TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Autis
a. Pengertian
Autis
atau
dikenal
dengan
sindroma
Keanner
adalah
gangguan
perkembangan
normal,
khususnya
dalam
Hardiansyah
dan
Tambunan
(2004),
autis
dapat
10
2) Autis sedang
Autis sedang masih menunjukkan sedikit kontak mata, namun
tidak memberikan respon ketika namanya dipanggil. Tindakan
agresif atau hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh, dan
gangguan motorik yang stereotif cenderung agak sulit untuk
dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.
3) Autis berat
Autis berat menunjukkan tindakan- tindakan yang sangat tidak
terkendali. Biasanya anak autis berat memukulkan kepalanya
sendiri ke tembok tanpa henti dan dilakukan secara berulangulang. Ketika orang tua berusaha mencegah, anak tidak berespon
dan tetap melakukannya, bahkan dalam kondisi berada di
pelukan orang tuanya, anak autis masih tetap memukulkan
kepalanya. Anak baru berhenti setelah merasa kelelahan
kemudian langsung tertidur. Kondisi lainnya yaitu anak terus
berlarian di dalam rumah sambil menabrakkan tubuhnya ke
dinding tanpa henti hingga larut malam, kondisi ini di luar
kontrolnya.
c. Etiologi
Sampai saat ini autis masih belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Namun, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya autis yaitu faktor genetik dan lingkungan. Dari faktor
genetik telah ditemukan gen autis yang diturunkan oleh orang tua,
sedangkan faktor lingkungan yaitu terkontaminasinya lingkungan
oleh zat-zat beracun, pangan, gizi, dan akibat raksenasi (Winarno,
2013).
Para pakar menjelaskan bahwa kerusakaan di otak yang mengatur
input rangsangan dapat memicu terjadinya gangguan terutama
dalam kemampuan berbahasa. Pada kondisi autoimmune biasanya
11
12
yaitu
terdiri
dari
elektron
yang tidak
tubuh
adalah
pemimpin
pertahanan
tubuh
untuk
13
menyebabkan
kelainan
sistem
pencernaan.
Sistem
14
dapat
menimbulkan
kehilangan
memori
dan
kebingungan.
e. Tanda Autis
Menurut Winarno (2013), tanda-tanda utama autis yang tampak
menonjol dan jelas yaitu ketika anak berusia di bawah 3 tahun atau
toddler, tanda-tanda tersebut yaitu:
1) Tidak pernah menunjuk dengan jari (pointing) pada usia 1 tahun.
2) Tidak pernah mengoceh (babbling) pada usia sekitar 1,5 tahun;
artinya anak tidak mengucapkan satu kata pun.
15
perhatian
yang
intens
dan
abnormal
untuk
sulit
ditangani,
pasif,
mudah
marah,
16
mengatur
interaksi
sosial.
Anak
autis
gagal
17
diagnosis
tidak
hanya
menunjukkan
lambatnya
18
19
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi anak autis adalah dalam
bidang komunikasi dan interaksi. Anak-anak dalam kategori ini
membutuhkan pertolongan dalam keterampilan berkomunikasi
dua arah. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan
fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya
dan mengajari cara-caranya.
6) Terapi Bermain
Meskipun
terdengarnya
aneh,
anak
autis
membutuhkan
negatif
tersebut
dan
mencari
solusinya
dengan
dianggap
sebagai
terapi
perkembangan.
Terapi
20
21
22
Makanan pengganti
Makanan segar, sayur (buncis, kacang
polong, kacang panjang, kol, seledri,
wortel, labu, asparagus, bit).
Jus dari buah atau sayuran segar, the
rempah, bubuk carob (pengganti
cokelat).
Tepung beras, tepung tapioka, tepung
kanji, kentang, beras ketan, singkong,
ubi, beras merah.
Susu kedelai, susu dari kacang almond,
susu dari beras. Es krim dari jus buah
segar buatan sendiri.
Madu murni, sirup maple, sirup dari
beras, sebaiknya digunakan
dalam jumlah sangat terbatas.
Ikan segar, telur, dan ayam kampung.
23
(mencari)
dan
tipe
behavior
defensiveness
dari
nutriture
dalam
bentuk
variabel
tertentu
24
25
26
sesuai
usianya,
tonus
otot
lemah,
dan
27
b) Jenis kelamin
Menurut Curtin, et al. (2010), prevalensi kelebihan berat
badan didominasi oleh anak autis laki-laki yaitu sebesar
79%. Hal ini terjadi karena asupan zat gizi pada anak lakilaki, seperti energi dan lemak lebih banyak daripada anak
perempuan. Selain itu, anak perempuan mempunyai
aktivitas atau turut serta dalam kegiatan organisasi di
sekolah lebih banyak daripada anak perempuan (Jouret, et
al., 2010).
2) Pola konsumsi dan aktivitas fisik
Pola konsumsi dan aktivitas fisik merupakan salah satu faktor
yang memberikan kontribusi terhadap kelebihan berat badan
pada anak autis. Menurut Wahyu (2009), makanan yang harus
dihindari untuk mencegah kelebihan berat badan pada anak
autis yaitu makanan yang mengandung kadar kalori yang tinggi
dan rendah serat. Menurut Brown (2005), rendahnya aktivitas
fisik juga akan meningkatkan kelebihan berat badan pada anak
autis.
3) Konsumsi makanan
a) Konsumsi energi
Menurut Read (2002), manusia membutuhkan energi untuk
mempertahankan kehidupannya, menunjang pertumbuhan,
dan melakukan aktivitas fisik. Sumber energi dapat berasal
dari karbohidrat, protein, dan lemak. Menurut Almatsier
(2004), kelebihan energi dapat terjadi saat konsumsi
sumber energi melebihi energi yang dikeluarkan oleh
tubuh. Hal ini akan mengakibatkan kelebihan berat badan
pada anak autis.
Menurut AKG (2004), terdapat perbedaan kebutuhan energi
dalam sehari berdasarkan kelompok umur yang dibagi
menjadi 5 yaitu, 1-3 tahun, 4-6 tahun, 7-9 tahun, 10-12
28
29
30
sumber
lemak.
Setiap
gram
karbohidrat
31
makanan
yang
mengandung
protein
dan
terdiri
dari
karbohidrat
sederhana,
seperti
32
gizi.
Antopometri
digunakan
untuk
melihat
33
34
Kelebihan
metode
ini
adalah
mudah
interaksi
beberapa
faktor
fisik,
biologis,
dan
35
Batas Ambang
<18.5
18.5 22.9
23
23 24.9
25 29.9
30
BB (kg)
TB (m)
36
Obesitas pada anak ditandai dengan nilai IMT di atas persentil ke85 dan ke-95 pada kurva pertumbuhan, sesuai jenis kelamin dan
umurnya atau nilai IMT terhadap umur (IMT/U) lebih besar dari 1
SD dalam kurva pertumbuhan Z-Score. Menurut Rahayu (2000),
IMT/U lebih baik dibandingkan dengan BB/TB dalam mengukur
status gizi anak usia 6-19 tahun. Pengukuran IMT dapat dilakukan
pada anak dalam rentang usia 0-20 tahun. Pada anak-anak yang
berusia > 5 tahun dapat menggunakan IMT/U menurut WHO tahun
2007.
Tabel 2.3.
Kategori dan Ambang Batas (Z-Score) Status Gizi Anak
Berdasarkan IMT/U
Kategori
Kegemukan
Kelebihan berat badan
Normal
Kurus
Sangat kurus
Z-Score
> +2 SD
> +1 sampai 2 SD
-2 SD sampai 1 SD
-3 SD sampai < -2 SD
< -3 SD
tinggi
badan
merupakan
antropometri
yang
37
belum
memperoleh
referensi
tentang
pengukuran
A
U
T
I
S
Kategori IMT:
Underweight (<18.5)
Normal (18,5-22.9)
Overweight (23)
38
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
status gizi anak autis di SLB Negeri Semarang.