Anda di halaman 1dari 4

Antonius Listyono (1207210016)

Gumbira D. (1207210100)
Renno A.N. (1207210102)

1)
a)
b) Contoh jenis biaya yang diestimasi adalah:
- biaya fasilitas (mesin) cost drivernya jam kerja mesin
- biaya supervisor cost drivernya jumlah pemeriksaan
- biaya tingkat produksi cost drivernya jumlah perubahan desain produk
c) 1. Menentukan objek biaya yang akan diestimasi 
2 : Menentukan cost driver
      3 : Mengumpulkan Data yang Konsisten dan Akurat
4 : Membuat Grafik Data
5 : Memilih dan Menggunakan Metode Estimas yang Tepat
       6 : Menilai Akurasi Estimasi Biaya

2)
a) Hubungan antara value chain (pemisahan sistem bisnis menjadi serangkaian nilai)
dengan cost driver (faktor yang memberikan dampak pada perubahan tingkat biaya
total) terletak dalam 10 cost driver (driver dari value chain) berikut:
1. Skala ekonomis
2. Pembelajaran
3. Kapasitas pemanfaatan
4. Hubungan antara kegiatan
5. Keterkaitan antar unit usaha
6. Derajat integrasi vertikal
7. Waktu masuk pasar
8. Kebijakan perusahaan mengenai biaya/diferensiasi
9. Lokasi geografis
10. Faktor institusional (regulasi, pajak, dll)
b) Aktivitas nilai (value) adalah aktivitas yang harus dilakukan dalam proses
perolehan bahan dan pengubahan menjadi produk akhir, termasuk pelayanan pada
pelanggan.  Perbedaan antara aktivitas nilai (value activity) dan aktivitas cost driver
(cost driver activity) adalah bahwa dalam aktifitas nilai tingkat agregasi lebih tinggi,
sebagai akibat adanya satu atau lebih cost driver yang terlibat dalam suatu aktivitas
nilai.
c) Masalah-masalah penting dalam mengembangkan keunggulan kompetitif:
- skill dari sumber daya manusia
- fasilitas untuk pengembangan sumber daya
- kadang-kadang masalah lingkungan hidup juga menjadi penyebab
3)
a) Analisis BEP sangat tepat dalam profit planning karena analisis BEP melihat
keseimbangan antara dua faktor yakni unit dan harga. Sinyal BEP juga memberikan
kejelasan dalam sejauh mana perusahaan bisa dan sudah mencapai tingkat keuntungan
atau kerugian tertentu.
b) Hubungan antara cost, volume, dan profit dalam perusahaan:
- semakin banyak volume persediaan yang dijual maka semakin besar
tingkat cost untuk produksi barang itu sendiri
- sewajarnya tingkat cost suatu perusahaan sebanding dengan profit
yang dicapai
c) Metode dalam analisis titik impas:
- analisis titik impas
- metode analisis target laba
- margin keamanan
- cost volume profit

4)
1. Activity-Based Cost  Driver
      Activity-based cost driver diidentifikasikan dengan cara menggunakan analisis aktivitas,
deskripsi yang rinci dari aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan. Analisis
aktivitas juga membantu meningkatkan pengendalian manajemen dan pengendalian
operasional perusahaan jika kinerja pada level yang rinci dapat dimonitor dan dievaluasi,
contohnya melalui mengidentifikasi aktivitas yang memberi kontribusi nilai kepada
pelanggan dan aktivitas yang tidak memberi kontribusi nilai kepada pelanggan, dan
memfokuskan perhatian pada aktivitas-aktivitas yang paling tinggi biayanya atau
menyimpang jauh dari yang diharapkan. 
2. Volume-Based  Cost Driver
      Biaya total untuk volume-based cost mempunyai hubungan nonlinier dengan volume-
based  cost  driver, yaitu jumlah output untuk produk atau jasa. Volume-
based  cost  driversering kali dikembangkan pada level yang sangat agregat, seperti output
total atau jam kerja langsung total. 
3. Cost  Driver Struktural
      Cost  driver struktural bersifat stratejik karena cost driver tersebut melibatkan
perencanaan dan keputusan-keputusan yang berpengaruh dalam jangka panjang seperti skala,
pengalaman, teknologi dan kompleksitas. 
4. Cost  Driver Eksekusional
      Cost  driver eksekusional merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk mengelola perusahaan dalam jangka pendek dengan tujuan untuk
menurunkan biaya, seperti keterlibatan seluruh karyawan, proses perancangan produksi, dan
hubungan dengan pemasok. 

5)
a) Tujuan utama dari sistem Activity Base Management adalah untuk
mengidentifikasi non value added activity yang bertujuan untuk efisiensi biaya
bagi perusahaan.
b) 2 faktor yang menjadi kendala manajer dalam pengambilan keputusan ekonomi:
- Informasi yang tersedia
- Waktu dan biaya
c) Faktor penghambat manajer dalam estimasi kurva permintaan:
- Kurva permintaan hanya bisa mengestimasi faktor-faktor ekonomis
yang bersifat tetap
- Kurva permintaan tidak bisa mengestimasi perubahan harga
kedepannya secara akurat

6)
Activity Based Costing System (Sistem ABC) merupakan suatu sistem analisis biaya yang
berbasiskan pada aktivitas. Sistem ini dapat digunakan pada proses pengambilan keputusan
baik yang sifatnya stratejik maupun yang sifatnya operasional. Pada sistem ABC, analisis
biaya dilakukan pada seluruh biaya yang terjadi pada organisasi. Sistem ABC juga berfungsi
sebagai sistem informasi biaya yang dapat diperuntukkan bagi segala jenis organisasi baik
manufaktur, jasa, perdagangan, organisasi publik maupun organisasi nirlaba.
Hubungan ABC dengan ABM adalah:
ABM menggunakan kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing = ABC)
yang disebut juga kalkulasi biaya berdasarkan transaksi (transaction-based costing) untuk
mengukur dan mengendalikan hubungan tersebut. Kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan
(ABC) berasal dari keyakinan bahwa produk mengkonsumsi kegiatan; perancangan produk
menentukan kegiatan mana yang dikonsumsi produk. ABC merupakan sistem perencanaan
biaya yang menekankan proses perbaikan berkesinambungan. ABC mendorong identifikasi
kegiatan yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah untuk mengeliminasi kegiatan tidak
bernilai tambah.

7)
Balance scorecard atau kartu skor berimbang (bahasa Inggris: balanced scorecard, BSC)
adalah suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas-aktivitas operasional
suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam
hal visi dan strategi. BSC pertama kali dikembangkan dan digunakan pada
perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Dengan tidak berfokus hanya pada berfokus
pada hasil finansial melainkan juga masalah manusia, BSC membantu memberikan
pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan
membantu organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem manajemen
strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil menyeimbangkan
sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan karyawan.
4 perspektif utama dari BSC:
1. Pembelajaran dan pertumbuhan: sumber daya manusia yang
produktif dan berkomitmen
2. Proses bisnis/intern: prises yantg produktif dan cost effective
3. Pelanggan: produk dan jasa yang mampu menghasilkan value
yang baik bagi customer
4. Finansial: returns yang berlipat ganda dan berjangka panjang

Anda mungkin juga menyukai