LAPORAN PENDAHULUAN
LANSIA DAN MOBILITAS FISIK
Disusun Oleh :
Ayip Syarifudin Nur, S.Kep
Gaya hidup
Mobilitas seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-nilai
Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Secara umum ketidakmampuan
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Ketidakmampuan primer yaitu disebabkan oleh penyakit atau trauma
(misalnya : paralisis akibat gangguan atau cedera pada medula
spinalis).
b. Ketidakmampuan
sekunder
yaitu
terjadi
akibat
dampak
dari
Tingkat energi
Energi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi. Dalam hal
ini cadangan energi yang dimiliki masing-masing individu bervariasi.
4.
Usia
Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan
mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktifitas
dan mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan (Mubarak, 2008).
D. Klasifikasi
Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam keadaan
imobilitas antara lain :
1.
2.
3.
4.
gerak yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan (Carpenito, 2000).
E. Patofisiologi
F. Teori-teori penuaan
Di bawah ini ada beberapa teori penuaan yang terkait dengan kondisi
pasien.
1. Teori Biologis
a. Teori seluler. Teori ini menyatakan bahwa kemampuan sel yang
hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan
sel-sel tubuh diprogram untuk membelah sekitar 50 kali. Bila
sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di
laboratorium, lalu diobservasi jumlah sel yang akan membelah
akan terlihat sedikit (Spence & Mason (1992), dalam Watson,
2003). Pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan, justru kemampuan sel akan
menurun sesuai dengan bertambahnya usia (Boedhi Darmojo &
Nugroho, 2000; Watson, 2003). Sedangkan pada sistem saraf,
sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan organ
dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang
karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut berisiko
mengalami penuaan dan memiliki kemampuan yang rendah untuk
tumbuh dan memperbaiki diri dan sel dalam tubuh seseorang
ternyata cenderung mengalami kerusakan dan akhirnya sel akan
mati karena sel tidak dapat membelah lagi (Watson, 2003).
b. Teori sintesis protein. Teori sintesis protein menyatakan bahwa
proses penuaan terjadi ketika protein tubuh terutama kolagen dan
elastin menjadi kurang fleksibel dan kurang elastis. Observasi
dapat dilakukan pada jaringan seperti kulit dan kartilago, hal ini
dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen
protein dalam jaringan tersebut. Pada lansia, beberapa protein
terutama kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit dibuat oleh
tubuh dengan struktur yang berbeda dengan protein tubuh orang
yang lebih muda. Banyak kolagen pada kartilago dan elstin pada
kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal,
seiring dengan bertambahnya usia, perubahan permukaan kulit
tersebut
akan
berdampak
terhadap
sistem
Aspek biologis
a. Usia. Faktor usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan
aktifitas, terkait dengan kekuatan muskuloskeletal. Hal yang perlu
dikaji diantaranya adalah postur tubuh yang sesuai dengan tahap
pekembangan individu.
b. Riwayat keperawatan. Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah
riwayat adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal, ketergantungan
Aspek psikologis
Aspek psikologis yang perlu dikaji di antaranya adalah bagaimana respons
psikologis klien terhadap masalah gangguan aktivitas yang dialaminya,
mekanisme koping yang digunakan klien dalam menghadapi gangguan
aktivitas dan lain-lain.
3.
sosialnya,
misalnya
bagaimana
pengaruhnya
terhadap
pekerjaan, peran diri baik dirumah, kantor maupun sosial dan lain-lain
4.
Aspek spiritual
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan dan nilai
yang dianut klien dengan kondisi kesehatan yang dialaminya sekarang,
seperti
apakah
klien
menunjukan
keputusasaannya?
Bagaimana
Tergantung total
Dalam hal :
-
Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan
keluarga.
Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker
Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.
Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara
berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya.
4. Latihan Keseimbangan
Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri
dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari
hari.
Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg benar
untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
DAFTAR PUSTAKA
1
Salemba Medika.
Eldergym. Tt. Elderly Balance Exercises For Seniors to Help Prevent Falls.
Maret 2013
10 Herdman, T. Heather. Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 20122014, alih bahasa Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC
11 McCloskey, Joanne C. and Gloria M. Bulechek. 2012. Nursing Interventions
Classification (NIC)-Fifth Edition. Missouri: Mosby.