com
Original Version
Menimbang :
Mengingat : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
simbachs@gmail.com
-27.
8.
9.
simbachs@gmail.com
2.
3.
4.
simbachs@gmail.com
-45.
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
7.
8.
9.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
12. Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala
daerah/wakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah.
13. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah
kabupaten atau walikota bagi daerah kota.
14. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang
karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah.
15. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan
kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai bendahara umum daerah.
16. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.
17. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.
18. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
milik daerah.
19. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.
20. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi SKPD.
21. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-SKPD
adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
simbachs@gmail.com
-522. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan
dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
23. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
24. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
25. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
26. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang
dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
27. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.
28. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
29. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1
(satu) tahun.
30. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim
yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris
daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala
daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat
perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
31. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang
memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
32. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah
rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang
diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan
RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.
33. Prioritas dan Plafon Anggaran yang selanjutnya disingkat PPA adalah program
prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD
untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah
disepakati dengan DPRD.
34. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan,
rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai
dasar penyusunan APBD.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
-751. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
52. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah dan
belanja daerah.
53. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan
belanja daerah.
54. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
55. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran.
56. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima
sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga
daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
57. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
akibat lainnya yang sah.
58. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah daerah
dan/atau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan sebab
lainnya yang sah.
59. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.
60. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti
bunga, deviden, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
61. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD
adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
62. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh
pengguna anggaran.
63. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
64. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penerbitan SPP.
65. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen
yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
66. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang
bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
simbachs@gmail.com
-867. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen
yang diajukan oleh bendaharan pengeluaran untuk permintaan pengganti uang
persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
68. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan
uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan
tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
69. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan
oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada
pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya
dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu
pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.
70. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
71. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-UP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban beban pengeluaran DPA-SKPD yang
dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.
72. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPMGU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang
dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan.
73. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD,
karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
74. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga.
75. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD
berdasarkan SPM.
76. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
77. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang nyata
dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja
maupun lalai.
78. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah SKPD/unit
kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
simbachs@gmail.com
-9Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 2
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:
a.
hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
b.
c.
penerimaan daerah;
d.
pengeluaran daerah;
e.
kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
f.
kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
Pasal 3
Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan menteri ini meliputi
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD, penyusunan
rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang
belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas,
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah,
kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.
Bagian Ketiga
Azas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 4
(1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
(2) Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan
daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan buktibukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Taat pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
(4) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian hasil program
dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran
dengan hasil.
(5) Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pencapaian keluaran
yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah
untuk mencapai keluaran tertentu.
(6) Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemerolehan masukan
dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
simbachs@gmail.com
- 10 (7) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan
yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses
informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
(8) Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perwujudan
kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
(9) Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keseimbangan distribusi
kewenangan dan pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan
kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
(10) Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindakan atau suatu sikap
yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.
(11) Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa
keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
BAB II
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 5
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah;
f.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;
b. kepala SKPKD selaku PPKD; dan
c. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.
Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang
memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.
simbachs@gmail.com
- 11 Bagian Kedua
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 6
(1) Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a berkaitan dengan peran dan fungsinya
dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan
daerah.
(2) Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas koordinasi di bidang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(3) Selain mempunyai tugas koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekretaris daerah mempunyai tugas:
a.
memimpin TAPD;
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 13 d.
e.
f.
g.
Pasal 10
Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c mempunyai tugas:
a. menyusun RKA-SKPD;
b. menyusun DPA-SKPD;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja;
d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
f.
melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan;
h. menandatangani SPM;
i.
mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
j.
mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya;
k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
l.
mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
n. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah.
Bagian Kelima
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
Pasal 11
(1) Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang.
(2) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana tersebut pada ayat (1)
berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang
yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan
pertimbangan objektif lainnya.
(3) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pasal 12
Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan
menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK.
Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi,
dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.
PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
PPTK mempunyai tugas mencakup:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan
c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan.
Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c mencakup
dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait
dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Bagian Ketujuh
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
Pasal 13
(1) Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD
menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD
sebagai PPK-SKPD.
(2) PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan
oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f.
melaksanakan akuntansi SKPD; dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
simbachs@gmail.com
- 15 (3) PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan
pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.
Bagian Kedelapan
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 14
Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pada SKPD.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah pejabat fungsional.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun
tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan
pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/
pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang
pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalam melaksanakan
tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/atau
bendahara pengeluaran pembantu.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
BAB III
AZAS UMUM DAN STRUKTUR APBD
Bagian Pertama
Azas Umum APBD
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 15
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah.
Penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman kepada
RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya
tujuan bernegara.
APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi.
APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan peraturan daerah.
Pasal 16
(1) Fungsi otorisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
(2) Fungsi perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung
arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
simbachs@gmail.com
- 16 (3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung
arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
(4) Fungsi alokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian.
(5) Fungsi distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
(6) Fungsi stabilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) mengandung arti
bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
Pasal 17
(1) Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan
daerah.
(2) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
(3) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pasal 18
(1) Pengeluaran daerah terdiri dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah.
(2) Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perkiraan beban
pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat
dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam
pemberian pelayanan umum.
(3) Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pasal 19
Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (1) harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan
dalam jumlah yang cukup.
Pasal 20
(1) Pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus
berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah dianggarkan
secara bruto dalam APBD.
Pasal 21
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun
anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
simbachs@gmail.com
- 17 Bagian Kedua
Struktur APBD
Pasal 22
(1) Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari:
a. pendapatan daerah;
b. belanja daerah; dan
c. pembiayaan daerah.
(2) Struktur APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan menurut
urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab
melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundangundangan.
(3) Klasifikasi APBD menurut urusan pemerintahan dan organisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a
meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
(2) Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b meliputi
semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas
dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
(3) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat (1) huruf c meliputi
semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan
surplus.
Pasal 24
(1) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan
rincian obyek pendapatan.
(2) Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok,
jenis, obyek dan rincian obyek belanja.
(3) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf c dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan
rincian obyek pembiayaan.
Bagian Ketiga
Pendapatan Daerah
Pasal 25
Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a
dikelompokan atas:
a. pendapatan asli daerah;
b. dana perimbangan; dan
c. lain-lain pendapatan daerah yang sah.
simbachs@gmail.com
- 18 Pasal 26
(1) Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri
atas:
a.
pajak daerah;
b.
retribusi daerah;
c.
d.
(2) Jenis pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undangundang tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
(3) Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:
a.
b.
c.
bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
(4) Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak
termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang
mencakup:
a.
b.
jasa giro;
c.
pendapatan bunga;
d.
e.
f.
penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
(1) Kelompok pendapatan dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang
terdiri atas:
a.
b.
c.
simbachs@gmail.com
- 19 (2) Jenis dana bagi hasil dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup:
a.
b.
(3) Jenis dana alokasi umum hanya terdiri atas objek pendapatan dana alokasi umum.
(4) Jenis dana alokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut kegiatan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pasal 28
Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang
mencakup:
a.
b.
c.
d.
dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah;
dan
e.
Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a adalah penerimaan daerah yang
berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga
internasional, pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perorangan, baik dalam
bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan
pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
Pasal 30
(1) Pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah yang ditransfer langsung ke kas daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah dianggarkan pada SKPKD.
(2) Retribusi daerah, komisi, potongan, keuntungan selisih nilai tukar rupiah,
pendapatan dari penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan, hasil penjualan
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan hasil pemanfaatan atau
pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan yang dibawah
penguasaan pengguna anggaran/pengguna barang dianggarkan pada SKPD.
Bagian Keempat
Belanja Daerah
Pasal 31
(1) Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib,
urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang
tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
simbachs@gmail.com
- 20 (2) Belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
(3) Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 32
(1) Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 ayat (1) terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan.
(2) Klasifikasi belanja menurut urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum;
d. perumahan rakyat;
e. penataan ruang;
f.
perencanaan pembangunan;
g. perhubungan;
h. lingkungan hidup;
i.
pertanahan;
j.
kependudukan dan catatan sipil;
k. pemberdayaan perempuan;
l.
keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
m. sosial;
n. tenaga kerja;
o. koperasi dan usaha kecil dan menengah;
p. penanaman modal;
q. kebudayaan;
r.
pemuda dan olah raga;
s.
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
t.
pemerintahan umum;
u. kepegawaian;
v. pemberdayaan masyarakat dan desa;
w. statistik;
x. arsip; dan
y. komunikasi dan informatika.
(3) Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. pertanian;
b. kehutanan;
c. energi dan sumber daya mineral;
d. pariwisata;
e. kelautan dan perikanan;
f.
perdagangan;
simbachs@gmail.com
- 21 g.
perindustrian; dan
h.
transmigrasi.
(4) Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau
bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan
dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut
urusan wajib dan urusan pilihan.
Pasal 33
Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan
keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari:
a.
pelayanan umum;
b.
c.
ekonomi;
d.
lingkungan hidup;
e.
f.
kesehatan;
g.
h.
pendidikan; dan
i.
perlindungan sosial.
Pasal 34
Klasifikasi belanja menurut organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah.
Pasal 35
Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2) disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah.
Pasal 36
(1) Belanja menurut kelompok belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(2) terdiri dari:
a.
b.
belanja langsung.
(2) Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
(3) Kelompok belanja langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.
simbachs@gmail.com
- 22 Paragraf 1
Belanja Tidak Langsung
Pasal 37
Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf
a dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a.
belanja pegawai;
b.
bunga;
c.
subsidi;
d.
hibah;
e.
bantuan sosial;
f.
g.
h.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 42
Belanja hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf d digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/
perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Pemberian hibah dalam bentuk uang dapat dianggarkan apabila pemerintah
daerah telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan wajib guna memenuhi
standar pelayanan minimum yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan.
Pemberian hibah dalam bentuk barang dapat dilakukan apabila barang tersebut
tidak mempunyai nilai ekonomis bagi pemerintah daerah yang bersangkutan tetapi
bermanfaat bagi pemerintah atau pemerintah daerah lainnya dan/atau kelompok
masyarakat/perorangan.
Pemberian hibah dalam bentuk jasa dapat dianggarkan apabila pemerintah daerah
telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan wajib guna memenuhi standar
pelayanan minimum yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pemberian hibah dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa dapat
diberikan kepada pemerintah daerah tertentu sepanjang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Pasal 43
(1) Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk
penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah.
menunjang
peningkatan
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 25 (3) Bantuan keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah
pemberi bantuan.
(4) Pemberi bantuan bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD atau anggaran
pendapatan dan belanja desa penerima bantuan.
Pasal 48
(1) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h merupakan
belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang
seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup.
(2) Kegiatan yang bersifat tidak biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat di daerah.
(3) Pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan buktibukti yang sah.
Pasal 49
(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a dianggarkan pada
belanja organisasi berkenaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan
huruf h hanya dapat dianggarkan pada belanja SKPKD.
Paragraf 2
Belanja Langsung
Pasal 50
Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (1) huruf b dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
a. belanja pegawai;
b. belanja barang dan jasa; dan
c. belanja modal.
Pasal 51
Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a untuk pengeluaran
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Pasal 52
(1) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf b digunakan
untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang
dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintahan daerah.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 27 -
Pasal 57
(1) Defisit anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terjadi apabila anggaran
pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja daerah.
(2) Batas maksimal defisit APBD untuk setiap tahun anggaran berpedoman pada
penetapan batas maksimal defisit APBD oleh Menteri Keuangan.
(3) Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit
tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
Pasal 58
(1) Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun anggaran
berkenaan.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilakukan penundaan atas penyaluran dana perimbangan.
Bagian Keenam
Pembiayaan Daerah
Pasal 59
Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf c terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pasal 60
(1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 mencakup:
a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA);
b. pencairan dana cadangan;
c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;
d. penerimaan pinjaman daerah;
e. penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan
f.
penerimaan piutang daerah.
(2) Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 mencakup:
a. pembentukan dana cadangan;
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;
c. pembayaran pokok utang; dan
d. pemberian pinjaman daerah.
Pasal 61
(1) Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan
pengeluaran pembiayaan.
(2) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran.
simbachs@gmail.com
- 28 Paragraf 1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
Pasal 62
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf a mencakup pelampauan penerimaan PAD,
pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan
belanja, kewajiban kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan,
dan sisa dana kegiatan lanjutan.
Paragraf 2
Dana Cadangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 63
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kegiatan
yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam
satu tahun anggaran.
Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan peraturan daerah.
Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup penetapan
tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai
dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana cadangan,
dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
Rancangan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibahas bersamaan dengan pembahasan rancangan
peraturan daerah tentang APBD.
Penetapan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh kepala daerah bersamaan
dengan penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman
daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada rekening
tersendiri.
Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana cadangan dan penempatan dalam
portofolio dicantumkan sebagai penambah dana cadangan berkenaan dalam daftar
dana cadangan pada lampiran rancangan peraturan daerah tentang APBD.
Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam
tahun anggaran yang berkenaan.
Pasal 64
(1) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf b
digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening dana
cadangan ke rekening kas umum daerah dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Jumlah yang dianggarkan tersebut pada ayat (1) yaitu sesuai dengan jumlah yang
telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan
berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 29 -
Pasal 65
Penggunaan atas dana cadangan yang dicairkan dari rekekning dana cadangan ke
rekening kas umum daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1)
dianggarkan dalam belanja langsung SKPD pengguna dana cadangan berkenaan,
kecuali diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan.
Paragraf 3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Pasal 66
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60 ayat (1) huruf c digunakan antara lain untuk menganggarkan hasil penjualan
perusahaan milik daerah/BUMD dan penjualan aset milik pemerintah daerah yang
dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah
daerah.
Paragraf 4
Penerimaan Pinjaman Daerah
Pasal 67
Penerimaan pinjaman daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf d
digunakan untuk menganggarkan penerimaan pinjaman daerah termasuk penerimaan
atas penerbitan obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran
berkenaan.
Paragraf 5
Pemberian Pinjaman daerah dan
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Pasal 68
(1) Pemberian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf d
digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada pemerintah
pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.
(2) Penerimaan kembali pemberian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (1) huruf e digunakan untuk menganggarkan posisi penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah
lainnya.
Paragraf 6
Penerimaan Piutang Daerah
Pasal 69
Penerimaan piutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) huruf f digunakan
untuk menganggarkan penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang fihak
ketiga, seperti berupa penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah, pemerintah,
pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan
penerimaan piutang lainnya.
simbachs@gmail.com
- 30 -
Paragraf 7
Investasi Pemerintah Daerah
Pasal 70
Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf b
digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pasal 71
(1) Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera
diperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas dan beresiko
rendah serta dimiliki selama kurang dari 12 (duabelas) bulan.
(2) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup deposito
berjangka waktu 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (duabelas) bulan yang dapat
diperpanjang secara otomatis, pembelian surat utang negara (SUN), sertifikat
bank indonesia (SBI) dan surat perbendaharaan negara (SPN).
(3) Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari 12 (duabelas) bulan yang terdiri dari investasi permanen dan non
permanen.
(4) Investasi jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain surat
berharga yang dibeli pemerintah daerah dalam rangka mengendalikan suatu
badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan
modal saham pada suatu badan usaha, surat berharga yang dibeli pemerintah
daerah untuk tujuan menjaga hubungan baik dalam dan luar negeri, surat
berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek.
(5) Investasi permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertujuan untuk dimiliki
secara berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau tidak ditarik
kembali, seperti kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk
penggunausahaan/pemanfaatan aset daerah, penyertaan modal daerah pada
BUMD dan/atau badan usaha lainnya dan investasi permanen lainnya yang dimiliki
pemerintah daerah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
(6) Investasi non permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertujuan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan atau ada niat untuk diperjualbelikan atau ditarik
kembali, seperti pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh tempo, dana yang
disisihkan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan/pemberdayaan masyarakat
seperti bantuan modal kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok
masyarakat, pemberian fasilitas pendanaan kepada usaha mikro dan menengah.
(7) Investasi pemerintah daerah dapat dianggarkan apabila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan
daerah tentang penyertaan modal dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri.
Pasal 72
(1) Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf
b, dianggarkan dalam pengeluaran pembiayaan.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 32 -
Pasal 77
(1) Kode dan klasifikasi urusan pemerintahan daerah dan organisasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.I peraturan
menteri ini.
(2) Kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (3) merupakan bagian susunan kode
akun keuangan daerah yang tercantum dalam Lampiran A.II peraturan menteri ini.
(3) Kode rekening pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) untuk
provinsi tercantum dalam Lampiran A.III peraturan menteri ini.
(4) Kode rekening pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) untuk
kabupaten/kota tercantum dalam Lampiran A.IV peraturan menteri ini.
(5) Kode dan klasifikasi fungsi tercantum dalam Lampiran A.V peraturan menteri ini.
(6) Kode dan klasifikasi belanja daerah menurut fungsi untuk keselarasan dan
keterpaduan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
tercantum dalam Lampiran A.VI peraturan menteri ini.
(7) Kode dan daftar program dan kegiatan menurut urusan pemerintahan daerah
tercantum dalam Lampiran A.VII peraturan menteri ini.
(8) Kode rekening belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
tercantum dalam Lampiran A.VIII peraturan menteri ini.
(9) Dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan pemerintah dengan pemerintah
daerah, daftar program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) secara
berkala akan disempurnakan sesuai dengan perkembangan kebutuhan daerah.
(10) Kode rekening pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(3) tercantum dalam Lampiran A.IX peraturan menteri ini.
(11) Untuk memenuhi kebutuhan objektif dan karakteristik daerah serta keselarasan
penyusunan statistik keuangan negara, perubahan dan penambahan kode
rekening rincian objek belanja dapat diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala
daerah setelah dikonsultasikan dengan Menteri Dalam Negeri.
BAB IV
PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
Bagian Pertama
Azas Umum
Pasal 78
(1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai
dari dan atas beban APBD.
(2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di
daerah didanai dari dan atas beban APBN.
(3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang penugasannya dilimpahkan
kepada kabupaten/kota dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD provinsi.
(4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang penugasannya
dilimpahkan kepada desa, didanai dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.
simbachs@gmail.com
- 33 -
Pasal 79
(1) Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah baik dalam bentuk
uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus
dianggarkan dalam APBD.
(2) Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus memiliki dasar hukum
penganggaran.
Pasal 80
Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan
daerah sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
Pasal 81
(1) Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah menyusun RKPD yang merupakan
penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.
(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur
dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah
daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
(3) Kewajiban daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan
prestasi capaian standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 82
(1) RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
(2) Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun
anggaran berkenaan.
(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
(4) Tata cara penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpedoman
pada peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Kebijakan Umum APBD serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Paragraf 1
Kebijakan Umum APBD
Pasal 83
(1) Kepala daerah menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman
penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
simbachs@gmail.com
- 34 (2) Pedoman penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara
lain:
a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah
dengan pemerintah daerah;
b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan;
c. teknis penyusunan APBD; dan
d. hal-hal khusus lainnya.
Pasal 84
(1) Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari programprogram yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan
pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan
asumsi yang mendasarinya.
(2) Program-program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselaraskan dengan
prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.
(3) Asumsi yang mendasari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yakni
mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok
kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pasal 85
(1) Dalam menyusun rancangan KUA sebagaimana dimaksud Pasal 83 ayat (1), kepala
daerah dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh sekretaris daerah.
(2) Rancangan KUA yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah
kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 86
Rancangan KUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) disampaikan
kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun
anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun
anggaran berikutnya.
Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh TAPD bersama
panitia anggaran DPRD.
Rancangan KUA yang telah dibahas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
selanjutnya disepakati menjadi KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli
tahun anggaran berjalan.
Format KUA tercantum dalam Lampiran A.X peraturan menteri ini.
Paragraf 2
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Pasal 87
(1) Berdasarkan KUA yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (3), pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS.
(2) Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan tahapan
sebagai berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan;
simbachs@gmail.com
- 35 b.
c.
(3) Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada DPRD untuk dibahas paling lambat minggu kedua
bulan Juli tahun anggaran berjalan.
(4) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh TAPD bersama
panitia anggaran DPRD.
(5) Rancangan PPAS yang telah dibahas sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
selanjutnya disepakati menjadi PPA paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran
berjalan.
(6) Format PPAS tercantum dalam Lampiran A.XI peraturan menteri ini.
Pasal 88
(1) KUA serta PPA yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat
(3) dan Pasal 87 ayat (5), masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan
yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD.
(2) Dalam hal kepala daerah berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk
pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kepakatan KUA dan
PPA.
(3) Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, penandatanganan nota kepakatan
KUA dan PPA dilakukan oleh penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.
(4) Format nota kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran A.XII peraturan menteri ini.
Bagian Keempat
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Pasal 89
(1) Berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1),
TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman
penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.
(2) Rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a.
b.
c.
d.
hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan
prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas
penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan
e.
dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format
RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga.
(3) Surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan paling lambat awal bulan Agustus tahun
anggaran berjalan.
simbachs@gmail.com
- 36 Bagian Kelima
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Pasal 90
(1) Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
89 ayat (3), kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.
(2) RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran
jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan
prestasi kerja.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 91
Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) dilaksanakan dengan menyusun prakiraan
maju.
Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi perkiraan kebutuhan
anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran
berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.
Pendekatan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat
(2) dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan
dokumen rencana kerja dan anggaran.
Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 90 ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta
manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran
tersebut.
Pasal 92
(1) Untuk
terlaksananya
penyusunan
RKA-SKPD
berdasarkan
pendekatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) dan terciptanya kesinambungan
RKA-SKPD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan 2
(dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun
anggaran berjalan.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan menilai program dan
kegiatan yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-tahun
sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada tahun yang
direncanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan.
(3) Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk
pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan dananya harus dianggarkan
pada tahun yang direncanakan.
Pasal 93
(1) Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 90 ayat (2) berdasarkan pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja,
analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
(2) Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah ukuran keberhasilan
yang akan dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan.
(3) Capaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ukuran prestasi
kerja yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.
simbachs@gmail.com
- 37 (4) Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
(5) Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan harga
satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku disuatu daerah yang ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
(6) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tolok
ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah.
Pasal 94
(1) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) memuat rencana
pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan, serta
rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian
objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun
berikutnya.
(2) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga memuat informasi tentang
urusan pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang akan
dicapai dari program dan kegiatan.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 95
Rencana pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) memuat
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan daerah, yang
dipungut/dikelola/ diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
peraturan daerah, peraturan pemerintah atau undang-undang.
Rencana belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) memuat
kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing
diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek belanja.
Rencana pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) memuat
kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup defisit
APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus
APBD yang masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek
pembiayaan.
Urusan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2)
memuat bidang urusan pemerintahan daerah yang dikelola sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi organisasi.
Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) memuat nama
organisasi atau nama SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
Prestasi kerja yang hendak dicapai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2)
terdiri dari indikator, tolok ukur kinerja dan target kinerja.
Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) memuat nama program
yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) memuat nama kegiatan
yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
Pasal 96
(1) Indikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (7) meliputi masukan,
keluaran dan hasil.
simbachs@gmail.com
- 38 (2) Tolok ukur kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (7) merupakan
ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan
mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
dari setiap program dan kegiatan.
(3) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (7) merupakan hasil
yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu
kegiatan.
Pasal 97
(1) Belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta
belanja modal dianggarkan dalam RKA-SKPD pada masing-masing SKPD.
(2) Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga hanya dianggarkan
dalam RKA-SKPD pada SKPKD.
Pasal 98
Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKASKPD pada SKPKD.
Pasal 99
(1) Bagan alir pengerjaan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1)
tercantum dalam Lampiran A.XIII peraturan menteri ini.
(2) Format RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) tercantum
dalam Lampiran A.XIV peraturan menteri ini.
Bagian Keenam
Penyiapan Raperda APBD
Pasal 100
(1) RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas
lebih lanjut oleh TAPD.
(2) Pembahasan oleh TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang
telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya,
serta capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar
analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan minimal, serta
sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD.
(3) Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepala SKPD melakukan penyempurnaan.
Pasal 101
(1) RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh kepala SKPD disampaikan kepada PPKD
sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
(2) Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari:
a.
ringkasan APBD;
b.
simbachs@gmail.com
- 39 c.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 103
Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD
disampaikan kepada kepala daerah.
Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat.
Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bersifat memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban
pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran
yang direncanakan.
Penyebarluasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh
sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.
simbachs@gmail.com
- 40 BAB V
PENETAPAN APBD
Bagian Pertama
Penyampaian dan Pembahasan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Pasal 104
(1) Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta
lampirannya kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober
tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan
persetujuan bersama.
(2) Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap rancangan
peraturan daerah tentang APBD dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sebelum
tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
(3) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala
daerah menyiapkan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD.
(4) Penyampaian rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan nota keuangan.
(5) Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinan DPRD berhalangan tetap, maka
pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku
penjabat/pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku pimpinan sementara
DPRD yang menandatangani persetujuan bersama.
(6) Format susunan nota keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum
dalam Lampiran A.XVII peraturan menteri ini.
Pasal 105
(1) Penetapan agenda pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD untuk
mendapatkan persetujuan bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat
(1) disesuaikan dengan tata tertib DPRD masing-masing daerah.
(2) Pembahasan rancangan peraturan daerah berpedoman pada KUA, serta PPA yang
telah disepakati bersama antara pemerintah daerah dan DPRD.
(3) Dalam hal DPRD memerlukan tambahan penjelasan terkait dengan pembahasan
program dan kegiatan tertentu, dapat meminta RKA-SKPD berkenaan kepada
kepala daerah.
(4) Format persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran A.XVIII peraturan menteri ini.
Pasal 106
(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat
(2) tidak menetapkan persetujuan bersama dengan kepala daerah terhadap
rancangan peraturan daerah tentang APBD, kepala daerah melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya
untuk membiayai keperluan setiap bulan.
(2) Pengeluaran setinggi-tingginya untuk keperluan setiap bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk belanja yang bersifat mengikat dan
belanja yang bersifat wajib.
simbachs@gmail.com
- 41 (3) Belanja yang bersifat mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
belanja yang dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh
pemerintah daerah dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap bulan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan, seperti belanja pegawai, belanja
barang dan jasa.
(4) Belanja yang bersifat wajib adalah belanja untuk terjaminnya kelangsungan
pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan dan
kesehatan dan/atau melaksanakan kewajiban kepada fihak ketiga.
Pasal 107
(1) Rencana pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) disusun
dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD.
(2) Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam
Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.
(3) Pengesahan rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri bagi
provinsi dan keputusan gubernur bagi kabupaten/kota.
(4) Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari :
a.
ringkasan APBD;
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
belum
simbachs@gmail.com
- 42 (2) Apabila dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari kerja Menteri Dalam
Negeri/gubernur tidak mengesahkan rancangan peraturan kepala daerah tentang
APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala daerah menetapkan
rancangan peraturan kepala daerah dimaksud menjadi peraturan kepala daerah.
Pasal 109
Pelampuan batas tertinggi dari jumlah pengeluaran sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal 106 ayat (1), hanya diperkenankan apabila ada kebijakan pemerintah untuk
kenaikan gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil serta penyediaan dana pendamping
atas program dan kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah serta bagi hasil pajak
daerah dan retribusi daerah yang ditetapkan dalam undang-undang.
Bagian Kedua
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
Pasal 110
(1) Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama
DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD sebelum
ditetapkan oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih
dahulu kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi.
(2) Penyampaian rancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan:
a.
b.
KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD;
c.
d.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk tercapainya
keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara
kepentingan publik dan kepentingan aparatur serta untuk meneliti sejauh mana
APBD provinsi tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang
lebih tinggi dan/atau peraturan daerah lainnya yang ditetapkan oleh provinsi
bersangkutan.
(4) Untuk efektivitas pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri Dalam Negeri dapat mengundang pejabat pemerintah daerah provinsi
yang terkait.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam keputusan
Menteri Dalam Negeri dan disampaikan kepada gubernur paling lama 15 (lima
belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.
(6) Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi atas rancangan peraturan
daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran
APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, gubernur menetapkan rancangan dimaksud menjadi
peraturan daerah dan peraturan gubernur.
simbachs@gmail.com
- 43 (7) Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa hasil evaluasi rancangan
peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang
penjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, gubernur bersama DPRD melakukan
penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil
evaluasi.
(8) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur
tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan
peraturan gubernur tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan
peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan
peraturan gubernur dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun
sebelumnya.
(9) Pembatalan peraturan daerah dan peraturan gubernur serta pernyataan
berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
ditetapkan dengan peraturan Menteri Dalam Negeri.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pasal 111
Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui
bersama DPRD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran
APBD sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi.
Penyampaian rancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (2) peraturan menteri ini.
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk tercapainya
keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara
kepentingan publik dan kepentingan aparatur serta untuk meneliti sejauh mana
APBD kabupaten/kota tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan
yang lebih tinggi dan/atau peraturan daerah lainnya yang ditetapkan oleh
kabupaten/kota bersangkutan.
Untuk efektivitas pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
gubernur dapat mengundang pejabat pemerintah daerah kabupaten/kota yang
terkait.
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam keputusan
gubernur dan disampaikan kepada bupati/walikota paling lama 15 (lima belas) hari
kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.
Apabila gubernur menetapkan pernyataan hasil evaluasi atas rancangan peraturan
daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang
penjabaran APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, bupati/walikota menetapkan rancangan
dimaksud menjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota.
Dalam hal gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD
tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan
bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD menjadi peraturan
daerah dan peraturan bupati/walikota, gubernur membatalkan peraturan daerah
dan peraturan bupati/walikota dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu
APBD tahun sebelumnya.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 45 Bagian Ketiga
Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pasal 116
Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala
daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD.
Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku penjabat/pelaksana tugas kepala
daerah yang menetapkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD.
Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri bagi
provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
ditetapkan.
Format penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.XX peraturan menteri ini.
Format penetapan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran A.XXI peraturan
menteri ini.
Jadwal penyusunan APBD tercantum dalam Lampiran A.XXII peraturan menteri ini.
BAB VI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD
BAGI DAERAH YANG BELUM MEMILIKI DPRD
Pasal 117
(1) Untuk sinkronisasi dan keterpaduan sasaran program dan kegiatan dengan
kebijakan pemerintah dibidang keuangan negara dan menjaga kelangsungan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, serta pelayanan
masyarakat, kepala daerah menyusun rancangan KUA dan rancangan PPAS.
(2) Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri bagi provinsi dan kepada gubernur
bagi kabupaten/kota.
(3) KUA dan rancangan PPA yang telah dikonsultasikan dijadikan pedoman
penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 peraturan menteri
ini.
Pasal 118
Penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117 ayat (3) berlaku
ketentuan Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97,
Pasal 98 dan Pasal 99.
simbachs@gmail.com
- 46 Pasal 119
(1) RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh SKPD disampaikan kepada PPKD
sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD.
(2) Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam
Negeri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.
(3) Format rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berlaku ketentuan dalam Pasal 107 ayat (4) dan ayat (5).
Pasal 120
(1) Penyampaian rancangan peraturan kepala daerah untuk memperoleh pengesahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat (2) paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak KUA dan PPA dikonsultasikan dengan Menteri Dalam Negeri
bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.
(2) Pengesahan atas rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku ketentuan dalam Pasal 107 ayat (3).
Pasal 121
Peraturan kepala daerah tentang APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat
(2) dijadikan dasar penyusunan DPA-SKPD untuk pelaksanaan APBD.
BAB VII
PELAKSANAAN APBD
Bagian Pertama
Azas Umum Pelaksanaan APBD
Pasal 122
(1) Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah dikelola dalam APBD.
(2) Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerima pendapatan
daerah wajib melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
(4) Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum
daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
(5) Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk
setiap pengeluaran belanja.
(6) Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika untuk
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD.
(7) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan jika dalam
keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD
dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
(8) Kriteria keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
simbachs@gmail.com
- 47 (9) Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran daerah untuk
tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.
(10) Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efektif,
efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
Paragraf 1
Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 123
PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang APBD
ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun
rancangan DPA-SKPD.
Rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merinci sasaran yang
hendak dicapai, program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai
sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan
yang diperkirakan.
Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6
(enam) hari kerja setelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Format DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran B.I peraturan menteri ini.
Pasal 124
TAPD melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama dengan kepala
SKPD paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak ditetapkannya peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD.
Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPKD
mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan persetujuan sekretaris daerah.
DPA-SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepada kepala SKPD, satuan kerja pengawasan daerah, dan Badan Pemeriksa
Keuangan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal disahkan.
DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna
barang.
Paragraf 2
Anggaran Kas
Pasal 125
(1) Kepala SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD menyusun rancangan anggaran
kas SKPD.
(2) Rancangan anggaran kas SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada PPKD selaku BUD bersamaan dengan rancangan DPA-SKPD.
(3) Pembahasan rancangan anggaran kas SKPD dilaksanakan bersamaan dengan
pembahasan DPA-SKPD.
simbachs@gmail.com
- 48 -
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 126
PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas pemerintah daerah guna mengatur
ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai
dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah
disahkan.
Anggaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat perkiraan arus kas
masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang
digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
Mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
Format anggaran kas pemerintah daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
B.II peraturan menteri ini.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah
Pasal 127
(1) Semua pendapatan daerah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah.
(2) Setiap pendapatan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
Pasal 128
(1) Setiap SKPD yang memungut pendapatan daerah wajib mengintensifkan
pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya.
(2) SKPD dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam peraturan
daerah.
Pasal 129
Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari penjualan,
tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana
anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas
kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.
Pasal 130
(1) Pengembalian atas kelebihan pendapatan dilakukan dengan membebankan pada
pendapatan yang bersangkutan untuk pengembalian pendapatan yang terjadi
dalam tahun yang sama.
(2) Untuk pengembalian kelebihan pendapatan yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya dibebankan pada belanja tidak terduga.
(3) Pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
Pasal 131
Semua pendapatan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai pendapatan
daerah.
simbachs@gmail.com
- 49 Bagian Keempat
Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 132
Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang
timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum
rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam
lembaran daerah.
Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak termasuk untuk
belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib yang ditetapkan
dalam peraturan kepala daerah.
Belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) berlaku ketentuan dalam Pasal 106 ayat (3) dan ayat (4).
Pasal 133
(1) Pemberian subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1), Pasal 42 ayat (1), Pasal 45 ayat (1), dan Pasal
47 ayat (1) dilaksanakan atas persetujuan kepala daerah.
(2) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan bertanggung
jawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya dan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada kepala
daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 134
Dasar pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang dianggarkan dalam APBD
untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau
bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup ditetapkan dengan keputusan kepala daerah
dan diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak
keputusan dimaksud ditetapkan.
Pengeluaran belanja untuk tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan kebutuhan yang diusulkan dari instansi/lembaga berkenaan setelah
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari adanya tumpang
tindih pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah didanai dari anggaran
pendapatan dan belanja negara.
Pimpinan instansi/lembaga penerima dana tanggap darurat bertanggungjawab
atas penggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan laporan realisasi
penggunaan kepada atasan langsung dan kepala daerah.
Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja tidak terduga untuk
tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
simbachs@gmail.com
- 50 Pasal 135
Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya
ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai
bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 136
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara
pengeluaran.
Bagian Kelima
Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah
Paragraf 1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Sebelumnya
Pasal 137
Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya merupakan penerimaan
pembiayaan yang digunakan untuk:
a. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada
realisasi belanja;
b. mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung;
c. mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum
diselesaikan.
Pasal 138
(1) Beban belanja langsung pelaksanaan kegiatan lanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 137 huruf b didasarkan pada DPA-SKPD yang telah disahkan kembali
oleh PPKD menjadi DPA Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) tahun anggaran berikutnya.
(2) Untuk mengesahkan kembali DPA-SKPD menjadi DPAL-SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala SKPD menyampaikan laporan akhir realisasi
pelaksanaan kegiatan fisik dan non-fisik maupun keuangan kepada PPKD paling
lambat pertengahan bulan Desember tahun anggaran berjalan.
(3) Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL-SKPD setelah terlebih dahulu
dilakukan pengujian sebagai berikut:
a. sisa DPA-SKPD yang belum diterbitkan SPD dan/atau belum diterbitkan SP2D
atas kegiatan yang bersangkutan;
b. sisa SPD yang belum diterbitkan SP2D; dan
c. SP2D yang belum diuangkan.
(4) DPAL-SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dijadikan dasar pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian
pembayaran.
(5) Format DPAL-SKPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran B.III peraturan
menteri ini.
simbachs@gmail.com
- 51 Paragraf 2
Dana Cadangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 139
Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atas nama dana cadangan
pemerintah daerah yang dikelola oleh BUD.
Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan
lain diluar yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan
dana cadangan.
Program dan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan apabila dana cadangan telah
mencukupi untuk melaksanakan program dan kegiatan.
Untuk pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dana cadangan dimaksud terlebih dahulu dipindahbukukan ke rekening kas umum
daerah.
Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling tinggi sejumlah
pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan
dalam tahun anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan
daerah tentang pembentukan dana cadangan.
Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan surat
perintah pemindahbukuan oleh kuasa BUD atas persetujuan PPKD.
Dalam hal program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah
selesai dilaksanakan dan target kinerjanya telah tercapai, maka dana cadangan
yang masih tersisa pada rekening dana cadangan, dipindahbukukan ke rekening
kas umum daerah.
Pasal 140
Dalam hal dana cadangan yang ditempatkan pada rekening dana cadangan belum
digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana tersebut dapat ditempatkan dalam
portofolio yang memberikan hasil tetap dengan risiko rendah.
Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana cadangan dan penempatan dalam
portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menambah jumlah dana
cadangan.
Portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. deposito;
b. sertifikat bank indonesia (SBI);
c. surat perbendaharaan negara (SPN);
d. surat utang negara (SUN); dan
e. surat berharga lainnya yang dijamin pemerintah.
Penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari dana
cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan program/
kegiatan lainnya.
Paragraf 3
Investasi
Pasal 141
(1) Investasi awal dan penambahan investasi dicatat pada rekening penyertaan modal
(investasi) daerah.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 142
Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah dilakukan melalui rekening kas
umum daerah.
Pemerintah daerah tidak dapat memberikan jaminan atas pinjaman pihak lain.
Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang milik daerah) tidak boleh
dijadikan jaminan pinjaman daerah.
Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan jaminan obligasi daerah.
Pasal 143
Kepala SKPKD melakukan penatausahaan atas pinjaman daerah dan obligasi daerah.
Pasal 144
(1) Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban
pinjaman kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri setiap akhir
semester tahun anggaran berjalan.
(2) Posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban pinjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. jumlah penerimaan pinjaman;
b. pembayaran pinjaman (pokok dan bunga); dan
c. sisa pinjaman.
Pasal 145
(1) Pemerintah daerah wajib membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi
daerah yang telah jatuh tempo.
(2) Apabila anggaran yang tersedia dalam APBD/perubahan APBD tidak mencukupi
untuk pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), kepala daerah dapat melakukan pelampauan pembayaran
mendahului perubahan atau setelah perubahan APBD.
Pasal 146
(1) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah
sebelum perubahan APBD dilaporkan kepada DPRD dalam pembahasan awal
perubahan APBD.
(2) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah setelah
perubahan APBD dilaporkan kepada DPRD dalam laporan realisasi anggaran.
Pasal 147
(1) Kepala SKPKD melaksanakan pembayaran bunga dan cicilan pokok utang dan/atau
obligasi daerah yang jatuh tempo.
(2) Pembayaran bunga pinjaman dan/atau obligasi daerah dicatat pada rekening
belanja bunga.
simbachs@gmail.com
- 53 (3) Pembayaran denda pinjaman dan/atau obligasi daerah dicatat pada rekening
belanja bunga.
(4) Pembayaran pokok pinjaman dan/atau obligasi daerah dicatat pada rekening
cicilan pokok utang yang jatuh tempo.
Pasal 148
(1) Pengelolaan obligasi daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
(2) Peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya mengatur mengenai:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
pelunasan; dan
g.
(3) Penyusunan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Paragraf 5
Piutang Daerah
Pasal 149
(1) Setiap piutang daerah diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu.
(2) PPK-SKPD melakukan penatausahaan atas penerimaan piutang atau tagihan
daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD.
Pasal 150
(1) Piutang atau tagihan daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya pada saat
jatuh tempo, diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Piutang daerah jenis tertentu seperti piutang pajak daerah dan piutang retribusi
daerah merupakan prioritas untuk didahulukan penyelesaiannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 151
(1) Piutang daerah yang terjadi sebagai akibat hubungan keperdataan dapat
diselesaikan dengan cara damai, kecuali piutang daerah yang cara
penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Piutang daerah dapat dihapuskan dari pembukuan dengan penyelesaian secara
mutlak atau bersyarat, kecuali cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam
peraturan perundang-undangan.
(3) Penghapusan piutang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh:
a.
simbachs@gmail.com
- 54 b.
untuk
jumlah
lebih
dari
Pasal 152
(1) Kepala SKPKD melaksanakan penagihan dan menatausahakan piutang daerah.
(2) Untuk melaksanakan penagihan piutang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), kepala SKPKD menyiapkan bukti dan administrasi penagihan.
(3) Format surat penagihan piutang daerah, surat penagihan berulang piutang daerah,
register surat penagihan piutang daerah, dan register surat penagihan berulang
piutang daerah tercantum dalam Lampiran B.IV peraturan menteri ini.
(4) Jadwal pelaksanaan APBD tercantum dalam Lampiran B.V peraturan menteri ini.
Pasal 153
(1) Kepala SKPKD setiap bulan melaporkan realisasi penerimaan piutang kepada
kepala daerah.
(2) Bukti pembayaran piutang SKPKD dari pihak ketiga harus dipisahkan dengan bukti
penerimaan kas atas pendapatan pada tahun anggaran berjalan.
BAB VIII
PERUBAHAN APBD
Bagian Pertama
Dasar Perubahan APBD
Pasal 154
(1) Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:
a.
b.
c.
d.
e.
(2) Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.
Bagian Kedua
Kebijakan Umum serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD
Pasal 155
(1) Perubahan APBD disebabkan perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf a dapat berupa terjadinya
pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja
daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang semula ditetapkan dalam KUA.
simbachs@gmail.com
b.
c.
capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi dalam
perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan
d.
capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam
perubahan APBD apabila melampaui asumsi KUA.
(4) Rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada DPRD paling lambat
minggu pertama bulan Agustus dalam tahun anggaran berjalan.
(5) Rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), setelah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan APBD paling
lambat minggu kedua bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
(6) Dalam hal persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD diperkirakan pada akhir bulan September tahun anggaran
berjalan, agar dihindari adanya penganggaran kegiatan pembangunan fisik di
dalam rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD.
(7) Format rancangan kebijakan umum perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) tercantum dalam Lampiran C.I peraturan menteri ini.
(8) Format rancangan PPAS perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tercantum dalam Lampiran C.II peraturan menteri ini.
Pasal 156
(1) Kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan APBD yang telah
disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (5), masing-masing
dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara
kepala daerah dengan pimpinan DPRD.
(2) Format nota kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran C.III peraturan menteri ini.
Pasal 157
(1) Berdasarkan nota kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 ayat (1),
TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah perihal pedoman
penyusunan RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan/atau kriteria
DPA-SKPD yang dapat diubah untuk dianggarkan dalam perubahan APBD sebagai
acuan bagi kepala SKPD.
(2) Rancangan surat edaran kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a.
PPA perubahan APBD yang dialokasikan untuk program baru dan/atau kriteria
DPA-SKPD yang dapat diubah pada setiap SKPD berikut rencana pendapatan
dan pembiayaan;
simbachs@gmail.com
- 56 b.
sinkronisasi program dan kegiatan SKPD dengan program nasional dan antar
program SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar
pelayanan minimal yang ditetapkan;
c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD yang telah diubah
kepada PPKD;
d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan
prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas
penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan
e. dokumen sebagai lampiran meliputi kebijakan umum perubahan APBD, PPA
perubahan APBD, kode rekening APBD, format RKA-SKPD dan/atau DPPASKPD, standar analisa belanja dan standar harga.
(3) Pedoman penyusunan RKA-SKPD dan/atau kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan oleh kepala daerah paling
lambat minggu ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
Pasal 158
Tata cara penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1)
berlaku ketentuan dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95,
Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98, dan Pasal 99.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 159
Perubahan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) dapat
berupa peningkatan atau pengurangan capaian target kinerja program dan
kegiatan dari yang telah ditetapkan semula.
Peningkatan atau pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan dalam format dokumen
pelaksanaan perubahan anggaran SKPD (DPPA-SKPD).
Dalam format DPPA-SKPD dijelaskan capaian target kinerja, kelompok, jenis,
obyek, dan rincian obyek pendapatan, belanja serta pembiayaan baik sebelum
dilakukan perubahan maupun setelah perubahan.
Format DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran C.IV peraturan menteri ini.
Bagian Ketiga
Pergeseran Anggaran
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 160
Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf b serta pergeseran antar
obyek belanja dalam jenis belanja dan antar rincian obyek belanja diformulasikan
dalam DPPA-SKPD.
Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan dapat
dilakukan atas persetujuan PPKD.
Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan dilakukan atas
persetujuan sekretaris daerah.
Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
dengan cara mengubah peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
sebagai dasar pelaksanaan, untuk selanjutnya dianggarkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang perubahan APBD.
simbachs@gmail.com
- 57 (5) Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.
(6) Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa penambahan dan/atau
pengurangan akibat pergeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
perubahan APBD.
(7) Tata cara pergeseran sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam
peraturan kepala daerah.
Bagian Keempat
Penggunaan Saldo Anggaran Lebih Tahun Sebelumnya
Dalam Perubahan APBD
Pasal 161
(1) Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih perhitungan tahun
anggaran sebelumnya.
(2) Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
154 ayat (1) huruf c dapat berupa:
a.
membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang melampaui
anggaran yang tersedia mendahului perubahan APBD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 145 ayat (2);
b.
c.
d.
e.
f.
simbachs@gmail.com
- 58 Bagian Kelima
Pendanaan Keadaan Darurat
Pasal 162
(1) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf d
sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah dan tidak
dapat diprediksikan sebelumnya;
b.
c.
d.
(2) Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang
belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan
perubahan APBD.
(3) Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menggunakan belanja tidak terduga.
(4) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat dilakukan dengan cara:
a.
b.
(5) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk belanja untuk
keperluan mendesak yang kriterianya ditetapkan dalam peraturan daerah tentang
APBD.
(6) Kriteria belanja untuk keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
mencakup:
a.
b.
(7) Penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya dalam
tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD.
(8) Pendanaan keadaan darurat untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.
(9) Dalam hal keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannya perubahan APBD,
pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, dan pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi
anggaran.
(10) Dasar pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD untuk dijadikan dasar pengesahan
DPA-SKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris daerah.
(11) Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (5) terlebih dahulu ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah.
simbachs@gmail.com
- 59 Bagian Keenam
Pendanaan Keadaan Luar Biasa
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 163
Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf e
merupakan keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau
pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari
50% (lima puluh persen).
Persentase 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan selisih (gap) kenaikan atau penurunan antara pendapatan dan belanja
dalam APBD.
Pasal 164
Dalam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan dalam
APBD mengalami peningkatan lebih dari 50% (lima puluh persen) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1), dapat dilakukan penambahan kegiatan baru
dan/atau penjadwalan ulang/peningkatan capaian target kinerja program dan
kegiatan dalam tahun anggaran berjalan.
Penambahan kegiatan baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan
terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.
Penjadwalan ulang/peningkatan capaian target kinerja program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPASKPD.
RKA-SKPD dan DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan kedua APBD.
Pasal 165
(1) Dalam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan dalam
APBD mengalami penurunan lebih dari 50% (lima puluh persen) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1), maka dapat dilakukan penjadwalan
ulang/pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan lainnya dalam
tahun anggaran berjalan.
(2) Penjadwalan ulang/pengurangan capaian target sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diformulasikan ke dalam DPPA-SKPD.
(3) DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan kedua APBD.
Bagian Ketujuh
Penyiapan Raperda Perubahan APBD
Pasal 166
(1) RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan DPPA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan
kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.
(2) Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD
dan DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kebijakan umum
perubahan APBD serta PPA perubahan APBD, prakiraan maju yang direncanakan
atau yang telah disetujui dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian
kinerja, indikator kinerja, standar analisis belanja, standar satuan harga, dan
standar pelayanan minimal.
simbachs@gmail.com
- 60 (3) Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD dan DPPA-SKPD yang memuat program
dan kegiatan yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD terdapat
ketidaksesuaian dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), SKPD
melakukan penyempurnaan.
Pasal 167
(1) RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan DPPA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disempurnakan oleh SKPD,
disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.
(2) RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan DPPA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah dibahas TAPD, dijadikan bahan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD oleh PPKD.
Bagian Kedelapan
Penetapan Perubahan APBD
Paragraf 1
Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD
Pasal 168
Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran perubahan APBD yang disusun oleh PPKD memuat pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang mengalami perubahan dan yang tidak mengalami
perubahan.
Pasal 169
(1) Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 168 terdiri dari rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD
beserta lampirannya.
(2) Lampiran rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. ringkasan perubahan APBD;
b. ringkasan perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan
organisasi;
c. rincian perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
pendapatan, belanja dan pembiayaan;
d. rekapitulasi perubahan belanja menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, program dan kegiatan;
e. rekapitulasi perubahan belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan
urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan
keuangan negara;
f.
daftar perubahan jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;
g. Laporan keuangan pemerintah daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan daerah terdiri dari:
1) laporan realisasi anggaran yang telah ditetapkan dengan peraturan
daerah 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun perubahan anggaran yang
direncanakan;
simbachs@gmail.com
- 61 2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 172
(1) Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang perubahan
APBD, beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan
September tahun anggaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama.
simbachs@gmail.com
- 62 (2) Penyampaian rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan nota keuangan perubahan APBD.
(3) DPRD menetapkan agenda pembahasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
rancangan
peraturan
daerah
simbachs@gmail.com
- 63 (2) Dalam hal Gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD
tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(3) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan
bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran
perubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota,
gubernur membatalkan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota dimaksud,
sekaligus menyatakan tidak diperkenankan melakukan perubahan APBD dan tetap
berlaku APBD tahun anggaran berjalan.
(4) Pembatalan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota serta pernyataan
berlakunya APBD tahun berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dengan keputusan gubernur.
Pasal 175
(1) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 173 ayat (4) dan Pasal 174 ayat (4), kepala daerah harus memberhentikan
pelaksanaan peraturan daerah dan selanjutnya DPRD bersama kepala daerah
mencabut peraturan daerah dimaksud.
(2) Pencabutan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan peraturan daerah tentang pencabutan peraturan daerah tentang
perubahan APBD.
Pasal 176
Gubernur menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas rancangan peraturan
daerah kabupaten/kota tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran perubahan APBD kepada Menteri Dalam Negeri.
Pasal 177
Tata cara penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat
(2) dan Pasal 174 ayat (2) berlaku ketentuan dalam Pasal 113.
Paragraf 4
Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD
Pasal 178
(1) PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang perubahan
APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun
rancangan DPA-SKPD terhadap program dan kegiatan yang dianggarkan dalam
perubahan APBD.
(2) DPA-SKPD yang mengalami perubahan dalam tahun berjalan seluruhnya harus
disalin kembali ke dalam Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPPA-SKPD).
(3) Dalam DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terhadap rincian obyek
pendapatan, belanja atau pembiayaan yang mengalami penambahan atau
pengurangan atau pergeseran harus disertai dengan penjelasan latar belakang
perbedaan jumlah anggaran baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah
dilakukan perubahan.
simbachs@gmail.com
- 64 (4) DPPA-SKPD dapat dilaksanakan setelah dibahas TAPD, dan disahkan oleh PPKD
berdasarkan persetujuan sekretaris daerah.
BAB IX
PENGELOLAAN KAS
Bagian Pertama
Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Pasal 179
(1) BUD bertanggung jawab terhadap pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas
daerah.
(2) Untuk mengelola kas daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUD membuka
rekening kas umum daerah pada bank yang sehat.
(3) Penunjukan bank yang sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD.
Pasal 180
Untuk mendekatkan pelayanan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas kepada
SKPD atau masyarakat, BUD dapat membuka rekening penerimaan dan rekening
pengeluaran pada bank yang ditetapkan oleh kepala daerah.
Pasal 181
(1) Rekening penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 digunakan untuk
menampung penerimaan daerah setiap hari.
(2) Saldo rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap akhir hari
kerja wajib disetorkan seluruhnya ke rekening kas umum daerah.
Pasal 182
(1) Rekening pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 diisi dengan dana
yang bersumber dari rekening kas umum daerah.
(2) Jumlah dana yang disediakan pada rekening pengeluaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disesuaikan dengan rencana pengeluaran yang telah ditetapkan
dalam APBD.
Bagian Kedua
Pengelolaan Kas Non Anggaran
Pasal 183
(1) Pengelolaan kas non anggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan
pemerintah daerah.
(2) Penerimaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti:
a. potongan Taspen;
b. potongan Askes;
c. potongan PPh;
d. potongan PPN;
simbachs@gmail.com
- 65 -
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pasal 184
(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/
pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau menguasai
uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan
dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau pengeluaran atas
pelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat
yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Daerah
Pasal 185
(1) Untuk pelaksanaan APBD, kepala daerah menetapkan:
a. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD;
b. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM;
c. pejabat yang diberi wewenang mengesahkan SPJ;
d. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D;
simbachs@gmail.com
- 66 e.
f.
g.
h.
b.
PPTK yang diberi wewenang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari
suatu program sesuai dengan bidang tugasnya;
c.
d.
e.
pembantu bendahara
pengeluaran.
penerimaan
dan/atau
pembantu
bendahara
(5) Penetapan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4)
dilaksanakan sebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.
Pasal 186
(1) Untuk mendukung kelancaran tugas perbendaharaan, bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh pembantu bendahara.
(2) Pembantu bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat
melaksanakan fungsi sebagai kasir atau pembuat dokumen penerimaan
(1)
b.
disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos oleh
pihak ketiga; dan
c.
simbachs@gmail.com
- 67 (3) Benda berharga seperti karcis retribusi sebagai tanda bukti pembayaran oleh pihak
ketiga kepada bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
c diterbitkan dan disahkan oleh PPKD.
Pasal 188
Dalam hal daerah yang karena kondisi geografisnya sulit dijangkau dengan komunikasi
dan transportasi sehingga melebihi batas waktu penyetoran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 187 ayat (2) ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Pasal 189
Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh
penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Penatausahaan atas penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan:
a. buku kas umum;
b. buku pembantu per rincian objek penerimaan; dan
c. buku rekapitulasi penerimaan harian.
Bendahara penerimaan dalam melakukan penatausahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menggunakan:
a. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
b. surat ketetapan retribusi (SKR);
c. surat tanda setoran (STS);
d. surat tanda bukti pembayaran; dan
e. bukti penerimaan lainnya yang sah.
Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara
administratif atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara
fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Laporan pertanggungjawaban penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan ayat (5) dilampiri dengan:
a. buku kas umum;
b. buku pembantu per rincian objek penerimaan;
c. buku rekapitulasi penerimaan harian; dan
d. bukti penerimaan lainnya yang sah.
PPKD selaku BUD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pada SKPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (5).
Verifikasi, evaluasi dan analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan
dalam rangka rekonsiliasi penerimaan.
Mekanisme dan tatacara verifikasi, evaluasi dan analisis sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) diatur dalam peraturan kepala daerah.
Format buku kas umum, buku pembantu per rincian objek penerimaan dan buku
rekapitulasi penerimaan harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran D.I peraturan menteri ini.
simbachs@gmail.com
- 68 (11) Format surat ketetapan pajak daerah, surat ketetapan retribusi, surat tanda
setoran, dan surat tanda bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran D.II peraturan menteri ini.
(12) Format laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tercantum dalam Lampiran D.III peraturan
menteri ini.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 190
Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar atas pertimbangan kondisi geografis
wajib pajak dan/atau wajib retribusi tidak mungkin membayar kewajibannya
langsung pada badan, lembaga keuangan atau kantor pos yang bertugas
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan, dapat ditunjuk
bendahara penerimaan pembantu.
Bendahara penerimaan pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Penatausahaan atas penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menggunakan:
a. buku kas umum; dan
b. buku kas penerimaan harian pembantu.
Bendahara penerimaan pembantu dalam melakukan penatausahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menggunakan:
a. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
b. surat ketetapan retribusi (SKR);
c. surat tanda setoran (STS);
d. surat tanda bukti pembayaran; dan
e. bukti penerimaan lainnya yang sah.
Bendahara
penerimaan
pembantu
wajib
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada bendahara penerimaan paling lambat
tanggal 5 bulan berikutnya.
Bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) melakukan verifikasi,
evaluasi dan analisis atas laporan pertanggungjawaban penerimaan.
Format buku kas penerimaan harian pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b tercantum dalam Lampiran D.IV peraturan menteri ini.
Pasal 191
Kepala daerah dapat menunjuk bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos
yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan.
Bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyetor seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima.
Atas pertimbangan kondisi geografis yang sulit dijangkau dengan komunikasi dan
transportasi, dapat melebihi ketentuan batas waktu penyetoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
Bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempertanggungjawabkan seluruh uang kas yang diterimanya kepada
kepala daerah melalui BUD.
Tata cara penyetoran dan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
simbachs@gmail.com
- 69 Pasal 192
(1) Bendahara penerimaan pembantu wajib menyetor seluruh uang yang diterimanya
ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang
kas tersebut diterima.
(2) Bendahara penerimaan pembantu mempertanggungjawabkan bukti penerimaan
dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya kepada bendahara
penerimaan.
Pasal 193
Pengisian dokumen penatausahaan penerimaan dapat menggunakan aplikasi komputer
dan/atau alat elektronik lainnya.
Pasal 194
Dalam hal bendahara penerimaan berhalangan, maka:
a. apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu) bulan, bendahara
penerimaan tersebut wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan penyetoran dan tugas-tugas bendahara penerimaan atas
tanggung jawab bendahara penerimaan yang bersangkutan dengan diketahui
kepala SKPD;
b. apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga) bulan, harus
ditunjuk pejabat bendahara penerimaan dan diadakan berita acara serah terima;
c. apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga ) bulan belum juga dapat
melaksanakan tugas, maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri
atau berhenti dari jabatan sebagai bendahara penerimaan dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.
Pasal 195
Ringkasan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan tercantum dalam Lampiran
D.V peraturan menteri ini.
Bagian Keempat
Penatausahaan Pengeluaran
Paragraf 1
Penyediaan Dana
Pasal 196
anggaran kas, PPKD
simbachs@gmail.com
- 70 Paragraf 2
Permintaan Pembayaran
Pasal 198
(1) Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1), bendahara pengeluaran
mengajukan SPP kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui
PPK-SKPD.
(2) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP);
b. SPP Ganti Uang (SPP-GU);
c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU); dan
d. SPP Langsung (SPP-LS).
(3) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c
dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis
belanja.
Pasal 199
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka pengisian uang persediaan.
(2) Dokumen SPP-UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-UP;
b. ringkasan SPP-UP;
c. rincian SPP-UP;
d. salinan SPD;
e. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat pengajuan SP2D
kepada kuasa BUD; dan
f.
lampiran lain yang diperlukan.
Pasal 200
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka ganti uang persediaan.
(2) Dokumen SPP-GU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-GU;
b. ringkasan SPP-GU;
c. rincian SPP-GU;
d. surat pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran atas
penggunaan dana SPP-UP/GU/TU sebelumnya;
e. salinan SPD;
f.
draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan
SP2D kepada kuasa BUD; dan
g. lampiran lain yang diperlukan.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 202
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka tambahan uang persediaan.
Dokumen SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-TU;
b. ringkasan SPP-TU;
c. rincian SPP-TU;
d. salinan SPD;
e. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat
pengajuan SP2D kepada kuasa BUD;
f.
surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan
uang persediaan; dan
g. lampiran lainnya.
Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan
memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka
sisa tambahan uang disetor ke rekening kas umum daerah.
Format surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f tercantum
dalam Lampiran D.VIII peraturan menteri ini.
Pasal 203
(1) Pengajuan dokumen SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 199 ayat (1), Pasal 200 ayat (1) dan Pasal 202 ayat (1) digunakan dalam
rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang harus dipertanggungjawabkan.
(2) Format draft surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 ayat (2) huruf e, Pasal 200 ayat (2) huruf
f, dan Pasal 202 ayat (2) huruf e tercantum dalam Lampiran D.IX peraturan
menteri ini.
Pasal 204
(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan
serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh bendahara pengeluaran guna memperoleh persetujuan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
(2) Dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-LS;
simbachs@gmail.com
- 72 b. ringkasan SPP-LS;
c. rincian SPP-LS; dan
d. lampiran SPP-LS.
(3) Lampiran dokumen SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta
penghasilan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d mencakup:
a. pembayaran gaji induk;
b. gaji susulan;
c. kekurangan gaji;
d. gaji terusan;
e. uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji
susulan/ kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
f.
SK CPNS;
g. SK PNS;
h. SK kenaikan pangkat;
i.
SK jabatan;
j.
kenaikan gaji berkala;
k. surat pernyataan pelantikan;
l.
surat pernyataan masih menduduki jabatan;
m. surat pernyataan melaksanakan tugas;
n. daftar keluarga (KP4);
o. fotokopi surat nikah;
p. fotokopi akte kelahiran;
q. surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji;
r.
daftar potongan sewa rumah dinas;
s. surat keterangan masih sekolah/kuliah;
t.
surat pindah;
u. surat kematian;
v. SSP PPh Pasal 21; dan
w. peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan
anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala daerah.
(4) Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan tunjangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Pasal 205
(1) PPTK menyiapkan dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa untuk
disampaikan kepada bendahara pengeluaran dalam rangka pengajuan permintaan
pembayaran.
(2) Dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-LS;
b. ringkasan SPP-LS;
c. rincian SPP-LS; dan
d. lampiran SPP-LS.
(3) Lampiran dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d mencakup:
a. salinan SPD;
simbachs@gmail.com
- 73 b.
c.
simbachs@gmail.com
b.
buku simpanan/bank;
c.
buku pajak;
d.
buku panjar;
e.
f.
register SPP-UP/GU/TU/LS.
simbachs@gmail.com
- 75 Paragraf 3
Perintah Membayar
Pasal 211
(1) Dalam hal dokumen SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 ayat (2)
dinyatakan lengkap dan sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
menerbitkan SPM.
(2) Dalam hal dokumen SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 ayat (2)
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran menolak menerbitkan SPM.
(3) Dalam hal pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran berhalangan, yang
bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk
menandatangani SPM.
Pasal 212
(1) Penerbitan SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 211 ayat (1) paling lama 2
(dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen SPP.
(2) Penolakan penerbitan SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 211 ayat (2) paling
lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP.
(3) Format SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
D.XIII peraturan menteri ini.
(4) Format surat penolakan penerbitan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran D.XIV peraturan menteri ini.
Pasal 213
SPM yang telah diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 212 ayat (1) diajukan
kepada kuasa BUD untuk penerbitan SP2D.
Pasal 214
(1) Dokumen-dokumen yang digunakan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran dalam menatausahakan pengeluaran perintah membayar mencakup:
a.
b.
simbachs@gmail.com
- 76 Paragraf 4
Pencairan Dana
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 216
Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak
melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Kelengkapan dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan
tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D mencakup:
a. surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
b. surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran periode
sebelumnya;
c. ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah dan lengkap; dan
d. bukti atas penyetoran PPN/PPh.
Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan
tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
Kelengkapan dokumen SPM-LS untuk penerbitan SP2D mencakup:
a. surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran; dan
b. bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan
persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
lengkap, kuasa BUD menerbitkan SP2D.
Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak
lengkap dan/atau tidak sah dan/atau pengeluaran tersebut melampaui pagu
anggaran, kuasa BUD menolak menerbitkan SP2D.
Dalam hal kuasa BUD berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat
yang diberi wewenang untuk menandatangani SP2D.
Format SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam D.XVI
peraturan menteri ini.
Pasal 217
(1) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217 ayat (6) paling lama 2
(dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM.
(2) Penolakan penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217 ayat (7)
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM.
(3) Format surat penolakan penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran D.XVII peraturan menteri ini.
Pasal 218
(1) Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan uang
persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan kepada pengguna
anggaran/kuasa penggguna anggaran.
(2) Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan pembayaran
langsung kepada pihak ketiga.
simbachs@gmail.com
- 77 -
Pasal 219
(1) Dokumen yang digunakan kuasa BUD dalam menatausahakan SP2D mencakup:
a.
register SP2D;
b.
c.
(2) Format dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
D.XVIII peraturan menteri ini.
Paragraf 5
Pertanggungjawaban Penggunaan Dana
Pasal 220
(1) Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan
penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan
kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
(2) Dokumen yang digunakan
pengeluaran mencakup:
dalam
menatausahakan
pertanggungjawaban
a.
b.
c.
d.
e.
(3) Format dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran
D.XIX peraturan menteri ini.
(4) Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen laporan
pertanggungjawaban yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a.
b.
c.
d.
(5) Buku kas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a ditutup setiap bulan
dengan sepengetahuan dan persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran.
(6) Dalam hal laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
telah sesuai, pengguna anggaran menerbitkan surat pengesahan laporan
pertanggungjawaban.
(7) Ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban
pengeluaran dan sanksi keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
(8) Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran,
pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling
lambat tanggal 31 Desember.
simbachs@gmail.com
- 78 (9) Dokumen
pendukung
SPP-LS
dapat
dipersamakan
dengan
bukti
pertanggungjawaban atas pengeluaran pembayaran beban langsung kepada pihak
ketiga.
(10) Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara
fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
(11) Penyampaian pertanggungjawaban bendahara pengeluaran secara fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dilaksanakan setelah diterbitkan surat
pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran.
(12) Format laporan pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (10) tercantum dalam Lampiran D.XX peraturan menteri ini.
Pasal 221
Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang disampaikan, PPKSKPD berkewajiban:
a. meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan
bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan;
b. menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang
tercantum dalam ringkasan per rincian obyek;
c. menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian obyek; dan
d. menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode
sebelumnya.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pasal 222
Bendahara pengeluaran pembantu dapat ditunjuk berdasarkan pertimbangan
tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja,
lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Dokumen-dokumen yang digunakan oleh bendahara pengeluaran pembantu dalam
menatausahakan pengeluaran mencakup:
a. buku kas umum;
b. buku pajak PPN/PPh; dan
c. buku panjar.
Bendahara pengeluaran pembantu dalam melakukan penatausahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menggunakan bukti pengeluaran yang sah.
Bendahara
pengeluaran
pembantu
wajib
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban pengeluaran kepada bendahara pengeluaran paling lambat
tanggal 5 bulan berikutnya.
Laporan pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
mencakup:
a. buku kas umum;
b. buku pajak PPN/PPh; dan
c. bukti pengeluaran yang sah.
Bendahara pengeluaran melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
simbachs@gmail.com
- 79 Pasal 223
(1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melakukan pemeriksaan kas yang
dikelola oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
(2) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran melakukan pemeriksaan kas
yang dikelola oleh bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
pembantu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
(3) Pemeriksaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan
dalam berita acara pemeriksaan kas.
(4) Berita acara pemeriksaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai
dengan register penutupan kas sesuai dengan Lampiran D.XXI peraturan menteri
ini.
Pasal 224
Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, dan pembiayaan
melakukan penatausahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 225
Pengisian dokumen penatausahaan bendahara pengeluaran dapat menggunakan
aplikasi komputer dan/atau alat elektronik lainnya.
Pasal 226
Dalam hal bendahara pengeluaran berhalangan, maka:
a.
b.
c.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pasal 229
PPTK pada SKPD kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai penanggungjawab
tugas pembantuan provinsi menyiapkan dokumen SPP-LS untuk disampaikan
kepada bendahara pengeluaran pada SKPD kabupaten/kota berkenaan dalam
rangka pengajuan permintaan pembayaran.
Bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengajukan SPP-LS
disertai dengan lampiran yang dipersyaratkan kepada kepala SKPD berkenaan
setelah ditandatangani oleh PPTK tugas pembantuan.
Lampiran dokumen SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
ketentuan dalam Pasal 205.
Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerbitkan SPM-LS disertai
dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan kepada kuasa BUD provinsi.
Kelengkapan dokumen SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengacu
pada ketentuan dalam Pasal 214.
Kuasa BUD provinsi meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS tugas pembantuan
yang diajukan oleh kepala SKPD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) untuk menerbitkan SP2D.
Pasal 230
PPTK pada kantor pemerintah desa yang ditetapkan sebagai penanggungjawab
tugas pembantuan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan dokumen SPP-LS
untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran/bendahara desa pada kantor
pemerintah desa berkenaan dalam rangka pengajuan permintaan pembayaran.
Bendahara pengeluaran/bendahara desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengajukan SPP-LS disertai dengan lampiran yang dipersyaratkan kepada kepala
desa berkenaan setelah ditandatangani oleh PPTK tugas pembantuan.
Lampiran dokumen SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
ketentuan dalam Pasal 204.
Kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerbitkan SPM-LS disertai
dengan kelengkapan dokumen untuk disampaikan kepada kuasa BUD provinsi atau
kabupaten/kota.
Kelengkapan dokumen SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengacu
pada ketentuan dalam Pasal 214.
Kuasa BUD provinsi atau kabupaten/kota meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS
tugas pembantuan yang diajukan oleh kepala desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) untuk menerbitkan SP2D.
simbachs@gmail.com
- 81 Pasal 231
(1) Pedoman penatausahaan pelaksanaan pendanaan tugas pembantuan provinsi di
kabupaten/kota dan desa ditetapkan dalam peraturan gubernur.
(2) Pedoman
penatausahaan
pelaksanaan
pendanaan
tugas
pembantuan
kabupaten/kota di desa ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota.
BAB XI
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama
Sistem Akuntansi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pasal 232
Entitas pelaporan dan entitas akuntansi menyelenggarakan sistem akuntansi
pemerintahan daerah.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah mengacu pada peraturan daerah
tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran,
sampai
dengan
pelaporan
keuangan
dalam
rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didokumentasikan dalam bentuk
buku jurnal dan buku besar, dan apabila diperlukan ditambah dengan buku besar
pembantu.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), entitas pelaporan menyusun laporan keuangan yang meliputi:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan arus kas; dan
d. catatan atas laporan keuangan.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca; dan
c. catatan atas laporan keuangan.
Pasal 233
(1) Sistem akuntansi pemerintahan daerah sekurang-kurangnya meliputi:
a. prosedur akuntansi penerimaan kas;
b. prosedur akuntansi pengeluaran kas;
c. prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah; dan
d. prosedur akuntansi selain kas.
(2) Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern sesuai dengan
peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengendalian internal dan
peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan.
simbachs@gmail.com
- 82 -
Pasal 234
(1) Sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh PPKD.
(2) Sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
(3) PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengkoordinasikan pelaksanaan
sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran.
Pasal 235
(1) Kode rekening untuk menyusun neraca terdiri dari kode akun aset, kode akun
kewajiban, dan kode akun ekuitas dana.
(2) Kode rekening untuk menyusun laporan realisasi anggaran terdiri dari kode akun
pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.
(3) Kode rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disusun dengan
memperhatikan
kepentingan
penyusunan
laporan
statistik
keuangan
daerah/negara.
(4) Kode rekening yang digunakan untuk menyusun neraca sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran E.I peraturan menteri ini.
(5) Kode rekening yang digunakan untuk menyusun laporan realisasi anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan Lampiran A.II, Lampiran
A.III, Lampiran A.IV, Lampiran A.VII, Lampiran A.VIII, dan Lampiran A.IX
peraturan menteri ini.
Pasal 236
(1) Semua transaksi dan/atau kejadian keuangan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dicatat pada buku jurnal berdasarkan bukti
transaksi yang sah.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara kronologis
sesuai dengan terjadinya transaksi dan/atau kejadian keuangan.
Pasal 237
(1) Transaksi atau kejadian keuangan yang telah dicatat dalam buku jurnal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 235 ayat (1) selanjutnya secara periodik
diposting ke dalam buku besar sesuai dengan rekening berkenaan.
(2) Buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditutup dan diringkas pada
setiap akhir periode sesuai dengan kebutuhan.
(3) Saldo akhir setiap periode dipindahkan menjadi saldo awal periode berikutnya.
Pasal 238
(1) Buku besar dapat dilengkapi dengan buku besar pembantu sebagai alat uji silang
dan kelengkapan informasi rekening tertentu.
(2) Buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi rincian akun
yang telah dicatat dalam buku besar.
simbachs@gmail.com
- 83 Bagian Kedua
Kebijakan Akuntansi
Pasal 239
(1) Kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi
pemerintah daerah dengan berpedoman pada standar akuntansi pemerintahan.
(2) Kebijakan akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar
pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan.
(3) Peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya memuat:
a.
b.
(4) Dalam pengakuan dan pengukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
juga mencakup kebijakan mengenai harga perolehan dan kapitalisasi aset.
(5) Kebijakan harga perolehan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
pengakuan terhadap jumlah kas/setara kas yang dibayarkan terdiri dari belanja
modal, belanja administrasi pembelian/pembangunan, belanja pengiriman, pajak,
dan nilai wajar imbalan lainnya yang dibayarkan sebagai komponen harga
perolehan aset tetap.
(6) Kebijakan kapitalisasi aset sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan
pengakuan terhadap jumlah kas/setara kas dan nilai wajar imbalan lainnya yang
dibayarkan sebagai penambah nilai aset tetap.
(7) Contoh format kebijakan akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran E.II peraturan menteri ini.
(8) Ikhtisar kebijakan akuntansi yang diberlakukan pada setiap tahun anggaran
dimuat dalam catatan atas laporan keuangan tahun anggaran berkenaan.
Pasal 240
(1) Pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah.
(2) Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang
disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan pemerintah
daerah.
(3) Kepala BLUD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan BLUD yang
disampaikan kepada PPKD untuk digabung ke dalam laporan keuangan pemerintah
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Kepala BLUD sebagai entitas pelaporan menyusun laporan keuangan BLUD yang
disampaikan kepada kepala daerah dan diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
simbachs@gmail.com
- 84 Bagian Ketiga
Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPD
Paragraf 1
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPD
Pasal 241
Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Pasal 242
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 mencakup:
a.
b.
STS;
c.
d.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan:
a.
b.
SKR; dan/atau
c.
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur akuntansi
penerimaan kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 terdiri dari:
a.
b.
c.
(2) Format buku jurnal penerimaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.III peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum dalam
Lampiran E.IV peraturan menteri ini.
(4) Format buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
tercantum dalam Lampiran E.V peraturan menteri ini.
Pasal 244
Prosedur akuntansi penerimaan kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241
dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
Pasal 245
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 242 ayat (1) melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal penerimaan
kas dengan mencantumkan uraian rekening-lawan asal penerimaan kas
berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 85 (2) Secara periodik jurnal atas transaksi penerimaan kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
Pasal 246
Ringkasan prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD tercantum dalam Lampiran
E.VI peraturan menteri ini.
Paragraf 2
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada SKPD
Pasal 247
(1) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai
dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer.
(2) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-langsung; dan
b. sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-uang persediaan/ganti uang
persediaan/tambahan uang persediaan.
Pasal 248
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (1) mencakup:
a. SP2D; atau
b. nota debet bank; atau
c. bukti transaksi pengeluaran kas lainnya.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. SPM; dan/atau
b. SPD; dan/atau
c. kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barang/jasa.
Pasal 249
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur akuntansi
pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (1) mencakup:
a. buku jurnal pengeluaran kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.VII peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar dan buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dan huruf c sesuai dengan Lampiran E.IV dan Lampiran E.V peraturan
menteri ini.
simbachs@gmail.com
- 86 Pasal 250
Prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (1)
dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
Pasal 251
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 248 ayat (1) melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal pengeluaran
kas dengan mencantumkan uraian rekening-lawan asal pengeluaran kas
berkenaan.
(2) Secara periodik jurnal atas transaksi pengeluaran kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
Pasal 252
Ringkasan prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD tercantum dalam Lampiran
E.VIII peraturan menteri ini.
Paragraf 3
Prosedur Akuntansi Aset pada SKPD
Pasal 253
(1)
Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.
(2)
Pemeliharaan aset tetap yang bersifat rutin dan berkala tidak dikapitalisasi.
(3)
Rehabilitasi yang bersifat sedang dan berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah
satu kriteria menambah volume, menambah kapasitas, meningkatkan fungsi,
meningkatkan efisiensi dan/atau menambah masa manfaat.
(4)
Perubahan klasifikasi aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
perubahan aset tetap ke klasifikasi selain aset tetap atau sebaliknya.
(5)
(1) Setiap aset tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan dilakukan
penyusutan yang sistematis sesuai dengan masa manfaatnya.
(2) Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain:
a.
b.
c.
(3) Metode garis lurus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan
penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penurunan kapasitas dan
manfaat aset tetap yang sama setiap periode sepanjang umur ekonomis aset tetap
berkenaan.
simbachs@gmail.com
(5) Metode unit produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan
penyesuaian nilai aset tetap dengan membebankan penurunan kapasitas dan
manfaat aset tetap berdasarkan unit produksi yang dihasilkan dari aset tetap
berkenaan.
(6) Penetapan umur ekonomis aset tetap dimuat dalam kebijakan akuntansi
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 255
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 253 ayat (1) berupa bukti memorial dilampiri dengan:
a.
b.
c.
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian dalam prosedur
akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1) mencakup:
a.
b.
c.
(2) Format buku jurnal umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.IX peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar dan buku besar pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan Lampiran E.IV dan Lampiran E.V peraturan menteri ini.
Pasal 257
Prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1) dilaksanakan
oleh PPK-SKPD serta pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD.
Pasal 258
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 255 membuat bukti memorial.
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai jenis/nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi aset
tetap, nilai aset tetap, tanggal transaksi dan/atau kejadian.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
umum.
(4) Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian aset tetap diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
simbachs@gmail.com
- 88 Paragraf 4
Prosedur Akuntansi Selain Kas pada SKPD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 259
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Prosedur akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a. pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ);
b. koreksi kesalahan pencatatan;
c. penerimaan/pengeluaran hibah selain kas;
d. pembelian secara kredit;
e. retur pembelian kredit;
f.
pemindahtanganan atas aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi
kas; dan
g. penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas.
Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja
melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang
persediaan.
Koreksi kesalahan pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah diposting
ke buku besar.
Penerimaan/pengeluaran hibah selain kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c adalah penerimaan/pengeluaran sumber ekonomi non kas yang
merupakan pelaksanaan APBD yang mengandung konsekuensi ekonomi bagi
pemerintah daerah.
Pembelian secara kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan
transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan
datang.
Retur pembelian kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan
pengembalian aset tetap yang telah dibeli secara kredit.
Pemindahtanganan atas aset tetap tanpa konsekuensi kas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f merupakan pemindahtanganan aset tetap pada pihak ketiga
karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.
Penerimaan aset tetap tanpa konsekuensi kas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf g merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar
(ruitslaag) dengan pihak ketiga.
Pasal 260
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1) berupa bukti memorial yang dilampiri dengan:
a. pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan SPJ);
b. berita acara penerimaan barang;
c. surat keputusan penghapusan barang;
d. surat pengiriman barang;
e. surat keputusan mutasi barang (antar SKPD);
simbachs@gmail.com
- 89 f.
g.
h.
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian dalam prosedur
akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1) mencakup:
a.
b.
c.
Prosedur akuntansi selain kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1)
dilaksanakan oleh PPK-SKPD.
Pasal 263
(1) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 260 membuat bukti memorial.
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode rekening,
uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
umum.
(4) Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD.
Pasal 264
Ringkasan prosedur akuntansi selain kas pada SKPD tercantum dalam Lampiran E.X
peraturan menteri ini.
Paragraf 5
Laporan Keuangan pada SKPD
Pasal 265
(1) SKPD menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara
periodik yang meliputi:
a.
b.
c.
simbachs@gmail.com
- 90 (4) Format neraca SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum
dalam Lampiran E.XII peraturan menteri ini.
(5) Format catatan atas laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c tercantum dalam Lampiran E.XIII peraturan menteri ini.
Bagian Keempat
Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPKD
Paragraf 1
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPKD
Pasal 266
Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPKD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Pasal 267
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 266 mencakup:
a. bukti transfer;
b. nota kredit bank; dan
c. surat perintah pemindahbukuan.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. surat tanda setoran (STS);
b. surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
c. surat ketetapan retribusi (SKR);
d. laporan penerimaan kas dari bendahara penerimaan; dan
e. bukti transaksi penerimaan kas lainnya.
(3) Format laporan penerimaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
tercantum dalam Lampiran E.XIV peraturan menteri ini.
Pasal 268
Buku yang digunakan untuk mencatat prosedur akuntansi penerimaan kas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 266 mencakup:
a. buku jurnal penerimaan kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Pasal 269
Prosedur akuntansi penerimaan kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 266
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
Pasal 270
(1) Fungsi akuntansi berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 267 ayat (1) melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal
penerimaan kas dengan mencantumkan uraian rekening-lawan asal penerimaan
kas berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 91 (2) Secara periodik jurnal atas transaksi penerimaan kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Pasal 271
Ringkasan prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPKD tercantum dalam Lampiran
E.XV peraturan menteri ini.
Paragraf 2
Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada SKPKD
Pasal 272
Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD meliputi serangkaian proses mulai
dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan
dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Pasal 273
(1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272 mencakup:
a. surat perintah pencairan dana (SP2D); atau
b. nota debet bank.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. surat penyediaan dana (SPD);
b. surat perintah membayar (SPM);
c. laporan pengeluaran kas dari bendahara pengeluaran; dan
d. kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barang/jasa.
(3) Format laporan pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
tercantum dalam Lampiran E.XVI peraturan menteri ini.
Pasal 274
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur akuntansi pengeluaran
kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272 mencakup:
a. buku jurnal pengeluaran kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Pasal 275
Prosedur akuntansi pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272
merupakan fungsi akuntansi SKPKD.
Pasal 276
(1) Fungsi akuntansi SKPKD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273 ayat (1) melakukan pencatatan ke dalam
buku jurnal pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening-lawan asal
pengeluaran kas berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 92 (2) Secara periodik jurnal atas transaksi pengeluaran kas diposting ke dalam buku
besar rekening berkenaan.
(3) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Pasal 277
Ringkasan prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD tercantum dalam Lampiran
E.XVII peraturan menteri ini.
Paragraf 3
Prosedur Akuntansi Aset pada SKPKD
Pasal 278
(1) Prosedur akuntansi aset pada SKPKD meliputi serangkaian proses pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan,
pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap
yang dikuasai/digunakan SKPKD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
(2) Prosedur akuntansi aset pada SKPKD digunakan sebagai alat pengendali dalam
pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD.
Pasal 279
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 278 berupa bukti memorial dilampiri dengan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian dalam prosedur
akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 mencakup:
a.
b.
c.
Prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada SKPKD.
Pasal 282
(1) Fungsi akuntansi SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 279 membuat bukti memorial.
kejadian
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 94 Pasal 287
(1) Fungsi akuntansi berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 284 membuat bukti memorial.
(2) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode rekening,
uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.
(3) Bukti memorial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat ke dalam buku jurnal
umum.
(4) Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas diposting ke
dalam buku besar rekening berkenaan.
(5) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPKD.
Pasal 288
Ringkasan prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD tercantum dalam Lampiran
E.XVIII peraturan menteri ini.
Paragraf 5
Laporan Keuangan pada SKPKD
Pasal 289
(1) Kepala SKPKD menyusun dan melaporkan laporan arus kas secara periodik kepada
kepala daerah.
(2) Laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan disajikan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansi
pemerintahan.
(3) Format laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran E.XIX peraturan menteri ini.
BAB XII
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
Bagian Pertama
Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pasal 290
(1) Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan
dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan prognosis untuk 6
(enam) bulan berikutnya.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disiapkan oleh PPK-SKPD dan
disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untuk ditetapkan sebagai
laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan belanja SKPD serta
prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 96 (3) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca; dan
c. catatan atas laporan keuangan.
(4) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan
surat pernyataan kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung
jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(5) Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam
Lampiran E.XXII peraturan menteri ini.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Pasal 296
PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara
menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 295 ayat (3) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran berkenaan.
Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah selaku koordinator
pengelolaan keuangan daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan arus kas; dan
d. catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dan disajikan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar akuntansi
pemerintahan.
Laporan keuangan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilampiri dengan laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan
BUMD/perusahaan daerah.
Laporan ikhtisar realisasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disusun dari
ringkasan laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dan laporan
kinerja interim di lingkungan pemerintah daerah.
Penyusunan laporan kinerja interim sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur mengenai
laporan kinerja interim di lingkungan pemerintah daerah.
Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampiri dengan surat pernyataan kepala daerah yang menyatakan pengelolaan
APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai, sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Format laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
tercantum dalam Lampiran E.XXIII peraturan menteri ini.
Format neraca sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b tercantum dalam
Lampiran E.XXIV peraturan menteri ini.
Format laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c sesuai
dengan Lampiran E.XIX peraturan menteri ini.
simbachs@gmail.com
- 97 (12) Format catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
d tercantum dalam Lampiran E.XXV peraturan menteri ini.
(13) Format surat pernyataan kepala daerah bahwa pengelolaan APBD yang menjadi
tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern
yang memadai sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tercantum dalam Lampiran
E.XXVI peraturan menteri ini.
Pasal 297
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 296 ayat (2) disampaikan
oleh kepala daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk dilakukan
pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Kepala daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.
Bagian Ketiga
Penetapan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Pasal 298
(1)
(2)
(3)
Format laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai
dengan Lampiran E.XXIII peraturan menteri ini.
(4)
Format neraca sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan Lampiran
E.XXIV peraturan menteri ini.
(5)
Format laporan arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan
Lampiran E.XIX peraturan menteri ini.
(6)
Format catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan Lampiran E.XXV peraturan menteri ini.
(7)
Format dan isi laporan kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang laporan keuangan dan kinerja interim di lingkungan pemerintah daerah.
(8)
(9)
(1)
Apabila sampai batas waktu 2 (dua) bulan setelah penyampaian laporan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 297 ayat (1), BPK belum menyampaikan hasil
pemeriksaan, kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD.
simbachs@gmail.com
- 98 (2)
b.
(3) Format
rancangan
peraturan
kepala
daerah
tentang
penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD beserta lampiran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran E.XXVIII peraturan menteri ini.
(4) Jadwal pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tercantum dalam Lampiran E.XXIX
peraturan menteri ini.
Pasal 301
(1) Agenda pembahasan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (1) ditentukan
oleh DPRD.
(2) Persetujuan bersama terhadap rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD oleh DPRD paling lama 1 (satu) bulan
terhitung sejak rancangan peraturan daerah diterima.
Pasal 302
(1) Laporan keuangan pemerintah daerah wajib dipublikasikan.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah laporan keuangan
yang telah diaudit oleh BPK dan telah diundangkan dalam lembaran daerah.
Bagian Keempat
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Pasal 303
(1) Rancangan peraturan daerah provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan
oleh gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada
Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Menteri
Dalam Negeri kepada Gubernur paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung
sejak diterimanya rancangan dimaksud.
simbachs@gmail.com
- 99 (3) Apabila Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah
sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, gubernur menetapkan rancangan peraturan daerah dan rancangan
peraturan gubernur menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur.
Pasal 304
(1) Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, gubernur bersama DPRD wajib melakukan penyempurnaan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(2) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur
tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan
gubernur, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan peraturan
gubernur dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 305
(1) Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi.
(2) Hasil evaluasi disampaikan oleh gubernur kepada bupati/walikota paling lama 15
(lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan daerah
kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
bupati/walikota menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah dan
peraturan bupati/walikota.
(1)
(2)
Pasal 306
Dalam hal gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tidak
sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi, bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan
bupati/walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi peraturan
daerah dan peraturan bupati/walikota, Gubernur membatalkan peraturan daerah
dan peraturan bupati/walikota dimaksud sesuai dengan peraturan perundangundangan.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 309
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308 meliputi pemberian pedoman,
bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan.
Pemberian pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
perencanaan dan penyusunan APBD, pelaksanaan, penatausahaan dan akuntansi
keuangan daerah, pertanggungjawaban keuangan daerah, pemantauan dan
evaluasi, serta kelembagaan pengelolaan keuangan daerah.
Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mencakup perencanaan dan penyusunan APBD, pelaksanaan, penatausahaan
dan akuntansi keuangan daerah, serta pertanggungjawaban keuangan daerah
yang dilaksanakan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu, baik secara
menyeluruh kepada seluruh daerah maupun kepada daerah tertentu sesuai
dengan kebutuhan.
Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara berkala bagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, pimpinan dan
anggota DPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah serta kepada
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.
Pasal 310
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 309 ayat (1) untuk kabupaten/kota
dikoordinasikan oleh gubernur selaku wakil pemerintah.
Pasal 311
(1) DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang
APBD.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan pemeriksaan tetapi
pengawasan yang lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.
Pasal 312
Pengawasan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 313
Dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan menyelenggarakan sistem
pengendalian intern di lingkungan pemerintahan daerah yang dipimpinnya.
Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian
tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya
peraturan perundang-undangan.
Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
b. terselenggaranya penilaian risiko;
c.
terselenggaranya aktivitas pengendalian;
d. terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
e. terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.
Penyelenggaraan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Ekstern
Pasal 314
Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah dilakukan oleh
BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB XIV
KERUGIAN DAERAH
Pasal 315
(1) Setiap kerugian daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan daerah, wajib mengganti
kerugian tersebut.
(3) Kepala SKPD dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah mengetahui
bahwa dalam SKPD yang bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan dari
pihak manapun.
Pasal 316
(1) Kerugian daerah wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau kepala SKPD kepada
kepala daerah dan diberitahukan kepada BPK paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah kerugian daerah itu diketahui.
simbachs@gmail.com
- 102 (2) Segera setelah kerugian daerah tersebut diketahui, kepada bendahara, pegawai
negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain yang nyata-nyata melanggar
hukum atau melalaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315
segera dimintakan surat pernyataan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa
kerugian tersebut menjadi tanggung jawabnya dan bersedia mengganti kerugian
daerah dimaksud.
(3) Jika surat keterangan tanggung jawab mutlak tidak mungkin diperoleh atau tidak
dapat menjamin pengembalian kerugian daerah, kepala daerah segera
mengeluarkan surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara
kepada yang bersangkutan.
Pasal 317
(1) Dalam hal bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain
yang dikenai tuntutan ganti kerugian daerah berada dalam pengampuan,
melarikan diri, atau meninggal dunia, penuntutan dan penagihan terhadapnya
beralih kepada pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris, terbatas pada
kekayaan yang dikelola atau diperolehnya, yang berasal dari bendahara, pegawai
negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan.
(2) Tanggung jawab pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris untuk membayar
ganti kerugian daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hapus
apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak keputusan pengadilan yang menetapkan
pengampuan kepada bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau
pejabat lain yang bersangkutan, atau sejak bendahara, pegawai negeri bukan
bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan diketahui melarikan diri atau
meninggal dunia, pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris tidak diberi tahu
oleh pejabat yang berwenang mengenai adanya kerugian daerah.
Pasal 318
(1) Ketentuan penyelesaian kerugian daerah sebagaimana diatur dalam peraturan
menteri ini berlaku pula untuk uang dan/atau barang bukan milik daerah, yang
berada dalam penguasaan bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau
pejabat lain yang digunakan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.
(2) Ketentuan penyelesaian kerugian daerah dalam peraturan menteri ini berlaku pula
untuk
pengelola
perusahaan
daerah
dan
badan-badan
lain
yang
menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah, sepanjang tidak diatur dalam
peraturan perundang-undangan tersendiri.
Pasal 319
(1) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah
ditetapkan untuk mengganti kerugian daerah dapat dikenai sanksi administratif
dan/atau sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Putusan pidana atas kerugian daerah terhadap bendahara, pegawai negeri sipil
bukan bendahara dan pejabat lain tidak membebaskan yang bersangkutan dari
tuntutan ganti rugi.
Pasal 320
Kewajiban bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain untuk
membayar ganti rugi, menjadi kedaluwarsa jika dalam waktu 5 (lima) tahun sejak
diketahuinya kerugian tersebut atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak terjadinya
kerugian tidak dilakukan penuntutan ganti rugi terhadap yang bersangkutan.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 330
Ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah diatur dengan
peraturan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala
daerah menetapkan peraturan kepala daerah tentang sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan daerah.
Sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mencakup tata cara penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan dan
akuntansi, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
Peraturan kepala daerah tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga memuat tata cara penunjukan
pejabat yang diberi wewenang BUD, kuasa BUD, pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran, bendahara penerimaan, dan bendahara pengeluaran
berhalangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216 ayat (8), Pasal 211 ayat (3),
Pasal 194, dan Pasal 226.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 331
Pada saat peraturan menteri ini ditetapkan, semua peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah sepanjang belum diganti dan
tidak bertentangan dengan peraturan menteri ini dinyatakan tetap berlaku.
Pasal 332
Dengan ditetapkannya peraturan menteri ini:
a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Pasal 90 ayat (2), dan
Pasal 296 ayat (4), tentang bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran,
penyusunan RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan berdasarkan prestasi
kerja, dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan standar
akuntansi pemerintahan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran
2006.
b. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 116 ayat (1)
tentang penyusunan rancangan PPAS dan penetapan APBD setelah dievaluasi
mulai dilaksanakan untuk penyusunan dan pelaksanaan APBD tahun anggaran
2007.
simbachs@gmail.com
- 105 c.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 233 ayat (2) tentang sistem
akuntansi pemerintahan daerah yang mengacu pada standar akuntansi
pemerintahan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2007.
d.
e.
Pada saat peraturan menteri ini ditetapkan, bagi pemerintah daerah yang belum
menetapkan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1), dokumen
perencanaan daerah lainnya dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan RKPD.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 334
(1) Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Departemen Dalam Negeri
melakukan fasilitasi pelaksanaan peraturan menteri ini.
(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup mengkoordinasikan,
menyempurnakan lampiran-lampiran sesuai dengan ketentuan perundangundangan, melaksanakan sosialisasi, supervisi dan bimbingan teknis, serta
memberikan asistensi untuk kelancaran penerapan peraturan menteri ini.
Pasal 335
Dengan ditetapkannya peraturan menteri ini, Keputusan Menteri Dalam Negeri yang
mengatur tentang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan daerah serta tata cara penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan belanja daerah, serta petunjuk
pelaksanaannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 336
Peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2006
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN A
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
simbachs@gmail.com
DAFTAR LAMPIRAN A
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
1.
Lampiran A.I
2.
3.
4.
5.
6.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
7.
Lampiran A.VII
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
A.II
A.III
A.IV
A.V
A.VI
A.VIII
A.IX
A.X
A.XI
A.XII
A.XIII
A.XIV
A.XV
simbachs@gmail.com
F.
simbachs@gmail.com
-1LAMPIRAN A.I
URUSAN WAJIB
1
1
1
1
01
01
01
01
01
02
03
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan Daerah
Dst
1
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah
Rumah Sakit Jiwa
Rumah Sakit Paru-paru
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Dst
1
1
1
1
1
1
1
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
06
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Bina Marga
Dinas Pengairan
Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota
Dinas Cipta Karya
Dst
1
1
1
1
1
04
04
04
04
04
01
02
03
04
Perumahan
Dinas Permukiman
Dinas Pemadam Kebakaran*)
Dinas Pemakaman*)
Dst
1
1
1
05
05
05
01
02
Penataan Ruang
Dinas Tata Ruang*)
Dst
1
1
1
06
06
06
01
02
Perencanaan Pembangunan
BAPPEDA
Dst
1
1
1
07
07
07
01
02
Perhubungan
Dinas Perhubungan
Dst
1
1
1
08
08
08
01
02
Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
simbachs@gmail.com
-2KODE
1
1
1
08
08
08
03
04
05
Dinas Pertamanan
Dinas Kebersihan
Dst
1
1
1
09
09
09
01
02
1
1
1
10
10
10
01
02
1
1
1
11
11
11
01
02
Pemberdayaan Perempuan
Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dst
1
1
1
12
12
12
01
02
1
1
1
13
13
13
01
02
Sosial
Dinas Sosial
Dst
1
1
1
14
14
14
01
02
Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja
Dst
1
1
1
15
15
15
01
02
1
1
1
16
16
16
01
02
Penanaman Modal
Badan Penanaman Modal Daerah
Dst
1
1
1
1
17
17
17
17
01
02
03
Kebudayaan
Dinas Kebudayaan
Permuseuman
Dst
1
1
1
18
18
18
01
02
1
1
1
1
1
19
19
19
19
19
01
02
03
04
1
1
1
20
20
20
01
02
Pemerintahan Umum
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
Pertanahan
simbachs@gmail.com
-3KODE
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
20
20
20
20
20
20
20
20
1
1
1
1
21
21
21
21
1
1
1
22
22
22
1
1
1
1
23
23
23
23
1
1
1
24
24
24
1
1
1
1
25
25
25
25
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Badan Pengelola Keuangan Daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan
Badan Pengawasan Daerah
Kantor Penghubung
Kecamatan
Kelurahan
Dst
01
02
03
Kepegawaian
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Badan Kepegawaian Daerah
Dst
01
02
01
02
03
Statistik
Badan Statistik Daerah
Kantor Statistik Daerah
Dst
01
02
Kearsipan
Kantor Arsip Daerah
Dst
01
02
03
URUSAN PILIHAN
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
Pertanian
Dinas Pertanian
Dinas Perkebunan
Dinas Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan
Dst
2
2
2
02
02
02
01
02
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Dst
2
2
2
03
03
03
01
02
2
2
2
2
04
04
04
04
01
02
03
Pariwisata
Dinas Pariwisata
Kebun Binatang
Dst
simbachs@gmail.com
-4KODE
2
2
2
05
05
05
01
02
2
2
2
2
06
06
06
06
01
02
03
Perdagangan
Dinas Perdagangan
Dinas Pasar
Dst
2
2
2
07
07
07
01
02
Perindustrian
Dinas Perindustrian
Dst
2
2
2
08
08
08
01
02
Transmigrasi
Dinas Transmigrasi
Dst
Keterangan :
*)
Untuk Kabupaten/Kota
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
PERWIRA
simbachs@gmail.com
-5LAMPIRAN A.II
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
KODE
URAIAN
Aset
Kewajiban
Ekuitas Dana
Pendapatan
Belanja
Pembiayaan
PERWIRA
simbachs@gmail.com
-6LAMPIRAN A. III
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Uraian
PENDAPATAN DAERAH
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
4
4
4
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Pajak Daerah
Pajak Kendaraan Bermotor
A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Pribadi )
A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum )
B-1 Bus, Micro Bus (Pribadi)
B-2 Bus, Micro Bus ( Umum )
C-1 Truck, Pick Up (Pribadi)
C-2 Truck, Pick up ( Umum )
D-1. Kendaraan khusus (Pribadi)
D-2. Kendaraan khusus (Umum)
E. Sepeda Motor
Dst..
02
02
02
01
01
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
1
1
1
1
1
1
04
04
04
01
02
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
05
05
05
05
05
05
05
01
02
03
04
05
06
06
simbachs@gmail.com
-7Kode
Rekening
Uraian
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
07
08
09
4
4
4
1
1
1
2
2
2
03
03
03
01
02
01
4
4
1
1
3
3
01
01
02
4
4
1
1
3
3
02
02
03
4
4
1
1
3
3
03
03
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
06
06
01
01
01
02
01
02
01
02
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
07
08
09
simbachs@gmail.com
-8Kode
Rekening
Uraian
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
2
Penjualan bahan-bahan Bekas Bangunan
Penjualan Perlengkapan Lalu Lintas
Penjualan Obat-obatan dan hasil farmasi
Penjualan hasil pertanian
Penjualan hasil kehutanan
Penjualan hasil perkebunan
Penjualan hasil peternakan
Penjualan hasil perikanan
Penjualan hasil sitaan
Dst..
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
02
02
02
02
02
01
02
03
04
Jasa Giro
Jasa Giro Kas Daerah
Jasa Giro Pemegang Kas
Jasa Giro Dana Cadangan
Dst..
4
4
4
1
1
1
4
4
4
03
03
03
01
02
Pendapatan Bunga
Rekening Deposito pada Bank ......
Dst..
4
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
4
04
04
04
04
01
02
03
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
05
05
05
05
05
01
02
03
04
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
06
06
06
06
06
06
06
06
06
06
06
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
07
07
07
07
07
07
07
01
02
03
04
05
06
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
08
08
08
08
08
01
02
03
04
simbachs@gmail.com
-9Kode
Rekening
Uraian
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
09
09
09
09
09
01
02
03
04
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
10
10
10
10
10
10
10
01
02
03
04
05
06
4
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
4
11
11
11
11
01
02
03
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
12
12
12
12
12
01
02
03
04
4
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
4
13
13
13
13
01
02
03
4
4
4
2
2
2
1
1
1
01
01
01
01
02
01
03
01
04
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
4
4
2
2
2
2
DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
01
simbachs@gmail.com
- 10 Kode
Rekening
Uraian
1
2
4
4
4
4
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
3
3
1
1
01
01
01
4
4
4
3
3
3
1
1
1
02
02
02
01
02
03
4
4
3
3
1
1
03
03
01
02
4
4
4
3
3
3
1
1
1
04
04
04
01
02
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
05
05
05
05
05
01
02
03
04
4
4
4
4
3
3
3
3
2
2
2
2
01
01
Dana Darurat
Penanggulangan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam ......
Dst..
4
4
4
3
3
3
3
3
3
01
01
01
01
02
4
4
4
3
3
3
3
3
3
02
02
02
01
02
4
4
4
3
3
3
3
3
3
03
03
03
01
02
4
4
3
3
4
4
01
01
01
01
01
01
02
01
01
01
01
Dana Penyesuaian
Dana Penyesuaian ......
simbachs@gmail.com
- 11 Kode
Rekening
4
1
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
5
5
5
01
01
01
4
4
4
3
3
3
5
5
5
4
4
4
3
3
3
5
5
5
Uraian
2
01
02
02
02
02
Dst..
01
02
01
02
02
02
02
01
02
03
03
03
01
02
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 12 LAMPIRAN A. IV
Uraian
2
PENDAPATAN DAERAH
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
Pajak Hotel
Hotel Bintang Lima Berlian
Hotel Bintang Lima
Hotel Bintang Empat
Hotel Bintang Tiga
Hotel Bintang Dua
Hotel Bintang Satu
Hotel Melati Tiga
Hotel Melati Dua
Hotel Melati Satu
Motel
Cottage
Losmen/Rumah Penginapan/ Pesanggrahan/Hostel/Rumah Kos
Wisma Pariwisata
Dst ..
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
Pajak Restoran
Restoran
Rumah Makan
Caf
Kantin
Katering
Dst ..
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
Pajak Hiburan
Tontonan Film/Bioskop
Pagelaran Kesenian/ Musik/Tari/Busana
Kontes Kecantikan
Kontes Binaraga
Pameran
Diskotik
Karaoke
Klub Malam
Sirkus/akrobat/sulap
Permainan Bilyar
Permainan Golf
Permainan Bowling
Pacuan Kuda
Balap Kendaran Bermotor
Permainan Ketangkasan
Panti Pijat/Refleksi
Mandi Uap/spa
simbachs@gmail.com
- 13 -
4
4
4
Kode
Rekening
1
1
1 03
1
1 03
1
1 03
18
19
20
Pusat Kebugaran
Pertandingan Olahraga
Dst ..
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
Pajak Reklame
Reklame Papan/Bill Board/videotron/ megatron
Reklame Kain
Reklame Melekat/stiker
Reklame Selebaran
Reklame Berjalan
Reklame Udara
Reklame Apung
Reklame Suara
Reklame Film/slide
Reklame Peragaan
Dst ..
4
4
4
1
1
1
1
1
1
05
05
05
01
02
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
06
06
06
06
06
06
06
01
02
03
04
05
06
4
4
4
1
1
1
1
1
1
07
07
07
01
02
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Dst ..
4
4
4
1
1
1
1
1
1
08
08
08
01
02
4
4
4
1
1
1
1
1
1
09
09
09
01
02
4
4
4
1
1
1
1
1
1
10
10
10
01
02
Pajak Lingkungan
Pajak Lingkungan
Dst ..
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Uraian
2
01
02
03
04
05
06
07
08
09
simbachs@gmail.com
- 14 -
4
4
Kode
Rekening
1
1
2 01
1
2 01
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
03
03
03
03
03
03
03
01
4
4
4
1
1
1
3
3
3
01
01
01
02
4
4
1
1
3
3
02
02
03
4
4
1
1
3
3
03
03
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Uraian
2
10
11
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
01
02
03
04
05
06
01
02
03
01
02
01
02
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
simbachs@gmail.com
- 15 -
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Kode
Rekening
1
1
4 01
1
4 01
1
4 01
1
4 01
1
4 01
1
4 01
1
4 01
1
4 01
1
4 01
11
12
13
14
15
16
17
18
19
2
Penjualan Perlengkapan Lalu Lintas
Penjualan Obat-obatan dan hasil farmasi
Penjualan hasil pertanian
Penjualan hasil kehutanan
Penjualan hasil perkebunan
Penjualan hasil peternakan
Penjualan hasil perikanan
Penjualan hasil sitaan
Dst ..
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
02
02
02
02
02
01
02
03
04
4
4
4
1
1
1
4
4
4
03
03
03
01
02
4
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
4
04
04
04
04
01
02
03
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
05
05
05
05
05
01
02
03
04
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
06
06
06
06
06
06
06
06
06
06
06
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
07
07
07
07
07
07
07
07
07
07
07
07
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
Uraian
simbachs@gmail.com
- 16 -
4
4
4
4
4
Kode
Rekening
1
1
4 08
1
4 08
1
4 08
1
4 08
1
4 08
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
09
09
09
09
09
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
4
4
Uraian
1)
01
02
03
04
01
02
03
04
10
10
10
10
10
10
10
01
02
03
04
05
06
4
4
4
4
11
11
11
11
01
02
03
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
12
12
12
12
12
01
02
03
04
4
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
4
13
13
13
13
01
02
03
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
1
1
1
1
01
01
01
01
02
01
03
01
04
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan
Bagi Hasil dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak
orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21
Dst ..
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
simbachs@gmail.com
- 17 Kode
Rekening
1
Uraian
2
4
4
4
2
2
2
2
2
2
01
01
01
4
4
4
4
2
2
2
2
3
3
3
3
01
01
01
01
02
4
4
3
3
1
1
01
01
01
4
4
4
3
3
3
1
1
1
02
02
02
01
02
03
4
4
3
3
1
1
03
03
01
02
4
4
4
3
3
3
1
1
1
04
04
04
01
02
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
05
05
05
05
05
01
02
03
04
4
4
4
4
3
3
3
3
2
2
2
2
01
02
Dana Darurat
Penanggulangan Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam
Korban/Kerusakan Akibat Bencana Alam .....
Dst ..
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
07
08
4
4
3
3
3
3
02
02
01
01
01
01
simbachs@gmail.com
- 18 -
Kode
Rekening
1
3
3 02
4
4
4
3
3
3
3
3
3
03
03
03
4
4
4
3
3
3
3
3
3
04
04
04
4
4
4
3
3
3
4
4
4
01
01
01
4
4
4
3
3
3
4
4
4
02
02
02
4
4
4
3
3
3
5
5
5
01
01
01
01
02
4
4
4
3
3
3
5
5
5
02
02
02
01
02
4
4
4
3
3
3
5
5
5
03
03
03
01
02
Uraian
2
02
Dst ..
01
02
01
02
01
02
Dana Penyesuaian
Dana Penyesuaian ....
Dst ..
01
01
Keterangan :
1)
Pendapatan tersebut diberlakukan juga untuk Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2)
Dari Provinsi yang bersangkutan
3)
Dari Provinsi atau Kabupaten/Kota di luar wilayah Provinsi yang bersangkutan atau dari
Kabupaten/Kota dalam Provinsi yang bersangkutan
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 19 LAMPIRAN A. V
FUNGSI
01.
Pelayanan umum
02.
Pertahanan *)
03.
04.
Ekonomi
05.
Lingkungan hidup
06.
07.
Kesehatan
08.
09.
Agama *)
10.
Pendidikan
11.
Perlindungan sosial
Keterangan :
*) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 20 LAMPIRAN A.VI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
URAIAN
01
Pelayanan umum
01
06
Perencanaan Pembangunan
01
20
Pemerintahan Umum
01
21
Kepegawaian
01
23
Statistik
01
24
Kearsipan
01
25
02
Pertahanan*)
03
03
19
04
04
07
Perhubungan
04
14
Tenaga Kerja
04
15
04
16
Penanaman Modal
04
22
04
01
Pertanian
04
02
Kehutanan
04
03
04
05
04
06
Perdagangan
04
07
Perindustrian
04
08
Transmigrasi
05
Lingkungan hidup
05
05
Penataan Ruang
05
08
Lingkungan Hidup
05
09
Pertanahan
06
06
03
Pekerjaan Umum
06
04
Perumahan Rakyat
07
06
Kesehatan
1
02
Kesehatan
simbachs@gmail.com
- 21 KODE
06
URAIAN
12
08
Keluarga Berencana
Pariwisata dan budaya
07
17
Kebudayaan
07
04
Pariwisata
09
Agama*)
10
Pendidikan
10
01
Pendidikan
10
18
11
Perlindungan sosial
11
10
11
11
Pemberdayaan Perempuan
11
12
Keluarga Sejahtera
11
13
Sosial
Keterangan :
*) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 22 LAMPIRAN A.VII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
xx
xx
01
19 Dst..
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
10 Pengadaan mebeleur
xx
xx
02
11 Pengadaan
s/d
xx
xx
02
19 dst ...
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
simbachs@gmail.com
- 23 KODE
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
39 dst ...
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
xx
xx
02
45 Dst
xx
xx
03
xx
xx
03
xx
xx
03
xx
xx
03
xx
xx
03
xx
xx
03
xx
xx
03
06 Dst..
xx
xx
04
xx
xx
04
xx
xx
04
xx
xx
04
xx
xx
04
04 Dst..
xx
xx
05
xx
xx
05
xx
xx
05
xx
xx
05
xx
xx
05
04 Dst..
xx
xx
06
xx
xx
06
xx
xx
06
xx
xx
06
xx
xx
06
xx
xx
06
05 Dst..
xx
xx
09
s.d
x
xx
xx
14
01 xx
01
xx
15
Pendidikan
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
simbachs@gmail.com
- 24 KODE
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
simbachs@gmail.com
- 25 KODE
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
62 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
67 Dst..
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
simbachs@gmail.com
- 26 KODE
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
63
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
69
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan
Satuan Pendidikan Non-Islam Setara SD dan SMP
Pembinaan kelembagaan dan menajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Satuan
Pendidikan Dasar
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
72
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
79 Dst..
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
05 Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa, komputer, IPA , IPS dan lain-lain)
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
simbachs@gmail.com
- 27 KODE
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
60 Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah perdesaan, terpencil dan kepulauan
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
64 Pembinaan kelembagaan dan menajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
01
xx
17
65 Pengembangan metode belajar dan mengajar dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
01
xx
17
simbachs@gmail.com
- 28 KODE
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
70 Dst..
01
xx
18
01
xx
18
01
Xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
14 Dst..
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
05 Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa, komputer, IPA , IPS dan lain-lain)
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
simbachs@gmail.com
- 29 KODE
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
60 Dst..
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
11 Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesi pendidik dan tenaga kependidikan
01
xx
20
01
xx
20
13 Dst..
01
xx
21
01
xx
21
01 Pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar
01
xx
21
01
xx
21
03
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan
perpustakaan masyarakat
simbachs@gmail.com
- 30 KODE
01
xx
21
17
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
11 Dst..
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
03
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
08 Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya, serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu pendidikan
01
xx
22
01
xx
22
10 Dst..
01
xx
23
02
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
03 Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
07 Dst..
02
xx
16
02
xx
16
Pengendalian dan pengawasan penerapan azas efisiensi dan efektivitas penggunaan dana dekonsentrasi dan dana
pembantuan
Program dst
Kesehatan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
02
xx
16
02
xx
16
03 Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
16 Dst..
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
simbachs@gmail.com
- 31 KODE
02
xx
17
06 Dst..
02
xx
18
02
xx
18
02
xx
18
02
xx
18
03 Peningkatan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar negeri
02
xx
18
02
xx
18
02
xx
18
02
xx
18
07 Dst..
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
05 Dst..
02
xx
20
02
xx
20
02
xx
20
02
xx
20
03
02
xx
20
02
xx
20
05 Penanggulangan Gizi-Lebih
02
xx
20
02
xx
20
07 Dst..
02
xx
21
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
02
xx
21
02
xx
21
02
xx
21
02
xx
21
02
xx
21
05 Dst..
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
02
xx
22
08 Peningkatan Imunisasi
02
xx
22
02
xx
22
10 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit
02
xx
22
02
xx
22
12 Dst..
02
xx
23
02
xx
23
02
xx
23
02
xx
23
simbachs@gmail.com
- 32 KODE
02
xx
23
02
xx
23
02
xx
23
02
xx
23
07 Dst..
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
05 Penanggulangan ISPA
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
02
xx
24
11 Dst
02
xx
25
02
xx
25
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas
pembantu dan jaringannya
01 Pembangunan puskesmas
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
05 Pembangunan posyandu
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
02
xx
25
24 Dst
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
04 Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I, II dan III)
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
paru-paru/rumah sakit mata
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
simbachs@gmail.com
- 33 KODE
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
22 Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit (dapur, ruang pasien, laundry, ruang tunggu dan lain-lain)
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
02
xx
26
27 Dst..
02
xx
27
Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/
rumah sakit mata
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
04 Pemeliharaan rutin/berkala ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I, II dan III)
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
02
xx
27
22 Dst
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
02
xx
28
09 Dst
simbachs@gmail.com
- 34 KODE
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
02
xx
29
08 Dst..
02
xx
30
02
xx
30
02
xx
30
02
xx
30
02
xx
30
02
xx
30
02
xx
30
06 Pelayanan kesehatan
02
xx
30
02
xx
30
08 Dst..
02
xx
31
02
xx
31
02
xx
31
02 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga
02
xx
31
02
xx
31
02
xx
31
05 Dst..
02
xx
32
02
xx
32
02
xx
32
02 Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu
02
xx
32
02
xx
32
04 Dst..
02
xx
xx
03
03
xx
15
03
xx
15
Program dst
Pekerjaan Umum
Program pembangunan jalan dan jembatan
01 Perencanaan pembangunan jalan
03
xx
15
03
xx
15
03 Pembangunan jalan
03
xx
15
03
xx
15
05 Pembangunan jembatan
03
xx
15
03
xx
15
07 Dst..
03
xx
16
03
xx
16
03
xx
16
03
xx
16
03
xx
16
03
xx
16
05 Dst..
simbachs@gmail.com
- 35 KODE
03
xx
17
03
xx
17
03
xx
17
03
xx
17
03 Pembangunan turap/talud/bronjong
03
xx
17
03
xx
17
05 Dst..
03
xx
18
03
xx
18
03
xx
18
03
xx
18
03 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
03
xx
18
04 Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
03
xx
18
03
xx
18
06 Dst..
03
xx
19
03
xx
19
03
xx
19
03
xx
19
03
xx
19
04 Dst..
03
xx
20
03
xx
20
03
xx
20
03
xx
20
03
xx
20
04 Dst..
03
xx
21
03
xx
21
03
xx
21
03
xx
21
03
xx
21
04 Dst..
03
xx
22
03
xx
22
03
xx
22
03
xx
22
03
xx
22
04 Dst..
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
03
xx
23
simbachs@gmail.com
- 36 KODE
03
xx
23
03
xx
23
14 Dst..
03
xx
24
03
xx
24
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
07 Pembangunan reservoir
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
12 Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
03
xx
24
18 Dst..
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
03
xx
25
08 Dst..
03
xx
26
03
xx
26
03
xx
26
03
xx
26
03
xx
26
03
xx
26
05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau, dan sumber daya air lainnya
03
xx
26
03
xx
26
03
xx
26
08 Dst
Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
03
xx
27
03
xx
27
01 Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah
03
xx
27
03
xx
27
03
xx
27
03
xx
27
03
xx
27
03
xx
27
03
xx
27
03
xx
27
simbachs@gmail.com
- 37 KODE
03
xx
27
10 Dst
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
03
xx
28
12 Dst
03
xx
29
03
xx
29
03
xx
29
02 Pembangunan/peningkatan infrastruktur
03
xx
29
03
xx
29
04 Dst..
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
03
xx
30
09 Dst..
03
xx
xx
04
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
09 Dst..
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
02 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin
04
xx
16
04
xx
16
simbachs@gmail.com
- 38 KODE
04
xx
16
05 Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan dan lingkungan hunian berimbang
04
xx
16
04
xx
16
07 Dst..
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
03
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
08 Dst..
04
xx
18
04
xx
18
04
xx
18
04
xx
18
04
xx
18
04 Dst..
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
04
xx
19
14 Dst..
04
xx
20
04
xx
20
01 Penyusunan kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pengelolaan areal pemakaman
04
xx
20
04
xx
20
04
xx
20
04
xx
20
04
xx
20
04
xx
20
04
xx
xx
04
xx
20
09 Dst
04
xx
xx
05
05
xx
15
05
xx
15
Program dst
Penataan Ruang
Program Perencanaan Tata Ruang
01 Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana tata ruang
simbachs@gmail.com
- 39 KODE
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
16 Dst..
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
10 Dst..
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
09 Dst..
06
06
xx
15
06
xx
15
01 Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan
06
xx
15
06
xx
15
06
xx
15
Perencanaan Pembangunan
Program pengembangan data/informasi
06
xx
15
06
xx
15
06 Dst..
06
xx
16
06
xx
16
06
xx
16
06
xx
16
simbachs@gmail.com
- 40 KODE
06
xx
16
06
xx
16
06
xx
16
06 Dst..
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06 Dst..
06
xx
18
06
xx
18
01 Sosialisasi kebijakan Pemerintah dalam pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
06
xx
18
02 Koordinasi penetapan rencana tata ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
05 Dst..
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
12 Dst
06
xx
20
06
xx
20
06
xx
20
06
xx
20
06
xx
20
04 Dst..
06
xx
21
06
xx
21
01 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik
06
xx
21
06
xx
21
06
xx
21
04 Penetapan RPJPD
06
xx
21
06
xx
21
06
xx
21
07 Penetapan RPJMD
06
xx
21
06
xx
21
06
xx
21
10 Penetapan RKPD
06
xx
21
06
xx
21
06
xx
21
simbachs@gmail.com
- 41 KODE
06
xx
21
14 Dst..
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
06
xx
22
09 Dst..
06
xx
23
06
xx
23
06
xx
23
06
xx
23
06
xx
23
06
xx
23
05 Dst..
06
xx
24
06
xx
24
06
xx
24
02 Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup
06
xx
24
06
xx
24
04 Dst..
06
xx
25
06
xx
25
06
xx
25
06
xx
25
06
xx
25
04 Dst..
07
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
Perhubungan
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
09 Dst..
07
xx
16
07
xx
16
07
xx
16
07
xx
16
07
xx
16
04 Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan
07
xx
16
05 Dst..
simbachs@gmail.com
- 42 KODE
07
xx
17
07
xx
17
01 Kegiatan penyuluhan bagi para sopir/juru mudi untuk peningkatan keselamatan penumpang
07
xx
17
07
xx
17
03 Kagiatan temu wicara pengelola angkutan umum guna meningkatkan keselamatan penumpang.
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07 Kegiatan pengawasan peralatan keamanan dalam keadaan darurat dan perlengkapan pertolongan pertama
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
15 Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudi/awak kendaraan angkutan umum teladan
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
18 Dst..
07
xx
18
07
xx
18
07
xx
18
07
xx
18
07
xx
18
04 Dst..
07
xx
19
07
xx
19
07
xx
19
07
xx
19
07
xx
19
04 Dst
07
xx
20
07
xx
20
07
xx
20
07
xx
20
07
xx
20
04 Dst
07
xx
xx
08
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
Program dst
Lingkungan Hidup
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
simbachs@gmail.com
- 43 KODE
08
xx
15
08
xx
15
08
xx
15
13 Dst
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
17 Dst
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
03 Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Konservasi Laut, Suaka Perikanan, dan Keanekaragaman Hayati Laut
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
17 Dst
08
xx
18
08
xx
18
01 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang, mangrove, padang lamun, estuaria dan teluk
08
xx
18
02 Perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup
08
xx
18
08
xx
18
08
xx
18
05 Penyusunan pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove, dan padang lamun
08
xx
18
06 Sosialisasi pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove, dan padang lamun
08
xx
18
07 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
08
xx
18
08
xx
18
09 Dst
simbachs@gmail.com
- 44 KODE
08
xx
19
08
xx
19
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
01 Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan
08
xx
19
08
xx
19
03 Penyusunan data sumberdaya alam dan neraca sumberdaya hutan (NSDH) nasional dan daerah
08
xx
19
08
xx
19
08
xx
19
06 Dst
08
xx
20
08
xx
20
08
xx
20
08
xx
20
08
xx
20
08
xx
20
08
xx
20
08
xx
20
07 Dst
08
xx
21
08
xx
21
08
xx
21
08
xx
21
08
xx
21
04 Dst
08
xx
22
08
xx
22
08
xx
22
08
xx
22
08
xx
22
08
xx
22
08
xx
22
08
xx
22
07 Dst
08
xx
23
08
xx
23
08
xx
23
08
xx
23
03 Dst
Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasan-kawasan konservasi laut dan
hutan
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
05 Penataan RTH
08
xx
24
06 Pemeliharaan RTH
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
08
xx
24
11 Dst .
08
xx
xx
Program dst
simbachs@gmail.com
- 45 KODE
09
Pertanahan
09
xx
15
09
xx
15
09
xx
15
09
xx
15
03 Dst..
09
xx
16
09
xx
16
09
xx
16
09
xx
16
03 Dst..
09
xx
17
09
xx
17
09
xx
17
02 Dst..
09
xx
18
09
xx
18
09
xx
18
02 Dst..
09
xx
xx
10
Program dst
Kependudukan dan Catatan Sipil
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
10
xx
15
14 Dst..
11
11
xx
15
11
xx
15
Pemberdayaan Perempuan
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
01 Perumusan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
11
xx
15
02 Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan publik
11
xx
15
03 Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
11
xx
15
11
xx
15
05 Dst..
11
xx
16
11
xx
16
simbachs@gmail.com
- 46 KODE
11
xx
16
11
xx
16
03 Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak
11
xx
16
04 Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender (KKG)
11
xx
16
11
xx
16
11
xx
16
11
xx
16
11
xx
16
11
xx
16
10 Dst..
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
02 Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan korban KDRT
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
11
xx
17
10 Dst..
11
xx
18
11
xx
18
11
xx
18
02 Kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan jender
11
xx
18
03 Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera.
11
xx
18
11
xx
18
11
xx
18
11
xx
18
07 Dst..
11
xx
19
11
xx
19
11
xx
19
11
xx
19
03 Dst..
12
12
xx
15
12
xx
15
12
xx
15
02 Pelayanan KIE
12
xx
15
12
xx
15
12
xx
15
12
xx
15
12
xx
15
07 Dst..
12
xx
16
12
xx
16
12
xx
16
12
xx
16
03 Dst..
12
xx
17
simbachs@gmail.com
- 47 KODE
12
xx
17
01 Pelayanan konseling KB
12
xx
17
12
xx
17
12
xx
17
12
xx
17
05 Dst..
12
xx
18
12
xx
18
Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
12
xx
18
02 Dst..
12
xx
19
12
xx
19
01 Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat
12
xx
19
02 Dst..
12
xx
20
12
xx
20
Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat
12
xx
20
02 Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah
12
xx
20
03 Dst..
12
xx
21
12
xx
21
12
xx
21
02 Dst..
12
xx
22
12
xx
22
01 Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
12
xx
22
02 Dst..
12
xx
23
12
xx
23
12
xx
23
02 Dst..
Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
12
xx
24
12
xx
24
12
xx
24
02 Dst..
13
13
xx
15
13
xx
15
13
xx
15
13
xx
15
13
xx
15
13
xx
15
13
xx
15
07 Dst..
Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, KAT dan
02
PMKS lainnya
01
13
xx
16
13
xx
16
01 Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia
13
xx
16
02 Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak
13
xx
16
03 Pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
13
xx
16
04
13
xx
16
05 Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana
13
xx
16
Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak
nakal
simbachs@gmail.com
- 48 KODE
13
xx
16
07 Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS
13
xx
16
08 Penyusunan kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
13
xx
16
09
13
xx
16
10 Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa
13
xx
16
13
xx
16
12 Dst..
Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan
penurunan kesenjangan
13
xx
17
13
xx
17
13
xx
17
13
xx
17
13
xx
17
13
xx
17
13
xx
17
13
xx
17
07 Dst..
13
xx
18
13
xx
18
13
xx
18
02 Pembangunan sarana dan prasarana perawatan para penyandang cacat dan taruma
13
xx
18
13
xx
18
13
xx
18
13
xx
18
06 Dst..
13
xx
19
13
xx
19
13
xx
19
13
xx
19
13
xx
19
13
xx
19
13
xx
19
13
xx
19
07 Dst..
13
xx
20
13
xx
20
01 Pendidikan dan pelatihan ketrampilan berusaha bagi eks penyandang penyakit sosial
13
xx
20
13
xx
20
13
xx
20
13
xx
20
13
xx
20
06 Dst..
13
xx
21
13
xx
21
13
xx
21
13
xx
21
13
xx
21
13
xx
21
05 Dst..
14
14
Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit
sosial lainnya)
Tenaga Kerja
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
simbachs@gmail.com
- 49 KODE
14
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
14
xx
15
10 Dst..
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
14
xx
16
08 Dst..
14
xx
17
14
xx
17
14
xx
17
14
xx
17
03 Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan
14
xx
17
14
xx
17
05 Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
14
xx
17
14
xx
17
14
xx
17
14
xx
17
09 Dst..
14
xx
18
15
Program dst
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
15
xx
15
12 Dst..
15
xx
16
15
xx
16
15
xx
16
02 Memfasiltasi peningkatan kemitraan investasi Usaha Kecil Menengah dengan perusahaan asing
15
xx
16
15
xx
16
simbachs@gmail.com
- 50 KODE
15
xx
16
15
xx
16
15
xx
16
15
xx
16
15
xx
16
09
15
xx
16
15
xx
16
11 Dst..
15
xx
17
15
xx
17
Sosialisasi dan pelatihan pola pengelolaan limbah industri dalam menjaga kelestarian kawasan Usaha Mikro Kecil
Menengah
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
01 Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan
15
xx
17
15
xx
17
03 Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk Usaha Kecil Menengah dan koperasi
15
xx
17
15
xx
17
05 Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
15
xx
17
15
xx
17
15
xx
17
08 Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan industri menengah
15
xx
17
15
xx
17
15
xx
17
15
xx
17
12 Dst..
15
xx
18
15
xx
18
15
xx
18
xx
18
15
15
xx
18
15
xx
18
xx
18
15
15
xx
18
15
xx
18
xx
18
15
15
xx
18
15
xx
19
16
Program dst
Penanaman Modal Daerah
16
xx
15
16
xx
15
01 Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antara usaha besar dan Usaha Kecil Menengah
16
xx
15
16
xx
15
03 Fasilitasi dan koordinasi percepatan pembangunan kawasan produksi daerah tertinggal (P2KPDT)
16
xx
15
16
xx
15
16
xx
15
06 Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha
16
xx
15
07 Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Badan Penanaman Modal Daerah
16
xx
15
16
xx
15
16
xx
15
16
xx
15
16
xx
15
12 Dst..
16
xx
16
simbachs@gmail.com
- 51 KODE
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
16
xx
16
10 Dst..
16
xx
17
16
xx
17
16
xx
17
02 Dst..
17
17
xx
15
17
xx
15
17
xx
15
17
xx
15
17
xx
15
Kebudayaan
17
xx
15
17
xx
15
06 Dst..
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
05 Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
10 Pengawasan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengelolaan kekayaan budaya
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
17
xx
16
14 Dst..
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
17
xx
17
08 Dst..
17
xx
18
17
xx
18
simbachs@gmail.com
- 52 KODE
17
xx
18
17
xx
18
17
xx
18
17
xx
18
05 Dst..
18
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
06 Penyusunan pedoman komunikasi, informasi, edukasi, dan advokasi tentang kepemimpinan pemuda
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
18
xx
15
11 Dst..
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
18
xx
16
10 Dst..
18
xx
17
18
xx
17
18
xx
17
18
xx
17
03 Dst..
18
xx
18
18
xx
18
18
xx
18
02 Dst..
18
xx
19
18
xx
19
18
xx
19
18
xx
19
18
xx
19
18
xx
19
18
xx
19
18
xx
19
07 Penyusunan pola kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan industri olahraga
18
xx
19
18
xx
19
09 Dst..
18
xx
20
simbachs@gmail.com
- 53 KODE
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
09 Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
12 Peningkatan jaminan kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga
18
xx
20
13 Peningkatan jumlah dan kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga
18
xx
20
18
xx
20
18
xx
20
15 Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan dan pembinaan olah raga
18
xx
20
18
xx
20
17 Dst..
18
xx
21
18
xx
21
Peningkatan kerjasama pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat untuk pembangunan sarana dan
01
prasarana olahraga
18
xx
21
18
xx
21
18
xx
21
04
18
xx
21
05 Pengembangan dan pemanfaatan iptek dalam pengembangan sarana dan prasarana olagraga
18
xx
21
06 Peningkatan peran dunia usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga
18
xx
21
18
xx
21
08 Dst..
18
xx
22
19
19
xx
15
19
xx
15
Program dst
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
01 Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
19
xx
15
19
xx
15
19
xx
15
19
xx
15
19
xx
15
19
xx
15
07 Dst
19
xx
16
19
xx
16
19
xx
16
19
xx
16
03 Kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi pamong praja dengan TNI/POLRI dan kejaksaan
19
xx
16
19
xx
16
19
xx
16
06 Dst
19
xx
17
19
xx
17
19
xx
17
simbachs@gmail.com
- 54 KODE
19
xx
17
19
xx
17
04 Dst..
19
xx
18
19
xx
18
Fasilitasi pencapaian Halaqoh dan berbagai forum keagamaan lainnya dalam upaya peningkatan wawasan
01
kebangsaaan
19
xx
18
19
xx
18
03 Pentas seni dan budaya, festival, lomba cipta dalam upaya peningkatan wawasan kebangsaaan
19
xx
18
04 Dst..
19
xx
19
19
xx
19
19
xx
19
02 Dst..
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
19
xx
20
09 Dst..
19
xx
21
19
xx
21
19
xx
21
19
xx
21
19
xx
21
19
xx
21
19
xx
21
06 Dst..
19
xx
22
19
xx
22
19
xx
22
02 Pengadaan tempat penampungan sementara dan evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam
19
xx
22
03 Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam
19
xx
22
19
xx
22
05 Dst
20
Pemerintahan Umum
20
xx
15
20
xx
15
20
xx
15
02 Hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama
20
xx
15
20
xx
15
04 Rapat-rapat paripurna
20
xx
15
05 Kegiatan Reses
20
xx
15
20
xx
15
20
xx
15
20
xx
15
09 Dst..
20
xx
16
simbachs@gmail.com
- 55 KODE
20
xx
16
20
xx
16
20
xx
16
20
xx
16
20
xx
16
20
xx
16
20
xx
16
07 Dst..
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20
xx
17
20 Dst..
20
xx
18
20
xx
18
20
xx
18
20
xx
18
03 Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota
20
xx
18
20
xx
18
20
xx
18
06 Dst..
20
xx
19
20
xx
19
20
xx
19
20
xx
19
20
xx
19
04 Dst..
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
20
xx
20
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
simbachs@gmail.com
- 56 KODE
20
xx
20
20
xx
21
09 Dst..
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
20
xx
21
20
xx
21
20
xx
21
03 Dst..
20
xx
22
20
xx
22
20
xx
22
20
xx
22
03 Dst..
20
xx
23
20
xx
23
20
xx
23
02 Dst..
20
xx
24
20
xx
24
20
xx
24
02 Dst..
20
xx
25
20
xx
25
20
xx
25
20
xx
25
20
xx
25
04 Fasilitasi/pembentukan kerjasama antar daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana publik
20
xx
25
05 Dst..
20
xx
26
20
xx
26
20
xx
26
20
xx
26
20
xx
26
20
xx
26
20
xx
26
06
20
xx
26
07 Dst..
20
xx
27
20
xx
27
20
xx
27
20
xx
27
20
xx
27
20
xx
27
05 Dst..
20
xx
28
21
Kajian peraturan perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, lebih tinggi dan
keserasian antar peraturan perundang-undangan daerah
Program dst
Kepegawaian
21
xx
15
21
xx
15
21
xx
15
21
xx
15
21
xx
15
21
xx
15
simbachs@gmail.com
- 57 KODE
21
xx
15
21
xx
15
07 Dst..
21
xx
16
21
xx
16
21
xx
16
21
xx
16
03 Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS Daerah
21
xx
16
21
xx
16
05 Dst..
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
03 Penempatan PNS
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
14
21
xx
17
21
xx
17
21
xx
17
17 Dst..
22
22
xx
15
22
xx
15
22
xx
15
22
xx
15
22
xx
15
04 Dst..
22
xx
16
Pengembangan diklat (Analisis Kebutuhan Diklat, Penyusunan Silabi, Penyusunan Modul, Penyusukan Pedoman
Diklat)
22
xx
16
22
xx
16
22
xx
16
22
xx
16
22
xx
16
22
xx
16
06 Fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di perdesaan
22
xx
16
22
xx
16
08 Dst..
22
xx
17
22
xx
17
22
xx
17
22
xx
17
22
xx
17
22
xx
17
05 Dst..
simbachs@gmail.com
- 58 KODE
22
xx
18
22
xx
18
22
Xx
18
22
Xx
18
22
Xx
18
22
Xx
18
05 Dst..
22
xx
19
22
xx
19
22
xx
19
02 Dst..
22
xx
19
23
23
xx
15
23
xx
15
23
xx
15
23
xx
15
23
xx
15
23
xx
15
05 Dst..
24
Program dst
Statistik
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
Kearsipan
24
xx
15
24
xx
15
24
xx
15
02 Pengumpulan data
24
xx
15
03 Pengklasifikasian data
24
xx
15
24
xx
15
24
xx
15
24
xx
15
24
xx
15
08 Dst..
24
xx
16
24
xx
16
24
xx
16
24
xx
16
24
xx
16
24
xx
16
05 Dst..
24
xx
17
24
xx
17
24
xx
17
24
xx
17
24
xx
17
04 Dst..
24
xx
18
24
xx
18
24
xx
18
24
xx
18
24
xx
18
04 Dst..
simbachs@gmail.com
- 59 KODE
25
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
25
xx
15
07 Dst..
25
xx
16
25
xx
16
25
xx
16
02 Dst..
25
xx
17
25
xx
17
25
xx
17
02 Dst..
25
xx
18
25
xx
18
25
xx
18
25
xx
18
25
xx
18
04 Dst..
25
xx
19
Program dst
Urusan Pilihan
01
Pertanian
01
xx
15
01
xx
15
`
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
01 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
01
xx
15
06 Dst..
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
simbachs@gmail.com
- 60 KODE
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
20 Pengembangan perbenihan/perbibitan
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
01
xx
16
32 Dst..
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
05 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil pertanian/perkebunan
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
08 Penyuluhan pemasaran produksi pertanian/perkebunan guna menghindari tengkulak dan sistem ijon
01
xx
17
09 Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan
01
xx
17
01
xx
17
01
xx
17
12 Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan
01
xx
17
01
xx
17
14 Dst..
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
01
xx
18
08 Dst..
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
01
xx
19
simbachs@gmail.com
- 61 KODE
01
xx
19
01
xx
19
07 Dst..
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
01
xx
20
04 Dst..
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
01
xx
21
06 Dst..
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
01
xx
22
10 Dst..
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
01
xx
23
10 Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi peternakan yang akan dipasarkan
01
xx
23
01
xx
23
12 Dst..
01
xx
24
01
xx
24
01
xx
24
01
xx
24
01
xx
24
01
xx
24
01
xx
24
simbachs@gmail.com
- 62 KODE
01
xx
24
01
xx
25
02
07 Dst..
Program dst
Kehutanan
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
05 Optimalisasi PNBP
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
02
xx
15
10 Dst..
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
02
xx
16
08 Dst..
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
02
xx
17
06 Dst..
02
xx
18
02
xx
18
02
xx
18
02 Dst..
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
03 Pengawasan dan penertiban pelaksanaan peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan
02
xx
19
02
xx
19
02
xx
19
06 Dst..
02
xx
20
02
xx
20
02
xx
20
02
xx
20
03 Dst..
simbachs@gmail.com
- 63 KODE
2
02
03
xx
Program dst
Energi dan Sumberdaya Mineral
03
xx
15
03
xx
15
03
xx
15
03
xx
15
03
xx
15
03
xx
15
03
xx
15
03
xx
15
07 Dst..
03
xx
16
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
03
xx
16
03
xx
16
02 Monitoring, evaluasi dan pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan rakyat
03
xx
16
03
xx
16
04 Dst..
03
xx
17
03
xx
17
03
xx
17
02 Dst..
03
xx
18
04
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
04
xx
15
09 Dst..
Program dst
Pariwisata
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
04
xx
16
08 Dst..
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
03 Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya
04
xx
17
04 Fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya
04
xx
17
simbachs@gmail.com
- 64 KODE
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
04
xx
17
10 Dst..
04
xx
18
05
Program dst
Kelautan dan Perikanan
05
xx
15
05
xx
15
05
xx
15
02 Dst..
05
xx
16
05
xx
16
05
xx
16
02 Dst..
05
xx
17
05
xx
17
05
xx
17
02 Dst..
05
xx
18
Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut
Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut
05
xx
18
05
xx
18
02 Dst..
05
xx
19
05
xx
19
Program peningkatan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada masyarakat
05
xx
19
02 Dst..
05
xx
20
05
xx
20
05
xx
20
05
xx
20
05
xx
20
04 Dst..
05
xx
21
05
xx
21
05
xx
21
05
xx
21
05
xx
21
05
xx
21
05
xx
21
06 Dst..
05
xx
22
05
xx
22
05
xx
22
02 Dst..
05
xx
23
05
xx
23
05
xx
23
02 Dst..
05
xx
24
05
xx
24
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
01 Kajian kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
simbachs@gmail.com
- 65 KODE
05
xx
24
05
xx
25
06
02 Dst..
Program dst
Perdagangan
06
xx
15
06
xx
15
06
xx
15
06
xx
15
06
xx
15
06
xx
15
05 Dst..
06
xx
16
06
xx
16
06
xx
16
02 Penyebarluasan informasi data base kuota setiap jenis barang dan jasa
06
xx
16
06
xx
16
06
xx
16
06
xx
16
06 Dst..
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
05 Kerjasama standardisasi mutu produk baik nasional, bilateral, regional dan internasional
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
06
xx
17
13 Dst..
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
06
xx
18
08 Dst..
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
06
xx
19
simbachs@gmail.com
- 66 KODE
06
xx
19
07 Dst..
06
xx
20
07
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
Program dst
Perindustrian
Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07
xx
15
07 Dst..
07
xx
16
07
xx
16
01 Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya
07
xx
16
02 Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
07
xx
16
03 Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil dan menengah
07
xx
16
07
xx
16
05 Pemberian fasilitas kemudahan akses perbankan bagi industri kecil dan menengah
07
xx
16
06 Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta
07
xx
16
07 Dst..
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
07
xx
17
05 Dst..
07
xx
18
07
xx
18
07
xx
18
07
xx
18
07
xx
18
04 Dst..
07
xx
19
07
xx
19
07
xx
19
07
xx
19
03 Dst..
07
xx
20
08
Program dst
Transmigrasi
08
xx
15
08
xx
15
01 Penguatan SDM pemerintah daerah dan masyarakat transmigrasi di kawasan transmigrasi di perbatasan
08
xx
15
02
08
xx
15
03 Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan ekonomi di kawasan transmigrasi
08
xx
15
04 Penyediaan Lembaga Keuangan Daerah yang Membantu Modal Usaha di Kawasan Transmigrasi
08
xx
15
05 Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan Serta Penempatan Transmigrasi Untuk Memenuhi Kebutuhan SDM
08
xx
15
06 Dst..
Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan
transmigrasi
simbachs@gmail.com
- 67 KODE
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
08
xx
16
03 Dst..
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
08
xx
17
03 Dst..
08
xx
18
Program dst
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 68 LAMPIRAN A.VIII
Uraian
2
BELANJA DAERAH
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
5
5
5
5
5
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
03
5
5
5
1
1
1
1
1
1
03
03
03
01
02
03
5
5
5
1
1
1
1
1
1
04
04
04
01
02
5
5
5
5
1
1
1
1
2
2
2
2
BELANJA PEGAWAI
2)
beban kerja
tempat bertugas
kondisi kerja
kelangkaan profesi
prestasi kerja
BELANJA BUNGA
01
01
01
01
01
02
03
simbachs@gmail.com
- 69 -
5
5
Kode
Rekening
1
1
2 01
1
2 01
5
5
5
1
1
1
2
2
2
5
5
5
5
1
1
1
1
3
3
3
3
5
5
1
1
4
4
01
01
5
5
5
1
1
1
4
4
4
5
5
5
1
1
1
5
5
5
02
02
02
Uraian
04
05
2
Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank
Dst
01
02
01
01
01
01
01
02
03
01
02
02
02
01
02
4
4
4
03
03
03
01
02
1
1
1
4
4
4
04
04
04
01
02
5
5
5
1
1
1
4
4
4
05
05
05
01
02
5
5
5
1
1
1
4
4
4
06
06
06
01
02
5
5
5
1
1
1
5
5
5
01
01
01
01
02
5
5
5
1
1
1
5
5
5
02
02
02
01
02
5
5
5
1
1
1
6
6
6
01
02
simbachs@gmail.com
- 70 -
5
5
5
Kode
Rekening
1
1
6 02
1
6 02
1
6 02
01
02
2
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota
Dst
5
5
5
1
1
1
6
6
6
03
03
03
01
02
5
5
5
1
1
1
6
6
6
04
04
04
01
02
5
5
5
1
1
1
6
6
6
05
05
05
01
02
5
5
5
1
1
1
7
7
7
01
01
01
01
02
5
5
5
1
1
1
7
7
7
02
02
02
01
02
5
5
5
1
1
1
7
7
7
03
03
03
01
02
04
5
5
5
5
1
1
1
1
7
7
7
7
04
04
04
04
01
02
03
04
5
5
1
1
8
8
5
5
5
5
2
2
2
2
1
1
1
1
01
01
01
01
01
02
03
Honorarium PNS
Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa
Dst
5
5
5
5
2
2
2
2
1
1
1
1
02
02
02
02
01
02
03
Uraian
01
simbachs@gmail.com
- 71 -
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
1 03
2
1 03
2
1 03
01
02
Uang Lembur
Uang Lembur PNS
Uang Lembur Non PNS
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
04
04
04
04
04
01
02
03
04
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
05
05
05
05
05
01
02
03
04
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
5
5
5
5
5
Uraian
2
01
02
03
04
05
06
07
08
09
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
Belanja Bahan/Material
Belanja bahan baku bangunan
Belanja bahan/bibit tanaman
Belanja bibit ternak
Belanja bahan obat-obatan
Belanja bahan kimia
Dst
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
04
05
06
07
08
09
10
11
2
2
2
2
2
2
2
2
04
04
04
04
01
02
03
05
simbachs@gmail.com
- 72 -
5
5
5
5
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
2 05
2
2 05
2
2 05
2
2 05
2
2 05
2
2 05
2
2 05
01
02
03
04
05
06
07
2
Belanja Jasa Service
Belanja Penggantian Suku Cadang
Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan pelumas
Belanja Jasa KIR
Belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan
Belanja perpanjangan Surat Ijin Mengemudi
Dst
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
06
06
06
06
01
02
03
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
07
07
07
07
07
07
01
02
03
04
05
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
08
08
08
08
08
01
02
03
04
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
09
09
09
09
01
02
03
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
10
10
10
10
10
10
10
10
01
02
03
04
05
06
07
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
11
11
11
11
11
01
02
03
04
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
12
12
12
12
12
12
12
01
02
03
04
05
06
5
5
5
2
2
2
2
2
2
13
13
13
01
02
Uraian
simbachs@gmail.com
- 73 Kode
Rekening
1
Uraian
2
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
14
14
14
14
14
14
01
02
03
04
05
5
5
5
2
2
2
2
2
2
15
15
15
01
02
5
5
5
2
2
2
2
2
2
16
16
16
01
02
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
17
17
17
17
17
01
02
03
04
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
01
07
01
08
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
01
19
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
BELANJA MODAL
Belanja Modal Pengadaan Tanah
Belanja modal pengadaan tanah kantor
Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit
Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan puskesmas
Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan poliklinik
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan taman kanak-kanak
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan sekolah dasar
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan menengah umum dan
kejuruan
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan menengah lanjutan dan
kejuruan
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan luar biasa/khusus
Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan pelatihan dan kursus
Belanja modal pengadaan tanah sarana sosial panti asuhan
Belanja modal pengadaan tanah sarana sosial panti jompo
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum terminal
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum dermaga
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum lapangan terbang perintis
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum rumah potong hewan
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum tempat pelelangan ikan
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum pasar
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum tempat pembuangan akhir
sampah
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum taman
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum pusat hiburan rakyat
Belanja modal pengadaan tanah sarana umum ibadah
Belanja modal pengadaan tanah sarana stadion olahraga
Belanja modal pengadaan tanah perumahan
Belanja modal pengadaan tanah pertanian
Belanja modal pengadaan tanah perkebunan
Belanja modal pengadaan tanah perikanan
Belanja modal pengadaan tanah peternakan
Belanja modal pengadaan tanah perkampungan
simbachs@gmail.com
- 74 Kode
Rekening
1
Uraian
01
30
01
31
2
Belanja modal pengadaan tanah pergudangan/tempat penimbunan material
bahan baku
Dst
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
06
03
07
5
5
5
2
2
2
3
3
3
03
03
03
08
09
10
03
11
5
5
5
5
2
2
2
2
3
3
3
3
03
03
03
03
12
13
14
15
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
04
04
04
04
04
04
04
01
02
03
04
05
06
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
05
05
05
05
05
05
05
05
05
05
05
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
06
simbachs@gmail.com
- 75 -
5
5
5
5
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
3 06
2
3 06
2
3 06
2
3 06
2
3 06
2
3 06
2
3 06
01
02
03
04
05
06
07
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
07
07
07
07
07
07
07
07
07
01
02
03
04
05
06
07
08
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
08
08
08
08
08
08
01
02
03
04
05
09
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
09
09
09
09
09
01
02
03
04
05
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
11
11
11
11
11
11
11
11
01
02
03
04
05
06
07
12
Uraian
2
layar
sampan
tongkang
karet
rakit
sekoci
simbachs@gmail.com
- 76 -
5
5
5
5
5
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
3 12
2
3 12
2
3 12
2
3 12
2
3 12
2
3 12
2
3 12
2
3 12
01
02
03
04
05
06
07
08
12
09
5
5
2
2
3
3
12
12
10
11
2
Belanja modal pengadaan komputer mainframe/server
Belanja modal pengadaan komputer/PC
Belanja modal pengadaan komputer note book
Belanja modal pengadaan printer
Belanja modal pengadaan scaner
Belanja modal pengadaan monitor/display
Belanja modal pengadaan CPU
Belanja modal pengadaan UPS/stabilizer
Belanja modal pengadaan kelengkapan komputer (flash disk, mouse, keyboard,
hardisk, speaker)
Belanja modal pengadaan peralatan jaringan komputer
Dst
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
14
14
14
14
14
14
14
14
14
01
02
03
04
05
06
07
08
5
5
5
5
2
2
2
2
3
3
3
3
15
15
15
15
01
02
03
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
16
16
16
16
16
01
02
03
04
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
17
17
17
17
17
17
17
17
17
01
02
03
04
05
06
07
08
18
Uraian
simbachs@gmail.com
- 77 -
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
2
3 18
01
02
03
04
05
06
06
07
08
09
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
19
19
19
19
19
19
19
01
02
03
04
05
06
19
07
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
19
19
19
19
19
19
19
19
08
09
10
11
12
13
14
15
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
21
21
21
21
21
01
02
03
04
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
22
22
22
22
22
22
01
02
03
04
05
5
5
5
2
2
2
3
3
3
23
23
23
01
02
Uraian
2
Belanja modal pengadaan timbangan
Belanja modal pengadaan teodolite
Belanja modal pengadaan alat uji emisi
Belanja modal pengadaan alat GPS
Belanja modal pengadaan kompas/peralatan navigasi
Belanja modal pengadaan bejana ukur
Belanja modal pengadaan barometer
Belanja modal pengadaan seismograph
Belanja modal pengadaan ultrasonograph
Dst
simbachs@gmail.com
- 78 -
5
5
5
5
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
3 23
2
3 23
2
3 23
2
3 23
2
3 23
2
3 23
2
3 23
03
04
05
06
07
08
09
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
24
24
24
24
24
01
02
03
04
5
5
5
5
2
2
2
2
3
3
3
3
25
25
25
25
01
02
03
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
26
26
26
26
26
26
26
26
26
01
02
03
04
05
06
07
08
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Uraian
2
kanal permukaan
kanal bawah tanah
jaringan irigasi
jaringan air bersih/air minum
reservoir
pintu air
simbachs@gmail.com
- 79 -
5
5
5
5
5
5
5
5
Kode
Rekening
1
2
3 28
2
3 28
2
3 28
2
3 28
2
3 28
2
3 28
2
3 28
2
3 28
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Uraian
01
02
03
04
05
06
07
2
Belanja Modal Pengadaan Barang bercorak Kesenian, Kebudayaan
Belanja modal pengadaan lukisan/foto
Belanja modal pengadaan patung
Belanja modal pengadaan ukiran
Belanja modal pengadaan pahatan
Belanja modal pengadaan batu alam
Belanja modal pengadaan maket/miniatur/diorama
Dst
29
29
29
29
29
01
02
03
04
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
Keterangan :
1)
Digunakan untuk Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
serta PNS
2)
Hanya untuk Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD
3)
Belanja hibah kepada provinsi, kabupaten/kota, pemerintahan desa di luar wilayah provinsi atau
kepada provinsi/kabupaten/kota di wilayah provinsi pemberi hibah
4)
Belanja hibah provinsi, kabupaten/kota
kepada perusahaan daerah/BUMD milik provinsi,
kabupaten/kota yang bersangkutan atau milik provinsi, kabupaten/kota lainnya dan kepada BUMN
5)
Belanja bagi hasil pajak provinsi kepada provinsi/kabupaten/kota diluar wilayah provinsi atau bagi
hasil pajak kabupaten/kota kepada provinsi/kabupaten/kota dalam wilayah provinsi yang
bersangkutan
*) Coret yang tidak perlu
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Uraian
PEMBIAYAAN DAERAH
6
6
6
6
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
01
01
01
01
01
01
02
03
04
6
6
6
6
1
1
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
01
02
03
6
6
1
1
1
1
03
03
01
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
05
6
6
6
6
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
05
05
05
05
05
01
02
03
04
05
6
6
6
1
1
1
1
1
1
06
06
06
01
02
Kegiatan lanjutan
Kegiatan lanjutan ......
Dst.
6
6
6
1
1
1
2
2
2
01
01
01
simbachs@gmail.com
- 81 -
Kode
Rekening
6
1
2
01
6
6
6
6
1
1
1
1
3
3
3
3
01
01
01
02
6
6
1
1
3
3
02
02
6
6
6
1
1
1
4
4
4
01
01
01
6
6
6
1
1
1
4
4
4
6
6
6
1
1
1
Uraian
2
02
Dst.
01
01
01
02
01
02
02
02
02
01
02
4
4
4
03
03
03
01
02
04
6
6
1
1
4
4
04
04
01
02
6
6
6
6
1
1
1
1
4
4
4
4
05
05
05
05
01
02
03
6
6
6
1
1
1
5
5
5
6
6
6
6
1
1
1
1
6
6
6
6
01
01
01
01
01
02
03
6
6
1
1
6
6
02
02
01
6
6
6
1
1
1
6
6
6
03
03
03
01
02
01
02
simbachs@gmail.com
- 82 -
Kode
Rekening
Uraian
6
6
6
1
1
1
6
6
6
04
04
04
01
02
6
6
6
1
1
1
6
6
6
05
05
05
01
02
6
6
6
2
2
2
1
1
1
6
6
6
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
02
6
6
6
2
2
2
2
2
2
02
02
02
01
02
6
6
6
2
2
2
2
2
2
03
03
03
01
02
6
6
6
2
2
2
3
3
3
01
01
01
02
6
6
2
2
3
3
02
02
03
6
6
2
2
3
3
03
03
04
6
6
2
2
3
3
04
04
05
6
6
2
2
3
3
05
05
01
02
01
02
01
01
01
02
01
02
01
02
simbachs@gmail.com
- 83 -
Kode
Rekening
Uraian
01
02
01
02
08
08
01
02
3
3
3
3
09
09
09
09
01
02
03
2
2
2
2
3
3
3
3
10
10
10
10
01
02
03
6
6
2
2
4
4
01
01
01
6
6
6
2
2
2
4
4
4
02
02
02
01
02
06
6
6
2
2
3
3
06
06
07
6
6
2
2
3
3
07
07
08
6
6
2
2
3
3
6
6
6
6
2
2
2
2
6
6
6
6
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 84 LAMPIRAN A.X
FORMAT KUA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
KEBIJAKAN UMUM APBD
TAHUN ANGGARAN .
I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
II.
1.1.
1.2.
KODE
1
1
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
URUSAN WAJIB
01
Pendidikan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kesehatan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
Pekerjaan Umum
simbachs@gmail.com
- 85 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1
04
Perumahan Rakyat
Program ......
Kegiatan ......
05
Penataan Ruang
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
06
Perencanaan Pembangunan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perhubungan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Lingkungan Hidup
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
09
Pertanahan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
10
11
Pemberdayaan Perempuan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
12
13
Sosial
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
14
Tenaga Kerja
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
simbachs@gmail.com
- 86 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
15
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
16
Penanaman Modal
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
17
Kebudayaan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
18
19
20
Pemerintahan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
21
Kepegawaian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
22
23
Statisitik
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
24
Kearsipan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
25
simbachs@gmail.com
- 87 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
2
2
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kehutanan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
04
Pariwisata
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
05
06
Perdagangan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perindustrian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Transmigrasi
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
JUMLAH
III.
KERANGKA EKONOMI
SUMBER PENDANAAN
MAKRO
DAN
IMPLIKASINYA
TERHADAP
(Pada Bab II, diuraikan dan dijelaskan tentang asumsi, kondisi yang telah
terjadi dan diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan
Kebijakan Umum APBD.
Contoh asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian sasaran pada
tahun yang akan datang adalah: (1) laju inflasi, (2) pertumbuhan ekonomi
regional (3) tingkat pengangguran regional, dan (4) lain-lain asumsi yang
relevan dengan kondisi daerah setempat.
Dalam rangka implementasi asumsi dan kondisi yang menjadi dasar
pencapaian sasaran, Kebijakan Umum APBD harus mampu menjelaskan
kebijakan penganggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah. Perlu dicermati
simbachs@gmail.com
- 88 dalam uaraian dan penjelasan tersebut, bahwa kondisi yang berbeda akan
menghasilkan target/sasaran yang berbeda.
Selain daripada itu, dalam Bab ini juga diuraikan dan dijelaskan mengenai
perkiraan penerimaan untuk mendanai seluruh pengeluaran pada tahun yang
datang, baik penerimaan yang besumber dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan (DAU, Dana Bagi Hasil dan DAK) maupun penerimaan yang
berasal dari pinjaman maupun hibah.)
Proyeksi
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah
JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
Pajak Daerah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
1.1.4
1.2
Dana perimbangan
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Proyeksi
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
Belanja pegawai
2.1.2
Belanja bunga
2.1.3
Belanja subsidi
2.1.4
Belanja hibah
2.1.5
2.1.8
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja pegawai
2.2.2
2.2.3
Belanja modal
2.1.6
2.1.7
Jumlah Belanja
simbachs@gmail.com
- 89 JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
Proyeksi
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.2
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.1.1
Pengeluaran pembiayaan
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.3
IV.
PENUTUP
Demikian rancangan kebijakan umum APBD ini disusun untuk dibahas dan
disepakati sebagai dasar penyusunan dan pembahasan prioritas dan plafon
anggaran sementara.
.., tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Keterangan :
*)
coret yang tidak perlu
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 90 LAMPIRAN A.XI
FORMAT PPAS
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
TAHUN ANGGARAN ..
I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
II.
1.1.
Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun sebelumnya, tahun
berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan datang;
1.2.
III.
URAIAN
TA (n-1)
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.3
Proyeksi
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
simbachs@gmail.com
- 91 JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Proyeksi
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.7
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang
dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
simbachs@gmail.com
- 92 BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
Proyeksi
TA (n)
Rp
IV.
Menguraikan tentang prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati mencakup
capaian sasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif untuk
mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian SKPD dalam
menjabarkan program lebih lanjut ke dalam masing-masing kegiatan.
MATRIKS PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
PRIORITAS PROGRAM
DAN KEGIATAN
NO.
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
JUMLAH PLAFON
ANGGARAN
ORGANISASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
JUMLAH
V.
PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
URUSAN WAJIB
01
01
01
Dinas Pendidikan
Pendidikan
01
02
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
02
02
02
03
02
04
02
05
Kesehatan
simbachs@gmail.com
- 93 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
1
02
06
03
03
01
03
02
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Dst
Pekerjaan Umum
03
03
Dinas Pengairan
03
04
03
05
03
06
Dst
04
04
01
Dinas Permukiman
Perumahan
04
02
04
03
Dinas Pemakaman*)
04
04
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
BAPPEDA
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
07
02
Dst
08
08
01
08
02
Badan Pengendalian
Daerah
08
03
Dinas Pertamanan
08
04
Dinas Kebersihan
08
05
Dst
09
09
01
09
02
Dst
10
10
01
10
02
Dst
11
11
01
11
02
Dst
12
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Dampak
Lingkungan
Pertanahan
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga
Sejahtera
Berencana
12
01
BKKBD
12
02
Dst
dan
Keluarga
simbachs@gmail.com
- 94 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
13
13
01
Dinas Sosial
13
02
Dst
14
14
01
14
02
Dst
15
15
01
15
02
Dst
16
16
01
16
02
Dst
17
17
01
Dinas Kebudayaan
17
02
Permuseuman
17
03
Dst
18
18
01
18
02
Dst
19
19
01
19
02
19
03
19
04
Dst
20
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Sosial
Tenaga Kerja
Penanaman Modal
Kebudayaan
Kesatuan
Negeri
Bangsa
dan
Politik
Dalam
Pemerintahan Umum
20
01
DPRD
20
02
20
03
Sekretariat Daerah
20
04
Sekretariat DPRD
20
05
20
06
20
07
20
08
Kantor Penghubung
20
09
Kecamatan
20
10
Kelurahan
20
11
Dst
21
21
01
21
02
21
03
Dst
Kepegawaian
simbachs@gmail.com
- 95 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
1
22
22
01
22
02
Dst
23
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Statistik
23
01
23
02
23
03
Dst
24
24
01
24
02
Dst
25
25
01
25
02
25
03
Dst
Kearsipan
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
01
01
Dinas Pertanian
01
02
Dinas Perkebunan
01
03
Dinas Peternakan
01
04
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
04
02
Kebun Binatang
04
03
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
Dinas Perdagangan
06
02
Dinas Pasar
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
Kehutanan
Pariwisata
Perdagangan
Perindustrian
simbachs@gmail.com
- 96 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
2
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
08
02
Dst
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
JUMLAH
BELANJA
LANGSUNG
Transmigrasi
Jumlah
VI.
PENUTUP
Demikian rancangan PPAS ini disusun untuk dibahas dan disepakati sebagai dasar
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran ....
.., tanggal
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 97 LAMPIRAN A. XII
KUA
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)...........
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..................................
NOMOR : .
TANGGAL : .
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .....
:
:
:
............................................................................
Gubernur/Bupati/Walikota *).....................................
............................................................................
:
:
:
.............................................................................
Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *).....................
.............................................................................
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *)............
.............................................................................
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *)..............
.............................................................................
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota*)..................
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan APBD diperlukan Kebijakan Umum
APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya
dijadikan sebagai dasar penyusunan prioritas dan plafon anggaran sementara APBD Tahun
Anggaran .......
Berdasarkan hal tersebut di atas, sepakat terhadap target pencapaian kinerja yang terukur dari
setiap urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah
yang direncanakan akan dicapai dalam tahun anggaran . sebagai berikut :
simbachs@gmail.com
- 98 I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1.
Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun sebelumnya, tahun
berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan datang;
1.2.
II.
Memuat gambaran umum prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD
untuk menyelesaikan permasalahahan/hambatan dan tantangan utama serta menjawab
tantangan yang mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta mendukung upaya mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD.
KODE
1
1
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
URUSAN WAJIB
01
Pendidikan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kesehatan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
Pekerjaan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
04
Perumahan Rakyat
Program ......
Kegiatan ......
05
Penataan Ruang
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
06
Perencanaan Pembangunan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perhubungan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
simbachs@gmail.com
- 99 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
1
08
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Lingkungan Hidup
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
09
Pertanahan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
10
11
Pemberdayaan Perempuan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
12
13
Sosial
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
14
Tenaga Kerja
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
15
16
Penanaman Modal
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
17
Kebudayaan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
18
19
simbachs@gmail.com
KODE
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1
20
Pemerintahan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
21
Kepegawaian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
22
23
Statisitik
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
24
Kearsipan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
25
2
2
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kehutanan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
04
Pariwisata
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
05
simbachs@gmail.com
KODE
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
2
06
Perdagangan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perindustrian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Transmigrasi
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
JUMLAH
III.
Proyeksi
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah
JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
PROYEKSI
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
simbachs@gmail.com
- 102 JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
PROYEKSI
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.6
2.1.7
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3
simbachs@gmail.com
- 103 IV.
PENUTUP
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan
dan pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara APBD Tahun Anggaran
...
......., tanggal,.......
selaku,
PIHAK PERTAMA
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
..........................................
selaku,
PIHAK KEDUA
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
(nama lengkap)
KETUA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
simbachs@gmail.com
- 104 B. PPAS
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).............
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)....................................
NOMOR : .
TANGGAL : .
TENTANG
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN .....
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
............................................................................
Gubernur/Bupati/Walikota *).....................................
............................................................................
:
:
:
.............................................................................
Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *).....................
.............................................................................
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *)............
.............................................................................
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *)..............
.............................................................................
sebagai Pimpinan Dewan bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota *)..................
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan APBD diperlukan prioritas dan plafon
anggaran yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk dijadikan
sebagai dasar penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran .......
Berdasarkan hal tersebut di atas, sepakat terhadap pagu dan prioritas APBD untuk mencapai
sasaran program tahun 2006 sebagai berikut :
I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1.
simbachs@gmail.com
- 105 1.2.
II.
Memuat gambaran ringkas tentang target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap
urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah
sebagai dasar penentuan prioritas program dan plafon anggaran menurut bidang
pemerintahan.
III.
URAIAN
TA (n-1)
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
Dana perimbangan
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
PROYEKSI
TA (n)
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
Rp
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
2.1.7
2.1.8
Belanja subsidi
simbachs@gmail.com
- 106 BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
TA (n-1)
2.2
2.2.1
2.2.2
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
2.2.3
Belanja modal
PROYEKSI
TA (n)
Rp
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.3
IV.
NO.
PRIORITAS PROGRAM
DAN KEGIATAN
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
JUMLAH PLAFON
ANGGARAN
ORGANISASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
JUMLAH
simbachs@gmail.com
- 107 V.
KODE
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
URUSAN WAJIB
01
01
01
Dinas Pendidikan
Pendidikan
01
02
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
02
02
02
03
02
04
02
05
02
06
Dst
03
03
01
03
02
03
03
Dinas Pengairan
03
04
03
05
03
06
Dst
04
Kesehatan
Pekerjaan Umum
Perumahan
04
01
Dinas Permukiman
04
02
04
03
Dinas Pemakaman*)
04
04
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
BAPPEDA
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
07
02
Dst
08
08
01
08
02
08
03
08
04
Dinas Kebersihan
08
05
Dst
09
09
01
09
02
Dst
10
10
01
10
02
Dst
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Lingkungan
Pertanahan
simbachs@gmail.com
KODE
1
11
11
01
11
02
Dst
12
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Pemberdayaan Perempuan
12
01
Keluarga
Sejahtera
BKKBD
Berencana
dan
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
13
02
Dst
14
14
01
14
02
Dst
15
15
01
15
02
Dst
16
16
01
16
02
Dst
17
17
01
Dinas Kebudayaan
17
02
Permuseuman
17
03
Dst
18
18
01
18
02
Dst
19
19
01
19
02
19
03
19
04
Dst
20
20
01
DPRD
20
02
20
03
Sekretariat Daerah
20
04
Sekretariat DPRD
20
05
20
06
20
07
Keluarga
Sosial
Tenaga Kerja
Penanaman Modal
Kebudayaan
Politik
Dalam
Pemerintahan Umum
20
08
Kantor Penghubung
20
09
Kecamatan
20
10
Kelurahan
20
11
Dst
21
21
01
21
02
21
03
Dst
22
22
01
Kepegawaian
simbachs@gmail.com
KODE
1
22
02
Dst
23
23
01
23
02
23
03
Dst
24
24
01
24
02
Dst
25
25
01
25
02
25
03
Dst
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Statistik
Kearsipan
URUSAN PILIHAN
01
01
01
Dinas Pertanian
Pertanian
01
02
Dinas Perkebunan
01
03
Dinas Peternakan
01
04
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
04
02
Kebun Binatang
04
03
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
Dinas Perdagangan
06
02
Dinas Pasar
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
08
02
Dst
Kehutanan
Pariwisata
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
Jumlah
simbachs@gmail.com
- 110 VI.
PENUTUP
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran ...
selaku,
PIHAK PERTAMA
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
..........................................
selaku,
PIHAK KEDUA
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
(nama lengkap)
KETUA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
Keterangan :
*)
coret yang tidak perlu
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RKA
SKPD 1
RKA
SKPD 2.1
RKA
SKPD 55
RKA
RKASKPD
SKPD 5
RKA
SKPD 2.2.1
RKA
SKPD 2.2
RKA
SKPD
RKA
SKPD 3.1
RKA
SKPD 3.2
PERWIRA
simbachs@gmail.com
FORMAT RKA-SKPD
LOGO
DAERAH
Provinsi/Kabupaten/Kota *)
: x.xx
ORGANISASI
: x.xx.xx .
Pengguna Anggaran
a. Nama
b. NIP
c. Jabatan
Kode
*)
Nama Formulir
RKA - SKPD
RKA - SKPD 1
Rincian Anggaran
Perangkat Daerah
Belanja
Tidak
Langsung
Satuan
Kerja
menurut
simbachs@gmail.com
- 113 A.
FORMULIR RKA-SKPD
Halaman ..
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
RKA - SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan
: x. xx.
Organisasi
: x. xx. xx. .
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
(Rp)
Surplus/ (Defisit)
Pembiayaan neto
..,tanggal..
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5.
6.
7.
Kolom 3 diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis pendapatan, menurut jenis
belanja. Jumlah dimaksud merupakan penjumlahan dari jumlah yang tercantum dari
formulir RKA - SKPD 1, formulir RKA - SKPD 2.1, seluruh formulir RKA - SKPD 2.2.1.
8.
Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih besar dari jumlah
anggaran belanja.
9.
Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah
anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
10.
Khusus formulir RKA - SKPD sekretariat daerah atau satuan kerja pengelola keuangan
daerah sebagaimana diterangkan di atas, pada kolom 3 diisi dengan jumlah menurut
kelompok, menurut jenis penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
simbachs@gmail.com
- 115 Selanjutnya pada kolom 2 diisi dengan uraian pembiayaan neto untuk menerangkan selisih
antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan yang
tercantum dalam kolom 3.
Pencantuman mengenai ringkasan pembiayaan pada formulir RKA - SKPD pada prinsipnya
sama dengan yang diuraikan dalam formulir RKA - SKPD 3.1 dan formulir RKA - SKPD 3.2
11.
Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir RKA - SKPD, dengan
mencantumkan nama jabatan Kepala SKPD.
12.
Formulir RKA - SKPD ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
13.
14.
Apabila formulir RKA - SKPD lebih dari satu halaman, maka pada halamanhalaman
berikutnya
cukup diisi mulai dari ringkasan anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan satuan kerja perangkat daerah serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun,
nama jabatan, tandatangan Kepala SKPD ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap
halaman diberi nomor urut halaman.
simbachs@gmail.com
- 116 B.
FORMULIR RKA-SKPD 1
Halaman
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
RKA - SKPD 1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan
: x. xx.
Organisasi
: x. xx. xx.
Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Kode
Rekening
Uraian
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Rincian Penghitungan
Tarif/
volume
satuan
Harga
3
4
5
Jumlah
(Rp)
6 = (3 x 5)
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah
..,tanggal..
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keterangan
:
Tanggal Pembahasan
:
Catatan Hasil Pembahasan :
1.
2.
dst
No
Nama
Tandatangan
1
2
dst
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 118 C.
Formulir
RKA
SKPD 2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan : x. xx.
.
Organisasi
: x. xx. xx. .
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Tahun n
Kode
Rekening
Uraian
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
volume
satuan
Harga
satuan
Jumlah
(Rp)
6=(3x5)
Tahun
n+1
7
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah
..,tanggal..
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keterangan
Tanggal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan
1.
2.
Dst
:
:
:
Nama
NIP
Jabatan
Tandatangan
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 120 D.
Formulir
RKA - SKPD 2.2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan
: x. xx.
Organisasi
: x. xx. xx.
Program
.
.
Kegiatan
Lokasi kegiatan
: .
: Rp .................. (.................................................................................)
Jumlah Tahun n
: Rp .................. (.................................................................................)
: Rp .................. (.................................................................................)
Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator
Target Kinerja
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan :
Rincian Anggaran Belanja Langsung
menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rekening
Rincian Penghitungan
Uraian
1
x x x xx xx
volume
satuan
Jumlah
(Rp)
Harga
satuan
5
6=(3 x 5)
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah
..,tanggal..
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keterangan
Tanggal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan
1.
2.
Dst
No
1
2
dst
Nama
:
:
:
Tandatangan
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah.
5.
Baris kolom program diisi dengan nomor kode program dan nama program dari kegiatan yang
berkenaan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja perangkat daerah
untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk memperoleh alokasi anggaran.
6.
Baris kolom kegiatan diisi dengan nomor kode kegiatan dan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan merupakan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan
untuk memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia.
7.
Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan, kecamatan.
8.
Baris kolom Jumlah Tahun n-1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan untuk 1
(satu) tahun sebelumnya.
9.
Baris kolom Jumlah Tahun n diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan pada tahun
yang direncanakan.
10.
Baris kolom Jumlah Tahun n+1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja kegiatan berkenaan untuk
tahun berikutnya.
11.
Kegiatan
Tolok ukur untuk capaian program: ibu-ibu rumah tangga yang bergerak di bidang usaha jahit
menjahit
Tolok ukur untuk keluaran: terlatihnya ibu-ibu rumah tangga mendayagunakan peralatan
menjahit secara optimal
Tolok ukur untuk hasil: meningkatnya kemampuan menjahit ibu-ibu rumah tangga yang dilatih.
Target kinerja untuk hasil: 450 orang dari 5000 orang (9% dari target capaian program)
Contoh 2.
Program
Kegiatan
Tolok ukur untuk capaian program: kualitas pendidikan bagi seluruh anak usia pendidikan SMP
Target kinerja untuk capaian program: 1000 anak didik usia SMP
Tolok ukur untuk keluaran: tersedianya ruang belajar bagi peserta didik SMP
simbachs@gmail.com
- 122 -
12.
Tolok ukur untuk hasil: tersedianya ruang belajar yang dapat menampung peserta didik SMP
Target kinerja dari tolok ukur hasil: 5 gedung untuk 600 peserta didik atau 60% dari target
capaian program
Kelompok sasaran kegiatan diisi dengan penjelasan terhadap karakteristik kelompok sasaran
seperti status ekonomi dan gender.
Contoh 1 : ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai potensi menjahit yang perlu dikembangkan
namun disisi lain kemampuan ekonomi terbatas.
Contoh 2 : peserta didik usia SMP yang belum tertampung di sekolah SMP
13.
Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok, jenis, objek, rincian objek
belanja Langsung .
14.
Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja
Langsung.
15.
Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang.
16.
Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang direncananakan seperti
unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
17.
Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku bunga,
nilai kurs.
18.
Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah satuan dengan jumlah volume dan
harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek
belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijumlahkan
menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis belanja
kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja
merupakan jumlah kelompok belanja Langsung yang dituangkan dalam formulir RKA SKPD 2.2.
19.
Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja Langsung yang
tercantum dalam kolom 7.
20.
21.
Apabila Formulir RKA - SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman, maka pada halamanhalaman
berikutnya cukup diisi mulai dari rincian belanja Langsung program perkegiatan satuan kerja
perangkat daerah dan setiap halaman diberi nomor urut halaman.
22.
23.
Formulir RKA - SKPD 2.2.1 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan
lengkap dan NIP yang bersangkutan.
24.
Keterangan diisi dengan tanggal pembahasan formulir RKA - SKPD 2.2.1 oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah. Apabila terdapat catatan dari hasil pembahasan oleh tim anggaran pemerintah
daerah untuk mendapatkan perhatian Kepala SKPD dicantumkan dalam baris catatan hasil
pembahasan.
25.
Seluruh anggota tim anggaran pemeintah daerah menandatangani formulir RKA - SKPD 2.2.1 yang
telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan.
26.
Apabila formulir RKA - SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman maka tanggal, bulan dan tahun
pembuatan, kolom tanda tangan dan nama lengkap Kepala SKPD, serta keterangan, tanggal
pembahasan, catatan hasil pembahasan, nama, NIP, Jabatan dan tanda tangan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah ditempatkan pada halaman terakhir.
nama
Selanjutnya setiap lembar RKA - SKPD 2.2.1 yang telah dibahas diparaf oleh setiap anggota Tim
Anggaran Pemerintah Daerah.
27.
Formulir RKA - SKPD 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA - SKPD dan RKA SKPD 2.2.
simbachs@gmail.com
- 123 E.
Formulir
RKA - SKPD 2.2
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan : x. xx.
Organisasi
..
Kode
Jumlah
Program
Kegiatan
xx
Uraian
xx
xx
xx
Program .
Kegiatan .
Kegiatan .
dst .
xx
xx
xx
Program .
Kegiatan .
Kegiatan .
dst .
xx
xx
Program .
Kegiatan .
Kegiatan .
xx
dst .
dst .
xx
xx
xx
Lokasi
Target Kinerja
Kegiatan (Kuantitatif)
Tahun n
Belanja Barang
Modal
Pegawai & Jasa
6
Jumlah
Tahun
n+1
9=6+7+8
10
Jumlah
..,tanggal..
Kepala SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah.
5.
6.
7.
Untuk nomor kode program dan kegiatan tersebut pada angka 5 dan 6 tersebut di atas
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
8.
Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang selanjutnya diikuti dengan
penjabaran uraian kegiatan untuk mendukung terlaksananya program dimaksud.
6.
Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat setiap kegiatan
dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan atau
kecamatan.
7.
Kolom 6 (Jumlah Tahun n belanja pegawai) diisi dengan jumlah belanja pegawai per
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah
belanja pegawai per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja
pegawai per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah
belanja pegawai setiap kegiatan merupakan jumlah belanja pegawai untuk mendukung
pelaksanaan masing-masing kegiatan.
8.
Kolom 7 (Jumlah Tahun n barang & jasa ) diisi dengan jumlah belanja barang dan jasa
per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan.
Jumlah belanja barang dan jasa per program merupakan penjumlahan dari seluruh
jumlah belanja barang dan jasa per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud,
sedangkan untuk jumlah belanja barang dan jasa setiap kegiatan merupakan jumlah
belanja barang dan jasa untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
9.
Kolom 8 (Jumlah Tahun n modal) diisi dengan jumlah belanja modal per program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah belanja modal
per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja modal per kegiatan
yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja modal setiap
kegiatan merupakan jumlah belanja modal untuk mendukung pelaksanaan masing-masing
kegiatan.
10.
Kolom 9 (Jumlah Tahun n) diisi dengan jumlah menurut program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun yang direncanakan. Jumlah program merupakan penjumlahan
dari seluruh jumlah kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk
jumlah setiap kegiatan merupakan penjumlahan dari seluruh jenis belanja untuk
mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
11.
Kolom 10 (jumlah Tahun n+1) diisi dengan jumlah menurut program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan 1 tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan. Kolom ini diisi
apabila program dan kegiatan tersebut diselesaikan lebih dari satu tahun. Dalam hal
program dan kegiatan tersebut dalam tahun yang direncanakan merupakan tahun terakhir
maka kolom 10 tidak perlu diisi.
12.
Baris jumlah pada kolom 6,7,8,9 dan kolom 10 diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah program yang tercantum dalam kolom 6,7,8,9 dan kolom 10.
13.
Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir RKA - SKPD 2.2,
dengan mencantumkan nama jabatan Kepala SKPD.
simbachs@gmail.com
- 125 14.
Formulir RKA - SKPD 2.2 ditandatangani oleh Kepala SKPD dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
15.
16.
Apabila formulir RKA - SKPD 2.2 lebih dari satu halaman, maka pada halamanhalaman
berikutnya cukup diisi mulai dari rekapitulasi anggaran belanja Langsung berdasarkan
program dan kegiatan serta pengisian nama ibukota, bulan, tahun, nama jabatan,
tandatangan Kepala SKPD ditempatkan pada halaman terakhir dan setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
simbachs@gmail.com
- 126 F.
Formulir
RKA - SKPD 3.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan : x. xx.
Organisasi
: x. xx. xx. .
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Kode
Rekening
1
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
Jumlah
(Rp)
3
Uraian
2
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah Penerimaan
..,tanggal..
Kepala SKPKD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keterangan
Tanggal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan
1.
2.
Dst
No
1
2
dst
Nama
:
:
:
Tandatangan
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 128 G.
Formulir
RKA - SKPD
3.2
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan : x. xx.
Organisasi
: x. xx. xx. .
Rincian Pengeluaran Pembiayaan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Kode
Rekening
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
x x xx
Jumlah
(Rp)
Uraian
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah Pengeluaran
..,tanggal..
Kepala SKPKD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Keterangan
Tanggal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan
1.
2.
Dst
No
:
:
:
Tandatangan
1
2
dst
simbachs@gmail.com
Formulir RKA - SKPD 3.2 merupakan input data untuk menyusun formulir RKA - SKPD.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 130 LAMPIRAN A. XV
FORMAT
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD
BESERTA LAMPIRAN
A.
Menimbang :
Mengingat
a.
b.
c.
1.
simbachs@gmail.com
- 131 2.
3.
4.
5.
Tahun
1999
tentang
Undang-undang
Nomor
28
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
6.
7.
8.
9.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran............. sebagai berikut:
1.
Pendapatan Daerah
Rp.........
2.
Belanja Daerah
Rp.........
Surplus/(Defisit)
3.
(-)
Rp.
Pembiayaan Daerah:
simbachs@gmail.com
- 134 a.
Penerimaan
Rp.........
b.
Pengeluaran
Rp.........
(-)
Pembiayaan Netto
Rp.
(-)
Rp.
Pasal 2
(1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp
b. Dana perimbangan sejumlah Rp
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah sejumlah Rp
(2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis pendapatan:
a. Pajak daerah sejumlah Rp
b. Retribusi daerah sejumlah Rp
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sejumlah Rp
(3) Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
jenis pendapatan:
a. Dana bagi hasil sejumlah Rp
b. Dana alokasi umum sejumlah Rp
c. Dana alokasi khusus sejumlah Rp
(4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah sejumlah Rp
b. Dana darurat sejumlah Rp
c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah Rp
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sejumlah Rp
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
sejumlah Rp
Pasal 3
(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp
b. Belanja Langsung sejumlah Rp
(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp
b. Belanja bunga sejumlah Rp
c. Belanja subsidi sejumlah Rp
d. Belanja hibah sejumlah Rp
e. Belanja bantuan sosial sejumlah Rp
f. Belanja bagi hasil sejumlah Rp
g. Belanja bantuan keuangan sejumlah Rp
h. Belanja tidak terduga sejumlah Rp
(3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp
simbachs@gmail.com
Lampiran I
Ringkasan APBD;
2.
Lampiran II
3.
Lampiran III
4.
Lampiran IV
5.
Lampiran V
6.
Lampiran VI
7.
Lampiran VII
8.
9.
Lampiran IX
10. Lampiran X
11. Lampiran XI
simbachs@gmail.com
Diundangkan di .
pada tanggal ...........
SEKRETARIS DAERAH .... (Nama Provinsi/Kabupaten/Kota),
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP .
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN NOMOR
Keterangan :
*)
coret yang tidak perlu
**)
Dalam hal rancangan Peraturan Daerah tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati atau
Walikota paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan tersebut disetujui
bersama.
simbachs@gmail.com
- 137 B.
RINGKASAN APBD
LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..
RINGKASAN APBD
TAHUN ANGGARAN
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.7
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 138 Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3
Keterangan :
*)
coret yang tidak perlu
.........,tanggal.
Gubernur/Bupati/Walikota*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 139 C.
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN
Belanja
Kode
Pendapatan
Tidak
Langsung
Langsung
Jumlah
Belanja
URUSAN WAJIB
1
1
1
1
01
01
01
01
01
02
03
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan Daerah
Dst
1
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah
Rumah Sakit Jiwa
Rumah Sakit Paru-paru
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Dst
1
1
1
1
1
1
1
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
06
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Bina Marga
Dinas Pengairan
Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota
Dinas Cipta Karya
Dst
1
1
1
1
1
04
04
04
04
04
01
02
03
04
Perumahan
Dinas Permukiman
Dinas Pemadam Kebakaran
Dinas Pemakaman
Dst
1
1
1
05
05
05
01
02
Penataan Ruang
Dinas Tata Ruang
Dst
1
1
1
06
06
06
01
02
Perencanaan Pembangunan
BAPPEDA
Dst
1
1
1
07
07
07
01
02
Perhubungan
Dinas Perhubungan
Dst
1
1
1
1
1
1
08
08
08
08
08
08
01
02
03
04
05
Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
Dinas Pertamanan
Dinas Kebersihan
Dst
simbachs@gmail.com
- 140 Belanja
Kode
Pendapatan
Tidak
Langsung
Langsung
Jumlah
Belanja
1
1
1
09
09
09
01
02
Pertanahan
Badan Pertanahan Daerah
Dst
1
1
1
10
10
10
01
02
1
1
1
11
11
11
01
02
Pemberdayaan Perempuan
Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dst
1
1
1
12
12
12
01
02
1
1
1
13
13
13
01
02
Sosial
Dinas Sosial
Dst
1
1
1
14
14
14
01
02
Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja
Dst
1
1
1
15
15
15
01
02
1
1
1
16
16
16
01
02
Penanaman Modal
Badan Penanaman Modal Daerah
Dst
1
1
1
1
17
17
17
17
01
02
03
Kebudayaan
Dinas Kebudayaan
Permuseuman
Dst
1
1
1
18
18
18
01
02
1
1
1
1
1
19
19
19
19
19
01
02
03
04
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
Pemerintahan Umum
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Badan Pengelola Keuangan Daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan
Badan Pengawasan Daerah
Kantor Penghubung
Kecamatan
Kelurahan
Dst
1
1
1
21
21
21
01
02
Kepegawaian
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Badan Kepegawaian Daerah
simbachs@gmail.com
- 141 Belanja
Kode
Pendapatan
Tidak
Langsung
Langsung
Jumlah
Belanja
1
21
03
Dst
1
1
1
22
22
22
01
02
1
1
1
1
23
23
23
23
01
02
03
Statistik
Badan Statistik Daerah
Kantor Statistik Daerah
Dst
1
1
1
24
24
24
01
02
Kearsipan
Kantor Arsip Daerah
Dst
1
1
1
1
25
25
25
25
01
02
03
URUSAN PILIHAN
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
Pertanian
Dinas Pertanian
Dinas Perkebunan
Dinas Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan
Dst
2
2
2
02
02
02
01
02
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Dst
2
2
2
03
03
03
01
02
2
2
2
2
04
04
04
04
01
02
03
Pariwisata
Dinas Pariwisata
Kebun Binatang
Dst
2
2
2
05
05
05
01
02
2
2
2
2
06
06
06
06
01
02
03
Perdagangan
Dinas Perdagangan
Dinas Pasar
Dst
2
2
2
07
07
07
01
02
Perindustrian
Dinas Perindustrian
Dst
2
2
2
08
08
08
01
02
Transmigrasi
Dinas Transmigrasi
Dst
Jumlah
SURPLUS/(DEFISIT)
simbachs@gmail.com
- 142 PEMBIAYAAN
Kode
1
20
03
PENERIMAAN
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
NETTO
5=3-4
SILPA TAB
6
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah/ B P K D
.........,tanggal.
Gubernur/Bupati/Walikota*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 143 D.
DAERAH,
LAMPIRAN III
ORGANISASI,
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .
RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
TAHUN ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
: x.xx.
..
: x. xx. xx. ..
KODE REKENING
URAIAN
JUMLAH
DASAR HUKUM
x.xx xx
00
00
PENDAPATAN DAERAH
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
xx
xx
xx
xx
xx
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
2
3
4
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
xx
xx
xx
xx
00
00
00
00
00
00
00
00
4
4
4
4
2
2
2
2
1
2
3
Dana perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
4
5
6
x.xx xx
00
00
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
5
5
5
5
5
5
5
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Pegawai
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Bantuan Keuangan
Tidak Terduga
Belanja Langsung
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
5
5
5
2
2
2
1
2
3
5
5
2
2
1
2
Program ..
Kegiatan ..
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
Kegiatan ..
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
simbachs@gmail.com
- 144 -
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
KODE REKENING
URAIAN
JUMLAH
DASAR HUKUM
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
5
5
5
2
2
2
1
2
3
x.xx xx
x.xx xx
x.xx xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
5
5
2
2
1
2
Program ..
Kegiatan ..
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
Kegiatan ..
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
dst
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
x.xx xx
00
00
x.xx xx
00
00
01
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
6
6
6
6
6
6
01
01
01
01
01
01
xx
xx
xx
xx
xx
xx
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan pembiayaan
1
2
3
4
5
6
x.xx xx
00
00
02
x.xx
x.xx
x.xx
x.xx
00
00
00
00
00
00
00
00
6
6
6
6
02
02
02
02
xx
xx
xx
xx
Pengeluaran pembiayaan
1
2
3
4
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
.........,tanggal.
Gubernur/Bupati/Walikota*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 145 E.
URUSAN
PEMERINTAHAN
LAMPIRAN IV
DAERAH,
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..
REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI
PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN
Jenis Belanja
Kode
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
URUSAN WAJIB
01
01
Pendidikan
01
Dinas Pendidikan
01
01
xx
01
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
01
02
01
02
xx
01
02
xx
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
Program
xx
Kegiatan ..
Kesehatan
02
01
xx
02
01
xx
02
02
02
02
xx
02
02
xx
02
03
02
03
xx
02
03
xx
02
04
Program
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Umum Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Jiwa
Program
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Paru-paru
02
04
xx
02
04
xx
Program
02
05
02
05
xx
02
05
xx
02
06
Dst
03
03
01
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Program
xx
Kegiatan ..
Pekerjaan Umum
03
01
xx
03
01
xx
03
02
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Bina Marga
simbachs@gmail.com
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
03
1
02
xx
03
02
xx
03
03
03
03
xx
03
03
xx
03
04
03
04
xx
03
04
xx
03
05
03
05
xx
03
05
xx
03
06
Dst
04
04
01
Dinas Permukiman
04
01
xx
04
01
xx
04
02
Jumlah
6 = 3+4+5
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pengairan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Cipta Karya
Program
xx
Kegiatan ..
Perumahan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pemadam Kebakaran*)
04
02
xx
04
02
xx
04
03
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pemakaman*)
04
03
xx
04
03
xx
Program
04
04
Dst
05
05
01
xx
Kegiatan ..
Penataan Ruang
05
01
xx
05
01
xx
05
02
06
06
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Perencanaan Pembangunan
01
BAPPEDA
06
01
xx
06
01
xx
Program
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
xx
Kegiatan ..
Perhubungan
07
01
xx
07
01
xx
Program
07
02
Dst
08
08
01
xx
Kegiatan ..
Lingkungan Hidup
08
01
xx
08
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
1
1
08
Badan Pengendalian
Daerah
Program
02
Dampak
08
02
xx
08
02
xx
08
03
08
03
xx
08
03
xx
08
04
08
04
xx
08
04
xx
08
05
Dst
09
09
01
xx
Jumlah
6 = 3+4+5
Lingkungan
Kegiatan ..
Dinas Pertamanan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Kebersihan
Program
xx
Kegiatan ..
Pertanahan
09
01
xx
09
01
xx
Program
09
02
Dst
10
10
01
xx
Kegiatan ..
10
01
xx
10
01
xx
Program
10
02
Dst
11
11
01
xx
Kegiatan ..
Pemberdayaan Perempuan
11
01
xx
11
01
xx
Program
11
02
Dst
12
12
01
Keluarga
Berencana
dan
Keluarga
Sejahtera
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah
xx
Kegiatan ..
12
01
xx
12
01
xx
Program
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
xx
Kegiatan ..
Sosial
13
01
xx
13
01
xx
Program
13
02
Dst
14
14
01
xx
Kegiatan ..
Tenaga Kerja
14
01
xx
14
01
xx
Program
14
02
Dst
15
15
01
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
15
1
01
xx
15
01
xx
15
02
16
16
01
16
01
xx
16
01
xx
16
02
17
17
01
17
01
xx
17
01
xx
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Penanaman Modal
Badan Penanaman Modal Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Kebudayaan
Dinas Kebudayaan
Program
xx
Kegiatan ..
17
02
17
02
xx
Permuseuman
17
02
xx
17
03
Dst
18
18
01
Program
xx
Kegiatan ..
18
01
xx
18
01
xx
Program
18
02
Dst
19
19
01
19
01
xx
19
01
xx
19
02
xx
Kegiatan ..
Politik
Dalam
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Ketentraman dan Ketertiban
19
02
xx
19
02
xx
19
03
19
03
xx
19
03
xx
19
04
20
20
03
20
03
xx
20
03
xx
20
04
20
04
xx
20
04
xx
20
05
20
05
xx
20
05
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Sekretariat DPRD
Program
xx
Kegiatan ..
Badan Pengelola Keuangan Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
Kode
20
1
06
2
Badan Penelitian dan Pengembangan
20
06
xx
20
06
xx
20
07
20
07
xx
20
07
xx
20
08
20
08
xx
20
08
xx
20
09
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
Program
xx
Kegiatan ..
Badan Pengawasan Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Kantor Penghubung
Program
xx
Kegiatan ..
Kecamatan
20
09
xx
20
09
xx
Program
20
10
20
10
xx
20
10
xx
20
11
Dst
21
21
01
xx
Kegiatan ..
Kelurahan
Program
xx
Kegiatan ..
Kepegawaian
21
01
xx
21
01
xx
21
02
21
02
xx
21
02
xx
21
03
22
22
01
22
01
xx
22
01
xx
22
02
23
Program
xx
Kegiatan ..
Badan Kepegawaian Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Statistik
23
01
23
01
xx
23
01
xx
23
03
24
24
01
24
01
xx
24
01
xx
24
02
25
25
01
25
01
xx
25
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Kearsipan
Kantor Arsip Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Komunikasi dan Informatika
Dinas Informasi dan Komunikasi
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
25
02
25
02
xx
25
02
xx
25
03
Jumlah
6 = 3+4+5
Kegiatan ..
Dst
URUSAN PILIHAN
01
01
Pertanian
01
Dinas Pertanian
01
01
xx
01
01
xx
Program
01
02
01
02
xx
01
02
xx
01
03
01
03
xx
01
03
xx
01
04
01
04
xx
01
04
xx
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
xx
Kegiatan ..
Dinas Perkebunan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Peternakan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Ketahanan Pangan
Program
xx
Kegiatan ..
Kehutanan
02
01
xx
02
01
xx
Program
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
xx
Kegiatan ..
03
01
xx
03
01
xx
Program
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
xx
Kegiatan ..
Pariwisata
04
01
xx
04
01
xx
04
02
Program
xx
Kegiatan ..
Kebun Binatang
04
02
xx
04
02
xx
Program
04
03
Dst
05
05
01
xx
Kegiatan ..
05
01
xx
05
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
05
06
06
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
1
02
Dst
01
Dinas Perdagangan
Jumlah
6 = 3+4+5
Perdagangan
06
01
xx
06
01
xx
Program
06
02
06
02
xx
06
02
xx
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
xx
Kegiatan ..
Dinas Pasar
Program
xx
Kegiatan ..
Perindustrian
07
01
xx
07
01
xx
Program
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
xx
Kegiatan ..
Transmigrasi
08
01
xx
08
01
xx
08
02
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Jumlah
*)
Untuk Kabupaten/Kota
**)
coret yang tidak perlu
........., tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA**).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 152 F.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..
REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN
KODE
URAIAN
01
JUMLAH
6=3+4+5
Pelayanan umum
01
06
Perencanaan Pembangunan
01
20
Pemerintahan Umum
01
21
Kepegawaian
01
23
Statistik
01
24
Kearsipan
01
25
02
Pertahanan
03
03
JENIS BELANJA
BARANG
MODAL
PEGAWAI
DAN JASA
3
4
5
19
04
04
07
Perhubungan
04
14
04
15
04
16
Penanaman Modal
04
22
04
01
Pertanian
04
02
Kehutanan
04
03
04
05
04
06
Perdagangan
04
07
Perindustrian
04
08
Transmigrasi
05
Lingkungan hidup
05
05
Penataan Ruang
05
08
Lingkungan Hidup
05
09
Pertanahan
simbachs@gmail.com
- 153 KODE
URAIAN
06
JUMLAH
6=3+4+5
06
03
Pekerjaan Umum
06
04
Perumahan
07
Kesehatan
07
02
Kesehatan
07
12
Keluarga Berencana
08
08
17
Kebudayaan
08
04
Pariwisata
09
Agama
10
Pendidikan
10
01
Pendidikan
10
18
11
*)
JENIS BELANJA
BARANG
PEGAWAI
MODAL
DAN JASA
3
4
5
Perlindungan sosial
11
10
11
11
Pemberdayaan Perempuan
10
12
Keluarga Sejahtera
10
13
Sosial
simbachs@gmail.com
- 154 G.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
TAHUN ANGGARAN .
ESELON
NON ESELON
GOLONGAN/RUANG
I
II
III IV
TENAGA
FUNGSIONAL
JUMLAH
STAF
Golongan IV/e
Golongan IV/d
Golongan IV/c
Golongan IV/b
Golongan IV/a
JUMLAH GOLONGAN IV
Golongan III/d
Golongan III/c
Golongan III/b
Golongan III/a
JUMLAH GOLONGAN III
Golongan II/d
Golongan II/c
Golongan II/b
Golongan II/a
JUMLAH GOLONGAN II
Golongan I/d
Golongan I/c
Golongan I/b
Golongan I/a
JUMLAH GOLONGAN I
TOTAL
*)
simbachs@gmail.com
H.
LAMPIRAN VII
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR PIUTANG DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
No.
Uraian rincian
piutang
Tahun pengakuan
piutang
Jumlah piutang
sampai dengan
tahun n-2
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
Perkiraan
saldo
akhir tahun
tahun n-1
7 = 4+5-6
Jumlah
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
.........,tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
I.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
No.
Tahun
Penyertaan
Modal
Nama
Badan/Lembaga
/ Pihak Ketiga
Dasar hukum
penyertaan
modal
(investasi)
daerah
Bentuk
penyertaan
modal
(investasi)
daerah
Jumlah
penyertaan
modal
(investasi)
daerah
Jumlah modal
yang telah
disertakan
sampai tahun
anggaran lalu
Jumlah modal
Jumlah Sisa
Jumlah modal
Hasil
(investasi)
Modal
yang telah
Sisa modal yang
penyertaan
yang akan
(Investasi) yang
Penyertaan
disertakan
modal
belum
diterima
modal tahun ini
disertakan
sampai dengan
(investasi)
disertakan
kembali tahun sampai dengan
tahun ini
daerah tahun ini
ini
tahun ini
8
9=7+8
10=6-9
11
12
13=9-12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst
JUMLAH
Keterangan :
*) coret yang tidak perlu
.........,tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*).....
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 159 J.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
(Dalam rupiah)
No.
1
1
2
3
4
dst
*)
Saldo
pada akhir
tahun n-2
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
Perkiraan
saldo
pada akhir
tahun n-1
6 = 3+4-5
Jumlah
.........,tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)...
(tanda tangan)
(nama lengkap)
CARA PENGISIAN:
Judul
Diisi nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran.
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut jenis aset tetap daerah.
Kolom 2 Diisi dengan seluruh jenis asset daerah.
Kolom 3 Diisi dengan saldo asset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun sebelum tahun anggaran
yang direncanakan.
Kolom 4 Diisi dengan perkiraan aset tetap yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 5 Diisi dengan perkiraan aset tetap yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum
tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 6 Diisi dengan perkiraan saldo aset tetap daerah pada akhir tahun pada 1 (satu) tahun sebelum
tahun anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan kolom 3 dan kolom 4 untuk
selanjutnya dikurangi kolom 5.
Jumlah Diisi dengan jumlah seluruh saldo aset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun terakhir,
perkiraan seluruh jumlah aset tetap daerah yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas
jumlah aset tetap daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan dan perkiraan jumlah saldo aset tetap daerah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
simbachs@gmail.com
- 160 K.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET LAIN-LAIN
TAHUN ANGGARAN.
(Dalam rupiah)
No.
Saldo
pada akhir
tahun n-2
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
Perkiraan
saldo
pada akhir
tahun n-1
6 = 3+4-5
1.
2.
3.
4.
dst
Jumlah
*)
CARA PENGISIAN:
Judul
Diisi nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran.
Kolom 1
Diisi dengan nomor urut jenis aset lainnya daerah.
Kolom 2
Diisi dengan seluruh jenis aset daerah.
Kolom 3
Diisi dengan Saldo pada akhir tahun n-2
Kolom 4
Diisi dengan perkiraan aset lainnya yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 5
Diisi dengan perkiraan aset lainnya yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 6
Diisi dengan perkiraan saldo aset lainnya daerah pada akhir tahun pada 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan kolom 3 dan kolom
4 untuk selanjutnya dikurangi kolom 5.
Jumlah
Diisi dengan jumlah seluruh saldo aset lainnya daerah sampai dengan 2 (dua) tahun
terakhir, perkiraan seluruh jumlah aset lainnya daerah yang akan bertambah sampai
dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, perkiraan seluruh
pengurangan atas jumlah aset lainnya daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun
anggaran yang direncanakan dan perkiraan jumlah saldo aset lainnya daerah sampai
dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
simbachs@gmail.com
L.
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN
INI
1.
TAHUN PERTAMA
LAMPIRAN XI
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN n
Jumlah Anggaran
TAHUN n-1
No.
Kode
Judul kegiatan
APBD
TA n-1
PERUBAHAN
APBD
TA n-1
PERUBAHAN APBD
1.
2.
3.
4.
5.
dst.
Jumlah
*)
, tanggal ..,..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)
(tanda tangan)
( nama lengkap)
simbachs@gmail.com
2.
TAHUN KEDUA
LAMPIRAN XI
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
No.
Kode Kegiatan
Judul kegiatan
PERUBAHAN
APBD
TA n-2
Jumlah Realisasi
sampai dengan akhir
TA n-2
(Rp)
Jumlah Anggaran
TAHUN n-1
APBD INDUK
TA n-1
PERUBAHAN
APBD
TA n-1
Jumlah Realisasi
sampai dengan
akhir TA n-1
(Rp)
PERUBAHAN
10
11
1.
2.
3.
dst.
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
M.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR DANA CADANGAN
TAHUN ANGGARAN.
No.
Tujuan pembentukan
dana cadangan
Dasar hukum
pembentukan
dana cadangan
Jumlah dana
cadangan yang
direncanakan
(Rp)
Saldo Awal
(Rp)
Transfer dari
kas daerah
(Rp)
Transfer ke kas
daerah
(Rp)
Saldo akhir
(Rp)
1
2
3
4
dst
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
N.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)...
DAFTAR PINJAMAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
No
Sumber pinjaman
daerah
Dasar Hukum
Pinjaman/
Obligasi
Tangggal/ Tahun
Perjanjian
Pinjaman/
Obligasi
Jumlah
Pinjaman/Nilai
Nominal Obligasi
(Rp)
Jangka waktu
pinjaman
(tahun)
Persentase
bunga
pinjaman
%
Tujuan
penggunaan
pinjaman
Jumlah pembayaran
tahun ini
(Rp)
Jumlah
sisa pembayaran
(Rp)
Pokok
Pinjaman
Daerah
Bunga
Pokok
Pinjaman
Daerah
Bunga
10
11
12
1
2
3
4
dst
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Menimbang
Mengingat
simbachs@gmail.com
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
simbachs@gmail.com
- 169 19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Menetapkan
Pendapatan :
a.
Rp. .......................
b.
Dana Perimbangan
Rp. .......................
c.
Rp. .......................
Jumlah Pendapatan
Rp. .......................
simbachs@gmail.com
- 170 2.
Belanja :
a.
Belanja Pegawai
Rp. .......................
2)
Belanja Bunga
Rp. .......................
3)
Belanja Subsidi
Rp. .......................
4)
Belanja Hibah
Rp. .......................
5)
Rp. .......................
6)
Rp. .......................
7)
Rp. .......................
8)
Rp. .......................
Rp. .......................
b.
Belanja Langsung
1)
Belanja Pegawai
Rp. .......................
2)
Rp. .......................
3)
Belanja Modal
Rp. .......................
Rp. .......................
3.
Jumlah Belanja
Rp. .......................
Surplus/(Defisit)
Rp. .......................
Pembiayaan :
a.
Penerimaan
Rp. .......................
b.
Pengeluaran
Rp. .......................
Jumlah Pembiayaan Neto
Rp. .......................
Rp. .......................
Pasal 2
Ringkasan Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran
I Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini.
Pasal 3
Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dirinci lebih lanjut dalam Lampiran II
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini.
Pasal 4
Lampiran sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 dan Pasal 3 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota.
Pasal 5
Pelaksanaan penjabaran APBD yang ditetapkan dalam peraturan ini dituangkan lebih lanjut
dalam dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal 6
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota. ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
simbachs@gmail.com
- 171 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Gubernur/Bupati/Walikota ini dalam Berita Daerah.
pengundangan
Peraturan
Ditetapkan di
pada tanggal ....
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*).
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota*)......................
Nomor ................... Tanggal ..................
SEKRETARIS DAERAH,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP .
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) TAHUN NOMOR
*)
simbachs@gmail.com
- 172 B.
LAMPIRAN I
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)..
RINGKASAN PENJABARAN APBD
TAHUN ANGGARAN
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.7
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 173 Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan netto
3.3
*)
..,tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
C.
PENJABARAN APBD
LAMPIRAN II
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)...
PENJABARAN APBD
TAHUN ANGGARAN ..
Urusan Pemerintahan
Organisasi
KODE REKENING
1
1
: x.xx
: x.xx xx
URAIAN
JUMLAH
(Rp)
PENJELASAN
simbachs@gmail.com
- 175 Cara
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
6.
a.
- 176 2)
3)
4)
5)
6)
b.
a)
b)
- 177 c)
2)
c.
a)
b)
c)
d)
e)
Obyek belanja langsung yang termasuk dalam jenis belanja pegawai seperti
honorarium PNS, honorarium Non PNS, uang lembur. Obyek belanja langsung
yang termasuk dalam jenis belanja barang dan jasa seperti belanja bahan pakai
habis, belanja bahan/material, belanja jasa kantor, belanja premi asuransi,
belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja jasa pendidikan dan pelatihan
PNS, Belanja Cetak dan Penggandaan dan seterusnya. Belanja Modal
Pengadaan Tanah, belanja modal pengadaan alat-alat berat, belanja modal
pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor, belanja modal pengadaan alatalat angkutan darat tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat
angkutan di air bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan di air
tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat-alat angkutan udara, belanja
modal pengadaan alat-alat bengkel, belanja modal pengadaan alat-alat
pengolahan pertanian dan peternakan, belanja modal pengadaan peralatan
kantor, belanja modal pengadaan perlengkapan kantor, belanja modal
pengadaan komputer dan seterusnya merupakan obyek belanja langsung yang
termasuk dalam jenis belanja modal.
f)
Rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam salah satu obyek belanja
langsung Honorarium PNS misalnya honorarium panitia/tim. Belanja alat tulis
kantor, Belanja alat listrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering), Belanja
perangko, materai dan benda pos lainnya, Belanja peralatan kebersihan dan
bahan pembersih, Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas, Belanja pengisian tabung
pemadam kebakaran, Belanja pengisian tabung gas dan seterusnya merupakan
rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam obyek belanja Belanja
Bahan Pakai Habis. Belanja modal pengadaan tanah kantor, Belanja modal
pengadaan tanah sarana kesehatan rumah sakit, Belanja modal pengadaan
tanah sarana kesehatan puskesmas, Belanja modal pengadaan tanah sarana
kesehatan poliklinik, Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan taman
kanak-kanak dan seterusnya merupakan rincian obyek belanja langsung yang
termasuk dalam obyek Belanja Modal Pengadaan Tanah, dan seterusnya.
simbachs@gmail.com
- 178 a)
b)
c)
d)
2)
7.
a)
b)
c)
d)
a.
Pendapatan Daerah:
1)
Pengisian jumlah pendapatan daerah secara horizontal sesuai dengan jumlah yang
direncanakan menurut kelompok, jenis, objek, dan rincian objek pendapatan daerah
yang dicantumkan dalam kolom uraian.
2)
Jumlah menurut kelompok pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah jenis pendapatan daerah berkenaan.
3)
Jumlah menurut jenis pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh jumlah obyek pendapatan daerah berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 179 4)
5)
6)
b.
Jumlah menurut obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan.
Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah rincian obyek
pendapatan daerah berkenaan.
Jumlah seluruh pendapatan daerah sama dengan penjumlahan dari seluruh jumlah
kelompok pendapatan daerah yang dianggarkan.
Belanja Daerah :
1)
Belanja tidak langsung
a)
b)
Jumlah jenis belanja tidak langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah obyek belanja pada jenis belanja tidak langsung berkenaan.
c)
Jumlah obyek belanja tidak langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah rincian obyek belanja pada obyek belanja tidak langsung berkenaan.
d)
2)
c.
Jumlah menurut rincian obyek belanja tidak langsung diisi dengan jumlah
rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan.
Belanja Langsung
a)
b)
Jumlah menurut program diisi dengan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja
kegiatan yang termasuk dalam program berkenaan.
c)
Jumlah menurut kegiatan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh
jenis belanja langsung yang termasuk dalam kegiatan berkenaan.
d)
Jumlah jenis belanja langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh jumlah
obyek belanja pada jenis belanja langsung yang termasuk dalam kegiatan
berkenaan.
e)
Jumlah obyek belanja langsung diisi dengan penjumlahan dari seluruh jumlah
rincian obyek belanja pada obyek belanja langsung yang termasuk dalam
kegiatan berkenaan.
f)
Jumlah menurut rincian obyek diisi dengan jumlah anggaran rincian obyek
belanja langsung kegiatan berkenaan.
Pembiayaan daerah :
1)
Penerimaan Pembiayaan
a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
c)
d)
- 180 3)
8.
Pembiayaan neto
Jumlah pembiayaan neto diisi dengan jumlah selisih antara jumlah penerimaan
pembiayaan dikurangi dengan jumlah pengeluaran pembiayaan
Pengisian kolom 4 (penjelasan) sebagai berikut :
Kolom penjelasan wajib diisi untuk memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas keuangan
daerah/APBD. Dalam kolom ini harus disajikan data dan informasi yang lengkap guna
memudahkan berbagai pihak memperoleh penjelasan mengenai dasar penganggaran
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam tahun anggaran berkenaan.
a.
b.
2)
a)
b)
a)
Untuk setiap kegiatan yang dicantumkan pada kolom uraian, harus disertai
dengan penjelasan :
(1)
Lokasi kegiatan, diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa
nama desa/kelurahan, kecamatan.
(2)
sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK,
lain-lain hibah, dana darurat atau jenis lain-lain pendapatan yang sah
berkenaan, dana cadangan dan pinjaman daerah) untuk mendanai
pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan.
(3)
c.
Pembiayaan Daerah :
Setiap jumlah obyek penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan harus
disertai dengan penjelasan selengkapnya seperti :
simbachs@gmail.com
- 181 (1) Dasar hukum (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
(2) Penjelasan lain yang dapat mendukung aspek legalitas dari setiap rincian obyek
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Bab I.
Bab II.
Bab III.
Bab IV.
Bab V.
Pendahuluan
1.1.
Umum;
1.2.
1.3.
1.4.
2.2.
2.3.
2.4.
3.2.
3.3.
3.4.
4.2.
4.3.
Bab VI.
Penutup
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Gubernur/Bupati/Walikota*), dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah
Daerah
Provinsi/
Kabupaten/Kota*).
yang
beralamat
di
,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
2. (nama lengkap)
3. (nama lengkap)
4. (nama lengkap)
menyatakan bahwa:
1. PIHAK KEDUA telah membahas dan menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran. yang telah diajukan oleh PIHAK PERTAMA,
dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir
Berita Acara ini.
2. PIHAK PERTAMA dapat menerima dengan baik penyesuaian dan perubahan RAPBD
Tahun Anggaran sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara
ini.
simbachs@gmail.com
- 184 3. Selanjutnya PIHAK PERTAMA akan menyelesaikan perubahan dan koreksi atas RAPBD
Tahun Anggaran . selaras dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana
tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara ini selambat-lambatnya sebelum 3
(tiga) hari kerja setelah tanggal ditandatangani Berita Acara ini.
4. PIHAK PERTAMA akan menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur*) untuk
mendapat pengesahan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah ditandatangani
Berita Acara ini.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam
rangkap 2 (dua) untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
.,.
GUBERNUR/ BUPATI/ WALIKOTA
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA*)
KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*).......
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*).......
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*).......
(tanda tangan)
(nama lengkap)
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Menimbang
Mengingat
a.
b.
1.
2.
simbachs@gmail.com
- 186 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
simbachs@gmail.com
- 187 14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
simbachs@gmail.com
- 188 27.
Menetapkan
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran............. sebagai berikut:
1.
Pendapatan Daerah
Rp.........
2.
Belanja Daerah
Rp.........
Rp.
Surplus/(Defisit)
3.
(-)
Pembiayaan Daerah:
a.
Penerimaan
Rp.........
b.
Pengeluaran
Rp.........
(-)
Rp.
(-)
Pasal 2
(1)
(2)
Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pendapatan:
a. Pajak daerah sejumlah Rp
b. Retribusi daerah sejumlah Rp
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sejumlah Rp
(3)
Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pendapatan:
a. Dana bagi hasil sejumlah Rp
b. Dana alokasi umum sejumlah Rp
c. Dana alokasi khusus sejumlah Rp
(4)
Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah sejumlah Rp
b. Dana Darurat sejumlah Rp
c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah Rp
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sejumlah Rp
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya sejumlah
Rp
simbachs@gmail.com
- 189 Pasal 3
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pembiayaan
:
a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya sejumlah Rp
b. Pencairan dana cadangan sejumlah Rp
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp
d. Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman sejumlah Rp
f. Penerimaan piutang daerah sejumlah Rp
(3)
Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pembiayaan:
a. pembentukan dana cadangan sejumlah Rp
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sejumlah Rp
c. pembayaran pokok utang sejumlah Rp
d. Pemberian pinjaman daerah sejumlah Rp
Pasal 5
Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini, terdiri dari:
1.
Lampiran I
Ringkasan APBD;
2.
Lampiran II
Ringkasan APBD
Organisasi;
3.
Lampiran III
4.
Lampiran IV
5.
Lampiran V
menurut
Urusan
Pemerintahan
Daerah
dan
simbachs@gmail.com
- 190 6.
Lampiran VI
7.
Lampiran VII
8.
9.
Lampiran IX
10.
Lampiran X
11.
Lampiran XI
12.
Lampiran XII
13.
Lampiran XIII
Pasal 6
Pelaksanaan APBD yang ditetapkan dalam peraturan ini dituangkan lebih lanjut dalam
dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal 7
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Gubernur/Bupati/Walikota*) ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.
Peraturan
Ditetapkan di ..
pada tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Diundangkan di .......
pada tanggal ............
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ............
(tandatangan)
(nama lengkap)
NIP .
BERITA DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN NOMOR
*)
simbachs@gmail.com
- 191 B.
RINGKASAN APBD
LAMPIRAN I
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ..
RINGKASAN APBD
TAHUN ANGGARAN
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.7
Jumlah Belanja
simbachs@gmail.com
- 192 Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
3
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Penerimaan pembiayaan
SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3
*)
.., tanggal..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 193 C.
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ..
RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN
Belanja
Kode
Pendapatan
1
1
Tidak
Langsung
4
Langsung
5
Jumlah
Belanja
6
URUSAN WAJIB
1
1
1
1
01
02
1
1
1
1
1
1
02
02
02
02
02
02
01
01
01
03
1
1
1
1
1
1
03
03
03
03
03
03
1
1
1
1
1
04
04
10
04
1
1
1
05
05
1
1
1
06
06
01
02
03
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan Daerah
Dst
01
02
03
04
05
06
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah
Rumah Sakit Jiwa
Rumah Sakit Paru-paru
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Dst
01
02
03
04
05
06
01
02
03
04
Perumahan
Dinas Permukiman
Dinas Pemadam Kebakaran
Dinas Pemakaman
Dst
01
02
Penataan Ruang
Dinas Tata Ruang
Dst
01
02
Perencanaan Pembangunan
BAPPEDA
Dst
01
02
Dinas Perhubungan
Dst
01
02
03
04
05
01
02
Kesehatan
Pekerjaan Umum
04
05
06
07
1
1
07
07
08
1
1
1
1
1
08
08
08
08
08
1
1
1
09
09
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Pertanahan
09
simbachs@gmail.com
- 194 Belanja
Kode
1
1
1
1
10
10
10
01
02
2
Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Capil
Dst
1
1
1
11
11
11
01
02
Pemberdayaan Perempuan
Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dst
1
1
1
12
12
12
01
02
1
1
1
13
13
13
01
02
Sosial
Dinas Sosial
Dst
1
1
1
14
14
14
01
02
Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja
Dst
1
1
1
15
15
15
01
02
1
1
1
16
16
16
01
02
Penanaman Modal
Badan Penanaman Modal Daerah
Dst
1
1
1
1
17
17
17
17
01
02
03
Kebudayaan
Dinas Kebudayaan
Permuseuman
Dst
1
1
1
18
18
18
01
02
1
1
1
1
1
19
19
19
19
19
01
02
03
04
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
Pemerintahan Umum
DPRD
KDH & WKDH
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Badan Pengelola Keuangan Daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan
Badan Pengawasan Daerah
Kantor Penghubung
Kecamatan
Kelurahan
Dst
1
1
1
1
21
21
21
21
01
02
03
Kepegawaian
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Badan Kepegawaian Daerah
Dst
1
1
1
22
22
22
01
02
Pendapatan
3
Tidak
Langsung
4
Langsung
5
Jumlah
Belanja
6
simbachs@gmail.com
- 195 Belanja
Kode
Pendapatan
1
1
1
1
23
23
23
23
01
02
03
Statistik
Badan Statistik Daerah
Kantor Statistik Daerah
Dst
1
1
1
24
24
24
01
02
Kearsipan
Kantor Arsip Daerah
Dst
1
1
1
1
25
25
25
25
01
02
03
Tidak
Langsung
4
Langsung
5
Jumlah
Belanja
6
URUSAN PILIHAN
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
Pertanian
Dinas Pertanian
Dinas Perkebunan
Dinas Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan
Dst
2
2
2
02
02
02
01
02
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Dst
2
2
2
03
03
03
01
02
2
2
2
2
04
04
04
04
01
02
03
Pariwisata
Dinas Pariwisata
Kebun Binatang
Dst
2
2
2
05
05
05
01
02
2
2
2
2
06
06
06
06
01
02
03
Perdagangan
Dinas Perdagangan
Dinas Pasar
Dst
2
2
2
07
07
07
01
02
Perindustrian
Dinas Perindustrian
Dst
2
2
2
08
08
08
01
02
Transmigrasi
Dinas Transmigrasi
Dst
Jumlah
SURPLUS/(DEFISIT)
simbachs@gmail.com
- 196 PEMBIAYAAN
Kode
*)
20
20
PENERIMAAN
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
NETTO
5=3-4
SILPA TAB
6
Pemerintahan Umum
03
Sekretariat Daerah/ B P K D
simbachs@gmail.com
D.
RINCIAN APBD
LAMPIRAN III
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)...
RINCIAN APBD
TAHUN ANGGARAN ..
Urusan Pemerintahan
Organisasi
KODE REKENING
1
1
*)
: x.xx
: x.xx xx
URAIAN
JUMLAH
(Rp)
PENJELASAN
simbachs@gmail.com
- 198 Cara
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
simbachs@gmail.com
- 199 6.
a.
b.
a)
simbachs@gmail.com
- 200 pemerintahan
desa,
belanja
bantuan
keuangan
kepada
provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa dan belanja tidak
terduga.
b)
c)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam salah satu obyek
belanja langsung Honorarium PNS misalnya honorarium panitia/tim.
Belanja alat tulis kantor, Belanja alat listrik dan elektronik (lampu pijar,
simbachs@gmail.com
- 201 battery kering), Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya,
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih, Belanja Bahan Bakar
Minyak/Gas, Belanja pengisian tabung pemadam kebakaran, Belanja
pengisian tabung gas dan seterusnya merupakan rincian obyek belanja
langsung yang termasuk dalam obyek belanja Belanja Bahan Pakai Habis.
Belanja modal pengadaan tanah kantor, Belanja modal pengadaan tanah
sarana kesehatan rumah sakit, Belanja modal pengadaan tanah sarana
kesehatan puskesmas, Belanja modal pengadaan tanah sarana kesehatan
poliklinik, Belanja modal pengadaan tanah sarana pendidikan taman
kanak-kanak dan seterusnya merupakan rincian obyek belanja langsung
yang termasuk dalam obyek Belanja Modal Pengadaan Tanah, dan
seterusnya.
c.
a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
c)
simbachs@gmail.com
- 202 utang yang jatuh tempo kepada pemerintah daerah lain, pembayaran
pokok utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan bank,
pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan
bukan bank yang merupakan obyek pengeluaran pembiayaan yang
termasuk dalam jenis pembayaran pokok utang.
d)
7.
a.
Pendapatan Daerah:
1)
Pengisian jumlah pendapatan daerah secara horizontal sesuai dengan jumlah
yang direncanakan menurut kelompok, jenis, objek, dan rincian objek
pendapatan daerah yang dicantumkan dalam kolom uraian.
2)
Jumlah menurut kelompok pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah jenis pendapatan daerah berkenaan.
3)
Jumlah menurut jenis pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah obyek pendapatan daerah berkenaan.
4)
Jumlah menurut obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan.
5)
Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah rincian
obyek pendapatan daerah berkenaan.
6)
Jumlah seluruh pendapatan daerah sama dengan penjumlahan dari seluruh
jumlah kelompok pendapatan daerah yang dianggarkan.
b.
Belanja Daerah :
1)
Belanja tidak langsung
a)
b)
c)
d)
2)
c.
Jumlah menurut rincian obyek belanja tidak langsung diisi dengan jumlah
rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan.
Belanja Langsung
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Pembiayaan daerah :
1)
Penerimaan Pembiayaan
simbachs@gmail.com
- 203 a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
c)
d)
8.
a.
b.
a)
b)
simbachs@gmail.com
- 204 -
2)
a)
(1)
Lokasi kegiatan, diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud
dapat berupa nama desa/kelurahan, kecamatan.
(2)
sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU,
DAK, lain-lain hibah, dana darurat atau jenis lain-lain pendapatan
yang sah berkenaan, dana cadangan dan pinjaman daerah) untuk
mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan.
(3)
c.
Pembiayaan Daerah :
Setiap jumlah obyek penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan
harus disertai dengan penjelasan selengkapnya seperti :
(2) Penjelasan lain yang dapat mendukung aspek legalitas dari setiap rincian obyek
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan.
simbachs@gmail.com
- 205 E.
PEMERINTAHAN
DAERAH,
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ..
REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PROGRAM, DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN
Jenis Belanja
Kode
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
URUSAN WAJIB
01
01
01
Pendidikan
01
01
xx
01
01
xx
Dinas Pendidikan
Program
xx
Kegiatan ..
01
02
01
02
xx
01
02
xx
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
Program
xx
Kegiatan ..
Kesehatan
02
01
xx
02
01
xx
02
02
Program
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Umum Daerah
02
02
xx
02
02
xx
Program
02
03
02
03
xx
02
03
xx
02
04
02
04
xx
02
04
xx
02
05
02
05
xx
02
05
xx
02
06
Dst
03
03
01
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Jiwa
Program
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Paru-paru
Program
xx
Kegiatan ..
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Program
xx
Kegiatan ..
Pekerjaan Umum
03
01
xx
03
01
xx
03
02
03
02
xx
03
02
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Bina Marga
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
03
1
03
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
Dinas Pengairan
03
03
xx
03
03
xx
Program
03
04
03
04
xx
03
04
xx
03
05
03
05
xx
03
05
xx
03
06
Dst
04
04
01
Dinas Permukiman
xx
Kegiatan ..
Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Cipta Karya
Program
xx
Kegiatan ..
Perumahan
04
01
xx
04
01
xx
04
02
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pemadam Kebakaran*)
04
02
xx
04
02
xx
04
03
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pemakaman*)
04
03
xx
04
03
xx
Program
04
04
Dst
05
05
01
xx
Kegiatan ..
Penataan Ruang
05
01
xx
05
01
xx
Program
05
02
06
06
01
06
01
xx
06
01
xx
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
xx
Kegiatan ..
Dst
Perencanaan Pembangunan
BAPPEDA
Program
xx
Kegiatan ..
Perhubungan
07
01
xx
07
01
xx
Program
07
02
Dst
08
08
01
xx
Kegiatan ..
Lingkungan Hidup
08
01
xx
08
01
xx
08
02
08
02
xx
08
02
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Badan Pengendalian
Daerah
Program
xx
Dampak
Lingkungan
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
08
03
08
03
xx
08
03
xx
08
04
Jumlah
6 = 3+4+5
Dinas Pertamanan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Kebersihan
08
04
xx
08
04
xx
Program
08
05
Dst
09
09
01
xx
Kegiatan ..
Pertanahan
09
01
xx
09
01
xx
Program
09
02
Dst
10
10
01
xx
Kegiatan ..
10
01
xx
10
01
xx
Program
10
02
Dst
11
11
01
xx
Kegiatan ..
Pemberdayaan Perempuan
11
01
xx
11
01
xx
Program
11
02
Dst
12
12
01
Keluarga
Berencana
dan
Keluarga
Sejahtera
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah
12
01
xx
12
01
xx
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
xx
Kegiatan ..
Program
xx
Kegiatan ..
Sosial
13
01
xx
13
01
xx
Program
13
02
Dst
14
14
01
xx
Kegiatan ..
Tenaga Kerja
14
01
xx
14
01
xx
Program
14
02
Dst
15
15
01
xx
Kegiatan ..
15
01
xx
15
01
xx
15
02
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
simbachs@gmail.com
16
16
Kode
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
Penanaman Modal
01
16
01
xx
16
01
xx
Program
16
02
Dst
17
17
01
Dinas Kebudayaan
xx
Kegiatan ..
Kebudayaan
17
01
xx
17
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
17
02
17
02
xx
Permuseuman
17
02
xx
17
03
Dst
18
18
01
Program
xx
Kegiatan ..
18
01
xx
18
01
xx
Program
18
02
Dst
19
19
01
19
01
xx
19
01
xx
19
02
19
02
xx
19
02
xx
19
03
xx
Kegiatan ..
Politik
Dalam
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Ketentraman dan Ketertiban
Program
xx
Kegiatan ..
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
19
03
xx
19
03
xx
19
04
20
20
03
20
03
xx
20
03
xx
20
04
20
04
xx
20
04
xx
20
05
20
05
xx
20
05
xx
20
06
20
06
xx
20
06
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Sekretariat DPRD
Program
xx
Kegiatan ..
Badan Pengelola Keuangan Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Badan Penelitian dan Pengembangan
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
Kode
20
1
07
2
Badan Pengawasan Daerah
20
07
xx
20
07
xx
20
08
20
08
xx
20
08
xx
20
09
20
09
xx
20
09
xx
20
10
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
Jumlah
6 = 3+4+5
Program
xx
Kegiatan ..
Kantor Penghubung
Program
xx
Kegiatan ..
Kecamatan
Program
xx
Kegiatan ..
Kelurahan
20
10
xx
20
10
xx
Program
20
11
Dst
21
21
01
xx
Kegiatan ..
Kepegawaian
21
01
xx
21
01
xx
Program
21
02
21
02
xx
21
02
xx
21
03
Dst
22
22
01
xx
Kegiatan ..
Badan Kepegawaian Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
22
01
xx
22
01
xx
Program
22
02
23
23
01
23
01
xx
23
01
xx
23
03
Dst
24
24
01
xx
Kegiatan ..
Dst
Statistik
Badan Statistik Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
Kearsipan
24
01
xx
24
01
xx
Program
24
02
Dst
25
25
01
xx
Kegiatan ..
25
01
xx
25
01
xx
25
02
25
02
xx
25
02
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Kantor Pengolahan Data Elektronik
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
25
Kode
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
03
Jumlah
6 = 3+4+5
Dst
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
01
01
01
01
xx
01
01
xx
01
02
01
02
xx
01
02
xx
01
03
01
03
xx
01
03
xx
01
04
01
04
xx
01
04
xx
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
02
01
xx
02
01
xx
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
03
01
xx
03
01
xx
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
04
01
xx
04
01
xx
04
02
04
02
xx
04
02
xx
04
03
Dst
05
05
01
Dinas Pertanian
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Perkebunan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Peternakan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Ketahanan Pangan
Program
xx
Kegiatan ..
Kehutanan
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Pariwisata
Program
xx
Kegiatan ..
Kebun Binatang
Program
xx
Kegiatan ..
05
01
xx
05
01
xx
Program
05
02
Dst
06
06
01
Dinas Perdagangan
xx
Kegiatan ..
Perdagangan
simbachs@gmail.com
Pegawai
Barang
dan Jasa
Modal
06
1
01
xx
06
01
xx
06
02
06
02
xx
06
02
xx
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
Jumlah
6 = 3+4+5
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pasar
Program
xx
Kegiatan ..
Perindustrian
07
01
xx
07
01
xx
Program
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
xx
Kegiatan ..
Transmigrasi
08
01
xx
08
01
xx
08
02
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
- 212 F.
REKAPITULASI
BELANJA
DAERAH
UNTUK
KESELARASAN
DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
LAMPIRAN V
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN
KODE
URAIAN
01
JUMLAH
6=3+4+5
Pelayanan umum
01
06
Perencanaan Pembangunan
01
20
Pemerintahan Umum
01
21
Kepegawaian
01
23
Statistik
01
24
Kearsipan
01
25
02
Pertahanan **)
03
03
JENIS BELANJA
BARANG
MODAL
PEGAWAI
DAN JASA
3
4
5
19
04
04
07
Perhubungan
04
14
04
15
04
16
Penanaman Modal
04
22
04
01
Pertanian
04
02
Kehutanan
04
03
04
05
04
06
Perdagangan
04
07
Perindustrian
04
08
Transmigrasi
05
Lingkungan hidup
05
05
Penataan Ruang
05
08
Lingkungan Hidup
05
09
Pertanahan
simbachs@gmail.com
- 213 KODE
URAIAN
06
JENIS BELANJA
PEGAWAI
3
BARANG
DAN JASA
4
MODAL
5
JUMLAH
6=3+4+5
06
03
Pekerjaan Umum
06
04
Perumahan Rakyat
07
Kesehatan
07
02
Kesehatan
07
12
Keluarga Berencana
08
08
17
Kebudayaan
08
04
Pariwisata
09
Agama **)
10
Pendidikan
10
01
Pendidikan
10
18
11
Perlindungan sosial
11
10
11
11
Pemberdayaan Perempuan
10
12
Keluarga Sejahtera
10
13
Sosial
*)
simbachs@gmail.com
- 214 G.
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROPINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
TAHUN ANGGARAN .
ESELON
NON ESELON
GOLONGAN/RUANG
I
II III IV
TENAGA
FUNGSIONAL
JUMLAH
STAF
Golongan IV/e
Golongan IV/d
Golongan IV/c
Golongan IV/b
Golongan IV/a
JUMLAH GOLONGAN IV
Golongan III/d
Golongan III/c
Golongan III/b
Golongan III/a
JUMLAH GOLONGAN III
Golongan II/d
Golongan II/c
Golongan II/b
Golongan II/a
JUMLAH GOLONGAN II
Golongan I/d
Golongan I/c
Golongan I/b
Golongan I/a
JUMLAH GOLONGAN I
TOTAL
*)
simbachs@gmail.com
H.
LAMPIRAN VII
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR PIUTANG DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
No.
Tahun pengakuan
piutang
Jumlah piutang
sampai dengan
tahun n-2
4
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
Perkiraan
saldo
akhir tahun
tahun n-1
7 = 4+5-6
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
I.
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR
:
TANGGAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
No.
Tahun
Penyertaan
Modal
Nama
Badan/Lembag
a/ Pihak Ketiga
Dasar hukum
penyertaan
modal
(investasi)
daerah
Bentuk
penyertaan
modal
(investasi)
daerah
Jumlah
penyertaan
modal
(investasi)
daerah
Jumlah
Jumlah modal
modal yang
yang telah
telah
Penyertaan
disertakan
disertakan
modal tahun ini
sampai dengan
sampai tahun
tahun ini
anggaran lalu
7
9=7+8
Sisa modal
yang belum
disertakan
Hasil
penyertaan
modal
(investasi)
daerah tahun
ini
10=6-9
11
Jumlah
modal
(investasi)
yang akan
diterima
kembali
tahun ini
12
Jumlah Sisa
Modal
(Investasi)
yang
disertakan
sampai dengan
tahun ini
13=9-12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst
*)
JUMLAH
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 219 J.
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
(Dalam rupiah)
No.
Saldo
pada akhir
tahun n-2
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
Perkiraan
saldo
pada akhir
tahun n-1
6 = 3+4-5
1
2
3
4
dst
*)
Jumlah
CARA PENGISIAN:
Judul
Diisi nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran.
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut jenis aset tetap daerah.
Kolom 2 Diisi dengan seluruh jenis aset daerah.
Kolom 3 Diisi dengan saldo aset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun sebelum tahun anggaran
yang direncanakan.
Kolom 4 Diisi dengan perkiraan aset tetap yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 5 Diisi dengan perkiraan aset tetap yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 6 Diisi dengan perkiraan saldo aset tetap daerah pada akhir tahun pada 1 (satu) tahun sebelum
tahun anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan kolom 3 dan kolom 4 untuk
selanjutnya dikurangi kolom 5.
Jumlah
Diisi dengan jumlah seluruh saldo aset tetap daerah sampai dengan 2 (dua) tahun terakhir,
perkiraan seluruh jumlah aset tetap daerah yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas
jumlah aset tetap daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan dan perkiraan jumlah saldo aset tetap daerah sampai dengan 1 (satu) tahun
sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
simbachs@gmail.com
- 220 K.
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR PERKIRAAN PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET LAIN-LAIN
TAHUN ANGGARAN.
(Dalam rupiah)
No.
Saldo
pada akhir
tahun n-2
Perkiraan
penambahan
tahun n-1
Perkiraan
pengurangan
tahun n-1
Perkiraan
saldo
pada akhir
tahun n-1
1
1.
6 = 3+4-5
2.
3.
4.
5.
dst
Jumlah
*)
CARA PENGISIAN:
Judul
Diisi nama provinsi/kabupaten/kota dan tahun anggaran.
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut jenis aset lainnya daerah.
Kolom 2 Diisi dengan seluruh jenis aset daerah.
Kolom 3 Diisi dengan Saldo pada akhir tahun n-2
Kolom 4 Diisi dengan perkiraan aset lainnya yang akan bertambah sampai dengan 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 5 Diisi dengan perkiraan aset lainnya yang akan berkurang sampai dengan 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan.
Kolom 6 Diisi dengan perkiraan saldo aset lainnya daerah pada akhir tahun pada 1 (satu)
tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan dengan cara menjumlahkan
kolom 3 dan kolom 4 untuk selanjutnya dikurangi kolom 5.
Jumlah
Diisi dengan jumlah seluruh saldo aset lainnya daerah sampai dengan 2 (dua)
tahun terakhir,
perkiraan seluruh jumlah
aset lainnya daerah yang akan
bertambah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang
direncanakan, perkiraan seluruh pengurangan atas jumlah aset lainnya daerah
sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum tahun anggaran yang direncanakan dan
perkiraan jumlah saldo aset lainnya daerah sampai dengan 1 (satu) tahun sebelum
tahun anggaran yang direncanakan.
simbachs@gmail.com
L.
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN
ANGGARAN INI
1.
TAHUN PERTAMA
LAMPIRAN XI.1
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN ....
No.
Nama SKPD
Nama Kegiatan
Jumlah Anggaran
TAHUN n-1
(Rp)
Lokasi Kegiatan
APBD
TA n-1
Perubahan APBD
TA n-1
Jumlah Realisasi
sampai dengan akhir
TA n-1
(Rp)
7
(Rp)
APBD
TA n
Perubahan APBD
TA n
1.
2.
3.
dst.
JUMLAH
simbachs@gmail.com
2.
TAHUN KEDUA
LAMPIRAN XI.2
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
No.
Nama SKPD
Nama Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Perubahan
APBD
TA n-2
Jumlah Realisasi
sampai dengan
akhir TA n-2
(Rp)
Jumlah Anggaran
TAHUN n-1
(Rp)
APBD
TA n-1
Perubahan
APBD
TA n-1
Jumlah Realisasi
sampai dengan
akhir TA n-1
(Rp)
10
12
1.
2.
3.
dst.
*)
JUMLAH
simbachs@gmail.com
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR DANA CADANGAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
No.
Tujuan pembentukan
dana cadangan
Dasar hukum
pembentukan
dana cadangan
Jumlah dana
cadangan yang
direncanakan
(Rp)
Saldo Awal
(Rp)
Transfer dari
Kas Umum
Daerah
(Rp)
Transfer ke Kas
Umum Daerah
(Rp)
Saldo akhir
(Rp)
1
2
3
4
dst
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
N.
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA .
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)...
DAFTAR PINJAMAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
No
Sumber
pinjaman
daerah
Dasar Hukum
Pinjaman/Obligasi
Tangggal/
Tahun
Perjanjian
Pinjaman/Oblig
asi
Jumlah
Pinjaman/Nilai
Nominal
Obligasi
(Rp)
5
Jangka waktu
pinjaman
(tahun)
Persentase
bunga
pinjaman
%
Tujuan
penggunaan
pinjaman
Jumlah pembayaran
tahun ini
Jumlah
sisa pembayaran
Pokok
Pinjaman
Daerah
(Rp)
Bunga
(Rp)
Pokok
Pinjaman
Daerah
(Rp)
Bunga
(Rp)
10
11
12
1
2
3
4
dst
Jumlah
*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Mengingat
a.
bahwa memenuhi ketentuan Pasal 185 ayat (4) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
(DPRD)
bersama
Gubernur/Bupati/Walikota
*)....
telah
menyempurnakan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Angggaran .... sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri/Gubernur *).... Nomor
.... Tahun .... tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD Provinsi/Kabupaten/Kota *)... Tahun Angggaran
....;
b.
c.
1.
simbachs@gmail.com
- 228 2.
3.
4.
5.
Tahun
1999
tentang
Undang-undang
Nomor
28
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
6.
7.
8.
9.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
1.
Pendapatan Daerah
Rp.........
2.
Belanja Daerah
Rp.........
(-)
Rp.
Surplus/(Defisit)
3.
Pembiayaan Daerah:
a.
Penerimaan
Rp.........
b.
Pengeluaran
Rp.........
(-)
simbachs@gmail.com
Rp.
(-)
Rp.
Pasal 2
(1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp
b. Dana perimbangan sejumlah Rp
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah sejumlah Rp
(2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis pendapatan:
a. Pajak daerah sejumlah Rp
b. Retribusi daerah sejumlah Rp
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sejumlah Rp
(3) Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
jenis pendapatan:
a. Dana bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sejumlah Rp
b. Dana alokasi umum sejumlah Rp
c. Dana alokasi khusus sejumlah Rp
(4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah sejumlah Rp
b. Dana darurat sejumlah Rp
c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah Rp
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sejumlah Rp
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
sejumlah Rp
Pasal 3
(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Belanja Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp
b. Belanja Belanja Langsung sejumlah Rp
(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp
b. Belanja bunga sejumlah Rp
c. Belanja subsidi sejumlah Rp
d. Belanja hibah sejumlah Rp
e. Belanja bantuan sosial sejumlah Rp
f. Belanja bagi hasil sejumlah Rp
g. Belanja bantuan keuangan sejumlah Rp
h. Belanja tidak terduga sejumlah Rp
(3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah Rp
b. Belanja Belanja barang dan jasa sejumlah Rp
c. Belanja Modal sejumlah Rp
simbachs@gmail.com
- 232 Pasal 4
(1) Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Penerimaan sejumlah Rp
b. Pengeluaran sejumlah Rp
(2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pembiayaan :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)
sejumlah Rp
b. Pencairan dana cadangan sejumlah Rp
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp
d. Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman sejumlah Rp
f. Penerimaan piutang daerah sejumlah Rp
(3) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pembiayaan:
a. pembentukan dana cadangan sejumlah Rp
b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sejumlah Rp
c. Pembayaran pokok utang sejumlah Rp
d. Pemberian pinjaman daerah sejumlah Rp
Pasal 5
Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini, terdiri dari:
1.
Lampiran I
Ringkasan APBD;
2.
Lampiran II
3.
Lampiran III
4.
Lampiran IV
5.
Lampiran V
6.
Lampiran VI
7.
Lampiran VII
8.
9.
Lampiran IX
10. Lampiran X
11. Lampiran XI
simbachs@gmail.com
- 233 13. Lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah.
Pasal 6
Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan Peraturan tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai landasan operasional pelaksanaan APBD.
Pasal 7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di ..
pada tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
**)
**)
Dalam hal rancangan Perda tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati atau
Walikota paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan tersebut disetujui
bersama.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
simbachs@gmail.com
- 235 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
simbachs@gmail.com
- 236 19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Menetapkan
2.
Pendapatan
a.
Pendapatan Asli Daerah
b.
Dana Perimbangan
c.
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Jumlah Pendapatan
Belanja
a.
Belanja Tidak Langsung
1)
Belanja pegawai
2)
Belanja bunga
3)
Belanja subsidi
4)
Belanja hibah
5)
Belanja bantuan sosial
6)
Belanja bagi hasil
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
simbachs@gmail.com
- 237 7)
8)
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
b.
3.
Belanja Langsung
1)
Belanja pegawai
2)
Belanja barang dan jasa
3)
Belanja modal
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Jumlah Belanja
Rp. .......................
Rp. .......................
Surplus/(Defisit)
Rp. .......................
Pembiayaan:
a.
Penerimaan
b.
Pengeluaran
Rp. .......................
Rp. .......................
Jumlah Pembiayaan Neto
Rp. .......................
Rp. .......................
Pasal 2
Ringkasan Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran
I Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini.
Pasal 3
Penjabaran APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dirinci lebih lanjut dalam Lampiran II
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini.
Pasal 4
Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini.
Pasal 5
Pelaksanaan penjabaran APBD yang ditetapkan dalam peraturan ini dituangkan lebih lanjut
dalam dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal 6
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Agar
setiap
oang
mengetahuinya,
memerintahkan
Gubernur/Bupati/Walikota*) dalam Berita Daerah.
pengundangan
Peraturan
Ditetapkan di .
pada tanggal ....
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) .
(tanda tangan)
(nama lengkap)
*) coret yang tidak perlu
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
JA
ADWAL PENYUSUNAN APBD
NO
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
URAIAN
Penyusunan RKPD
Penyampaian Rancangan KUA kepada
Kepala Daerah
Penyampaian Rancangan KUA dari
Kepala Daerah kepada DPRD
KUA disepakati antara Kepala Daerah
dengan DPRD
Penyusunan Rancangan PPAS
Penyampaian Rancangan PPAS ke
DPRD
PPAS disepakati antara Kepala Daerah
dengan DPRD
Penetapan Pedoman penyusunan
RKA-SKPD oleh Kepala Daerah
Penyampaian Raperda APBD kepada
DPRD
Pengambilan keputusan bersama
DPRD dan Kepala Daerah terhadap
RAPBD
Penetapan hasil evaluasi
12.
13.
14.
15.
17.
18.
KETERANGAN
APBD
11.
16.
WAKTU
1 bulan
3 minggu
1 minggu
2 bulan
7 hari kerja
Akhir bulan
Desember
7 hari kerja
setelah hasil
evaluasi dari
Menteri Dalam
Negeri/Gubernur
Awal bulan Januari
31 Desember
7 hari kerja
simbachs@gmail.com
- 239 NO
B.
1.
2.
C.
1.
2.
3.
URAIAN
WAKTU
KETERANGAN
1 bulan
15 hari
Minggu pertama
bulan Agustus
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN B
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
PELAKSANAAN APBD
simbachs@gmail.com
DAFTAR LAMPIRAN B
PELAKSANAAN APBD
1.
Lampiran B.I
Format DPA-SKPD
2.
Lampiran B.II
3.
Lampiran B.III
Format DPAL-SKPD
4.
Lampiran B.IV
5.
V.1
A.
6.
Lampiran B.IV.2
B.
7.
Lampiran B.IV.3
C.
8.
Lampiran B.IV.4
D.
9.
Lampiran B.V
simbachs@gmail.com
-1LAMPIRAN B.I
FORMAT DPA-SKPD
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
SEKRETARIAT DAERAH/DINAS/BADAN/KANTOR*)
...
TAHUN ANGGARAN .
Kode
Nama Formulir
DPA - SKPD
Ringkasan Dokumen
Perangkat Daerah
Pelaksanaan
Anggaran
Satuan
Kerja
DPA - SKPD 1
simbachs@gmail.com
-2A.
FORMULIR DPA-SKPD
Halaman ..
Formulir
DPA - SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
: x.xx.xx
Kode
Rekening
1
Jumlah
Uraian
2
Surplus/ (Defisit)
Pembiayaan netto
Uraian
Triwulan
I
II
III
IV
Jumlah
7=3+4+5+6
Pendapatan
2.1
2.2
Belanja langsung
3.1
Penerimaan Pembiayaan
3.2
Pengeluaran Pembiayaan
..,tanggal..
Menyetujui
Sekretaris Daerah,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah
5.
Kolom 1 (kode rekening), diisi dengan nomor kode rekening pendapatan/nomor kode
rekening belanja/nomor kode rekening pembiayaan.
Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan dimulai dari kode rekening anggaran
pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti dengan masing-masing kode rekening kelompok
pendapatan/belanja/pembiayaan
dan
diakhiri
dengan
kode
rekening
jenis
pendapatan/belanja/pembiayaan.
6.
b.
c.
7.
Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis pendapatan dan
belanja.
8.
Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih besar dari jumlah
anggaran belanja.
9.
Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah
anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
10.
Khusus satuan kerja pengelola keuangan daerah pada formulir DPA SKPD, setelah
surplus/defisit anggaran diuraikan mengenai pembiayaan.
11.
Kode rekening,
uraian dan jumlah penerimaan atau pengeluaran pembiayaan
sebagaimana dimaksud pada angka 10 diisi menurut kelompok, jenis penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan.
simbachs@gmail.com
-412.
Selanjutnya pada baris uraian pembiayaan neto menerangkan selisih antara jumlah
penerimaan pembiayaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam
kolom 3.
13.
Rencana pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah per triwulan diisi sebagai
berikut :
a.
Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat dipungut atau diterima
setiap triwulan selama satu tahun anggaran yang direncanakan.
b.
Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja tidak langsung yang
dibutuhkan setiap triwulan selama satu tahun anggaran yang direncanakan.
c.
Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk
mendanai program dan kegiatan setiap triwulan dalam tahun anggaran yang
direncanakan.
d.
e.
Kolom 7 (jumlah) diisi dengan penjumlahan dari jumlah pada kolom 3, kolom 4, kolom 5
dan kolom 6.
Pengisian setiap kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus disesuaikan dengan
rencana kegiatan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu tidak
dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4 dari jumlah yang
direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran
pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan mengendalikan
likuiditas Kas Umum Daerah serta penerbitan SPD.
Formulir DPA - SKPD ditandatangani oleh sekretaris daerah dengan mencantumkan nama
lengkap dan nomor induk pegawai.
14.
15.
Apabila formulir DPA - SKPD lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor urut
halaman.
simbachs@gmail.com
-5B.
FORMULIR DPA-SKPD 1
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENDAPATAN
NO DPA SKPD
x.xx xx 00 00
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx .
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
-6Halaman
NOMOR DPA SKPD
x.xx xx 00 00 4
Formulir
DPA SKPD 1
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran ..
Urusan Pemerintahan
: x.xx
Organisasi
: x.xx.xx
Uraian
Rincian Penghitungan
Volume
Satuan
Tarif/
Harga
Jumlah
6=3x5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Pendapatan per Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
..,tanggal..
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
6.
12.
13.
14.
15.
16.
Nomor DPA SKPD diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPD, nomor kode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan kode
00 serta nomor kode anggaran pendapatan diisi dengan kode 1
Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat
daerah
Kolom 1 kode rekening diisi dengan kode rekening kelompok, jenis, objek, rincian objek
pendapatan satuan kerja perangkat daerah.
Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
Pendapatan.
Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian obyek pendapatan yang
direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor, jumlah liter bahan bakar kendaraan
bermotor, jumlah tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung restoran, jumlah kepala keluarga,
jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah kendaraan yang memanfaatkan lahan parkir,
jumlah bibit perikanan/pertanian/peternakan/ kehutanan/perkebunan, jumlah limbah yang
diuji,
jumlah
kios/los/kakilima,
jumlah
pemakaian/penggunaan
sarana
olahraga/gedung/gudang/lahan milik pemda, jumlah unit barang bekas milik pemerintah
daerah yang dijual, jumlah uang yang ditempatkan pada bank tertentu dalam bentuk tabungan
atau giro, jumlah modal yang disertakan atau diinvestasikan.
Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang direncananakan
seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas,
ukuran isi dan
sebagainya.
Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan tarif pajak/retribusi atau harga/nilai satuan lainnya dapat
berupa besarnya tingkat suku bunga, persentase bagian laba, atau harga atas penjualan
barang milik daerah yang tidak dipisahkan.
Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan menurut kelompok,
jenis, objek, rincian objek pendapatan. Jumlah pendapatan dari setiap rincian obyek yang
dianggarkan merupakan hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
Rencana Pendapatan per triwulan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat dipungut atau
diterima setiap triwulan selama tahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setiap triwulan harus disesuaikan dengan rencana yang dapat dipungut atau
diterima. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara
membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data
pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan likuiditas Kas Umum Daerah serta penerbitan SPD.
Formulir DPA SKPD 1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPA SKPD.
Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir DPA SKPD 1, dengan
mencantumkan nama jabatan kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah.
Formulir DPA SKPD 1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai.
Formulir DPA SKPD 1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Apabila formulir DPA SKPD 1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor urut
halaman.
simbachs@gmail.com
-8C.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
x.xx
xx
00
00
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.x
x
PENGGUNA ANGGARAN /
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
-9Halaman
Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan
Organisasi
: x.xx
.
: x.xx.xx .
Uraian
Rincian Penghitungan
Volume
Satuan
Harga
satuan
Jumlah
(Rp)
6=3x5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dana per Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
I
II
III
IV
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
Rp
..,tanggal..
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 10 Cara Pengisian Formulir DPA - SKPD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
7.
14.
15.
16.
17.
18.
Nomor DPA SKPD diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPD, nomor kode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan
kode 00, nomor kode anggaran belanja diisi dengan kode 5 serta nomor kode kelompok
belanja tidak langsung diisi dengan kode 1.
Provinsi/kabupaten/kota diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota.
Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang direncanakan.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
Organisasi diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan dengan nomor kode rekening kelompok/jenis/
objek/rincian objek belanja tidak langsung .
Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja tidak
langsung.
Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang
Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas,
ukuran isi dan sebagainya.
Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku
bunga, nilai kurs.
Kolom 6 (ket. jumlah/volume) diisi dengan keterangan jumlah/volume seperti orang per
hari (org/hr), orang per bulan (org/bln), orang per tahun (org/th), buah per hari (bh/hr),
unit per tahun (unit/th) dan sebagainya.
Kolom 7 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara volume dengan harga satuan.
Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja.
Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijumlahkan
menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis belanja
kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja.
Baris Jumlah diisi dengan penjumlahan dari seluruh jenis belanja kolom 7 yang merupakan
jumlah kelompok belanja tidak langsung yang dituangkan dalam formulir RKA - SKPD 2.1
Rencana penarikan dana belanja tidak langsung setiap triwulan selama tahun anggaran
yang direncanakan, diisi dengan jumlah yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan.
Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data
pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas
dan mengendalikan likuiditas Kas Umum Daerah serta penerbitan SPD.
Formulir DPA - SKPD 2.1 merupakan input data untuk menyusun Formulir DPA SKPD.
Formulir DPA - SKPD 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Apabila Formulir DPA - SKPD 2.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA - SKPD 2.1.
Formulir DPA - SKPD 2.1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
simbachs@gmail.com
- 11 D.
Formulir
DPA - SKPD
2.2
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan : x.xx
Organisasi
: x.xx.xx
Uraian
xx
Lokasi
Kegiatan
Target
Kinerja
(Kuantitatif)
Sumber
dana
Triwulan
I
7
Jumlah
II III IV
8
10
11=7+8+9+10
Program .
xx
Kegiatan .
xx
Kegiatan .
xx
dst .
xx
Program .
xx
Kegiatan .
xx
Kegiatan .
xx
dst .
xx
Program .
xx
Kegiatan .
xx
Kegiatan .
xx
dst .
xx
dst .
Jumlah
..,tanggal..
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 12 Cara Pengisian Formulir DPA SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung menurut
Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
1.
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
4.
Organisasi SKPD diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
5.
6.
7.
Kolom 3 (uraian) diisi dengan nama program yang diikuti selanjutnya dengan nama
masing-masing kegiatan untuk mendukung terlaksananya program dimaksud.
8.
Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama tempat atau lokasi dari setiap kegiatan yang
akan dilaksanakan. Tempat atau lokasi dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan atau
kecamatan.
9.
Kolom 5 (target kinerja) diisi dengan target kinerja program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan
10.
Kolom 6 (sumber dana) diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK, lainlain pendapatan yang sah) untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang
direncanakan. Catatan untuk kolom ini diisi oleh tim anggaran pemerintah daerah, kecuali
apabila pendanaan untuk program kegiatan tersebut sumber dananya sudah pasti, seperti
DAK, pinjaman daerah, dana darurat, bantuan khusus yang telah ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
11.
Kolom 7 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan I dalam tahun anggaran yang direncanakan.
b.
Kolom 8 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan II dalam tahun anggaran yang direncanakan.
c.
Kolom 9 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan III dalam tahun anggaran yang direncanakan.
d.
Kolom 10 diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk mendanai
program dan kegiatan triwulan IV dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setiap kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus disesuaikan dengan
rencana kegiatan yang senyatanya berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan. Oleh karena
itu tidak dibenarkan pengisian kolom triwulan dengan cara membagi 4 dari setiap jumlah
yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Hal tersebut mengingat keakurasian data
pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas
sebagai dasar pengendalian likuiditas Kas Umum Daerah dan penerbitan SPD.
12.
Kolom 11 (jumlah) diisi dengan hasil penjumlahan kolom 7, kolom 8, kolom 9 dan kolom
10.
13.
Formulir DPA - SKPD 2.2. ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
dengan mencantumkan nama lengkap dan NIP yang bersangkutan.
14.
15.
Apabila Formulir DPA - SKPD 2.2. lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
simbachs@gmail.com
- 13 E.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
BELANJA LANGSUNG
NO DPA SKPD
: x.xx xx xx xx
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
..
ORGANISASI
x.xx.xx
..
PROGRAM
x.xx.xx.xx
..
KEGIATAN
x.xx,xx,xx,x
x
..
LOKASI KEGIATAN
...
SUMBER DANA
...
JUMLAH ANGGARAN
Rp
TERBILANG
.
(
.. )
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
- 14 Halaman ..
FORMULIR
DPA SKPD
2.2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
Urusan Pemerintahan
Organisasi
Program
Kegiatan
Waktu pelaksanaan
Lokasi kegiatan
Sumber dana
: x.xx
...
: x.xx .xx
...
: x.xx .xx .xx
...
: x.xx .xx .xx.xx
...
: ....................... ....................... ....................... .......................
: ....................... ....................... ....................... .......................
: ....................... ....................... ....................... .......................
Target Kinerja
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan :
Kode
Rekening
Uraian
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Volume
Satuan
Harga satuan
Jumlah
(Rp)
6=3x5
Jumlah
Rencana Penarikan Dana per Triwulan
..,tanggal..
Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 15 Cara Pengisian Formulir DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
1.
Nomor DPA - SKPD diisi dengan nomor kode Urusan Pemerintahan, nomor kode
Organisasi, nomor kode program diisi dengan kode program dan nomor kode kegiatan
diisi dengan kode kegiatan, nomor kode anggaran belanja diisi dengan kode 5 serta nomor
kode kelompok belanja langsung diisi dengan kode 2.
2.
3.
4.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
5.
Organisasi diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
6.
Baris kolom program diisi dengan kode program dan nama program dari kegiatan yang
berkenaan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja
perangkat daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk
memperoleh alokasi anggaran.
7.
Baris kolom kegiatan diisi dengan kode kegiatan dan nama kegiatan yang akan
dilaksanakan.
8.
Baris kolom waktu pelaksanaan diisi dengan tanggal bulan dan tahun kegiatan yang akan
dilaksanakan.
9.
Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa
nama
desa/kelurahan atau kecamatan.
10.
Baris kolom sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK,
lain-lain pendapatan yang sah) untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan yang
direncanakan. Catatan untuk baris kolom ini diisi oleh tim anggaran pemerintah daerah,
kecuali apabila pendanaan untuk program kegiatan tersebut sumber dananya sudah pasti,
seperti DAK, pinjaman daerah, dana darurat, bantuan khusus yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dapat diisi langsung oleh satuan
kerja perangkat daerah.
6.
Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap masukan dapat berupa
jumlah dana, jumlah SDM, jumlah jam kerja, jumlah peralatan/teknologi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan keluaran dalam tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur
kinerja dari setiap keluaran diisi dengan jumlah keluaran yang akan dihasilkan dalam
tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur kinerja hasil diisi dengan manfaat yang
akan diterima pada masa yang akan datang.
7.
Kolom target kinerja diisi dengan tingkat prestasi kerja yang dapat diukur pencapaiannya
atas capaian program, masukan, keluaran dan hasil yang ditetapkan dalam kolom tolok
ukur kinerja.
8.
Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening kelompok, jenis, objek,
rincian objek belanja langsung .
9.
Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
belanja langsung.
10. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang
11. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
12. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat suku
bunga, nilai kurs.
simbachs@gmail.com
- 16 13. Kolom 6 (ket. jumlah/volume) diisi dengan keterangan jumlah/volume seperti orang per
hari (org/hr), orang per bulan (org/bln), orang per tahun (org/th), buah per hari (bh/hr),
unit per tahun (unit/th) dan sebagainya.
14. Kolom 7 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dan harga satuan.
Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja.
Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya dijumlahkan
menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis
belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh
jenis belanja merupakan jumlah kelompok belanja langsung yang dituangkan dalam
formulir DPA - SKPD 2.2.1.
15. Rencana penarikan dana belanja langsung setiap triwulan selama tahun anggaran yang
direncanakan, diisi dengan jumlah yang disesuaikan dengan rencana kebutuhan
mendanai pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap
triwulan dengan cara membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk
penyusunan anggaran kas dan mengendalikan likuiditas Kas Umum Daerah serta
penerbitan SPD.
16. Formulir DPA - SKPD 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPA SKPD
dan formulir DPA - SKPD 2.2.
17. Formulir DPA - SKPD 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
18. Apabila Formulir DPA - SKPD 2.2.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
19. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPA - SKPD 2.2.1.
20. Formulir DPA - SKPD 2.2.1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
dengan mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
simbachs@gmail.com
- 17 F.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
NO DPA SKPD
: x.xx xx 00 00 6
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx
PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
- 18 Formulir
x.xx xx 00 00 6
DPA SKPD
3.1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
.
.
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Kode
Rekening
1
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
Jumlah
(Rp)
3
Uraian
2
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah Penerimaan
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 19 Cara Pengisian Formulir DPA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
1.
Nomor DPA - SKPD diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPD, nomor kode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan
kode 00, nomor kode anggaran pembiayaan diisi dengan kode 6 serta nomor kode
kelompok penerimaan pembiayaan diisi dengan kode 1.
2.
3.
4.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
5.
Organisasi diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
6.
7.
Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek penerimaan
pembiayaan.
8.
Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis penerimaan pembiayaan berkenaan yang
merupakan hasil penjumlahan dari seluruh obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk
dalam jenis penerimaan pembiayaan bersangkutan. Jumlah obyek penerimaan merupakan
penjumlahan dari seluruh rincian obyek penerimaan pembiayaan yang termasuk dalam
obyek penerimaan pembiayaan bersangkutan.
9.
Baris jumlah penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan seluruh jenis penerimaan
pembiayaan.
10.
Rencana penerimaan per triwulan diisi dengan jumlah penerimaan pembiayaan yang
diterima setiap triwulan selama tahun anggaran yang direncanakan.
nomor
kode
rekening
Formulir DPA - SKPD 3.1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPA SKPD.
12.
13.
Apabila Formulir DPA SKPD 3.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor urut
halaman.
14.
15.
Formulir DPA - SKPD 3.1 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
simbachs@gmail.com
- 20 G.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA - SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
NO DPA SKPD
: x.xx xx 00 00 6
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx
PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
- 21 Formulir
x.xx xx 00 00 6
DPA SKPD
3.2.
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
.
.
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Kode
Rekening
1
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
Jumlah
(Rp)
3
Uraian
2
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah Pengeluaran
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
Nomor DPA - SKPD diisi dengan nomor kode urusan Pemerintahan, nomor kode organisasi
SKPD, nomor kode program diisi dengan kode 00 dan nomor kode kegiatan diisi dengan
kode 00, nomor kode anggaran pembiayaan diisi dengan kode 6 serta nomor kode
kelompok pengeluaran pembiayaan diisi dengan kode 2.
2.
3.
4.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan daerah dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD.
5.
Organisasi diisi dengan nomor kode SKPD dan nama satuan kerja perangkat daerah
6.
7.
Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pengeluaran
pembiayaan.
8.
Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah jenis pengeluaran pembiayaan berkenaan yang
merupakan hasil penjumlahan dari seluruh obyek pengeluaran pembiayaan yang termasuk
dalam jenis pengeluaran pembiayaan bersangkutan. Jumlah obyek pengeluaran
merupakan penjumlahan dari seluruh rincian obyek pengeluaran pembiayaan yang
termasuk dalam obyek pengeluaran pembiayaan bersangkutan.
9.
Baris jumlah pengeluaran merupakan hasil dari penjumlahan seluruh jenis pengeluaran
pembiayaan.
10.
Rencana pengeluaran per triwulan diisi dengan jumlah pengeluaran pembiayaan setiap
triwulan selama tahun anggaran yang direncanakan.
Pengisian setiap triwulan harus disesuaikan dengan rencana pengeluaran pembiayaan.
Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4
dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun anggaran. Keakurasian data pelaksanaan
anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan untuk penyusunan anggaran kas dan
mengendalikan likuiditas Kas Umum Daerah serta penerbitan SPD.
11.
Formulir DPA - SKPD 3.2 merupakan input data untuk menyusun formulir DPA - SKPD.
12.
13.
Apabila Formulir DPA - SKPD 3.2 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor
urut halaman.
14.
15.
Formulir DPA - SKPD 3.2 ditandatangani oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai yang bersangkutan.
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN B.II
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Uraian
Anggaran
Tahun Ini
(Rp)
Triwulan I
(Rp)
Jan
Feb
4
Triwulan II
(Rp)
Mar
Apr
Mei
5
Triwulan III
(Rp)
Jun
Jul
Ags
6
Triwulan IV
(Rp)
Sep
Okt
Nov
7
Des
Dst.
Pembiayaan penerimaan
Dst.
Jumlah pendapatan & pembiayaan penerimaan
Jumlah alokasi kas yang tersedia untuk pengeluaran
Alokasi belanja tidak langsung & pembiayaan pengeluaran
Belanja tidak langsung
Belanja pegawai
Biaya bunga
.
Pembiayaan pengeluaran
Pembayaran pokok utang
.
Jumlah alokasi belanja tidak langsung & pembiayaan
pengeluaran per bulan
Jumlah alokasi belanja tidak langsung & pembiayaan
pengeluaran per triwulan
Sisa kas setelah dikurangi belanja tidak langsung & pembiayaan
pengeluaran per triwulan
simbachs@gmail.com
Kode Rekening
Uraian
Anggaran
Tahun Ini
(Rp)
Triwulan I
(Rp)
Jan
Feb
4
Triwulan II
(Rp)
Mar
Apr
Mei
5
Triwulan III
(Rp)
Jun
Jul
Ags
6
Triwulan IV
(Rp)
Sep
Okt
Nov
7
Des
Belanja langsung
Belanja langsung
Kegiatan..
Kegiatan..
..
Jumlah alokasi belanja langsung per bulan
Jumlah alokasi belanja langsung per triwulan
Sisa kas setelah dikurangi belanja langsung per triwulan
Jumlah alokasi belanja tidak langsung dan belanja langsung
serta pembiayaan pengeluaran
Sisa kas setelah dikurangi belanja tidak langsung dan belanja
langsung serta pembiayaan pengeluaran
*)
.., tanggal
BUD/Kuasa BUD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 25 Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
Formulir ini diisi oleh BUD/Kuasa BUD untuk menyusun anggaran kas.
Setiap kolom mulai dari kolom 3 sampai dengan kolom 7 dijumlahkan pada baris terakhir.
Diisi dengan uraian rekening pendapatan dan pembiayaan penerimaan.
Diisi dengan jumlah anggaran pendapatan dan pembiayaan penerimaan yang tercantum
dalam DPA-SKPD.
5.
Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan penerimaan setiap bulan di
triwulan I (boleh per triwulan).
6.
Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan penerimaan setiap bulan di
triwulan II (boleh per triwulan).
7.
Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan penerimaan setiap bulan di
triwulan III (boleh per triwulan).
8.
Diisi dengan perkiraan jumlah pendapatan dan pembiayaan penerimaan setiap bulan di
triwulan IV (boleh per triwulan).
9.
Diisi dengan kode rekening rincian obyek belanja dan pembiayaan pengeluaran.
10. Diisi dengan uraian rekening belanja dan pembiayaan pengeluaran.
11. Diisi dengan perkiraan jumlah anggaran belanja dan pembiayaan pengeluaran.
12. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan pengeluaran setiap bulan di triwulan I
(boleh per triwulan).
13. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan pengeluaran setiap bulan di triwulan
II (boleh per triwulan).
14. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan pengeluaran setiap bulan di triwulan
III (boleh per triwulan).
15. Diisi dengan perkiraan jumlah belanja dan pembiayaan pengeluaran setiap bulan di triwulan
IV (boleh per triwulan).
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 26 LAMPIRAN B.III
FORMAT DPAL-SKPD
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA-L SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
: x.xx xx
xx
xx
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx .xx
PROGRAM
x.xx .xx.xx
KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
...
SUMBER DANA
...
JUMLAH ANGGARAN
Rp
TERBILANG
(.
.. )
PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA
PENGGUNA ANGGARAN*)
*)
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
Urusan Pemerintahan
Organisasi
Program
Kegiatan
Lokasi kegiatan
Sumber dana
:
:
:
:
Formulir
DPA-L SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
x.xx
......
x.xx .xx
......
x.xx .xx.xx
......
x.xx .xx.xx .xx ......
: ......
: ......
Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Masukan
Keluaran
Hasil
Tahun awal penganggaran
DPA/DPPA SKPD *) Tahun anggaran
: Rp. .......................
: Rp. .......................
: Rp. .......................
: .......................
: Rp. .......................
: Rp. .......................
: Rp. .......................
simbachs@gmail.com
: .......................
: Rp. .......................
: Rp. .......................
: Rp. .......................
: .......................
Uraian
2
Volume
Satuan
Harga
satuan
Jumlah
Realisasi
Saldo
Akhir
Saldo
Awal
Realisasi
Saldo
Akhir
Saldo
Awal
Realisasi
Saldo
Akhir
6=3x5
8=6-7
10
11=9-10
12
13
14=12-13
simbachs@gmail.com
..,tanggal..
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(tanda tangan)
(nama jelas)
NIP.
Keterangan
Tanggal Pembahasan
Catatan Hasil Pembahasan
1.
2.
dst
:
:
:
Nama
NIP
Jabatan
Tandatangan
1
2
dst
simbachs@gmail.com
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 31 LAMPIRAN B.IV.1
Nomor : .
a)
.., tanggal
Berdasarkan b)
diminta segera untuk membayar kepada :
KAS DAERAH /BANK . (Rekening Nomor ) c)
uang sejumlah Rp. (.) d)
untuk e) .
Kepada : f)
.
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 32 B.
Nomor : . a)
.., tanggal
Berdasarkan b)
diminta mulai .. setiap ... c) bulan membayar kepada :
KAS DAERAH /BANK . (Rekening Nomor ) d)
uang sejumlah Rp. (.) e)
untuk f) ..
simbachs@gmail.com
C.
Tahun Anggaran
Halaman
:
:
Nomor
Urut
Tanggal dan
Nomor Surat
Penagihan
Nama dan
Alamat yang
Berutang
Uraian Penagihan
Jumlah
(Rp)
Kode Rekening
Penyetoran menurut
Buku Kas
Tanggal
Nomor
Jumlah
(Rp)
Keterangan
10
Jumlah
, tanggal .
simbachs@gmail.com
- 34 -
Cara Pengisian :
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut register surat penagihan.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penagihan sesuai dengan nomor urut
penagihan.
3. Kolom 3 diisi dengan nama dan alamat yang berutang.
4. Kolom 4 diisi dengan jenis uraian penagihan.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah utang.
6. Kolom 6 diisi dengan kode rekening berkenaan.
7. Kolom 7 diisi dengan tanggal penyetoran/pembayaran menurut buku kas.
8. Kolom 8 diisi dengan nomor penyetoran/pembayaran menurut buku kas.
9. Kolom 9 diisi dengan jumlah yang dibayar.
10. Kolom 10 diisi sesuai dengan kebutuhan.
11. *) Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
D.
:
:
Penyetoran Menurut
Buku Kas
Pemungutan
Nomor
Urut
Tanggal
dan Nomor
Surat
Penagihan
Nama dan
Alamat
yang
Berutang
Uraian
Penagihan
Jumlah
(Rp)
Jumlah
Mulai
Tanggal
6
Bulan,
Triwulan,
Semester,
Tahunan
7
Jumlah
Jumlah
(Rp)
8
Kode Rekening
Tanggal
Nomor
Jumlah
(Rp)
10
11
12
Ket
13
Jumlah
, tanggal .
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama jelas)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 36 Cara Pengisian:
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut register surat penagihan berulang.
2. Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penagihan sesuai dengan nomor urut
penagihan berulang.
3. Kolom 3 diisi dengan nama dan alamat yang berutang.
4. Kolom 4 diisi dengan jenis uraian penagihan.
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah utang.
6. Kolom 6 diisi dengan mulai tanggal jatuh tempo utang.
7. Kolom 7 diisi dengan jangka waktu cicilan utang, sesuai dengan akad kredit.
8. Kolom 8 diisi dengan jumlah cicilan utang.
9. Kolom 9 diisi dengan kode rekening berkenaan.
10. Kolom 10 diisi tanggal penyetoran/pembayaran menurut Buku Kas.
11. Kolom 11 diisi dengan nomor penyetoran/pembayaran menurut Buku Kas.
12. Kolom 12 diisi dengan jumlah yang dibayar.
13. Kolom 13 diisi dengan uraian penjelasan sesuai kebutuhan.
*)
14. Coret yang tidak perlu.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 37 LAMPIRAN B.V
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
JA
ADWAL PELAKSANAAN APBD
NO
A.
URAIAN
2.
4.
B.
5.
KETERANGAN
PELAKSANAAN APBD
1.
3.
WAKTU
Minggu kedua
bulan Januari
7 hari kerja
Minggu ketiga
Bulan Januari
DPAL-SKPD
Kepala SKPD menyampaikan laporan
akhir realisasi pelaksanaan kegiatan
fisik dan non-fisik maupun keuangan
kepada PPKD untuk pengesahan
menjadi DPAL-SKPD tahun anggaran
berikutnya
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN C
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
PERUBAHAN APBD
simbachs@gmail.com
DAFTAR LAMPIRAN C
PERUBAHAN APBD
1.
2.
3.
Lampiran C.I
Lampiran C.II
Lampiran C.III
4.
5.
Lampiran C.IV
Lampiran C.V
6.
Lampiran C.VI
7.
8.
Lampiran C.VII
Lampiran C.VIII
9.
Lampiran C.XIX
simbachs@gmail.com
-1LAMPIRAN C.I
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD
TAHUN ANGGARAN .
I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
II.
1.1.
1.2.
BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
URUSAN WAJIB
01
Pendidikan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kesehatan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
Pekerjaan Umum
simbachs@gmail.com
-2KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1
04
Perumahan Rakyat
Program ......
Kegiatan ......
05
Penataan Ruang
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
06
Perencanaan Pembangunan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perhubungan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Lingkungan Hidup
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
09
Pertanahan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
10
11
Pemberdayaan Perempuan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
12
13
Sosial
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
14
Tenaga Kerja
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
15
16
Penanaman Modal
simbachs@gmail.com
-3KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
1
17
Kebudayaan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
18
19
20
Pemerintahan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
21
Kepegawaian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
22
23
Statisitik
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
24
Kearsipan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
25
2
2
01
02
Kehutanan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
URUSAN PILIHAN
Pertanian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
simbachs@gmail.com
-4BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
dst ...
2
04
Pariwisata
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
05
06
Perdagangan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perindustrian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Transmigrasi
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
JUMLAH
III.
KERANGKA EKONOMI
SUMBER PENDANAAN
MAKRO
DAN
IMPLIKASINYA
TERHADAP
(Pada Bab II, diuraikan dan dijelaskan tentang perubahan asumsi, kondisi yang
telah terjadi dan diperkirakan akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan
Kebijakan Umum perubahan APBD.
Contoh asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian sasaran pada
tahun berjalan sebelum perubahan, perkiraan pencapaian setelah perubahan
sampai akhir tahun anggaran berjalan dan tahun yang akan datang, terkait
dengan perubahan (1) laju inflasi, (2) pertumbuhan ekonomi regional, (3)
tingkat pengangguran regional, dan (4) lain-lain asumsi yang relevan dengan
kondisi daerah setempat.
Dalam rangka implementasi perubahan asumsi dan kondisi yang menjadi dasar
pencapaian sasaran, Kebijakan Umum Perubahan APBD harus mampu
menjelaskan kebijakan penganggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Perlu dicermati dalam uaraian dan penjelasan tersebut, bahwa dengan adanya
perubahan asumsi tersebut mengakibatkan capaian kinerja yang telah
ditetapkan dalam Kebijakan Umum APBD dapat berubah sehingga perlu
dilakukan revisi/koreksi terhadap target/sasaran yang ditetapkan semula.
Selain daripada itu, dalam Bab ini juga diuraikan dan dijelaskan mengenai
perkiraan perubahan penerimaan yang digunakan untuk mendanai seluruh
pengeluaran pada sisa tahun anggaran berjalan, baik penerimaan yang
bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan (DAU, Dana Bagi
Hasil dan DAK) maupun penerimaan yang berasal dari pinjaman maupun
hibah.)
simbachs@gmail.com
-5-
Proyeksi Perubahan
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
sebelum
perubahan
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
1.2
1.2.1
Dana perimbangan
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya
1.3.4
1.3.5
setelah
perubahan
Rp
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.8
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.6
2.1.7
Belanja subsidi
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
simbachs@gmail.com
-6BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Rp
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.3
IV.
PENUTUP
Demikian rancangan kebijakan umum Perubahan APBD ini disusun untuk
dibahas dan disepakati sebagai dasar penyusunan dan pembahasan prioritas
dan plafon anggaran sementara.
.., tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2005
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
a.
Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun berjalan sebelum
perubahan, perkiraan pencapaian setelah perubahan sampai akhir tahun anggaran
berjalan dan tahun yang akan datang;
b.
II.
Memuat gambaran ringkas tentang perubahan target pencapaian kinerja yang terukur dari
setiap urusan pemerintahan daerah dan perubahan proyeksi pendapatan, belanja, dan
pembiayaan daerah sebagai dasar penentuan prioritas program dan plafon anggaran
menurut bidang pemerintahan setelah perubahan APBD hingga akhir tahun anggaran
berjalan.
PROYEKSI PERUBAHAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
III.
Memuat penjelasan tentang perubahan asumsi makro ekonomi yang disepakati terhadap
implikasi perubahan kemampuan fiskal daerah, kebijakan yang ditempuh dalam upaya
peningkatan pendapatan daerah, faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya atau
terjadinya peningkatan belanja daerah dan kebijakan pemerintah daerah di bidang
pembiayaan daerah tahun anggaran ..
Penjelasan tersebut diatas secara ringkas digambarkan dalam
Perubahan APBD Tahun Anggaran ..
Ringkasan Proyeksi
JUMLAH
NO
URAIAN
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
1.2
1.2.1
Dana perimbangan
1.2.2
1.2.3
Sebelum
perubahan
Setelah
perubahan
Rp
simbachs@gmail.com
-8BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
Sebelum
perubahan
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya
1.3.4
1.3.5
Setelah
perubahan
Rp
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja subsidi
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3
simbachs@gmail.com
-9IV.
PRIORITAS PROGRAM
DAN KEGIATAN
NO.
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
JUMLAH PLAFON
ANGGARAN
ORGANISASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
JUMLAH
V.
KODE
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
URUSAN WAJIB
01
Pendidikan
01
01
Dinas Pendidikan
01
02
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
02
02
02
03
02
04
02
05
02
06
Dst
03
03
01
03
02
03
03
Dinas Pengairan
03
04
03
05
03
06
Dst
Kesehatan
Pekerjaan Umum
simbachs@gmail.com
- 10 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
04
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Perumahan
04
01
Dinas Permukiman
04
02
04
03
Dinas Pemakaman*)
04
04
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
BAPPEDA
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
07
02
Dst
08
08
01
08
02
Badan Pengendalian
Daerah
08
03
Dinas Pertamanan
08
04
Dinas Kebersihan
08
05
Dst
09
09
01
09
02
Dst
10
10
01
10
02
Dst
11
11
01
11
02
Dst
12
12
01
BKKBD
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
13
02
Dst
14
14
01
14
02
Dst
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Dampak
Lingkungan
Pertanahan
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga
Sejahtera
Berencana
dan
Keluarga
Sosial
Tenaga Kerja
simbachs@gmail.com
- 11 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
15
15
01
15
02
Dst
16
16
01
16
02
Dst
17
17
01
Dinas Kebudayaan
17
02
Permuseuman
17
03
Dst
18
18
01
18
02
Dst
19
19
01
19
02
19
03
19
04
Dst
20
20
01
DPRD
20
02
20
03
Sekretariat Daerah
20
04
Sekretariat DPRD
20
05
20
06
20
07
20
08
Kantor Penghubung
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Penanaman Modal
Kebudayaan
Kesatuan
Negeri
Bangsa
dan
Politik
Dalam
Pemerintahan Umum
20
09
Kecamatan
20
10
Kelurahan
20
11
Dst
21
21
01
21
02
21
03
Dst
22
22
01
22
02
Dst
23
23
01
23
02
23
03
Dst
Kepegawaian
Statistik
simbachs@gmail.com
- 12 PLAFON ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAN ORGANISASI
KODE
24
24
01
24
02
Dst
25
25
01
25
02
25
03
Dst
BELANJA
LANGSUNG
JUMLAH
Kearsipan
2
2
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
01
01
Dinas Pertanian
01
02
Dinas Perkebunan
01
03
Dinas Peternakan
01
04
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
04
02
Kebun Binatang
04
03
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
Dinas Perdagangan
06
02
Dinas Pasar
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
08
02
Dst
Kehutanan
Pariwisata
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
Jumlah
simbachs@gmail.com
- 13 VI.
PENUTUP
Demikian rancangan PPAS ini disusun untuk dibahas dan disepakati sebagai dasar
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran ....
.., tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 14 LAMPIRAN C. III
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
:
:
:
............................................................................
Gubernur/Bupati/Walikota .....................................
............................................................................
:
:
:
.............................................................................
Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota .....................
.............................................................................
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota ............
.............................................................................
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota..............
.............................................................................
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota ..................
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan APBD diperlukan Kebijakan
Umum Perubahan APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk
selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan prioritas dan plafon anggaran sementara
perubahan APBD Tahun Anggaran .......
Berdasarkan hal tersebut di atas, sepakat terhadap target pencapaian kinerja yang terukur dari
setiap urusan pemerintahan daerah dan proyeksi perubahan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan daerah yang direncanakan akan dicapai dalam tahun anggaran . sebagai
berikut :
simbachs@gmail.com
- 15 I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
1.1.
Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun berjalan sebelum
perubahan, perkiraan pencapaian setelah perubahan sampai akhir tahun
anggaran berjalan dan tahun yang akan datang;
1.2.
II.
Memuat gambaran umum prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD
untuk menyelesaikan permasalahahan/hambatan dan tantangan utama serta menjawab
tantangan yang mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta mendukung upaya mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD.
KODE
1
1
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
URUSAN WAJIB
01
Pendidikan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kesehatan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
Pekerjaan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
04
Perumahan Rakyat
Program ......
Kegiatan ......
05
Penataan Ruang
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
06
Perencanaan Pembangunan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perhubungan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Lingkungan Hidup
Program ......
simbachs@gmail.com
- 16 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Kegiatan ......
dst ...
1
09
Pertanahan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
10
11
Pemberdayaan Perempuan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
12
13
Sosial
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
14
Tenaga Kerja
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
15
16
Penanaman Modal
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
17
Kebudayaan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
18
19
simbachs@gmail.com
- 17 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
dst ...
1
20
Pemerintahan Umum
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
21
Kepegawaian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
22
23
Statisitik
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
24
Kearsipan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
25
2
2
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
02
Kehutanan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
03
04
Pariwisata
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
05
simbachs@gmail.com
- 18 BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KODE
06
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
TARGET (%)
ORGANISASI
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
Perdagangan
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
07
Perindustrian
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
08
Transmigrasi
Program ......
Kegiatan ......
dst ...
JUMLAH
III.
Proyeksi Perubahan
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah
BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
Pajak Daerah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
Sebelum
perubahan
Setelah
perubahan
Rp
simbachs@gmail.com
- 19 BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
Sebelum
perubahan
1.1.4
1.2
Dana perimbangan
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana Darurat
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Setelah
perubahan
Rp
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
Belanja pegawai
2.1.2
Belanja bunga
2.1.3
Belanja subsidi
2.1.4
Belanja hibah
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.2
Belanja Langsung
2.2.1
Belanja pegawai
2.2.2
2.2.3
Belanja modal
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan pembiayaan
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
Pengeluaran pembiayaan
simbachs@gmail.com
- 20 BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
URAIAN
Sebelum
perubahan
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Setelah
perubahan
Rp
IV.
PENUTUP
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan
dan pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara perubahan APBD
Tahun Anggaran ...
....., tanggal,.......
selaku,
PIHAK PERTAMA
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
..........................................
selaku,
PIHAK KEDUA
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
(nama lengkap)
KETUA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
*)
simbachs@gmail.com
- 21 -
B.
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).............
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)....................................
NOMOR : .
TANGGAL : .
TENTANG
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN .
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
............................................................................
Gubernur/Bupati/Walikota *).....................................
............................................................................
:
:
:
.............................................................................
Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *).....................
.............................................................................
b. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *)............
.............................................................................
c. Nama
Jabatan
Alamat Kantor
:
:
:
.............................................................................
Wakil Ketua DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota *)..............
.............................................................................
sebagai Pimpinan Dewan bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota *)..................
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan perubahan APBD diperlukan prioritas
dan plafon anggaran yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk
dijadikan sebagai dasar penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang perubahan APBD
Tahun Anggaran .......
Berdasarkan hal tersebut di atas, sepakat terhadap pagu dan prioritas perubahan APBD untuk
mencapai sasaran program tahun 2006 sebagai berikut :
I.
PENDAHULUAN
(Pada Bab I Pendahuluan, memuat antara lain:
a.
Uraian kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun berjalan sebelum
perubahan, perkiraan pencapaian setelah perubahan sampai akhir tahun anggaran
berjalan dan tahun yang akan datang;
simbachs@gmail.com
- 22 b.
II.
Memuat gambaran ringkas tentang perubahan target pencapaian kinerja yang terukur
dari setiap urusan pemerintahan daerah dan perubahan proyeksi pendapatan, belanja,
dan pembiayaan daerah sebagai dasar penentuan prioritas program dan plafon
anggaran menurut bidang pemerintahan setelah perubahan APBD hingga akhir tahun
angaran berjalan.
III.
Ringkasan Proyeksi
JUMLAH
NO
URAIAN
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
Dana perimbangan
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Rp
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
2.1.7
2.1.8
Belanja subsidi
simbachs@gmail.com
- 23 BERTAMBAH/
(BERKURANG)
JUMLAH
NO
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
URAIAN
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Rp
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan neto
3.3
IV.
NO.
PRIORITAS PROGRAM
DAN KEGIATAN
SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
JUMLAH PLAFON
ANGGARAN
ORGANISASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst.
JUMLAH
simbachs@gmail.com
- 24 -
V.
KODE
PLAFON ANGGARAN
BELANJA
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
JUMLAH
URUSAN WAJIB
01
01
01
Dinas Pendidikan
Pendidikan
01
02
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
02
02
Kesehatan
02
03
02
04
02
05
02
06
Dst
03
03
01
03
02
03
03
Dinas Pengairan
03
04
03
05
03
06
Dst
04
04
01
Dinas Permukiman
04
02
04
03
Dinas Pemakaman*)
04
04
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
BAPPEDA
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
07
02
Dst
08
08
01
08
02
08
03
08
04
Dinas Kebersihan
08
05
Dst
09
09
01
09
02
Dst
Pekerjaan Umum
Perumahan
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Lingkungan
Pertanahan
simbachs@gmail.com
- 25 -
KODE
10
10
01
10
02
Dst
11
11
01
11
02
Dst
12
12
01
Keluarga
Sejahtera
BKKBD
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
13
02
Dst
14
14
01
14
02
Dst
15
15
01
15
02
Dst
16
16
01
16
02
Dst
17
17
01
Dinas Kebudayaan
17
02
Permuseuman
17
03
Dst
18
18
01
18
02
Dst
19
19
01
19
02
19
03
19
04
Dst
20
20
01
DPRD
20
02
20
03
Sekretariat Daerah
20
04
Sekretariat DPRD
20
05
20
06
20
07
20
08
Kantor Penghubung
PLAFON ANGGARAN
BELANJA
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
JUMLAH
Pemberdayaan Perempuan
Berencana
dan
Keluarga
Sosial
Tenaga Kerja
Penanaman Modal
Kebudayaan
Politik
Dalam
Pemerintahan Umum
20
09
Kecamatan
20
10
Kelurahan
simbachs@gmail.com
- 26 -
KODE
1
20
11
21
21
01
21
02
21
03
Dst
22
22
01
22
02
Dst
23
23
01
23
02
23
03
Dst
24
24
01
24
02
Dst
25
25
01
25
02
25
03
Dst
PLAFON ANGGARAN
BELANJA
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
JUMLAH
Dst
Kepegawaian
Statistik
Kearsipan
URUSAN PILIHAN
01
01
01
Dinas Pertanian
Pertanian
01
02
Dinas Perkebunan
01
03
Dinas Peternakan
01
04
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
04
02
Kebun Binatang
04
03
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
Dinas Perdagangan
06
02
Dinas Pasar
06
03
Dst
Kehutanan
Pariwisata
Perdagangan
simbachs@gmail.com
- 27 -
KODE
2
07
07
01
Dinas Perindustrian
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
08
02
Dst
PLAFON ANGGARAN
BELANJA
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
JUMLAH
Perindustrian
Transmigrasi
Jumlah
VI.
PENUTUP
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran ...
selaku,
PIHAK PERTAMA
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
..........................................
selaku,
PIHAK KEDUA
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
(nama lengkap)
KETUA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
WAKIL KETUA
*)
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 28 LAMPIRAN C.IV
FORMAT DPPA-SKPD
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN
ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPPA SKPD)
SEKRETARIAT DAERAH/DINAS/BADAN/KANTOR*)
...
TAHUN ANGGARAN .
Kode
Nama Formulir
DPPA- SKPD
DPPA-SKPD 1
Rincian
Dokumen
Pelaksanaan
Perubahan
Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPPA-SKPD 2.1
DPPA-SKPD 2.2
DPPA-SKPD 2.2.1
DPPA-SKPD 3.1
Rincian
Dokumen
Pelaksanaan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Perubahan
Anggaran
DPPA-SKPD 3.2
Rincian
Dokumen
Pelaksanaan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Perubahan
Anggaran
Anggaran
simbachs@gmail.com
- 29 A.
FORMULIR DPPA-SKPD
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Formulir
DPPASKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan : x. xx
Organisasi
: x.xx.xx
Jumlah (Rp)
Kode
Rekening
Uraian
sebelum
setelah
perubahan perubahan
3
(Rp)
Surplus/ (Defisit)
No
1
1
2.1
2.2
3.1
3.2
Pembiayaan neto
Rencana Pelaksanaan Perubahan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah per triwulan
Triwulan
Uraian
I
II
III
2
IV
Jumlah
Pendapatan
Belanja tidak langsung
Belanja langsung
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
..,tanggal..
Menyetujui
Sekretaris Daerah,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah.
5.
Kolom 1 diisi dengan nomor kode rekening pendapatan/nomor kode rekening belanja/nomor kode
rekening pembiayaan.
Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan dimulai dari kode rekening anggaran
pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti dengan masing-masing kode rekening kelompok
pendapatan/belanja/pembiayaan
dan
diakhiri
dengan
kode
rekening
jenis
pendapatan/belanja/pembiayaan.
6.
7.
Kolom 3 diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis pendapatan dan jenis belanja
sebelum perubahan, jumlah dimaksud merupakan penjumlahan dari jumlah yang tercantum dari
formulir DPPA - SKPD 1, formulir DPPA - SKPD 2.1, formulir DPPA - SKPD 2.2 dan seluruh formulir
DPPA - SKPD 2.2.1.
8.
Kolom 4 diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis pendapatan dan jenis belanja
setelah perubahan, Jumlah dimaksud merupakan penjumlahan dari jumlah setelah perubahan yang
tercantum dari formulir DPPA - SKPD 1, formulir DPPA - SKPD 2.1, formulir DPPA - SKPD 2.2 dan
seluruh formulir DPPA - SKPD 2.2.1.
9.
Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih besar dari jumlah anggaran
belanja.
10.
Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah anggaran
belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
Selanjutnya pada baris kolom 2 (pembiayaan neto) diisi dengan selisih antara jumlah penerimaan
pembiayaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan sebelum perubahan yang tercantum dalam
kolom 3 dan setelah perubahan pada kolom 4.
11.
Rencana pelaksanaan perubahan anggaran satuan kerja perangkat daerah per triwulan diisi
sebagai berikut :
a.
Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat dipungut atau diterima setiap
triwulan selama satu tahun anggaran yang direncanakan.
b.
Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja tidak langsung yang dibutuhkan
setiap triwulan selama satu tahun anggaran yang direncanakan.
simbachs@gmail.com
- 31 c.
Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja langsung yang dibutuhkan untuk
mendanai program dan kegiatan setiap triwulan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
d.
Baris penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan yang direncanakan dapat
diterima setiap triwulan selama satu tahun anggaran.
e.
Baris pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan yang akan dikeluarkan setiap
triwulan selama satu tahun anggaran.
12.
Nama ibukota, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir DPPA-SKPD 1, dengan
mencantumkan nama jabatan kepala satuan kerja perangkat daerah.
13.
14.
15.
Apabila formulir DPPA-SKPD lebih dari satu halaman setiap halaman diberi nomor urut halaman.
simbachs@gmail.com
- 32 B.
FORMULIR DPPA-SKPD 1
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENDAPATAN
NO DPA SKPD
x.xx
xx
00
00
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx .
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
Formulir
DPPASKPD 1
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan : x.xx
Organisasi
: xx
.
.
:..
Kode
Rekening
Rincian Penghitungan
Uraian
1
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Volume
Satuan
Tarif/
Harga
5
Bertambah/
(berkurang)
Setelah perubahan
Rincian Penghitungan
Jumlah
6=3x5
Volume
Satuan
Tarif/
Harga
9
Jumlah
(Rp)
10=7x9
11=10-6
12
Jumlah
Perubahan Rencana Pendapatan per Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
No
1.
dst
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Nama
..,tanggal..
Mengesahkan,
Jabatan
Tanda tangan
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja
perangkat daerah.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan kode rekening kelompok, jenis, objek, rincian objek
pendapatan satuan kerja perangkat daerah.
7.
Kolom 2 diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
Pendapatan.
8.
Sebelum perubahan :
a.
Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian obyek pendapatan
yang direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor, jumlah liter bahan
bakar kendaraan bermotor, jumlah tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung
restoran, jumlah kepala keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah
kendaraan
yang
memanfaatkan
lahan
parkir,
jumlah
bibit
perikanan/pertanian/peternakan/ kehutanan/perkebunan,
jumlah limbah
yang diuji, jumlah kios/los/kakilima, jumlah pemakaian/penggunaan sarana
olahraga/gedung/gudang/lahan milik pemda, jumlah unit barang bekas milik
pemerintah daerah yang dijual, jumlah uang yang ditempatkan pada bank
tertentu dalam bentuk tabungan atau giro, jumlah modal yang disertakan
atau diinvestasikan.
b.
Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat,
ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
c.
d.
simbachs@gmail.com
- 35 9.
Setelah perubahan :
a.
Kolom 7 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian obyek pendapatan
yang direncanakan, seperti jumlah kendaraan bermotor, jumlah liter bahan
bakar kendaraan bermotor, jumlah tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung
restoran, jumlah kepala keluarga, jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah
kendaraan
yang
memanfaatkan
lahan
parkir,
jumlah
bibit
perikanan/pertanian/peternakan/ kehutanan/perkebunan,
jumlah limbah
yang diuji, jumlah kios/los/kakilima, jumlah pemakaian/penggunaan sarana
olahraga/gedung/gudang/lahan milik pemda, jumlah unit barang bekas milik
pemerintah daerah yang dijual, jumlah uang yang ditempatkan pada bank
tertentu dalam bentuk tabungan atau giro, jumlah modal yang disertakan
atau diinvestasikan.
b.
Kolom 8 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat,
ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
c.
d.
17. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir DPPASKPD 1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, nomor induk pegawai
dan jabatan .
simbachs@gmail.com
- 36 C.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPPA-SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
x.xx
xx
00
00
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx
PENGGUNA ANGGARAN /
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
x.xx
xx
00
00
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Formulir
DPPA
SKPD 2.1
:..
Rincian Penghitungan
Uraian
Bertambah/
(berkurang)
Setelah perubahan
Rincian Penghitungan
Volume
Satuan
Harga
satuan
Jumlah
6=3x5
Volume
Satuan
Harga
satuan
Jumlah
(Rp)
10 = 7 x 9
11
12
Jumlah
Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
..,tanggal..
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Nama
NIP
Jabatan
Tanda tangan
1.
dst
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja
perangkat daerah.
5.
6.
Kolom 2 (uraian) diisi dengan nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
belanja tidak langsung.
7.
Sebelum perubahan:
8.
a.
b.
Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti hari/bulan/tahun.
c.
Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa standar
gaji/tunjangan dan tambahan penghasilan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
d.
Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dan
harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah
rincian obyek belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek
belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap
obyek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan
menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja
merupakan jumlah kelompok belanja tidak langsung yang dituangkan dalam
formulir DPPA - SKPD.
Setelah perubahan:
a.
b.
Kolom 8 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti hari/bulan/tahun.
c.
Kolom 9 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa standar
gaji/tunjangan dan tambahan penghasilan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
d.
Kolom 10 jumlah diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dengan
harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah
rincian obyek belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek
belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap
obyek belanja pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan
menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja
simbachs@gmail.com
Kolom 11 diisi dengan selisih antara jumlah belanja tidak langsung sebelum
perubahan (kolom 6) dengan jumlah belanja tidak langsung setelah perubahan
(kolom 10).
10. Kolom 12 diisi dengan besaran persentase yaitu jumlah selisih belanja tidak
langsung (kolom 11) dibagi dengan jumlah belanja tidak langsung sebelum
perubahan (kolom 6) dikali 100 % (per seratus)
11. Rencana penarikan dana belanja tidak langsung setiap triwulan selama tahun
anggaran yang direncanakan, diisi dengan jumlah yang disesuaikan dengan
rencana kebutuhan. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap
triwulan dengan cara membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran. Keakurasian data pelaksanaan anggaran pertriwulan sangat dibutuhkan
untuk penyusunan anggaran kas dan mengendalikan likuiditas kas daerah serta
penerbitan SPD
12. Formulir DPPA - SKPD 2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPPA SKPD
13. Formulir DPPA - SKPD 2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
14. Apabila Formulir DPPA - SKPD 2.1 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
15. Tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan DPPA - SKPD 2.1.
16. Formulir DPPA - SKPD 2.1 ditanda tangani oleh pejabat pengelola keuangan daerah
dengan mencantumkan nama lengkap dan nama induk pegawai yang
bersangkutan.
17. Seluruh anggota tim anggaran pemerintah daerah menandatangani formulir DPPASKPD 2.1 yang telah dibahas yang dilengkapi dengan nama, NIP dan jabatan .
simbachs@gmail.com
- 40 D.
Formulir
DPPASKPD 2.2
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
Urusan Pemerintahan : xx
Organisasi
: xx
Uraian
xx
Bertambah/
(berkurang
Jumlah (Rp)
Lokasi
Kegiatan
Target
Kinerja
(Kuantitatif)
Sumber
dana
Sebelum
Setelah
perubahan Perubahan
7
(Rp)
9 = 8-7
%
10
Program A
xx
Kegiatan .
xx
Kegiatan .
xx
dst .
xx
Program B
xx
Kegiatan .
xx
Kegiatan .
xx
dst .
xx
Program .
xx
Kegiatan .
xx
Kegiatan .
xx
dst .
xx
dst .
Jumlah
..,tanggal..
Mengesahkan,
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama
urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja
perangkat daerah.
5.
6.
7.
Untuk kode angka program dan kegiatan tersebut pada angka 5 dan 6 sesuai
dengan format lampiran VII peraturan menteri ini dan disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.
8.
Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang selanjutnya diikuti
dengan penjabaran uraian kegiatan untuk mendukung terlaksananya program
dimaksud.
6.
Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat setiap kegiatan
dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama desa/kelurahan
atau kecamatan.
7.
Kolom 6 (sumber dana) diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU,
DAK, lain-lain pendapatan yang sah) untuk mendanai pelaksanaan program dan
kegiatan yang direncanakan. Catatan untuk kolom ini diisi oleh tim anggaran
pemerintah daerah, kecuali apabila pendanaan untuk program kegiatan tersebut
sumber dananya sudah pasti, seperti DAK, pinjaman daerah, dana darurat,
bantuan khusus yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8.
9.
simbachs@gmail.com
- 42 13. tanggal, bulan, tahun diisi berdasarkan pembuatan formulir DPPA-SKPD 2, dengan
mencantumkan nama jabatan kepala satuan kerja perangkat daerah.
14. Formulir DPPA-SKPD 2.2 ditanda tangani oleh pejabat pengelola keuangan daerah
dengan mencantumkan nama lengkap dan nomor induk pegawai.
15. Formulir DPPA-SKPD 2.2 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
16. Apabila formulir DPPA-SKPD 2.2 lebih dari satu halaman setiap halaman diberi
nomor urut halaman.
simbachs@gmail.com
- 43 E.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
BELANJA LANGSUNG
NO DPA SKPD
: x.xx xx
xx
xx
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx
PROGRAM
x.xx.xx. xx
KEGIATAN
x.xx.xx. xx. xx
LOKASI KEGIATAN
...
SUMBER DANA
...
JUMLAH ANGGARAN
Rp
TERBILANG
.
(
.. )
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
Formulir
xx
xx
xx
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran
DPPASKPD
2.2.1
Urusan Pemerintahan
: x.xx
.
Organisasi
: x.xx. xx
.
Program
: x.xx. xx.xx
.
Kegiatan
: x.xx. xx.xx. xx .
Lokasi kegiatan
: ...........................
Latar belakang perubahan/dianggarkan dalam
:..
perubahan APBD
Rincian Penghitungan
Uraian
Bertambah/
(berkurang)
Setelah perubahan
Rincian Penghitungan
Volume
Satuan
Harga
satuan
Jumlah
6=3x5
Volume
Satuan
Harga
satuan
Jumlah
(Rp)
10
11 = 8 x 10
12 = 11 - 6 13
xx xx xx xx xx
Jumlah
Triwulan I
Triwulan II
Rp
Triwulan III
Triwulan IV
Rp
Rp
Jumlah
No
dst
..,tanggal..
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Rp
Rp
Nama
Jabatan
Tanda tangan
simbachs@gmail.com
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja
perangkat daerah.Kolom 1 kode rekening diisi dengan dengan nomor kode rekening
kelompok/jenis/objek/rincian objek belanja langsung .
5.
Baris kolom program diisi dengan nama program dari kegiatan yang berkenaan.
Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh satuan kerja
perangkat daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk
memperoleh alokasi anggaran.
6.
Baris kolom kegiatan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan merupakan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yang
direncanakan untuk memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
7.
Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa
nama
desa/kelurahan, kecamatan.
8.
9.
Kolom tolok ukur kinerja diisi dengan tolok ukur kinerja dari setiap masukan dapat
berupa jumlah dana, jumlah SDM, jumlah jam kerja, jumlah peralatan/teknologi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran dalam tahun anggaran yang direncanakan.
Tolok ukur kinerja dari setiap keluaran diisi dengan jumlah keluaran yang akan
dihasilkan dalam tahun anggaran yang direncanakan. Tolok ukur kinerja hasil diisi
dengan manfaat yang akan diterima pada masa yang akan datang.
10. Kolom target kinerja diisi dengan tingkat prestasi kerja yang dapat diukur
pencapaiannya atas masukan, keluaran dan hasil yang ditetapkan dalam kolom tolok
ukur kinerja.
11. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan nomor kode rekening kelompok/jenis/objek/
rincian objek belanja langsung .
12. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
belanja langsung.
simbachs@gmail.com
- 46 13. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah dapat berupa jumlah orang/pegawai dan barang
14. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek yang
direncananakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas,
ukuran isi dan sebagainya.
15. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif, harga, tingkat
suku bunga, nilai kurs.
16. Kolom 6 (Jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah volume dengan harga
satuan. Setiap jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek
belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja pada masingmasing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan
dari seluruh jenis belanja merupakan jumlah kelompok belanja langsung yang
dituangkan dalam formulir DPPA-SKPD 2.2.1.
17. Formulir DPPA-SKPD 2.2.1 merupakan input data untuk menyusun formulir DPPA-SKPD
2.2 dan DPPA-SKPD
18. Formulir DPPA-SKPD 2.2.1 dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
19. Apabila Formulir DPPA-SKPD 2.2.1
nomor urut halaman.
simbachs@gmail.com
- 47 F.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
NO DPA SKPD
: x.xx xx 00 00
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx
PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
- 48 -
Urusan Pemerintaha
Organisasi
Formulir
DPPASKPD 3.1
..
Kode
Rekening
Uraian
Sebelum
perubahan
3
Bertambah/ (berkurang)
Setelah
perubahan
4
Rp
Jumlah Penerimaan
..,tanggal, bulan, tahun ..
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Mengesahkan,
Nama
NIP
Jabatan
Tanda tangan
1
2
3
4
dst
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 50 G.
LOGO
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA SKPD)
TAHUN ANGGARAN .
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
NO DPA SKPD
: x.xx
xx
00 00 6
URUSAN PEMERINTAHAN
x.xx
ORGANISASI
x.xx.xx
PENGGUNA ANGGARAN
NAMA
NIP
JABATAN
simbachs@gmail.com
- 51 -
Urusan Pemerintaha
Organisasi
Formulir
DPPASKPD 3.2
Provinsi/Kabupaten/Kota .
Tahun Anggaran ...
: xx
.
: xx
.
..
Kode
Rekening
Uraian
Sebelum
perubahan
3
Bertambah/ (berkurang)
Setelah
perubahan
4
Rp
Jumlah Pengeluaran
..,tanggal, bulan, tahun ..
Triwulan
Triwulan
Triwulan
Triwulan
I
II
III
IV
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Mengesahkan,
Nama
NIP
Jabatan
Tanda tangan
1
2
dst
simbachs@gmail.com
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 53 LAMPIRAN C.V
Menimbang :
Mengingat
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
......................
: PERATURAN
TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN ................
simbachs@gmail.com
- 56 Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran ........ semula berjumlah
Rp.......................... bertambah/berkurang sejumlah Rp. ...................... sehingga menjadi
Rp dengan rincian sebagai berikut:
1.
2.
3.
Pendapatan
a.
Semula
b.
Bertambah/(berkurang)
Jumlah Pendapatan setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
Belanja
a.
Semula
Rp..
b.
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah Belanja setelah Perubahan
Surplus/(Defisit) setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Pembiayaan
a.
Penerimaan
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah Penerimaan setelah Perubahan
Rp..
b.
Pengeluaran
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah Pengeluaran setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
Pasal 2
(1)
Rp..
Rp..
Rp..
Pendapatan asli daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
pendapatan:
a. Pajak daerah
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah pendapatan asli daerah setelah Perubahan
Rp..
simbachs@gmail.com
- 57 b. Retribusi daerah
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah retribusi daerah setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
(4)
Dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pendapatan:
a. Dana bagi hasil
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah dana bagi hasil setelah Perubahan
Rp..
b. Dana alokasi umum
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah dana alokasi umum setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdiri dari jenis pendapatan:
a. Hibah
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah Pendapatan hibah setelah Perubahan
Rp..
b. Dana Darurat
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah Dana Darurat setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
simbachs@gmail.com
(2)
Rp..
Rp..
Rp..
Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai sejumlah
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
Jumlah belanja pegawai setelah Perubahan
b. Belanja bunga
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah belanja bunga setelah Perubahan
Rp..
Rp..
c. Belanja subsidi
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah belanja bunga setelah Perubahan
Rp..
Rp..
d. Belanja hibah
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah belanja hibah setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
simbachs@gmail.com
Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
belanja:
a. Belanja pegawai
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
Jumlah belanja pegawai setelah Perubahan
b. Belanja belanja barang dan jasa
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
Jumlah belanja barang dan jasa setelah Perubahan
c. Belanja modal
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah belanja modal setelah Perubahan
(1)
Rp..
Pasal 4
Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :
a. Penerimaan sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah penerimaaan setelah Perubahan
Rp..
b. Pengeluaran sejumlah Rp
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah pengeluaran setelah Perubahan
(2)
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Rp..
Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pembiayaan:
a. SiLPA tahun anggaran sebelumnya sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
Jumlah SiLPA tahun anggaran sebelumnya setelah Perubahan
b. Pencairan dana cadangan sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah pencairan dana cadangan setelah Perubahan
Rp..
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah Hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan setelah Perubahan
Rp..
d. Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah Penerimaan pinjaman daerah setelah Perubahan
Rp..
simbachs@gmail.com
(3)
Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis
pembiayaan:
a. Pembentukan dana cadangan sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
Jumlah pembentukan dana cadangan setelah Perubahan
b. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sejumlah Rp
1)
Semula
Rp..
2)
Bertambah/(berkurang)
Rp..
Jumlah penyertaan modal (investasi) daerah setelah Perubahan Rp..
c. pembayaran pokok utang sejumlah Rp
1)
Semula
2)
Bertambah/(berkurang)
Jumlah pembayaran cicilan pokok utang
yang jatuh tempo setelah Perubahan
Rp..
Rp..
Rp..
Lampiran I
2.
Lampiran II
3.
Lampiran III
4.
Lampiran IV
5.
Lampiran V
6.
Lampiran VI
7.
Lampiran VII
simbachs@gmail.com
- 61 8.
Lampiran VIII
9.
Lampiran IX
Pasal 6
Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan Peraturan tentang perubahan penjabaran anggaran
pendapatan dan belanja daerah sebagai landasan operasional pelaksanaan.
Pasal 5
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di ..
pada tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
**) Perda ini dinyatakan sah
pada tanggal
Diundangkan di .
pada tanggal ..
SEKRETARIS DAERAH
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP ..
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTATAHUN NOMOR
*)
Coret yang tidak perlu
**) Dalam hal rancangan Perda tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati atau Walikota paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan tersebut disetujui bersama.
simbachs@gmail.com
- 62 B.
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
RINGKASAN PERUBAHAN APBD
TAHUN ANGGARAN
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
Nomor Urut
Uraian
sebelum
perubahan
3
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
setelah
perubahan
4
(Rp)
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.8
Belanja pegawai
Belanja bunga
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.6
2.1.7
Jumlah Belanja
simbachs@gmail.com
- 63 Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
Nomor Urut
Uraian
sebelum
perubahan
3
setelah
perubahan
4
(Rp)
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan Piutang
Jumlah penerimaan pembiayaan
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah
Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan netto
3.3
simbachs@gmail.com
C.
LAMPIRAN II
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN
Pendapatan
KODE
2
1
Belanja
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
Rp
Rp
5=4-3
Sebelum perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
7
9=7+8
Setelah perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
10
11
12=10+11
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
13=12-9
14
URUSAN WAJIB
01
01
01
Dinas Pendidikan
Pendidikan
01
02
01
03
Dst
02
02
01
Dinas Kesehatan
02
02
02
03
02
04
02
05
02
06
Dst
03
Kesehatan
Pekerjaan Umum
simbachs@gmail.com
Pendapatan
KODE
2
1
03
01
03
02
03
03
Dinas Pengairan
03
04
03
05
03
06
Dst
04
04
01
Dinas Permukiman
04
02
04
03
Dinas Pemakaman*)
04
04
Dst
05
05
01
05
02
Dst
06
06
01
BAPPEDA
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
07
02
Dst
08
08
01
Belanja
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
Rp
Rp
5=4-3
Sebelum perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
7
9=7+8
Setelah perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
10
11
12=10+11
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
13=12-9
14
Perumahan
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
Perhubungan
Lingkungan Hidup
08
02
08
03
Dinas Pertamanan
08
04
Dinas Kebersihan
08
05
Dst
09
09
01
09
02
Dst
Pertanahan
simbachs@gmail.com
Pendapatan
KODE
2
1
10
10
01
10
02
Dst
11
11
01
11
02
Dst
12
12
01
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
13
02
Dst
14
14
01
14
02
Dst
15
15
01
15
02
Dst
16
16
01
16
02
Dst
17
17
01
Dinas Kebudayaan
17
02
Permuseuman
17
03
Dst
18
Belanja
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
Rp
Rp
5=4-3
Sebelum perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
7
9=7+8
Setelah perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
10
11
12=10+11
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
13=12-9
14
Pemberdayaan Perempuan
Sosial
Tenaga Kerja
Penanaman Modal
Kebudayaan
simbachs@gmail.com
Pendapatan
KODE
2
1
18
01
18
02
Dst
19
19
01
19
02
19
03
19
04
Dst
20
20
01
Belanja
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
Rp
Rp
5=4-3
Sebelum perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
7
9=7+8
Setelah perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
10
11
12=10+11
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
13=12-9
14
Pemerintahan Umum
20
02
20
03
Sekretariat Daerah
20
04
Sekretariat DPRD
20
05
20
06
20
07
20
08
Kantor Penghubung
20
09
Kecamatan
20
10
Kelurahan
20
11
Dst
21
21
01
21
02
21
03
Dst
22
22
01
22
02
Dst
23
23
01
23
02
23
03
Dst
Kepegawaian
Statistik
simbachs@gmail.com
Pendapatan
KODE
2
1
24
24
01
24
02
Dst
25
25
01
25
02
25
03
Dst
Belanja
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
Rp
Rp
5=4-3
Sebelum perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
7
9=7+8
Setelah perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
10
11
12=10+11
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
13=12-9
14
Kearsipan
URUSAN PILIHAN
01
01
01
Dinas Pertanian
Pertanian
01
02
Dinas Perkebunan
01
03
Dinas Peternakan
01
04
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
03
02
Dst
04
04
01
Dinas Pariwisata
04
02
Kebun Binatang
04
03
Dst
05
05
01
05
02
Dst
Kehutanan
Pariwisata
simbachs@gmail.com
Pendapatan
KODE
2
2
06
06
01
Dinas Perdagangan
06
02
Dinas Pasar
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
08
02
Dst
Belanja
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
Rp
Rp
5=4-3
Sebelum perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
7
9=7+8
Setelah perubahan
Tidak
Langsung
Jumlah
Langsung
Belanja
Rp
Rp
Rp
10
11
12=10+11
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
13=12-9
14
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
JUMLAH
simbachs@gmail.com
D.
RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
LAMPIRAN III
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
TAHUN ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx.
..
ORGANISASI SKPD
: x. xx. xx. ..
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
KODE REKENING
URAIAN
x.xx
xx
00
00
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
02
DASAR HUKUM
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
(Rp)
5=4-3
PENDAPATAN DAERAH
Dana perimbangan
simbachs@gmail.com
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
KODE REKENING
URAIAN
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
Dana darurat
x.xx
xx
00
00
03
Hibah
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
DASAR HUKUM
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
(Rp)
5=4-3
*)
*)
Jumlah Pendapatan
x.xx
xx
00
00
BELANJA DAERAH
xx
00
00
01
Belanja pegawai
x.xx
xx
00
00
01
Belanja bunga
x.xx
xx
00
00
01
Belanja subsidi
x.xx
xx
00
00
01
Belanja hibah
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
Belanja Langsung
x.xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
Program ..
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
KODE REKENING
URAIAN
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
x.xx
xx
xx
xx
02
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja modal
x.xx
xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
x.xx
xx
xx
xx
02
x.xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
x.xx
xx
xx
xx
02
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja modal
DASAR HUKUM
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
(Rp)
5=4-3
Kegiatan ..
Program ..
xx
Kegiatan ..
x.xx
xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
Kegiatan ..
x.xx
xx
xx
xx
02
Surplus/(Defisit)
x.xx
xx
00
00
PEMBIAYAAN DAERAH
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
Penerimaan pembiayaan
simbachs@gmail.com
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
KODE REKENING
URAIAN
x.xx
xx
00
00
01
Penerimaan pinjaman
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
Penerimaan Piutang
DASAR HUKUM
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
(Rp)
5=4-3
x.xx
xx
00
00
02
Pengeluaran pembiayaan
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
Keterangan :
*)
coret yang tidak perlu
.., tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
E.
REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,PROGRAM DAN KEGIATAN
LAMPIRAN IV
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN
sebelum perubahan
Kode
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
URUSAN WAJIB
01
01
Pendidikan
01
Dinas Pendidikan
01
01
xx
01
01
xx
01
02
Program
xx
Kegiatan ..
01
02
xx
01
02
xx
01
03
02
02
01
02
01
xx
02
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
02
02
02
02
xx
02
02
xx
02
03
02
03
xx
02
03
xx
02
04
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kegiatan ..
Kegiatan ..
02
04
xx
02
04
xx
02
05
02
05
xx
02
05
xx
02
06
03
03
01
03
01
xx
03
01
xx
03
02
03
02
xx
03
02
xx
03
03
03
03
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Dst
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Dinas Pengairan
xx
Program
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
1
1
03
03
03
04
2
xx
xx
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kegiatan ..
Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata
Kota
03
04
xx
03
04
xx
03
05
Program
xx
Kegiatan ..
03
05
xx
03
05
xx
Program
03
06
04
04
01
04
01
xx
04
01
xx
04
02
04
02
xx
04
02
xx
04
03
04
03
xx
04
03
xx
04
04
Dst
05
05
01
05
01
xx
Kegiatan ..
Dst
Perumahan
Dinas Permukiman
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Dinas Pemakaman**)
Program
xx
Kegiatan ..
Penataan Ruang
xx
Program
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
05
01
xx
xx
05
02
Dst
06
06
01
BAPPEDA
06
01
xx
06
01
xx
06
02
Dst
07
07
01
Dinas Perhubungan
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kegiatan ..
Perencanaan Pembangunan
Program
xx
Kegiatan ..
Perhubungan
07
01
xx
07
01
xx
Program
07
02
Dst
08
08
01
xx
Kegiatan ..
Lingkungan Hidup
08
01
xx
08
01
xx
08
02
Program
xx
Kegiatan ..
Badan
Pengendalian
Lingkungan Daerah
08
02
xx
08
02
xx
08
03
08
03
xx
08
03
xx
Dampak
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Pertamanan
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
08
04
08
04
xx
08
04
xx
08
05
Dst
09
09
01
09
01
xx
09
01
xx
09
02
Dst
10
10
01
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Dinas Kebersihan
Program
xx
Kegiatan ..
Pertanahan
Program
xx
Kegiatan ..
10
01
xx
10
01
xx
Program
10
02
Dst
11
11
01
xx
Kegiatan ..
Pemberdayaan Perempuan
11
01
xx
11
01
xx
11
02
12
12
01
12
01
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Daerah
xx
Program
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
12
01
xx
xx
12
02
Dst
13
13
01
Dinas Sosial
13
01
xx
13
01
xx
13
02
Dst
14
14
01
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kegiatan ..
Sosial
Program
xx
Kegiatan ..
Tenaga Kerja
14
01
xx
14
01
xx
14
02
15
15
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Koperasi
dan
Usaha
Kecil
Menengah
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
01
15
01
xx
15
01
xx
15
02
16
16
01
16
01
xx
16
01
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Penanaman Modal
Badan Penanaman Modal Daerah
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
1
1
16
17
17
02
Dst
01
Dinas Kebudayaan
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kebudayaan
17
01
xx
17
01
xx
17
02
17
02
xx
17
02
xx
17
03
18
18
01
18
01
xx
18
01
xx
18
02
19
19
01
19
01
xx
19
01
xx
19
02
19
02
xx
19
02
xx
19
03
19
03
Program
xx
Kegiatan ..
Permuseuman
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Kegiatan ..
Dst
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
Dinas Kesbang Linmas
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Program
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
1
1
19
03
19
04
20
20
2
xx
xx
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kegiatan ..
Dst
Pemerintahan Umum
03
Sekretariat Daerah
20
03
xx
20
03
xx
20
04
20
04
xx
20
04
xx
20
05
20
05
xx
20
05
xx
20
06
20
06
xx
20
06
xx
20
07
Program
xx
Kegiatan ..
Sekretariat DPRD
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Kegiatan ..
20
07
xx
20
07
xx
20
08
20
08
xx
20
08
xx
Program
xx
Kegiatan ..
Kantor Penghubung
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
20
09
20
09
xx
20
09
xx
20
10
20
10
xx
20
10
xx
20
11
Dst
21
21
01
21
01
xx
21
01
xx
21
02
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kecamatan
Program
xx
Kegiatan ..
Kelurahan
Program
xx
Kegiatan ..
Kepegawaian
Program
xx
Kegiatan ..
21
02
xx
21
02
xx
21
03
22
22
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
01
22
01
xx
22
01
xx
22
02
23
23
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Statistik
01
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
23
01
xx
23
01
xx
23
03
Dst
24
24
01
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Program
xx
Kegiatan ..
Kearsipan
24
01
xx
24
01
xx
24
02
25
25
01
25
01
xx
25
01
xx
25
02
25
02
xx
25
02
xx
25
03
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Dst
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
01
01
01
01
xx
01
01
xx
Dinas Pertanian
Program
xx
Kegiatan ..
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
01
02
01
02
xx
01
02
xx
01
03
01
03
xx
01
03
xx
01
04
01
04
xx
01
04
xx
01
05
Dst
02
02
01
Dinas Kehutanan
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Dinas Perkebunan
Program
xx
Kegiatan ..
Dinas Peternakan
Program
xx
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Kehutanan
02
01
xx
02
01
xx
Program
02
02
Dst
03
03
01
Dinas Pertambangan
xx
Kegiatan ..
03
01
xx
03
01
xx
03
02
04
04
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
Pariwisata
01
Dinas Pariwisata
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
04
01
xx
04
01
xx
04
02
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Program
xx
Kegiatan ..
Kebun Binatang
04
02
xx
04
02
xx
Program
04
03
05
05
01
05
01
xx
05
01
xx
05
02
Dst
06
06
01
Dinas Perdagangan
xx
Kegiatan ..
Dst
Kegiatan ..
Perdagangan
06
01
xx
06
01
xx
Program
06
02
06
02
xx
06
02
xx
06
03
Dst
07
07
01
Dinas Perindustrian
07
01
xx
Kegiatan ..
Dinas Pasar
Program
xx
Kegiatan ..
Perindustrian
xx
Program
simbachs@gmail.com
sebelum perubahan
Kode
07
01
xx
xx
07
02
Dst
08
08
01
Dinas Transmigrasi
08
01
xx
08
01
xx
08
02
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Bertambah/
(berkurang)
setelah perubahan
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Pegawai
Barang dan
Jasa
Modal
Jumlah
(Rp)
10=7+8+9
11=10-6
12
Kegiatan ..
Transmigrasi
Program
xx
Kegiatan ..
Dst
JUMLAH
*)
**)
.., tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 87 F.
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH DAN FUNGSI DALAM
KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN
KODE
URAIAN
01
Jumlah
setelah
perubahan
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah
(Rp)
5=4-3
Pelayanan umum
01
06
Perencanaan Pembangunan
01
20
Pemerintahan Umum
01
21
Kepegawaian
01
23
Statistik
01
24
Kearsipan
01
25
02
Pertahanan**)
03
03
Jumlah
sebelum
perubahan
19
04
Ekonomi
04
07
Perhubungan
04
14
04
15
04
16
Penanaman Modal
04
22
04
01
Pertanian
04
02
Kehutanan
04
03
04
05
04
06
Perdagangan
04
07
Perindustrian
04
08
Transmigrasi
simbachs@gmail.com
- 88 -
KODE
URAIAN
05
Jumlah
setelah
perubahan
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah
(Rp)
5=4-3
Lingkungan hidup
05
05
Penataan Ruang
05
08
Lingkungan Hidup
05
09
Pertanahan
06
06
03
Pekerjaan Umum
06
04
Perumahan Rakyat
07
Kesehatan
07
02
Kesehatan
07
12
Keluarga Berencana
08
08
17
Kebudayaan
08
04
Pariwisata
09
Agama**)
10
Pendidikan
10
01
Pendidikan
10
18
11
*)
**)
Jumlah
sebelum
perubahan
Perlindungan sosial
11
10
11
11
Pemberdayaan Perempuan
10
12
Keluarga Sejahtera
10
13
Sosial
simbachs@gmail.com
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROPINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN DAN PER JABATAN
TAHUN ANGGARAN .
ESELON
NON ESELON
GOLONGAN/RUANG
I
II
III
IV
TENAGA
FUNGSIONAL
JUMLAH
STAF
Golongan IV/e
Golongan IV/d
Golongan IV/c
Golongan IV/b
Golongan IV/a
JUMLAH GOLONGAN IV
Golongan III/d
Golongan III/c
Golongan III/b
Golongan III/a
JUMLAH GOLONGAN III
Golongan II/d
Golongan II/c
Golongan II/b
Golongan II/a
JUMLAH GOLONGAN II
Golongan I/d
Golongan I/c
Golongan I/b
Golongan I/a
JUMLAH GOLONGAN I
TOTAL
*) coret yang tidak perlu
..,tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 90 H.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN
(dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
Lebih/
(Kurang)
PENDAPATAN
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Realisasi
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
TRANSFER
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 91 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
1
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.1.7
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
..
Jumlah Penerimaan
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
.
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan Neto
3.3
.., tanggal.
GUBERNUR.
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 92 -
KABUPATEN/KOTA *)
(dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Anggaran
Setelah
Perubahan
3
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2
Lebih/
(Kurang)
PENDAPATAN
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Realisasi
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 93 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Anggaran
Setelah
Perubahan
3
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah Penerimaan Daerah
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran Daerah
Pembiayaan Neto
3.3
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 94 2.
NERACA
LAMPIRAN VII.2
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
NERACA
Per 31 Desember Tahun n-1 dan Tahun n-2
URAIAN
Tahun n-1
Tahun n-2
(Rp.)
(Rp.)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Dana Bagi Hasil
Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Khusus
Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lain-lain
Persediaan
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi Dana Bergulir
Investasi Nonpermanen Lainnya
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan
Investasi Permanen Lainnya
ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pertanian dan Peternakan
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
simbachs@gmail.com
- 95 URAIAN
Tahun n-1
Tahun n-2
(Rp.)
(Rp.)
TOTAL ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Bunga
Utang Pajak
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri
Utang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
simbachs@gmail.com
- 96 URAIAN
Tahun n-1
Tahun n-2
(Rp.)
(Rp.)
*)
simbachs@gmail.com
- 97 -
3.
LAMPIRAN VII.3
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL :
PROVINSI
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember Tahun n-1 dan
Tahun n-2
URAIAN
Tahun n-1
Rp.
Tahun n-2
Rp.
simbachs@gmail.com
- 98 Tahun n-1
Rp.
URAIAN
Tahun n-2
Rp.
.., tanggal.
GUBERNUR.
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 99 KABUPATEN/KOTA *)
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember Tahun n-1 dan
Tahun n-2
URAIAN
Tahun n-1
Rp.
Tahun n-2
Rp.
simbachs@gmail.com
- 100 URAIAN
Tahun n-1
Rp.
Tahun n-2
Rp.
*)
simbachs@gmail.com
- 101 4.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).........
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN .........
PENDAHULUAN
Bab I
Bab II
Bab III
Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
Ekonomi makro
2.2.
Kebijakan keuangan
2.3.
Bab IV
Kebijakan akuntansi
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
Bab V
Pendapatan
5.1.2
Belanja
5.1.3
Pembiayaan
5.1.4
Aset
5.1.5
Kewajiban
5.1.6
Ekuitas dana
5.1.7
simbachs@gmail.com
- 102 -
5.2.
penerapan
basis
akrual
atas
pendapatan
dan
belanja
dan
simbachs@gmail.com
- 103 -
PENJELASAN ISI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bab I
Pendahuluan
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan.
Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan
keuangan.
1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan.
Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai landasan hukum penyusunan laporan keuangan.
1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.
Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan keuangan.
Bab II
simbachs@gmail.com
(efektifitas
dan
efisiensi)
atau
faktor
penghambat
tidak
Bab III
Bab IV
Kebijakan Akuntansi
4.1. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah
Menyajikan informasi tentang organisasi yang ditetapkan sebagai entitas
akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah.
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Menyajikan informasi tentang penerapan kebijakan basis kas atau basis akrual
untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan serta penerapan
kebijakan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana.
4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Menyajikan informasi tentang penerapan kebijakan basis pengukuran atas
penyusunan pos-pos laporan keuangan daerah (aset, kewajiban dan ekuitas
dana). Dalam bagian ini harus disajikan proses penetapan nilai setiap aset,
kewajiban dan ekuitas dana. Informasi pengukuran pos-pos laporan keuangan
sebagaimana dimaksud harus dengan jelas menggambarkan nilai perolehan
historis, yaitu aset harus dicatat/diukur sebesar pengeluaran kas dan setara
kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aset tersebut, kewajiban dicatat/diukur sebesar nilai nominal dan ekuitas dana
dicatat/diukur sebesar selisih antara aset dengan kewajiban.
4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam standar akuntansi pemerintah
Menyajikan informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan
kebijakan akuntansi yang belum diterapkan atas pos-pos laporan keuangan
sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintahan.
simbachs@gmail.com
- 105 Contoh:
Telah Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan :
Bab V
Rincian
dan
penjelasan
masing-masing
pos-pos
pelaporan
keuangan
5.1.1 Pendapatan
Menyajikan informasi tentang rincian dan penjelasan pos pendapatan:
-
Dana perimbangan
5.1.2 Belanja
Menyajikan informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja:
-
Belanja pegawai
Belanja barang
Belanja modal
Belanja bunga
Belanja subsidi
Belanja hibah
5.1.3 Pembiayaan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pembiayaan:
-
Pembiayaan penerimaan:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA)
b. Pencairan dana cadangan
c. Hasil penjualan kekayaan (aset) daerah yang dipisahkan
d. Penerimaan pinjaman daerah dan penerbitan obligasi daerah
e. Penerimaan kembali pinjaman daerah
f.
Penerimaan piutang
Pembiayaan Pengeluaran:
a. Pembentukan dana cadangan
b. Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo
c. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
simbachs@gmail.com
Aset lancar
Aset tetap
Dana cadangan
Aset lain-lain
5.1.5 Kewajiban
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos kewajiban:
-
5.2.
simbachs@gmail.com
- 107 Bab VI
Domisili dan bentuk hukum suaru entitas serta jurisdiksi tempat entitas
tersebut berada.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
simbachs@gmail.com
I.
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN
ANGGARAN INI
1.
TAHUN PERTAMA
LAMPIRAN VIII.1
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA YANG BELUM DISELESAIKAN DAN
DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN INI
TAHUN ANGGARAN n
No.
Kode Rekening
Kegiatan
Jumlah Anggaran
TAHUN n-1
Judul kegiatan
APBD
TA n-1
PERUBAHAN
APBD
TA n-1
5
PERUBAHAN
APBD
1.
2.
3.
4.
dst.
Jumlah
*)
simbachs@gmail.com
2.
TAHUN KEDUA
LAMPIRAN VIII.2
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
No.
Kode Rekening
Kegiatan
Judul kegiatan
PERUBAHAN
APBD
TA n-2
5
Jumlah Realisasi
sampai dengan
akhir TA n-2
(Rp)
Jumlah Anggaran
Tahun n-1
(Rp)
APBD
PERUBAHAN
APBD
Jumlah
Realisasi
sampai
dengan akhir
TA n-1
(Rp)
9
PERUBAHAN
APBD
10
11
1.
2.
3.
4.
dst.
Jumlah
simbachs@gmail.com
J.
LAMPIRAN IX
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)...
DAFTAR PINJAMAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
No
Sumber
pinjaman
daerah
Dasar Hukum
Pinjaman/Obl
igasi
Tangggal/
Tahun
Perjanjian
Pinjaman/Obl
igasi
Jumlah
Pinjaman/Nilai
Nominal
Obligasi
(Rp)
Jangka
waktu
pinjaman
(tahun)
Persentase
bunga
pinjaman
%
Tujuan
penggunaan
pinjaman
Jumlah pembayaran
tahun ini
Jumlah
sisa pembayaran
Pokok
Pinjaman
Daerah
(Rp)
Bunga
(Rp)
Pokok
Pinjaman
Daerah
(Rp)
Bunga
(Rp)
10
11
12
1
2
3
4
dst
Jumlah
simbachs@gmail.com
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Menimbang :
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
PERATURAN
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)
TENTANG
PENJABARAN
PERUBAHAN
ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN ..
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran ........ semula berjumlah
Rp. ......................... bertambah/berkurang sejumlah Rp. ...................... sehingga
menjadi Rp dengan rincian sebagai berikut:
1.
Pendapatan
a. Semula
b. Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
3.
Belanja
a. Semula
b. Bertambah/(berkurang)
(-)
Rp..
Rp..
Rp.. (-)
Rp..
Rp..
Pembiayaan
a. Penerimaan
1) Semula
2) Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
(-)
Pengeluaran
1) Semula
2) Bertambah/(berkurang)
Rp..
Rp..
Rp..
(-)
Rp..
Rp..
Rp..
(-)
(-)
Pasal 2
Penjabaran perubahan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dirinci lebih lanjut
pada Lampiran peraturan ini.
simbachs@gmail.com
- 116 Pasal 3
Lampiran sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
Gubernur/Bupati/Walikota *).. ini dalam Berita Daerah.
pengundangan
Peraturan
Ditetapkan di
pada tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA *)
(tanda tangan)
*) coret yang tidak perlu
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 117 B.
LAMPIRAN I
PENDAPATAN
DAERAH,
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
NOMOR`
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
RINGKASAN PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH,
BELANJA DAERAH, DAN PEMBIAYAAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN
Nomor Urut
Uraian
sebelum
perubahan
3
1.
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
setelah
perubahan
4
(Rp)
5=4-3
6=5:3
Jumlah Pendapatan
2.
BELANJA DAERAH
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.8
Belanja pegawai
Belanja bunga
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.7
simbachs@gmail.com
- 118 -
Nomor Urut
Uraian
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
sebelum
perubahan
3
setelah
perubahan
4
(Rp)
5=4-3
6=5:3
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
PEMBIAYAAN DAERAH
3.1
3.1.1
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan Piutang
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan netto
3.3
*)
.., tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
C.
: PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)..
PENJABARAN PERUBAHAN APBD
TAHUN ANGGARAN ..
Urusan Pemerintahan
Organisasi
: x.xx
: x.xx.xx
(dalam rupiah)
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
Kode Rekening
Uraian
sebelum
perubahan
setelah
perubahan
(Rp)
Penjelasan
Prosentase
(%)
6
simbachs@gmail.com
- 120 Cara Pengisian Lampiran II Peraturan Kepala Daerah, format penjabaran perubahan APBD:
1.
2.
3.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nomor kode urusan pemerintahan dan nama urusan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode perangkat daerah dan nama satuan kerja perangkat daerah.
5.
a.
b.
2)
Belanja Langsung :
Setelah kode rekening belanja daerah diisi dengan angka 2 untuk kode rekening
kelompok belanja langsung, kolom ketiga diisi dengan nomor kode program, kolom
keempat diisi dengan nomor kode kegiatan.
Kolom selanjutnya setelah kode kelompok belanja langsung diisi dengan kode rekening
jenis belanja langsung, kode rekening objek belanja langsung, dan kode rekening rincian
objek belanja langsung berkenaan untuk belanja dari setiap kegiatan.
c.
2)
simbachs@gmail.com
- 121 6.
a.
b.
2)
3)
4)
Setelah setiap jenis pendapatan daerah dicantumkan, selanjutnya diuraikan nama obyek
pendapatan daerah yang berkenaan, misalnya pajak kendaraan bermotor, pajak
kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor yang merupakan obyek
pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis hasil pajak daerah. retribusi pelayanan
kesehatan, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pengujian kapal perikanan
merupakan obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis hasil retribusi daerah,
dan seterusnya.
5)
Untuk setiap obyek pendapatan daerah yang dicantumkan selanjutnya diuraikan rincian
obyek pendapatan daerah yang berkenaan, seperti A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon (
Tidak Umum ), A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum ), B-1 Bus, Micro Bus ( Tidak
Umum ) yang merupakan rincian obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam obyek
pajak kendaraan bermotor. Administrasi/karcis, Tindakan/Operasi merupakan rincian
obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam obyek retribusi pelayanan kesehatan.
Pelepasan hak atas tanah, penjualan peralatan/perlengkapan kantor tidak terpakai,
penjualan mesin/alat-alat berat tidak terpakai merupakan rincian obyek pendapatan
daerah yang termasuk dalam obyek hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
dan seterusnya.
6)
Pencantuman kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek dalam uraian rincian penjabaran
APBD disesuaikan dengan kewenangan untuk memungut atau menerima pendapatan
daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan kerja perangkat
daerah sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan. Sehubungan
dengan hal tersebut untuk efektivitas penilaian pencapaian prestasi kerja dibidang
pengelolaan pendapatan daerah, tidak diperkenankan mencantumkan rincian obyek
pendapatan daerah yang pemungutan atau penerimaannya bukan menjadi kewenangan
satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
a)
Setelah mencantumkan uraian belanja tidak langsung, selanjutnya diuraikan jenisjenis belanja yang termasuk dalam kelompok belanja tidak langsung dimaksud.
Jenis-jenis belanja tidak langsung seperti belanja pegawai, belanja barang dan
jasa, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan atau belanja tak tersangka.
simbachs@gmail.com
- 122 -
2)
c.
b)
Pencantuman setiap jenis belanja harus diikuti dengan menguraikan obyek belanja
berkenaan, misalnya untuk belanja pegawai, uraian obyek belanja yang termasuk
dalam jenis belanja pegawai tersebut seperti gaji dan tunjangan, tunjangan
tambahan penghasilan PNS, upah pungut, belanja perawatan dan pengobatan,
belanja pengembangan sumber daya aparatur. Obyek belanja yang termasuk
dalam jenis belanja barang dan jasa dapat berupa belanja bahan pakai habis,
belanja jasa kantor, belanja penunjang operasional KDH/WKDH, belanja cetak dan
penggandaan dan belanja sewa keperluan kantor. Belanja bagi hasil pajak daerah
dan belanja bagi hasil retribusi daerah merupakan obyek dari jenis belanja bagi
hasil, dan seterusnya.
c)
a)
b)
c)
d)
Jenis-jenis belanja yang termasuk dalam kelompok belanja langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, atau belanja modal.
e)
Obyek belanja langsung yang termasuk dalam jenis belanja pegawai seperti
honorarium, uang lembur dan upah. Obyek belanja langsung yang termasuk dalam
jenis belanja barang dan jasa seperti belanja bahan/material, belanja cetak dan
penggandaan, belanja sewa, belanja makanan dan minuman, belanja pakaian
kerja dan belanja perjalanan dinas. Belanja modal tanah, belanja modal jalan dan
jembatan, belanja modal bangunan air (irigasi), belanja modal instalasi, belanja
modal jaringan merupakan obyek belanja langsung yang termasuk dalam jenis
belanja modal, dan seterusnya.
f)
Rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam salah satu obyek belanja
langsung honorarium misalnya honorarium panitia/tim. Belanja bahan baku
bangunan, belanja bahan/bibit tanaman, belanja bahan obat-obatan, belanja alat
tulis merupakan rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam obyek
belanja bahan/material. Belanja modal bangunan gedung tempat kerja, belanja
modal bangunan gedung rumah tinggal dan belanja modal bangunan gedung
menara merupakan rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam obyek
belanja modal, dan seterusnya.
Penerimaan pembiayaan
a)
simbachs@gmail.com
- 123 -
2)
7.
b)
c)
d)
Pengeluaran pembiayaan
a)
b)
c)
d)
a.
Pendapatan Daerah:
1)
2)
Jumlah menurut kelompok pendapatan daerah sebelum perubahan diisi dengan jumlah
hasil penjumlahan dari seluruh jumlah jenis pendapatan daerah berkenaan sebelum
perubahan.
simbachs@gmail.com
- 124 -
b.
3)
Jumlah menurut jenis pendapatan daerah sebelum perubahan diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah obyek pendapatan daerah berkenaan sebelum
perubahan.
4)
Jumlah menurut obyek pendapatan daerah sebelum perubahan diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan sebelum
perubahan.
5)
Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah sebelum perubahan diisi dengan
jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan sebelum perubahan.
6)
Jumlah seluruh pendapatan daerah sebelum perubahan sama dengan penjumlahan dari
seluruh jumlah kelompok pendapatan daerah sebelum perubahan yang dianggarkan.
Belanja Daerah :
1)
2)
a)
b)
Jumlah menurut kelompok belanja tidak langsung sebelum perubahan diisi dengan
jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah jenis belanja tidak langsung
berkenaan sebelum perubahan.
c)
Jumlah menurut jenis belanja tidak langsung sebelum perubahan diisi dengan
jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah obyek belanja tidak langsung
berkenaan sebelum perubahan.
d)
Jumlah menurut obyek belanja tidak langsung daerah sebelum perubahan diisi
dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah rincian obyek belanja tidak
langsung berkenaan sebelum perubahan.
e)
Jumlah menurut rincian obyek belanja tidak langsung sebelum perubahan diisi
dengan jumlah rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan sebelum
perubahan.
f)
Belanja Langsung
a)
b)
c)
d)
Jumlah menurut jenis sebelum perubahan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah obyek belanja langsung sebelum perubahan yang termasuk
dalam kegiatan berkenaan.
e)
Jumlah menurut obyek sebelum perubahan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah rincian obyek belanja langsung sebelum perubahan yang
termasuk dalam kegiatan berkenaan.
f)
Jumlah menurut rincian obyek sebelum perubahan diisi dengan jumlah anggaran
rincian obyek belanja langsung kegiatan sebelum perubahan berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 125 g)
c.
Pembiayaan daerah :
1)
2)
3)
Penerimaan Pembiayaan
a)
b)
c)
d)
e)
Pengeluaran Pembiayaan
a)
b)
c)
d)
e)
Pembiayaan neto
Jumlah pembiayaan neto sebelum perubahan diisi dengan selisih antara jumlah
penerimaan pembiayaan sebelum perubahan dikurangi dengan jumlah pengeluaran
pembiayaan sebelum perubahan.
8.
a.
Pendapatan Daerah:
1)
2)
Jumlah menurut kelompok pendapatan daerah setelah perubahan diisi dengan jumlah
hasil penjumlahan dari seluruh jumlah jenis pendapatan daerah berkenaan sebelum
perubahan.
simbachs@gmail.com
- 126 -
b.
3)
Jumlah menurut jenis pendapatan daerah setelah perubahan diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah obyek pendapatan daerah berkenaan sebelum
perubahan.
4)
Jumlah menurut obyek pendapatan daerah sebelum perubahan diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan sebelum
perubahan.
5)
Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah sebelum perubahan diisi dengan
jumlah rincian obyek pendapatan daerah berkenaan sebelum perubahan.
6)
Jumlah seluruh pendapatan daerah sebelum perubahan sama dengan penjumlahan dari
seluruh jumlah kelompok pendapatan daerah sebelum perubahan yang dianggarkan.
Belanja Daerah :
1)
2)
a)
b)
Jumlah menurut kelompok belanja tidak langsung setelah perubahan diisi dengan
jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah jenis belanja tidak langsung
berkenaan sebelum perubahan.
c)
Jumlah menurut jenis belanja tidak langsung setelah perubahan diisi dengan
jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah obyek belanja tidak langsung
berkenaan sebelum perubahan.
d)
Jumlah menurut obyek belanja tidak langsung daerah setelah perubahan diisi
dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah rincian obyek belanja tidak
langsung berkenaan sebelum perubahan.
e)
Jumlah menurut rincian obyek belanja tidak langsung setelah perubahan diisi
dengan jumlah rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan sebelum
perubahan.
f)
Belanja Langsung
a)
b)
c)
d)
Jumlah menurut jenis setelah perubahan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah obyek belanja langsung setelah perubahan yang termasuk
dalam kegiatan berkenaan.
e)
Jumlah menurut obyek setelah perubahan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah rincian obyek belanja langsung setelah perubahan yang
termasuk dalam kegiatan berkenaan.
f)
Jumlah menurut rincian obyek setelah perubahan diisi dengan jumlah anggaran
rincian obyek belanja langsung kegiatan setelah perubahan berkenaan.
simbachs@gmail.com
- 127 g)
c.
Pembiayaan daerah :
1)
2)
3)
Penerimaan Pembiayaan
a)
b)
c)
d)
e)
Pengeluaran Pembiayaan
a)
b)
c)
d)
e)
Pembiayaan neto
Jumlah pembiayaan neto setelah perubahan diisi dengan selisih antara jumlah
penerimaan pembiayaan setelah perubahan dikurangi dengan jumlah pengeluaran
pembiayaan sebelum perubahan.
9.
a.
simbachs@gmail.com
- 128 -
b.
1)
2)
a)
b)
Contoh 1
Belanja perjalanan dinas keluar daerah sejumlah Rp 520.000.000,00
Dalam kolom penjelasan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Disediakan sesuai dengan peraturan Kepala Daerah Nomor ...... Tahun ......untuk :
1.
2.
= Rp 150.000.000,00
= Rp 21.000.000,00
= Rp 300.000.000,00
=
Rp 49.000.000,00
Contoh 2.
Uang representasi sejumlah Rp 1.602.000.000,00
Dalam kolom penjelasan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004, disediakan untuk :
2)
1.
Ketua =
1 x 12 bln x Rp3.000.000,00 =
Rp36.000.000,00
2.
3.
Anggota
4.
a)
Untuk setiap kegiatan yang dicantumkan pada kolom uraian, Terhadap harus
disertai dengan penjelasan :
(1)
Lokasi kegiatan, diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama
desa/kelurahan, kecamatan.
simbachs@gmail.com
- 129 -
b)
c.
(2)
sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK,
lain-lain hibah, dana darurat atau jenis lain-lain pendapatan yang sah
berkenaan, dana cadangan dan pinjaman daerah,) untuk mendanai
pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan.
(3)
keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan yang dianggarkan dan manfaat
yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Untuk setiap jumlah rincian obyek belanja dari setiap kegiatan yang dicantumkan
dalam kolom jumlah, pada kolom penjelasan supaya disertai dengan keterangan
selengkapnya mengenai sasaran penggunaan dari rincian obyek belanja langsung
berkenaan. Penguraian penjelasan dimaksud, seperti contoh dalam penjelasan
belanja tidak langsung tersebut diatas.
Pembiayaan Daerah :
Setiap jumlah obyek penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan harus
disertai dengan penjelasan selengkapnya seperti :
Daerah yang dilengkapi dengan penjelasan nomor, tahun dan tentang, perjanjian/berita
acara atau dokumen lain yang dijadikan dasar penganggaran dari setiap rincian obyek
penerimaan pembiayaan daerah;
(2) Penjelasan lain yang dapat mendukung aspek legalitas dari setiap rincian obyek
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Pendahuluan
1.1. Umum;
1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan Nota Keuangan;
1.3. Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan;
1.4. Sistematika Penulisan Nota Keuangan;
Bab II.
Bab III.
Bab IV.
Bab V.
Bab VI.
Penutup
.., Tanggal.
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
3. (nama terang)
4. (nama terang)
5. dst
menyatakan bahwa:
1. PIHAK KEDUA
telah membahas dan menyetujui Rancangan Perubahan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (RPAPBD) Tahun Anggaran. yang telah diajukan oleh PIHAK
PERTAMA dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana tertuang pada catatan yang
terlampir Berita Acara ini.
2. PIHAK PERTAMA dapat menerima dengan baik penyesuaian dan perubahan RPAPBD Tahun
Anggaran sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara ini.
3. Selanjutnya PIHAK PERTAMA akan menyelesaikan perubahan dan koreksi atas RPAPBD
Tahun Anggaran selaras dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana tertuang
pada catatan yang terlampir Berita Acara ini selambat-lambatnya sebelum 3 (tiga) hari kerja
setelah tanggal ditandatangani Berita Acara ini.
4. PIHAK PERTAMA akan menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur untuk
mendapat pengesahan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal
ditandatangani Berita Acara ini.
simbachs@gmail.com
- 132 Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam rangkap 2
(dua) untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
(tempat), (hari) (tanggal) (bulan) (tahun)
GUBERNUR/ BUPATI/ WALIKOTA
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA*)
KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*).......
(nama terang)
(nama terang)
WAKIL KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).......
(nama terang)
WAKIL KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *).......
(nama terang)
WAKIL KETUA DPRD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)......
(nama terang)
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN C.XI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
JA
ADWAL PERUBAHAN APBD
NO
URAIAN
WAKTU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KETERANGAN
7 hari
Akhir bulan
September
15 hari kerja
Pertengahan bulan
Oktober
Minggu ketiga
bulan Oktober
Minggu keempat
bulan Oktober
11.
12.
Minggu pertama
bulan Nopember
Minggu ketiga
Oktober
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN D
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
PENATAUSAHAN APBD
simbachs@gmail.com
DAFTAR LAMPIRAN D
PENATAUSAHAAN APBD
1.
Lampiran D.I
2.
Lampiran D.II
3.
Lampiran D.III
4.
5.
6.
7.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
8.
9.
Lampiran D.VIII
Lampiran D.IX
D.IV
D.V
D.VI
D.VII
simbachs@gmail.com
-1LAMPIRAN D.I
SKPD
1)
:
:
2)
3)
No.Urut
Tanggal
Kode Rekening
Uraian
Halaman: .
Pengeluaran
Rp.
6
Penerimaan
Rp.
5
Jumlah
Jumlah bulan/tanggal
Jumlah sampai bulan lalu/tgl
Jumlah semua s/d bulan/tanggal
Sisa Kas
Pada hari ini tanggal , 200
oleh kami didapat dalam kas Rp
(.dengan huruf)
terdiri dari:
a. Tunai
Rp.
b. Saldo Bank
Rp.
c. Surat Berharga
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Coret yang tidak perlu
(nama lengkap)
NIP.
*)
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1)
Diisi
Diisi
3)
Diisi
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
2)
Catatan:
simbachs@gmail.com
-2B.
SKPD
Kode Rekening
Nama Rekening
Jumlah Anggaran
Tahun Anggaran
:
:
:
: Rp. .
:
Halaman: .
Nomor
Urut
Nomor BKU
Penerimaan
Tanggal Setor
Jumlah
(Rp)
Mengetahui,
Bendahara Penerimaan
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
*)
Cara Pengisian :
1.
2.
3.
4.
5.
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
1
2
3
4
5
diisi
diisi
diisi
diisi
diisi
dengan
dengan
dengan
dengan
dengan
nomor urut.
Nomor BKU Penerimaan.
Tanggal Penyetoran STS/Bukti Penerimaan Lainnya.
Nomor STS/Bukti Peneriamaan Lainnya.
jumlah rupiah Setoran STS/Bukti Peneriamaan Lainnya.
simbachs@gmail.com
C.
SKPD
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Penerimaan
:
:
:
Halaman: .
PAJAK DAERAH
(Rp)
Nomor
Urut
Tanggal
Referensi
RETRIBUSI DAERAH
(Rp)
Jumlah
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
*)
, tanggal ..
Bendahara Penerimaan
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
-4Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
-5LAMPIRAN D.II
PEMERINTAH
PROV/KAB/KOTA*)
.
NAMA
ALAMAT
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWPD)
TANGGAL JATUH TEMPO
NO.
:
:
:
:
NO. URUT :
.
: .
: .
KODE REKENING
JUMLAH
(Rp)
1
2
3
4
5
Jumlah Ketetapan Pokok Pajak
Jumlah Sanksi
: a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
Dengan huruf : ...
PERHATIAN :
1.
Harap penyetoran dilakukan pada Bank / Bendahara Penerimaan .
2.
Apabila SKPD ini tidak atau kurang dbayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima atau (tanggal
jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan.
., tanggal .
a.n. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
-----------------------------------------------------------------------------potong di sini-------------------------------------------------------------------------NO. URUT :
..
TANDA TERIMA
NAMA
ALAMAT
NPWPD
: .
: .
: .
., tanggal .
Yang menerima,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
-6B.
PEMERINTAH
PROV/KAB/KOTA*)
.
NO. URUT :
MASA
:
TAHUN :
NAMA
ALAMAT
NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI (NPWR)
TANGGAL JATUH TEMPO
NO.
: .
: .
: .
: .
KODE REKENING
URAIAN RETRIBUSI
JUMLAH
(Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah Ketetapan Pokok Retribusi:
Jumlah Sanksi :
: a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
:
Dengan huruf : ..
PERHATIAN :
1.
Harap penyetoran dilakukan pada Bank / Bendahara Penerimaan
2.
Apabila SKR ini tidak atau kurang dbayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKR diterima atau (tanggal
jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan.
., tanggal .
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
----------------------------------------------------------------potong di sini------------------------------------------------------NO. URUT :
..
TANDA TERIMA
NAMA
ALAMAT
NPWR
: .
: .
: .
,tanggal.
Yang menerima,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Catatan:
1. Penetapan jumlah SKP-Daerah didasarkan pada nota perhitungan sebagai dasar penetapan pajak.
2. Untuk Retribusi seperti Retribusi Pasar, Retribusi Parkir, Retribusi Pelayanan Kesehatan, dan sejenis lainnya, format SKR
dapat berupa karcis dan bentuk lainnya sebagai alat bukti penarikan.
simbachs@gmail.com
-7C.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
STS No.
Bank
No. Rekening
:
:
Kode Rekening
Jumlah
(Rp)
Jumlah
Bendahara Penerimaan/
Bendahara Penerimaan Pembantu
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
Kolom Kode Rekening diisi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan;
Kolom Uraian Rincian Obyek diisi uraian nama rincian obyek pendapatan;
Kolom Jumlah diisi jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian obyek pendapatan.
Catatan:
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi dan
penerimaan daerah lainnya).
simbachs@gmail.com
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
a)
d)
Jumlah
Kode rekening e)
(Rp)
f)
b)
c)
: .
Mengetahui,
Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu
Pembayar/Penyetor
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a)
Bendahara Penerimaan diisi dengan nama bendahara penerimaan dan nama SKPD;
Telah menerima uang diisi dengan jumlah uang yang diterima dari pihak ketiga, diiisi
dalam rupiah dan kata-kata;
c)
Nama dan alamat diisi dengan nama dan alamat pihak ketiga yang melakukan
pembayaran;
d)
Sebagai pembayaran diisi dengan uraian peruntukkan pembayaran yang diterima dari
pihak ketiga;
e)
Kode rekening diisi dengan kode dan uraian nama rekening atas pembayaran yang
diterima dari pihak ketiga;
f)
Tanggal diterima uang diisi dengan tanggal diterimanya uang dari pihak ketiga.
b)
Catatan:
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi dan
penerimaan daerah lainnya) dari pembayar/penyetor/pihak ketiga ke bendahara
penerimaan.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN D.III
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
:
:
:
(dalam rupiah)
Sampai dengan Bulan Lalu
Bulan ini
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
Penerimaan
Penyetoran
Sisa
Penerimaan
Penyetoran
Sisa
6=(5-4)
9=(87)
Jumlah
Anggaran
yang
Terealisasi
Jumlah
Anggaran
yang Telah
Disetor
Sisa yang
Belum
Disetor
Sisa
Anggaran
yang Belum
Terealisasi/
Pelampauan
Anggaran
10=(4+7)
11=(5+8)
12=(11-10)
13=(3-10)
Jumlah
.., tanggal .
Bendahara Penerimaan
(tanda tangan)
*)
(nama lengkap)
NIP.
- 10 Catatan:
Format ini digunakan oleh bendahara penerimaan dalam rangka melakukan
pertanggungjawaban secara administratif ke Pengguna Anggaran melalui
PPK-SKPD.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
simbachs@gmail.com
B. FUNGSIONAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
:
:
:
(dalam rupiah)
Bulan ini
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
Penerimaan
Penyetoran
Sisa
Penerimaan
Penyetoran
Sisa
Jumlah
Anggaran
yang
Terealisasi
6=(5-4)
9=(8-7)
10=(4+7)
Jumlah
Anggaran
yang Telah
Disetor
Sisa yang
Belum
Disetor
Sisa
Anggaran
yang Belum
Terealisasi/
Pelampauan
Anggaran
11=(5+8)
12=(11-10)
13=(3-10)
Jumlah
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
*)
.., tanggal .
Bendahara Penerimaan
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 12 Catatan:
Format ini digunakan oleh bendahara penerimaan dalam rangka melakukan
pertanggungjawaban secara fungsional ke PPKD selaku BUD
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 13 LAMPIRAN D.IV
:
:
:
1)
2)
3)
Halaman:
No. Urut
Tanggal
Uraian
Penerimaan
Rp.
Pengeluaran
Rp.
Saldo
Rp.
Jumlah
, tanggal
Mengetahui,
Bendahara Penerimaan
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 14 LAMPIRAN D.V
RINGKASAN PROSEDUR
PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENERIMAAN
Prosedur Penatausahaan Bendahara Penerimaan merupakan Prosedur yang digunakan
menatausahakan kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan
mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang berada dalam pengelolaan Bendahara
Penerimaan.
A.
B.
Anggaran Kas;
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD);
Buku Kas Umum Penerimaan;
Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian (RPH);
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah);
Surat Ketetapan Retribusi (SKR);
Surat Tanda Setoran (STS);
Bukti penerimaan lainnya yang sah;
Nota kredit/bukti setoran;
Buku Simpanan/Bank;
Perincian Penerimaan per Rincian Obyek;
Register Penerimaan Kas.
simbachs@gmail.com
- 15 C.
1.
2.
3.
4.
1.
a.
b.
c.
2.
d.
Bendahara Penerimaan
Penerimaan.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
mencatat
penerimaan
di
Buku
Kas
Umum
Setoran yang diterima harus disetorkan kembali melalui rekening kas umum
daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.
a.
b.
simbachs@gmail.com
- 16 -
3.
4.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
Pihak ketiga mengisi surat tanda setoran (STS) berdasarkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKP-Daerah), Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan tanda bukti
lainnya yang sah sesuai ketentuan berlaku.
c.
Badan, Lembaga Keuangan atau kantor Pos yang ditunjuk menerima uang
dan mencocokkan antara STS/Slip Setoran dengan SKP/SKR/tanda bukti
penerimaan lainnya yang sah.
d.
e.
Seluruh uang kas yang diterima harus disetorkan ke rekening kas umum
daerah maksimal 1 (satu) hari kerja setelah penerimaan uang dari pihak
ketiga.
f.
Bendahara Penerimaan
1)
Bendahara
Penerimaan
SKPD
harus
membuat
laporan
pertanggungjawaban.
2)
Laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan penerimaan uang
disampaikan kepada PPKD selaku BUD.
3)
Laporan pertanggungjawaban harus diterima PPKD selaku BUD paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
simbachs@gmail.com
- 17 4)
a)
b)
c)
5)
6)
7)
b.
c.
Verifikasi;
Evaluasi; dan
Analisis.
Berdasarkan hasil verifikasi, evaluasi dan analisis, maka PPKD akan
menerbitkan surat pengesahan terhadap Laporan Pertanggungjawaban
Pengelolaan Penerimaan.
Setoran dianggap sah, bilamana kuasa BUD sudah menerima bukti nota
kredit.
Bendahara Penerimaan akan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis
atas laporan pertanggungjawaban yang diterima dari Bendahara
Penerimaan Pembantu.
1)
Bendahara
Penerimaan
Pembantu
harus
membuat
pertanggungjawaban atas pengelolaan penerimaan uang.
2)
Bukti
penerimaan
dan
bukti
penyetoran
juga
dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Penerimaan.
3)
4)
laporan
harus
1)
2)
3)
Setoran dianggap sah, bilamana kuasa BUD sudah menerima bukti nota
kredit.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 18 LAMPIRAN D.VI
Mengingat
Nomor
Provinsi/Kabupaten/Kota*)
4. DPA-SKPD
Tahun ;
5. ... ... ... ... ... ...**)
: Nomor .
Tanggal
2.
: .
3.
Nama PPTK
: .
4.
: .
5.
: Rp..
(terbilang)
*)
6.
: UP/GU/TU/LS
7.
Untuk Kebutuhan
8.
Atas beban
Nama Program
: .
Nama Kegiatan
: .
9.
: Rp.
b.
Akumulasi SPD
sebelumnya
: Rp.
c.
: Rp.
simbachs@gmail.com
- 19 -
10.
d.
di-
e.
: Rp.
: Rp.
(terbilang)
Ketentuan-ketentuan lain :
: .
Ditetapkan di ..
pada tanggal ..
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH SELAKU
BENDAHARA UMUM DAERAH,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
1. Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota*);
2. Arsip.
*)
**)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN D.VII
: 1)
: 2)
Bendahaha Pengeluaran
: 3)
Tahun Anggaran
: 4)
Bulan
: 5)
(dalam rupiah)
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
SPJ - LS Gaji
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan
lalu
6 (4+5)
*)
SPJ UP/GU/TU
Bulan ini
s.d.
Bulan
ini
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
9 (7+8)
10
11
12
(10+11)
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU)
s.d. Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
13 (6+9+12)
14 (3-13 )
JUMLAH
Penerimaan :
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan:
simbachs@gmail.com
(dalam rupiah)
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
SPJ - LS Gaji
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan
lalu
6 (4+5)
*)
SPJ UP/GU/TU
Bulan ini
s.d.
Bulan
ini
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
9 (7+8)
10
11
12
(10+11)
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU)
s.d. Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
13 (6+9+12)
14 (3-13 )
Pengeluaran :
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Pengeluaran:
Saldo Kas
.., tanggal ..
**)
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran 7)
Bendahara Pengeluaran 6)
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 22 Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
*)
Berdasarkan data dari PPTK yang terdokumentasikan dalam kartu kendali anggaran.
Diisi dengan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah.
2)
Diisi dengan Nama Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.
3)
Diisi dengan Nama Bendahara Penerimaan Pembantu Satuan Kerja Perangkat Daerah.
4)
Diisi dengan Tahun Anggaran Pertanggungjawaban Pengeluaran.
5)
Diisi dengan Bulan Pertanggungjawaban Pengeluaran.
6)
Diisi dengan Nama Bendahara Pengeluaran dan Tandatangan.
7)
Diisi dengan Nama Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Catatan:
Penandatanganan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dilakukan setelah
diverifikasi (diparaf) oleh PPK-SKPD.
Kolom 1 diisi dengan Kode Rekening.
Kolom 2 diisi dengan Uraian Nama Kode Rekening.
Kolom 3 diisi dengan Jumlah Anggaran yang ditetapkan dalam APBD atas masing-masing
Kode Rekening.
Kolom 4 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan Lalu.
Kolom 5 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ Bulan ini.
Kolom 6 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan ini.
Kolom 7 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan Lalu berdasarkan data dari PPTK.
Kolom 8 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ Bulan ini berdasarkan data dari PPTK.
Kolom 9 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan ini berdasarkan data dari PPTK.
Kolom 10 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU sampai dengan Bulan
Lalu.
Kolom 11 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU Bulan ini.
Kolom 12 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU sampai dengan Bulan
ini.
Kolom 13 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana LS+UP/GU/TU sampai dengan
Bulan ini.
Kolom 14 diisi dengan Jumlah sisa pagu anggaran yang diperoleh dari jumlah anggaran
dikurangi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana LS+UP/GU/TU sampai dengan Bulan
ini.
1)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 25 LAMPIRAN D.VIII
SKPD .......
Kode Rekening
Jumlah
(Rp)
Uraian
Jumlah
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan pengajuan SPP-TU SKPD.
, tanggal
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Catatan:
Dokumen ini disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran/PPTK dan ditandangani oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran pada saat pengajuan penerbitan S2PD kepada Kuasa
BUD.
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 26 LAMPIRAN D.IX
DRAFT1)
SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-UP
Nomor : ................................
Sehubungan dengan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) nomor ...... tanggal ......
yang kami ajukan sebesar Rp (terbilang ). Untuk keperluan SKPD Tahun Anggaran
, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1.
Jumlah Uang Persediaan (UP) tersebut diatas akan dipergunakan untuk keperluan guna membiayai
kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-SKPD.
2.
Jumlah Uang Persediaan (UP) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dilakukan dengan Pembayaran Langsung
(LS).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan pengajuan SPM-UP SKPD kami.
, tanggal
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Catatan:
Dokumen ini disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran dan ditandangani oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran pada saat Pengajuan Penerbitan SP2D Kepada Kuasa
BUD.
1)
Kata Draft dihilangkan apabila Surat Pernyataan telah ditandatangani pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran.
*)
Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
SKPD .......
DRAFT1)
SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-GU
Sehubungan dengan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) yang kami
ajukan sebesar Rp (terbilang ). Untuk keperluan SKPD Tahun Anggaran , dengan
ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1.
Jumlah Ganti Uang Persediaan (GU) tersebut diatas akan dipergunakan untuk keperluan guna
membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan sesuai DPA-SKPD.
2.
Jumlah Ganti Uang Persediaan (GU) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dilakukan dengan Pembayaran Langsung
(LS).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan pengajuan SPP-GU SKPD kami.
, tanggal
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Catatan:
simbachs@gmail.com
SKPD ......
DRAFT1)
SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SPP-TU
Sehubungan dengan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) yang
kami ajukan sebesar Rp (terbilang ). Untuk keperluan SKPD Tahun Anggaran ,
dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1.
Jumlah Tambahan Uang Persediaan (TU) tersebut diatas akan dipergunakan untuk keperluan
khusus guna membiayai kegiatan yang tidak dapat ditunda.
2.
Jumlah Tambahan Uang Persediaan (TU) tersebut tidak akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan yang berlaku harus dilakukan dengan
Pembayaran Langsung (LS).
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan pengajuan SPP-TU SKPD kami.
, tanggal
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Catatan:
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 29 LAMPIRAN D.X
Pembayaran Langsung
[4] SPP-LS
7. Urusan Pemerintahan8)
()
8. Nama Program
()
9. Nama Kegiatan10)
()
Kode
1.
SKPD1)
:
2)
2.
Unit Kerja
3.
4.
Alamat3)
No. DPA-SKPD/DPPASKPD/DPAL-SKPD4)
Tanggal DPA-SKPD/DPPASKPD/DPAL-SKPD5)
5.
Tahun Anggaran6)
6.
Bulan7)
Kode
()
9)
()
()
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD
di
b.
c.
Untuk keperluan12)
Nama Bendahara Pengeluaran /Pihak
Ketiga13)
Alamat14)
No. Rekening Bank15)
Rp.
(terbilang:...)
:
:
:
..
..
..
d.
e.
x)
tanggal..
Mengetahui,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan x)
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Jika SPP LS pengadaan barang dan jasa Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ikut menandatangani.
Lembar Asli
Salinan 1
Salinan 2
Salinan 3
:
:
:
:
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Pengguna Anggaran/PPK-SKPD
Kuasa BUD
Bendahara Pengeluaran/PPTK
Arsip Bendahara Pengeluaran/PPTK
simbachs@gmail.com
1.
SPP-UP
Surat pengantar SPP-UP
Ringkasan SPP-UP
Rincian SPP-UP
Salinan SPD
Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat
pengajuan SP2D kepada kuasa BUD
Lampiran lainnya
2.
SPP-GU
Surat pengantar SPP-GU
Ringkasan SPP-GU
Rincian SPP-GU
Salinan SPD
Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran atas penggunaan dana SPPUP/GU/TU sebelumnya
Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan
saat pengajuan SP2D kepada kuasa BUD
Lampiran lainnya
3.
SPP-TU
Surat pengantar SPP-TU
Ringkasan SPP-TU
Rincian SPP-TU
Salinan SPD
Surat pengesahan SPJ
Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang
persediaan saat pengajuan SP2D kepada kuasa BUD
Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan
Lampiran lainnya
4.
simbachs@gmail.com
- 31 5.
:
:
:
:
:
:
:
:
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
..
..
..
..
Pengguna Anggaran/PPK-SKPD
Kuasa BUD
Bendahara Pengeluaran/PPTK
Arsip Bendahara Pengeluaran/PPTK
CARA PENGISIAN:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
SKPD diisi dengan nama dan kode satuan kerja perangkat daerah.
Unit Kerja diisi dengan nama dan kode unit kerja perangkat daerah.
Alamat diisi dengan alamat satuan/unit kerja perangkat daerah.
No. DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD diisi dengan nomor pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
yang berkaitan dengan pengajuan SPP.
Tanggal DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD diisi dengan tanggal pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPALSKPD yang berkaitan dengan pengajuan SPP.
Tahun Anggaran diisi dengan tahun anggaran APBD.
Bulan diisi dengan bulan tahun anggaran APBD.
Urusan Pemerintahan diisi dengan nama dan kode urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh SKPD.
Nama Program diisi dengan nama dan kode program SKPD yang berkaitan dengan pengajuan SPP.
Nama Kegiatan diisi dengan nama dan kode kegiatan SKPD yang berkaitan dengan pengajuan SPP.
Huruf a Jumlah Pembayaran yang dimintakan diisi dengan jumlah Rupiah dalam angka dan jumlah Rupiah
dalam kata-kata sesuai permintaan SPP.
Huruf b Untuk keperluan diisi dengan uraian keperluan pengajuan SPP.
Huruf c Nama Bendahara/Pihak Ketiga diisi dengan nama bendahara pengeluaran (jika pengajuan SPP bukan
LS) dan/atau nama pihak ketiga (jika pengajuan SPP-LS).
Huruf d Alamat diisi dengan alamat bendahara pengeluaran atau alamat pihak ketiga.
Huruf e No. Rekening Bank diisi dengan nomor rekening bank bendahara pengeluaran atau pihak ketiga.
Diisi dengan tanggal penelitian, nama, NIP, dan tanda tangan peneliti.
- Diisi dengan cara memberi tanda check list ( ) jika dokumen ada.
simbachs@gmail.com
- 32 B. SPP-2
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
Uang Persediaan
[1] SPP-UP
1.
Jenis Kegiatan1)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
No
Uraian
DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
Tanggal
:
Nomor
:
II
SPD
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Tanggal
:
:
:
:
..
..
..
..
SP2D
SP2D peruntukan
SP2D peruntukan
SP2D peruntukan
SP2D peruntukan
SP2D peruntukan
Pembayaran Langsung
[4] SPP-LS
a. PT/NV
b. CV
c. Firma
d. Lain-lain
III
Tambahan Uang
Persediaan
[3] SPP-TU
Nomor:
Nomor:
Nomor:
Nomor:
UP:
GU:
TU:
LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan:
LS Pengadaan Barang dan Jasa:
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
II Rp.
I-II Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
III Rp
II-III Rp.
Pada SPP ini ditetapkan lampiran-lampiran yang diperlukan sebagaimana tertera pada daftar kelengkapan dokumen SPP-1
Mengetahui,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan x)
x)
*)
tanggal
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Jika SPP LS pengadaan barang dan jasa Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ikut menandatangani.
Coret yang tidak perlu.
Lembar Asli
Salinan 1
Salinan 2
Salinan 3
:
:
:
:
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Pengguna Anggaran/PPK-SKPD
Kuasa BUD
Bendahara Pengeluaran/PPTK
Arsip Bendahara Pengeluaran/PPTK
simbachs@gmail.com
- 33 CARA PENGISIAN:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
simbachs@gmail.com
- 34 C. SPP-3
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
Uang Persediaan
[1] SPP-UP
Tambahan
Uang
Persediaan
[3] SPP-TU
Pembayaran Langsung
[4] SPP-LS
KODE REKENING
(JENIS)
URAIAN
JUMLAH
(Rp)
Jumlah
Terbilang : ()
tanggal
Mengetahui,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan x)
x)
*)
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Jika SPP LS pengadaan barang dan jasa Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ikut menandatangani.
Coret yang tidak perlu.
Lembar Asli
Salinan 1
Salinan 2
Salinan 3
:
:
:
:
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Pengguna Anggaran/PPK-SKPD
Kuasa BUD
Bendahara Pengeluaran/PPTK
Arsip Bendahara Pengeluaran/PPTK
CARA PENGISIAN:
1.
2.
3.
4.
5.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 35 LAMPIRAN D.XI
:
:
:
:
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
KODE REKENING
UP/GU/TU
1
Halaman:
PAGU ANGGARAN
KEGIATAN
(Rp)
Uraian
LS
3
REALISASI KEGIATAN
(SP2D)
(Rp)
UP/GU/TU
LS
SISA PAGU
ANGGARAN
(Rp)
Jumlah
, tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 36 LAMPIRAN D.XII
BUKU SIMPANAN/BANK
SKPD
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Pembantu Bendahara Pengeluaran
:
:
:
:
Halaman:
No.
Urut
Tanggal
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
simbachs@gmail.com
SKPD
Kepala SKPD
Bendahara Pengeluaran
:
:
:
Halaman: ..
No.
Urut
Tanggal
Uraian
Pemotongan
(Rp)
Penyetoran
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
simbachs@gmail.com
- 38 C. BUKU PANJAR
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
BUKU PANJAR
SKPD
Kepala SKPD
Bendahara Pengeluaran
:
:
:
Halaman:
No.
Urut
Tanggal
Uraian
Ref.
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran kas atas panjar.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran kas atas panjar.
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran kas atas panjar.
Kolom 4 diisi dengan nomor urut bku pengeluaran.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas/spj atas panjar.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas/panjar yang diberikan.
Kolom 7 diisi dengan saldo panjar yang belum di SPJ kan oleh orang yang diberikan.
*)
Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
:
:
:
:
:
Halaman:
Pengeluaran
(Rp)
Nomor BKU
1
LS
2
UP/GU/TU
3
Jumlah
4
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian :
1.
2.
3.
4.
5.
simbachs@gmail.com
REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
SKPD:
Halaman:
Jumlah SPP
(Rp)
Nomor SPP
No.
Urut
Tanggal
UP
GU
TU
Gaji
LS
Barang &
Jasa
Uraian
UP
4
GU
TU
Gaji
LS
Barang &
Jasa
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa).
Kolom 2 diisi dengan Tanggal diajukannya SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang
dan Jasa).
Kolom 3 diisi dengan Nomor SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang
diajukan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji,
Barang dan Jasa).
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan
Jasa).
*)
Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS
SKPD:
Halaman:
Jumlah SPP
(Rp)
Nomor SPP
No.
Urut
Tanggal
UP
GU
TU
Gaji
LS
Barang &
Jasa
Uraian
UP
GU
TU
Gaji
LS
Barang &
Jasa
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa).
Kolom 2 diisi dengan Tanggal diajukannya SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang
dan Jasa).
Kolom 3 diisi dengan Nomor SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang
diajukan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji,
Barang dan Jasa).
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan
Jasa).
*)
Coret yang tidak perlu.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 42 -
LAMPIRAN D.XIII
FORMAT SPM
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ......
Format :
*)
UP/GU/TU/LS
TAHUN ANGGARAN
Nomor SPM:................
(diisi oleh PPK-SKPD)
Potongan-potongan:
Rp
Rp
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp..
Rp.
Rp.
Rp.
(..)
: dan
No.
1.
2.
3.
Uraian
(No. Rekening)
Iuran Wajib Pegawai
Negeri
Tabungan Perumahan
Pegawai
Jumlah
Jumlah Potongan
Keterangan
Rp
Uraian
Jumlah
Keterangan
PPN
PPh
Jumlah
Rp
Jumlah SPM
Rp. ,Uang sejumlah: ..
., tanggal ..
Kepala SKPD,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
SPM ini sah apabila telah di tandatangani dan distempel oleh Kepala SKPD
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 43 LAMPIRAN D.XIV
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................
2.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................
3.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.
..............., tanggal ...........
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
*)
(nama lengkap)
NIP.
Coret yang tidak perlu.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 44 LAMPIRAN D.XV
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
REGISTER SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS
SKPD:
Halaman:
Jumlah SPM
(Rp)
Nomor SPM
No.
Urut
Tanggal
LS
UP
GU
TU
Gaji
Uraian
LS
UP
Barang
& Jasa
GU
TU
Gaji
Barang
& Jasa
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS (Gaji, Barang dan Jasa).
Kolom 2 diisi dengan Tanggal diajukannya SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS (Gaji, Barang dan
Jasa).
Kolom 3 diisi dengan Nomor SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang
diajukan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SPM yang diajukan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS (Gaji, Barang
dan Jasa).
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS (Gaji, Barang dan Jasa).
*)
Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
No.
Urut
Tanggal
&
Nomor
Halaman:
Jumlah SPP
(Rp)
Nomor SPP
LS
UP
GU
TU
Gaji
Uraian
LS
UP
Barang
& Jasa
GU
TU
Gaji
5
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang
ditolak diterbitkannya SPM.
Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penolakan penerbitan SPM.
Kolom 3 diisi dengan Nomor SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang ditolak
diterbitkannya SPM.
Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang ditolak diterbitkannya SPM.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang
ditolak diterbitkannya SPM.
*)
Coret yang tidak perlu.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
Barang
& Jasa
- 46 LAMPIRAN D.XVI
FORMAT SP2D
(Kolom 1)
Nomor : ..
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA**)
Nomor SPM
Tanggal
SKPD
:
:
:
Dari
Tahun Anggaran
:
:
Kuasa BUD
Bank / Pos :
Hendaklah mencairkan / memindahbukukan dari baki Rekening Nomor
Uang sebesar Rp. (terbilang : )
(Kolom 2)
Kepada
NPWP
No. Rekening Bank
Bank/Pos
Keperluan Untuk
:
:
:
:
:
(Kolom 3)
NO
1
KODE REKENING
URAIAN
JUMLAH
(Rp)
4
Jumlah
Potongan-potongan:
No.
1.
2.
3.
Jumlah
(Rp)
Keterangan
Jumlah
(Rp)
Keterangan
Jumlah
Informasi: (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
No.
Uraian
1.
2.
PPN
PPh
Jumlah
1
2
3
4
:
:
:
:
, tanggal
Kuasa Bendahara Umum Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
Kolom 1
a.
Nomor SPM diisi dengan Nomor SPM.
b.
Tanggal diisi dengan tanggal SPM.
c.
SKPD diisi dengan nama SKPD.
d.
Dari diisi dengan Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD).
e.
Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran berkenaan.
f.
Bank/Pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.
simbachs@gmail.com
- 47 g.
h.
2.
Kolom 2
a.
Kepada diisi dengan bendahara pengeluaran atau pihak ketiga yang berhak atas SP2D.
b.
NPWP diisi dengan nomor pokok wajib pajak bendahara pengeluaran atau pihak ketiga yang
berhak atas SP2D.
c.
Kode Rekening bank diisi dengan nomor rekening bank bendahara pengeluaran atau pihak
ketiga yang berhak atas SP2D.
d.
Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.
e.
Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan pencairan SP2D.
3.
Kolom 3
a.
Nomor diisi dengan nomor urut.
b.
Kode rekening diisi dengan kode rekening peruntukan SP2D.
c.
Uraian diisi dengan uraian nama kode rekening peruntukan SP2D
d.
Jumlah diisi dengan jumlah rupiah atas masing-masing kode rekening peruntukan SP2D.
4.
Potongan-potongan:
a.
Iuran wajib pegawai negeri diisi dengan jumlah potongan gaji pegawai sesuai ketentuan
perundang-undangan.
b.
Tabungan perumahan diisi dengan jumlah potongan tabungan perumahan pegawai sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
5.
6.
SP2D
a.
b.
c.
d.
7.
8.
*)
yang dibayarkan:
Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah SP2D yang diminta.
Jumlah potongan diisi dengan jumlah potongan SP2D.
Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah yang diminta dikurangi dengan jumlah
potongan.
Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D yang dicairkan.
**)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 48 LAMPIRAN D.XVII
: ...................
: ...................
: Pengembalian SPM
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Kuasa Bendahara Umum Daerah
(tanda tangan)
*)
(nama lengkap)
NIP.
Coret yang tidak perlu.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 49 LAMPIRAN D.XVIII
REGISTER SP2D
Halaman:
Jumlah SP2D
(Rp)
Nomor SP2D
No.
Urut
Tanggal
UP
GU
TU
3
LS
Barang
Gaji
& Jasa
Uraian
UP
4
GU
TU
Gaji
LS
Barang
& Jasa
Jumlah
., tanggal .
Kuasa Bendahara Umum Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut SP2D untuk pengeluaran UP/GU/TU/LS (Gaji, Barang dan Jasa)
yang diterbitkan.
Kolom 2 diisi dengan tanggal diterbitkannya SP2D.
Kolom 3 diisi dengan Nomor SP2D untuk pengeluaran UP/GU/TU/LS (Gaji, Barang dan Jasa) yang
diterbitkan.
Kolom 4 diisi dengan uraian SP2D diterbitkan.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SP2D untuk pengeluaran UP/GU/TU/LS (Gaji, Barang dan Jasa)
yang diterbitkan.
*)
Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
Tanggal &
Nomor
Nomor
SPM
Uraian
Jumlah
(Rp)
Keterangan
UP/GU/TU
LS
Jumlah
., tanggal .
Kuasa Bendahara Umum Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
Tanggal
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Jumlah
., tanggal .
Kuasa Bendahara Umum Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 2 diisi dengan nomor tanggal transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Kolom 3 diisi dengan uraian nama rekening.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah transaksi penerimaan.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah transaksi pengeluaran kas.
*)
Coret yang tidak perlu.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 52 LAMPIRAN D.XIX
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
REGISTER PENERIMAAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN (SPJ)
Halaman:
No. Urut
Tanggal
Uraian
Jumlah SPJ
(Rp)
Keterangan
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ..
Halaman:
No. Urut
Tanggal
Uraian
Jumlah SPJ
(Rp)
Keterangan
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
simbachs@gmail.com
SURAT PENOLAKAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN (SPJ)
.............,tanggal ...........................
Nomor
Lampiran
Perihal
:
: .
: Penolakan SPJ
Kepada Yth.
Bendahara Pengeluaran
....................................
Di
......................
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap SPJ Saudara pada periode ................... tanggal ..
bulan . tahun .........., ditemukan kesalahan sebagai berikut :
1. .................................................................................................................................
2. .................................................................................................................................
3. .................................................................................................................................
4. .................................................................................................................................
Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
pertanggungjawaban
Saudara
sebesar
Rp................................ pada tanggal ........... bulan ............ tahun ............. (bulan SPJ) tidak dapat
disahkan untuk dicatat sebagai saldo tanggal .............bulan ................ tahun ..................
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Tembusan disampaikan kepada Yth. :
1.
Kepala PPKD
2.
Kepala Badan Pengawasan Daerah.
3.
Arsip.
*)
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
REGISTER PENOLAKAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN (SPJ)
Halaman:
No. Urut
Uraian
Jumlah SPJ
(Rp)
Keterangan
Jumlah
., tanggal .
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
simbachs@gmail.com
:
:
:
: .
Rp.
Rp.
Saldo Buku
Rp.
Saldo Kas
Terdiri atas :
1.
Uang Kertas :
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Uang Logam :
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
2.
3.
Rp.
100.000
50.000
20.000
10.000
5.000
1.000
500
=
=
=
=
=
=
=
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.000
500
200
100
50
25
=
=
=
=
=
=
keping
keping
keping
keping
keping
keping
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
4.
Rp.
JUMLAH
Rp.
Rp.
, tanggal
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
*)
Catatan:
Dalam hal register penutupan kas digunakan dalam pemeriksaan kas, letak tanda tangan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran berada pada sebelah kanan dan bendahara pengeluaran disebalah kiri.
simbachs@gmail.com
:
:
:
: .
Rp.
Rp.
Saldo Buku
Rp.
Saldo Kas
Terdiri atas :
1.
2.
3.
4.
Rp.
Uang Kertas :
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Uang Logam :
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
Pecahan Rp.
100.000
50.000
20.000
10.000
5.000
1.000
500
=
=
=
=
=
=
=
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
lembar
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.000
500
200
100
50
25
=
=
=
=
=
=
keping
keping
keping
keping
keping
keping
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
JUMLAH
Rp.
Rp.
*)
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
Catatan:
Dalam hal register penutupan kas digunakan dalam pemeriksaan kas, letak tanda tangan bendahara penerimaan/bendahara
pengeluran berada pada sebelah kanan dan bendahara penerimaan pembantu/bendahara pengeluaran pembantu disebalah kiri.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN D.XX
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
1)
2)
Bendahaha Pengeluaran
3)
Tahun Anggaran
4)
Bulan
5)
(dalam rupiah)
SPJ - LS Barang & Jasa*)
SPJ - LS Gaji
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
s.d.
Bulan
lalu
4
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
s.d.
Bulan
lalu
6 (4+5)
SPJ UP/GU/TU
Bulan ini
s.d.
Bulan
ini
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
9 (7+8)
10
11
12
(10+11)
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU)
s.d. Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
13 (6+9+12)
14 (3-13 )
JUMLAH
Penerimaan :
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan:
simbachs@gmail.com
(dalam rupiah)
SPJ - LS Barang & Jasa*)
SPJ - LS Gaji
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
s.d.
Bulan
lalu
4
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
s.d.
Bulan
lalu
6 (4+5)
SPJ UP/GU/TU
Bulan ini
s.d.
Bulan
ini
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
9 (7+8)
10
11
12
(10+11)
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU)
s.d. Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
13 (6+9+12)
14 (3-13 )
Pengeluaran :
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Pengeluaran:
Saldo Kas
., tanggal
Bendahara Pengeluaran6)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 60 Catatan:
Format ini digunakan oleh bendahara pengeluaran dalam rangka melakukan
pertanggungjawaban pengeluaran secara administratif ke Pengguna
Anggaran melalui PPK-SKPD.
Cara Pengisian:
*)
Berdasarkan data dari PPTK yang terdokumentasikan dalam kartu kendali anggaran.
1.
**)
Coret yang tidak perlu.
2.
1)
3.
Diisi dengan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah.
2)
Diisi dengan Nama Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.
4.
3)
Diisi dengan Nama Bendahara Penerimaan Pembantu Satuan Kerja Perangkat Daerah.
5.
4)
6.
Diisi dengan Tahun Anggaran Pertanggungjawaban Pengeluaran.
5)
Diisi dengan Bulan Pertanggungjawaban Pengeluaran.
7.
6)
Diisi dengan Nama Bendahara Pengeluaran dan Tandatangan.
8.
9.
Kolom 1 diisi dengan Kode Rekening.
10. Kolom 2 diisi dengan Uraian Nama Kode Rekening.
11. Kolom 3 diisi dengan Jumlah Anggaran yang ditetapkan dalam APBD atas masing-masing
Kode Rekening.
12. Kolom 4 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan Lalu.
13. Kolom 5 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ Bulan ini.
14. Kolom 6 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan ini.
15. Kolom 7 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan Lalu berdasarkan data dari PPTK.
16. Kolom 8 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ Bulan ini berdasarkan data dari PPTK.
17. Kolom 9 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan ini berdasarkan data dari PPTK.
18. Kolom 10 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU sampai dengan Bulan
Lalu.
19. Kolom 11 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU Bulan ini.
20. Kolom 12 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU sampai dengan Bulan
ini.
21. Kolom 13 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana LS+UP/GU/TU sampai dengan
Bulan ini.
22. Kolom 14 diisi dengan Jumlah sisa pagu anggaran yang diperoleh dari jumlah anggaran
dikurangi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana LS+UP/GU/TU sampai dengan Bulan
ini.
simbachs@gmail.com
B. FUNGSIONAL
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA**)
1)
2)
Bendahaha Pengeluaran
3)
Tahun Anggaran
4)
Bulan
5)
(dalam rupiah)
SPJ - LS Barang & Jasa*)
SPJ - LS Gaji
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
s.d.
Bulan
lalu
4
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
s.d.
Bulan
lalu
6 (4+5)
SPJ UP/GU/TU
Bulan ini
s.d.
Bulan
ini
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
9 (7+8)
10
11
12
(10+11)
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU)
s.d. Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
13 (6+9+12)
14 (3-13)
JUMLAH
Penerimaan :
- SP2D
- Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Penerimaan:
Pengeluaran :
- SPJ (LS + UP/GU/TU)
- Penyetoran Pajak
a. PPN
simbachs@gmail.com
(dalam rupiah)
SPJ - LS Barang & Jasa*)
SPJ - LS Gaji
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Anggaran
s.d.
Bulan
lalu
4
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
s.d.
Bulan
lalu
6 (4+5)
SPJ UP/GU/TU
Bulan ini
s.d.
Bulan
ini
s.d.
Bulan
lalu
Bulan ini
s.d.
Bulan ini
9 (7+8)
10
11
12
(10+11)
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU)
s.d. Bulan ini
Sisa Pagu
Anggaran
13 (6+9+12)
14 (3-13)
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
- Lain-lain
Jumlah Pengeluaran:
Saldo Kas
., tanggal
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran6)
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
- 63 Catatan:
Format ini digunakan oleh bendahara pengeluaran dalam rangka melakukan
pertanggungjawaban pengeluaran secara fungsional ke PPKD selaku BUD.
Cara Pengisian:
*)
Berdasarkan data dari PPTK yang terdokumentasikan dalam kartu kendali anggaran.
1.
**)
Coret yang tidak perlu.
2.
1)
Diisi dengan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah.
3.
2)
4.
Diisi dengan Nama Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.
3)
Diisi dengan Nama Bendahara Penerimaan Pembantu Satuan Kerja Perangkat Daerah.
5.
4)
Diisi dengan Tahun Anggaran Pertanggungjawaban Pengeluaran.
6.
5)
7.
Diisi dengan Bulan Pertanggungjawaban Pengeluaran.
6)
Diisi dengan Nama Bendahara Pengeluaran dan Tandatangan.
8.
9.
Kolom 1 diisi dengan Kode Rekening.
10. Kolom 2 diisi dengan Uraian Nama Kode Rekening.
11. Kolom 3 diisi dengan Jumlah Anggaran yang ditetapkan dalam APBD atas masing-masing
Kode Rekening.
12. Kolom 4 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan Lalu.
13. Kolom 5 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ Bulan ini.
14. Kolom 6 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan ini.
15. Kolom 7 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan Lalu berdasarkan data dari PPTK.
16. Kolom 8 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ Bulan ini berdasarkan data dari PPTK.
17. Kolom 9 diisi dengan Jumlah SP2D atas pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah
diterbitkan/SPJ sampai dengan Bulan ini berdasarkan data dari PPTK.
18. Kolom 10 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU sampai dengan Bulan
Lalu.
19. Kolom 11 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU Bulan ini.
20. Kolom 12 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana UP/GU/TU sampai dengan Bulan
ini.
21. Kolom 13 diisi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana LS+UP/GU/TU sampai dengan
Bulan ini.
22. Kolom 14 diisi dengan Jumlah sisa pagu anggaran yang diperoleh dari jumlah anggaran
dikurangi dengan Jumlah SPJ atas penggunaan dana LS+UP/GU/TU sampai dengan Bulan
ini.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 64 LAMPIRAN D.XXI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ......
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS
Pada hari ini tanggal .... yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama lengkap : ................................................
J a b a t a n : ................................................
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia/Peraturan Daerah
Nomor ........ Tahun ..... , kami melakukan pemeriksaan setempat pada :
Nama lengkap : ................................................
J a b a t a n : ................................................
berdasarkan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota*) Nomor ........ Tanggal .......... ditugaskan
mengurus uang berdasarkan hasil pemeriksaan kas serta bukti-bukti yang berada dalam
pengurusan itu, kami menemui kenyataan sebagai berikut:
Jumlah uang yang kami hitung dihadapan pejabat tersebut adalah :
a. Uang kertas
b. Uang logam
c. SP2D dan alat pembayaran lainnya yang
belum dicairkan
d. Saldo Bank
e. Surat/barang/benda berharga yang diizinkan
Jumlah
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
................................................................
................................................................
................, tanggal .......
*)
Yang diperiksa,
Bendahara Pengeluaran/Penerimaan
Yang memeriksa,
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ......
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS
Pada hari ini tanggal .... yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama lengkap : ................................................
J a b a t a n : ................................................
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia/Peraturan Daerah
Nomor ........ Tahun ..... , kami melakukan pemeriksaan setempat pada :
Nama lengkap : ................................................
J a b a t a n : ................................................
berdasarkan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota*) Nomor ........ Tanggal .......... ditugaskan
mengurus uang berdasarkan hasil pemeriksaan kas serta bukti-bukti yang berada dalam
pengurusan itu, kami menemui kenyataan sebagai berikut:
Jumlah uang yang kami hitung dihadapan pejabat tersebut adalah :
a. Uang kertas
b. Uang logam
c. SP2D dan alat pembayaran lainnya yang
belum dicairkan
d. Saldo Bank
e. Surat/barang/benda berharga yang diizinkan
Jumlah
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
................................................................
................................................................
................, tanggal .......
*)
Yang diperiksa,
Bendahara Penerimaan Pembantu/
Bendahara Pengeluaran Pembantu
Yang memeriksa,
Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
(nama lengkap)
NIP.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 66 LAMPIRAN D.XXII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RINGKASAN PROSEDUR
PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENGELUARAN
Bendahara Pengeluaran
2.
3.
4.
5.
B.
6.
7.
8.
Anggaran Kas
2.
3.
4.
Register SPD
5.
simbachs@gmail.com
- 67 d. SPP-Langsung (SPP-LS)
e. Register SPP
f. Surat Perintah Membayar (SPM)
g. Register SPM
h. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
i. Register SP2D
j. Buku Kas Umum Pengeluaran
k. Buku Kas Umum Pengeluaran Pembantu
l. Buku Pembantu Simpanan/Bank
m. Buku Pembantu Panjar
n. Buku Pembantu Pajak PPN/PPh
o. Berita Acara Pemeriksaan Kas
p. Register Penutupan Kas
q. Perincian Pengeluaran per Rincian Obyek
r. Kartu Pengendalian Kredit Anggaran
s. Laporan Pertanggungjawaban Pengeluaran
t. Surat pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran
C.
2.
3.
4.
5.
6.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
LAMPIRAN E
PERMENDAGRI
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
simbachs@gmail.com
DAFTAR LAMPIRAN E
AKUNTANSI DAN PELAPORAN
1.
Lampiran E.I
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
E.II
E.III
E.IV
E.V
E.VI
E.VII
E.VIII
E.IX
E.X
E.XI
E.XII
E.XIII
E.XIV
E.XV
E.XVI
E.XVII
E.XVIII
E.XIX
E.XX
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
E.XXII
E.XXIII
E.XXIV
E.XXV
E.XXVI
E.XXVII
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
-1LAMPIRAN E.I
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
URAIAN
ASET
ASET LANCAR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
01
01
01
Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Daerah
1
1
1
1
1
1
02
02
01
1
1
1
1
1
1
03
03
01
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
01
01
01
01
02
1
1
1
1
1
1
2
2
2
02
02
02
01
02
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
01
01
01
01
02
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Pajak
Dst
1
1
1
1
1
1
3
3
3
02
02
02
01
02
Piutang Retribusi
Piutang Retribusi
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
03
03
03
03
01
02
03
1
1
1
1
3
3
04
04
01
1
1
1
1
1
1
3
3
3
05
05
05
01
02
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
01
02
03
Piutang Lain-lain
Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran
Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran Cicilan Kendaraan Bermotor
Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran Cicilan Rumah
Dst
01
01
01
01
simbachs@gmail.com
-2KODE REKENING
URAIAN
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
02
02
02
01
02
2
Piutang Ganti Rugi Atas Kekayaan Daerah
Piutang Ganti Rugi Atas Kekayaan Daerah
Dst
1
1
1
1
1
1
4
4
4
03
03
03
01
02
1
1
1
1
1
1
4
4
4
04
04
04
01
02
Piutang Dividen
Piutang Dividen
Dst
1
1
1
1
1
1
4
4
4
05
05
05
01
02
1
1
1
1
1
1
4
4
4
06
06
06
01
02
1
1
1
1
1
1
1
1
5
5
5
5
01
01
01
01
02
Persediaan
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Alat Tulis Kantor
Dst
1
1
1
1
1
1
5
5
5
02
02
02
01
02
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
5
5
5
5
5
5
5
03
03
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
06
07
Persediaan Material/Bahan
Persediaan Bahan Baku Bangunan
Persediaan Suku Cadang Sarana Mobilitas
Persediaan Bahan/Bibit Tanaman
Persediaan Bibit Ternak
Persediaan Obat-obatan
Persediaan Bahan Kimia
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
5
5
5
5
04
04
04
04
04
01
02
03
04
1
1
1
1
1
1
5
5
5
05
05
05
01
02
1
1
1
1
1
1
5
5
5
06
06
06
01
02
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
01
01
01
1
1
1
2
2
2
1
1
1
02
02
02
01
02
01
02
-3KODE REKENING
URAIAN
1
1
1
2
2
2
1
1
1
03
03
03
01
02
1
1
1
2
2
2
1
1
1
04
04
04
01
02
1
1
1
2
2
2
1
1
1
05
05
05
01
02
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
02
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Dst
1
1
1
2
2
2
2
2
2
02
02
02
01
02
1
1
1
2
2
2
2
2
2
03
03
03
01
02
1
1
1
2
2
2
2
2
2
04
04
04
01
02
1
1
1
1
3
3
3
3
1
1
1
1
01
01
01
01
02
Tanah
Tanah Kantor
Tanah Kantor
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
02
02
02
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
03
03
03
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
04
04
04
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
05
05
05
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
06
06
06
01
02
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
07
07
07
08
08
ASET TETAP
01
02
01
-4KODE REKENING
URAIAN
1
1
08
02
Dst
1
1
1
1
3
3
3
3
1
1
1
1
09
09
09
09
01
02
03
1
1
1
1
3
3
3
3
1
1
1
1
10
10
10
10
01
02
03
1
1
1
3
3
3
1
1
1
11
11
11
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
12
12
12
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
13
13
13
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
14
14
14
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
15
15
15
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
16
16
16
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
17
17
17
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
18
18
18
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
19
19
19
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
20
20
20
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
21
21
21
01
02
1
1
1
3
3
3
1
1
1
22
22
22
01
02
1
1
3
3
1
1
23
23
01
-5KODE REKENING
URAIAN
1
1
23
02
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
24
24
24
01
02
Tanah Perumahan
Tanah Perumahan
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
25
25
25
01
02
Tanah Pertanian
Tanah Pertanian
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
26
26
26
01
02
Tanah Perkebunan
Tanah Perkebunan
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
27
27
27
01
02
Tanah Perikanan
Tanah Perikanan
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
28
28
28
01
02
Tanah Peternakan
Tanah Peternakan
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
29
29
29
01
02
Tanah Perkampungan
Tanah Perkampungan
Dst
1
1
1
3
3
3
1
1
1
30
30
30
01
02
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
02
03
03
03
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
01
02
-6KODE REKENING
URAIAN
1
1
1
1
3
3
3
3
1
2
2
2
2
03
03
03
03
03
04
05
06
Becak
Sepeda
Karavan
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
04
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
05
05
05
05
05
05
05
05
01
02
03
04
05
06
07
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
06
06
06
06
06
06
06
06
06
01
02
03
04
05
06
07
08
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
07
07
07
07
07
07
01
02
03
04
05
Alat-alat Bengkel
Mesin las
Mesin bubut
Mesin dongkrak
Mesin kompresor
Dst
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
08
08
08
08
08
08
01
02
03
04
05
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
09
09
09
09
09
09
09
09
09
09
09
09
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
Peralatan Kantor
Mesin tik
Mesin hitung
Mesin stensil
Mesin fotocopy
Mesin cetak
Mesin jilid
Mesin potong kertas
Mesin penghancur kertas
Papan tulis elektronik
Papan visual elektronik
Tabung pemadam kebakaran
simbachs@gmail.com
-7KODE REKENING
URAIAN
1
2
09
12
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
10
10
10
10
10
10
10
10
01
02
03
04
05
06
07
Perlengkapan Kantor
Meja gambar
Almari
Brankas
Filling kabinet
White board
Penunjuk waktu
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
Komputer
Komputer mainframe/server
Komputer/PC
Komputer note book
Printer
Scaner
Monitor/display
CPU
UPS/Stabilizer
Kelengkapan komputer (flash disk, mouse, keyboard, hardisk, speaker)
Peralatan jaringan komputer
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Meubelair
Meja kerja
Meja rapat
Meja makan
Kursi kerja
Kursi rapat
Kursi makan
Tempat tidur
Sofa
Rak buku/tv/kembang
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
13
13
13
13
13
13
13
13
13
01
02
03
04
05
06
07
08
Peralatan Dapur
Tabung gas
Kompor gas
Lemari makan
Dispenser
Kulkas
Rak piring
Piring/gelas/mangkok/cangkir/sendok/garpu/pisau
Dst
1
1
1
1
3
3
3
3
2
2
2
2
14
14
14
14
01
02
03
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
15
15
15
15
15
01
02
03
04
Alat-alat Studio
Kamera
Handycam
Proyektor
Dst
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
16
16
16
16
16
01
02
03
04
Alat-alat Komunikasi
Telepon
Faximili
Radio ssb
Radio HF/FM (handy talkie)
simbachs@gmail.com
-8KODE REKENING
URAIAN
1
1
1
1
3
3
3
3
1
2
2
2
2
16
16
16
16
05
06
07
08
Radio VHF
Radio UHF
Alat sandi
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Alat-alat Ukur
Timbangan
Teodolite
Alat uji emisi
Alat GPS
Kompas/peralatan navigasi
Bejana ukur
Baromoter
Seismograph
Ultrasonograph
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
Alat-alat Kedokteran
Alat-alat kedokteran umum
Alat-alat kedokteran gigi
Alat-alat kedokteran tht
Alat-alat kedokteran mata
Alat-alat kedokteran bedah
Alat-alat kedokteran anak
Alat-alat kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan
Alat-alat kedokteran kulit dan kelamin
Alat-alat kedokteran kardiologi
Alat-alat kedokteran neurologi
Alat-alat kedokteran orthopedi
Alat-alat kedokteran hewan
Alat-alat farmasi
Alat-alat penyakit dalam/internis
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Alat-alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium biologi
Alat-alat laboratorium fisika/geologi/geodesi
Alat-alat laboratorium kimia
Alat-alat laboratorium pertanian
Alat-alat laboratorium peternakan
Alat-alat laboratorium perkebunan
Alat-alat laboratorium perikanan
Alat-alat laboratorium bahasa
Alat-alat peraga / praktik sekolah
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
01
01
01
Alat-alat Persenjataan/Keamanan
Senjata api
Mobil water canon
Borgol
Sangkur/bayonet
Perisai/tameng
Detektor logam
Rompi anti peluru
Pentungan
Helm
Alarm/sirene
Sentolop/senter
Dst
Gedung dan Bangunan
Gedung kantor
Gedung kantor
simbachs@gmail.com
-9KODE REKENING
URAIAN
1
3
01
02
Dst
1
1
1
3
3
3
3
3
3
02
02
02
01
02
1
1
1
3
3
3
3
3
3
03
03
03
01
02
1
1
1
3
3
3
3
3
3
04
04
04
01
02
Gedung gudang
Gedung gudang
Dst
1
1
1
3
3
3
3
3
3
05
05
05
01
02
Bangunan bersejarah
Bangunan bersejarah
Dst
1
1
1
3
3
3
3
3
3
06
06
06
01
02
Bangunan monumen
Bangunan monumen
Dst
1
1
1
3
3
3
3
3
3
07
07
07
01
02
Tugu peringatan
Tugu peringatan
Dst
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
01
01
01
01
01
01
02
03
04
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
Jembatan
Jembatan gantung
Jembatan ponton
Jembatan penyebrangan orang
Jembatan penyebrangan diatas air
Dst
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
03
03
03
03
03
03
01
02
03
04
05
Jaringan Air
Jaringan irigasi/waduk/bendungan
Jaringan air bersih/air minum
Reservoir
Pintu air
Dst
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
04
04
04
04
04
01
02
03
04
1
1
1
1
3
3
3
3
4
4
4
4
05
05
05
05
01
02
03
1
1
1
1
3
3
3
3
5
5
5
5
01
01
01
01
02
- 10 KODE REKENING
URAIAN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
2
Buku kimia
Buku biologi
Buku biografi
Buku geografi
Buku astronomi
Buku arkeologi
Buku bahasa dan sastra
Buku keagamaan
Buku sejarah
Buku seni dan budaya
Buku ilmu pengetahuan umum
Buku ilmu pengetahuan sosial
Buku ilmu politik dan ketatanegaraan
Buku ilmu pengetahuan dan teknologi
Buku ensiklopedia
Buku kamus bahasa
Buku ekonomi dan keuangan
Buku industri dan perdagangan
Buku peraturan perundang-undangan
Buku naskah
Terbitan berkala (jurnal, Compact Disk)
Mikrofilm
Peta/atlas/globe
Dst
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
02
02
02
02
02
02
02
02
01
02
03
04
05
06
07
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
03
03
03
03
03
01
02
03
04
1
1
1
1
3
3
3
3
6
6
6
6
01
01
01
01
02
1
1
1
1
3
3
3
3
7
7
7
7
01
02
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Dst
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
1
1
1
1
01
02
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Dana Cadangan.
Dst
1
1
1
1
1
5
5
5
5
5
1
1
1
1
01
02
ASET LAINNYA
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Penjualan Angsuran Cicilan Kendaraan Bermotor
Tagihan Penjualan Angsuran Cicilan Kendaraan Bermotor
Dst
01
01
01
01
01
01
01
01
01
simbachs@gmail.com
- 11 KODE REKENING
1
1
1
5
5
5
1
1
1
1
02
02
02
1
1
1
1
5
5
5
5
2
2
2
2
01
01
01
1
1
1
1
5
5
5
5
3
3
3
3
1
1
1
5
5
5
1
1
1
URAIAN
01
02
2
Tagihan Penjualan Angsuran Cicilan Rumah
Tagihan Penjualan Angsuran Cicilan Rumah
Dst
01
02
01
01
01
01
02
3
3
3
02
02
02
01
02
5
5
5
3
3
3
03
03
03
01
02
1
1
1
5
5
5
4
4
4
01
01
01
1
1
1
1
5
5
5
5
5
5
5
5
01
01
01
01
02
Aset Lain-lain
Aset Lain-lain
Aset Lain-lain
Dst
simbachs@gmail.com
- 12 B. KEWAJIBAN
KODE REKENING KEWAJIBAN
KODE REKENING
URAIAN
KEWAJIBAN
2
2
2
1
1
1
1
1
1
01
01 01
2
2
1
1
1
1
02
02 01
Utang Askes
Utang Askes
2
2
1
1
1
1
03
03 01
2
2
1
1
1
1
04
04 01
2
2
1
1
1
1
05
05 01
Utang Taperum
Utang Taperum
2
2
2
1
1
1
1
1
1
06
06 01
06 02
2
2
2
1
1
1
2
2
2
01
01 01
Utang Bunga
Utang Bunga kepada Pemerintah Pusat
Utang Bunga kepada Pemerintah Pusat
2
2
2
1
1
1
2
2
2
02
02 01
02 02
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
03
03 01
03 02
03 03
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
04
04 01
04 02
04 03
2
2
2
1
1
1
2
2
2
05
05 01
05 02
2
2
2
1
1
1
2
2
2
06
06 01
06 02
2
2
2
1
1
1
3
3
3
01
01 01
Utang Pajak
Utang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
Utang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
02
simbachs@gmail.com
- 13 KODE REKENING
URAIAN
02 01
2
2
1
1
3
3
03
03 01
2
2
2
2
1
1
1
1
4
4
4
4
01
01 01
01 02
2
2
2
1
1
1
4
4
4
02
02 01
02 02
Utang Obligasi
Utang Obligasi
Dst
2
2
1
1
4
4
03
03 01
2
2
2
1
1
1
4
4
4
04
04 01
04 02
2
2
2
2
1
1
1
1
4
4
4
4
05
05 01
05 02
05 03
2
2
2
2
1
1
1
1
5
5
5
5
01
01 01
01 02
2
2
2
1
1
1
5
5
5
02
02 01
02 02
2
2
2
1
1
1
5
5
5
03
03 01
03 02
2
2
2
2
1
1
1
1
6
6
6
6
01
01 01
01 02
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
01
01 01
01 02
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
02
02 01
02 02
03
03 01
2
2
2
2
2
2
1
1
1
04
04 01
04 02
simbachs@gmail.com
- 14 KODE REKENING
URAIAN
2
2
2
2
2
2
1
1
1
05
05 01
05 02
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
01
01 01
01 02
simbachs@gmail.com
- 15 C. EKUITAS DANA
KODE REKENING EKUITAS DANA
KODE REKENING
3
URAIAN
EKUITAS DANA
3
3
3
1
1
1
2
2
2
01
01 01
Cadangan Piutang
Cadangan Piutang
Cadangan Piutang
3
3
3
1
1
1
3
3
3
01
01
01
Cadangan Persediaan
Cadangan Persediaan
Cadangan Persediaan
3
3
3
1
1
1
4
4
4
01
01
01
3
3
3
2
2
2
1
1
1
01
01 01
3
3
3
2
2
2
2
2
2
01
01 01
3
3
3
2
2
2
3
3
3
01
01 01
3
3
3
2
2
2
4
4
4
01
01 01
3
3
3
3
3
3
01
01 01
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 16 LAMPIRAN E.II
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
KEBIJAKAN AKUNTANSI
I.
PENDAHULUAN
Tujuan
1.
Ruang Lingkup
2.
II.
4.
simbachs@gmail.com
- 17 b. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan suatu pemerintah daerah dalam periode pelaporan sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah daerah untuk kepentingan
masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah daerah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pada peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan
pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
Tujuan Pelaporan Keuangan
5.
6.
8.
simbachs@gmail.com
- 18 9.
10.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta saldo kas
pada tanggal pelaporan.
11.
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan penjelasan naratif, analisis atau daftar
terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran, neraca,
dan laporan arus kas.
12.
V.
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan keuangan. Entitas pelaporan adalah pemerintah daerah atau
satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah atau organisasi lainnya jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi
dapat diterapkan, yang terdiri dari:
a. asumsi kemandirian entitas;
b. asumsi kesinambungan entitas; dan
c. asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
simbachs@gmail.com
- 19 Kemandirian Entitas
16.
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti bahwa unit pemerintahan daerah sebagai
entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi
kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi
terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggungjawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan
aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat pembuatan
keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang telah
ditetapkan.
Kesinambungan Entitas
17.
relevan;
andal;
dapat dibandingkan; dan
dapat dipahami.
Relevan
20.
simbachs@gmail.com
Informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi akuntansi yang relevan, tetapi jika hakikat
atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal harus memenuhi
karakteristik:
a. penyajian jujur, artinya bahwa laporan keuangan pemerintah daerah harus
memuat informasi yang menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan
untuk disajikan.
b. dapat diverifikasi, (verifiability) artinya bahwa laporan keuangan pemerintah
daerah harus memuat informasi yang dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya harus tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas, artinya bahwa laporan keuangan pemerintah daerah harus memuat
informasi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak bias pada
kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
yang menguntungkan pihak tertentu, sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain.
Dapat Dibandingkan
22.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan pemerintah daerah akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada umumnya. Perbandingan dapat
dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila pemerintah daerah menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari
tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila pemerintah
daerah yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
pemerintah daerah akan menerapkan kebijakan akuntasi yang lebih baik daripada
kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan kebijakan akuntansi harus
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan tersebut.
Dapat Dipahami
23.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh
pengguna laporan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna laporan. Untuk itu, pengguna laporan
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi pemerintah daerah, serta adanya kemauan pengguna laporan untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
- 21 d.
e.
f.
g.
h.
prinsip
prinsip
prinsip
prinsip
prinsip
Basis Akuntansi
25.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, adalah
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dana dalam Neraca.
26.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan
penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta
belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas
daerah. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan
menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun
anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi penerimaan
pendapatan dan pembiayaan dengan pengeluaran belanja dan pembiayaan.
27.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas
diterima atau dibayar oleh kas daerah.
28.
Pemerintah daerah dapat juga menggunakan basis kas untuk pendapatan, belanja,
dan pembiayaan, serta dan basis akrual untuk aset, kewajiban, dan ekuitas dana
dalam periode tahun anggaran berjalan.
Aset dicatat sebesar jumlah kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan
(consideration) untuk memperoleh Aset tersebut pada saat perolehan. Utang dicatat
sebesar jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di
masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah.
30.
Penggunaan nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada nilai yang lain, karena
nilai perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi.
32.
simbachs@gmail.com
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
35.
Periode utama untuk pelaporan keuangan yang digunakan adalah tahunan. Namun
periode semesteran juga diperkenankan.
Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh pemerintah daerah (prinsip konsistensi internal). Hal ini
tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain.
37.
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang
baru diterapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang lama.
Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan penerapan metode ini harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
40.
Kendala informasi yang relevan dan andal adalah setiap keadaan yang tidak
memungkinkan tercapainya kondisi ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi
yang relevan dan andal dalam laporan keuangan pemerintah daerah sebagai akibat
adanya keterbatasan atau karena alasan-alasan tertentu. Tiga hal yang
mengakibatkan kendala dalam mewujudkan informasi akuntansi yang relevan dan
andal, yaitu:
a. materialitas;
b. pertimbangan biaya dan manfaat; dan
c. keseimbangan antar karakteristik kualitatif.
simbachs@gmail.com
- 23 Materialitas
42.
Manfaat yang dihasilkan dari informasi yang di muat dalam laporan keuangan
pemerintah daerah, seharusnya melebihi dari biaya yang diperlukan untuk
penyusunan laporan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah daerah
tidak semestinya menyajikan informasi yang manfaatnya lebih kecil dibandingkan
dengan biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat
merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya dimaksud juga tidak harus
dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.
X.
Unsur yang dicakup dalam laporan realisasi anggaran terdiri dari pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.
c. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran.
Neraca
46.
Unsur yang dicakup dalam neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut :
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh
pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,
baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah.
simbachs@gmail.com
- 24 c. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.
Laporan Arus kas
47.
Unsur yang dicakup oleh laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
kas. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke kas daerah.
b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari kas daerah.
50.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk
diakui yaitu:
a. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian
atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas
pemerintah yang bersangkutan;
b. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
atau dapat diestimasi dengan andal.
51.
simbachs@gmail.com
- 25 Keandalan Pengukuran
53.
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan
didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya
dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi
demikian cukup diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
54.
Penundaan pengakuan suatu pos atau kejadian dapat terjadi apabila kriteria
pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan
lain di masa mendatang.
Pengakuan Aset
55.
Aset diakui jika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh atau dilepas oleh
pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
56.
Aset diakui pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada
saat penguasaannya berpindah. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah
daerah antara lain bersumber dari pajak, penerimaan bukan pajak, retribusi,
pungutan hasil pemanfaatan kekayaan daerah dan setoran lain-lain, serta
penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan setiap unsur
penerimaan tersebut sangat beragam dan melibatkan banyak pihak atau instansi.
Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk
mendapatkan pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci,
termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai
penyetorannya ke kas daerah. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode
akuntansi berjalan.
Pengakuan Kewajiban
57.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban
tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
58.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul.
Pengakuan Pendapatan
59.
Pendapatan menurut basis kas diakui dalam periode tahun anggaran berjalan pada
saat kas diterima. Pada akhir periode akuntansi, pendapatan diakui berdasarkan
jumlah pendapatan yang telah menjadi hak, yang sampai dengan akhir periode
akuntansi bersangkutan belum ada realisasi penerimaan kas.
Pengakuan Belanja
60.
Belanja menurut basis kas diakui dalam periode tahun anggaran berjalan pada saat
kas dikeluarkan dari kas daerah dan telah dipertanggungjawabkan/di-SPJ-kan. Pada
akhir periode akuntansi, belanja diakui berdasarkan jumlah belanja yang telah
menjadi kewajiban, yang sampai dengan akhir periode akuntansi bersangkutan
belum ada realisasi pengeluaran kas.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
simbachs@gmail.com
- 26 62.
63.
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang
diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
64.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban,
atau nilai sekarang dari jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut.
65.
yang
menjadi
landasan
kegiatan
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 27 LAMPIRAN E.III
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Tanggal
1
Nomor
STS/Nota
Bukti
Kredit
Lain
2
Kode Rekening
Uraian
Ref
Jumlah
(Rp)
Akumulasi
(Rp)
Jumlah
.., tanggal ..
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 28 LAMPIRAN E.IV
BUKU BESAR
SKPD a)
Nama Rekening b)
Kode Rekening c)
Pagu APBD d)
Pagu Perubahan APBD e)
:
:
:
:
:
Rp.
Rp.
Halaman:......
*)
Tanggal
Uraian
Ref
Debet
(Rp)
Kredit
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
Coret yang tidak perlu
.., tanggal ..
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
b)
Catatan:
Buku besar dapat dirinci lebih lanjut dengan menggunakan buku besar pembantu (tergantung kebutuhan);
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 29 LAMPIRAN E.V
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
:
:
:
:
(rincian obyek)
(rincian obyek)
Rp.
: Rp.
Halaman: ..
*)
No.
Tanggal
Nomor
Bukti
Uraian
Ref
Debet
(Rp)
Kredit
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
Coret yang tidak perlu
.., tanggal ..
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
a)
SKPD diisi dengan uraian nama SKPD terkait.
1.
b)
2.
Nama rekening diisi dengan uraian nama rekening buku besar pembantu.
c)
Kode rekening diisi dengan kode rekening buku besar pembantu.
3.
d)
Pagu APBD diisi dengan jumlah rupiah anggaran dalam Perda tentang APBD atas kode rekening buku besar
4.
pembantu berkenaan.
e)
Pagu perubahan APBD diisi dengan jumlah rupiah anggaran dalam Perda tentang Perubahan APBD atas
5.
kode rekening buku besar pembantu berkenaan.
6.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut bukti transaksi penerimaan kas, pengeluaran kas dan transaksi kejadian
selain kas.
7.
Kolom 2 diisi dengan tanggal bukti transaksi penerimaan kas, pengeluaran kas dan transaksi kejadian selain
kas yang didasarkan pada tanggal nota kredit/nota debet/rekening koran dari bank atau bukti transaksi
lainnya yang sah.
8.
Kolom 3 diisi dengan nomor bukti tansaksi misalnya nomor STS, SP2D, Nota Debet, Nota Kredit atau bukti
lainnya yang sah.
9.
Kolom 4 diisi dengan uraian bukti transaksi/kejadian yang terkait dengan aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, belanja dan pembiayaan (rincian obyek).
10.
Kolom 5 diisi dengan tick mark (kode tertentu) yang menyatakan bahwa bukti transaksi/kejadian penerimaan
kas, pengeluaran kas atau transkasi selain kas telah di cross check dengan buku besar.
11.
Kolom 6 dan Kolom 7 diisi dengan jumlah rupiah.
12.
Kolom 8 diisi dengan akumulasi jumlah rupiah pengeluaran kas sampai dengan saat tertentu (penghitungan
saldo dilakukan setiap periode waktu tertentu hari/minggu/bulan/triwulan/tahunan) sebagai media cross check
dengan buku besar.
Catatan:
Tidak semua rekening buku besar memerlukan buku besar pembantu (sesuai dengan kebutuhan);
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 30 LAMPIRAN E.VI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RINGKASAN PROSEDUR
AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA SKPD
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPD meliputi serangkaian proses baik
manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, pengikhtisaran atas transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD.
A.
B.
C.
1.
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah untuk menetapkan Pajak Daerah atas Wajib
Pajak
2.
Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna
Anggaran untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi.
3.
4.
Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
5.
Nota Kredit Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah.
6.
buku jurnal penerimaan kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi
atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas.
7.
buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK-SKPD untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian
selain kas dari Jurnal Penerimaan Kas ke dalam Buku Besar untuk setiap rekening
aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan.
8.
2.
Neraca SKPD;
3.
simbachs@gmail.com
- 31 D.
2.
3.
Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD secara periodik atau berkala melakukan posting ke
Buku Besar.
4.
Jika dianggap perlu Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD dapat membuat Buku Besar
Pembantu yang berfungsi sebagai rincian dan kontrol buku besar.
5.
Pencatatan ke dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas, Buku Besar dan Buku Besar
Pembantu dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 32 LAMPIRAN E.VII
Nomor
SP2D/Nota
Bukti
Debet
Lain
*)
Halaman:......
Kode
Rekening
Uraian
Ref
Jumlah
(Rp)
Akumulasi
(Rp)
Jumlah
Coret yang tidak perlu
.., tanggal ..
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 33 LAMPIRAN E.VIII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RINGKASAN PROSEDUR
AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA SKPD
Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses baik
manual ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, pengikhtisaran atas transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD.
A.
B.
C.
simbachs@gmail.com
- 34 D.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 35 LAMPIRAN E.IX
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Tanggal
Nomor Bukti
Uraian
Ref
*)
Halaman:......
Jumlah (Rp)
Debet
Kredit
Jumlah
Coret yang tidak perlu
.., tanggal ..
PPK-SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi penerimaan kas, pengeluaran kas dan transaksi
selain kejadian non kas yang didasarkan pada tanggal nota kredit/nota debet/rekening
koran dari bank atau bukti transaksi/kejadian lainnya.
Kolom 2 diisi dengan nomor bukti misalnya nomor SPJ, surat perintah pencairan dana
(SP2D), surat tanda setoran (STS), atau bukti lainnya yang sah.
Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi/kejadian atas aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, belanja dan atau pembiayaan.
Kolom 4 diisi dengan tick mark (kode tertentu) yang menyatakan bahwa
transaksi/kejadian penerimaan kas, pengeluaran kas atau transkasi selain kas telah di
cross check dengan buku besar.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah.
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 36 LAMPIRAN E.X
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RINGKASAN PROSEDUR
AKUNTANSI SELAIN KAS PADA SKPD
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses baik manual
ataupun terkomputerisasi mulai pencatatan, pengikhtisaran atas transaksi dan/atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian selain kas pada SKPD.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A.
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi transaksi atau kejadian sebagai berikut:
Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran (pengesahan spj) merupakan pengesahan
atas
pengeluaran/belanja
melalui
mekanisme
uang
persediaan/ganti
uang
persediaan/tambahan uang persediaan.
Koreksi kesalahan pencatatan merupakan koreksi atas kesalahan pencatatan yang telah
dicatat dalam buku jurnal dan telah diposting ke buku besar.
Penerimaan/pemberian hibah selain kas merupakan penerimaan/pengeluaran sumber
ekonomi non kas yang merupakan pelaksanaan APBD, yang mengandung konsekuensi
ekonomi bagi pemerintah daerah.
Pembelian secara kredit merupakan transaksi pembelian barang/aset tetap yang
pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
Retur pembelian kredit merupakan pengembalian barang/aset tetap yang telah dibeli
secara kredit.
Pemindahtanganan atas aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas merupakan
pemindahtanganan aset tetap pada pihak ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian
berupa kas.
Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas merupakan perolehan
aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga.
FUNGSI YANG TERKAIT
Fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi selain kas pada SKPD, adalah fungsi
akuntansi pada Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPKSKPD).
B.
simbachs@gmail.com
- 37 11. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPKSKPD untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas
dari Jurnal Umum ke dalam Buku Besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas
dana, belanja, pendapatan dan pembiayaan.
12. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD untuk mencatat transkasi-transkasi dan kejadian yang berisi rincian
item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
C.
D.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 38 LAMPIRAN E.XI
Uraian
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Anggaran
Setelah
Perubahan
3
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
(dalam rupiah)
BELANJA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KE KAB/KOTA/DESA**)
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
simbachs@gmail.com
- 39 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
3
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
Surplus/(Defisit)
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
*)
.., tanggal ..
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Catatan:
- Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota
- Untuk Provinsi bagi hasil ke kabupaten/kota
- Untuk Kabupaten/Kota bagi hasil ke desa
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 40 LAMPIRAN E.XII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Uraian
Tahun n
Tahun n-1
(dalam rupiah)
Kenaikan (Penurunan)
Jumlah
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang
Piutang Retribusi
Piutang Lain-lain
Persediaan
Jumlah
ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pertanian dan Peternakan
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Alat Komunikasi
Alat Ukur
Alat-alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Keamanan
Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung
Bangunan Monumen
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air (Irigasi)
Instalasi
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Buku dan Perpustakaan
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan
Hewan/Ternak dan Tumbuhan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah
simbachs@gmail.com
- 41 Jumlah
Uraian
Tahun n
Kenaikan (Penurunan)
Tahun n-1
Jumlah
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-Lain
Jumlah
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Uang Muka dari Kas Daerah
Pendapatan Diterima Dimuka/Pendapatan yang Ditangguhkan
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Uang Muka dari Kas Daerah
Jumlah
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
*)
.., tanggal ..
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 42 LAMPIRAN E.XIII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
*)
.........
PENDAHULUAN
Bab I
Pendahuluan
1.1.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD
1.2.
Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD
1.3.
Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD
Bab II
Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD SKPD
2.1. Ekonomi makro
2.2. Kebijakan keuangan
2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD
Bab III
Bab IV
Kebijakan akuntansi
4.1.
Entitas akuntansi / entitas pelaporan keuangan daerah SKPD
4.2.
Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.3.
Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.4.
Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam
standar akuntansi pemerintahan pada SKPD
Bab V
Bab VI
Bab VII
Penutup
simbachs@gmail.com
- 43 -
PENJELASAN ISI
Bab II
Bab III
Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
Ekonomi makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari
penyusunan laporan keuangan SKPD. Informasi yang disajikan memuat
tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan dibandingkan
dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran pertama kali
dan penjelasan-penjelasan atas perubahan anggaran yang dilakukan pada
SKPD.
2.2.
Kebijakan keuangan
Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan dalam penyusunan
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Daerah SKPD. Informasi yang
disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran
sehubungan dengan realisasi anggaran SKPD.
2.3.
3.2.
simbachs@gmail.com
- 44 Bab IV
Bab V
Kebijakan Akuntansi
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
masing-masing
pos-pos
pelaporan
5.1.1 Pendapatan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pendapatan:
a. Pendapatan asli daerah
b. Dana perimbangan (khusus untuk SKPKD)
c. Lain-lain pendapatan yang sah (khusus untuk SKPKD)
5.1.2 Belanja
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja:
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang dan jasa
c. Belanja modal
d. Belanja bunga (khusus untuk SKPKD)
e. Belanja subsidi (khusus untuk SKPKD)
f. Belanja hibah (khusus untuk SKPKD)
g. Belanja sosial (khusus untuk SKPKD)
h. Belanja bagi hasil (khusus untuk SKPKD)
i. Belanja tidak terduga (khusus untuk SKPKD)
5.1.3 Pembiayaan (khusus untuk SKPKD)
5.1.4 Aset
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset:
a. Aset lancar
b. Investasi jangka panjang (khusus untuk SKPKD)
c. Aset tetap
d. Dana cadangan (khusus untuk SKPKD)
e. Aset lain-lain
5.1.5 Kewajiban
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos kewajiban:
a. Kewajiban jangka pendek
b. Kewajiban jangka panjang (khusus untuk SKPKD)
simbachs@gmail.com
Bab VI
.., tanggal ..
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 46 LAMPIRAN E.XIV
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
SKPD
Pengguna Anggaran
Bendahara Penerimaan
:
:
:
Halaman: .
*)
Nomor
Urut
Kode Rekening
Uraian
Penerimaan
(Pemungutan)
(Rp)
Pengeluaran
(Penyetoran)
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
Coret yang tidak perlu
., tanggal ..
Bendahara Penerimaan
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 47 LAMPIRAN E.XV
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
B.
C.
1.
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah untuk menetapkan Pajak Daerah atas Wajib
Pajak
2.
Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi.
3.
4.
Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
5.
Nota Kredit Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah.
6.
Buku Jurnal Penerimaan Kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan penerimaan kas.
7.
Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas dari Jurnal
Penerimaan Kas ke dalam Buku Besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas
dana, belanja, pendapatan dan pembiayaan.
8.
simbachs@gmail.com
- 48 3.
4.
D.
Fungsi Akuntansi pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah berdasarkan bukti
transaksi penerimaan kas mencatat ke dalam jurnal penerimaan kas.
2.
3.
Fungsi Akuntansi pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah secara periodik
atau berkala melakukan posting ke Buku Besar.
4.
Jika dianggap perlu Fungsi Akuntansi pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
dapat membuat Buku Besar Pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar
dan kontrol.
5.
Pencatatan ke dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas, Buku Besar dan Buku Besar
Pembantu dilaksanakan oleh Fungsi Akuntansi pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan
dalam ketentuan yang berlaku.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 49 LAMPIRAN E.XVI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
:
:
:
Halaman: .
Nomor
Urut
Kode Rekening
Uraian
Penerimaan
(Rp)
Pengeluaran
(Rp)
Saldo
(Rp)
Jumlah
*)
., tanggal ..
Bendahara Pengeluaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas.
Kolom 2 diisi dengan nomor kode rekening.
Kolom 3 diisi dengan uraian nama rekening.
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 6 diisi dengan jumlah saldo kas (saldo awal ditambah penerimaan kas dikurangi
pengeluaran kas).
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 50 LAMPIRAN E.XVII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RINGKASAN PROSEDUR
AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA SKPKD
Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah
meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan
pengeluaran kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah.
A.
B.
C.
simbachs@gmail.com
- 51 3.
4.
D.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 52 LAMPIRAN E.XVIII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RINGKASAN PROSEDUR
AKUNTANSI SELAIN KAS PADA SKPKD
Prosedur akuntansi selain kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah meliputi
serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan,
dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian
selain kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah.
Prosedur akuntansi selain kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah meliputi
transaksi atau kejadian sebagai berikut:
1.
Pengesahan
pertanggungjawaban
pengeluaran
merupakan
pengesahan
pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang/tambahan.
2.
3.
Penerimaan hibah selain kas merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang
bukan merupakan pelaksanaan APBD, namun mengandung konsekuensi ekonomi bagi
pemerintah daerah;
4.
Pembelian secara kredit merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya
dilakukan di masa yang akan datang;
5.
Retur pembelian kredit merupakan pengembalian aset tetap yang telah dibeli secara
kredit;
6.
7.
Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas merupakan perolehan
aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga.
A.
atas
Fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi selain kas pada satuan kerja pengelola
keuangan daerah adalah fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah
(SKPKD).
B.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bukti Memorial merupakan dokumen untuk mencatat transaksi atau kejadian selain
kas sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal umum.
9.
Buku Jurnal Umum merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang tidak
dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas maupun Jurnal Pengeluaran Kas
simbachs@gmail.com
- 53 -
C.
10.
Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal
umum ke dalam buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana,
belanja, pendapatan dan pembiayaan.
11.
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
Fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah berdasarkan berupa
bukti transaksi atau kejadian mencatat ke dalam bukti memorial.
3.
Fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah berdasarkan bukti
memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
5.
Fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah secara periodik atau
berkala melakukan posting ke buku besar.
6.
Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah
dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar
dan kontrol.
7.
Pencatatan ke dalam buku jurnal umum, buku besar dan buku besar pembantu
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang
berlaku.
ttd
H. MOH. MARUF, SE.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 54 LAMPIRAN E.XIX
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
- 55 Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
., tanggal ..
GUBERNUR
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 56 -
KABUPATEN/KOTA*)
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
- 57 Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 58 LAMPIRAN E.XX
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Semester
Pertama
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.1.3
1.2.1.4
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Keterangan
PENDAPATAN
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber
Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.1.1
1.2.1.2
Prognosis
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
TRANSFER
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke
Kabupaten/Kota
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 59 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Semester
Pertama
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Prognosis
Keterangan
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
simbachs@gmail.com
- 60 -
KABUPATEN/KOTA*)
LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA PENDAPATAN DAN BELANJA SKPD
SERTA PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA
SKPD :
TAHUN ANGGARAN
(dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Semester
Pertama
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2
Keterangan
1.2.1.3
1.2.1.4
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Prognosis
PENDAPATAN
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber
Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.1.1
1.2.1.2
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
5
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
simbachs@gmail.com
- 61 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Semester
Pertama
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
5
Prognosis
Keterangan
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Surplus/(Defisit)
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 62 LAMPIRAN E.XXI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
semester
pertama
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
Keterangan
1.2.1.3
1.2.1.4
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Prognosis
PENDAPATAN
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber
Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.1.1
1.2.1.2
(dalam rupiah)
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
TRANSFER
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke
Kabupaten/Kota
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 63 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
semester
pertama
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Prognosis
Keterangan
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
simbachs@gmail.com
- 64 -
KABUPATEN/KOTA*)
LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN
PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA
TAHUN ANGGARAN
(dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Semester
Pertama
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
Keterangan
1.2.1.3
1.2.1.4
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Prognosis
PENDAPATAN
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber
Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.1.1
1.2.1.2
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
5
BELANJA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
simbachs@gmail.com
- 65 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Jumlah
Anggaran
Realisasi
Semester
Pertama
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3
Sisa
Anggaran
s.d.
Semester
Pertama
5
Prognosis
Keterangan
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Surplus/(Defisit)
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
*)
BUPATI/WALIKOTA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 66 LAMPIRAN E.XXII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
*)
(a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun
Anggaran .. sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan
catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
.., tanggal ..
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 67 LAMPIRAN E.XXIII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
(dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
BELANJA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
TRANSFER
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 68 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
1
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
PEMBIAYAAN
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
simbachs@gmail.com
- 68 -
KABUPATEN/KOTA*)
(dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Anggaran
Setelah
Perubahan
3
Lebih/
(Kurang)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Realisasi
BELANJA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Surplus/(Defisit)
simbachs@gmail.com
- 69 (dalam rupiah)
Nomor
Urut
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
3
Realisasi
Lebih/
(Kurang)
PEMBIAYAAN
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
*)
3.3
Bupati/Walikota
(tanda tangan)
(nama lengkap)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 70 LAMPIRAN E.XXIV
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
FORMAT NERACA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
NERACA
Tahun n
(Rp)
Tahun n-1
(Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Dana Bagi Hasil
Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Khusus
Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Piutang Lain-lain
Persediaan
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi Dana Bergulir
Investasi Nonpermanen Lainnya
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan
Investasi Permanen Lainnya
ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pertanian dan Peternakan
simbachs@gmail.com
- 71 Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
- 72 URAIAN
Tahun n
(Rp)
Tahun n-1
(Rp)
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 73 LAMPIRAN E.XXV
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .........
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN .........
Bab I
Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
Bab II
Bab III
Kebijakan akuntansi
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
Bab V
Ekonomi makro
Kebijakan keuangan
Indikator pencapaian target kinerja APBD
Bab IV
5.2.
Bab VI
Bab VII
Penutup
simbachs@gmail.com
- 74 PENJELASAN ISI
Bab II
Bab III
Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
Ekonomi makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang dijadikan
landasan penyusunan APBD dan perkembangannya dalam Perubahan APBD
sampai dengan pelaksanaan APBD akhir tahun anggaran. Informasi yang
disajikan memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun anggaran sebelumnya.
Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya perubahan asumsi makro ekonomi yang membawa dampak
terhadap peningkatan atau penurunan (fluktuasi) asumsi yang ditetapkan.
2.2.
Kebijakan Keuangan
Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan yang ditetapkan
pemerintah daerah sampai dengan akhir tahun anggaran yang berimplikasi
terhadap perubahan posisi Neraca dan Laporan Arus Kas. Informasi yang
disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun anggaran sebelumnya.
Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang
melatarbelakangi ditempuhnya kebijakan keuangan oleh pemerintah daerah
sehingga terjadinya perubahan terhadap posisi neraca dan laporan arus kas.
2.3.
simbachs@gmail.com
- 75 Bab IV
Bab V
Kebijakan Akuntansi
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
simbachs@gmail.com
- 76 5.1.3 Pembiayaan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pembiayaan yang
terdiri atas :
a. Pembiayaan penerimaan:
1) Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA)
2) Pencairan dana cadangan
3) Hasil penjualan kekayaan (aset) daerah yang dipisahkan
4) Penerimaan pinjaman daerah dan penerbitan obligasi daerah
5) Penerimaan kembali pinjaman daerah
6) Penerimaan piutang
b. Pembiayaan Pengeluaran:
a. Pembentukan dana cadangan
b. Pembayaran pokok utang
c. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
d. Pemberian pinjaman
5.1.4 Aset
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset yang terdiri atas:
a. Aset lancar
b. Investasi jangka panjang
c. Aset tetap
d. Dana cadangan
e. Aset lain-lain
5.1.5 Kewajiban
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos kewajiban yang terdiri
atas:
a. Kewajiban jangka pendek
b. Kewajiban jangka panjang
5.1.6 Ekuitas dana
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos ekuitas dana yang
terdiri atas:
a. Ekuitas dana lancar
b. Ekuitas dana investasi
c. Ekuitas dana cadangan
5.1.7 Komponen-komponen laporan arus kas, yang terdiri atas:
a. Arus kas aktivitas operasi
b. Arus kas aktivitas investasi aset nonkeuangan
c. Arus kas aktivitas pembiayaan
d. Arus kas aktivitas nonanggaran
5.2.
simbachs@gmail.com
- 77 Bab VI
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 78 -
LAMPIRAN E.XXVI
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
Keuangan
tersebut
telah
disusun
berdasarkan
sistem
., tanggal .
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
*)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
- 79 LAMPIRAN E.XXVII
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
PELAKSANAAN
Mengingat
a.
b.
1.
2.
simbachs@gmail.com
- 80 3.
4.
5.
Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
6.
7.
8.
9.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
Pasal 1
(1) Pertanggungjawaban
keuangan memuat :
a.
b.
c.
d.
pelaksanaan
APBD
berupa
laporan
Pendapatan
Belanja
Surplus/defisit
Pembiayaan
- Penerimaan.
- Pengeluaran ..
Surplus/defisit
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
simbachs@gmail.com
- 83 Pasal 3
Uraian laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 sebagai berikut :
(1) Selisih
anggaran dengan realisasi pendapatan
Rp. dengan rincian sebagai berikut :
a. Anggaran pendapatan setelah perubahan
b. Realisasi
Selisih lebih/(kurang)
Rp
Rp
Rp
(2) Selisih
anggaran
dengan
realisasi
belanja
Rp. dengan rincian sebagai berikut :
a. Anggaran belanja setelah perubahan
b. Realisasi
Selisih lebih/(kurang)
sejumlah
Rp
Rp
Rp
sejumlah
sejumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Pasal 4
Neraca sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 huruf b per 31 Desember
Tahun ........... sebagai berikut :
a. Jumlah aset
Rp
b. Jumlah kewajiban
Rp
c. Jumlah ekuitas dana
Rp
simbachs@gmail.com
- 84 Pasal 5
Laporan arus kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c untuk
tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember tahun .. sebagai
berikut :
a. Saldo kas awal per 1 Januari tahun .....
b. Arus kas dari aktivitas operasi
c. Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan
d. Arus kas dari aktivitas pembiayaan
e. Arus kas dari aktivitas nonanggaran
f. Saldo kas akhir per 31 Desember tahun .....
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Pasal 6
Catatan atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud Pasal 1
huruf d tahun anggaran ............ memuat informasi baik secara
kuantitatif maupun kualitatif atas pos-pos laporan keuangan.
Pasal 7
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1 tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini, terdiri dari :
a.
Lampiran I
Lampiran I.1
Lampiran I.2
Lampiran I.3
Lampiran I.4
Lampiran I.5
Lampiran I.6
Lampiran I.7
Lampiran I.8
Lampiran I.9
b.
c.
d.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
I.10
I.11
II
III
IV
simbachs@gmail.com
- 85 Pasal 8
Lampiran laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) terdiri dari:
a. Laporan kinerja tercantum dalam Lampiran V peraturan daerah
ini.**)
b. Ikhtisar laporan keuangan badan usaha milik daerah/perusahaan
daerah tercantum dalam Lampiran VI peraturan daerah ini.
Pasal 9
*)
Gubernur/Bupati/Walikota
menetapkan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagai
rincian lebih lanjut dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Pasal 10
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah.
Ditetapkan di ..
pada tanggal ..
*)
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Diundangkan di .
pada tanggal ...........
SEKRETARIS DAERAH .... (Nama Provinsi/Kabupaten/Kota*)),
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
LEMBARAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) TAHUN NOMOR
*)
**)
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI
Bertambah/
(Berkurang)
Jumlah (Rp)
Nomor
urut
Uraian
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Realisasi
(Rp)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Anggaran
Setelah
Perubahan
BELANJA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
simbachs@gmail.com
- 87 Bertambah/
(Berkurang)
Jumlah (Rp)
Nomor
urut
Uraian
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
TRANSFER
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
Surplus/(Defisit)
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
(Rp)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
simbachs@gmail.com
- 88 -
KABUPATEN/KOTA*)
Bertambah/
(Berkurang)
Jumlah (Rp)
Nomor
urut
Uraian
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
Realisasi
(Rp)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2
1.2.1
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2
1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Anggaran
Setelah
Perubahan
BELANJA
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
2.3
2.3.1
simbachs@gmail.com
- 89 Bertambah/
(Berkurang)
Jumlah (Rp)
Nomor
urut
Uraian
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
(Rp)
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Surplus/(Defisit)
PEMBIAYAAN
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
PENERIMAAN DAERAH
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3
*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
C. RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
LAMPIRAN I.1
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
*)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..
RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN
Pendapatan
Belanja
Anggaran Setelah Perubahan
(Rp)
01
01
02
03
02
dst
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
Rp
Rp
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
5 (4-3)
%
6
Jumlah
Belanja
Kode
Realisasi
(Rp)
Jumlah
Belanja
17
28
9 10 11 12 13 14 15 16
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
(7+ s.d + 16)
(18+ s.d + 27)
Bertambah/
(Berkurang)
Rp
29 =
28-17
30
URUSAN WAJIB
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan Daerah
.
Kesehatan
01
Dinas Kesehatan
02
03
Puskesmas
04
Dst.
dst...
dst.
Jumlah
simbachs@gmail.com
Pembiayaan
Kode
03
01
Realisasi
(Rp)
Bertambah/(Berkurang)
(Rp)
Penerimaan
Pengeluaran
Penerimaan
Pengeluaran
Penerimaan
Pengeluaran
10
URUSAN WAJIB
Pemerintahan Umum
SKPKD/BPKAD
Jumlah
*)
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
D. RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
LAMPIRAN I.2
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
*)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI,
PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
TAHUN ANGGARAN
URUSAN PEMERINTAHAN
ORGANISASI
: x.xx.
..
: x. xx. xx. ..
Kode Rekening
Jumlah
(Rp)
Uraian
x.xx
xx
00
00
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
Pajak daerah
x.xx
xx
00
00
01
Retribusi daerah
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
Hibah
x.xx
xx
00
00
03
Dana darurat
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
x.xx
xx
00
00
03
Bertambah/
(Berkurang)
Dasar Hukum
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
(Rp)
5=4-3
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan asli daerah
Dana perimbangan
*)
*)
Jumlah
simbachs@gmail.com
Kode Rekening
Uraian
1
x.xx
xx
00
00
Jumlah
(Rp)
2
5
Bertambah/
(Berkurang)
Dasar Hukum
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
(Rp)
5=4-3
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung
x.xx
xx
00
00
01
Belanja pegawai
x.xx
xx
00
00
01
Belanja bunga
x.xx
xx
00
00
01
Belanja subsidi
x.xx
xx
00
00
01
Belanja hibah
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
x.xx
xx
xx
xx
02
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja modal
x.xx
xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
x.xx
xx
xx
xx
02
x.xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja pegawai
x.xx
xx
xx
xx
02
x.xx
xx
xx
xx
02
Belanja modal
Program ..
Kegiatan ..
Kegiatan ..
Program ..
xx
Kegiatan ..
dst
Jumlah
Surplus/(Defisit)
x.xx
xx
00
00
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Daerah
1
simbachs@gmail.com
Kode Rekening
Jumlah
(Rp)
Uraian
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
x.xx
xx
00
00
01
Bertambah/
(Berkurang)
Dasar Hukum
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
(Rp)
5=4-3
Jumlah
Pengeluaran Daerah
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
x.xx
xx
00
00
02
*)
Gubernur/Bupati/Walikota
*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
E. REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN
LAMPIRAN I.3
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
**)
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,
ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN
Anggaran Setelah Perubahan
Uraian Urusan, Organisasi,
Program dan Kegiatan
Kode
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
URUSAN WAJIB
01
Pendidikan
01
01
01
01
xx
01
01
xx
01
02
01
02
xx
01
02
xx
02
02
01
02
01
xx
02
01
xx
02
02
02
02
02
02
Dinas Pendidikan
Program.
xx
Kegiatan.
Kantor Perpustakaan Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Program.
xx
Kegiatan.
Rumah Sakit Daerah
xx
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
02
03
02
03
xx
02
03
xx
02
04
02
04
xx
02
04
xx
03
03
01
03
01
xx
03
01
xx
03
02
03
02
xx
03
02
xx
03
03
03
03
xx
03
03
xx
03
04
03
04
xx
03
04
xx
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
Kegiatan.
.
Program.
xx
Kegiatan.
Pekerjaan Umum
Dinas PU
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Bina Marga
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Pengairan
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Pengawasan Bangunan
dan Tata Kota
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
04
04
01
04
01
xx
04
01
xx
04
02
04
02
xx
04
02
xx
04
03
04
03
xx
04
03
xx
05
05
01
05
01
xx
05
01
xx
06
06
01
06
01
xx
06
01
xx
07
07
01
07
01
xx
07
01
xx
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
Perumahan
Dinas Perumahan
*)
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Pemakaman
*)
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Pemadam Kebakaran
*)
Program.
xx
Kegiatan.
Penataan Ruang
Dinas Tata Ruang *)
Program.
xx
Kegiatan.
Perencanaan Pembangunan
BAPPEDA
Program.
xx
Kegiatan.
Perhubungan
Dinas Perhubungan
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
08
08
01
08
01
xx
08
01
xx
08
02
08
02
xx
08
02
xx
08
03
08
03
xx
08
03
xx
08
04
08
04
xx
08
04
xx
09
09
01
09
01
xx
09
01
xx
10
10
01
10
01
xx
10
01
xx
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
Program.
xx
Kegiatan.
Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Pertamanan
Program.
Xx
Kegiatan.
Dinas Kebersihan
Program.
xx
Kegiatan.
Pertanahan
Badan Pertanahan Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Kependudukan dan Catatan
Sipil
Dinas Kependudukan dan Capil
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
11
11
01
11
01
xx
11
01
xx
11
01
11
01
xx
11
01
xx
12
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
Pemberdayaan Perempuan
Dinas Pemberdayaan Perempuan
Program.
xx
Kegiatan.
.
Program.
xx
Kegiatan.
Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
12
01
12
01
xx
Program.
BKKBN
12
01
xx
Kegiatan.
12
01
xx
13
xx
.
Sosial
13
01
13
01
xx
Dinas Sosial
13
01
xx
14
14
01
14
01
xx
14
01
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja
14
02
14
02
xx
14
02
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Transmigrasi
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
15
15
01
15
01
xx
15
01
xx
16
16
01
16
01
xx
16
01
xx
17
17
01
17
01
xx
17
01
xx
17
02
17
02
xx
17
02
xx
Kegiatan.
Penanaman Modal
Badan Penanaman Modal
Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Kebudayaan
Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Program.
xx
Kegiatan.
Permuseuman
18
18
01
18
01
xx
18
01
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Pemuda dan Olah Raga
Dinas Pemuda dan Olah Raga
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
19
19
01
19
01
xx
Program.
19
01
xx
Kegiatan.
19
02
19
02
xx
19
02
xx
19
03
19
03
xx
19
03
xx
20
20
03
20
03
xx
20
03
xx
20
04
20
04
xx
20
04
xx
20
05
20
05
xx
20
05
xx
xx
Kegiatan.
Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja
Program.
xx
Kegiatan.
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Sekretariat DPRD
Program.
xx
Kegiatan.
Badan Pengelola Keuangan
Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
20
06
20
06
xx
20
06
xx
20
07
20
07
xx
20
07
xx
20
08
20
08
xx
20
08
xx
20
09
20
09
xx
20
09
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Badan Pengawasan Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Kantor Penghubung
Program.
xx
Kegiatan.
Kecamatan
20
10
20
10
xx
20
10
xx
21
21
01
21
01
xx
21
01
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Kelurahan
Program.
xx
Kegiatan.
Kepegawaian
Badan Pendidikan dan Pelatihan
21
21
02
xx
21
02
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Badan Kepegawaian Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
22
22
01
22
01
xx
22
01
xx
23
23
01
23
01
xx
23
01
xx
23
02
23
02
xx
23
02
xx
24
24
01
24
01
xx
23
01
xx
25
25
01
25
01
xx
25
01
xx
25
25
01
xx
25
01
xx
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa
Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Program.
xx
Kegiatan.
Statistik
Badan Statistik Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Kantor Statistik Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Kearsipan
Kantor Arsip Daerah
Program.
xx
Kegiatan.
Komunikasi dan Informatika
Dinas Informasi dan Komunikasi
Program.
xx
Kegiatan.
Kantor Pengolahan Data
Elektronik
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
2
2
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
URUSAN PILIHAN
01
Pertanian
01
01
01
01
xx
Dinas Pertanian
01
01
xx
01
02
01
02
xx
01
02
xx
01
03
01
03
xx
01
03
xx
01
04
01
04
xx
01
04
xx
01
05
01
05
xx
01
05
xx
02
02
01
02
01
xx
02
01
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Perkebunan
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Peternakan
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Ketahanan Pangan
Program.
xx
Kegiatan.
Program.
xx
Kegiatan.
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
03
03
01
03
01
xx
03
01
xx
04
04
Dinas Pertambangan
Program.
xx
Kegiatan.
Pariwisata
01
Dinas Pariwisata
04
01
xx
04
01
xx
05
05
01
05
01
xx
05
01
xx
06
06
01
06
01
xx
06
01
xx
06
02
06
02
xx
06
02
xx
07
07
01
07
01
xx
07
01
xx
Program.
xx
Kegiatan.
Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Program.
xx
Kegiatan.
Perdagangan
Dinas Perdagangan
Program.
xx
Kegiatan.
Dinas Pasar
Program.
xx
Kegiatan.
Perindustrian
Dinas Perindustrian
Program.
xx
Kegiatan.
simbachs@gmail.com
Kode
08
08
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
3
Modal
5
Bertambah/
(Berkurang)
Realisasi
Jumlah
6=3+4+5
Jenis Belanja
Barang
Pegawai
dan Jasa
7
Modal
9
Jumlah
10=7+8+9
(Rp)
11=10-6
12
Transmigrasi
01
Dinas Transmigrasi
08
01
xx
08
01
xx
Program.
xx
Kegiatan.
dst
Jumlah
*)
Untuk Kabupaten/Kota;
**)
Coret yang tidak perlu.
. tanggal ..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
**)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 107 F.
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA**)
REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH UNTUK
KESELARASAN DAN KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN
FUNGSI DALAM KERANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Kode
Uraian
01
Realisasi
Bertambah/
(Berkurang)
Jumlah
(Rp)
5=4-3
Pelayanan umum
01
06
Perencanaan Pembangunan
01
20
Pemerintahan Umum
01
21
Kepegawaian
01
23
Statistik
01
24
Kearsipan
01
25
02
Pertahanan *)
03
03
Anggaran
Setelah
Perubahan
19
04
04
07
Perhubungan
04
14
04
15
04
16
Penanaman Modal
04
22
04
01
Pertanian
04
02
Kehutanan
04
03
04
05
04
06
Perdagangan
04
07
Perindustrian
04
08
Transmigrasi
05
Lingkungan hidup
05
05
Penataan Ruang
05
08
Lingkungan Hidup
simbachs@gmail.com
- 108 -
Kode
Uraian
05
09
06
Jumlah
(Rp)
5=4-3
*)
06
03
Pekerjaan Umum
06
04
Perumahan Rakyat
Kesehatan
07
02
Kesehatan
07
12
Keluarga Berencana
08
08
17
Kebudayaan
08
04
Pariwisata
09
Agama *)
10
Pendidikan
10
01
Pendidikan
10
18
11
**)
Realisasi
Bertambah/
(Berkurang)
07
*)
Pertanahan
Anggaran
Setelah
Perubahan
Perlindungan sosial
11
10
11
11
Pemberdayaan Perempuan
10
12
Keluarga Sejahtera
10
13
Sosial
Kewenangan Pemerintah
Coret yang tidak perlu
simbachs@gmail.com
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
*)
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
...
No.
Uraian Rincian
Piutang
Tahun Pengakuan
Piutang
Saldo Awal
Piutang
Penambahan
Piutang
Pengurangan
Piutang
Saldo Akhir
Piutang
7 = 4+5-6
Jumlah
tanggal ..,..
Gubernur/Bupati/Walikota *) ...
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
No.
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dst
Tahun
Penyertaan
Modal
Nama
Badan/Lemba Dasar hukum
ga/ Pihak
penyertaan
Ketiga
Bentuk
penyertaan
Modal
(investasi)
daerah
Jumlah
penyertaan
modal daerah
Jumlah
modal yang
telah
disertakan
sampai
dengan
awal tahun
Jumlah modal
yang telah
Penyertaan
disertakan
modal tahun
sampai
ini
dengan akhir
tahun ini
8
9=7+8
Sisa modal
yang belum
disertakan
Hasil
penyertaan
modal
(investasi)
daerah tahun
ini
Jumlah
modal
(investasi)
yang
diterima
kembali
tahun ini
10=6-9
11
12
Jumlah Sisa
Modal
(Investasi)
yang
disertakan
sampai
dengan tahun
ini
13=9-12
JUMLAH
*)
tanggal ..,..
Gubernur/Bupati/Walikota *)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Kolom 10
Kolom 11
Kolom 12
Kolom 13
simbachs@gmail.com
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR REALISASI PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP DAERAH
TAHUN ANGGARAN.
(dalam rupiah)
No.
Uraian
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
6 = 3+4-5
1
2
3
dst
Jumlah
tanggal ..,..
Gubernur/Bupati/Walikota *).
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
simbachs@gmail.com
- 114 -
: PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *)
DAFTAR REALISASI PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET LAINNYA
TAHUN ANGGARAN.
(dalam rupiah)
No.
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
6 = 3+4-5
1
2
3
dst
Jumlah
, tanggal ..
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
Cara Pengisian:
1. Judul
2. Kolom 1 Diisi dengan nomor urut jenis aset lainnya.
3. Kolom 2 Diisi dengan uraian nama seluruh jenis aset lainnya.
4. Kolom 3 Diisi dengan saldo awal aset lainnya pada tahun berkenaan.
5. Kolom 4 Diisi dengan penambahan aset lainnya selama tahun berkenaan.
6. Kolom 5 Diisi dengan pengurangan aset lainnya selama tahun berkenaan.
7. Kolom 6 Diisi dengan saldo akhir aset lainnya pada tahun berkenaan dengan cara menjumlahkan
kolom 3 dan kolom 4 untuk selanjutnya dikurangi kolom 5.
8. *) Coret yang tidak perlu.
simbachs@gmail.com
K. DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN YANG BELUM DISELESAIKAN SAMPAI AKHIR TAHUN DAN DIANGGARKAN KEMBALI DALAM
TAHUN ANGGARAN BERIKUTNYA
LAMPIRAN I.9
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN YANG BELUM DISELESAIKAN SAMPAI AKHIR TAHUN DAN
DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN BERIKUTNYA
TAHUN ANGGARAN ...............
No.
Kode
Kegiatan
Judul kegiatan
Jumlah Realisasi
Tahun n-2, Tahun n-1 dan Tahun n
Realisasi
Tahun n-2
Realisasi
Tahun n-1
Realisasi
Tahun n
Jumlah
Akumulasi
Realisasi s.d.
Akhir Tahun n
7 = (4+5+6)
1.
2.
3.
4.
Jumlah
., tanggal ...
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
FORMAT
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
DAFTAR DANA CADANGAN
TAHUN ANGGARAN.
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
(dalam rupiah)
No.
Tujuan Pembentukan
Dana Cadangan
Dasar Hukum
Pembentukan
Dana Cadangan
Jumlah Dana
Cadangan yang
Direncanakan
Saldo Awal
Transfer dari
Kas Daerah
Transfer ke kas
daerah
Saldo akhir
1
2
3
4
dst
Jumlah
.., tanggal ..
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
FORMAT
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ...
DAFTAR PINJAMAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN ...
No
Sumber
Pinjaman
Daerah
Dasar Hukum
Pinjaman/
Obligasi
Tangggal/
Tahun
Perjanjian
Pinjaman/
Obligasi
Jumlah
Pinjaman/Nilai
Nominal
Obligasi
(Rp/valas)
Jangka
Waktu
Pinjaman
(Tahun)
Persentase
Bunga
Pinjaman
%
Tujuan
Penggunaan
Pinjaman
Jumlah Realisasi
Pembayaran
Tahun Ini
Pokok
Pinjaman
Bunga
(Rp)
Daerah
(Rp)
9
10
Jumlah
Sisa Pembayaran
Pokok
Pinjaman
Daerah
(Rp)
Bunga
(Rp)
11
12
1
2
3
4
dst
Jumlah
., tanggal ...
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 121 N. NERACA
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
NERACA
URAIAN
Tahun n
(Rp)
Tahun n-1
(Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Dana Bagi Hasil
Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Khusus
Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Piutang Lain-lain
Persediaan
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi Dana Bergulir
Investasi Nonpermanen Lainnya
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan
Investasi Permanen Lainnya
ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat-alat Berat
simbachs@gmail.com
- 122 Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
Alat-alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pertanian dan Peternakan
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Alat Komunikasi
Alat Ukur
Alat-alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Keamanan
Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung
Bangunan Monumen
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air (Irigasi)
Instalasi
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Buku dan Perpustakaan
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan
Hewan/Ternak dan Tumbuhan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-Lain
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Bunga
Utang Pajak
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri
Utang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya
simbachs@gmail.com
- 123 URAIAN
Tahun n
(Rp)
Tahun n-1
(Rp)
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
*)
simbachs@gmail.com
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL :
PROVINSI
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
- 125 Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
- 126 -
KABUPATEN/KOTA *)
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
- 127 Tahun n
(Rp)
URAIAN
Tahun n-1
(Rp)
simbachs@gmail.com
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL :
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .........
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN .........
Bab I
Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
Bab II
Bab III
Kebijakan akuntansi
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
Bab V
Ekonomi makro
Kebijakan keuangan
Indikator pencapaian target kinerja APBD
Bab IV
5.2.
Bab VI
Bab VII
Penutup
simbachs@gmail.com
Bab II
Bab III
Pendahuluan
1.1.
1.2.
1.3.
Ekonomi makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang dijadikan
landasan penyusunan APBD dan perkembangannya dalam Perubahan APBD
sampai dengan pelaksanaan APBD akhir tahun anggaran. Informasi yang
disajikan memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun anggaran sebelumnya.
Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya perubahan asumsi makro ekonomi yang membawa dampak
terhadap peningkatan atau penurunan (fluktuasi) asumsi yang ditetapkan.
2.2.
Kebijakan Keuangan
Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan yang ditetapkan
pemerintah daerah sampai dengan akhir tahun anggaran yang berimplikasi
terhadap perubahan posisi Neraca dan Laporan Arus Kas. Informasi yang
disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun anggaran sebelumnya.
Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang
melatarbelakangi ditempuhnya kebijakan keuangan oleh pemerintah daerah
sehingga terjadinya perubahan terhadap posisi neraca dan laporan arus kas.
2.3.
simbachs@gmail.com
- 130 Bab IV
Bab V
Kebijakan Akuntansi
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
simbachs@gmail.com
simbachs@gmail.com
- 132 Bab VI
simbachs@gmail.com
Q. IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH PENDAPATAN, BEBAN, DAN LABA (RUGI) BERSIH
LAMPIRAN VI.1
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
Halaman: .
No
Perusahaan Daerah
Tahun
Sumber
a)
Status
b)
Aktiva
Lancar
Aktiva
Tidak
Lancar
Aktiva
Lainnya
Total
Aktiva
Kewajiban
Jangka
Pendek
Kewajiban
Jangka
Panjang
Total
Kewajiban
Modal
Saham
Tambahan
Modal
Disetor
BPYDS
c)
Ekuitas
Lainnya
Laba
Ditahan
Total
Ekuitas
%
Saham
Daerah
Kepemili
kan
Daerah
8=
5+6+7
10
11 = 9+10
12
13
14
15
16
17
18
19 =
17 x 18
Bidang Perbankan
1. PT. Bank A
2. PT. Bank B
3. Dst
Sub Total (1)
Bidang Asuransi
1. PT. Asuransi A
2. PT. Asuransi B
3. Dst
Sub Total (2)
Bidang
d)
tanggal ..,..
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 134 Keterangan:
a) 1) Telah diuadit (audited); 2) Lap. tahunan belum diaudit (unaudited); 30 Lap. semester; 4) Lap. triwulan; 5)
Prognosis; 6) RKAP = Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
b) S = Sehat; KS = Kurang Sehat; TS = Tidak Sehat.
c) BPYDS = Bagian Pemerintah Daerah yang Disetor.
d) Bidang Industri yang dimaksud terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
Bidang perbankan;
Bidang Asuransi;
Bidang Pembiayaan;
Bidang Kontruksi;
Bidang Konsultan Kontruksi;
Bidang Penunjang Kontruksi;
Bidang Jasa Penilai;
Bidang Jasa Lainnya;
Bidang Rumah Saskit;
Bidang Pelabuhan;
Bidang Pelayaran;
Bidang Kebandarudaraan;
Bidang Angkutan Darat;
Bidang Logistik;
Bidang Perdagangan;
Bidang Pengerukan;
Bidang Farmasi;
Bidang Parawisata;
Bidang Kawasan Industri;
BidangUsaha Penerbangan;
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
simbachs@gmail.com
R. IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS DANA
LAMPIRAN VI.2
PERATURAN DAERAH
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
Perusahaan Daerah
Tahun
Sumber
a)
Status
b)
Aktiva
Lancar
Aktiva
Tidak
Lancar
Bidang Perbankan
1. PT. Bank A
2. PT. Bank B
3. Dst
Sub Total (1)
Bidang Asuransi
1. PT. Asuransi A
2. PT. Asuransi B
3. Dst
Sub Total (2)
Bidang
Aktiva
Lainnya
7
Total
Aktiva
Kewajiban
Jangka
Pendek
Kewajiban
Jangka
Panjang
Total
Kewajiban
8=
5+6+7
10
11 = 9+10
Halaman: .
Modal
Saham
Tambahan
Modal
Disetor
BPYDS
c)
Ekuitas
Lainnya
Laba
Ditahan
12
13
14
15
16
Total
Ekuitas
%
Saham
Daerah
Kepemili
kan
Daerah
17
18
19
= 17 x 18
d)
tanggal ..,..
Gubernur/Bupati/Walikota*)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
simbachs@gmail.com
- 136 Keterangan:
a) 1) Telah diuadit (audited); 2) Lap. tahunan belum diaudit (unaudited); 30 Lap. semester; 4) Lap. triwulan; 5)
Prognosis; 6) RKAP = Rencana Kerja dan Anggran Perusahaan.
b) S = Sehat; KS = Kurang Sehat; TS = Tidak Sehat.
c) BPYDS = Bagian Pemerintah Daerah yang Disetor.
d) Bidang Industri yang dimaksud terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
Bidang perbankan;
Bidang Asuransi;
Bidang Pembiayaan;
Bidang Kontruksi;
Bidang Konsultan Kontruksi;
Bidang Penunjang Kontruksi;
Bidang Jasa Penilai;
Bidang Jasa Lainnya;
Bidang Rumah Saskit;
Bidang Pelabuhan;
Bidang Pelayaran;
Bidang Kebandarudaraan;
Bidang Angkutan Darat;
Bidang Logistik;
Bidang Perdagangan;
Bidang Pengerukan;
Bidang Farmasi;
Bidang Parawisata;
Bidang Kawasan Industri;
BidangUsaha Penerbangan;
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
RANCANGAN
PERATURAN
KEPALA
DAERAH
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
TENTANG
PENJABARAN
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
simbachs@gmail.com
- 138 6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
simbachs@gmail.com
- 139 18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Menetapkan
PERATURAN
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)
TENTANG
PENJABARAN
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN .
simbachs@gmail.com
- 140 -
Pasal 1
Laporan realisasi anggaran tahun anggaran . terdiri atas :
1.
2.
Pendapatan
a.
Pendapatan Asli Daerah
b.
Dana Perimbangan
c.
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Jumlah Pendapatan
Belanja
a.
Belanja Tidak Langsung
1)
Belanja Pegawai
2)
Belanja Bunga
3)
Belanja Subsidi
4)
Belanja Hibah
5)
Belanja Bantuan Sosial
6)
Belanja Bagi Hasil
7)
Belanja Bantuan Keuangan
8)
Belanja Tidak Terduga
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
Rp. .......................
b.
3.
Belanja Langsung
1)
Belanja Pegawai
2)
Belanja Barang dan Jasa
3)
Belanja Modal
Pembiayaan:
a.
Penerimaan
b.
Pengeluaran
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Jumlah Belanja
Rp. .......................
Rp. .......................
Surplus/(Defisit)
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Rp. .......................
Pasal 2
Ringkasan laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) . ini.
Pasal 3
Ringkasan laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 dirinci lebih lanjut
ke dalam penjabaran laporan realisasi anggaran.
Pasal 4
Penjabaran laporan realisasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota*) ... ini.
Pasal 5
Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota *). ini.
Pasal 6
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota. ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
simbachs@gmail.com
- 141 -
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Gubernur/Bupati/Walikota ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Peraturan
Ditetapkan di
pada tanggal ....
Gubernur/Bupati/Walikota*) .
(tanda tangan)
(nama lengkap)
*)
simbachs@gmail.com
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ..
RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN
Nomor
Urut
Uraian
1.
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
anggaran
setelah
perubahan
3
realisasi
(Rp)
PENDAPATAN DAERAH
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Dana perimbangan
Dana bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Nomor
Urut
1
2.
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
Uraian
anggaran
setelah
perubahan
3
realisasi
(Rp)
BELANJA DAERAH
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
2.1.7
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3.
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan pembiayaan
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah penerimaan pembiayaan
simbachs@gmail.com
Nomor
Urut
1
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Bertambah/
(berkurang)
Jumlah (Rp)
Uraian
anggaran
setelah
perubahan
3
2
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
realisasi
(Rp)
*)
simbachs@gmail.com
PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
NOMOR
:
TANGGAL
:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ..
PENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN ..
Urusan Pemerintahan
Organisasi
: x.xx
: x.xx.xx
(dalam rupiah)
Bertambah/
(Berkurang)
Jumlah (Rp)
Kode Rekening
*)
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
Realisasi
(Rp)
Penjelasan
7
simbachs@gmail.com
- 146 Cara Pengisian Lampiran II Peraturan Kepala Daerah, format penjabaran laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja daerah:
1.
2.
Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran penjabaran laporan realisasi anggaran.
3.
Urusan pemerintahan diisi dengan nomor kode dan nama urusan pemerintahan daerah yang
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah.
4.
Organisasi diisi dengan nomor kode dan nama satuan kerja perangkat daerah.
5.
a.
Pendapatan Daerah :
Kolom kesatu diisi dengan nomor 4 untuk kode rekening pendapatan daerah. Kolom kedua diisi
dengan kode rekening untuk kelompok pendapatan daerah, kolom ketiga dan keempat diisi
dengan angka 00, kolom kelima diisi dengan kode rekening untuk jenis pendapatan, kolom
keenam diisi dengan kode rekening untuk objek pendapatan, dan kolom ketujuh/terakhir diisi
dengan kode rekening untuk rincian objek pendapatan.
b.
Belanja Daerah :
Kolom pertama diisi dengan angka 5 untuk kode rekening belanja daerah.
Untuk pengisian kolom-kolom selanjutnya sebagai berikut:
1)
2)
Belanja Langsung :
Setelah kode rekening belanja daerah diisi dengan angka 2 untuk kode rekening kelompok
belanja langsung, kolom ketiga diisi dengan nomor kode program, kolom keempat diisi
dengan nomor kode kegiatan.
Kolom selanjutnya diisi dengan kode rekening jenis belanja langsung, kode rekening objek
belanja langsung, dan kode rekening rincian objek belanja langsung berkenaan untuk
belanja dari setiap kegiatan.
c.
Pembiayaan Daerah :
Kolom pertama diisi dengan angka 6 untuk kode rekening pembiayaan daerah.
Untuk pengisian kolom selanjutnya sebagai berikut:
1)
2)
simbachs@gmail.com
- 147 6.
a.
b.
Pendapatan Daerah :
1)
2)
3)
4)
Setelah setiap jenis pendapatan daerah dicantumkan, selanjutnya diuraikan nama obyek
pendapatan daerah yang berkenaan, misalnya pajak kendaraan bermotor, pajak kendaraan
di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor yang merupakan obyek pendapatan daerah
yang termasuk dalam jenis hasil pajak daerah. retribusi pelayanan kesehatan, retribusi
pemakaian kekayaan daerah, retribusi pengujian kapal perikanan merupakan obyek
pendapatan daerah yang termasuk dalam jenis hasil retribusi daerah, dan seterusnya.
5)
Untuk setiap obyek pendapatan daerah yang dicantumkan selanjutnya diuraikan rincian
obyek pendapatan daerah yang berkenaan, seperti A-1 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Tidak
Umum ), A-2 Sedan, Jeep, Station Wagon ( Umum ), B-1 Bus, Micro Bus ( Tidak Umum )
yang merupakan rincian obyek pendapatan daerah yang termasuk dalam obyek pajak
kendaraan bermotor, administrasi/karcis, tindakan/operasi merupakan rincian obyek
pendapatan daerah yang termasuk dalam obyek retribusi pelayanan kesehatan. Pelepasan
hak atas tanah, penjualan peralatan/perlengkapan kantor tidak terpakai, penjualan
mesin/alat-alat berat tidak terpakai merupakan rincian obyek pendapatan daerah yang
termasuk dalam obyek hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan dan seterusnya.
6)
Pencantuman kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek dalam uraian rincian penjabaran
APBD disesuaikan dengan kewenangan untuk memungut atau menerima pendapatan daerah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan kerja perangkat daerah
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan. Sehubungan dengan hal
tersebut untuk efektivitas penilaian pencapaian prestasi kerja dibidang pengelolaan
pendapatan daerah, tidak diperkenankan mencantumkan rincian obyek pendapatan daerah
yang pemungutan atau penerimaannya bukan menjadi kewenangan satuan kerja perangkat
daerah yang bersangkutan.
Belanja Daerah :
Uraian pertama yang harus dicantumkan untuk menjabarkan belanja yakni uraian belanja daerah.
Selanjutnya untuk menguraikan lebih lanjut belanja kedalam kelompok belanja, yang pertama kali
dicantumkan adalah belanja tidak langsung, kemudian diikuti dengan masing-masing jenis belanja
tidak langsung, obyek belanja tidak langsung dan rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan.
Setelah menguraikan belanja tidak langsung, langkah selanjutnya adalah menguraikan belanja
langsung mulai dari jenis belanja langsung, dengan masing-masing obyek belanja langsung dan
rincian obyek belanja langsung berkenaan
Penjabaran lebih lanjut dari masing-masing kelompok belanja agar memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1)
a)
b)
Pencantuman setiap jenis belanja harus diikuti dengan menguraikan obyek belanja
berkenaan, misalnya untuk belanja pegawai, uraian obyek belanja yang termasuk
dalam jenis belanja pegawai tersebut seperti gaji dan tunjangan, tunjangan tambahan
penghasilan PNS, upah pungut, belanja perawatan dan pengobatan, belanja
pengembangan sumber daya aparatur. Obyek belanja yang termasuk dalam jenis
simbachs@gmail.com
- 148 belanja barang dan jasa dapat berupa belanja bahan pakai habis, belanja jasa kantor,
belanja penunjang operasional KDH/WKDH, belanja cetak dan penggandaan dan
belanja sewa keperluan kantor. Belanja bagi hasil pajak daerah dan belanja bagi hasil
retribusi daerah merupakan obyek dari jenis belanja bagi hasil, dan seterusnya.
c)
2)
c.
a)
Untuk anggaran dan realisasi belanja langsung, terlebih dahulu dimulai dengan
mencantumkan uraian belanja langsung, yang kemudian diikuti dengan nama program
yang akan didanai melalui belanja langsung.
b)
c)
d)
Jenis-jenis belanja yang termasuk dalam kelompok belanja langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, atau belanja modal.
e)
Obyek belanja langsung yang termasuk dalam jenis belanja pegawai seperti
honorarium, uang lembur dan upah. Obyek belanja langsung yang termasuk dalam
jenis belanja barang dan jasa seperti belanja bahan/material, belanja cetak dan
penggandaan, belanja sewa, belanja makanan dan minuman, belanja pakaian kerja
dan belanja perjalanan dinas. Belanja modal tanah, belanja modal jalan dan jembatan,
belanja modal bangunan air (irigasi), belanja modal instalasi, belanja modal jaringan
merupakan obyek belanja langsung yang termasuk dalam jenis belanja modal, dan
seterusnya.
f)
Rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam salah satu obyek belanja
langsung honorarium misalnya honorarium panitia/tim. Belanja bahan baku bangunan,
belanja bahan/bibit tanaman, belanja bahan obat-obatan, belanja alat tulis merupakan
rincian obyek belanja langsung yang termasuk dalam obyek belanja bahan/material.
Belanja modal bangunan gedung tempat kerja, belanja modal bangunan gedung
rumah tinggal dan belanja modal bangunan gedung menara merupakan rincian obyek
belanja langsung yang termasuk dalam obyek belanja modal, dan seterusnya.
Pembiayaan Daerah :
1)
Penerimaan pembiayaan
a)
b)
c)
simbachs@gmail.com
- 149 pembiayaan yang termasuk dalam jenis sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu.
Penerimaan pinjaman daerah dari pemerintah, penerimaan pinjaman daerah dari
pemerintah daerah lain, penerimaan pinjaman daerah dari lembaga keuangan bank,
penerimaan pinjaman daerah dari lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan
atas kewajiban kepada pihak ketiga merupakan obyek penerimaan pembiayaan yang
termasuk dalam jenis penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah, dan
seterusnya.
d)
2)
7.
Pengeluaran pembiayaan
a)
b)
c)
d)
a.
Pendapatan Daerah:
1)
Pengisian jumlah pendapatan daerah secara horizontal sesuai dengan jumlah anggaran dan
realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) menurut kelompok, jenis, objek,
dan rincian objek pendapatan daerah yang dicantumkan dalam kolom uraian.
2)
Jumlah menurut kelompok pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) jenis
pendapatan daerah berkenaan.
3)
Jumlah menurut jenis pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) obyek
pendapatan daerah berkenaan.
4)
Jumlah menurut obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari
seluruh anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian
obyek pendapatan daerah berkenaan.
5)
Jumlah menurut rincian obyek pendapatan daerah diisi dengan jumlah anggaran dan
realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian obyek pendapatan daerah
berkenaan.
6)
simbachs@gmail.com
- 150 b.
Belanja Daerah :
1)
2)
c.
a)
Pengisian jumlah belanja tidak langsung secara horizontal disesuaikan dengan jumlah
anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) menurut
kelompok, jenis, objek, rincian objek belanja tidak langsung yang dicantumkan dalam
kolom uraian.
b)
Jumlah menurut kelompok belanja tidak langsung diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasianggaran) jenis belanja tidak langsung berkenaan.
c)
Jumlah menurut jenis belanja tidak langsung diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran)
obyek belanja tidak langsung berkenaan.
d)
Jumlah menurut obyek belanja tidak langsung erah diisi dengan jumlah hasil
penjumlahan dari seluruh anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasianggaran) rincian obyek belanja tidak langsung berkenaan.
e)
Jumlah menurut rincian obyek belanja tidak langsung diisi dengan jumlah anggaran
dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian obyek belanja
tidak langsung berkenaan.
f)
Belanja Langsung
a)
b)
Jumlah menurut program diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh jumlah
anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) belanja
kegiatan yang termasuk dalam program berkenaan.
c)
Jumlah menurut kegiatan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh anggaran
dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) jenis belanja langsung
yang termasuk dalam kegiatan berkenaan.
d)
Jumlah menurut jenis diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh anggaran
dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) obyek belanja langsung
yang termasuk dalam kegiatan berkenaan.
e)
Jumlah menurut obyek diisi dengan jumlah hasil penjumlahan dari seluruh anggaran
dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian obyek belanja
langsung yang termasuk dalam kegiatan berkenaan.
f)
Jumlah menurut rincian obyek diisi dengan jumlah anggaran dan realisasi serta
bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian obyek belanja langsung kegiatan
berkenaan.
g)
Pembiayaan daerah :
1)
Penerimaan Pembiayaan
a)
simbachs@gmail.com
- 151 -
2)
3)
b)
Jumlah menurut jenis penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasianggaran) obyek penerimaan pembiayaan berkenaan.
c)
Jumlah menurut obyek penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasianggaran) rincian obyek penerimaan pembiayaan berkenaan.
d)
Jumlah menurut rincian obyek penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah anggaran
dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian obyek
penerimaan pembiayaan berkenaan.
e)
Pengeluaran Pembiayaan
a)
b)
Jumlah menurut jenis pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah hasil penjumlahan
dari seluruh jumlah anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasianggaran) obyek pengeluaran pembiayaan berkenaan.
c)
d)
Jumlah menurut rincian obyek pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah anggaran
dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) rincian obyek
pengeluaran pembiayaan berkenaan.
e)
Pembiayaan Neto
Jumlah anggaran dan realisasi serta bertambah/berkurang (realisasi-anggaran) pembiayaan
neto diisi dengan jumlah selisih antara jumlah penerimaan pembiayaan dikurangi dengan
jumlah pengeluaran pembiayaan
8.
9.
a.
b.
Dasar hukum penganggaran dan realisasi untuk setiap obyek pungutan/penerimaan dapat
berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, atau Peraturan Daerah
yang disertai dengan nomor, tahun dan tentang.
2)
Dasar penentuan jumlah pendapatan/penerimaan yang anggaran dan realisasi pada kolom
jumlah, seperti kwantitas unit, orang, rumah tangga, frekwensi pemakaian/penggunaan,
waktu, luas, bobot, kepala keluarga, atau volume dan ukuran lainnya yang digunakan yang
disertai dengan besarnya tarif pungutan atau harga/nilai satuan lainnya
simbachs@gmail.com
- 152 Setiap jumlah rincian obyek belanja tidak langsung yang telah direalisasi dalam kolom
jumlah supaya diberi penjelasan mengenai:
a)
b)
Realisasi atas sasaran yang diperuntukan dalam penyediaan belanja tidak langsung,
dengan cara menguraikan jumlah rincian obyek belanja tidak langsung seperti jumlah
orang, jumlah barang dan jasa, kwantitas unit, kwantitas waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, atau satuan ukuran lainnya yang digunakan disertai dengan
besarnya harga satuan sebagai tolok ukur pengeluaran belanja tidak langsung seperti
tarif, harga, tingkat suku bunga atau nilai kurs dari masing-masing sejumlah belanja
tidak langsung berkenaan
Contoh 1
Realisasi belanja perjalanan dinas keluar daerah sejumlah Rp 520.000.000,00
Dalam kolom penjelasan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Realisasi sesuai dengan peraturan Kepala Daerah Nomor ...... Tahun ......untuk :
1.
2.
Rp150.000.000,00
Rp21.000.000,00
Rp300.000.000,00
Rp49.000.000,00
Contoh 2.
Realisasi uang representasi sejumlah Rp 1.602.000.000,00
Dalam kolom penjelasan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004, direalisasikan untuk :
2)
1.
Ketua =
1 x 12 bln x Rp3.000.000,00
2.
3.
Anggota
4.
Rp36.000.000,00
=
Rp97.200.000,00
Rp1.468.800.000,00
Rp224.280.000,00
a)
b)
Untuk setiap kegiatan yang dicantumkan pada kolom uraian, harus disertai dengan
penjelasan :
(1)
Lokasi kegiatan, diisi dengan nama lokasi atau tempat dari setiap kegiatan yang
telah dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa nama
desa/kelurahan, kecamatan.
(2)
sumber dana diisi dengan jenis sumber dana (PAD, bagi hasil, DAU, DAK, lainlain hibah, dana darurat atau jenis lain-lain pendapatan yang sah berkenaan,
dana cadangan dan pinjaman daerah,) untuk mendanai pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
(3)
Untuk setiap jumlah rincian obyek belanja dari setiap kegiatan yang dicantumkan
dalam kolom jumlah, pada kolom penjelasan supaya disertai dengan keterangan
selengkapnya mengenai realisasi sasaran penggunaan dari rincian obyek belanja
langsung berkenaan. Penguraian penjelasan dimaksud, seperti contoh dalam
penjelasan realisasi belanja tidak langsung tersebut diatas.
simbachs@gmail.com
- 153 c.
Pembiayaan Daerah :
Setiap jumlah obyek penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang dilaksanakan/direalisasi
harus disertai dengan penjelasan selengkapnya seperti :
Daerah yang dilengkapi dengan penjelasan nomor, tahun dan tentang, perjanjian/berita
acara atau dokumen lain yang dijadikan dasar pelaksanaan dari setiap rincian obyek
penerimaan pembiayaan daerah;
(2) Penjelasan lain yang dapat mendukung aspek legalitas dari setiap rincian obyek
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang telah dilaksanakan.
PERWIRA
simbachs@gmail.com
: 13 TAHUN 2006
TANGGAL
: 15 Mei 2006
JA
ADWAL PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
NO
URAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
WAKTU
KETERANGAN
Bulan Mei
PERWIRA
simbachs@gmail.com