Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN


Balancing Poros, Kruk as, dan Batu Gerinda
& Mengecek Kelevelan Mesin

Disusun Oleh :

1.
2.
3.
4.
5.

Muhamad Ibnu Sabil


Dhany Ardhian Syah
Yuono Imam Pangestu
Yudha Dwi Prasetyo
Dovie Arga Aprillyas

(14503241026)
(14503241029)
(14503241030)
(14503241034)
(14503241036)

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta

Balancing Poros, Kruk as dan Batu Gerinda

A. Tujuan
Dengan adanya praktik Balncing Poros, Kruk as dan Batu Gerinda
ini diharapkan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY :
1.

Mahasiswa mampu melakukan balancing secara manual dengan prosedur yang


benar

2.

Mahasiswa mampu Memilih dan menggunakan alat balancing yang tepat.

3.

Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan benda kerja yang akan di tes balance
nya.

4.

Mahasiswa dapat menentukan suatu komponen balance atau tidak seperti poros,
batu gerinda.

B. Dasar Teori
Balancing adalah proses pengukuran getaran dan menambah atau mengurangi
beban untuk mengatur distribusi massa dan balancing juga merupakan

cara

menyeimbangkan mesin putar yang pada akhirnya mengurangi getaran.


Ketidak seimbangan merupakan kondisi yang dialami poros putar sebagai akibat
dari gaya sentrifugal yang kemudian akan menimbulkan gaya getaran. Selanjutnya gerak
poros dan gaya getaran akan diteruskan kebantalan. Menyeimbangkan poros yang bekerja
dengan putaran tinggi pada mesin perkakas sangat perlu dilakukan seperti halnya telah
disinggung diatas, jika sebuah poros yang bekerja dengan putaran yang tinggi tidak
seimbang (tidak balance), maka dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti benda kerja rusak, terjadi kecelakaan pada operator, dan mesin rusak.
Komponen mesin yang tidak balance dapat menimbulkan getaran pada saat
pengoperasian, getaran yang berlebih pada saat pengerjaan dapat merusak benda kerja,
misalnya pada pengerjaan penggerindaan, gerinda berputar dengan poros yang tidak
balance mengikis benda kerja, maka benda kerja menjadi tidak rata. Demikian juga
getaran terlalu besar, batu gerinda bisa pecah pada saat terbentur benda kerja yang keras,

jika pecahan batu gerinda terlempar dan mengenai operator akan berakibat fatal. Dan
jelas mesin menjadi rusak karena batu gerinda yang pecah.
Demikian juga pada mesin-mesin perkakas yang lain yang mempunyai poros yang
bekerja dengan putaran yang tinggi seperti mesin bubut, frais, CNC, poros turbin dan
lain-lain perlu diseimbangkan agar pada saat pengope-rasian, mesin dapat berjalan
dengan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan.
Balancing sering digunakan untuk mengetahui apakah benda yeng berputar pada
poros atau poros tersebut balance atau tidak sebelum dipasang pada mesin, untuk
mengurangi getara yang berlebih pada mesin akibat benda yang tidak balance. Pada
proses balancing kali ini kita menggunakan tiga buah benda untuk di balance, meliputi
batu gerinda, kruk as dan poros pejal.

C. Alat dan Bahan


1. Alat balancing dan kelengkapannya.
2. Buku / diktat tentang balancing
3. Meja kerja
4. Poros, Kruk as dan Batu Gedrinda
5. Kapur dan penanda lainnya
6. Alat pembersih (majun/tisu).

D. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat balancing dengan cara yang benar dan tepat.
2. Jangan terlalu cepat memutar benda kerja pada waktu mengecek balance.
3. Tempakan alat balancing sejajar satu sama lainnya.
4. Benda kerja jangan sampai jatuh pada waktu di tes balance nya.

E. Langkah Kerja
1. Memilih dan memperiapkan peralatan yang akan digunkan dengan tepat dan benar.
2. Memasang satu pasang alat balance pada meja kerja dan distel sejajar
3. Mempersiapkan buku petunjuk (buku manual) atau job sheet.

4. Meletakkan benda kerja (poros/batu gerinda) di atas alat balancing lalu putar hingga
berhenti sendiri kemudian beri tanda putih pada bagian atas benda kerja.
5. Memutar benda kerja hingga berhenti sendiri kemudian beri tanda angka 2 pada
bagian atas benda kerja dengan kapur.
6. Mengulangi langkah nomer 5 tiga kali hingga pemberian angka di atas benda kerja
adalah angka 3,4 dan 5.
7. Melakukan pengujian untuk benda kerja berikutnya dengan langkah yang sma dengan
benda pertama, lalu buat skemanya setiap benda hasil pengujian.
8. Melakukan analisis pada smua benda kerja yang di tes dan urutkan mulai dari yang
balance.
9. Membuat laporan sementara dan membat laporan lengkap hasil praktikum.

F. Data
Alat balancing dan benda uji coba proses balancing
No Nama komponen

Keterangan

Alat balancing Prinsip kerja


adalah poros yang berada
diatas alat ini harus dapat
berputar dengan bebas, oleh
karena itu piringan-piringan
yang berfungsi sebagai
penyangga poros harus
dapat bergerak bebas pula,
dengan diberi pelumas
secara berkala pada bagian
yang bergerak.

Poros pejal

Kruk as

Batu gerinda

a. Balancing pada poros pejal


pada saat melakukan balancing poros pejal kami melakukan 3 kali percobaan dengan
tiga buah hasil yaitu:
NO Hasil Percobaan

Keterangan

Titik awal pada posisi tegak lurus pada


percobaan balancing.

Percobaan 1, titik awalan tidak kembali


pada posisi semula.

Percobaan ke 2, titik awalan tidak


kembali keposisi semula.

Percobaan ke 3, titik awalan tidak


kembali ke posisi awal

b. Balancing pada kruk as


Pada percobaan yang sudah kami lakukan pada kruk as, dengan 3 kali percobaan
kami memperoleh data sebagai berikut :
NO Hasil Percobaan

Keterangan

Titik awal pada posisi tegak lurus pada


percobaan balancing.

Percobaan 1, titik awalan tidak kembali


pada posisi semula.

Percobaan ke 2, titik awalan tidak


kembali keposisi semula.

Percobaan ke 3, titik awalan tidak


kembali ke posisi awal

c. Balancing pada batu gerinda


Pada percobaan kami dengan batu gerinda, dari 3 kali percobaan yang kami lakukan
kami memperoleh data sebagai berikut:
No
1

Hasil percobaan

Keterangan
Titik awal pada posisi tegak lurus pada
percobaan balancing.

Percobaan 1, titik awalan kembali pada


posisi semula.

Percobaan ke 2, titik awalan kembali


keposisi semula.

Percobaan ke 3, titik awalan kembali ke


posisi awal

G. Pembahasan
Pada percobaan balancing yang kami lakukan pada ketiga benda tersebut, batu
gerinda mengalamai berhenti pada tempat yang sama setelah diputar tiga kali. Batu
gerinda yang berhenti pada satu tempat, hal ini karena batu gerinda tidak balance. Batu
gerinda yang tidak balance bisa disebabkan beberapa faktor seperti benda yang tidak
simetris atau pun benda memiliki berat yang berbeda pada bagian ujung sehingga gaya
sentrifugalnya dapat menyebabkan getaran saat dipasang. Hal tersebut bisa menyebabkan
batu gerinda ketika untuk menggerinda tidak halus dan bisa mudah retak dan pecah.
Balancing pada poros pejal dan kruk as ketika berhenti tidak hanya pada satu tempat
tetapi berbeda, hal ini membuktikan bahwa poros pejal dan kruk as telah balance.
Sehingga gaya sentrifugal yang dihasilkan ketika diputar tidak terlalu mengalami getaran
yang berlebih atau hanya sedikit getaran yang terjadi.
Balancing yang dilakukan pada poros sangat penting, karena jika benda yang
dibalance tidak mendapatkan balance yang baik atau benda tersebut mengalami
unbalance maka akan menyebabkan getaran yang besar ketika diputar dan mengurangi
gaya kesetabilan pada poros tersebut. getaran yang berlebih dan terus menerus bisa
mengakibatkan benda lain pada komponen mesin juga bergetar dan lama kelamaan akan
mengalami kerusakan. Benda yang mengalami unbalance bisa disebabkan benda tidak
simetris atau campuran benda kurang bercampur saat pembuatannya dan mengakibatkan
salah satu sisi benda mendapatkan berat yang berlebih dari pada sisi yang lain.

H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami peroleh dari praktikum balancing adalah Pada Batu
Gerinda mengalami unbalance atau tidak seimbang yang dibuktikan dengan titik awalan
saat proses balancing apabila diputar akan menempati posisi semula sehingga dapat
dikatakan unbalance. Poros Pejal dan Kruk As terlihat balance, hal ini dibuktikan dengan
ketika benda diputar, titik henti benda tersebut berbeda atau tidak pada satu tempat, tidak
seperti pada batu gerinda.Mahasiswa mampu melakukan proses balancing dan memahami
prinsip dari balancing.

Anda mungkin juga menyukai