Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM IV

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN


I. TUJUAN
1. Menentukan viskositas cairan dengan metoda Ostwald.
2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
II. LATAR BELAKANG TEORI
Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai
viskositas, yaitu tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu
lapisan lainnya. Pada aliran laminer, fluida dalam pipa dianggap terdiri atas lapisan
molekul-molekul yang bergerak satu di atas yang lainnya dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Profil kecepatan per lapisan ini berbentuk parabola dengan
kecepatan paling tinggi terdapat pada lapisan di bagian tengah pipa (lihat gambar
1).

d
R

r
c
Gambar 1

Profil kecepatan pada aliran laminer


Gradien kecepatan antara 2 lapisan dengan jarak dr

Suatu lapisan pada jarak reaksi (dari sumbu pipa) yang bergerak dengan
kecepatan tertentu c, gaya f yang diperlukan untuk mempertahankan beda
kecepatan dc antara lapisan ini dan lapisan dr di atasnya diungkapkan sebagai :

(Persamaan 1) :

Dimana A adalah luas penampang pipa dan adalah koefisien viskositas.


Berdasarkan persamaan (1), satuan koefisien viskositas dalam satuan SI adalah
Nm-2 det atau Pa det, sedangkan dalam satuan cgs adalah dyne cm -2 det atau
poise. Kebalikan dari koefisien viskositas disebut fluiditas, yaitu = 1/ yang
merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas suattu cairan ialah metode
kapilerdari Poisseuille. Pada metode ini diukur waktu t yang diperlukan oleh
sevolume tertentu cairan v1 untuk mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh
tekanan penggerak pertemuan yang tetap. Dalam hal ini untuk cairan yang
mengalir dengan aliran laminer, persamaan Poisseuille dinyatakan sebagai berikut:
(Persamaan 2) :

Di mana R dan L masing-masing adalah jari-jari dan panjang pipa kapiler.


Metoda Ostwald merupakan suatu variasi dari metoda Poisseuille. Prinsip
dari metode ini dapat dipelajari dari gambar 2. sejumlah tertentu cairan dimasukkan
ke dalam A, kemudian dengan cara menghisap atau meniup, cairan dibawa ke B,
sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan
waktu yang diperlukan untuk mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk
mengalir dari garis ke n diukur. Pada proses pengaliran melalui kapiler C, tekanan
penggerak tidak tetap dan pada setiap saat sama dengan h.g., dengan h adalah
beda tinggi permukaan cairan pada kedua reservoir alat, g adalah percepatan
gravitasi dan adalah rapat massa cairan (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).
Metode ini ditentukan berdasarkan hukum Poisulle menggunakan alat
viskometer oswaltd. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang

diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah


cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer yang
diletakkan pada thermostat. Cairan kemudian diisap degan pompa kedalam bola
csampai diatas tanda a. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang
diperlukan dari a ke b dicatat menggunakan stowatch (Rosiana, 2009).

Gambar 2. Viskometer Ostwald

Karena pada metode ini selalu diperhatikan aliran cairan dari m ke n dan
menggunakan viskometer yang sama, maka viskositas suatu cairan dapat
ditentukan dengan membandingkan hasil pengukuran waktu t, rapat massa
cairan tersebut terhadap waktu to dan rapat massa o, cairan pembanding yang
telah diketahui viskositasnya pada suhu pengukuran. Perbandingan viskositas
kedua cairan dapat dinyatakan sebagai :
(Persamaan 3) :

Dari persamaan (3), viskositas cairan dapat dihitung dengan merujuk pada
viskositas cairan pembanding.

Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik
antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang maka sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan
molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu. Sesuai dengan hukum distribusi
Maxwell-Boltzmann, jumlah moleul yang memiliki energi yang diperlukan untuk
mengalir dihubungkan dengan faktor eE/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik:
(Persamaan 4) :

Atau

Dengan A adalah tetapan yang sangat bergantung pada massa moleul relatif
dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan
untuk proses awal aliran.
Untuk cairan tak terasosiasi, Batschinski mengemukakan persamaan empirik
yang mengaitkan koefisien visositas dengan volume jenis pada suhu yang sama
sebagai :
(Persamaan 5) :

Atau

b dan c tetapan yang bergantung pada jenis zat cair dan v adalah jenis dalam
cm3/g ditemukan bahwa tetapan b praktis identik dengan tetapan Van Der Waals
cairan yang bersangkutan (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).
Viskositas adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh dalam
pembentukan suatu membran, karena viskositas ini menggambarkan cepat atau
lambatnya cairan tersebut mengalir. Dalam pembuatan membran serat berongga
ada batasan viskositas larutan polimer minimal yang harus dimiliki oleh larutan
yang akan dipintal ( Ahmad, 2007).
Faktor- faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
c.

kenaikan temperatur.
Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena

gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju
aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama (Bird, 1993).

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat yang digunakan:
1.

Viskometer Ostwald

2.

Termostat

3.

Termometer 0-100C

4.

Pencatat waktu atau stopwatch

5.

Pipet ukur 25 ml

6.

Pipet filter

7.

Piknometer atau neraca westphal

b. Bahan-bahan yang digunakan:


1. Cairan yang akan ditentukan viskositasnya, yaitu: air sabun 5% dan
alkohol 10%
2.

Air suling sebagai cairan pembanding


IV. SKEMA KERJA

Viskometer

Pipet sejumlah
tertentu cairan ke
dalam reservoir A.

Catat waktu yang


diperlukan cairan untuk
mengalir dari m ke n.
Lakukan pengerjaan ini
beberapa kali.

Tentukan rapat massa cairan


menggunakan piknometer.

Biarkan viskometer dan isinya


dalam termostat selama 10 menit
untuk mencapai suhu yang
dikehendaki.

Dengan menghisap atau meniup


bawa cairan ke B sampai sedikit di
atas garis m.

Lakukan percobaan untuk cairtan


pembanding menggunakan air
suling dengan viskometer yang
sama

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


No
.
1
2
3
4
5

No
.
1
2
3
4
5

tair

30

78.

3
30

6
75

8
31

69.

3
31

6
66.

8
32

6
62.

tair

30

78.

3
30

6
75

8
31

69.

3
31

6
66.

8
32

6
62.

talkohol

air

alkohol

air

alkohol

1/T

log alkohol

76.8

0.998

0.988

0.00080

0.000774

0.003300

-3.11134

69

0.998

0.988

0.000725

0.000660

0.003247

-3.18025

58.8

0.998

0.988

0.00065

0.000544

0.003195

-3.26469

50.4

0.998

0.988

0.00060

0.000449

0.003145

-3.34727

43.2

0.998

0.988

0.00055

0.000377

0.003096

-3.42371

tsabun

air

sabun

air

sabun

1/T

log sabun

96

0.998

0.999

0.00080

0.000978

0.003300

-3.00963

90

0.998

0.999

0.000725

0.000871

0.003247

-3.06005

81

0.998

0.999

0.00065

0.000757

0.003195

-3.12078

75.6

0.998

0.999

0.00060

0.000682

0.003145

-3.16637

66.6

0.998

0.999

0.00055

0.000588

0.003096

-3.23091

Percobaan viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan zat


cair dengan metode ostwalt dan untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap
kekentalan zat cair. Prinsipnya adalah membandingkan viskositas fluida dengan
cairan pembanding, disini yang bertindak sebagai cairan pembanding adalah
aquades. Alasan digunakan akuades karena viskositas aquades sudah ada standar
satuannya.

Prinsip dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke


dalam A, kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan dibawa ke B,
sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan
diukur waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis m ke n.
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan
menggunakan alat viskometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan
tersebut akan semakin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan
semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi
suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi bahan. Viskositas
atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan
besarnya perlawanan terhadap gaya geser.
Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul
cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada
temperatur, dan tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan liniear)
dengan gradien kecepatan dinamakan suatu cairan Newton. Perilaku viskositas
dari cairan ini adalah menuruti Hukum Newton untuk kekentalan.
Berat Jenis (specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya grafitasi
yang bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu berat
jenis dapat didefinisikan sebagai: berat tiap satuan volume. Pada percobaan ini
pertama-tama dilakukan pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan
dicobakan, yaitu aquades, alkohol 10%, dan air sabun 5%. Dari hasil perhitungan
didapat massa jenis dari aquades adalah 0.998 gram/mL, massa jenis alkohol 10%
adalah 0.988 gram/mL, dan massa jenis air sabun 0.999 gram/mL.
Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya
dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada
gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu
oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak
sesuai dengan waktu yang seharusnya.

-2.9
-3

-3.1
log -3.2

f(x) = 1549.02x - 8.22


R = 1

-3.3
-3.4
-3.5
1/T

Gambar 3. Grafik hubungan log alkohol dengan 1/T


-2.85
-2.9 0

-2.95
-3
log -3.05
-3.1

f(x) = 1073.77x - 6.55


R = 1

-3.15
-3.2
-3.25
1/T

Gambar 3. Grafik hubungan log air sabun dengan 1/T


Dari hasil analisis di atas, diperoleh bahwa air sabun 5% memiliki koefisien
viskositas lebih tinggi dibandingkan aquades dan alkohol 10%, dan alkohol 10%
memiliki viskositas lebih rendah dibandingkan aquades dan air sabun 5 %. Selain
itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien
viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel
dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Pada percobaan ini kita
menggunakan aquades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena aquades
sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil yang didapat dari grafik
yaitu semakin semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin
menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih
cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga
molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat

karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi interaksi di antara
molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan
jarak antar molekul juga semakin kecil.
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. M etode Ostwald yang
diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin
lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa
semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin lama.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya. Dari
grafik diperoleh grafik data yang linier. Pada percobaan yang dilakukan, didapatkan
nilai Ea dari air sabun 5% sebesar 8.920922 kJ/mol dan nilai ln A yaitu -6.549.
Sedangkan nilai Ea dari alkohol 10% sebesar 12.878386

kJ/mol dan nilai ln A

yaitu -8.216.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1.

Viskometer Ostwald dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan.


Viskositas alkohol 10% :
Pada suhu 30C = 0.000774 N detik/m2
Pada suhu 35C = 0.000660 N detik/m2
Pada suhu 40C = 0.000544 N detik/m2
Pada suhu 45C = 0.000449 N detik/m2
Pada suhu 50C = 0.000377 N detik/m2
Viskositas air sabun 5% :
Pada suhu 30C = 0.000978 N detik/m2
Pada suhu 35C = 0.000871 N detik/m2
Pada suhu 40C = 0.000757 N detik/m2
Pada suhu 45C = 0.000682 N detik/m2
Pada suhu 50C = 0.000588 N detik/m2

2. Viskositas suatu larutan dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu larutan
tersebut maka harga viskositas dari larutan tersebut semakin kecil begitu pula
sebaliknya.
3. Semakin tinggi tingkat viskositas suatu zat cair maka energi pengaktifan akan
semakin kecil sehingga akan memperlambat aliran dari zat tersebut, tetapi jika
semakin rendah viskositas suatu zat cair maka energi pengaktifannya semakin
besar dan akan mempercepat aliran.
Saran :
1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.
2.

Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan.

3.

Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, S. 2007. Mempelajari Hubungan antara Viskositas Larutan Dope dan
Karakteristik Membran Serat Berongga. LIPI. Bandung
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia.
Rosiana, H. 2009. Analisis Viskositas Sukardjo. 2003. Kimia Fisika. Rineka
Cipta. Jakarta.
Tim Dosen Kimia Fisika. 2012. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik.Semarang :
FMIPA UNNES.

Mengetahui,

Semarang, 14 November 2012

Dosen Pengampu

Praktikan,

Ir. Sri Wahyuni, M.Si

Helivia Elvandari

NIP

NIM. 4301410013

JAWABAN PERTANYAAN
1. Bilangan Reynold adalah bilangan tidak berdimensi NR

NR =
Hubungan bilangan Reynold dengan aliran laminer bahwa aliran suatu fluida
laminer (non turbulen) dipengaruhi oleh bilangan Reynold. Bila V suatu fluida
menjadi cukup besar, maka aliran laminer rusak dan turbulensi terjadi.
2. Cara lain untuk menentukan viskositas yaitu dengan metode kapiler oleh
sevolume tertentu cairan V1 untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah
tekanan penggerak pertemuan yang tetap. Dapat dinyatakan sebagai berikut.

LAMPIRAN
Tabel pengamatan 1
Suhu
(C)
30
35
40
45
50
Nama

t1

t2

t3

1.31
1.24
1.16
1.12
1.05

1.32
1.26
1.16
1.11
1.05
Air

1.3
1.25
1.16
1.1
1.02

Zat

Tabel pengamatan 2

Waktu Alir (menit)


t4
t5
t6
1.61
1.5
1.35
1.26
1.1

1.61
1.58
1.48
1.52
1.36
1.34
1.27
1.25
1.11
1.12
Air sabun 5%

t7
1.27
1.13
0.98
0.86
0.73

t9
1.29
1.28
1.17
1.15
0.98
0.98
0.83
0.83
0.73
0.7
Alkohol 10%

No
.
1
2
3
4
5

tair

30

78.

3
30

6
75

8
31

69.

3
31

6
66.

8
32

6
62.

talkohol

air

alkohol

air

alkohol

1/T

log alkohol

76.8

0.998

0.988

0.00080

0.000774

0.003300

-3.11134

69

0.998

0.988

0.000725

0.000660

0.003247

-3.18025

58.8

0.998

0.988

0.00065

0.000544

0.003195

-3.26469

50.4

0.998

0.988

0.00060

0.000449

0.003145

-3.34727

43.2

0.998

0.988

0.00055

0.000377

0.003096

-3.42371

tsabun

air

sabun

air

sabun

1/T

log sabun

96

0.998

0.999

0.00080

0.000978

0.003300

-3.00963

90

0.998

0.999

0.000725

0.000871

0.003247

-3.06005

81

0.998

0.999

0.00065

0.000757

0.003195

-3.12078

75.6

0.998

0.999

0.00060

0.000682

0.003145

-3.16637

66.6

0.998

0.999

0.00055

0.000588

0.003096

-3.23091

Tabel pengamatan 3
No
.
1
2
3
4
5

tair

30

78.

3
30

6
75

8
31

69.

3
31

6
66.

8
32

6
62.

Menghitung larutan

Mencari air
Massa piknometer kosong

= 19.9261 gram

Massa piknometer + air

= 44.8845 gram

Massa air (m)

= 24.9584 gram

air

air

= 0.998 gram/mL

Mencari air sabun 5%


Massa piknometer kosong

= 19.9261 gram

Massa piknometer + air sabun = 44.8951 gram

Massa air sabun (m)

= 24.9690 gram

air sabun

air sabun

= 0.999 gram/mL

Mencari alkohol 10%


Massa piknometer kosong

= 19.9261 gram

Massa piknometer + alkohol

= 44.6260 gram

Massa alkohol

= 24.6999 gram

(m)

alkohol

alkohol

Menghitung viskositas larutan


Rumus viskositas relatif

Viskositas air

= 0.988 g/mL

Berdasaran literatur, viskositas air pada suhu:

30C

= 0,0080 dyne detik/cm2

= 0,00080 N detik/m2

35C

= 0,0080 dyne detik/cm2

= 0,000725 N detik/m2

40C

= 0,0065 dyne detik/cm2

= 0,00065 N detik/m2

45C

= 0,0080 dyne detik/cm2

= 0,00060 N detik/m2

50C

= 0,0055 dyne detik/cm2

= 0,00055 N detik/m2

Viskositas alkohol 10%


Pada suhu 30C
=

76.8 x 0.988
x 0.00080 = 0.000774 N detik/m2
78.6 x 0.998

Pada suhu 35C


=

69 x 0.988
x 0.000725 = 0.000660 N detik/m2
75 x 0.998

Pada suhu 40C


=

58.8 x 0.988
x 0.00065 = 0.000544 N detik/m2
69.6 x 0.998

Pada suhu 45C


=

50.4 x 0.988
x 0.00060 = 0.000449 N detik/m2
66.6 x 0.998

Pada suhu 50C


=

43.2 x 0.988
x 0.00055 = 0.000377 N detik/m2
62.4 x 0.998

Viskositas air sabun 5%


Pada suhu 30C
=

96 x 0.988
x 0.00080 = 0.000978 N detik/m2
78.6 x 0.999

Pada suhu 35C

90 x 0.988
x 0.000725 = 0.000871 N detik/m2
75 x 0.999

Pada suhu 40C


=

81 x 0.988
x 0.00065 = 0.000757 N detik/m2
69.6 x 0.999

Pada suhu 45C


=

50.4 x 0.988
x 0.00060 = 0.000682 N detik/m2
75.6 x 0.999

Pada suhu 50C


=

43.2 x 0.988
x 0.00055 = 0.000588 N detik/m2
66.6 x 0.999

Perhitungan Ea
Kurva alkohol 10%
Dari kurva diperoleh persamaan y = 1549x - 8.216 ( y = mx + b )
m = 1549

Maka m = Ea/R
Ea = m x R = 1549 x 8,314 = 12878.386 J/mol =12.878386 kJ/mol
B = intercept = ln A = -8.216
Kurva air sabun 5%
Dari kurva diperoleh persamaan y = 1073x - 6.549 ( y = mx + b )
m = 1073

Maka m = Ea/R
Ea = m x R = 1073 x 8,314 = 8920.922 J/mol = 8.920922 kJ/mol
B = intercept = ln A = -6.549

Anda mungkin juga menyukai