Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KERANGKA KONSEP
3.1 KerangkaKonsep Penelitian

NaCl

DOCA (Aldosterone precursor)

Sympathetic nerve

Eugenol(Eugenia
polyantha)

Increased plasmic
NA

Na and H2O
retention

Aldosteron

Intracellular fluid pulled


in to intravascular

vasoconstriction
Increased
intravascular volume

Increased peripheral
resistance

Flavonoid, tannin and


phenolic (Imperata
cylindrica)
Antioxidant(Gynura
procumbens)
Antioxidant
((Eugenia polyantha)

Increased cardiac
output
Increased blood pressure
Increased turbulent flow
Oscillatory shear stress

Quercetin (Gynura
procumbens)

Increased ROS
Vasoconstriction
Endothelial
eNOS
NO

Arginine

Platelet
aggregasion
Increased chemotactic factor
Increased extracellular matrix
and smooth muscle migration in
to tunica intima layer

Thickening of blood
vessek (Sclerosis)

Keterangan
Stimulating
Blocking

Collagen density measurement

36

ET-1

Description:
DOCA (Deoxycorticosterone acetate) merupakan prekusor hormon
mineralokortikoid korteks adrenal yang memiliki efek analog dengan hormon
mineralokortikoid aldosterone. DOCA dapat menstimulasi terjadinya proses fisiologis
sesuai dengan fungsi hormon aldosterone yaitu retensi elektrolit Na dan air.
DOCA is the precursor of mineralocorticoid and adrenal cortex hormone which
have analog effect with aldosterone hormone. DOCA can stimulate phsiologic process as
aldosterone hormone which is Natrium and water retention.
DOCA terlarut minyak jagung diberikan dengan cara injeksi subkutan pada tikus
akan menyebabkan DOCA diserap perlahan-lahan masuk kedalam pembuluh limfe dan
dialirkan menuju vena besar yang pada akhirnya akan masuk kedalam sirkulasi darah
sistemik sehingga meningkatkan aldosterone yang berfungsi meningkatkan retensi
elektrolit Na dan H2O. Selain itu karena aldosterone meningkat sehingga mengaktivasi
saraf simpatis sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh yang menyebabkan tahanan
perifer meningkat. Pemberian DOCA diimbangi dengan pemberian Natrium Chlorida
(NaCl) atau garam akan memberikan kadar NaCl tambahan yang akan mengakibatkan
proses retensi Na dalam tubuh semakin meningkat. Natrium adalah kation utama
ekstrasel yang apabila kadarnya dalam darah tinggi akan menyebabkan peningkatan
osmolalitas. Hal ini menyebabkan cairan intrasel tertarik keluar sel sehingga volume
intravaskuler (plasma) meningkat. Dengan terjadinya peningkatan cairan plasma atau
cairan ekstraseluler akan meningkatkan cairan intravaskuler sehingga cardiac output
meningkat. Akibatnya tekanan dalam pembuluh darah meningkat. Tekanan darah tinggi
akan menyebabkan aliran menjadi turbulen. Perubahan aliran ini akan menyebabkan
jejas pada vaskuler sehingga shear stress pada vaskuler akan mengalami gangguan dan
terjadilah oscillatory shear stress. Hal ini menimbulkan peningkatan ROS (Reactive
Oxygen Species) pada vaskuler yang menginduksi terjadinya disfungsi endotel.
Doca combined with corn oil was given by subcutaneous injection on the rat
which can cause slowed absorbtion to the lymph vessel which will ends up on systemic
blood flow causing increased aldosterone level which functioning as natrium and water
retention hormone. Increased aldosterone will also causing activation of sympathetic
nerve which cause vasoconstriction on blood vessels that ends up as increased periferal
resistance. Supplementation of DOCA and NaCl will cause more retention to the
Natrium. Natrium is the main extracellular cation which will cause increased osmolarity
when the level on the blood is too high. This mechanism cause intracellular fluid to be
pulled to the extracellular, thus causing incresed intravascular (plasma) fluid level.
Increased plasma or extracellular fluid level will increase cardiac output. That mechanism
will cause increased blood pressure. High blood pressure can increase blood flow
turbulence. This turbulence can cause increased shear stress on the blood vessel causing
vascular lession that ends up as oscillatory shear stress. This mechanism will produce
ROS (Reactive Oxygen Species) on the blood vessel inducting endothelial dysfunction.
Dengan adanya disfungsi endotel, eNOS yang diproduksi dalam sel endotel tidak
mampu merubah arginine menjadi NO sehingga terjadi penurunan NO. Penurunan NO
menyebabkan agregasi platelet, sehingga peningkatan chemot aktifactor yang

37

menyebabkan peningkatan deposit matrik ekstraseluler dan migrasi sel otot polos
kelapisan intima sehingga terjadi penebalan dinding pembuluh darah (sclerosis). Akibat
penebalan ini dilakukan pengukuran kepadatan kolagen.
eNos produced inside endothel will not be able to convert arginine in to NO since
the endothel was not functioning properly. This mechanism will be causing reduced NO
level. Since NO was reduced, there will be platelet aggregation, that will also increase
chemo-activator causing increased extracellular matrix and smooth muscle cell migration
to tunica intima which ends up as thickening of blood vessels wall (sclerosis). Those
mechanism is the main reason of collagen density measurement.
Pemberian kombinasi ekstrak akar alang-alang, daun sambungnyowo sebagai
antioksidan mampu memberi efek untuk mengurangi radikal bebas sehingga mengurangi
disfungsi endotel dan matrik ekstraseluler seperti kolagen pada pembuluh darah dapat
diturunkan. Selain itu pada daun sambungnyowo terdapat quercetin yang dapat
meningkatkan sintesa NO secara langsung yang akan menignkatkan kadar NO. Serta
kandungan eugenol yang terdapat pada daun salam mampu menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah.
Supplementation of combined alang-alang root, salam leaf and sambungnyowo
leaf extracts as antioxidant can reduce free radical level so that reducing endothelial
dysfunction and extracellular matrix such as collagen on blood vessel. Besides, quarcetin
from sambungnyowo leaf can increase NO level dirrectly. Eugenol from salam leaf will
also help by increasing vasodilatation of the blood vessel.

38

Anda mungkin juga menyukai