DEFINISI
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh
factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat
karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang
(Almazini, 2012)
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan peran
beberapa sel (sel mast, eosinophils dan limphosit T) ( Wong , 2009).
Asma adalah penyakit yang menyebabkan otot-otot di sekitar saluran bronchial
(saluran udara) dalam paru-paru mengkerut, sekaligus lapisan saluran bronchial
mengalami peradangan dan bengkak (Espeland, 2008).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PERNAFASAN
1) Anatomi saluran nafas
Gambar 1
Organ-organ pernafasan
a) Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang,
dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang
Fisiologi
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara yang mengandung
oksigen dan menghembuskan udara yang banyak mengandung CO 2 sebagai
sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun guna dari pernafasan yaitu
mengambil O2 yang dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk pembakaran,
mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari pembakaran yang dibawa oleh darah ke
paru-paru untuk dibuang, menghangatkan dan melembabkan udara. Pada
dasarnya sistem pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang
C. ETIOLOGI
Faktor infeksi
Virus (respiratory syntitial
virus) dan virus
parainfluenza
Bakteri (pertusis dan
streptococcus)
Jamur (aspergillus)
Peningkatan
produksi mukus
Anoreksia
Edema mukosa
Kontraksi otot
polos bronkus
Mempermudah proliferasi
Batuk, pilek
Perubahan nutrisi
dari
Sianosis
Terjadi sumbatan dan daya konsilidasi
kurang
Mengi/ wheezing
Takipneu
kebutuhan
tubuh
Sesak
Gelisah
Bersihan
jalan
Intoleransi
Kerusakan
Dada terasa tertekan/
sesak,
Kelemahan
Nafas
cuping
hidung
Cemas
dan
gelisah
Konsentrasi
Hipoksemia
Hipoventilasi
O
alveolus
hipoksia
menurun
Oksigenasi
Gangguan
Gangguan
Gangguan
kejaringan
Ansietas
perfusi
difusi
ventilasi
tidakl
Konsentrasi
Hiperventilasi
memadai
O2nyeri
dalam
alveolus
Nyeri
meningkat
2 dalam
nafas
tidak efektif
aktivitas
pertukaran
gas
dada,
nadi
meningkat
Lemah
Retraksi otot dada
E. MANIFESTASI KLINIS
1) Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
c.
d.
e.
f.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
a Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan
b
bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen
c
d
akan
semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Bila
terjadi
pneumonia
pneumoperikardium,
mediastinum,
pneumotoraks,
dan
pada paru-paru.
2) Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
3) Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi
menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada
empisema paru yaitu :
a Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi
b
a.
b.
Diskhaler
dan
Bricasma
Turbuhaler)
atau
cairan
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan
obat ini adalah dapat diberika secara oral.
H. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan yang lalu:
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor
lingkungan.
Kaji riwayat pekerjaan pasien.
b. Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan
c.
d.
e.
f.
g.
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
jalan
napas
tak
efektif
trakeabronkial
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif
Rencana tindakan :
a) Ukur vital sign setiap 6 jam
berhubungan
dengan
inflamasi
untuk
menurunkan
spasme
pengeluaran
histamine.
Ekspektoran
terlalu
lelah
dan
menurunkan
inspirasi
maksimal,
meningkatkan
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
kemampuan/kebutuhan
pasien
dan
frekuensi
jantung
atau
tekanan
darah
Tujuan:
Rencana tujuan :
a) Kaji tingkat pengetahuan klian dan kecemasan orang tua
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki
klien dan kebenaran informasi yang didapat
b) Beri penjelasan pada klien/keluarga tentang keadaan, pengertian,
penyebab, tanda gejala, pencegahan dan perawatan pasien.
Rasional : Memberi
informasi
untuk
menambah
pengetahuan
klien/keluarga
c) Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
Rasional : Agar klien/keluarga mengetahui setiap tindakan yang
diberikan.
d) Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
Rasional : keluarga lebih kooperatif dalam perawatan.
e) Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum diketahui
Rasional : klien/keluarga bisa memperoleh informasi yang lebih jelas.
f) Anjurkan klien/keluarga untuk selalu berdoa
Rasional : Membantu klien/keluarga agar lebih tenang
g) Lakukan evaluasi
Rasoional: Mengetahui apakah klien/keluarga sudah benar-benar
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan adalah pngelolaan, perwujudan dari rencana perawatan yang telah
disusun pada tahap kedua untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dan
komprehensif. Tindakan keperawatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan
perencanaan (Nursalam, 2001).
Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan rencana
tujuan yaitu :
1) Bersihan jalan nafas efektif
2) Ventilasi dan pertukaran gas efektif
Daftar Pustaka
Jakarta : AGC.
Crockett, A. (1997) Penanganan Asma dalam Penyakit Primer,
Jakarta : Hipocrates.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) Rencana
EGC
Halim Danukusantoso (2000), Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Jakarta:
Penerbit Hipokrates