299494820-LAPORAN-PENDAHULUAN-DISRITMIA - Docx Fiks
299494820-LAPORAN-PENDAHULUAN-DISRITMIA - Docx Fiks
Oleh :
IRMA SURYANI
4115006
interval PR normal.
Kompleks QRS : Biasanya mempunyai durasi normal.
Hantaran : Biasanya normal.
Irama : Reguler.
diarahkan
untuk
menghilangkan
penyebabknya.
PR normal
Kompleks QRS: biasanya normal
Hantaran: biasanya normal
Irama: reguler
perubahan
hemodinamika
yang
bermakna,
Pasien
biasanya
mengatakan
berdebar-debar.
detik).
Kompleks QR : Biasanya normal, tetapi dapat mengalami
tekanan
darah
dan
sehingga
memperlambat
c) Fluter Atrium
Terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama
jantung dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali permenit.
Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya penyekat
tetapi terhadap nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa
impuls. Penghantaran impuls melalui jantung sebenarnya masih
normal, sehingga kompleks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda
penting dari disritmia tipe ini, karena hantaran 1:1 impuls atrium
yang dilepaskan 250 400 kali permenit akan mengakibatkan
fibrilasi ventrikel, suatu disritmia yang mengancam nyawa.
Kelainan ini karena re-entri pada tingkat atrium.
Depolarisasi atrium cepat dan gambarannya terlihat terbalik di
sandapan II, III dan aVF seperti gambaran gigi gergaji.
Karakteristik :
10
ireguler
Irama : ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol.
Ireguleritas irama diakibatkan oleh perbedaan hantaran
pada nodus AV.
PAT,
preparat
digitalis
digunakan
untuk
11
dari ventrikel.
Kompleks QRS : Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih
dari 0, 10 detik. Mungkin berasal dari satu focus yang sama
dalam ventrikel; atau mungkin memiliki berbagai bentuk
12
kompensasi lengkap.
Hantaran : Denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus
secara normal, namun PVC yang mulai berselang seling
pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde ke
13
c) Takikardi Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas
miokard, seperti PVC. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan
penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel.
Takikardia ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai
keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama
cepat ini dan sangat cemas.
Irama ventrikuler yang dipercepat dan takikardia ventrikel
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
14
bergetar.
Hantaran : Banyak focus di ventrikel yang melepaskan
impuls pada saat yang sama mengakibatkan hantaran tidak
D. Pathway
16
17
E. Manifestasi Klinis
Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak
disadari,
sehingga terdeteksi pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebardebar, palpitasi, atau adanya denyut jantung yang berturut-turut bertambah
serta adanya irama denyut yang tidak teratur. Keadaan ini tidak terlalu
membahayakan,
jaringan
tubuh
tidak
mencukupi
sehingga
aktivitas/kegiatan
anxietas
b.
gelisah
c.
d.
palpitasi
e.
nyeri dada
f.
vertigo, syncope
g.
h.
tanda hipoperfusi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holder : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan
untuk menentukan di mana disritmia disebabkan oleh gejala khusus
bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevalusasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup.
18
4. Scan
pencitraan
miokardia
dapat
menunjukkan
area
oksimetri
hipoksemia
dapat
menyebabkan/mengeksasernasi disritmia.
G. Penatalaksanaan
1. Masase Kritis
2. Obat anti aritmia
3. Pemasangan pacu jantung sementara
4. Penanganan menggunakan alat kejut listrik
5. Pembedahan hantaran jantung
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pasien dengan disritmia jantung dikaji melalui pengkajian riwayat,
dan fisik secara psikososial. Fokus utama pengkajian adalah pada
disritmia itu sendiri dan pengaruhnya terhadap curah jantung
(frekuensi jantung x volume sekuncup). Bila curah jantung berkurang,
maka jumlah oksigen yang mencapai jaringan dan organ vital akan
berkurang. Pengurangan oksigen tersebut menghasilkan tanda-tanda
yang berhubungan dengan disritmia. Riwayat pasien diambil untuk
menentukan adanya sinkop (pingsan), baik yang dahulu maupun
19
sekarang, kepala ringan, pusing, kelelahan, nyeri dada, dan berdebardebar. Salah satu atau semua gejala tersebut dapat terjadi bila curah
jantung berkurang.
Pengkajian fisik yang diambil dari riwayat pasien dilakukan untuk
menegakkan data dan untuk mengobservasi tanda-tanda pengurangan
curah jantung. Perhatian harus ditujukan pada kulit, yang dapat tampak
pucat dan dingin. Observasi tanda-tanda retensi cairan, seperti distensi
vena leher dan krekel serta wheezing di dada. Denyut jantung dikaji
pada apeks dan perifer untuk mengitung frekuensi dan irama. Ada atau
tidaknya denyut defisit harus dicatat. Jantung diauskultasi untuk
adanya suara tambahan, khususnya S3 dan S4 yang mencerminkan
penurunan compliance miokardium yang tampak dari pengurangan
curah jantung. Tekanan darah diukur dan tekanan nadi ditentukan.
Penurunan tekanan nadi menunjukkan pengurangan curah jantung.
Pengkajian secara terpisah tidak dapat mengungkapkan adanya
perubahan curah jantung; maka, perawat harus membandingkan secara
berulang pengamatan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
perubahan yang sedikit saja.
a. Prioritas Keperawatan
b. Tujuan Pemulangan
perawatan.
Bebas komplikasi
Proses penyakit/prognosis dan program terapeutik dipahami.
20
kontraktilitas miokardial.
Intervensi dan rasional :
Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat
frekuensi, keteraturan, amplitude (penuh/kuat) dan simetris.
Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal, atau deficit nadi.
Rasional : perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi
menunjukkan efek gangguan curah jantung pada sirkulasi
sistemik/perifer.
Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adaya
denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
Rasional : disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan
pendengaran dari pada dengan palpasi. Pendenganaran terhadap
bunyi
jantung
ekstra
atau
penurunan
nadi
membantu
terpantau.
Rasional
meningkatkan
partisipasi
pasien
dalam
b) Kurang
pengetahuan
tentang
penyebab/kondisi
pengobatan
22
pendengaran,
atau
tak
mampu
atau
tak
minat
skala
nyeri
yang
komprehensif
meliputi
lokasi,
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Norman. 2011. Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I
Jakarta: EGC.
Kaplan. 2010. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: EGC.
25