Biografi Buddha adalah kronologis kehidupan Sang Buddha yang disajikan dalam
bentuk audio visual agar menarik, memudahkan dalam mengerti dan gampang
diingat. Dengan adanya daftar "Label" untuk mencari dan menemukan kata kunci
yang berhubungan dengan Biografi Buddha dengan cepat, sehingga maksud
mengetahui, mencari informasi atau pun proses pembelajaran dapat tercapai
dengan lebih mudah. Adapun kekurangan yang terdapat pada blog Biografi Buddha
ini pasti ada, jadi kritik dan saran Anda sebagai pembaca blog ini saya harapkan
dan saya ucapkan terima kasih atas perhatian Anda.
Pada jaman dahulu, daerah Majjhima desa (daerah tengah dari Jambudipa, sekarang
India) dihuni oleh suku bangsa Ariyaka yang datang dari Utara pegunungan
Himalaya. Di daerah lereng pegunungan Himalaya inilah terletak sebuah kerajaan
yang bernama Kerajaan Sakka (pada waktu itu di daerah tersebut banyak sekali
terdapat hutan pohon sakka).
Seorang raja bernama Raja Okkaka yang memerintah daerah tersebut mempunyai
empat orang putra (Okkamukha, Karanda, Hatthinika dan Sinipura) dan lima orang
putri.
Pada suatu hari Ratu (yang juga adalah saudaranya) meninggal dunia dan Raja
menikah lagi dengan seorang gadis yang kemudian melahirkan seorang anak lakilaki. Merasa gembira sekali Raja telah melepaskan kata-kata dan berjanji kepada
Ratu (yang baru) bahwa Beliau akan meluluskan semua permintaan Ratu, apa pun
juga yang akan dimintanya.
Dalam kesempatan yang baik itu Ratu memohon Kepada Raja agar anaknya yang
baru dilahirkan diangkat menjadi Putra Mahkota.
Mendengar permintaan Ratu tersebut, Raja menjadi kaget dan menolak untuk
meluluskan permohonan tersebut. Tetapi Ratu terus-menerus merengek-rengek dan
mengingatkan Raja kepada janjinya. Raja menjadi serba salah. Karena malu untuk
tidak menepati janji yang pernah diberikannya, maka akhirnya Raja memanggil
keempat orang putranya dan memerintahkan untuk membawa saudara-saudara
perempuannya pergi ke suatu daerah lain untuk membangun sebuah negara baru.
Keempat putra Raja tersebut tidak lama kemudian mohon diri dari Ayahandanya
dan bersama dengan saudari-saudarinya berangkat menuju sebuah hutan disertai
dengan rombongan ahli-ahli dalam berbagai bidang untuk membangun satu negara
baru.
Mereka memilih sebuah hutan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon sakka di lereng
gunung Himalaya, di dekat tempat yang sejak lama dihuni oleh seorang petapa
bernama Kapila. Sebab itulah maka nama kota yang kemudian mereka bangun
diberi nama Kapilavatthu (vatthu = tempat).
Pada suatu waktu raja yang memerintah di Kota Kapilavatthu adalah Raja Jayasena
yang mempunyai seorang putra bernama Sihahanu dan seorang putri bernama
Yasodhara.
Adik Raja Suddhodana yang bernama Sukkodhana mempunyai seorang putra yaitu
Ananda dan Amitodhana mempunyai dua orang putra, yaitu Mahanama dan
Anuruddha dan seorang putri bernama Rohini. Sedangkan adik perempuannya yang
bernama Amita mempunyai seorang putra, yaitu Devadatta dan seorang putri
bernama Yasodhara, yang kelak menjadi istri dari Pangeran Siddhattha.