Anda di halaman 1dari 4

Mekanisme Kerusakan Glomerulus Secara Imunologis

Saat ini dikenal 2 macam penyakit imunologi yaitu penyakit kompleks imun
(Immune Complex Mediated Glomerulonephritis) dan anti GBM (Glomerular Basement
Membrane).
Penyakit kompleks imun (immune complex mediated glomerulonephritis)
Penyakit kerusakan glomerulus berhubungan dengan beberapa mediator berikut :
A. Mediator primer :
1. Circulating Immune Complexes (CICx)
2. Sel T
B. Mediator skunder :
1. Komplemen C
2. Sel-sel inflamasi (neutrofil, makrofag, monosit)
3. Platelet
4. Amin vasoaktif
5. Fibrin
6. Eikosanoid
7. Limfokin
8. Peran nefron utuh (intak)
Mediator primer CICx dan sel T memegang peran penting dalam mekanisme
kerusakan awal (dini) glomerulus dan diikuti peran beberapa mediator skunder sebelum
presentasi klinis kerusakan glomerulus (seperti proteinuria dan hematuria).
Penelitian dengan menyuntikan Bovine Serum Albumin (BSA), sebagai protein
asing buatan ke dalam sirkulasi kelinci, maka epitop molekul antigen tersebut akan
dikenali oleh reseptor limfosit dan memeprlihatkan respon imunologis yang merupakan
komponen esensial yaitu sel B dan sel T. Sel B, makrofag dan dendritik akan mengalami
replikasi (clonal expansion). Sel makrofag akan memakan beberpa antigen tersebut
disertai ekspansi sel T. Sel T dan sel B mengalami diferensiasi menjadi sel efektor dan
sisanya beredar dalam sirkulasi sebagai sel memori spesifik terhadap epitop spesifik

BSA. Tangan-tangan respon imun dari sel B dan sel T tidak saling ketergantungan (satu
sama lainnya independen).
Pembentukan antibodi anti-BSA oleh sel plasma mulai pada hari ke-8. Antibodi
yang terbebtuk akan mengikat antigen dan beredar dalam sirkulasi (Circulating Immune
Complexes atau CICx). Konsentrasi CICx akan berkurang dan hilang dari sirkulasi karena
pengaruh sistem retikuloendotelial. Sel B akan mengalami ekspansi disertai pembentukan
antibodi dengan rasio antigen dan antibodi hampir sama. Kompleks antigen dan antibodi
ini terikat pada beberapa tempat endotelium vaskular dan dimulai proses inflamasi.
Sumber antigen menurun dan hilang pada hai ke-13, dan sejak saat ini yang berperan
hanya antibodi bebas atau free antibody dalam sirkulasi.
Kompleks imun yang terbentuk akan merusak endotelium kapiler glomerulus,
mesangial, pleksus koroid, sendi, katup jantung, sinusoid limfa dan beberapa pembuluh
besar. Beberapa kompleks imun mengadakan penetrasi endotelial vaskular dan diikuti
dengan aktivasi mediator-mediator kerusakan glomerulus seperti aktivasi sistem
komplemen (jalur klasik atau jalur alternatif).
Seperti telah dijelaskan di atas CICx dan sel T memegang peran penting untuk
kerusakan dini pada penyakit kompleks imun dan anti GBM. Kerusakan dini ini akan
diikuti dengan munculnya beberapa mediator sekunder, yang berperan serta dalam proses
kerusakan glomerulus sebelum munculnya gejala klinis.
A. Peran Aktivasi Komplemen (C)
Pada penyakit kompleks imun dan anti GBM, komplemen dan imunoglobulin
akan tertimbun sepanjang endotel vaskuler.
Aktivasi sistem komplemen dengan cara klasik atau altenatif menghasilkan
beberapa komponen komplemen yang dapat merusak glomerulus dengan
beberapa cara, yaitu :
-

Pembentukan komponen C3b C9 yang berperan sebagai MAC (Membrane


Attack complex). Komponen kompleks ini dapat menyebabkan kerusakan pada
beberapa tempat akibat sel-sel mesangial dan infiltrasi makrofag yang melepas
radikal bebas oksigen toksik dan inteleukin 1.

Komponen C3a dan C5a mempuyai aktivitas kemotaksis dan menyebabkan


penimbunan neutrofil dan makrofag.

Komponen C3a dan C5a dapat juga meningkatkan permeabilitas vaskuler


(aktivitas

anafilatoksin).

Aktivitas

anafilatoksin

ini

mempermudah

penimbunan kompleks imun. Aktivitas anafilatoksin dan menyebabkan


proteinuria.
B. Peran Neutrofil
Penimbunan neutrofil ini dapat menyebabkan kerusakan glomerulus akibat
pelepasan enzim proteolitik dan pembentukan radikal bebas. Kerusakan jaringan
ini akan diikuti aktivasi beberapa mediator (makrofag & platelet) yang
mempremudah kerusakan glomerulus.
C. Peran Makrofag
Infiltrasi sel-sel makrofag (circullating) sering ditemukan pada beberapa penyakit
ginjal. Makrofag ini menyebabkan pelepasan enzim proteolitik atau faktor lain
yang larut (soluble factors) yang menyebabkan proliferasi sel atau pembentukan
fibrin.
D. Peran Platelet dan Amin Vasoaktif
Mekanisme agregasi platelet dapat dimulai melalui beberapa mekanisme:
-

Kerusakan basal membran akibat mediator infiltrasi basofil yang melepaskan


faktor solubel.

Platelet melepaskan beberapa amin vasoaktif (serotonin dan histamin) yang


dapat meningkatkan permeabilitas glomerulus.

Platetlet memberikan protein kationik yang dapat terikat dengan GBM


anionik.

Agregasi platelet akan mempermudah deposit (pengendapan) kompleks imun.


E. Fibrin
Deposit fibrin selalu ditemukan pada beberapa gangguan glomerolus. Mekanisme
deposit fibrin tidak diketahui. Deposit fibrin ini mungkin behubungan dengan
aktivasi makrofag melepaskan materi prokoagulan atau platelet activation factors.

Penyakit Anti-GBM (Glomerular Basement Membrane)


Pada penyakit ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh sendiri akan
mengikat antigen yang merupakan komponen-komponen membran basal
glomerulus dan paru.
Komponen-komponen ini dibentuk spontan atau setelah infeksi virus dan
merupakan tanda karakteristik penyakit ini.
Ikatan antigen antibodi pada permukaan membran basal glomerulus dan
paru akan diikuti aktivasi sistem komplemen ( C ) tipe alternatif atau properdin.
Pemeriksaan imunofluoresen memperlihatkan gambaran deposit-deposit granular.
Penyakit Anti-GBM antibodi ini sangat jarang dengan angka kejadian
kurang dari 5%. Contoh klasik yaitu Sindrom Goodpasteur.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi Ketiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001
Sukandar, E, Nefrologi Klinik, Edisi II, Penebit ITB, Bandung, 1997

Anda mungkin juga menyukai