Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS RISIKO TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN PADA

PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN


DI PROVINSI PAPUA
Mansur Sjawal 1, I Putu Artama Wiguna 2
1

Mahasiswa Pascasarjana Bidang Manajemen Proyek, Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS,Kampus ITS Sukolilo
Surabaya, Telp. 0811480031, Email : mansur_sj@yahoo.com
2
Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Telp. 031-5939925, Email : artama@ce.its.ac.id

Abstrak
Pembangunan Proyek Jembatan di Provinsi Papua dari tahun ke tahun selalu mengahadapi masalah yang sama,
seperti keterlambatan pekerjaan, terjadinya pembengkakan biaya konstruksi, kekurangan dana pembangunan dan
keterlambatan administrasi kontrak, kualitas pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal seperti, sumber daya manusia yang tidak punya kemampuan, kondisis geografis dan topografi wilayah
Papua yang begitu sulit karena hampir seluruh wilayahnya adalah hutan lebat, dengan sungai-sungai, tebing, jurang,
karang terjal dan lembah dengan tanah lembek. Halhal tersebut merupakan bagian dari risiko dalam proyek
konstruksi jembatan. Oleh karena risiko selalu terjadi di dalam proyek konstruksi, maka perlu dilakukan kajian
mengenai analisis risiko tehadap biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi jembatan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui risiko risiko yang terjadi pada proyek konstruksi jembatan menurut,
persepsi pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi jembatan yaitu konsultan, kontraktor dan
owner. Objek penelitian difokuskan pada proyek konstruksi jembatan dengan konstruksi beton bertulang dan beton
komposit (beton dan baja). Pengumpulan data dilakukan dengan Kuisioner dan interview yang ditujukan kepada
responden yang terdiri dari Site Engineering (Konsultan), Project Manager (Kontraktor) dan pelaksana Teknis
Kegiatan (Owner). Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan perhitungan Probabilitas dan Impact, untuk
mendapatkan nilai risiko masing-masing persepsi. Dengan nilai risiko terebut dilakukan Analisis Statistik dengan Uji
Anova untuk mendapatkan pebedaan persepsi antara konsultan, kontraktor dan owner terhadap risiko biaya
palaksananaan.
Dari hasil analisis risiko terhadap biaya pelaksanaan, diperoleh risiko tertinggi, menurut Konsultan adalah
produktivitas tenaga kerja yang rendah. Menurut Kontraktor adalah Kondisi Cuaca. Menurut Owner adalah
Tenaga kerja yang tidak punya kemampuan/skill. Sedangkan perbedaan persepsi antara konsultan, kontraktor dan
owner terhadap risiko biaya menunjukan bahwa konsultan lebih besar dalam menerima risiko dari pada
kontraktor dan owner.
Kata kunci : Risiko, Probability Impact Grid, Nilai Risiko, Konstruksi Jembatan.

1.

Pendahuluan

Papua merupakan Provinsi yang terletak di wilayah


paling timur negara Republik Indonesia dan
merupakan daerah yang penuh harapan. Daerahnya
belum banyak dirambah aktivitas manusia dan kaya
akan sumber daya alam yang menyajikan peluang
untuk berbisnis dan berkembang. Tanahnya yang luas
dipenuhi oleh hutan, laut dan keaneka ragaman
biotanya dan berjuta-juta tanahnya yang cocok untuk
tanah pertanian. Didalam buminya, Papua juga
menyimpan gas alam, minyak dan aneka bahan
tambang lainnya yang siap menunggu untuk diolah.
Propinsi Papua memang kaya akan potensi alam,
tetapi kendala sulitnya medan dan berbagai faktor lain,
juga bukan hal yang murah untuk ditanggulangi.
Depertemen Pekerjaan Umum Bidang Kimpraswil
tahun 2005 melaporkan kondisi pelayanan prasarana
jalan dan jembatan nasional adalah Jalan jembatan
Nasional 3% rusak, Jalan jembatan Provinsi 29%
rusak, Jalan jembatan Kabupaten/Kota 50% rusak,
kerusakan ini diakibatkan karena :
Rusak sebelum usia rencana, karena kwalitas
kurang
Kendaraan yang melewati melebihi dari beban
rencana

Bencana alam
Kondisi Geologi Papua yang diapit oleh dua
lempengan, yakni lempengan Pasifik dan lempengan
Australia sehinga risiko terjadi gempa sangat tinggi
seperti gempa di Nabire.
Resiko keuangan seperti Pemerintah mengakui ada
beberapa ruas jalan dan jembatan nasional yang
kondisinya masih dalam kerusakan seperti ruas jalan
trans Papua. Sementara itu dana pemeliharaan yang
dialokasikan untuk pemeliharaan jauh dibawah yang
dibutuhkan.
Risiko legal seperti adanya komitmen bersama
perencanaan pembangunan infrastruktur yang
mempertimbangkan aspek pemerataan antar wilayah
dan kerja sama yang baik dari semua pihak, untuk
kelancaran pelaksanaan pembangunan infrastruktur,
baik jalan, jembatan dan lainnya, guna menunjang
terhubungnya seluruh wilayah di Papua
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Provinsi Papua
bahwa pelaksanaan pembangunan Proyek Jembatan
dari tahun ke tahun selalu mengahadapi masalah yang
sama seperti keterlambatan pekerjaan, terjadinya
pembengkakan biaya konstruksi, kekurangan dana
pembangunan dan keterlambatan admistrasi kontrak,
kwalitas pekerjaan kurang. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal :

A-557
ISBN 978-979-18342-1-6

Medan Papua yang begitu sulit karena hampir seluruh


wilayahnya adalah hutan lebat, dengan sungai sungai,
tebing, jurang, karang terjal dan lembah dengan tanah
lembek.
Kekurangan biaya, seperti pembangunan jalan
jembatan trans Jayapura-Wamena sepanjang 585
kilometer, masih memerlukan dana hampir Rp 500
miliar agar bisa tersambung.
Kondisis topografi Papua seperti,
Pembangunan
jembatan pada jalan trans Jayapura-Wamena, pada
ruas Yetti-Senggi-Tengon saja tidak kurang dari 10
buah . Di antaranya jembatan Pruku (50 meter), Gilika
(100 meter), Yahuli (120 meter), jembatan Sungai
Honim (40 meter), Sungai Walesek (40 meter), Sungai
Wara 1 (60 meter), Sungai Pennoi (40 meter), Sungai
Simen 2 (40 meter) dan Sungai Edan (60 meter).
Dengan sungai dan jurang yang dalam, juga terdapat
bukit yang harus diterobos agar jalan tersebut
bersambung.
Kondisi tanah yang labil seperti, Kabupaten Keerom,
kondisi jalan dan jembatan memprihatinkan, beberapa
jembatan penghubung rusak atau putus. Jembatan itu
terdapat antara lain di Waris, Web, dan Senggi.
Kerusakan dan putusnya jembatan mengakibatkan
beberapa dusun di distrik itu nyaris terisolasi. Tidak
berfungsinya jembatan antara lain karena bencana
alam, karena pergeseran tanah penopang akibat
rembesan air sungai
Keadaan geografis Kabupaten Asmat yang hampir
seluruhnya merupakan lumpur dan dipengaruhi pasang
laut membuat satu keunikan tersendiri di kabupaten
yang terkenal dengan budaya dan ukirannya itu. Tidak
ada jalan darat seperti daerah lain yang dapat dilewati
kendaraan roda dua apalagi roda empat. Untuk bisa
melakukan mobilisasi dari satu rumah ke rumah yang
berbeda atau ke kantor, hanya dengan jalan jembatan
Gempa yang mengguncang Nabire dengan kekuatan
6,91 skala Richter, meruntuhkan ratusan bangunan,
memutuskan sejumlah jalan dan jembatan, merusak
jaringan listrik dan telepon, serta fasilitas umum
lainnya
Semua ini merupakan bagian dari risiko dalam proyek
konstruksi jembatan yang perlu diidentifikasi dan
ditangani. Sehubungan dengan hal itu maka perlu
dilakukan analisa risiko waktu pelaksanaan pada
proyek konstruksi jembatan di provinsi Papua.

2.

Kajian Pustaka

Definisi Risiko
Risko adalah kejadian ketidakpastian atau situasi
ketidakpastian jika itu terjadi akan mengakibatkan,
mempengaruhi tujuan dari proyek (APM, 1997).
Risiko suatu situasi jika itu terjadi dapat
mengakibatkan tujuan proyek akan lebih baik atau
lebih buruk (ICE and FIA, 1998). Risiko adalah
probabilitas suatu hasil/outcome yang berbeda dengan
yang diharapkan (Darmawi, 2004). Risiko adalah efek
kumulatif dari pada kemungkinan-kemungkinan
adanya uncertainty (ketidak pastian) yang akan
berdampak positif atau negatif terhadap sasaran
proyek. (AS/NZS, 1999).
Risiko adalah kondisi di mana terdapat kemungkinan
keuntungan/kerugian
ekonomi
atau
finansial,
kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan, sebagai
konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya
suatu kegiatan (Cooper dan Chapman, 1993).
Pengertian risiko dalam konteks proyek adalah suatu

penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak


menguntungkan, secara finansial maupun fisik,
sebagai hasil dan keputusan yang diambil atau akibat
kondisi lingkungan di mana suatu proyek berada
(Webb, 1994).
Jika dikaitkan dengan konsep peluang risiko adalah
peluang atau kans/chance terjadinya kondisi yang
tidak diharapkan dengan semua konsekuensi yang
mungkin muncul yang dapat rnenyebabkan
keterlambatan atau kegagalan proyek (Gray dan
Larson, 2000). Kerzner (2001) mejelaskan konsep
risiko pada proyek sebagai ukuran probabilitas dan
konsekuensi dan tidak tercapainya suatu sasaran
proyek yang telah ditentukan.

Identifikasi Risiko
Secara garis besar tahapan identifikasi risiko adalah
merinci risiko-risiko yang ada sampai level yang
detail dan kemudian menentukan signifikansinya
(potensinya) dan penyebabnya, melalui program
survei dan penyelidikan terhadap masalah-masalah
yang ada. Risiko-risiko yang telah dirinci ini
kemudian digolongkan dalam kategori-kategori.
Proses identifikasi risiko melibatkan banyak
disiplin dalam setiap level manajemen proyek
(Gray dan Larson, 2000).
Pada dasarnya identifikasi risiko diawali dengan
menyusun daftar kejadian- kejadian tidak
diharapkan di proyek yang mungkin menyebabkan
kegagalan dalam mencapai sasaran proyek.
Sumbernya adalah sebagai berikut [1]:
1. Sumber yang obyektif
Yaitu kejadian pada proyek-proyek sebelumnya
yang tercatat dalam rekord-rekord proyek. Dapat
juga dilakukan melalui analisa terhadap kontrakkontrak yang telah dibuat (Djojosoedarso, 1999).
2. Sumber yang subyektif
Yaitu pengalaman para pakar proyek yang dapat
diperoleh melalui wawancara. Ketepatan
identifikasi didukung oleh keterampilan
pihak yang melakukan identifikasi dalam
menentukannya atau memberikan judgement.
Cara ini dapat ditempuh melalui Panel Group
atau pendataan pengalaman pribadi.
Gray dan Larson (2000) menambahkan bahwa :
"Penyusunan identifikasi risiko dapat berasal dari
"opini para pakar" ("expert opinion") atau dari
estimasi berdasarkan "perasaan" ("gut feeling") para
pakar berdasarkan pengalamannya. Untuk membantu
proses ini dan meyakinkan bahwa sudah seluruh aspek
tercakup dalam daftar tersebut maka dapat digunakan
daftar isian, daftar pertanyaan/kuesioner atau cheklist."
Cara ini dapat ditempuh melalui [2]:
1. Panel group
Sejumlah praktisi dan spesialis dalam proyek
dikumpulkan dalam suatu diskusi panel untuk
mengadakan
brainstorming.
Tiap
panelis
mendaftar seluruh risiko-risiko yang secara
teoritis dapat muncul. Setelah itu seluruh
anggota panel group memutuskan bersama
risiko-risiko yang termasuk dalam risiko yang
diidentifikasi.
2. Pengalaman individual
Individu yang bersangkutan diminta untuk
mendaftar seluruh risiko yang relevan dalam
lingkup keahlian mereka.

A-558
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Inspeksi langsung di mana terjadi aktivitas


perusahaan (Djojosoedarso, 1999)
Pengukuran potensi risiko
Risiko proyek ditandai oleh faktor-faktor [3] :
Peristiwa risiko (menunjukkan dampak negatif yang
dapat terjadi pada proyek).
Probabilitas terjadinya peristiwa (atau frekuensi).
Kedalaman
(severity)
dampak
negatif/impact/konsekuensi negatif dari risiko yang
akan terjadi.
Risiko
diformulasikan
sebagai
fungsi
dari
kemungkinan
terjadi/likelihood
dan
dampak
negatif/impact. Atau Risk = f(Likelihood,Impact) [1].
Risiko yang potensial adalah risiko yang perlu
diperhatikan karena memiliki probabilitas terjadi
yang tinggi dan memiliki konsekuensi negatif
yang besar dan terjadinya risiko ditandai dengan
adanya error pada estimasi waktu, estimasi biaya,
atau teknologi desain [4] untuk menghitung risk
adalah merupakan perkalian dari skor probability dan
skor impact yang didapat dari responden. Rumus yang
digunakan adalah (Well-Stam et.al.,2004).
Risk = probability x impact
3.

a.

b.

c.

d.

e.

Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam
penelitian deskriptif atau memberikan gambaran
tentang risiko risiko yang terjadi pada proyek
konstruksi jembatan terhadap biaya pelaksanaan,
menurut persepsi konsultan, kontraktor dan
owner.
.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil


pendapat atau persepsi, pengalaman dan sikap
responden melalui pengambilan data primer
(kuisioner).
Penelitian dilaksanakan di Provinsi Papua , yang
menjadi Objek penelitian ini adalah proyek
konstruksi jembatan beton bertulang dan beton
komposit
di Provinsi Papua,
responden
penelitian adalah Manager Proyek dari pihak
Kontraktor, Supervision Engineer dari pihak
Konsultan dan Pemimpin Proyek dari pihak
Owners.
Kuesioner disebarkan kepada para responden di
lingkungan perusahaan jasa konstruksi, jasa
konsultasi dan Dinas Pekerjaan Umum di
Propinvi Papua. Jumlah kuesioner yang
disebarkan kepada responden adalah 60 yang
terdiri dari 20
kuisioner kepada
pihak
Owner
(Pemimpin Bagian Proyek, Pejabat
Pelaksanan Teknis Kegiatan), 20 kuisioner pihak
Konsultan (Site Engineer) dan 20 kuisioner
Pihak Kontraktor (Site Manager), tetapi jumlah
kuesioner yang diisi dan kembali sebanyak 48
buah.
Data yang terkumpul kemudian diolah
menggunakan
perhitungan Probabilitas dan
Impact. Untuk mendapatkan pebedaan persepsi
antara konsultan, kontraktor dan owner dilakukan
Analisis Statistik Uji Anova,

Tabel 1 Hasil Analisis Risiko menurut Persepsi Konsultan

No.

Jenis Risiko

Nilai
Probabilitas

Nilai
Dampak
Risiko
Terhadap
Biaya

Nilai
Risiko
Terhadap
Biaya ( P
xI)

Kategori
Tingkat
Risiko

Peringkat
Risiko

FAKTOR KONTRAKTUAL

A1

Ketidak jelasan pasal-pasal dalam kontrak

2.0000

1.5000

3.0000

SK

A2

Pasal-pasal yang kurang lengkap

2.0625

1.5625

3.2227

SK

A3

Perbedaan intepretasi spesifikasi antara owner


dan kontraktor

1.8750

2.1250

3.9844

SK

A4

Dokumen-dokumen yang tidak lengkap

2.3750

2.0000

4.7500

SK

A5

Keterlambatan pembayaran oleh owner

2.6875

2.3125

6.2148

A6

Pemutusan kerja sepihak oleh owner

1.3750

2.4375

3.3516

SK

A7

Perizinan dan akses yang sulit

2.7500

1.6875

4.6406

SK

A8

Proses pembebasan lahan oleh owner yang lebih


lama dan mengeluarkan biaya di luar prakiraan

2.6250

2.5625

6.7266

A-559
ISBN 978-979-18342-1-6

Tabel 1 Hasil Analisis Risiko menurut Persepsi Konsultan (lanjutan)

No.

Jenis Risiko

Nilai
Probabilitas

Nilai
Dampak
Risiko
Terhadap
Biaya

Nilai
Risiko
Terhadap
Biaya ( P
xI)

Kategori
Tingkat
Risiko

Peringkat
Risiko

B2

Tanah longsor

2.6875

2.8750

7.7266

B3

Gempa bumi

2.7500

3.1875

8.7656

B4

Demonstrasi/huru-hara

1.6875

2.3750

4.0078

SK

B5

Erosi

2.4375

2.5000

6.0938

B6

Muka air terlalu tinggi

2.4375

2.0625

5.0273

B7

Kondisi cuaca

3.6875

4.0625

14.9805

B8

Penurunan muka air tanah

2.2500

2.1250

4.7813

SK

PASAR DAN OPERASIONAL

C1

Kerusakan selama masa pemeliharaan

2.9375

3.3125

9.7305

C2

Kenaikan harga setempat untuk material,


sewa peralatan, upah tenaga kerja

3.3125

4.0000

13.2500

C3

Keterlambatan pembayaran oleh owner

2.1250

2.1875

4.6484

SK

12

Birokrasi owner yang rumit

2.5625

2.2500

5.7656

10

2.3125

2.0000

4.6250

SK

13

2.9375

2.3750

6.9766

2.6250

1.8125

4.7578

SK

11

2.5625

1.5625

4.0039

SK

14

2.6875

2.2500

6.0469

2.7500

2.6875

7.3906

Kesalahan estimasi biaya proyek

2.5000

4.3125

10.7813

Kerugian beruntung akibat defectif material

2.5625

4.0000

10.2500

2.5625

3.6250

9.2891

3.2500

3.3750

10.9688

C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
C11
C12
C13
C14

Tuntutan owner untuk mempercepat


penyelesaian proyek/suatu pekerjaan di
lapangan
Kontraktor terlambat memulai
proyek/pekerjaan karena kesalahan owner
Alokasi dana mingguan dari cabang ke
proyek yang tidak lancar (terlambat/kurang)
Perubahan prosedur/kebijakan oleh
perusahaan/cabang
Retribusi/pungutan di luar dugaan (galian,
air, jalan akses, dll)
Pungutan-pungutan lain yang tidak terduga
dan tidak dapat dihindari

Kesalahan estimasi waktu pelaksanaan


proyek
Kegagalan kontraktor dalam memulai
proyek/pekerjaan sesuai jadwal

MANAJEMEN

D1

Kesalahan estimasi waktu

2.6250

3.1250

8.2031

D2

Kesalahan estimasi biaya

2.8125

4.0625

11.4258

D3

Kurangnya kontrol dan koordinasi dalam


tim

2.2500

1.6250

3.6563

SK

10

Staff yang kurang berpengalaman

2.5625

1.3750

3.5234

SK

11

2.5625

1.9375

4.9648

SK

3.4375

2.1250

7.3047

3.6875

2.0000

7.3750

3.6875

1.8750

6.9141

3.3750

2.3750

8.0156

3.3125

2.0625

6.8320

3.4375

2.1875

7.5195

D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11

Perubahan prioritas dalam program yang


sudah berjalan
Kesulitan mendapatkan material dan
peralatan
Kesulitan mcndapatkan tenaga kerja
langsung/ lapangan setempat
Keterlambatan pengirirnan material dan
peralatan
Keterlambatan pembayaran oleh owner
Tuntutan owner untuk mempercepat
penyelesaian proyek/suatu pekerjaan di
lapangan
Kontraktor terlambat memulai
proyek/pekerjaan karena kesalahan owner

A-560
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Tabel 1 Hasil Analisis Risiko menurut Persepsi Konsultan (lanjutan)

No.

Jenis Risiko

Nilai
Probabilitas

Nilai
Dampak
Risiko
Terhadap
Biaya

Nilai
Risiko
Terhadap
Biaya ( P
xI)

Kategori
Tingkat
Risiko

Peringkat
Risiko

E2

Tenaga kerja yang tidak punya


kemampuan/skill

4.1111

4.5625

18.7569

E3

Produktivitas tenaga kerja yang rendah

4.1250

4.6875

19.3359

E4

Terjadinya kecelakaan kerja

2.9375

2.1250

6.2422

E5

Pemogokan tenaga kerja

2.5000

2.6250

6.5625

Permintaan kenaikan upah lembur

3.0000

2.6250

7.8750

2.7500

2.0000

5.5000

11

2.6250

1.8125

4.7578

SK

12

E6
E7
E8

Tenaga kerja tak langsung tingkat atas


(kapro, kabag) yang kurang
kompeten/mampu
Tenaga kerja tak langsung tingkat bawah
(staf) yang kurang kompeten/mampu

E9

Produktivitas tenaga keahlian yang rendah

4.0625

3.1875

12.9492

E10

Perselisihan tenaga kerja

3.0625

1.9375

5.9336

10

E11

Keterlambatan dalam melihat masalah

3.4375

2.8750

9.8828

E12

Keterlambatan dalam memecahkan masalah

3.5000

3.0625

10.7188

MATERIAL DAN PERALATAN

F1

Kenaikan harga material

3.5000

3.8750

13.5625

F2

Keterlambatan material dari suplier

3.9375

2.1875

8.6133

F3

Volume material yang dikirim volumenya


tidak tepat

3.8750

2.0000

7.7500

F4

Kekurangan tempat penyimpanan materia

3.1250

1.2500

3.9063

SK

10

F5

Kekurangan tempat penimbunan material


sisa

2.9375

1.6875

4.9570

SK

Pencurian terhadap material

2.9375

2.7500

8.0781

3.2500

1.8750

6.0938

3.8125

1.8125

6.9102

4.0000

1.6875

6.7500

4.1875

1.9375

8.1133

F6
F7
F8
F9
F10

Peralatan yang tidak sesuai dengan kodisi


kerja
Kesulitan mendapatkan material dan
peralatan
Kesulitan mendapatkan tenaga kerja
langsung,/lapangan setempat
Keterlambatan pengirirnan material dan
peralatan

SITE

G1

Kerusakan peralatan mesin

2.8750

2.0000

5.7500

14

G2

Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi

4.1875

4.1875

17.5352

G3

Perbedaan kondisi tanah dasar/heterogenitas

1.8750

1.8125

3.3984

SK

21

G4

Melemahnya daya dukung tanah dasar

2.0625

2.0000

4.1250

SK

20

G5

Muka air tanah yang tinggi

2.0625

2.3750

4.8984

SK

16

G6

Kerusakan jaringan bawah tanah eksisting

2.0000

2.2500

4.5000

SK

18

G7

Kerusakan jaringan bawah tanah yang baru

1.9375

2.3125

4.4805

SK

19

G8

Kerusakan sistem dewatering

1.9375

2.3750

4.6016

SK

17

G9

Pencurian di lokasi proyek

2.1250

2.5000

5.3125

15

G10

Kerusakan peralatan konstruksi

2.8750

4.1250

11.8594

G11

Produktivitas peralatan

3.1250

2.8571

8.9286

A-561
ISBN 978-979-18342-1-6

Tabel 1 Hasil Analisis Risiko menurut Persepsi Konsultan (lanjutan)

No.

G14
G15
G16

Jenis Risiko

Resiko selama masa pemeliharaan


Tidak tersedianya/kurangnya tenaga kerja
berkeahlian khusus
Koverdam tidak mampu menahan aliran
sungai

Nilai
Probabilitas

Nilai
Dampak
Risiko
Terhadap
Biaya

Nilai
Risiko
Terhadap
Biaya ( P
xI)

Kategori
Tingkat
Risiko

Peringkat
Risiko

2.7500

3.0625

8.4219

3.1875

1.8125

5.7773

13

2.6250

2.9375

7.7109

G17

Tanggul sungai alam tidak stabil

2.1875

3.0625

6.6992

G18

Penurunan,penyusutan,pengembangan tanah

2.1875

2.8125

6.1523

12

G19

Pegerakan tanah dasar

2.8750

3.2500

9.3438

G20

Kegagalan pengecoran

3.1250

3.6875

11.5234

G21

Keretakan

2.2500

2.8750

6.4688

11

DESAIN DAN TEKNOLOGI

H1

Penggunaan desain yang belum teruji

1.7500

2.5000

4.3750

SK

18

H2

Kesulitan penggunaan teknologi baru

2.0000

1.8750

3.7500

SK

19

H3

Metode pelaksanaan yang salah

3.8750

4.0625

15.7422

H4

Keruntuhan struktur

3.5000

4.0625

14.2188

H5

Over kualitas

3.4375

3.6875

12.6758

12

3.0625

2.7500

8.4219

12

2.6875

2.8125

7.5586

16

3.1250

2.8750

8.9844

11

2.8125

2.7500

7.7344

15

H6
H7
H8
H9

Perubahan konsep jenis bangunan/konstruksi


oleh owner
Perubahan kecil pada desain (detail) untuk
sebelum konstruksi terbangun
Perubahan kecil pada desain (detail) untuk
konstruksi yang telah terbangun
Spesifikasi yang tidak didefinisikan dengan
jelas sehingga menimbulkan perbcdaan
interpretasi

H10

Perubahan spesifikasi oleh owner

2.9375

2.8125

8.2617

17

H11

Perluasan lingkup pekerjaan/penambahan


konstruksi

4.1875

4.1875

17.5352

Gambar kerja yang tidak digarnbarkan joins

3.0000

2.6875

8.0625

14

3.1250

2.1875

6.8359

17

3.4375

3.9375

13.5352

3.3125

4.1250

13.6641

H12
H13
H14
H15

Item pckerjaan lump sum yang tidak


dirinci/break down dengan jelas sehingga
dapat memperbesar nilai
Kesalahan metode kerja sehingga tidak dapat
dikerjakan/kurang baik/kurang efisien
Kesalahan dalam memahami hal-hal teknis
mengenai konstruksi dan metode ker

H16

Kesalahan design

3.4375

4.2500

14.6094

H17

Kinerja subkontraktor yang buruk

4.0000

3.8125

15.2500

H18

Losses penggunaan material

3.4375

4.0625

13.9648

H19

Kesulitan mobilisasi alat dan material

4.3125

2.4375

10.5117

10

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2009

A-562
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

4.
a.

b.

Hasil dan Pembahasan


Analisis Risiko
1. Nilai Probabilitas
merupakan besarnya
kemungkinan risiko terjadi pada proyek
konstruksi jembatan, dalam mencari nilai
probabilitas adalah nilai rata-rata dari hasil
kuisioner dari setiap jenis risiko. Proses
perhitungan nilai probabilitas untuk persepsi
konsultan, kontraktor
dan owner pada
dampak risiko terhadap biaya adalah sama.
. Untuk mendapat nilai probabilitas adalah
pembagian jumlah total (jumlah responden
dikali dengan nilai skor) dengan jumlah
total responden pada jenis risiko.
2. Nilai dampak risiko terhadap biaya,
merupakan besarnya penambahan biaya
akibat dari risiko yang akan terjadi atau yang
telah terjadi pada proyek konstruksi
jembatan.
Pada prinsipnya perhitungan
nilai dampak risiko terhadap biaya adalah
sama. Dalam perhitungan mencari nilai
dampak risiko terhadap biaya
adalah
merupan nilai rata-rata dari hasil kuisioner
dari setiap jenis risiko. Dan proses
perhitungan nilai dampak risiko terhadap
biaya untuk persepsi konsultan, kontraktor
dan owner adalah sama.
3. Nilai Risiko adalah perkalian nilai
probabilitas dengan nilai Dampak Risiko
Terhadap atau Biaya. Pada prinsipnya
perhitungan Nilai Risiko untuk persepsi
konsultan, kontraktor dan owner adalah
sama.
4. Dengan nilai risiko dapat menentukan
kategori tingkat risiko, apakah risiko
tersebut berada pada kategori sangat besar,
besar, sedang, kecil atau sangat kecil.
5. Dan juga dengan besarnya nilai risiko dapat
menyusun peringkat dari risiko tersebut
(peringkat terhadap kelompok resiko dan
peringkat terhadap keseluruhan risiko)
Hasil Analisis
1. Menurut Konsultan
Dari Tabel 1, dapat dijelas bahwa risiko
tertinggi adalah jenis risiko produktivitas
tenaga kerja yang rendah (E3) dengan
tingkat risiko Besar (B) sebesar 19.3359
pada kelompok risiko tenaga kerja dan yang
paling
rendah adalah jenis risiko
Ketidakjelasan padasal-pasal dalam kontrak
(A1), sebesar 3.00 pada kelompok risiko
faktor kontraktual. Sedangkan prosentase
kategori tingkat risiko adalah Besar (B)
sebesar 5.83% ada 6 jenis risiko, Sedang (S)
sebesar 17,48% pada 18 jenis risiko, Kecil
(K) sebesar 51.46% ada 53 jenis risiko dan
tinkat risiko Sangat Kecil (SK) sebesar
25.54 % ada 26 jenis risiko.
2. Menurut Kotraktor
Dengan perhitungan yang sama dengan
persepsi konsultan didapat, menurut
Kontraktor, risiko tertinggi adalah jenis
risiko Kondisi Cuaca sebesar 18.5938 (B7)
dengan kategori tingkat risiko Besar (B)
pada kelompok risiko force meujure dan
yang paling rendah adalah jenis risiko
Kerusakan jaringan bawah tanah yang baru

3.

c.

(G7) sebesar 2.3359 pada kelompok risiko


site. Sedangkan prosentase kategori tingkat
risiko adalah Besar (B) sebesar 4.85 %
ada 5 jenis risiko, Sedang (S) sebesar
21.36% ada 22 jenis risiko, Kecil (K)
sebesar 53.40% ada 55 jenis risiko dan
Sangat Kecil (SK) sebesar 20.39 % terjadi
ada 21 jenis risiko.
Menurut Owner
Dengan perhitungan yang sama dengan
persepsi konsultan didapat, menurut Owner,
risiko tertinggi adalah jenis risiko Tenaga
kerja yang tidak punya kemampuan/skill
sebesar 15.0117 dengan kategori tingkat
risiko Besar (B) pada kelompok risiko
tenaga kerja dan yang paling rendah adalah
jenis risiko kesulitan penggunaan teknologi
baru sebesar 2.4063 pada kelompok risiko
desain dan teknologi. Sedangkan prosentase
kategori tingkat risiko adalah Besar (B)
sebesar 0.97% ada 1 jenis risiko, Sedang (S)
sebesar 16.50% ada 17 jenis risiko, risiko
Kecil (K) sebesar 51.46% ada 53 jenis
risiko dan Sangat Kecil (SK)
sebesar
31.07% ada 32 jenis risiko.

Analisi Satisitik Uji Anova


Untuk mendapatkan hasil uji Anova, perhitungan
dibantu dengan program SPPS 15, sebelum
dilakukan Uji Anova, data terlebih dahulu diuji
kenormalannya, data yang digunakan dalam Uji
Anova ini adalah nilai risiko dari masing-masing
persepsi yaitu menurut konsultan, menurut
kontraktor dan menurut owner.
Dari hasil uji stattistik mengatakan bahwa data
berdistribusi normal.

Tabel. 2 Uji Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
Dependent Variable: Biaya

(I) Persepsi (J) Persepsi


Tukey HSD Konsultan Kontraktor
Owner
Kontraktor Konsultan
Owner
Owner
Konsultan
Kontraktor
Bonferroni Konsultan Kontraktor
Owner
Kontraktor Konsultan
Owner
Owner
Konsultan
Kontraktor

Mean
Difference
(I-J)
Std. Error
.1427
.62848
.9021
.62848
-.1427
.62848
.7594
.62848
-.9021
.62848
-.7594
.62848
.1427
.62848
.9021
.62848
-.1427
.62848
.7594
.62848
-.9021
.62848
-.7594
.62848

95% Confidence Interval


Sig.
Lower Bound Upper Bound
.972
-1.3374
1.6229
.324
-.5781
2.3823
.972
-1.6229
1.3374
.449
-.7208
2.2396
.324
-2.3823
.5781
.449
-2.2396
.7208
1.000
-1.3702
1.6556
.457
-.6108
2.4150
1.000
-1.6556
1.3702
.684
-.7535
2.2723
.457
-2.4150
.6108
.684
-2.2723
.7535

Based on observed means.

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2009

Dari Tabel 2 didapat dikatakan :


Perbedaan Mean konsultan dengan kontraktor
adalah 0.1427 (konsultan
lebih
besar
sebanyak 0.1427 poin dibanding kontraktor).
Perbedaan mean konsultan dengan owner
adalah
0.9021 (konsultan
lebih
besar
sebanyak 0.9021 poin dibanding owner ).
Perbedaan mean kontraktor
dengan
konsultan
adalah - 0.1427 (kontraktor
lebih kecil 0.1427 poin dari konsultan ).
Perbedaan mean kontraktor dengan owner
adalah 0. 7594 ((kontraktor lebih besar 0.
7594 dari owner). Perbedaan mean owner
dengan konsultan adalah -0.1427 (owner
lebih kecil 0.1427 poin dari konsultan ).
Perbedaan mean owner dengan kontraktor

A-563
ISBN 978-979-18342-1-6

adalah -0.7594 ( owner lebih kecil 0. 7594


dari konsultan ).

1. Menurut Konsultan, risiko tertinggi adalah

Tabel 3 Hasil Uji Post Hoc Tests


Biaya

Tukey HSD

a,b

Persepsi
Owner
Kontraktor
Konsultan
Sig.

N
103
103
103

Subset
1
7.4124
8.1718
8.3145
.324

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 20.342.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 103.000.
b. Alpha = .05.

Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2009

Dari Tabel 3 diatas terlihat bahwa pada :

Persepsi Konsultan dan


kontraktor
tidak terlalu berbeda.

Persepsi
Konsultan
dan
owner
berbeda.

Persepsi
Kontrator
dan
owner
berbeda.

Dari nilai
uji persepsi konsultan
lebih signifikan dalam menerima
dampak risiko terhadap biaya.

5. Kesimpulan
Berdasarkan analisisi dan pembahasan, maka
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

2.

produktivitas tenaga kerja yang rendah dan risiko


terendah adalah risiko
Ketidakjelasan pada
pasal-pasal dalam kontrak. Menurut Kontraktor,
risiko tertinggi adalah Kondisi Cuaca dan risiko
terendah adalah Kerusakan jaringan bawah tanah
yang baru. Menurut Owner, risiko tertinggi
adalah
Tenaga kerja yang tidak punya
kemampuan/skill dan risiko terendah adalah
kesulitan penggunaan teknologi baru.
Dari hasil uji
statistik didapat bahwa
antara Konsultan dan kontraktor tidak
terlalu berbeda dalam menerima risiko,
sedangkan
antara
Konsultan
dan
kontraktor dibandingkan dengan owner
ada perbedaan dalam menerima risiko.
Tetapi dari
nilai
uji statistik dapat
dikatakan bahwa konsultan lebih besar
menerima risiko biaya dan waktu,
dibandingkan dengan
kontraktor dan
owner

Daftar Pustaka
[1] Kerzner, Harold (2001) Project Management.
Seventh Edition. John Wiley & Sons, Inc., New
York.
[2] Cooper, D. dan Chapman, C. (1993) Risk Analysis
for Large Project. First Edition. John Wiley &
Sons Ltd., Norwich.
[3] Soeharto, Iman (2001). Manajemen Proyek. Jilid
1. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta
[4]Gray,C.F
dan
Larson,E.W.(2000).
Project
Management. First Edition . irwin McGrawHill, Boston.

A-564
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Anda mungkin juga menyukai