HIPOGLIKEMIA
NEONATORUM
Pembimbing :
Ima Hikmawati
030.04.098
sangat
penyusun
harapkan.
Akhir
kata,
penyusun
Penyusun
Ima Hikmawati
030.04.098
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
BAB II
A.
Definisi
B.
Etiologi
C.
Insidens
14
A. Patofisiologi
15
B. Manifestasi Klinis
18
22
BAB III
BAB IV
A. Tata laksana
27
B. Prognosis
30
31
Daftar Pustaka
32
BAB I
Pendahuluan
anak-anak.
Hiperinsulinisme
atau
persistent
hyperinsulinemic
BAB II
5
A.
Definisi(2,4,7)
Definisi dari hipoglikemia sampai sekarang masih menjadi kontroversi.
Ada beberapa pendapat yang menjabarkan definisi hipoglikemia,
seperti di bawah ini :
Dulu terdapat 4 pendekatan untuk mendefinisikan hipoglikemia, yaitu :
1. Berdasar manifestasi klinis
2. Berdasar epidemiologi yang didasarkan oleh kadar glukosa
3. Berdasar perubahan akut pada metabolik dan dan respon endokrin
juga fungsi neurologis
4. Berdasar kelainan neurologis yang terjadi
Tetapi tidak ada yang benar-benar memuaskan, dan banyak juga
yang salah mengintepretasikan. Hal ini dikarenakan banyak gejala
hipoglikemia yang terdapat pada penyakit lain, pada poin kedua
kadar glukosa dipakai untuk membedakan hipoglikemi atau
hiperglikemia, selain itu pada point ketiga dan keempat hanya
dilihat dari sekelompok orang saja yang terbatas.
Kini American Academy of Pediatrics memakai batasan kadar glukosa
<47 mg/dL untuk mengkategorikan hipoglikemia.
Nelson text book : Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana
kadar glukosa darah <50mg/dL pada neonatus. Ini berlaku setelah bayi
lahir 2-3 hari, pada keadaan normal glukosa mencapai titik
terendahnya. Selanjutnya kadar glukosa mulai meningkat dan
mencapai kadar 50mg/dL atau lebih dalam 12-24jam.
Dan ada pula yang sangat berbeda yang mendefinisikan hipoglikemi
Pada BBLR, Kadar Gula darah (KGD) < 25 mg/dl dalam 72 jam
pertama. Pada Bayi Cukup Bulan , Kadar Gula darah (KGD) < 30 mg/dl
dalam 72 jam pertama ,dan < 40 mg/dl pada hari berikutnya
6
B.
Etiologi (1,2,6)
Etiologi
dari
hipoglikemia
bisa
bermacam-macam
seprti
yang
MECHANISM
CLINICAL SETTING
EXPECTED
DURATION
Transient
Transient
Prolonged
Prolonged
Transient
Prolonged
Transient
Transient
Prolonged
Transient
Transient
Prolonged
Prolonged
Prolonged
Transient
Transient
Transient
Transient
Prolonged
SOURCE: McGowan JE, Hagedorn MIE, Hay WW Jr: Glucose homeostasis. In:
Merenstein GB, Gardner, SL, eds: Handbook of Neonatal Intensive Care, 4th ed. St.
Louis, Mosby, 1998:259274.
masa
kehamilan
(KMK)
rentan
untuk
mengalami
belum
responsive
berkembang
terhadap
dizoxide
sempurna.Transient
telah
dilaporkan
dengan
precursor
glukoneogenik
bisa
mencegah
pada
bayi
dengan
ibu
yang
diabetik
biasanya
terhadap glukosa; biasanya respon insulin seperti ini belum ada pada
bayi normal. Bayi yang lahir dari ibu yang diabetik biasanya memiliki
kadar glucagon yang subnormal setelah lahir , sekresi glucagon yang
subnormal karena rangsang stimuli dan aktivitas simpatis yang
berlebihan bisa berujung pada kelelahan adrenomodular yang
tergambar pada penurunan ekresi epinefrin di urin. Kadar insulin yang
tinggi, glucagon yang rendah, dan insulin yang sedikit. Konsekuensi
dari fungsi hormonal yang abnormal ini adalah produksi glukosa
endogen yang secara signifikan terhambat disbanding pada bayi
normal, sehingga merupakan predisposisi dari terjadinya hipoglikemia.
Ibu yang diabetesnya dikontrol selama kehamilan, dan kelahiran
biasanya memiliki bayi yang berukuran hampir sama dengan bayi
normal yang kemungkinan mengalami neonatal hipoglikemi dan
komplikasi lainnya lebih kecil. Pada emberian glukosa pada bayi
dengan hipoglikemia haruslah sangat hati-hati agar tidak terjadi
hiperglikemia yang bisa mengakibatkan pelepasan insulin yang
banyak, yang akhirnya mengakibatkan rebound hipoglikemia. Ketika
dibutuhkan, glukosa diberikan secara kontiniu dengan kadar 48mg/kg/menit, tetapi dosis tiap pasien sebaiknya ditetapkan tergantung
dari kebutuhan individu tersebut. Pada saat proses kelahiran,
hiperglikemia maternal harus dihindari karena bisa berakibat pada
hiperglikemia
fetal
hipoglikemia
ketika
yang
suplai
bisa
menjadi
glukosanya
predisposisi
terganggu
terjadinya
saat
lahir.
PERSISTEN
ATAU
BEULANG
PADA
BAYI
HIPERINSULINISME
Kebanyakan anak dengan hiperinsulinemia yang berakibat pada
hipoglikemia; hiperinsulinisme adalah penyebab tersering hipoglikemia
persisten.Bayi hiperinsulinisme biasanya makrosomik pada saat lahir,
menggambarkan
efek
anabolic
insulin
di
dalam
uterus
pada
dan
hiperinsulinemia
mencegah
mobilisasi
glukosa
tinggi
untuk
mencegah
hipoglikemia,
dengan
dosis
>10-15
mg/kg/menit; ketiadaan ketonemia atau asidosis; peningkatan cpeptida atau proinsulin pada saat hipoglikemia. Tes provokatif dengan
tolbutaamid atau leusin biasanya tidak dibutuhkan pada anak-anak;
hipoglikemia terangsang dengan memberhentikan pemberian makan
selama beberapa jam, sehingga glukosa, insulin, keton dan asam
lemak bebas bisa diukur pada saat manifestasi klinis hipoglikemia
terjadi. Inilah yang bisa disebut critical sample. Respon glikemik
terhadap glucagon pada saat hipoglikemia menunjukkan peningkatan
glukosa hingga paling tidak 40 mg/dL, yang menunjukkan bahwa
mobilisasi glukosa ditahan oleh insulin tetapi mekanisme glikogenolitik
tetap intak.
C.
Insidens(3,5)
Frekuensi Hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti.
Di Amerika dilaporkan sekitar 14000 bayi menderita Hipoglikemi.
Gutber- let dan Cornblath melaporkan frekuensi Hipoglikemia 4,4 per
1000 ke-lahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBLR.
Insiden dari hipoglikemia simptomatik pada neonatus bervariasi
dari 1.3-3/1000 kelahiran. Insidens ini bervariasi sesuai dengan
definisi, populasi, metode dan waktu pemberian makan dan tipe dari
glukosa assay. Insidens hipoglikemia pada neonatus lebih besar
daripada bayi yang lebih tua atau anak-anak. Pemberian asi yang lebih
cepat mengurangi kejadian hipoglikemia pada anak-anak. Pemberian
asi yang lebih cepat mengurangi kejadian hipoglikemia. Prematur,
hipotermia, hipoksia, ibu yang menderita diabetes/gestasional diabetes
(1:1000 wanita hamil menderita diabetes insulin-dependen dan
gestasional diabetes muncul pada 2% wanita hamil), dan pertumbuhan
janin terhambat meningkatkan insidens hipoglikemia. Insiden dari
inborn errors of metabolism sangat jarang tapi bisa dihitung
Carbohydrate metabolism disorders (>1:10,000), Fatty acid oxidation
disorders (1:10,000), Hereditary fructose intolerance (1:20,000 to
1:50,000), Glycogen storage diseases (1:25,000), Galactosemia
12
(1:40,000),
Organic
acidemias
(1:50,000),
Defisiensi
A.
Patofisiologi(2)
NEONATUS
13
mekanisme
-adrenergic,
menggambarkanaktivitas
bisa
meningkatkan
sekresi
growth
hormone
melalui
berkurang
dalam
beberapa
jam
setelah
kelahiran,
dan
14
Pada
masa
postnatal
awal,
respon
endokrin
pancreas
produksi
glukosa
juga
berubah
pada
periode
peningkatan yang
dengan
keadaan
glukoneogenesis, phosphoenolpyruvate
jumlah
enzim
untuk
carboxykinase, meningkat
hati,
otot
sebagai
sumber
asam
amino
untuk
B.
Manifestasi Klinis(2,8)
Gejala klinis secara umum terbagi ke dalam dua kategori.Yang
pertama termasuk gejala yang berasosiasi dengan aktivasi system
saraf otonom dan pelepasan epinefrin.Kategori ke dua termasuk di
dalamnya gejala yang disebabkan penurunan utilisasi glukosa
serebral, biasanya berasosiasi dengan penurunan lambat glukosa
darah atau hipoglikemia yang memanjang.Walaupun gejala-gejala
klasik ini terjadi pada anak yang lebih tua, gejala hipoglikemia pada
bayi bisa lebih ringan dan mungkin juga terdapat sianosis, apnea dan
hipotermia, hipotonia, kesulitan makan, letargi dan kejang.Beberapa
gejala ini bisa sangat ringan hingga kemudian tidak disadari.Kadangkadang, hipoglikemia bisa tidak bergejala pada saat baru lahir.Bayi
baru lahir dengan hiperinsulinemia biasanya besar untuk masa
kehamilannya; anak yang lebih tua dengan hiperinsulinemia bisa saja
15
Lapar
Gemetar
Lemah
Mual
Muntah
Pucat
Palpitasi (takikardia)[]
Anxietas[]
Berkeringat[]
Sakit kepala[]
Gangguan Mental[]
Gangguan Penglihatan ( akuitas, diplopia)[]
Perubahan organic kepribadian[]
16
dibandingkan
dengan
hipoglikemia
kimiawi,
insiden
C.
masalah
di
neonatus
maka
diagnosis
hipoglikemia
ditegakkan dengan:
1. Manifestasi klinis
2. Kadar plasma glukosa yang rendah (diukur dengan metode yang
akurat, sensitif dan peka)
3. Gejala klinisnya menghilang dalam beberapa menit atau jam begitu
kadar glukosanya normal.
Hanya
apabila
ketiga
keadaan
ini
terpenuhi
maka
diagnosis
seorang
gula
anak
darah
dicurigai
perlu
mengalami
dilakukan
hipoglikemia,
secepatnya.
Metode
GH,
IGF-I,
IGF-II,
and
IGFBP-1)
dan
substrat
(-
Faktor
riwayat
penting
untuk
menentukan
penyebab
adalah
kontraindikasi
apabila
kadar
karnitin
rendah.
setelah
10-20
menit
pemberian
glukagon
dapat
kemungkinan
dicurigai
19
terjadi
sindrom
karbohidrat-
hipoglikemia
sementara
yang
bisa
disebabkan
oleh
22
23
BAB IV
Pencegahan hipoglikemia
o Hindari faktor resiko yang dapat dicegah (misalnya
hipotermia)
o Pemberian makan enteral
o Jika bayi tak menyusui, mulailah pemberian minum
dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam
setelah lahir.
o Neonatus beresiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya
sampai asupannya penuh dan tiga kali pengukuran
normal sebelum pemberian minum berada diatas 45
mg/dL.
Perawatan hipoglikemia
o Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan
dekstrosa 10% = 2cc/kg dan diberikan melalui iv selama
5 menit dan diulang sesuai keperluan
o Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan
kecepatan 6-8mg/kg/menit harus dimulai
24
24-48
jam
atau
lebih
untuk
menghindari
kambuhnya hipoglikemia)
peningkatan
infus
glukosa
intravena
hingga
10-
hiperinsulinemik
hipoglikemia
pada
pasien
dengan
gangguan sel islet yang bukan disebabkan oleh mutasi genetis pada
kanal KATP dan adenoma sel islet. Octreotide diberikan subkutan
setiap 6-12 jam dengan dosis 2050 g pada neonatus dan bayi.
Komplikasi yang mungkin tetapi jarang yaitu mencakup keterlambatan
berkembang akibat inhibisi pelepasan growth hormon, sakit di tempat
suntikan, muntah, diare, dan disfungsi hati (hepatitis, kolelitiasis).
Octreotide biasanya bekerja sebagai agen temporer untuk beberapa
waktu sebelum subtotal pankreatektomi untuk kelainan kanal KATP.
Hal ini mungkin berguna untuk terapi hipoglikemi yang refrakter
dibandingkan pankreatektomi. Pankreatektomi total bukan terapi yang
optimal, dengan resiko pembedahan, diabetes melitus dan insufisiensi
eksokrin pankreas. Terapi lanjutan dengan obat tanpa reseksi
pankreas apabila hipoglikemianya terkontrol dapat dilakukan karena
pada
beberapa
anak
mempunyai
resolusi
spontan
pada
26
HIPOGLIKEMI
27
2 ml/kgBB
2 jam
PERIKSA KGD
KGD Normal
HIPOGLIKEMI
Lanjut IVFD
Bolus ulang
Lanjut IVFD
Dextrose 10%
2 jam
24 jam
HIPOGLIKEMI
KGD Normal
Ulangi seperti
KGD Normal
2 jam
Lanjut IVFD
HIPOGLIKEMI
24 jam
Ulangi seperti
KGD Normal
Lanjut IVFD
HIPOGLIKEMI
Berikan Hidrokortison 5-10 mg/kg/BB
24 jam
STOP
Lanjut ASI oral
HIPOGLIKEMI
B. PROGNOSIS
28
infant setelah
diberikan
terapi
yang
adekuat. Angka
yang
biasanya
terjadi
pada
BBLR,
hiperinsulin
BAB V
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Cranmer,MD.
2007.
Pediatric,
Hypoglicemia.
Controversies
Regarding
Definition
Hypoglycemia:
of
Neonatal
Suggested.
31