ENDOFTALMITIS
Oleh:
Diah Intan Firdaus
(201520401011133)
Pembimbing:
dr. Kartini Hidayati, Sp. M
.
Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan
intraocular, yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa
melibatkan sklera dan kapsula tenon, yang biasanya terjadi akibat adanya infeksi
Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang namun merupakan komplikasi
yang membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk
setelah dilakukannya operasi mata yang merupakan faktor risiko masuknya
mikroorganisme ke dalam mata. Mikroorganisme ini menyebabkan infeksi
intraokuler yang disebut endoftalmitis.
Angka kejadian endoftalmitis, setelah operasi terbuka bola mata di Amerika
adalah 5-14% dari semua kasus endoftalmitis.Sedangkan endoftalmitis yang
disebabkan oleh trauma sekitar 10-30%, dan endoftalmitis yang disebabkan oleh
reaksi antibody terhadap pemasangan lensa yang dianggap sebagai benda asing oleh
tubuh adalah 7-31%
Diagnosis endoftalmitis selalu berdasarkan kondisi klinis. Ini biasanya
ditandai dengan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan hipopion atau eksudat
pada COA. Visus menurun bahkan dapat menjadi hilang. Prognosis penglihatan
menjadi jelek pada pasien-pasien dengan endoftalmitis.
Karena hasil pengobatan akhir sangat tergantung pada diagnosis awal, maka
penting untuk melakukan diagnosis sedini mungkin. Penelitian tentang endoftalmitis
pada beberapa tahun terakhir telah menunjukkan beberapa cara sebagai profilaksis
yang terjadinya endoftalmitis.
BAB II
LAPORAN KASUS
2
2.1 Identitas
Nama
Pekerjaan
Agama
2.2 Anamnesis
: Ny.S
:: Islam
-Umur
: 72 tahun
-Alamat
: Lamongan
-Tanggal pemeriksaan : 27 - 6 2016
: cukup
Kesadaran: Komposmentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi: 83 kali/menit
Nafas
: 20 kali/menit
K/L : aicd -/-/-/Tho: sim, ret -/P: ves/ves, rh -/-, wh -/C: S1S2 tunggal, murmur -, gallop
Abd: flat, BU + N, supel, nyeri tekan -, H/L ttb, timpani
Ext: akral HKM, aie -/-/Status Ophtamologi
Pemeriksaan
OD
OS
,GCS: 456
Visus
LP +
TIO
3/20, ph 3/8,8
-
SEGMEN ANTERIOR
Posisi bola mata
Ortoforia
Normal
Palpebra
(Superior & Inferior)
Simetris
Silia
Normal
Konjungtiva
Kornea
COA
Iris
Pupil
Tidak terlihat
Lensa
keruh, dislokasi lensa (-), afakia (-), jernih, dislokasi lensa (-), afakia (-),
pseudoafakia (-)
pseudoafakia (-)
Segmen posterior
Tidak dilakukan
Sidle tes
(+) OD
Foto Klinis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Endoftalmitis merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intraokuler,
disertai dengan terbentuknya abses di dalam badan kaca. Bila terjadi peradangan
lanjut yang mengenai ketiga dinding bola mata, maka keadaan ini disebut
panoftalmitis.
3.2 Epidemiologi
Endophthalmitis endogen jarang terjadi, hanya terjadi pada 2-15% dari semua
kasus endophthalmitis. Kejadian rata-rata tahunan adalah sekitar 5 per 10.000 pasien
yang dirawat.
Sebagian besar kasus endophthalmitis eksogen (sekitar 60%) terjadi setelah
operasi intraokular. Ketika operasi merupakan penyebab timbulnya infeksi,
endophthalmitis biasanya dimulai dalam waktu 1 minggu setelah operasi. Di Amerika
Serikat, endophthalmitis postcataract merupakan bentuk yang paling umum, dengan
sekitar 0,1-0,3% dari operasi menimbulkan komplikasi ini, yang telah meningkat
selama beberapa tahun terakhir. Walaupun ini adalah persentase kecil, sejumlah besar
operasi katarak yang dilakukan setiap tahun memungkinkan untuk terjadinya infeksi
ini lebih tinggi.
Post traumatic Endophthalmitis terjadi pada 4-13% dari semua cedera penetrasi
okular. Insiden endophthalmitis dengan cedera yang menyebabkan perforasi pada
bola mata di pedesaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Keterlambatan dalam perbaikan luka tembus pada bola mata berkorelasi dengan
peningkatan resiko berkembangnya endophthalmitis. Kejadian endophthalmitis yang
disebabkan oleh benda asing intraokular adalah 7-31%.
3.3 Etiologi
Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu endoftalmitis yang
disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau auto
imun (non infeksi).
a. Endogen
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur ataupun
parasit dari fokus infeksi di dalam tubuh, yang menyebar secara hematogen ataupun
akibat penyakit sistemik lainnya, misalnya endocarditis.
b. Eksogen
Mata merah
Lakrimasi
Penurunan visus
Fotofobia
3.5.2 Tanda
10
Bakteri
penyebab
paling
umum
adalah
jenis
Streptococcus
dan
Staphylococcus aureus, disamping itu Haemophilus influenza juga menjadi salah satu
penyebabnya
3.6.4 Endoftalmitis pasca trauma
Setelah terjadinya cedera mata, endoftalmitis terjadi dalam persentase
tinggi (20%), terutama jika cedera ini terkait dengan adanya benda asing intraokular.
Dengan temuan klinis berupa luka perforasi, infeksi berkembang sangat cepat. Tandatanda infeksi biasanya berkembang segera setelah cedera, tapi biasanya diikuti oleh
reaksi post-traumatic jaringan mata yang rusak. Informasi yang sangat penting dalam
anamnesis adalah apakah pasien berasal dari lingkungan pedesaan atau perkotaan,
cedera di lingkungan pedesaan lebih sering diikuti oleh endoftalmitis (30%)
dibandingkan dengan pasien dari lingkungan perkotaan. (11%).
11
12
merupakan
penyakit
serius
dengan
karakteristik
tanda-tanda
endoftalmitis akut
3.7 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Studi Imaging
B-scan (USG): tentukan apakah ada keterlibatan peradangan vitreous. Hal ini
juga penting untuk mengetahui dari ablasi retina dan Choroidal, yang nantinya
penting dalam pengelolaan dan prognosis.
13
Periksa visus
Slit lamp
Tekanan intraokular
Funduscopy
ultrasonografi
3.8 Pengobatan
Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari endophthalmitis. Hasil
akhir ini sangat tergantung pada penegakan diagnosis dan pengobatan tepat waktu.
Tujuan dari terapi endophthalmitis adalah untuk mensterilkan mata, mengurangi
kerusakan jaringan dari produk bakteri dan peradangan, dan mempertahankan
penglihatan. Dalam kebanyakan kasus terapi yang diberikan adalah antimikroba
intravitreal, periokular, dan topikal. sedangkan dalam kasus yang parah, dilakukan
vitrectomy.
3.8.1 Non Farmakologi
1. Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita memiliki prognosa yang buruk yang
mengancam bola mata dan nyawa apabila tidak tertangani.
2. Menjelaskan bahwa penyakit tersebut dapat mengenai mata satunya, sehingga
perlu dilakukan pengawasan yang ketat tentang adanya tanda-tanda inflamasi
pada mata seperti mata merah, bengkak, turunnya tajam penglihatan, kotoran
pada mata untuk segera untuk diperiksakan ke dokter mata.
3. Menjelaskan bahwa penderita menderita diabetes yang memerlukan pengontrolan
yang ketat baik secara diet maupun medikamentosa. Hal ini disebabkan oleh
karena kondisi hiperglikemia akan meningkatkan resiko terjadinya bakteriemi
yang dapat menyerang mata satunya, atau bahkan dapat berakibat fatal jika
menyebar ke otak.
14
2. Terapi steroid
Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml
Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 7 hari
3. Terapi suportif
15
3.8.3 Operatif
Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endophthalmitis. Bedah
debridemen rongga vitreous terinfeksi menghilangkan bakteri, sel-sel inflamasi,
dan zat beracun lainnya untuk memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus
membran vitreous yang dapat menyebabkan ablasio retina, dan membantu
pemulihan penglihatan. Endophthalmitis vitrectomy Study (EVS) menunjukkan
bahwa di mata dengan akut endophthalmitis operasi postcataract dan lebih baik
dari visi persepsi cahaya. Vitrectomy juga
16
Ny. S datang dengan keluhan mata kanan nyeri sejak 2-3 bulan yang lalu
akibat terkena cipratan minyak ketika menggoreng ikan. Pasien mengeluhkan
matanya merah, nyeri, tidak bisa melihat, dan terasa cekot-cekot pada kepala bagian
kanan. Keluhan disertai keluar kotoran/belek. Pasien sebelumnya sudah ke dokter dan
diberikan obat namun keluhan tidak membaik. Keluhan pada mata kiri tidak ada.
Riwayat sakit mata sebelumnya tidak ada, riwayat hipertensi rutin control dan minum
obat, DM disangkal.
Dari pemeriksaan fisik terutama pada status oftalmologis OD didapatkan visus
LP (+), konjungtiva bulbi hiperemis, kornea keruh, pupil tidak terlihat (keruh), lensa
keruh. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik mengarah pada suatu diagnosis yaitu
Endoftalmitis et causa trauma. Pada pemeriksaan slidle tes (+) sehingga mendukung
adanya Endoftalmitis yang merupakan tanda adanya kebocoran pada mata.
Pandangan kabur pada mata kanan pasien kemungkinan terjadi akibat
kerusakan kornea karena adanya ulkus kornea yang ditandai dengan sidle tes +..
Nyeri dan konjungtiva bulbi berwarna merah dan secret purulent terjadi akibat adanya
infeksi pada mata akibat trauma pada mata kanan yang di tandai dengan adanya
tanda-tanda infeksi.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemungkinan penyebab
timbulnya Endoftalmitis pada pasien ini adalah akibat adanya trauma terkena cipratan
minyak goreng yang masih panas.. Planning diagnosis lainnya pada pasien lainnya
adalah segmen posterior untuk melihat adanya kelainan lain dan perubahan fundus ,
usg mata untuk melihat kondisi mata pasien, dan kultur secret untuk mengetahui
bakteri spesifik penyebab infeksi.
Tujuan dari
mata,
17
Yang harus dimonitor pada pasien adalah visus, segmen anterior. Visus untuk
mengevaluasi keparahan Endoftalmitis, ,segmen anterior untuk mengevaluasi
perbaikan klinis pasien.
Prognosis pada pasien ini baik jika ditangani dengan cepat dan tepat.
BAB V
KESIMPULAN
Ny. S datang dengan keluhan mata kanan nyeri sejak 2-3 bulan yang
lalu akibat terkena cipratan minyak ketika menggoreng ikan. Pasien mengeluhkan
matanya merah, nyeri, tidak bisa melihat, dan terasa cekot-cekot pada kepala bagian
18
kanan. Keluhan disertai keluar kotoran/belek. Pasien sebelumnya sudah ke dokter dan
diberikan obat namun keluhan tidak membaik. Keluhan pada mata kiri tidak ada.
Riwayat sakit mata sebelumnya tidak ada, riwayat hipertensi rutin control dan minum
obat, DM disangkal.
Dari pemeriksaan fisik terutama pada status oftalmologis OD didapatkan visus
LP (+), konjungtiva bulbi hiperemis, kornea keruh, pupil tidak terlihat (keruh), lensa
keruh. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik mengarah pada suatu diagnosis yaitu
Endoftalmitis et causa trauma. Pada pemeriksaan sidle tes (+) sehingga mendukung
adanya Endoftalmitis yang merupakan tanda adanya kebocoran pada mata..
Terapi medikamentosa pada pasien ini adalah pemberian antibiotic untuk
menangani infeksi pada mata, dan direncanakan dilakukan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2004. Masalah Kesehatan Mata Anda Dalam PertanyaanPertanyaan.Edisi 2. Jakarta : FKUI
Ilyas, Sidarta. 2009. Dasar-dasar pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata. Edisi 3.
Jakarta:Balai Pustaka.
19
20