Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN ILEUS OBSTRUKSI LETAK TINGGI

ET. CAUSE HERNIA INCARSERATA


ABSTRAK
Ileus obstruksi adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan
mekanik. Merupakan kasus kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, sekitar
60-70% dari seluruh kasus akut abdomen selain appendicitis akuta. Berdasarkan letaknya,
dibedakan menjadi ileus obstruksi letak tinggi (duodenum-jejunum), letak tengah (ileum
terminal), letak rendah (colon-sigmoid- rectum). Hernia incarserata adalah satu penyebab paling
sering dari ileus obstruksi. Pada kasus ini, diagnosis ileus obstrukis ditegakkan berdasarkan
gejala berupa nyeri epigastrik, mual, muntah, susah flatus dan sulit BAB, dari pemeriksaan fisik
ditemukan benjolan scrotalis yang menetap, darm contour, darm steifung, borborigmi serta
metallic sound sedangkan dari pemeriksaan penunjang ditemukan gambaran dilatasi usus dan air
fluid level. Gejala utama berupa Berdasarkan riwayat penyakit pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang diperoleh data yang mendukung bahwa pasien menderita ileus obstruksi
letak tinggi yang disebabkan oleh hernia incarserata.
Kata kunci : Hernia incarserata, Ileus obstruksi.
KASUS
Seorang pria usia 73 tahun berprofesi sebagai buruh kuli, diopname karena keluhan nyeri perut
hilang timbul terutama bagian ulu hati kadang menjalar keseluruh bagian abdomen, susah flatus
dan belum BAB sejak 3 hari SMRS. 1 hari SMRS keluhan belum membaik, bahkan penderita
juga mengeluh perut terasa kembung, mual dan muntah 5x dalam sehari sebanyak kira-kira
gelas belimbing setiap kali muntah. Riwayat penyakit dahulu: sejak 3 tahun yang lalu terdapat
benjolan dilipatan paha kanan yang masih hilang timbul, namun sejak 5 hari SMRS benjolan
tersebut sudah menetap. Kesadaran kompos mentis, tanda vital: Tekanan darah: 110/70 mmHg,
Nadi: 110x/menit, Respirasi: 30x/menit, suhu axila: 36.7 oC. Pasien tampak lemah, kesakitan,
kurus dan Compos mentis. Gambaran usus (darm contour) serta gambaran gerakan peristaltik
usus (darm steifung) tampak jelas terutama saat penderita mengeluh nyeri perut, terdapat
benjolan daerah scrotalis yang menetap sejak 5 hari SMRS kira-kira sebesar bola kasti,
ditemukan suara keras, nyaring (borborigmi) serta suara dentuman uang koin (metallic sound)
dan bising usus meningkat (hiperperistaltik), suara timpani disebagian besar region abdomen
(hipertimpani), nyeri tekan perut (defans muscular), benjolan scrotalis teraba kenyal dan tidak
nyeri. Pemeriksaan Rectal Touche tidak ditemukan adanya feses. Hasil laboratorium:
pemeriksaan darah rutin, GDS, elektrolit dan fungsi hepar dalam batas normal, kimia darah:
uremia. Pemeriksaan foto abdomen 3 posisi menunjukkan dilatasi usus halus dengan gambaran
air fluid level.

DIAGNSOSIS
Ileus Obstruksi Letak Tinggi e.c. Hernia Incarserata
TERAPI
IVFD Ringer Laktat 16 tpm. Ringer laktat merupakan larutan kristaloid yang paling fisiologis.
Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam sebagai antibiotik golongan sefalosporin yang mempunyai spectrum
luas dengan waktu paruh eliminasi 8 jam. Inj. Kerorolac 30 mg/8 jam sebagai analgetik non
opiod yang bekerja dengan menghambat COX 1 dan 2 memiliki onset 30 menit. Inj. Ranitidine
50 mg.8 jam sebagai anti histamine H2 (AH2) yang di indikasikan pada kasus ulkus peptikum.
Inj. Metoklorpamid 5 mg 8 jam sebagai antiemesis merupakan benzamida tersubstitusi yang
merangsang motilitas saluran pencernaan makanan tanpa mempengaruhi sekresi lambung,
empedu atau pankreas. Metoclopramide mempunyai aktivitas parasimpatomimetik dan
mempunyai sifat antagonis reseptor dopamin dengan efek langsung pada kemoreseptor "trigger
zone".
DISKUSI
Menurut Samsuhidrajat 2008, diagnosis ileus obstruksi letak tinggi dapat ditegakkn melalui
riyawat penyakit pasien, pemeriksaan fisik serta penunjang. Ileus obstruksi ditandai dengan
gejala klinis berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi
intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa
mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Bila obstruksi tinggi, muntah bersifat
proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah
biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas, muntah tidak proyektil dan berbau feculent,
warna cairan muntah kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan darm
contour atau darm steifung; dalam pemeriksaan fisik dietmukan adanya bising usus dapat
didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound).
Terkait kasus diatas, gejala klinis yang muncul diantaranya nyeri abdomen kolik, tidak bisa
flatus, sulit BAB, perut kembung, mual bahkan muntah 5x dalam sehari. Dari pemeriksaan fisik
tanda-tanda spesifik seperti adanya darm contour, darm steifung, hiperperistalitik, suara
borborigmi, metallic sound, hipertimpani serta defans muscular. Pemeriksaan RT tidak
ditemukan adanya feses. Gejala dan tanda yang muncul didukung oleh hasil laboratorium yang
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berupa peningkatan urem tanpa disertai peningkatan
kreatinin, serta pemeriksaan radiologi dengan foto abdomen 3 posisi yang menunjukkan dilatasi
usus dengan gambarn air fluid level kesan ileus obstruksi letak tinggi.
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila
ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali
2

normal. Salah satu tindakan operatif yaitu melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat
anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus. Farmakologis :
Pemberian obat - obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik
dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
Penanganan Ileus obstruksi meliputi dekompresi dengan pipa lambung, pemasangan infus untuk
koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, jaga ga keseimbangan asam-basa, antibiotika
profilaksis atau terapeutik tergantung proses patologi penyebabnya. Koreksi bedah. Tindakan
bedah yang dilakukan sesuai dengan kelainan patologinya. Bila telah diputuskan untuk tindakan
operasi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu : Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung,
bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya maupun kondisi
sebelum sakit, apakah ada risiko strangulasi.
Penatalaksanaa pada pasien ini meliputi pemasangan NGT untuk dekompresi lambung, IVFD RL
dan pemasangan DC untuk koreksi keseimbangan cairan dan elektroklit, inj. Ceftriaxon 1 gr/12
jam sebagai antibiotic profilaksis, dan obat-obatn simptomatik. Dilanjutkan dengan tindakan
operatif setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder. Operasi
diawali dengan laparotomi tanpa reseksi usus karena usus masih viable yang dilanjutkan dengan
hernioplasty dengan metode haldstet dengan pertimbangan usia yang telah lebih dari 50 tahun
KESIMPULAN
Ileus obstruksi adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan
mekanik. Diagnosis pada pasien ini adalah ileus obstruksi letak tinggi yang disebabkan oeh
hernia incarserata. Penegakan diagnosis berdasarkan gejala klinis , pemeriksan fisik serta
pemeriksaan penunjang (darah rutin dan Radiologi). Terapi pada pasien berupa laparotomi tanpa
reseksi usus dilanjutkan dengan hernioplasty dengan metode Haldstet.

DAFTAR PUSTAKA
1. Evers BM. Small intestine. In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mttox
KL,editors. Sabiston textbook of surgery. The biological basis of modern surgical
practice. 17th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;2004. p.1323 - 1342.
2. Smeltzer, Suzzanne C. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
3. Sjamsuhidrajat, R; De Jong, Wim. 2008. Buku Ajar-Ilmu Bedah. Jakarta:EGC.
4. Mana, Niko M; Kartadinata, H. 2003. Obstruksi Ileus di Cermin Dunia Kedokteran.
Jakarta : EGC.
PENULIS
Irmawati Suling. 20050310037. Bagian Ilmu Bedah. RSUD Panembahan Senopati Bantul.
3

Anda mungkin juga menyukai