Anda di halaman 1dari 11

Teknik Pemeriksaan

Area Penekanan
Pemeriksaan neonates menyaring (1) kelainan congenital, mayor dan minor, (2) konsekuensi
trauma lahir yang berhubungan dengan persalinan dan kelahiran, (3) masalah medis neonates dan
(4) usia kehamilan bayi dan kesesuaian ukuran untuk usia kehamilan
Strategi Umum
Pada neonates, sama seperti anak yang lebih tua, terdapat banyak temuan yang merupakan
variasi normal atau jatuh dalam spectrum normal dan karenanya, tanpa signifikansi patologik.
Strategi yang digunakan selama pemeriksaan, yang mungkin membantu dalam membuat
ketentuan-ketentuan ini, meliputi berikut:
1. Bandingkan sisi (kanan dengan kiri) dan hasil pemeriksaan di bawah tubuh.
2. Bandingkan gambaran bayi dengan gambaran orang tua dan saudara kandungnya.
3. Bila diperhatikan, buat observasi ulangan dari tingkah laku atau yang ditemukan selama
pemeriksaan
Sumber
Janice L. Willms, Henry Schneiderman, Paula S. Algranati. Diagnosis Fisik : Evaluasi Diagnosis
dan Fungsi di Bangsal. Alih bahasa, Harjanto (et al.) : editor edisi bahasa Indonesia, Anton
Cahaya Widjaja, Vivi Sadikin, Melfiawati Setio. Jakarta: EGC. 2003. Halaman: 491
_________________________________________________________________________
Pemeriksaan neonatus yang baru lahir dapat dilakukan bersama dengan sang ibu. Pemeriksaan
meliputi pemeriksaan nadi (normal 120-160 denyut/menit), frekuensi pernapasan (normal 30-60
pernapasan/menit), suhu, berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan ukuran-ukuran
terhadap sesuatu yang dapat dilihat atau kelainan struktural yang dapat diraba harus dicatat.
Tekanan darah diukur jika neonatus tampak sakit.
Pemeriksaan palpasi perut atau auskultasi jantung dapat dilakukan terlebih dahulu
sebelum terjadi manipulasi lain yang lebih mengganggu.

Lihat kesan umum pada neonatus. Aktivitas fisik mungkin tidak dijumpai selama fase relaksasi
tidur normal, atau berkurang karena sakit atau pengaruh obat-obatan; bayi mungkin berbaring
dengan tungkai yang tidak bergerak untuk menghemat energy dlam upaya mengatasi pernapasan
yang sukar, atau menangis keras bersama-sama dengan aktivitas lengan dan kaki. Tonus otot
yang aktif maupun pasif dan setiap postur yang tidak biasa harus dicatat. Gerakan kasar, gerakan
tremor, dengan pergelangan kaki atau rahang yang mioklonus adalah lazim dan kurang berarti
pada bayi baru lahir daripada bila terjadi pada umur-umru lainnya. Gerakan demikian cenderung
terjadi ketika bayi aktif, sedangkan gerakan konvulsif berkejat-kejat biasanya terjadi pada
keadaan diam. Edema dapat menampakan keadaan nutrisi yang baik. Cekungan (pitting) sesudah
penekanan bisa ada atau tidak ada, tetapi kulit pada jari-jari tangan dan kaki akan kehilangan
kerutan halus normalnya bila kulit itu dikembungkan dengan cairan. Edema pada kelopak mata
biasanya akibat iritasi yang disebabkan oleh pemberian perak nitrat. Edema menyeluruh dapat
terjadi pada prematuritas, hipoproteinemia akibat erittroblastosis foetalis berat, hidrops nonimun,
nefrosis congenital, sindrom Hurler, atau penyebab yang belum diketahui. Edema local member
kesan malformasi congenital sistem limfe; jika terbatas pada satu atau lebih ekstremitas bayi
wanita, edema ini mungkin merupaka tanda sindrom Turner
Pada kulit, lihat adanya warna merah tua atau biru keunguan, sianosis, ikterus, pucat, dan
penampakan merah segar atau plethora (terlihat bersama-sama dengan polisitemia) pada bayi.
Amati juga rambut di kepala dan wajah (termasuk alis mata) untuk memeriksa uantitas, warna
dan distribusi. Gosok rambut antara jari-jari anda untuk menentukan tekstur. Selain itu, lakukan
inspeksi pada spina lumbosakaral, untuk menentukan adanya spina bifida tersembunyi, saluran
sinus, atau tumor.
Pada kepala, inspeksi dan palpasi tulang tengkorak. Ukur dan catat lingkar kepala. Nilai
kontur seluruhnya, perhatikan ketidaksimetrisan, pembengkakan dan tonjolan. Palpasi sepanjang
garis sutura, perhatikan pemisahan atau penumpukan sutura; perkirakan perluasan atau yang
lainnya. Garis tepi fontanela anterior dan posterior dan perkirakan dimensi keduanya.
Nilai tonjolan fontanela dengan melakukan palpasi kulit kepala pada tepi fontanela
dengan melakukan palpasi kulit kepala pada tepi fontanela. Jika tonjolan diperhatikan saat bayi
berbaring, ualngi penilaian saat memegang bayi tegak lurus bila dia tidak menangis atau

memberontak. Tonjolan sesungguhnya dari fontanela hanya dapat dinilai bila efek gravitas telah
dikurangi.
Pada tengkorak, tentukan garis sutura dan ukuran serta tekanan fontanela anterior dan posterior
harus ditentukan secara digital. Fusi sutura premature (cranial sinostosis) menampakan bahwa
pada sutura terdapa rigi-rigi keras yang tidak dapat digerakkan dan bentuk kepala bayi abnormal.
Ada variasi yang besar pada ukuran fontanela saat lahir; jika fontanela anterior kecil biasanya
cenderung membesar selama usia beberapa bulan pertama. Fontanela anterior (normal: 20 10
mm) dan posterior yang besarnya berlebihan serta menetap, dihubungkan dengan beberapa
gangguan. Daerah lunak (kraniotabes) kadang-kadang ditemukan pada vertex tulang parietal
dekat sutura sagitalis; lebih sering pada bayi premature dan pada bayi yang mengalami kompresi
uterus. Walupun biasanya tidak bermakna, kemungkinannya untuk menjadi patologis harus
diselidiki jika kelainan ini menetap. Daerah lunak pada oksipital member kesan kalsifikasi tak
teratur dan pembentuakn tulang wormian yang disertai dengan osteogenensis imperfekta,
disostosis kleidokranial, tengkoran lakunar, kretinisme dan kadang-kadang sindrom Down.
Transiluminasi tengkorak yang abnormal di dalam suatu kamar gelap atau dengan pemeriksaan
ultrasonografi atau scan tomografi terkomputerisasi (CT) akan menyingkirkan diagnosa
hidraensefali atau hidrosefali.
Pada wajah lakukan inspeksi gambaran dan warna seluruhnya. Perhatikan semua aspek
yang tidak biasa dan tidak simetris, ingat untuk membandingkan struktur yang berpasangan.
Banyak sindrom yang dihubungkan dengan kelainan gambaran atau ukuran struktur pada wajah.
Pengukuran actual dari gambaran individu dicadangkan untuk situasi dimana terjadi kecurigaan
kelainan yang bermakna.
Pada mata, inspeksi seluruh ukuran (besar atau kecil), simetris dan bentuk. Perhatikan
apakah mata berada pada posisi yang tepat atau tidak.
Jangan lupa untuk memeriksa telinga, hidung, mulut, tenggorokan, leher, mammae , paru-paru,
jantung, abdomen, region inguinalis, organ genitalia, anggota gerak atas dan bawah.
Pada hidung, isnpeksi ukuran dan bentuk, kepatenan lubang hidung (nares) dan semua
pembengkakan atau deformitas. Tulang hidung dipalpasi untuk menentukan apakah intak.

Pada mulut, inspeksi kesimetrisannya, struktur oral inferior, gusi, uvula,dan faring.
Palpasi juga seluruh panjang palatum untuk hubungan palatum durum garis tengah dan bentuk
kubah normal dan untuk memeriksa tidak adanya palatum yang terbelah. Nilai apakah lidah pas
di dalam mulut dan apakah ujungnya menonjol ke daerah alveolar. Tentukan apakah lidah
bergerak ke segala arah dan tidak terus menerus bergetar. Refleks muntah biasanya diprovokasi
selama manipuasi ini.
Selain itu, refleks mengisap dapat dilihat dengan membiarkan bayi mengisap jari anda
dan nilai tekanan dari isapan tersebut (lembut) dan kerapatan yang adekuat. Untuk mendapatkan
refles menucu / rooting reflex, pindahkan jari anda dari mulut dan secara lembut pukul kulit .
Pindahkan pakaian yang menutupi badan atas bayi, hiperekstensikan leher dengan
memegang oksiput di telapak tangan dan secara lembut naikkan punggung belakang dari tempat
tidur dengan tangan yang lain. Biarkan kepala denganperlahan jatuh ke belakang sehingga cukup
memperlihatkan leher seluruhnya,
Amati frekuensi pernapasan dan polanya, kesimetrisan, gerakan selama pernapasan dan
tidak adanya retraksi. Toraks dikelilingi dan dinding dada tipis dan lunak. Prekordium tidak
menonjol. Titik impuls maksimal dapat terlihat. Abdomen bergerak selama pernapasan normal.
Palpasi sternum, payudara dan prrekordium. Pada nonatus perkusi dada tidak membantu.
Anggota gerak atas diinspeksi untuk memriksa kesimetrisan, gambaran keseluruhan (ukuran,
bentuk, bagian terbesar dan panjang) dan kesimetrisan dari gerakan spontan. Tangan diinspeksi
untuk melihat lipatan tangan, dan jari-jari diinspeksi untuk memeriksa jumlah, ujung, kurvatura
dan anyaman (sindaktili). Kuku diinspeksi untuk memeriksa ukuran dan konfigurasi. Dasar kuku
diinspeksi untuk memeriksa warna. Tulang dan otot dipalpasi seluruh panjangnya dan semua
persendian dinilai akan rentang gerakan. Denyut brakialis dipalpasi secara simultan. Tonus otot
dinilai dan anggota gerak dimanipulasi secara pasif dan kekuatan diperkirakan saat bayi bergerak
aktif.
Tempatkan jari kelingking anda di sisi ulnar telapak bayi. Jari-jari bayi akan menutupi
sekitar jari anda, menunjukkan adanya refleks genggam. Popok harus dibuka selama inspeksi dan
manipulasi panggul.

Pada anggota gerak bawah ekstensikan secara lembut selurus mungkin tanpa menggunakan
tekanan yang berlebihan. Kontraktur fleksi normal pada panggul dan lutut akan menghindari
pemeriksa meluruskan anggota gerak total pada persendian ini. Anggota gerak diinspeksi untuk
memeriksa kesimetrisan, gambaran keseluruhan (ukuran, bentuk, bagian terbesar, panjang dan
angulasi) dan kesimetrisan dari gerakan spontan. Lipatan paha medial anterior diinspeksi untuk
melihat kesimetrisannya.
Kaki diinspeksi untuk melihat gambaran dan edema. Lihat permukaan plantar (telapak
kaki) dari setiap kaki. Nilai apakah ujung kaki (jari-jari dan metatarsal) segaris dengan kaki
belakang. Hitung jari kaki dan inspeksi adakah anyaman, tumpang tindih dan deformitas lain dan
untuk memeriksa rentang gerakan dipaksakan. Kuku diinspeksi untuk melihat ukuran dan
konfigurasi dan dasar kuku diinspeksi untuk memeriksa tidak adanya sianosis.
Periksa kulit dengan menginspeksi bagian depan dan belakang, inspeksi warna, tanda
lahir, ruam, massa, dan lubang.
Pada pemeriksaan paru anterior dan jantung usahakan untuk tidak mengganggu bayi
dengan membuka selimut hati-hati dan menempatkan diafragma stestoskop yang hangat di
bawah kaos ke prekordium. Auskultasi jantung. Cara ini menyimpang dari urutan lazimnya
pemeriksaan jantung bila inspeksi dan palpasi dilakukan sebelum auskultasi. Inspeksi dan palpasi
prekordium dilakukan kemudian pada pemeriksaan saat bayi tidak berpakaian. Hitung frekuensi
jantung, evaluasi irama, identifikasi bunyi jantung pertama dan kedua dan dengarkan bisisng atau
bunyi ekstra.
Auskultasi lapangan paru anterior. Perhatikan keteraturan pernapasan, kualitas aerasi dan
bunyi tambahan. Karena dinding dada sangat tipis dan kecil, bunyi dalam dinding ini dengan
mudah ditransmisikan dan mungkin sulit untuk dilokalisasi.
Lanjutkan dengan gangguan minimal terhadap bayi. Jika bayi belum berada dalam posisi
telentang, nbalikkan bayi kea rah punggungnya. Buka bagian depan popoknya untuk
memperlihatkan perutnya. Setelah abdomen diperiksa, lanjutkan kauda dan periksa denyut
femoralis, region inguinalis dan genitalia. Seperti waktu anda mulai, buka popok hanya bila perlu
untuk pemaparan optimal.

Pada abdomen, paparkan seluruh abdomen dan inspeksi seluruh kontur dan kesimetrisan.
Inspeksi umbilicus dan perhatikan penempatan masuknya umbilicus dan perhatikan penempatan
masuknya umbilicus ke dinding abdomen. Jika ujung umbilicus basah, identifikasi dua kaliber
yang lebih kecil, arteri berdinding tebal dan tunggal, vena berdinding tipis. Bunyi usus akan
dapat didengar dalam beberapa jam setelah lahir.
Awali palpasi dengan perlahan dan superficial saja. Kebanyakan bayi menyeringai dalam
reaksi terhadap sentuhan awal pemeriksa. Nilai semua tonus dan integritas otot. Bayi mungkin
menyeringai jika terdapat nyeri tekan. Palpasi tepi bawah hepar dan limpa dan perkirakan
besarnya hepar sampai tepi hepar teraba di bawah tepi kosta anterior di garis midklavikularis.
Ikuti palpasi superficial dengan palpasi dalam, cari massa di semua kuadran. Kecuali jika
terdapat pemikiran mengenai patologi intra-abdomen, perkusi tidak dilakukan secara rutin pada
neonatus.
Palpasi ginjal sangat penting pada neonatus, dan massa abdomen yang paling lazim
adalah pada kelompok usia ini berhubungan dengan traktus genitourinarius. Teknik bimanual
diuraikan sebagai berikut.
Tempatkan jari-jari anda (telapak tangan sebelah atas) di bawah punggung bayi di sebelah
anda akan memeriksa (misalnya jari kanan untuk sisi kiri bayi) pada ketinggian sedikit di atas
Krista iliaka. Dengan tangan anda yang bebas di atas perit mulai dari sebelah tengah dan
kerjakan kea rah lateral, palpasi ke bawah menuju tangan posterior anda sampai anda merasakan
massa kenyal tetapi lunak sekitar 2 cm lebarnya (dan sepanjang 4 cm) antara jari-jari dua tangan
anda. Anda mampu melakukan ballottement (gerakan perlahan) ginjal di antara kedua tangan
anda. Lakukan maneuver ini pada kedua sisi, ingat untuk mengganti tangan anda. Tindakan ini
memerlukan latihan.
Pada regio inguinalis, setelah melakukan palpasi untuk memeriksa massa dan
pembesaran limfonodus, denyut femoralis di palpasi secara bilateral. Pada bayi yang menggeliatgeliat, tidak selalu mudah melokalisasi denyut femoralis. Pada keadaan ini, alternative yang
dapat diterima adalah melakukan palapasi denyut dorsalis pedis. Setelah meyakinkan denyut
anggota gerak bawah kuat, palpasi secara simultan denyut brakialis kanan dan denyut femoralis.

Seharusnya tidak ada keterlambatan saat membandingkan denyut arteri bawah dengan denyut
brakialis kanan. Tujuan maneuver-manuver ini adalah unutk menyaring adanya koarktasio aorta.
Pada organ genitalia pria, lakukan inspeksi penis untuk memeriksa adekuasi penis, tidak
adanya kurvatura dan lokasi pintu uretra. Jangan coba meretraksikan kulit khatan dengan paksa.
Pada bay yang tidak disirkumsisi, ujung glans dan pembukaan uretra akan terlihat.
Inspeksi warna skrotum dan gambran rugae dan rafe median. Inspeksi anus untuk
memeriksa keutuhannya. Palpasi skrotum untuk memeriksa massa dan cairan. Lokasikan testis
dan palpasi untuk memeriksa ukuran dan konsistensi. Jika kedua testis tidak terasa dalam
skrotum, palpasi dengan ati-hati abdomen bawah untuk memeriksa adanya massa, kemudian
palpasi saat bergerak ke kaudal panjang keseluruhan setiap kanalis inguinalis.
Jika testis dilokasikan dalam kanalis, coba bawa testis ke bawah ke dalam skrotum
dengan cara tindakan pemerahan dan memukul dengan jari-jari anda. Jika testis dapat dibaw ke
dalam skrotum, testis dirujuk sebagai retraktil dan merupakan keadaan normal.
Jika bayi pria kencing selama manipulasi genital, observasi apakah aliran lurus dan kuat.
Skor apgar merupakan metode praktis yang secara sistematis digunakan untuk menilai bayi baru
lahir segera sesudah lahir, untuk membantu mengidentifikasi bayi yang memerlukan resusitasi
akibat asidosis hipoksik. Skor yang rendah tidak selalu berarti janin mengalami hipoksiaasidosis; faktor-faktor tambahan dapat mengurangi skor. (halaman 541)
Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 1 / editor, Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M.
Arvin ; editor edisi bahasa Indonesia: A. Samik Wahan Ed. 15 Jakarta : EGC. 1999. Halaman
530-539
Janice L. Willms, Henry Schneiderman, Paula S. Algranati. Diagnosis Fisik : Evaluasi Diagnosis
dan Fungsi di Bangsal. Alih bahasa, Harjanto (et al.) : editor edisi bahasa Indonesia, Anton
Cahaya Widjaja, Vivi Sadikin, Melfiawati Setio. Jakarta: EGC. 2003. Halaman: 493-500
Joseph J. Volpe. Neurology of the newborn. Fifth Edition. Saunders Elsevier. 2008. P.439

__________________________________________________________________________
Istilah Sectio Caesarea berasal dari perkataan latin caedera yang artinya memotong. Pengertian
ini sering dijumpai dalam roman law (lex regia) dan emporers law (lex Caesare) yaitu undangundang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus
dikeluarkan dari dalam rahim (Mochtar, 1998).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
atas 400 gram (Prawirohadjo, 2002)
Jenis-jenis Sectio Caesarea
a. Section Caesarea Transperitoneal
Sectio Caesarea Klasik atau Korporal yaitu melakukan sayatan vertical sehingga

memungkinkan ruangan yang lebih baik untuk jalan keluar bayi.


Sectio Caesarea Ismika atau Profunda yaitu melakukan sayatan/insisi melintang

dari kiri ke kanan pada segmen bawah rahim dan di atas tulang kemaluan.
b. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka
kavum abdominal. (Mochtar,1998)
Indikasi:
a. Indikasi ibu
Disproporsi kepala panggul/CPD/FPD
Disfungsi uterus
Distosia jaringan lunak
Plasenta previa
b. Indikasi anak
Janin besar
Gawat janin
Letak lintang
Panggul Sempit (Chepalopelvik Disproporsi/CPD)
Pangail sempit yang dimaksud adalah panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan
antara kepala dan panggul

Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut:


- Kesempitan pintu atas panggul
- Kesempitan bidang bawah panggul
- Kesempitan pintu bawah panggul
-Kombinasi kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah dan pintu bawah panggul
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Kelinan karena gangguan pertumbuhan


Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah; coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu

anggota menyebabkan panggul sempit miring


e. Fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul

Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan


Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan
1. Pengaruh pada kehamilan
a. Dapat menimbulkan retrafexio uteri gravid incarcerate
b. Karena kepala tidak dapat turun makan terutama pada primi gravid fundus atau
gangguan peredaran darah
c. Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung
d. Perut yang menggantung pada seorang primi gravid merupakan tanda panggul
sempit
e. Kepala tidak turun ke dalam panggul pada bulan terakhir
f. Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang dan letak lintang
2. Pengaruh pada persalinan
a. Persalinan lebih lama dari biasa
b. Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya
c. Pengaruh pada anak

Sarwono P. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I,
Cetakan 3, YBP-SP, Jakarta

Seksio sesarea dapat dilakukan bila terdapat indikasi panggul sempit atau kehamilan dengan
kelainan letak, ketuban pecah dini, kepala tinggi dan RUI. Selain itu fetal distress dan nyeri
bagian bawah merupakan indikasi penting untuk segara melakukan seksio sesarea.
Indikasi klasik yuang dapat dikemukakan sebagai dasar seksio sesarea adalah: prolong labour
sampai neglected labour (persalinan terlantarberlangsung lebih dari 24 jam), rupture uteri
imminen, fetal distress, janin besar melebihi 4000 gram, perdarahan antepartum

Seksio sesaria adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi
dalam proses melahirkan. Belum jelas dari mana nama ini berasal, karena bila pada jaman Julius
Sesar besar kemungkinan hidup ibu dan mungkin anak sangat kecil. Saat ini bedah sesar adalah
merupakan tindakan medis yang sangat sering dilakukan dengan berbagai macam indikasi.
Umumnya indikasi ini bervariasi, contohnya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD), gagal maju
dalam persalinan, gawat janin, perdarahan berulang, plasenta previa, bekas sesar dan lain-lain.
Operasi ini dapat dilakukan terencana atau dapat dilakukan pada kondisi darurat. Umumya saya
akan melakukan evaluasi pada saat trimester terakhir untuk menentukan apakah pasien
mempunyai indikasi untuk dilakukan pembedahan sesar. Terkadang walapuun sudah
direncanakan untuk persalinan normal tidak dapat diprediksi apakah ada permasalahan dalam
proses persalinan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Pasien diharapkan telah
mempersiapkan kemungkinan bila persalinan normal tidak dimungkinkan secara medis.
Tindakan ini umumnya dilakukan dalam pembiusan regional seperti spinal atau epidural, yang
akan memberikan kesempatan untuk pasien mengikuti jalannya persalinan secara sadar dan
mengurangi resiko pembiusan secara umum. Kadang kadang pembiusan umum diperlukan pada
kondisi tertentu. Penyuntikan obat bius melalui akses di punggung ini sangat aman. Walaupun
demikian resiko terkait tindakan tetap ada walaupun kecil. Gejala minor yang tidak sering tetapi
dapat dialami pasien dalam jangka dekat termasuk seperti spinal tap headache, nyeri punggung
yang sementara, gatal dan mual muntah.

Tindakan dengan persiapan umumnya memerlukan puasa 8 jam dan pemeriksaan standar pra
operasi baik untuk ibu maupun bayinya. Pada kondisi darurat dalam persalinan umumnya
persiapan operasi menjadi minimal tetapi masih dapat dilakukan karena sifatnya yang darurat.
Dokter bius akan membicarakan hal ini dengan anda.
Sayatan luka sesar umumnya akan melintang di atas rambut kemaluan sebesar kurang lebih 10
cm. Akses ini dinamakan sayatan Pfanensteill. Dari dimulainya penyayatan pertama sampai
dengan lahirnya bayi akan bervariasi antara 5 sampai dengan 30 menit. Ini tergantung derajat
penyulit akses masuk kedalam rongga perut untuk bisa melahirkan bayi dengan aman. Bayi
umumnya dilahirkan dengan bantuan dorongan manual dari assisten operasi dengan dokter bedah
menuntun lahirnya bayi dengan tangan. Pada kondisi tertentu saya akan memutuskan apakah
akan menggunakan bantuan vakum atau forceps yang merupakan alat bantu persalinan yang
aman. Setelah lahir dokter anak akan mengevaluasi bayi yang kemudian akan dibantu untuk
proses inisiasi menyusui dini.
Paska operasi pasien akan istirahat di rumah sakit dengan tujuan pemulihan pembedahan dan
adaptasi menyusui awal dan proses parenting bagi kedua orangtua baru. Di Rumah Sakit Bunda
orangtua akan dituntun merawat bayi sampai cukup mampu untuk mobilisasi dan independen
dalam merawat bayi.
Luka operasi umumnya akan pulih dalam waktu beberapa minggu dimana saya akan
mengevaluasi luka tersebut secara berkala. Umumnya saya menggunakan benang yang tidak
perlu diangkat. Keloid adalah merupakan jaringan parut berlebihan yang sangat tergantung pada
ras dan tipe kulit nyeri dan kebal (parastese) pada daerah luka operasi merupakan hal yang wajar
yang dapat dialami. Tetapi selama luka baik dalam pemantauan, ini adalah merupakan gejala
yang perlahan akan berkurang.
Untuk diketahui walaupun pembedahan ini adalah merupakan operasi yang rutin dilakukan,
pasien harus mengetahui adanya resiko yang kecil tetapi penting seperti perdarahan yang
berkaitan dengan transfusi, infeksi, dan cedera terhadap organ dalam termasuk bayi.

Anda mungkin juga menyukai