terjadi, sedangkan pada tempat tekanan sering kali ditemukan kista, berupa kista
epidermoid atau ateroma. Folikulitis dan furunkulosis sering ditemukan, umumnya karena
kebersihan kulit diabaikan.
Nyeri puntung mungkin berasal dari neuroma ujung saraf yang terletak terlalu dekat
permukaan. Neuroma dapat ditentukan dengan palpasi karena menimbulkan nyeri tekan
lokal yang khas. Terapinya adalah pembedahan untuk memindahkan neuroma ketempat
yang lebih dalam dan lebih terlindung dari tekanan.
Masalah nyeri fantom kadang sukar diatasi. Setelah amputasi, selalu terdapat perasaan
bagian ekstremitas yang hilang masih ada, dan setiap penderita akan mengalaminya.
Sebagian penderita merasa terganggu, sedangkan sebagian lagi merasakan sebagai nyeri.
Pada keluhan nyeri perlu dilakukan pemeriksaan teliti terhadap sumber nyeri yang
mungkin berupa prostesis yang tidak cocok sehingga mengakibatkan rangsangan. Penyebab
nyeri puntung lain, seperti neuroma, bursitis, rangsangan periost, osteomielitis, atau nyeri alih
dari proksimal harus disingkirkan.

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 9

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


BAB III
PENUTUP

Amputasi adalah merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi


pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak
mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala
kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau
merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Amputasi merupakan pilihan pembedahan yang terakhir, dimana sedapat
mungkin dilakukan prosedur bedah yang mempertahankan ekstremitas. Namun
pada beberapa kondisi, antara lain pada sarkoma jaringan lunak yang sudah
menginfiltrasi semua struktur lokal di ekstremitas, amputasi merupakan pilihan.

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 10

INDIKASI AMPUTASI PADA EKSTREMITAS 2012


DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.


Jakarta.: Buku Kedokteran EGC.
2. Suratun.dkk.2008.Gangguan sistem muskuloskeletal. Jakarta: EGC
3. Brunner & suddart.2001. Kep.Medikal Bedah. Jakarta:EGC
4. Guyton hall.2002.Fisiologi kedokteran.Jakarta : EGC

DR. NORI SATRIA WIJAYA


Page 11

Anda mungkin juga menyukai