Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH TENTANG PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

Oleh:

Vetra melania sinaga


012014028

DIII KEPERAWATAN
STIKes Santa Elisabeth Medan
2014/2015

A.Pemeriksaan Fisik pada Anak


Physical examination merupakan tekhnik maneuver yang terdiri dari beberapa rangkaian, yang
masing-masing anak memili sensitifitas yang berbeda baik fisik maupun psikologik. (Wong,
1993)
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan
menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih formal, alat-alat untuk
percusi, palpasi dan auscultasi ditambahkan untuk memantapkan dan menyaring pengkajian
system tubuh. Seperti pada riwayat kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik adalah untuk
merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasi keefektifan intervensi terapeutik. (Wong,
2003)
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan, dimana tiap tahap perawat
melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil wawancara, laporan teman sejawat, catatan
keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik. (Robert Priharjo, 1993)
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahamibahwa semua
asuhan keperawatan anak harus berpusat pada keluarga (family centercare) dan mencegah
terjadinya trauma (atraumatik care).
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu
sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, anak dikelompokkan
berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu:
1. Bayi : 0-1 tahun
2. Toddler : 1-2,5 tahun
3. Pra sekolah : 2,5-5 tahun
4. Sekolah : 5-11 tahun
5. Remaja : 11-18 tahun
Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara orang
dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik.
Keterampilan pengkajian fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Urutan pada pengkajian abdomen adalah inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Ada
beberapa tahap dalam melakukan pengkajian, diantaranya yaitu:
1. Persiapan Lingkungan
a. Lakukan pengkajian di tempat lain selain di area aman anak, jika
mungkin. Area aman maksudnya disamping tempat tidur atau tempat
bermain anak.
b. Letakkan mainan, poster-poster yang menarik, dan lukisan di ruang
pemeriksaan untuk membuat ruang tersebut terkesan tidak menakutkan.
c. Batasi jumlah orang di dalam ruangan dan jumlah orang yang keluar
masuk area pemeriksaan.
d. Nyalakan AC dengan suhu rendah karena kipas angin yang berisik dapat
mempengaruhi hasil auskultasi.
e. Kurangi aliran udara dari tempat pemeriksaan karena anak dapat

kedinginan sehingga tampak kebiru-biruan, dapat juga menandakan


penyakit jantung atau pernapasan.
f. Beri privasi untuk anak usia sekolah dan remaja.
B.TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK
Urutan yang biasa dalam pemeriksaan fisik pasien adalah head to toe. Fungsi utama dilakukan
secara sistematic yaitu memberikan guideline umum pengkajian setiap bagian tubuh yang kecil
dalam pemeriksaan. Standar pencatatan dan pelaporan juga merupakan fasilitas penukaran
informasi antar tim professional yang lain. Dalam pemeriksaan fisik anak harus memperhatikan
kebutuhan perkembangan mental anak, walaupun pemeriksaan ini diikuti perekaman dengan
menggunakan model head to toe. Penggunaan perkembangan mental dan kronologi umur sebagai
kriteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh akan memudahkan atau menyelesaikan dari
beberapa tujuan :
1. Meminimalkan stres dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian pada bagianbagian tubuh yang berbeda
2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak dan orang tua
3. Memberikan persiapan yang maksimum bagi anak
4. Memberikan perlindungan esensial terhadap hubungan antara orang tua, anak, terutama
dengan anak kecil
5. Memaksimalkan keakuratan dan realibilitas hasil pengkajian
Pendekatan umum pemeriksaan fisik anak
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tekhnikal. Hal itu merupakan tuntutan yang
sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan psikologi anak yang sulit dikenal dan tidak sama
dengan yang lainnya. (Wong, 1993)
C.PERSIAPAN ANAK
Walaupun pemeriksaan fisik dilakukan dengan prosedur yang tidak menyebabkan rasa sakit,
tetapi kepada seorang anak dengan menggunakan jari, telapak tangan, lengan, pemeriksan dalam
telinga dan mulut, menekan abdomen dan mendengarkan dada dengan permukaan metal yang
dingin dapat menimbulkan stresful. Pemeriksaan fisik harus menjadi hal yang menyenangkan
dan sama baik hasilnya. Pada umunya bayi dan anak kecil akan merasa lebih aman dan
berkurang rasa takutnya dengan kehadiran orang tua, terutama ibunya. Pada bayi yang lebih
besar sudah mulai takut kepada orang yang belum di kenalnya, pendekatan menjadi lebih sulit.
Dalam hal ini sebaiknya pemeriksa bersifat informal, sedikit santai. Pemeriksaan dapat di mulai
pada waktu bayi masih dalam pangkuan ibu. Lambat laun ia dipindahkan ke meja periksa sambil

dipegang-pengang dagunya, pipinya, atau diajak bicara dengan kata-kaa manis, sedangkan
ibunya memengang tungkainya.
Misalnya dengan anak preschool dan yang lebih tua, perawat dapat menggunakan gambar atau
boneka untuk membantu anak belajar tentang tubuh mereka (Vessey, Braith waite, and Weidman,
1990). Tekhnik paper doll merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan anak
tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa. Kesimpulannya adalah saat kunjungan anak dapat
mebawa paper doll sebagai pengingat pengalaman. Banyak permintaan anak yang sangat
kooperatif ketika orang tua bersama mereka. Hal ini ada yang menyebabkan, bagaimanapun saat
anak yang lebih tua terutama adolosence lebih memilih diperiksa sendiri seperti pada
pemeriksaan genetalia, sering anak yang sedang diperiksa juga disertai saudara kandungnya yang
dapat menyebabkan ketidakteraturan karena ada boredom.
Sebuah taktik ntuk membantu mareka adalah memberikan mereka kesempatan untuk mencoba
alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel lidah dan memuji anak atas bantuannya selama
pemeriksaan.
D.PERSIAPAN ALAT
1. Pengukur/ meteran/ penggaris/ stadiometer
2. Penimbang BB
3. Thermometer dan speculum
4. Optalmoskop
5. Arloji berdetik
6. Manset dan stetoskop
7. Oksilometri
8. Peniti, kapas, objek dingin/ hangat
9. Spatel lidah
10. Garpu tala
11. Snellen
12. Senter
13. Gambar warna
E.TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK SESUAI USIA

POSISI

URUTAN

PERSIAPAN

BayiSebelum dapat
Bila tenang,
Lepaskan semua pakaian bila
duduk sendiri:
auskultasi jantung,
suhu ruangan memungkinkan.
paru, abdomen.
Terlentang atau
Biarkan popok terpasang pada
telungkup,atau

Catat frekuensi bayi laki-laki.


lebih baik di
jantung dan pernafasan.
pangkuan orang tua
Tingkatkan kerja sama dengan
;sebelum 4 sampai
Palpasi dan
distraksi, obyek terang, bunyi4 bulan :dapat
perkusi area yang sama. bunyi dengan mulut, bicara.
ditempatkan diatas
meja pemeriksaan.
Lanjutkan
Berikan kotak kecil di kedua
dengan arah biasa,
tangan bayi yang lebih besar,
Setelah dapat
kepala ke kaki.
sampai pelepasan volunter
duduk
berkembang di akhir tahun
sendiri:gunakan
pertama, bayi tidak mampu

Lakukan
posisi duduk di
prosedur traumatic di menggenggam obyek
pangkuan orang tua bagian akhir mata,
(Misal:stethoscope, otoscop)
jika mungkin.
telinga, mulut (sambil (farber, 1991).
menangis).
Jika diatas meja,
Tersenyum pada bayi; gunakan
tempatkan dan
suara yang lembut dan perlahan.

Munculkan
pandangan penuh reflek-refleks saat
pada orang tua.
bagian tubuh tersebut di Tenangkan dengan sebotol air
periksa.
gula atau makanan.

Lakukan
pemeriksaan reflek
Moro di bagian akhir.

Minta bantuan orang tua untuk


memegang bayi pada pemeriksaan
telinga, mulut.
Hindari gerakan yang kasar
dan mengejutkan.

Usia
bermainDuduk
atau berdiri diatas /
disamping orang
tua.

Inspeksi area
Minta orang tua melepaskan
tubuh, melalui
pakaian bagian luar.
permainan hitung jari
gelitik jari kaki.
Lepaskan pakaian dalam saat
bagian tubuh tersebut diperiksa.

Gunakan kontak
Telungkup atau
fisik uang minimal
Azinkan untuk melihat-lihat
terlentang
diawal pemeriksaan.
alat, menunjukkan penggunaan
dipangkuan orang
alat biasanya tidak efektif.

Kenalkan alat

tua.

dengan perlahan.

Auskultasi,
percusi, palpasi bila
tenang.

Lakukan
prosedur traumatic
terakhir (sama pada
bayi).

Jika tidak kooperatif, lakukan


prosedur dengan cepat.
Gunakan restrain bila tepat,
minat bantuan orang tua.
Bicarakan pemeriksaan bila
daapt bekerja sama; gunakan
kalimat pendek.
Berikan pujian untuk perilaku
kooperatif.

Anak pra
sekolahLebih suka
berdiri atau duduk.
Jika koopertif,
lakukan dari kepala ke
Biasanya kooperatif jari kaki.
dengan posisi
telungkup/

Bila tidak
terlentang.
kooperatif, lakukan
seperti pada anak usia
bermain.

Minta anak melepaskan


pakaiannya.

Izinkan untuk
menggunakan celana dalam bila
malu.

Berikan kesempatan untuk


melihat alat; tunjukkan dengan
singkat penggunaannya.

Buat cerita tentang


prosedur : saya mau melihat
seberapa kuat otot-ototmu
(tekanan ah).

Gunakan tekhnik boneka


kertas.

Beri pilihan jika mungkin.

Hargai kerja sama;


gunakan pernyataan positif: buka
mulutmu.
Anak usia
sekolahMenyukai
duduk
Lakukan dari kepala
Minta untuk melepas
ke kaki.
pakaian sendiri.

Kooperatif hampir
semua posisi anak
kecil menyukai
kehadiran orang
tua.
Anak yang lebih
besar menyukai
privasi

Pemeriksaan

Biarkan untuk memakai


genetalia boleh
celana dalam.
dilakukan paling akhir
pada anak yang lebih
Beri skort untuk dipakai.
besar.

Jelaskan tujuan peralatan


Hargai kebutuhan dan kepentingan prosedur, seperti
privasi.
otoskop untuk meliaht gendang
telinga, yang diperlukan untuk
mendengar.

Ajarkan tentang fungsi


tubuhnya dan perawatannya.

RemajaSama
dengan anak usia
sekolah.
Berikan pilihan
tentang keberadaan
orang tua.

Sama dengan anak


Izinkan melepas pakaian
usia sekolah yang lebih sendiri.
besar.

Beri skort.

Buka hanya area yang


akan diperiksa.

Hargai kebutuhan privacy.

Jelaskan temuan-temuan
selama pemeriksaan. ototmu kuat
dan padat.

Beri keterangan tentang


perkembangan seksual:
payudaramu sedang berkembang
seperti seharusnya.

Tekankan kenormalan
perkembangan.

Periksa genetalia seperti


bagian tubuh yang lain; dapat
dilakukan di akhir.

F. PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR

TANDA
VARIASI UMUM/
POTENSIAL
PENGKAJIA
TEMUAN BIASA ABNORMALITAS KEGAWATAN/
N
MINOR
ABNORMALITA
S UTAMA
Pengukuran
umum

Lingkar kepala Molding setelah

Lingkar
33 sampai 35
kelahiran dapat
kepala < persentil
cm- Lingkar dada mengubah atau
ke-10 atau >
30,5 sampai 33 cm menurunkan lingkar
persentil kekepala- Lingkar
90Berat
Lingkar kepala kepala dan lingkar dada badan lahir <
harus kira-kira 2 mungkin sama untuk 1 persentil ke-10 atau
sampai 3 cm lebih sampi 2 hari pertama > persentil ke-90
besar dari lingkar setelah kelahiran
dada
Berat badan lahir
Panjang kepala menurun 10% dalam
ketumit 48 sampai minggu pertama;
meningkat kembali
53 cm
dalam 10 sampai 14
hari
Berat badan
lahir 2700 sampai
4000g

TANDA
VITAL:Suhu
Axila : 36,5
sampai 37C

Menangis dapat
sedikit meningkatkan
suhu tubuh

Hipotermi

Hipertermi

Radian penghangat
akan meningkatkan
suhu axila
Frekuensi
jantung

Apikal : 120
sampai 140
denyut / menit

Menangis akan

Bradikardia :
meningkatkan
frekuensi istirahat
frekuensi jantung; tidur dibawah 80 sampai
akan menurunkan
100 denyut / menit
frekuensi jantung

Takikardia :
Selama periode
frekunsi kira-kira

pertama reaktivitas (6
sampai 8 jam),
frekuensi dapat
mencapai 180 denyut /
menit

160 sampai 180


denyut / menit

Irama tidak
teratur

Takipne ;
frekuensi dibawah
60 kali / menit

Menangis akan
meningkatkan
frekuensi pernafasan ;
tidur akan menurunkan
frekuensi pernafasan
Apnea > 1520 detik
Selam periode
pertama reaktivasi (6
Tekanan
sampai 8 jam),
sistolik pada
frekuensi dapat
manset kurang dari
mencapai 80 kali /
6 sampai 9 mmHg
menit
kurang dari tekanan
diekstremitas atas
Menangis akan
meningkatkan tekanan
darah
30 sampai 60 kali /
menit
Pernafasan

65 / 41 mmHg

Tekanan darah
Penampilan
umum

Kulit

PosturFleksi
Frank breechKaki
kepala dan
diektensikan,
ekstremitas,
diabduksikan dan paha
dengan istirahat
dirotasi penuh, oksiput
telentang dan
didatarkan, leher
telungkup.
diekstensikan
Pada saat lahir, Ikterik neonatus
merah terang,
setelah 48 jam
menggelembung, pertama- Ekimosis
halus.- Hari
atau petekie karena
kedua sampai
trauma kelahiran
ketiga, merah
muda, mengelupas, Milia ; kelenjar
kering
sebasea terdistensi
tampak sebagai papula
Verniks caseosa putih kecil pada pipi,
dagu, dan hidung
Lanugo
Miliaria atau
sudamina : kelenjar
Edema
keringat terdistensi
disekitar mata,
(ekrin) yang tampak
wajah, kaki,
punggung tangan, sebagai vesikel menit,
khususnya pada wajah
telapak, dan
scrotum atau labia
Eritema toksikum :

Postur timpang,
ekstensi
ekstremitasnya

Ikterik
berlanjut,
khususnya pada 24
jam pertamaKulit memucat

Sianosis
umum

Pucat

Keabu-abuan

Pletora
(darah dalam
jumlah berlebihan)

Mottling :
umum dan menetap

Perubahan
warna normal :

ruam papular merah

Hemoragi,
muda dengan vesikel ekimosis, atau
yang tumpang tindih petekie yang
pada dada, punggung, menetap
Akrosianosis :
sianosis tangan dan bokong, dan abdomen ;
dapat tampak dalam 24 Skelerema : kulit
kaki
sampai 48 jam dan
keras dan kaku
Kutis marmorata hilang setelah beberapa
hari
Turgor kulit buruk
Perubahan warna
Ruam, pustula,
Harlequin : perubahan atau, lepuh
warna jelas terlihat saat
bayi berbaring miring ; Bercak Cafe au
setengah bawah tubuh lait : bercak coklat
menjadi merah muda terang
dan setengah atas pucat
Nevus flammeus :
merah kebiruan gelap
(port-wine stain )
biasanya pada leher
dan wajah
Mongolian spots : area
ireguler pigmentasi
biru tua, biasanay pada
bagian sakral dan
gluteal; terlihat
terutama pada bayi
baru lahir dari orang
asli amerika, afrika,
asia, atau keturunan
hispanik
Telangiektatik nevi
(gigitan bangau) : area
terlokalisir merah
muda dalam, datar
biasanya terlihat
dibagian belakang
leher
Kepala

Fontanel anterior Molding setelah


: bentuk berlian, persalinan vaginal-

Sutura
menyatu-

2,5 sampai 4,0 cm Sagital ketiga (parietal) Penonjolan atau


fontanel
depresi fontanel
ketika bayi tenang
Penonjolan
fontanel karena

Pelebaran
menangis atau batuk sutura dan fontanel
Kaput
Fontanel
posterior :

suksedaneum :

Kraniotabes :

sensasi tajam
sepanjang sutura
lambdoidal yang
edema jaringan

bentuk
segitiga 0,5 sampai kulit kepala yang lunak mirip lekukan bola
pingpong
yang melewati garis
1 cm
sutura

Fontanel
harus datar, lunak, Sefalhematoma (tidak
rumit) : diantara
dan padat
periosteum dan tulang
tengkorak yang

Bagian
dibatasi dengan batas
terlebar dari
khusus dan tidak
fontanel diukur
melewati garis sutura
dari tulang ke
tulang, bukan dari
sutura ke sutura

G.PROSEDUR PENGKAJIAN

PENGKAJI

PROSEDUR

AN
Tinggi /
panjang
badan

1. panjang rekumben pada anak dibawah usi 24 sampai 36


bulan
2. tempatkan terlentang dengan kepala digaris tengah.
3. pegang lutut dan dorong dengan perlahan kearah meja
untuk kaki ekstensi penuh.
4. ukur dari verteks (puncak) kepala sampai tumit kaki (jari
kaki mengarah keatas).
5. tinggi berdiri pada anak lebih dari 24 sampai 36 bulan.
6. lepaskan kaus kaki dan sepatu.
7. minta anak berdiri setinggi mungkin, pungung tegak
kepala digaris tengah, dan mata melihat lurus kedepan..
8. periksa fleksi lutut, kemerosotan bahu, peninggian tumit.
9. ukur puncak kepala sampai permukaan berdiri.
10. ukur sampai cm atau inci yang terdekat.

Berat badan
1. timbang bayi dan anak kecil telanjang diatas skala tipe
platform; lindungi bayi dengan menempatkan tangan
diatas tubuh untuk mencegahnya menjatuhkan skala.
2. timbang anak yang lebih besar dengan memakai pakaian
dalam (tanpa sepatu) pada timbangan tegak
3. periksa apakah skala seimbang sebelum digunakan.
4. tutupi timbangan dengan selembar kertas bersih untuk
masing-masing anak.
5. ukur sampai 10gr atau once yang terdekat untuk bayi
dan 100gr atau pon untuk anak-anak.
Lingkar

Ukur dengan kertas atau pita tembaga pada lingkar yang terbesar

kepala (HC) dari puncak alis, mata dan pinna telinga ketonjolan oksipital
tengkorak.
Lingkar
dada
1. ukur melingkari dada pada garis putting susu.
2. idealnya lakukan pengukuran selama inspirasi dan
ekspirasi, catat rata-rat dari dua nilai.
Ketebalan
lipatan kulit
1. pengukuran ketebalan lipatan kulit trisep
dan lingkar
lengan

dengan lengan kanan anak fleksi 90 pada siku, tandi titik


tengah antara akromion dan olekranon pada aspek posterior
lengan

dengan lengan menggantung bebas, genggaman lipatan


kulit antara ibu jari dan jari tengah 1 cm di atas titik tengah

dengan perlahan trik lapisan menjauh dari otot dasardan


terus pegang sampai pengukuran selesai

tempatkan caliper jaws (jangka lengkung) di atas lipatan


kulit pada tanda tengah ; bila menggunakan jangka lengkung
plastic (missal, Adipometer Ross), beri tekanan dengan ibu jari
untuk mensejajarkan garis pada jangka, ikuti arahn tersebut untuk
jangka yang lain

perkiraan pembacan sampai paling dekat 1,0mm, 2-3 detik


setelah pemberian tekanan

lakukan pengukuran sampai kelipatan 1mm


1. pengukuran lingkar lengan tengah

ikuti prosedur seperti di atas, tetapi sebagai ganti


penggenggaman lipat kulit dan penggunaan jangka lengkung,
tegang kertas atau pita ukur tembaga melingkari lengan atas pada
titik tengah

Pengukuran
fisiologis(ta
nda-tanda
vital):

ukur sampai dekat 1cm

1. Suhu
Idealnya, diukur ketika anak tenang; karenanya, catat nilai dan
perhatikan aktivitas seperti menangis.
1. Thermometer kaca mercuri
2. Suhu oral
Letakkan di bawah lidah di dalm kantong sublingual posterior
kanan atu kiri, bukan di depan lidah, minta nak untuk tetap
mengatupkan mulutnya tanpa menggigit termometer
1. Suhu aksila
Tempatkan di bawah lengan dengan ujungnya dibagian tengah
aksila dan dekatkan dengan kulit, bukan pakaian, tahan tangan
anak untuk menjepitnya
1. Suhu rectal
1. Masukkan ujung yang telah diberi pelumas tidak
lebih dari 2,5cm (1 inci) ke dalam rektum, pegang
thermometer dengan hati-hati dengan anus
2. Anak dapat dimiringkan, telentang, atau posisi
telungkup (misal, terlentang dengan lutut fleksi
kearah abdomen); tutup penis, karena prosedur ini
sering merangsang urinasi
3. Anak kecil dapat ditempatkan pada posisi
telungkup dipangkuan orang tua
4. Thermometer electronic
1. Pengukuran suhu dengan komponen
elektronik disebut tesmitor yang ditempel
pada ujung plastic dan alat tembaga dari
baja yang dihubungkan ke alat pencatat
elektronik suhu, yang di ukur akan tampak
pada display digital dalam 60 detik
2. Tempatkan prob di dalam mulut, aksila,
rectum seperti thermometer merkuri

3. Sensor membran timpani


1. Thermometer infra merah
mengukur radiasi termal dari
membrani timpani; suhu yang di
ukur akan tampak pada display
digital dalam 1 detik
2. Masukkan ujung alat yang tertutup
dengan perlahan ke dalam liang
telinga kea rah titik tengah antara
alis mata dan cabang yang
berlawanan
3. Untuk hasil yang paling akurat,
perenggangan liang telinga untuk
sensor mengukur panas dari
gendang telinga, bukan sisi liang,
lakukan 3 pengukuran, dan catat
pembacaan yang tertinggi
4. Thermometer strip plastic
(termograf)
1. Perubahan warna sebagai
respon terhadap perubahan
suhu
2. Tempatkan pada dahi sampai
terjadi perubahan warna,
biasanya memerlukan waktu
kurang dari 15 detik
3. Beberapa-digunakan seperti
thermometer merkuri oral
4. Thermometer digital
1. Terdiri dari alat yang
berhubungan dengan
chipe mikro
prosesor, yang
menerjemahkan
sinyal ke dalam
derajat dan

mengirimkan
penguukuran suhu
2. Digunakan seperti
termometer merkuri
3. Tempa Dot
1. Penggunaan
tunggal
termometer
sekali pakai
dengan
campuran
kimia tertentu
pada setiap
lingkaran
yang
mengubah
warna untuk
mengukur
peningkatan
suhu setiap
0,2 derajat
2. Digunakan
seperti
termometer
merkuri
diletakkan
pada mulut (1
menit), aksila
(3 menit),
dan rektum (3
menit);
perubahan
warna dibaca
10-15 detik
setelah
mengangkat
termometer

1. Ukuran nadi apikal pada anak-anak usia 2 sampai 3 tahun


Titik intensitas maksimum terletak di bagian lateral sampai ke
puting susu pada ruang antar iga keempat sampai ke lima atau
garis midklavikular.
1. Titik nadi radialis pada anak-anak usia lebih dari 2 samapi
3 tahun
2. Hitung nadi selama 1 menit penuh, khususnya bila terjadi
ketidakteraturan.

1. Nadi

3. Untuk mengulang pengukuran, hitung nadi selama 15 atau


30 detik dan kalikan dengan 4 dan 2, berturut-turut

observasi frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh pada bayi


dan ank kecil, observasi gerakan abdomen pada anak yang lebih
besar, observasi gerakan toraks.

Gunakan ukuran manset yang tepat (ukuran maset mengacu


hanya pada kantong bagian dalam yang dapat dikembangkan,
bukan kain atau plastik penutupnya)

Report of the Second Task Force (1987) menganjurkan:


1. Lebar yang cukup untuk penutup kira-kira 75 % lengan
atas diantara puncak bahu dan elekranon
2. Panjang yang cukup untuk melingkar penuh pada anggota
gerak dengan atau tanpa putaran ulang

1. Pern
afasa
n

3. Ruang yang cukup pada fosa antekubital untuk


menempatkan stetoskop
4. Ruang yang cukup pada tepi atas untuk mencegah
obstruksi pada aksila

American Health Association (Frohlich, 1988)

menganjurkan:
1. Teka
nan
dara
h

1. Lebar 40% sampai 50% lingkar anggota gerak; diukur


pada lengan atas bagian tengah antara bahu puncak dan
olekranon
2. Panjang yang cukup untuk melingkar penuh atau
melingkar penuh pada tungkai atau tanpa putaran ulang
3. Untuk sisi pengukuran lain, panduan tersebut diatas, dapat
digunakan meskipun ukuran anggota gerak (misal; bentuk
paha konikal) mungkin membuat penempatan manset
kurang tepat
4. Gunakan posisi yang sama, misal; berbaring atau duduk,
dan lengan kanan untuk pengukuran
5. Posisikan anggota gerak setinggi jantung
6. Kembungkan manset dengan cepat kira-kira 20 mmHg
diatas titik dimana nadi radial menghilang
7. Lepaskan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 2-3
mmHg per detik selama auskultasi arteri
8. Baca manometer grafisasi air raksa setinggi mata
9. Catat nilai tekanan sitolik sebagai awal dari bunyi berdeak
yang jernih(bunyi korotkop 1)
10. Catat tekanan diastol pada bunyi korotkop ke 4(K4) dan
kelima (K5) (hilangnya semua suara) sejalan dengan
tekanan sistolik, anggota gerak, posisi, ukuran manset dan
metode, misal; TD = 100/60/54 mmHg, lengan atas,
duduk, dengan maset anak dan menggunakan auskultasi
11. Jika menguganakan monitor elektronik, ikuti petunjuk
pabrik dan panduan diatas untuk ukuran maset yang benar
12. Dengan alat oskilometrik (misal; dinamp), keempat sisi
dapat digunakan, tetapi jadikan paha sebagai pilihan
terakhir karena sisi tersebut paling membuat tidak nyaman
13. Stabilkan anggota gerak selama pengembangan maset,
karena gerakkan akan mengganggu kemampuan alat untuk

mengukur tekanan darah dengan akurat


Penampilan Observasi hal-hal berikut:umum

Postur

Kulit

Hygiene

Nutrisi

Perilaku

Perkembangan

Status kesadaran

Wajah

Observasi kulit pada cahaya matahari alami atau sinar


buatan netralWarna paling baik jika di kaji pada skera,
konjuntiva, punggung kuku, lidah, mukosa bukal, telapak tangan,
dan telapak kaki

Tekstur perhatikan kelembaban, kehalusan, kekasaran,


integritas kulit, dan suhu

Suhu bandingkan setiap bagian tubuh untuk semua yang


sama

Turgor genggam kulit pada abdomen antara ibu jari dan


telunjuk, tarik, dan lepaskan dengan cepat

Struktur
aksesori

Lekukan lekukkan kulit dengan jari

Rambut inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi,


elastisitas dan hygieneKuku inspeksi warna, tekstur,
kualitas, distribusi, elastisitas dan hygiene

Dermatoglifik observasi lipatan fleksi pada telapak tangan

Nodus limfe
Palpasi menggunakkan distal jariTekan dengan
perlahan tapi tegas dengan gerakkan melingkar

Perhatikan ukuran mobilitas, suhu, kekerasan, dan adanya


perubahan pada pembesaran nodus

Kepala

Submaksilaris tundukkan sedikit ke bawah

Servikal tegadahkkan kepala sedikit keatas

Axila rilekskan lengan disamping tetapi sedikit terabduksi

Inguinalis tempatkan anak pada posisi terlentang

Perhatikan bentuk dan kesimetrisanPerhatikan kontrol


kepala (khususnya pada bayi) dan postur kepalanya

Evaluasi rentang gerak

Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus, atau


pembengkakan yang nyata

Lakukan transluminat tengkorak di ruang gelap, dengan


benar pasang senter ke arah karet pada beragai titik

Periksa hygiene kulit kepala, ada tidaknya lesi, inspeksi,


tanda trauma, kehilanggan rambut, perubahan warna, perkusi
sinus frontal pada anak-anak usia 7 tahun
Leher

Inspeksi ukuran
1. Trakea
Palpasi adanya deviasi; letakkan ibu jari dan telunjuk pada setiap
sisi dan gerakan jari ke depan dan ke belakang.
1. Tiroid
Palpasi, perhatikan ukuran, bentuk, kesimetrisan nyeri tekan,
nodul,; tempatkan bantalan jari telunjuk dan jari tengah di bawah
kartilago krikoid; rasaktimus (jaringan penyambung lobus) naik
ketika menelan; rasakan setiap lobus secara lateral dan posterior.
1. 3.

Arteri karotis

Palpasi di kedua sisi

Mata
1. Inspeksi penempatan dan kesejajaran
2. Bila abnormalitas dicurigai, ukur jarak kantus bagian
dalam
1. Kemiringan palpebra
tarik garis imajinasi melalui dua titik medial (bagian dalam)
kantus
1. Lipatan epikantus
Observasi adanya kelebihan lipatan dari atap hidung sampai
terminasi dalam alis mata
1. c.

Kelopak mata

Observasi adanya penempatan, gerakan dan warna.


1. d.

Konjungtiva palpebra

Tarik kelopak mata bawah kea rah bawah sementara anak


melihat keatas.

Tarik kelopak mata atas dengan memegang bulu mata dan


tarikke bawah dank e depan

Observasi warna

1. e.

Konjungtiva bulbar

Observasi warna
1. Pungtum lakrimalis
Observasi warna
1. g.

Bulu mata dan alis mata

Observasi distribusi dan area pertumbuhannya


1. h.

Sklera

Observasi warna
1. i.

Kornea

periksa terhadap opasitas dengan sinar terang terhadap mata.


1. j.

Pupil

Bandingkan ukuran, bentuk, dan gerakan

Uji reaksi terhadap sinar; sumber sinar terang terhadap dan


menjauh dari mata.

Uji akomodasi; biarkan anak memfokuskan pada objek


dari jarak jauh dan membawa objek mendekat ke wajah.

1. k.

Iris

Observasi terhadap bentuk, warna, ukuran, dan kejelasan.


1. l.

Lensa

Inspeksi
1. Fundus

Periksa dengan oftalmoskop yang diset pada angka


mendekati anak dari sudut 15 derajat; ubah diopter ke
positif atau minus untuk menghasilkan focus yang jelas

Ukur struktur dalam hubungannya dengan diameter discus


(DD)

Untuk memudahkan penempatan makula, minta anak


secara singkat melihat langsung pada sinar

Kaji penglihatan

Gunakan tes berikut untuk penglihatan binorukular

Tes refleks cahaya corneal

(disebut juga Gemini refleks merah atau tes Hirschberg)-arahkan


cahaya langsung ke dalam mata dari jarak kira-kira 40,5 cm

Tes cover

Minta anak mendekati objek (33 cm) atau menjauhi (50cm) objek;
tutup salah satu mata dan observasi gerakan mata yang tidak
ditutup

Tes cover alternative

Sama dengan tes cover, kecuali menutup satu mata yang lain
beberapa kali; observasi gerakan mata yang ditutup ketika tidak
ditutup

Penglihatan perifer

Minta anak melihat lurus; gerakan objek seperti jari anda,


melebihi lapang pandang anak tersebut ke dalam pandangan;
minta anak untuk memberi tanda segera saat objek terlihat;
perkirakan sudut dari garis lurus penglihatan ke deteksi pertama
penglihatan perifer

Penglihatan warna

Gunakan tes Ishihara atau tes Hardy-Rand Rittler.


Telinga

1. PinnaInspeksi Penempatan Dan Kesejajaran

Ukur Tinggi Pinna Dengan Menarik Garis Imajiner Dari


Orbit Di Luar Mata Ke Oksipital Tengkorak

Ukur Sudut Pinna Dengan Menarik Garis Perpendicular


Dari Garis Horizontal Imajiner Dan Sejajarkan Pinna
Setelah Tanda Ini

2. Observasi Tanda Pinna Umum


3. Perhatikan Adanya Lubang-Lubang Abnormal, Penebalan
Kulit, Atau Sinus
4. Inspeksi Hygiene (Bau, Rabas, Warna)
5. Periksa Struktur Luar Kanal Dan Telinga Tengah Dengan

Otoskop
Anak Dibawah 3 Tahun.Posisikan Telengkup Dengan Telinga
Diperiksa Menghadap Atap, Sandarkan Anak, Gunakan Bagian
Tubuh Atasuntuk Merestrin Tangan Dan Tubuh,Dan Tangan Yang
Memeriksa Untuk Merestrin Kepala.

Ubah Posisi: Dudukkan Anak Pada Posisi Miring Di


Atas Pangkuan Orang Tua Minta Orang Tua Memeluk
Anaknya Dengan Aman Melingkari Tubuh Dan Tangan
Serta Puncak Kepala

Masukkan Spekulum Diantara Posisi Jam 3 Dan 9


Dengan Miring Ke Bawah Dan Ke Depan

Tarik Pinna Ke Bawah Dan Ke Belakang Pada Rentang


Jam 6 Sampai 9

Anak Lebih Dari 3 Tahun , Periksa Saat Duduk Dengan Kepala


Miring Sedikit Menjauh Dari Periksa (Bila Anak Perlu Restrin,
Gunakan Salah Satu Dari Posisi Yang Telah Disebutkan Diatas)

Tarik Pinna Keatas Dan Kebelakang Pada Posisi Jam 10

Masukkan Spekulum 0.6 Sampai 1,25cm, Gunakan


Spekulum Yang Terlebar Yang Mudah Masuk Ke
Diameter Kanal.

1. Kaji Pendengaran
2. Tes rinne, letakkan batang vibrasi dan garpu tala pada
tulang mastoid sampai anak tidak lagi mendengar
bunyinya, gerakan gigi garpu dekat lubang telinga.
3. Tes weber, pegang garpu tala pada garistengah kepala atau
dahi
1. Inspeksi ukuran, penempatan, dan kesejajaran,tarik
garis vertikal imajiner dari titik tengah antara mata
dan titik bibir atas
Hidung

Vestibula anterior, tengadahkan kepala ke belakang, dorong ujung


telinga keatas, dan sinari lubang dengan sinar kilat, untuk
mendeteksi perforasi septum, arahkan cahaya kesalah satu lubang

hidung dan observasi lewatnya sinar melalui perforasi.


Mulut dan
tenggorok

1. Bibir, Perhatikan Warna, Tekstur, Dan Lesi Sebelumnya


2. Struktur Internal
Minta kerjasama anak untuk membuka mulut lebar-lebar dan
mengatakan aahh, biasanya tidak perlu menggunakan spatel
lidah
Dengan anak posisi telentang kedua tangan diangkat
disepanjang sisi kepala, minta orang tua memobilisasi kepala,
mungkin perlu menggunakan spatel lidah, tetapi hindari
menimbulkan reflek muntah dengan menekan hanya bagian
samping lidah, gunakan lampu senter untuk penyinaran yang baik

Dada
1. Inspeksi ukuran bentuk,kesemetrisan, gerakan dan
perkembangan payudara
2. Gambarkan pertemuan sesuai garis gemografis dan
imajiner
3. Lokalisasi ruang interkosta (ICS), ruang langsung dibawah
iga, dengan mempalpasi dada secara inferior dari iga ke
dua
4. Petunjuk lain

Putting biasanya pada ICS ke 4

Ujung iga ke-11 teraba pada lateral

Ujung iga ke-12 teraba pada posterior

Ujung scapula pada iga

Paru-paru
1. Evaluasi gerakan pernapasan: frekuensi, irama,
kedalaman, kuantitas dan karakter
2. Dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua tangan
datar di punggung atau dada dengan ibu jari digaris tengah
sepanjang tepi kostal bawah

3. Fremitus vocal-palpasi seperti diatas dan anak mengatakan


99 atau eee
4. Perkusi kedua sisi dada dalam urutan dari apeks ke dasar
5. Untuk paru-paru anterior, anak duduk atau terlentang
6. Untuk paru-paru posterior, anak duduk
7. Auskultasi pernapasan dan bunyi suara: intensitas nada,
kualitas, durasi relative dan inpsirasi dan ekspirasi
Jantung

Instruksi umum
1. Mulai dengan inspeksi, diikuti dengan palpasi, kemudian
auskultasi.
2. Perkusi tidak dilakukan karena nilainya yang terbatas
dalam mendefinisikan batasan atau ukuran jantung.
3. Inpeksi ukuran dengan anak berada pada posisi semifoler,
observasi dinding dari sebuah sudut.
4. Palpasi untuk menentukan lokasi impuls apical, impuls
jantung paling lateral yang dapat disamakan dengan apeks.
5. Palpasi kulit untuk waktu pengisian kapiler :

tekan kulit sedikit pada sisi tengah, seperti dahi, dan sisi
perifer, seperti bagian atas tangan atau kaki, untuk
menghasilkan sedikit pemucatan

kaji waktu yang diperlukan area yang memucat untuk


kembali pada warna aslinya

1. Tekanan kulit sedikit pada kulit spada kulit seperti dahi


dan sisi perifer seperti bagian atas tangan atau kaki untuk
sedikit menghasilkan sedikit pemucatan.
2. Kaji waktu yang diperlukan area yang memucat untuk
kembali pada warna asalnya.
3. Auskultasi bunyi jantung :

dengarkan dengan anak dalam posisi duduk dan bersandar

gunakan stetoskop bagian diagfragma dan bel dada

evaluasi kualitas, intensitas, frekuensi dan irama bunyi.

1. Dengarkan dengan anak dalam posisi duduk dan stndar


1. Gunakan stetoskop bagian diafragma dan bel dada.
2. Evaluasi kualitas, intensitas, frekuensi, dan irama
bunyi
3. Ikuti urutan berikut :

area aortic : ruang intercostal kanan kedua dekat sternum

area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat


sternum

titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat


sternum

area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis


midklavikuler kiri (ruang intercostal ketiga sampai
keempat dan lateral pada garis midklavikular kiri pada
bayi)

Pola Frekuensi Jantung


Takikardi; peningkatn frekuensi
Bradikardi; penurunan frekuensi
Pulsus alternal; denyut kuat diikuti denyut lemah
Pulsus begiminus; pasangan irama dimana denyut teraba dalam
pasangaan karena denyut premature.
Pulsus paradoksus; intensitas atau kekuatan nadi menurun dengan
ekspirasi.
Sinus aritmia; frekuensi meningkat dengan inspirasi, menurun

dengan ekspirasi.
Nadi water; khususnya denyut kuat yang disebabkan oleh tekanan
nadi yang sanagt lebar.
Nadi dikrotorik; nadi radialias gandauntuk setiap denyut apical
Nadi lemah; nadi lemah, cepat, yang hilang dan timbul.

1. Area apical atau mitral ruang interkosta ke 5, garis


midklavikula kiri (ruang intercosta ketiga sampai keempat
dan lateral pada garis midklavikula kiri pada bayi)

Abdomen

Intruksi umum
1. Inspeksi, diikuti dengan auskultasi, perkusi dan palpasi,
yang dapat mengubah bunyi abdomen normal.
2. Palpasi mungkin tidak nyaman untuk anak palpasi dalam
menyebabkan perasaan tekanan dan palpasi superficial
menyebabkan sensasi geli.
3. Untuk meminimalkan ketidak nyamanan dan mendorong
kerjasama, gunakan hal-hal berikut:

Tempatkan anak pada posisi terlentang dengan kaki fleksi


pada panggul dan lutut

Alihkan perhatian anak dengan pernyataan seperti saya


akan menebak apa yang kamu makan dengan memegang
perutnya

Minta anak untukmembantumempalpasi dengan


menempatkan tangannya sendiri di atas tangan pemeriksa
yang mempalpasi

Minta anak menempatkan tangannya pada abdomen


dengan jari memegang dan palpasi diantara jari-jari,

inspeksi kontur, ukuran, dan tonus


1. Perhatikan kondisi kulit
2. Perhatikan gerakan
3. Inspeksi umbilikus akan adanya herniasi, fistula, hygene,
dan rabas
4. Observasi adanya hernia:

Inguinalis, Urutkan jari kelingking ke cincin inguinalis


eksternal di dasar skrotum; minta anak untuk batuk.

Femoralis, Tempatkan jari diatas kanalis femoralis (cari


dengan meletakkan jari telunjuk di atas nadi femoralis dan
jari tengah di kulit menghadap jari tengah).

1. Auskultasi bising usus dan pulsasi aortik


2. Perkusi Abdomen
3. Palpasi organ abdomen:

Tempatkan satu tangan datar diatas punggung dan gunakan


palpasi tangan untuk merasakan organ diantara kedua
tangan.

Dahulukan dari kuadran bawah ke atas untuk menghindari


terlewatnya tepi pembesaran organ.

Gunakan garis imajiner pada umbilikus untuk membagi


abdomen menjadi kuadran.

Kuadran kanan atas (KKaA)

Kuadran kanan bawah (KKaB)

Kuadran kiri atas (KKiA)

Kuadran kiri bawah (KKiB)

1. Palpasi Nadi Femoralis : tempatkan ujung dua atau tiga


jari kira-kira di tengah antara puncak iliaka dan simfisis

pubis
2. Timbulkan Refleks Abdomen : regangkan kulit dari
samping ke garis tengah pada setiap kuadran
Genetalia

Instruksi umum
1. Lanjutkan dengan cara yang sama seperti pemeriksasan
area lain; jelaskan prosebur dan maknanya sebelum
melakukan, seperti mempalpasi testis.
2. Hargai privasi setiap waktu
3. Gunakan kesempatan untuk mendiskuskusikan masalah
tentang perkembangan seksual dengan anak yang lebih
besar dan remaja.
4. Gunakan kesempatan untuk mendiskusikan keamana
seksual dengan anak keci, menjelaskan bahwa ini adalah
area pribadi mereka dan bila seseorang menyentuhnya
dengan cara yang tidak nyaman mereka harus selalu
membeti tahu orang tua mereka atau orang lain yang
dipercaya.
5. Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan sarung
tangan.
Genetalia laki-laki
1. Penis inspeksi ukuran
2. Glans dan batang inspeksi adanya tanda-tanda
pembengkakan, lesi kulit, inflamasi.
3. Prepusium inspeksi pada pria yang disirkumsisi.
4. Meatus uretral inspeksi lokasi dan perhatikan adanya
rabas.
5. Sekrotum inspeksi ukuran, lokasi kulit, dan distribusi
rambut.
6. Testis palpasi setiap kantong sekrotium dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.

7. Genetalia eksterna inspeksi struktur, tempatkan anak


pada posisi setengah bersandar pada pangkuan orang tua
dengan lutut menekuk dan telapak kaki saling
bersebelahan
Genetalia wanita
1. Labia palpasi adanya masa.
2. Meatus uretral inspeksi terhadap lokasi; teridentifikasi
seperti bentuk V dengan merenggangkan kearah bawah
dari klitoris keperineum.
3. Kelen jar skene palpasi atau inspeksi
4. Orifisium vaginalis pemeriksaan internal biasanya tidak
dilakukan; inspeksi terhadap lubang sebelumnya.
5. Kelenjar Bartholin palpasi atau inspeksi.
Anus
1. Area anus inspeksi penampiolan umum, kondisi kulit
2. Reflek anal munculkan dengan mengerutkan atau
merenggangkan area perineal dengan perlahan

Punggung
dan
ekstremitas

1. Inspeksi kurvatura dan simetris tulang belakang


2. Uji adanya skoliasis:

Biarkan anak berdiri tegak; observasi dari belakang dan


perhatikan ketidak simetrisan bahu dan panggul.

Biarkan anak membungkuk kedepan pada pnggul sampai


punggung parallel pada lantai; observasi dari samping dan
perhatikan ketidak simetrisan atau penonjolan tulang
rangka.

1. Perhatikan mobilitas tulang belakang.


2. Inspeksi setiap sendi ekstremitas untuk kesimetrisan

ukuran, suhu, warna, nyeri tekan, mobilitas.


3. Uji adanya perkembangan displasia panggul.
4. Kaji bentuk tulang:

Ukur jarak antara lutut ketika anak berdiri dengan


maleolus saling bersebelahan.

Ukur jarak antara maleolus bila anak berdiri dengan kedua


lutut merapat.

Inspeksi telapak kaki; uji apakah deformitas kaki pada saat


lahir merupakan akibat dari posisi fetal atau
perkembangan oleh peregangan keluar,kemudian kedalam,
sisi telapak kaki.

1. Inspeksi cara berjalan :

Minta anak berjalan pada garis lurus

Perkirakan sudut cara berjalan dengan menarik garis


imajiner melalui bagian tengah kaki dan garis progresi.

1. Refleks plantars
Timbulkan refleks dengan mengusap telapak kai lateral dari tumit
kedepan ke ibu jaru kaki melewati haluks
1. Inspeksi perkembangan dan tonus otot
2. Uji kekuatan
Pengkajian Inspeksi setiap sendi ekstremitas untuk kesimetrisan, ukuran,
neurologis suhu, warna, nyeri tekan, mobilitas.Uji adanya perkembangan
displasia panggul

Kaji bentuk tulang


1. Ukur jarak antar lutut ketika anak berdiri dengan maleolus
saling bersebelahan

2. Ukur jarak antar maleolus bila anak berdiri dengan kedua


lutut merapat
3. Inspeksi posisi telapak kaki; uji apakah deformitas kaki
pada saat lahir merupakan akibat dari posisi fetal atau
perkembangan oleh peregangan keluar, kemudian
kedalam, sisi telapak kaki; bila dapat normal dengan
sendirinya, kaki mengambil sudut kanan terhadap kaki

Inspeksi cara berjalan:


Minta anak berjalan pada garis lurus
Perkirakan sudut cara berjalan dengan menarik garis imaginer
melalui bagian tengah kaki dan garis progresi.

Refleks Plantar, timbulkan refleks dengan mengusap telapak


kaki lateral dari tumit ke depan ke ibu jari kaki melewati haluks.
Inspeksi perkembangan dan tonus otot.

Uji kekuatan:
1. Lengan, minta anak mengangkat tangan sambil melawan
tekanan dari tangan anda
2. Kaki , minta anak duduk dengan kaki menggantung;
lanjutkan seperti pada tangan
3. Telapak tangan, minta anak meremas jari anda sekencang
mungkin
4. Telapak kaki, minta anak memfleksikanplantar (dorong
telapak kaki ke arah lantai) sambil menekan telapak kaki.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan antara lain:


1. Pengkajian fisik pada anak memerlukan teknik-teknik dan pengalaman khusus untuk
dapat melakukannya, karena masing-masing anak memiliki respon yang berbeda pada
setiap tindakan.
2. Tujuan dari pemeriksaan fisik sesuai usia adalah untuk memperoleh informasi yang
akurat tentang keadaan pasien.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik antara lain :
4. Posisi pada saat melakukan pemeriksaan fisik
5. Umur anak
6. Persiapan anak
7. Tingkat kesadaran anak Bagaimana keadaan normal dan abnormalitas baik potensial
maupun aktual sistem yang dikaji
8. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan memahami sifat
dan karakter anak pada tiap-tiap tumbuh kembang anak
9. Menjaga dan mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan maka sangat
perlu dilakukan kerja sama orang-tua, karena orang-tua pemegang keputusan utama dan
orang yang paling dekat dengan anak.

Daftar Pustaka
Engel, Joyce. 1999. Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatric. Editor. Setiwan. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Matondang, S Corry,dkk. 2000. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta: PT Sagung Seto
Priharjo, Robert. 1993. Pengkajian Fisik Keperawatan. Editor Ni Luh Gede Yasmin Asih, SKp.
Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 1993. Essential Of Pediatric Nursing. Fourth Edition. Philadelphia: Mosby
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai