d
R
r
c
Gambar 1
Suatu lapisan pada jarak reaksi (dari sumbu pipa) yang bergerak dengan
kecepatan tertentu c, gaya f yang diperlukan untuk mempertahankan beda
kecepatan dc antara lapisan ini dan lapisan dr di atasnya diungkapkan sebagai :
(Persamaan 1) :
Karena pada metode ini selalu diperhatikan aliran cairan dari m ke n dan
menggunakan viskometer yang sama, maka viskositas suatu cairan dapat
ditentukan dengan membandingkan hasil pengukuran waktu t, rapat massa
cairan tersebut terhadap waktu to dan rapat massa o, cairan pembanding yang
telah diketahui viskositasnya pada suhu pengukuran. Perbandingan viskositas
kedua cairan dapat dinyatakan sebagai :
(Persamaan 3) :
Dari persamaan (3), viskositas cairan dapat dihitung dengan merujuk pada
viskositas cairan pembanding.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik
antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang maka sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan
molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu. Sesuai dengan hukum distribusi
Maxwell-Boltzmann, jumlah moleul yang memiliki energi yang diperlukan untuk
mengalir dihubungkan dengan faktor eE/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik:
(Persamaan 4) :
Atau
Dengan A adalah tetapan yang sangat bergantung pada massa moleul relatif
dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan
untuk proses awal aliran.
Untuk cairan tak terasosiasi, Batschinski mengemukakan persamaan empirik
yang mengaitkan koefisien visositas dengan volume jenis pada suhu yang sama
sebagai :
(Persamaan 5) :
Atau
b dan c tetapan yang bergantung pada jenis zat cair dan v adalah jenis dalam
cm3/g ditemukan bahwa tetapan b praktis identik dengan tetapan Van Der Waals
cairan yang bersangkutan (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).
Viskositas adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh dalam
pembentukan suatu membran, karena viskositas ini menggambarkan cepat atau
lambatnya cairan tersebut mengalir. Dalam pembuatan membran serat berongga
ada batasan viskositas larutan polimer minimal yang harus dimiliki oleh larutan
yang akan dipintal ( Ahmad, 2007).
Faktor- faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
c.
kenaikan temperatur.
Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena
gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju
aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama (Bird, 1993).
Viskometer Ostwald
2.
Termostat
3.
Termometer 0-100C
4.
5.
Pipet ukur 25 ml
6.
Pipet filter
7.
Viskometer
Pipet sejumlah
tertentu cairan ke
dalam reservoir A.
No
.
1
2
3
4
5
tair
30
78.
3
30
6
75
8
31
69.
3
31
6
66.
8
32
6
62.
tair
30
78.
3
30
6
75
8
31
69.
3
31
6
66.
8
32
6
62.
talkohol
air
alkohol
air
alkohol
1/T
log alkohol
76.8
0.998
0.988
0.00080
0.000774
0.003300
-3.11134
69
0.998
0.988
0.000725
0.000660
0.003247
-3.18025
58.8
0.998
0.988
0.00065
0.000544
0.003195
-3.26469
50.4
0.998
0.988
0.00060
0.000449
0.003145
-3.34727
43.2
0.998
0.988
0.00055
0.000377
0.003096
-3.42371
tsabun
air
sabun
air
sabun
1/T
log sabun
96
0.998
0.999
0.00080
0.000978
0.003300
-3.00963
90
0.998
0.999
0.000725
0.000871
0.003247
-3.06005
81
0.998
0.999
0.00065
0.000757
0.003195
-3.12078
75.6
0.998
0.999
0.00060
0.000682
0.003145
-3.16637
66.6
0.998
0.999
0.00055
0.000588
0.003096
-3.23091
-2.9
-3
-3.1
log -3.2
-3.3
-3.4
-3.5
1/T
-2.95
-3
log -3.05
-3.1
-3.15
-3.2
-3.25
1/T
karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi interaksi di antara
molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan
jarak antar molekul juga semakin kecil.
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. M etode Ostwald yang
diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin
lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa
semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin lama.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya. Dari
grafik diperoleh grafik data yang linier. Pada percobaan yang dilakukan, didapatkan
nilai Ea dari air sabun 5% sebesar 8.920922 kJ/mol dan nilai ln A yaitu -6.549.
Sedangkan nilai Ea dari alkohol 10% sebesar 12.878386
yaitu -8.216.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1.
2. Viskositas suatu larutan dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu larutan
tersebut maka harga viskositas dari larutan tersebut semakin kecil begitu pula
sebaliknya.
3. Semakin tinggi tingkat viskositas suatu zat cair maka energi pengaktifan akan
semakin kecil sehingga akan memperlambat aliran dari zat tersebut, tetapi jika
semakin rendah viskositas suatu zat cair maka energi pengaktifannya semakin
besar dan akan mempercepat aliran.
Saran :
1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.
2.
3.
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Praktikan,
Helivia Elvandari
NIP
NIM. 4301410013
JAWABAN PERTANYAAN
1. Bilangan Reynold adalah bilangan tidak berdimensi NR
NR =
Hubungan bilangan Reynold dengan aliran laminer bahwa aliran suatu fluida
laminer (non turbulen) dipengaruhi oleh bilangan Reynold. Bila V suatu fluida
menjadi cukup besar, maka aliran laminer rusak dan turbulensi terjadi.
2. Cara lain untuk menentukan viskositas yaitu dengan metode kapiler oleh
sevolume tertentu cairan V1 untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah
tekanan penggerak pertemuan yang tetap. Dapat dinyatakan sebagai berikut.
LAMPIRAN
Tabel pengamatan 1
Suhu
(C)
30
35
40
45
50
Nama
t1
t2
t3
1.31
1.24
1.16
1.12
1.05
1.32
1.26
1.16
1.11
1.05
Air
1.3
1.25
1.16
1.1
1.02
Zat
Tabel pengamatan 2
1.61
1.58
1.48
1.52
1.36
1.34
1.27
1.25
1.11
1.12
Air sabun 5%
t7
1.27
1.13
0.98
0.86
0.73
t9
1.29
1.28
1.17
1.15
0.98
0.98
0.83
0.83
0.73
0.7
Alkohol 10%
No
.
1
2
3
4
5
tair
30
78.
3
30
6
75
8
31
69.
3
31
6
66.
8
32
6
62.
talkohol
air
alkohol
air
alkohol
1/T
log alkohol
76.8
0.998
0.988
0.00080
0.000774
0.003300
-3.11134
69
0.998
0.988
0.000725
0.000660
0.003247
-3.18025
58.8
0.998
0.988
0.00065
0.000544
0.003195
-3.26469
50.4
0.998
0.988
0.00060
0.000449
0.003145
-3.34727
43.2
0.998
0.988
0.00055
0.000377
0.003096
-3.42371
tsabun
air
sabun
air
sabun
1/T
log sabun
96
0.998
0.999
0.00080
0.000978
0.003300
-3.00963
90
0.998
0.999
0.000725
0.000871
0.003247
-3.06005
81
0.998
0.999
0.00065
0.000757
0.003195
-3.12078
75.6
0.998
0.999
0.00060
0.000682
0.003145
-3.16637
66.6
0.998
0.999
0.00055
0.000588
0.003096
-3.23091
Tabel pengamatan 3
No
.
1
2
3
4
5
tair
30
78.
3
30
6
75
8
31
69.
3
31
6
66.
8
32
6
62.
Menghitung larutan
Mencari air
Massa piknometer kosong
= 19.9261 gram
= 44.8845 gram
= 24.9584 gram
air
air
= 0.998 gram/mL
= 19.9261 gram
= 24.9690 gram
air sabun
air sabun
= 0.999 gram/mL
= 19.9261 gram
= 44.6260 gram
Massa alkohol
= 24.6999 gram
(m)
alkohol
alkohol
Viskositas air
= 0.988 g/mL
30C
= 0,00080 N detik/m2
35C
= 0,000725 N detik/m2
40C
= 0,00065 N detik/m2
45C
= 0,00060 N detik/m2
50C
= 0,00055 N detik/m2
76.8 x 0.988
x 0.00080 = 0.000774 N detik/m2
78.6 x 0.998
69 x 0.988
x 0.000725 = 0.000660 N detik/m2
75 x 0.998
58.8 x 0.988
x 0.00065 = 0.000544 N detik/m2
69.6 x 0.998
50.4 x 0.988
x 0.00060 = 0.000449 N detik/m2
66.6 x 0.998
43.2 x 0.988
x 0.00055 = 0.000377 N detik/m2
62.4 x 0.998
96 x 0.988
x 0.00080 = 0.000978 N detik/m2
78.6 x 0.999
90 x 0.988
x 0.000725 = 0.000871 N detik/m2
75 x 0.999
81 x 0.988
x 0.00065 = 0.000757 N detik/m2
69.6 x 0.999
50.4 x 0.988
x 0.00060 = 0.000682 N detik/m2
75.6 x 0.999
43.2 x 0.988
x 0.00055 = 0.000588 N detik/m2
66.6 x 0.999
Perhitungan Ea
Kurva alkohol 10%
Dari kurva diperoleh persamaan y = 1549x - 8.216 ( y = mx + b )
m = 1549
Maka m = Ea/R
Ea = m x R = 1549 x 8,314 = 12878.386 J/mol =12.878386 kJ/mol
B = intercept = ln A = -8.216
Kurva air sabun 5%
Dari kurva diperoleh persamaan y = 1073x - 6.549 ( y = mx + b )
m = 1073
Maka m = Ea/R
Ea = m x R = 1073 x 8,314 = 8920.922 J/mol = 8.920922 kJ/mol
B = intercept = ln A = -6.549