OLEH :
WIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2010
V. PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Hipotesis Statistik = H0
2. Hipotesis Kerja / Hipotesis Alternatif = H1
α α
θ = parameter (μ ; σ ; σ2)
θ0 = Nilai yang dihipotesiskan
V. PENGUJIAN HIPOTESIS
Ya
Apa σ ada? Uji - z
Tidak
Ya
n ≥ 30 ? Uji - z
Tidak
Uji - t
1. Pengujian Rata-rata Satu Sampel
Contoh :
Seorang peneliti senior menyatakan bahwa rata–rata
pendapatan per bulan keluarga di kota A sebesar Rp
1.000.000,–. Contoh acak berukuran 25 keluarga
diambil dan diperoleh rata–rata pendapatannya Rp
1.200.000,– dengan simpangan baku sebesar Rp
200.000,–. Ujilah pada taraf nyata 0,05 apakah
pernyataan peneliti senior tersebut dapat diterima.
1. Pengujian Rata-rata Satu Sampel
Jawab :
1. H0 ≡ μ = 1.000.000 lawan H1 ≡ μ ≠ 1.000.000
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05
3. Uji Statistik : Uji t
4. Wilayah Kritik : t < –tα/2(n-1) atau t > tα/2(n-1)
5. Perhitungan :
6. Kesimpulan :
Karena (t = 5,00) > (t0,025(24) = 2,064) maka
disimpulkan untuk menolak H0 (pendapat
peneliti senior yang menyatakan bahwa
rata-rata pendapatan sebesar Rp. 1000.000,-
tidak dapat diterima)
1. Pengujian Rata-rata Satu Sampel
Tolak H0 Tolak H0
Terima H0
–2,064 2,064
5,00
2. Pengujian Rata-rata Dua Sampel
Jawab :
1. H0 ≡ μ1 = μ2 lawan H1 ≡ μ1 ≠ μ2
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05 Æ α/2 = 0,025
3. Uji Statistik : Uji-z ( n > 30 )
4. Wilayah Kritik : z < –z0,025 atau z > z0,025
z < –1,96 atau z > 1,96
5. Perhitungan :
A. Rata-rata Dua Sampel Bebas
6. Kesimpulan
Karena nilai ( z = 4,609) > (z0,025 = 1,960) artinya
kedua sampel mempunyai rata-rata R/C yang
berbeda secara nyata.
Tolak H0 Tolak H0
Terima H0
–1,960 1,960
4,609
A. Rata-rata Dua Sampel Bebas
Contoh 2 :
Data berikut menggambarkan hasil gula (ku/ha) pada
usahatani tanam awal dan keprasan :
Jawab :
1. H0 ≡ μ1 = μ2 lawan H1 ≡ μ1 ≠ μ2
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05 Æ α/2 = 0,025
3. Uji Statistik : Uji-t ( n < 30 )
4. Wilayah Kritik : t < –t0,025(20) atau t > t0,025(20)
t < –2,086 atau t > 2,086
A. Rata-rata Dua Sampel Bebas
6. Kesimpulan :
Karena nilai (t = 1,596) < (t0,025(20) = 2,086) artinya
rata-rata hasil gula kedua usahatani tersebut tidak
berbeda nyata.
A. Rata-rata Dua Sampel Bebas
6. Kesimpulan :
Karena nilai (t = 1,596) < (t0,025(20) = 2,086) artinya
rata-rata hasil gula kedua usahatani tersebut tidak
berbeda nyata.
Tolak H0 Tolak H0
Terima H0
–2,086 2,086
1,596
B. Rata-rata Dua Sampel Berpasangan
Contoh :
Pelatihan manajemen agribisnis dilakukan kepada
100 petani andalan agar mereka mampu
mengembangkan usahataninya. Setelah beberapa
waktu, 6 orang diantara 100 petani andalan tersebut
diselidiki keuntungan yang mereka peroleh sebelum
dan sesudah pelatihan. Ujilah dengan α = 5%
apakah keuntungan usahatani sebelum sama dengan
sesudah pelatihan.
B. Rata-rata Dua Sampel Berpasangan
Petani 1 2 3 4 5 6
Sebelum 40 78 49 63 55 33 Juta Rp
Sesudah 58 87 57 72 61 40 Juta Rp
Jawab :
1. H0 ≡ μ1 = μ2 lawan H1 ≡ μ1 ≠ μ2
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05 Æ α/2 = 0,025
3. Uji Statistik : Uji-t ( n < 30 )
4. Wilayah Kritik : t < –t0,025(5) atau t > t0,025(5)
t < –2,571 atau t > 2,571
B. Rata-rata Dua Sampel Berpasangan
5. Perhitungan :
Sebelum 40 78 49 63 55 33 Jumlah
Sesudah 58 87 57 72 61 40
Selisih (d) 18 9 8 9 6 7 57
(d2) 324 81 64 81 36 49 635
6. Kesimpulan
Karena nilai (t = 5,099) > (t0,025(5) = 2,571) artinya
rata-rata keuntungan usahatani setelah pelatihan
lebih besar daripada sebelum pelatihan.
C. Pengujian Rata-rata Beberapa Sampel
2. Uji Lanjut :
Jawab :
1. H0 ≡ μ1 = μ1 = … = μ5
H1 ≡ minimal ada satu rata-rata yang berbeda
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05 Æ α/2 = 0,025
3. Uji Statistik : Uji-F dan Uji-t (Uji LSD)
4. Wilayah Kritik : F > F0,05(db1 ; db2)
5. Perhitungan :
¾ Analisis Ragam (Anava) :
K2O
Bobot GKG per Petak (kg) Jumlah Rata-rata
(kg/ha)
k1 (12,5 ) 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 8,53 1,71
k2 (25,0 ) 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 8,41 1,68
k3 (37,5 ) 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 8,86 1,77
k4 (50,0 ) 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 8,25 1,65
k5 (62,5 ) 1,48 1,34 1,52 1,47 1,55 7,36 1,47
Jumlah 41,41
1. FK = (41,41)2 : 25 = 68,5915
2. JK-TOTAL = (1,672 + 1,702 + … + 1,662) – FK = 0,2940
3. JK-PERLAKUAN = (8,532 + … + 7,562)/5 – FK = 0,2526
4. JK-GALAT = JK(TOTAL) – JK(PERLAKUAN) = 0,0414
FK = 68,5915 JK-Total = 0,2940
JK-Perlakuan = 0,2526 JK-Galat = 0,0414
No Variasi DB JK KT F F5%
1 Perlakuan 4 0,2526 0,0632 30,539 2,866
2 Galat 20 0,0414 0,0021
Total 24 0,2940
K2O Rata-
Beda rata-rata LSD
(kg/ha) rata
k5 (62,5 ) 1,47 - A
k4 (50,0 ) 1,65 0,18 B
k2 (25,0 ) 1,68 0,03 0,21 BC
k1 (12,5 ) 1,71 0,02 0,06 0,23 C
k3 (37,5 ) 1,77 0,07 0,09 0,12 0,30 D
D. Pengujian Proporsi Satu Sampel
Contoh :
Pemilik toko pestisida menyatakan bahwa 30% pembeli
setiap bulannya membeli insektisida “X”. Contoh acak
120 orang yang membeli pestisida pada suatu bulan
terdapat 30 orang yang membeli insektisida “X”. Ujilah
pada taraf nyata 5% apakah pernyataan pemilik toko
tersebut dapat diterima
D. Pengujian Proporsi Satu Sampel
Jawab :
1. H0 ≡ p = 0,30 lawan H1 ≡ p ≠ 0,30
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05 Æ α/2 = 0,025
3. Uji Statistik : Uji-z (n > 100)
4. Wilayah Kritik : z < – 1,96 atau z > 1,96
5. Perhitungan :
p = 0,30 ; q = 0,70 ; n = 120 ;
x = 30 ; x/n = 0,25
D. Pengujian Proporsi Satu Sampel
6. Kesimpulan
Karena nilai (z0,025 = –1,96) < (z = –1,1952) < (z0,025 =
1,96) maka H0 dapat diterima.
Tolak H0 Tolak H0
Terima H0
–1,96 1,96
–1,1952
E. Pengujian Proporsi Dua Sampel
q = 1 – p
E. Pengujian Proporsi Dua Sampel
Contoh :
Suatu studi dilakukan untuk menguji apakah ada
perbedaan proporsi yang nyata dari penduduk suatu
kota dan penduduk di sekitar kota tersebut yang
menyetujui pembangkit listrik tenaga nuklir. Bila 1200
diantara 2000 penduduk kota dan 2400 diantara 5000
penduduk di sekitar kota yang diwawancarai
menyetujui pembangunan apakah dapat dikatakan
bahwa proporsi penduduk kota yang setuju lebih
besar dari penduduk sekitar kota (gunakan taraf nyata
5%).
E. Pengujian Proporsi Dua Sampel
Jawab :
1. H0 ≡ p1 = p2 lawan H1 ≡ p1 ≠ p2
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05 Æ α/2 = 0,025
3. Uji Statistik : Uji-z (n > 100)
4. Wilayah Kritik : z < – 1,96 atau z > 1,96
5. Perhitungan :
x1 = 1200 n1 = 2000 x2 = 2400 n2 = 5000
p1 = x1/n1 = 0,60 p2 = x2/n2 = 0,48
E. Pengujian Proporsi Dua Sampel
Tolak H0 Tolak H0
Terima H0
–1,96 1,96
9,07
F. Pengujian Kesamaan Beberapa Proporsi
db-X2 = (b–)(k–)
b = banyaknya baris
k = banyaknya kolom
oij = nilai observasi pada baris ke-i dan kolom ke-j
eij = nilai ekspektasi pada baris ke-i dan kolom ke-j
F. Pengujian Kesamaan Beberapa Proporsi
1. Uji Bartlett
2. Uji Levene
G. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa
Sampel
1. Uji Bartlett
1. Uji Bartlett
Jawab :
1. H0 ≡ σ12 = … = σ52 lawan H1 ≡ σ12 ≠ … ≠ σ52
2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05
3. Uji Statistik : X2
4. Wilayah Kritik : X2 > X20,05(k-1)
5. Perhitungan :
1. Uji Bartlett
2 2 (ni-1)
K Bobot GKG per Petak (kg) ni - 1 si Log si
Log si2
X2 = 7,854
X20,05(k-1) = X20,05(4) = 9,488
6. Kesimpulan
Karena nilai (X2 = 7,854) < (X20,05(4) =
9,488) artinya ragam kelima sampel
tersebut tidak berbeda nyata.
1. Uji Levene :
1. FK = (0,74)2 : 25 = 0,0221
2. JK-Total = (0,042 + 0,012 + … + 0,082) – FK = 0,0192
3. JK-Perlakuan = (0,142 + … + 0,272)/5 – FK = 0,0036
4. JK-Galat = JK(Total) – JK(Perlakuan) = 0,0156
1. Uji Levene :
1. FK = (0,74)2 : 25 = 0,0221
2. JK-Total = (0,042 + 0,012 + … + 0,082) – FK = 0,0192
3. JK-Perlakuan = (0,142 + … + 0,272)/5 – FK = 0,0036
4. JK-Galat = JK(Total) – JK(Perlakuan) = 0,0156
No Variasi DB JK KT F F5%
1 Perlakuan 4 0, 0036 0,0009 1,170 2,866
2 Galat 20 0,0156 0,0008
Total 24 0,0192