Anda di halaman 1dari 3

SYSTEMIC THINKING PRACTICAL WORK

Subsistem Aksesoris
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, di dalam subsistem aksesoris dari
suprasistem sepeda, terdapat beberapa komponen, yaitu:

Bel
Lampu
Keranjang
Mata kucing
Kunci dan gembok
Tempat minum

Subsistem adalah komponen yang koheren dan agak independen dari sistem yang
lebih besar; merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, dapat berupa fisik
ataupun abstrak. Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, yang
berarti bahwa sistem berada pada lebih dari satu tingkat.
Jika kita berbicara mengenai sistem, maka kita harus mampu berpikir secara luas
dan menyeluruh. Oleh sebab itulah, contohnya, di dalam sistem/supra sistem sepeda
kita turut pula memikirkan subsistem aksesoris. Mungkin subsistem ini terkesan
sepele, namun untuk mencapai tujuan bersepeda secara efektif dan efisien, subsistem
yang satu ini penting untuk dipertimbangkan.
Komponen bel, lampu dan mata kucing dapat membantu pengendara dari aspek
safety. Dengan adanya bel, pengendara sepeda dapat memberikan isyarat peringatan
dan perhatian terhadap pengguna jalan raya lain (baik pejalan kaki maupun
pengendara kendaraan lain) terutama saat pengendara sepeda berjalan di
persimpangan atau pada kondisi jalan yang banyak pejalan kakinya. Seperti halnya
bel, lampu sepeda ditambah mata kucing di bagian jeruji roda juga memberikan
manfaat keselamatan, tidak hanya bagi pengendara sepeda tapi juga orang lain. Pada
saat bersepeda di malam hari, lampu sepeda dapat memberikan pencahayaan yang
dapat membantu pengendara sepeda tetap mampu melihat dengan jelas. Selain itu,
dibantu dengan adanya mata kucing yang akan menyala ketika mendapat sinar di
malam hari, dapat membantu pengendara lain menyadari keberadaan pengendara
sepeda sebab saat mengendarai sepeda nyaris tidak menimbulkan bunyi layaknya
kendaraan bermotor. Hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Kunci dan gembok berfungsi dalam aspek keamanan. Terkait fungsi dasar sepeda
untuk transportasi, maka akan sangat besar kemungkinan pengendara berhenti dan

parkir dari satu lokasi tujuan ke lokasi tujuan lainnya. Pemberhentian tersebut dapat
berlangsung lama atau dapat pula sebentar. Untuk menjaga keamanan sepeda maka
sebaiknya sepeda dikunci.
Kembali soal fungsi transportasi, tentu saja mungkin pengendara sepeda selain
memindahkan dirinya, kadang, pengendara membawa barang-barang yang harus
dipindah-tempatkan juga. Oleh sebab itu, agar efisien dan tidak mengganggu saat
pengendara sepeda mengayuh, barang-barang bawaan diletakkan di keranjang.
Selama bersepeda, jika jarak yang ditempuh cukup jauh, secara fisiologis, pengendara
akan butuh asupan minuman untuk menggantikan energi yang terpakai. Maka dari itu,
aksesoris botol minum juga diperlukan untuk melengkapi komponen di dalam
suprasistem sepeda.
Oh iya Sil ini aku ada sedikit tambahan untuk mengaitkan topik praktikum
systemic thinking dengan materi kesehatan. Silakan dibaca. Sekiranya dinilai relevan,
mungkin dapat melengkapi narasi kita hehehe
Berbicara penerapan konsep berpikir sistemik di bidang kesehatan, maka
akan sedikit lebih kompleks. Sebab, aspek lingkungan (enviroment) dan waktu
(timeliness) juga akan berpengaruh besar. Faktanya, konsep sederhana dari sebuah
sistem yang statis harus beradaptasi menjadi konsep dinamis untuk menyesuaikannya.
Dan kemampuan untuk merespon dinanisme tersebut tergantung pada kemampuan
untuk memahami baik lingkungan eksternal dan internal. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa sistem kesehatan merupakan sistem dengan kompleksitas dinamis. Ada empat
alasan utama yang mendasari sistem kesehatan disebut kompleksitas dinamis:
(1) Sistem kesehatan melibatkan banyak umpan balik (feedback loop) yang
saling berinteraksi.
Hal ini terjadi karena di setiap unsur dalam sistem kesehatan yang berinteraksi akan
saling berpengaruh satu sama lain sehingga tidak dapat digambarkan dalam bentuk
konsep sedeharhana sebab akibat (cause-effect relationship).
(2) Sistem Kesehatan memunyai hubungan non-linear di antara elemen-elemen
sistem.
Ini berarti bahwa respon dari suatu unsur dalam sistem untuk input (aksi) dapat benarbenar berbeda dari apa yang mungkin dimaksudkan atau diperkirakan karena respon
akan tergantung pada kondisi sistem saat ini. Adanya hubungan non-linear ini

mempersulit untuk secara akurat memprediksi perilaku sistem kesehatan dan


pengambilan

keputusan

manajemen.

(3) Sistem Kesehatan melibatkan unsur-unsur "keras" (hard) dan "lunak" (soft).
Sistem kesehatan melibatkan unsur manusia yang kuat dan variabel lunak yang
mewakili aspek-aspek perilaku manusia misalnya motivasi dokter, produktivitas,
kelelahan, kualitas praktik, kecemasan pasien, respon terhadap insentif dan tanggapan
dari manajer rumah sakit untuk tekanan yang berbeda.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem harus
mencakup prinsip: (1) Keterbukaan (openness); (2) Bertujuan (purposefulness); (3)
Multidimensi (multidimension). Dalam perkembangannya, konsep berpikir sistemik
dapat dikombinasikan dengan berpikir serba-sistem (systems thinking). Systems
thinking ini sedikit berbeda systemic thinking. Berpikir sistemik lebih menekankan
pada pencarian pola-hubungan (pattern), maka berpikir serba-sistem lebih
menekankan pada pemahaman bagaimana (how) elemen-elemen itu berhubungan.
Dengan pemahaman how tersebut, maka kita dapat menemukan elemen mana yang
memiliki pengaruh vital dan akan memberikan solusi yang komprehensif, sehingga
tidak menimbulkan masalah baru.
Cara berpikir serba-sistem juga akan membentuk sikap yang sistemik dalam
merespon permasalahan (systemic attitude), yakni suatu pola perilaku yang tidak
menabrak aturan main (rule of game) yang sudah disepakati dalam satu sistem
tertentu. Sebuah aturan yang ditetapkan dalam sistem memang dinilai bersifat
membatasi ruang gerak (self constraining), namun pada saat yang sama memampukan
(self enabling) setiap elemen untuk bekerja sesuai fungsinya dan berinteraksi dengan
elemen lain. Jika tak ada batasan fungsi yang jelas, maka setiap elemen itu akan saling
bertabrakan dan malah berpotensi menghancurkan sistem secara keseluruhan. Di
sinilah, pentingnya berpikir dan bertindak serba-sistem demi menjaga kesinambungan
sistem sendiri. Pengubahan aturan main dimungkinkan dan dapat diperjuangkan
melalui cara-cara legal-rasional, sehingga sistem itu tumbuh semakin sehat dan
matang.

Anda mungkin juga menyukai