Anda di halaman 1dari 5

Gunung Rinjani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


(Dialihkan dari Rinjani)

Gunung Rinjani

Gunung Rinjani dan sabana di kaki gunung.


Ketinggian
3.726 m (12.224 kaki)[1]
Ultra
Daftar
Ribu
Lokasi
Letak
Lombok, Indonesia
Koordinat
825LU 11628BT
Geologi
Jenis
Gunung berapi maar (aktif)
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m
dpl serta terletak pada lintang 825' LS dan 11628' BT ini merupakan gunung favorit bagi
pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari
Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan
penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok
Tengah dan Lombok Barat.

Topograf

Danau kawah Segara Anak dengan Gunung Barujari di tepi danau dilihat dari
Puncak Gunung Rinjani di sisi timur.

Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan
Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m 4.800 m,
memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau)
seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini
membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak
banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian
selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah
berukuran 170m200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir
meletus pada tanggal 25 Oktober 2015 dan 3 November 2015[2], setelah sebelumnya tercatat
meletus Mei 2009 dan pada tahun 2004.[3][4] Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa,
letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir
bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[5] Sebelumnya,
Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966,
dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung
Rombongan.

Stratigraf
Secara stratigrafi, Gunung Rinjani dialasi oleh batuan sedimen klastik Neogen (termasuk batu
gamping), dan setempat oleh batuan gunungapi Oligo-Miosen. Gunungapi Kuarter itu sendiri
sebagian besar menghasilkan piroklastik, yang dibeberapa tempat berselingan dengan lava.
Litologi itu merekam sebagian peletusan yang diketahui dalam sejarah. Sejak tahun 1847 telah
terjadi 7 kali peletusan, dengan jangka istirahat terpendek 1 tahun dan terpanjang 37 tahun.

Seperti pada gunungapi lainnya, Koesoemadinata (1979) menyebutkan bahwa aktivitas


kegunungapian Rinjani pasca pembentukan kaldera adalah pembangunan kembali. Kegiatannya
berupa efusiva yang menghasilkan lava dan eksplosiva yang membentuk endapan bahan-lepas
(piroklastik). Lava umumnya berwarna hitam, dan ketika meleler tampak seperti berbusa.
Peletusan pasca pembentukan kaldera relatif lemah, dan lava yang dikeluarkan oleh kerucut G.
Barujari dan G. Rombongan relatif lebih basa dibanding lava gunungapi lainnya di Indonesia.
Kemungkinan terjadinya awan panas ketika letusan memuncak sangat kecil. Bahan letusan
umumnya diendapkan di bagian dalam kaldera saja.
Aliran lava, lahar letusan, lahar hujan, dan awan panas guguran berpeluang mengarah ke Kokok
Putih hingga Batusantek. Awan panas guguran dapat terjadi di sepanjang leleran lava baru yang
masih bergerak, meskipun kemungkinannya kecil.

Struktur dan Tektonik


Bentuk Kaldera Segara Anak yang melonjong ke arah barat-timur diduga berkaitan dengan
struktur retakan di batuan-dasar. Gunungapi Rinjani yang terletak di jalur gunungapi Kuarter
sistem Busur Banda Dalam bagian barat dibentuk oleh kegiatan tunjaman dasar Samudera Hindia
di bawah pinggiran Lempeng Asia Tenggara. Jalur tunjaman yang terletak di selatan
menunjukkan adanya gaya mampatan yang berarah utara-selatan. Retakan batuan-dasar yang
berarah barat-timur, yang mempengaruhi bangun kaldera, dengan demikian ditafsirkan sebagai
retakan release yang disebabkan oleh gaya tarikan. Struktur itu setidaknya terbentuk sejak
permulaan Zaman Kuarter.

Puncak Gunung Rinjani


Pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di
kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani sebagai gunung vulkanik yang masih
aktif nomor 2 tertinggi di Indonesia. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar
para petualang dan pencinta alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila telah berhasil
mencapai puncak itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Animo komunitas pencinta alam di
seluruh nusantara bahkan dari mancanegara dalam kegiatan pendakian cukup besar, ini terbukti
dengan jumlah pengunjung yang melakukan pendakian setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Kegiatan pendakian secara besar-besaran dilakukan pada bulan Juli s/d Agustus, pada bulan
Agustus (pertengahan) peserta pendakian umumnya didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa
dari seluruh Indonesia yang ingin merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Puncak
Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak melalui kegiatan Tapak Rinjani yang diadakan secara
rutin setiap tahunnya oleh salah satu kelompok pencinta alam di Pulau Lombok yang
bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Danau Segara Anak


Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara
Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan
jalur pendakian Sembalun.

Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7
10 jam berjalan kaki ( 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur
pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 10 jam. Danau segara anak dengan ketinggian
2.010 m dpl dan kedalaman danau sekitar 230 meter mempunyai bentuk seperti bulan sabit
dengan luasan sekitar 1.100 Ha.
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk
tempat berkemping/berkemah, juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di
air panas yang mengandung belerang.
Obyek lainnya di sekitar Danau Segara Anak adalah Hulu Sungai Koko Puteq 150 meter dari
Danau Segara Anak. Selain itu terdapat pula Goa Susu, Goa Manik, Goa Payung, Goa Susu
dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat
bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber air panas (Aik
Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan bendabenda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut
menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki
kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut
memiliki kekuatan supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.

Pendakian
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya
(Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta
alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 C; terendah 12 C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di
bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di
ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa
Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di
Senaru, karena bisa menghemat 700 m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan
cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari
langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua
lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian
2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini
pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika
naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang
bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak

sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan untuk berendam di
kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat
setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000 m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan
4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari.
Summit attack biasa dilakukan pada pukul 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari
terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir
kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian
terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah
turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan
disukai karena beratnya medan terbayar dengan pemandangan alamnya yang indah. Gunung
Agung di Bali, Gunung Raung di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas
saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina,
kesabaran dan gairah pendaki.
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak
melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah
baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai