Tujuan
Bahan
Media
Waktu
Metode
Proses
Rangkuman
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penjelasan Langsung
Fasilitator menjelaskan materi yang akan dibahas dan tujuannya
yang akan dicapai.
Fasilitator meminta sumbang saran dari peserta, apa yang mereka
pahami tentang arti pembangunan kawasan mandiri pangan.
Hasil pendapat peserta, fasilitator merangkum dan merumuskan
pengertian pembangunan kawasan mandiri pangan.
Fasilitator menjelaskan tentang prinsip/unsur sebagai syarat yang
perlu dipenuhi dalam membangun kawasan mandiri pangan.
Dalam implementasi kebijakan desentralisasi, otonomi daerah, dan
otonomi desa (tanpa menghapuskan wewenang pemerintah pusat),
pengembangan kawasan mandiri pangan dipahami sebagai suatu
strategi masyarakat untuk menjaga kerentanan pangan yang
dihasilkan dari interaksi atau hubungan sebab-akibat antara proses
pembangunan dari bawah yang dalam kajian ini diartikan sebagai
pembangunan berbasis komunitas dalam mendukung implementasi
kebijakan pemerintah.
Komunitas kawasan mandiri pangan yang berdaya dicrikan tidak
hanya oleh tingkat kecukupan pangan, pendapatan, dan kualitas
SDM tetapi lebih dari itu sampai sejauh mana dinamika warga
komunitas hidup dengan bertumpu pada kelembagaan di tingkat
komunitas lokal yang berkelanjutan yang kemudian mampu
memberikan dampak ganda pada aktivitas ekonomi dan usahausaha produktif di tingkat lokal.
Pengembangan kawasan mandiri pangan berbasis komunitas ini
memerlukan pengelola, yang tidak saja berfungsi sebagai katalisator
menyeimbangkan kerjasama multi-pihak, tetapi juga yang dapat
membuka ruang saling-memberdayakan.
Saling meotivasi dalam pengembangan KMP merupakan syarat
mutlak program ini dapat terlaksana dengan baik.
Tujuan
Bahan
Media
Waktu
Metode
Proses
Rangkuman
Tujuan
Pentingnya
kelembagaan
sebagai
media
penting
mempertautkan antara potensi dan aktivitas unggulan kawasan
sebagai pusat pusat pertumbuhan dengan desa-desa sekitarnya.
Untuk itu, kebijakan pengembangan kelembagaan diarahkan
pada penguatan kapasitas kelembagaan dalam komunitas, dan
antar-komunitas melalui pendekatan modal sosial yang saling
menguatkan dari sisi solidaritas dan gotong royong yang melekat
dalam budaya warga.
Adapun fokus kebijakan diarahkan untuk menghasilkan aksi
bersama (kolektif) yang produktif oleh kelembagan FKK, LKK, dan
pendamping dengan pemerintah desa, badan permusyawaratan
desa, lembaga kemasyarakatan, kelembagaan usaha ekonomi
kecil, badan usaha milik desa, dan koperasi di dalam komunitas
desa, antar-komunitas desa, dan kelembagaan publik lainnya di
luar kawasan perdesaan.
Peserta memahami arti penting kelembagaan dalam menguatkan
pengembangan kawasan mandiri pangan.
Peserta memahami penguatan kelembagaan melalui pendekatan
solidaritas dan gotong royong.
Peserta memahami tujuan dan sasaran penguatan kelembagaan
di level kawasan mandiri pangan.
4
Bahan Media
Waktu
Metode
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penjelasan Langsung
Proses
Rangkuman
(bonding strtaegy).
Membangun kemitraan antar-kelembagaan antar-komunitas
desa dalam kawasan mandiri pangan (bridging strategy).
Membangun jejaring atau pola hubungan kelembagaan secara
vertikal antara kelembagaan komunitas desa-desa dalam
kawasan mandiri pangan dengan kelembagaan-kelembagaan
pelayanan dan pendanaan publik (creating strategy).
IV. PENENTUAN KELOMPOK DAN LOKASI DENGAN : INDEKS POTENSI
KAWASAN (IPK); DATA DASAR RUMAH TANGGA (DDRT); INDEKS POTENSI
DESA (IPD)
Pengantar
Tujuan
Bahan Media
Waktu
Metode
Proses
Rangkuman
Tujuan
Bahan Media
Waktu
Metode
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penugasan (Evaluasi)
Penjelasan Langsung
Proses
Tujuan
Bahan
Media
Waktu
Metode
Proses
Meta plan.
Spidol.
Data hasil wawancara SRT
Kertas plano
Papan Tulis
105 Menit
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penugasan (Evaluasi)
Penjelasan Langsung
Fasilitator menjelaskan materi yang akan dibahas dan tujuannya
yang akan dicapai.
Fasilitator meminta sumbang saran dari peserta, apa yang
mereka pahami tentang penyusunan Rencana Usaha Kelompok
(RUK)
Hasil pendapat peserta tersebut dirangkum oleh fasilitator
kemudian merumuskan pengertian tersebut sesuai dengan
penjelasan teoritik dalam konteks pembangunan kawasan
mandiri pangan.
Fasilitator menjelaskan Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menyusun rencana usaha kelompok
Peserta diminta untuk menyampaikan rumusan hasil diskusi
(penugasan)
Bahan Media
Waktu
Metode
Proses
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penugasan (Evaluasi)
Penjelasan Langsung
Fasilitator menjelaskan materi yang akan dibahas dan
11
Tujuan
Bahan Media
Waktu
Laptop
Onfokus
Meta plan.
Spidol.
Kertas plano
Papan Tulis
90 Menit
Metode
Proses
Rangkuman
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penjelasan Langsung
Fasilitator menjelaskan materi yang akan dibahas dan tujuannya
yang akan dicapai.
Fasilitator meminta sumbang saran dari peserta, apa yang
mereka pahami tentang arti pentingnya Monev partsipatif
terhadap pembangunan kawasan mandiri pangan di tingkat
lokal.
Hasil pendapat peserta tersebut dirangkum oleh fasilitator
kemudian merumuskan pengertian tersebut sesuai dengan
penjelasan teoritik dalam konteks pembangunan kawasan
mandiri pangan.
Peserta diminta untuk menanggapi terhadap manfaat dan
tujuan yang dihasilakn dari Monev pengembangan kawasan
mandiri pangan di lokasinya masing-masing.
Perkembangan model Monev yang melibatkan semua pihak,
berupa suatu kolaborasi 'outsider' dan 'insider', agen
pembangunan, dan pembuat kebijakan yang secara bersamasama bagaimana kemajuan proyek harus dinilai, dan
bagaimana tindak lanjut langkah perbaikannya ('corrective
action').
Model ini tidak mencari-cari kesalahan, tetapi memberdayakan,
agar dapat dicarikan 'corrective action' sehingga proyek dapat
berjalan dengan baik, transparan, sahih dan objektif serta
mampu memuaskan semua pihak yang terkait.
Monev kinerja proyek pembangunan mencakup kajian hasil dan
dampak proyek. Sejak saat itu, semua proyek Pemerintah harus
melakukan evaluasi kinerja. Tetapi dalam kenyataannya,
pelaksana proyek kesulitan dalam hal 'bagaimana
implementasinya.
IX. PELAPORAN
13
Pengantar
Tujuan
Bahan Media
Waktu
Metode
Berbagi Pengalaman
Diskusi
Penjelasan Langsung
Proses
Rangkuman
14