03 A Termo2
03 A Termo2
TERMODINAMIKA TEKNIK II
Disusun Oleh :
Slamet Wahyudi, ST.,MT
Deny Widhiyanuriyaman, ST.,MT
Mega Nursasongko, ST.,MT
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamiin kami ucapkan atas berkat rahmat dan
hidayahNya
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan
bahan
ajar
Termodinamika Teknik II tepat pada waktunya. Bahan ajar ini kami buat
bertujuan supaya materi yang disampaikan oleh dosen (tenaga
pengajar) lebih mudah diterima oleh mahasiswa khususnya di lingkungan
Jurusan Mesin FT Unibraw sehingga proses pembelajarannya lebih
dinamis.
Bahan ajar ini sebagian besar kami ambil dari buku yang berjudul
Fundamentals Of Engineering Thermodynamics oleh Michael J. Moran &
Howard
N.
Shapiro
sehingga
apabila
kurang
jelas
bagi
para
Tim penyusun
DAFTAR ISI
ENTROPI
ANALISIS AVAILABILITY
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Avalability 32
Environment 32
Dead State 34
Evaluasi availability 34
Aspek Availability 37
Kesetimbangan Availability Untuk Closed System 41
2.6.1 Development Dari Kesetimbangan Availability 41
2.6.2 Flow Availability 44
2.6.2.1 Availability Transfer Diikuti Aliran Kerja 44
2.6.2.2 Development Dari Konsep Flow Availability
Rankine Cycle 46
Siklus Rankine Ideal 48
Prinsip Irreversibilitas Dan Losses 52
Siklus Reheat (Siklus Panas Ulang) 55
Siklus Refrigerasi Idea 57
64
45
ENTROPI
Entropy adalah ukuran tingkat ketidakpastian suatu zat dengan
tinjauan molekuler. Entropy merupakan sifat dari zat karena itu
tidak tergantung proses.
Q
0
T b
(1)
Q' Q
=
Tres T b
(2)
penyelesaian
persamaan
energi
untuk
Wc
dan
menggunakan
Q
dE c
T b
Asumsi system mengalami siklus tunggal, maka total kerja dari kombinasi
system :
Wc =
res
dE c =
T b
res
T b
(3)
Q
= cycle
T b
(4)
cycle = reversible
pertama :
Q
1 Q
+ 2
=0
T A T C
Sehingga :
Ini
Q
1 Q
+ 2
=0
T B T C
(6)
Q
2 Q
= 1
T A T B
menunjukkan
sama
(5)
bahwa
integral
untuk
kedua
proses
adalah
Q
dapat dikatakan harga integral tergantung hanya pada
T
Q
= S 2 S1
T int rev
(7)
Unit English
kJ/K
Btu/R
kJ/kg.K
Btu/lbm.R
Entropy spesifik ( s )
kJ/kmol.K
Btu/lbmol.R
Entropi (S)
1.2.1
y Q
+ Sx = Sy
x
T int rev
(8)
data
termodinamika
dikenalkan
pada
mata
kuliah
x = (1 x )s f + xs g = s f + x (s g s f ).
(9)
dan
diperoleh
untuk
keadaan
cair
dengan
(10)
1.2.3
Persamaan T dS
Perubahan entropy antara dua keadaan dapat ditentukan
(Q )int rev
= dU + (Q )int rev
(11)
(W )int rev
= pdV
(12)
Q
= dS atau (Q )int rev = TdS
T int rev
persamaan 7 berbentuk :
(13)
(14)
Tds = du + pdv
(16a)
Tds = dh vdp
(16b)
1.2.4
Tds = d u + pdv
(17a)
Tds = d h vd p
(17b)
perubahan entropy antara dua keadaan proses gas ideal. Persamaan ini
tepat sekali untuk memulai dengan persmaan 16, dirumuskan seperti :
ds =
du p
+ dv
T
T
(18)
ds =
dh v
dp
T
T
(19)
ds = c v (T )
dT
dv
dT
dp
dan ds = c p (T )
+R
R
T
v
T
p
(20)
dimana : R adalah konstanta, persamaan 20 suku kedua dapat langsung
diintegralkan tetapi karena cv dan cp adalah fungsi temperatur untuk gas
ideal, biasanya mempunyai informasi tentang fungsi hubungan sebelum
integrasi suku pertama pada persamaan ini dapat dilakukan. Dua panas
spesifik dihubungkan oleh : cv(T) = cp(T) R.
Persamaan 20 memberikan
s (T2 , v 2 ) s (T1 , v 1 ) =
s (T2 , p 2 ) s (T1 , p1 ) =
T1
c v (T )
v
dT
+ R ln 2
T
v1
(22)
c p (T )
p
dT
R ln 2
T
p1
(23)
T2
T2
T1
s o (T ) =
c p (T )
dT
T
(24)
T2
T1
c p (T )
T2
dT
dT T1
dT
= c p (T )
c p (T )
= s o (T2 ) s o (T1 )
0
0
T
T
T
p2
p1
(25a)
p2
p1
(25b)
s (T2 , v 2 ) s (T1 , v 1 ) = c v ln
T2
v
+ R ln 2
T1
v1
(26)
s (T2 , p 2 ) s (T1 , p1 ) = c p ln
T2
p
R ln 2
T1
p1
(27)
Contoh 1
Uap air pada 400 K dan 1 bar mengalami proses sampai 900 K dan 5
bar. Tentukan perubahan entropy spesifik dalam kJ/kg.K. Gunakan :
a. Tabel uap superheated
b. Tabel gas ideal untuk uap air
cp
R
s 2 s1
=
R
+ T + T 2 + T 3 + T 4
T1
T
T2
p
dT ln 2
p1
) (
) (
p
s 2 s1
T
2
2
3
3
4
4
= ln 2 + (T2 T1 ) + T2 T1 + T2 T1 + T2 T1 ln 2
T1
2
3
2
R
p1
2
2
3
3
s2
s1
900
900 400 4,152 900 400 2,964 900 400
= 4,07 ln
1,108
2
3
400
10 3
10 6
10 9
R
+
4
1012
5
ln = 1,9567
1
1.2.5
ds =
c (T )dT p
c(T )
dT
+ dv =
T
T
T
T2
T1
c(T )
dT
T
s 2 s 1 = c ln
1.2.6
T2
(incompressible, c konstan)
T1
(28)
T int rev
Q int rev =
TdS
(29)
Q = TdS
1
Area =
TdS
keadaan
yang
dibawa
oleh
pemanasan
air
seperti
10
Asumsi :
1. Air dalam rankaian piston-silinder adalah closed system
2. Proses adalah secara internal reversible
3. Temperatur dan tekanan konstan selama proses
4. Tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial antara dua
keadaan
Analysis :
Kerja pada tekanan konstan :
W
=
m
pdv = p(v g v f )
W
N 1673 1,0435 m 3 1kJ
= 1,014 x10 5 2
= 170kJ / kg
m
kg 10 3 Nm
m
10 3
dari proses secara internal reversible dan tekanan konstan, heat transfer
memberikan :
Q=
TdS = m Tds = mT (s g s f )
g
Q
= 373,15(7,3549 1,3089) = 2257kJ / kg
m
11
1.3.1
Siklus terdiri dari proses I, irreversible internal; dapat disajikan, diikuti oleh
proses reversible internal R. untuk siklus ini persamaan 4 mempunyai
bentuk :
2 Q
1 Q
=
1
+ 2
T b T int rev
Penggunaan
definisi
perubahan
(29)
entropy,
integral
kedua
1 Q
S1 S 2 =
2 T int rev
Maka
2 Q
1
+ S 1 S 1 =
T b
Q
+
T b
12
Contoh 3.
Air yang mula-mula saturated liquid pada 100 C diisikan dalam
rankaian piston-silinder. Air mengalami proses sampai saturated vapor,
yang mana piston bergerak bebas dalam silinder. Tidak ada heat transfer
dengan lingkungan. Jika perubahan keadaan dibawa oleh aksi paddle
wheel, tentukan kerja perunit massa (kJ/kg) dan jumlah entropy yang
dihasilkan per unit massa (kJ/kg.K)
Penyelesaian :
Diketahui : air diisikan pada rangkaian piston-silinder mengalami proses
adiabatic dari saturated liquid sampai saturated vapor pada 100 C.
Selama proses piston bergerak secara bebas dan air secara cepat
diaduk oleh paddle wheel.
Tentukan : kerja perunit massa dentropy yang dihasilkan perunit massa.
Asumsi :
1. Air pada rankaian piston-silinder adalah closed system
2. Tidak ada heat transfer dengan lingkungan
3. System adalah pada keadaan setimbang pada awal dan akhir.
Tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial antara dua
keadaan ini.
Skema dan data yang diberikan
Analysis :
13
U + KE + PE = Q W ! U = W .
Pada dasar unit massa, kesetimbangan energi :
W
= (u g u f )
m
Dengan harga energi internal spesifik dari table A-2 pada 100 C :
W
= 2087,56 kJ/kg
m
Tanda minus menunjukkan bahwa kerja masuk dengan pengadukan
lebih besar dari kerja yang dilakukan oleh air. Jumlah entropy yang
dihasilkan dievaluasi dengan menggunakan kesetimbangan entropy. Dari
tidak ada heat trabsfer :
S =
dengan
Q
= sg sf
+ --!
m
T b
harga
entropy
spesifik
dari
table
A-2
pada
100
= 6,048 kJ/kg.K
m
1.3.2
dS CV
=
dt
dimana
Qj
T
j
! isi m
! e s e + ! CV
+ m
i
(41)
dS CV
menunjukkan laju waktu perubahan entropy dalam kontrol
dt
! menunjukkan laju waktu heat transfer pada lokasi pada batas dimana
Q
j
14
m! = m!
i
Vi
Ve
!
!
!
!
0 = Q CV WCV + mi hi +
+ gz i m e h e +
+ gz e
2
2
i
0=
Qj
T
j
! is i m
! e s e + ! CV
+ m
i
(42)
0=
Qj
T
j
! (s 1 s 2 ) + ! CV
+m
(43)
Contoh 4.
Uap masuk turbin dengan tekanan 30 bar, temperatur 400 C dan
kecepatan 160 m/s. saturated vapor pada 100 C keluar dengan
kecepatan 100 m/s. Pada steady state, turbin membangkitkan kerja
sebesar 540 kJ/kg uap mengalir melalui turbin. Heat transfer antara turbin
dan lingkungan terjadi pada temperatur rata-rata permukaan pada 500
K. tentukan laju dimana entropy dihasilkan dalam turbin perkilogram uap
mengalir (kJ/kg.K). Abaikan perubahan energi potensial antara keluar
dan masuk.
Penyelesaian :
Diketahui : uap berekspansi melalui turbin pada steady state
Tentukaan : laju produk entropi per kg uap aliran uap.
15
Asumsi :
1. Control volume ditunjukkan disertai sketsa sebagai steady state
2. Heat
transfer
antara
turbin
dan
lingkungan
terjadi
pada
Analysis.
Untuk menentukan produksi entropy per unit massa aliran melalui turbin
dimulai dengan kesetimbangan massa dan entropy untuk one-inlet, oneexit control volume pada steady state :
!1 m
!2
0=m
0=
!
Q
j
T
j
! 1s1 m
! 2 s 2 + ! cv
+m
16
dari heat transfer hanya terjadi pada Tb = 500 K, suku pertama pada
bagian kanan dari kesetimbagan laju entropy berkurang manjadi
!
Q
cv Tb . Gabungkan kesetimbangan massa dan entropy :
0=
!
Q
CV
! (s 1 s 2 ) + ! cv
+m
Tb
!
!
Q
m
! cv
= CV
+ (s 2 s 1 )
!
m
Tb
Reduksi dari kesetimbangan massa dan energi menghasilkan :
!
!
V 2 V12
Q
W
CV
= CV + (h 2 h1 ) + 2
!
!
m
m
2
m 2
s 2
1N
2
1kg.m / s
1kJ
3
10 Nm
!
Q
CV
= 540 554 ,8 7,8 = 22,6 kJ kg
!
m
dari table A-2, s2=7,3549 kJ/kg.K dan dari table A-4, s1=6,9212 kJ/kg.K.
Masukkan harga ke dalam persaman produksi entropy :
! cv
( 22,6 kJ kg) + (7,3549 6,9212) kJ = 0,4789 kJ
=
kg.K
kg.K
!
m
500K
17
18
0 = s o (T2 ) s o (T1 ) R ln
p2
p1
(44)
Persamaan 44 meliputi empat sifat : p1, T1, p2 dan T2, jika ketiga
diketahui,
maka
keempat
dapat
ditentukan.
Jika
untuk
contoh,
p2
diketahui, temperatur
p1
s o (T2 ) = s o (T1 ) + R ln
Dari T1 diketahui,
p2
p1
s o (T2 ) s o (T1 )
p 2 = p1 exp
o( )
exp s T2
R
p2
=
p1
o( )
exp s T1
R
s o (T )
exp
Jumlah
19
p2 pr2
(s1=s2)
=
p 1 p r1
(45)
volume spesifik :
v 2 RT2 p1
mempunyai
entropy
memberikan :
v 2 RT2 p r (T1 )
=
v 1 p r (T2 ) RT1
Rasio
RT
, rasio
p
spesifik
yang
sama
persamaan
45
dapat
RT
kelihatan pada bagian kanan dari persamaan tersebut
p r (T )
RT
biasanya disebut relative
p r (T )
volume dan diberi symbol vr(T).. pada suku volume relatif, persamaan
selanjutnya menjadi :
v2
v
= r 2 (s1=s2)
v1
v r1
(46)
0 = c v ln
T2
v
+ R ln 2
T1
v1
0 = c p ln
T2
p
R ln 2
T1
p1
kR
R
, cv =
maka
k 1
k 1
T2 v 1
=
T1 v 2
k 1
! (s1=s2, k konstan)
(47)
20
T2 p 2
=
T1 p1
k 1
k
! (s1=s2, k konstan)
(48)
p2 v1
= ! (s1=s2, k konstan)
p1 v 2
Persamaan
49
dapat
disimpulkan
(49)
bahwa
proses
politropis
21
Asumsi :
1. Proses adalah isentropis
2. Udara dapat dimodelkan sebagai model gas ideal
3. Pada bagian (b) rasio panas spesifik adalah konstan
Analisis
a. Tekanan dan temperatur pada dua keadaan dari gas ideal
mempunyai entropy spesifik yang sama, maka :
p2 pr2
, harga pr
=
p 1 p r1
p 2 = p1
pr2
21,18
= (1atm)
= 15,28 atm
p r1
1,3860
T
p 2 = p1 2
T1
k
k 1
1160 1,391
persamaan diatas maka : p 2 = 1atm
= 15,26 atm
540
1.5.3
actual dari alat dan performance yang akan dicapai dibawah keadaan
ideal untuk kondisi masuk yang sama dan tekanan keluar yang sama.
Misalnya turbin, keadaan bahan masuk turbin dan tekanan keluar
ditentukan. Heat transfer antara turbin dan lingkungannya diabaikan
seperti pengaruh energi kinetik dan potensial. Dengan asumsi ini
22
!
W
CV
= h1 h 2 . Dari keadaan 1 ditentukan, entalphy spesifik h1
!
m
! CV
= s 2 s1 0
!
m
!
W
CV
m
!
= h1 h 2 s . Pada ekspansiaktual
! /m
!
W
CV
! /m
! s
W
CV
(50)
23
V22
terhadap
2
energi kinetik pada keluar yang dicapai pada ekspansi isentropis antara
V22
:
2 s
nozzle =
V22 / 2
V22 / 2 s
(51)
!
W
CV = h 2 h1 . Dari keadaan 1 ditentukan, entalpi spesifik h1
m
!
24
terhadap semakin kecil harga yang dicapai entalpi spesifik pada sata
keluar
kompresor.
Kerja
input
minimum
yang
diberikan
!
W
CV = h 2 s h1 . Pada kompresi actual h2>h1, maka kerja lebih besar
m
!
s
daripada minimum yang diperlukan. Perbedaan ini dapat diukur dengan
efisiensi isentropis kompresor : c =
(W!
(W!
)
)
! s
/m
!
CV / m
CV
25
Asumsi :
1. Control volume ditunjukkan pada diagram yang disertai steady
state
2. Ekspansi adalah adiabatic dan perubahan energi kinetik dan
potensial antara inlet dan outlet dapat diabaikan.
Analisis :
Kerja yang dibangkitkan dapat ditentukan menggunakan efisiensi turbin
! /m
! /m
! = t W
!
isentropis, yang mana memberikan : W
CV
CV
= t (h1 h 2 s )
Dari table A-4, h1=3105,6 kJ/kg dan s1=7,5308 kJ/kg.K. keadaan keluar
untuk ekspansi isentropis ditentukan dengan p2 =1 bar dan s2s=s1.
interpolasi dengan entropy spesifik pada table A-4 pada 1 bar
memberikan h2s = 2743,0 kJ/kg. Sehingga :
! /m
! = 0,75(3105,6 2743) = 271,95 kJ/kg
W
CV
Contoh 7.
Suatu turbin pada steady state menerima udara pada tekanan
p1=3 bar dan temperatur T1=390 K. Udara keluar turbin pada tekanan p2=1
bar. Kerja yang dibangkitkan diukur sebesar 74 kJ/kg aliran udara melalui
turbin. Turbin beroperasi secara adiabatic dan perubahan energi
potensial dan kinetik antara inlet dan keluar dapat diabaikan. Gunakan
model gas ideal untuk udara, tentukan efisiensi turbin.
Penyelesaian :
26
Asumsi :
1. Kontrol volume ditunjukkan mengikuti sketsa adalah steady state
2. Ekspansi adalah adiabatic dan perubahan energi kinetik dan
potensial antara inlet dan keluar dapat diabaikan
3. Udara adalah model sebagai gas ideal
Analisis :
Kerja yang dibangkitkan pada ekspansi isentropis dari keadaan inlet yang
!
W
CV
m
!
= h1 h 2 s
27
Dari table A-13 pada 390 K, h1 = 390,88 kJ/kg. Untuk menentukan h2s
gunakan :
p
p r (T2 s ) = 2
p1
p r (T1 )
dimana p2= 1 bar, p1 = 3 bar dan pr1 = 3,481 dari table A-13 pada 390 K,
1
p r (T2 s ) = (3,481) = 1,1603
3
interpolasi pada table A-13 memberikan h2s = 285,27 kJ/kg, maka :
!
W
CV
m
!
sehingga
t =
(W!
(W!
CV
CV
)
)
efisiensi
isentropisnya
adalah
!
/m
74
=
= 0,7(70%)
! s 105,6
/m
Contoh 8
Uap masuk nozzle yang beroperasi pada steady state pada p1 =
140 lbf/in2 dan T1 = 600 F dengan kecepatan 100 ft/s. Tekanan dan
temperatur pada saat keluar adalah p2 = 40 lbf/in2 dan T2 = 350 F. tidak
ada heat transfer antara nozzle dan lingkungannya dan perubahan
energi potensial antara inlet dan keluar dapat diabaikan. Tentukan
efisiensi nozzle.
Penyelesaian :
Diketahui : uap berekspansi melalui nozzle pada steady state dari
keadaan inlet yang khusus sampai keadaan luar yang khsusus.
Kecepatan pada inlet diketahui.
Tentukan : efisiensi nozzle
Skema dan data yang diberikan :
28
Asumsi :
1. Kontrol volume ditunjukkan mengikuti sketsa yang beroperasi
secara adiabatic pada steady state
V2
V22
= h1 h 2 + 1
2
2
V22
Btu
= (1326,4 1211,8 )
+
2
lb
(100ft / s )2
s 778ft.lbf
1lbf
1Btu
(2) 32,2lb.ft
= 114,8
Btu
lb
29
V22
Btu
= (1326,4 1202,3)
+
2
lb
(100ft / s )2
(2) 32,2lb.ft
s 2 778ft.lbf
1lbf
1Btu
(V 2)
(V 2)
2
2
2
2
= 124,3
Btu
lb
114,8
= 0,924(92,4%)
124,3
Contoh 9
Suatu kompresor udara beroperasi pada steady state menerima udara
pada p1=0,95 bar dan T1=22 C. rasio tekanan pada keluar terhadap
tekanan pada saat masuk adalah 6. tidak ada heat transfer antara
compressor dan lingkungannya dan energi kinetik dan potensial antara
saat masuk dan saat keluar diabaikan. Jika efisiensi kompresor adalah 82
%. Tentukan temperatur udara pada saat keluar kompresor. Gunakan
model gas ideal untuk udara.
Penyelesaian :
Diketahui : udara dikompresi dari keadaan masuk melalui rasio tekanan
yang dipilih. Efisiensi isentropis kompresor diketahui.
Tentukan : temperatur udara saat keluar.
Skema dan data yang diberikan
30
Asumsi :
1. Kontrol volume ditunjukkan mengikuti sketsa yang beroperasi
secara adiabatic pada steady state
2. Perubahan energi kinetik dan potensial antara saat masuk dan
keluar dapat diabaikan
3. Udara adalah model sebagai gas ideal
Analisis :
Temperatur pada saat masuk dapat ditentukan dari entalphi spesifik
pada saat keluar. Entalphi spesifik saat keluar h2 dapat ditentukan
menggunakan efisiensi isentropis kompresor : c =
Maka h 2 = h1 +
(W!
(W!
)
)
! s h 2 s h1
/m
=
!
h 2 h1
CV / m
CV
(h 2s
h1 )
c
p
p r (T2 s ) = 2
p1
dimana pr1 diperoleh dari table A-13 pada 295 K. entalphi spesifik pada
keadaan 2s kemudian ditemukan dengan interpolasi pada table A-13 ;
h2s=493
kJ/kg
h 2 = 295,17 +
maka
entalphi
spesifik
saat
keluar
adalah
kg
31
ANALISIS AVAILABILITY
Bab ini mengantarkan metode bagaimana menggunakan prinsip
konservasi massa dan energi bersama-sama dengan hukum
kedua termodinamika untuk merancang desain dan analisa
system termal. Metode disini dipilih analisa availability.
2.1 Availability
Dasar untuk konsep availability disajikan dalam introduksi hukum
kedua termodinamika bagaimana kesempatan kerja yang dilakukan bila
dua system pada keadaan berbeda berkomunikasi, pada prinsipnya
kerja dapat dibangkitkan seperti system yang diijinkan menjadi setmbang.
Ketika salah satu dari dua system sesuai dengan system yang ideal
disebut lingkungan dan yang lain dari beberapa system yang tertutup
dari yang interest. Definisi availability adalah kerja teoritis yang maksimum
yang diperoleh akibat mereka berinteraksi terhadap kesetimbangan.
2.2 Environment
System apa saja, apakah suatu komponen pada system lebih besar seperti
suatu turbin pada power plant atau system lebih besar (power plat) dari dirinya,
beroperasi dalam lingkungan dari beberapa macam. Hal ini penting untuk
membedakan environment dan sekeliling system. Seperti yang digunakan dalam
buku ini, term surrounding berhubungan terhadap sesuatu yang tidak termasuk
dalam system. Term environment digunakan untuk beberapa bagian dari
surrounding, sifat intensive dari setiap phase dimana adalah uniform dan tidak
berubah secara signifikan sebagai hasil dari proses apa saja dibawah
pertimbangan. Environment bebas dari irreversibilitas. Semua irreversibilitas
signifikan
ditempatkan
dalam
system
dan
immediate
surroundingnya.
32
untuk
kasus
sederhana
power
plant
ditunjukkan
pada
gambar
sifat
intensivenya
tidak
berubah,
environment
dapat
(1)
33
dari
environment,
berkesempatan
bertahan
untuk
A = (E U o ) + p o (V Vo ) To (S S o )
(2)
Dimana :
-
E = U+KE+PE = energi
V = volume
S = entropy
Persamaan
dapat
diturunkan
dengan
menggunakan
34
(3)
Dimana :
-
(3)
Wc = (E U o ) (To S e p o Ve )
35
Wc = (E U o ) + p o (V Vo ) To S e
persamaan
combined
ini
system.
memberikan
Harga
kerja
(4)
kerja
yang
teoritis
dibangkitkan
maksimum
oleh
ditentukan
(5)
maka : Wc = (E U o ) + p o (V Vo ) To S e To c
harga Toc tergantung dari proses seperti closed system melalui dead
state. Harga kerja teoritis maksimum dari combined system diperoleh
dengan menset Toc = nol maka :
Wc ,mak = (E U o ) + p o (V Vo ) To S e
Harga availability tidak dapat negatif. Jika closed system pada
keadaan yang lain dari dead state, system dapat berubah kondisinya
secara spontan
36
a = (e u o ) + p o (v v o ) To (s s o )
(7)
V2
a = u +
+ gz u o + p o (v v o ) To (s s o )
2
a = (u u o ) + po (v vo ) To (s s o ) +
V2
+ gz
2
(8)
A 2 A 1 = (E 2 E 2 ) + p o (V2 V1 ) To (S 2 S1 )
(9)
37
Penyelesaian :
Diketahui : dua kg air mengalami proses antara dua keadaan yang dipilih
Tentukan : availability pada keadaan awal dan akhir dan perubahan
dalam availability
Skema dan data yang diberikan :
Asumsi :
1. Air adalah suatu closed system pada keadaan awal dan akhir
setimbang
2. Kecepatan dan ktinggian diukur relatif terhadap environment
3. To = 25 C, po=1 atm dan g = 9,8 m/s2
Analisis
Availability pada keadaan awal dan akhir dapat ditentukan dengan
mengggunakan :
V2
A = m (u u o ) + p o (v v o ) To (s s o ) +
+ gz
2
38
a.
kJ
(2529,3 104,88 ) +
kg
3
3
g 10 6 cm 3 m 3 10 3 Nm
m 2
= 1000,1kJ
A = 2kg
(298K )(7,126 0,3674 ) kJ
kg.K
(30m / s )2
1kJ
1N
+ 9,81m / s 2 (6m)
+
1kg.m / s 2 10 3 Nm
b.
c.
39
Asumsi :
1. Produk gas pembakarn adalah closed system
2. Produk pembakaran dimodel sebagai gas ideal
3. pengaruh gerakan dan grafitasi dapat diabaikan
4. To = 27 C dan po 1 atm
Penyelesaian : availability spesifik :
a = (u u o ) + p o (v v o ) To (s s o )
term energi internal dan entropy dievaluasi dengan menggunakan table
A-13 :
p
po
8,314 7
To (s s o ) = 300K 3,11883 1,70203
ln
= 258,62 kJ kg
28,97 1,013
p o (v v o ) =
R po T
To
M p
40
p o (v v o ) =
8,314 1,013(1140 )
kJ
300 = 38,75
28,97
7
kg
E 2 E1 =
S 2 S1 =
1
2
Q W
Q
+
T b
pertama
dalam
menurunkan
kesetimbangan
availability,
(E 2 E1 ) To (S 2 S1 ) = 1 Q To 1 Q
2
T b
Tb
W To
(A 2 A 1 ) p o (V2 V1 ) = 1 1 To Q W To
2
Tb
(A 2 A 1 ) = 1 1 To Q [W p o (V2 V1 )] To
2
Availability change
Availability transfer
(10)
Availability
destruction
Contoh 3
Air yang mula-mula saturated liquid pada 100 C diisikan pada
rangkaian silinder-piston. Air mengalami proses sampai pada keadaan
saturated vapor yang mana piston dapat bergerak secara bebas dalam
41
silinder. Untuk tiap-tiap dari dua proses jelaskan di bawah, tentukan pada
unit massa perubahan availability, transfer availability diikuti kerja,
availability transfer diikuti panas dan irreversibility (kJ/kg). Ambil To = 20C,
po=1,014 bar
a. Perubahan keadaan dibawa oleh pemanasan air seperti air
mengalami proses internal reversible pada T dan p konstan.
b. Perubahan keadaan yang dibawa secara adiabatic oleh aksi
pengadukan dari paddle wheel
Penyelesaian
Diketahui : saturated liquid pada 100 C mengalami proses sampai
keadaan saturated vapor
Tentukan : perubahan availability, availability transfer diikuti kerja dan
panas serta irreversibility untuk setiap dari dua proses yang dipilih
Asumsi :
1. Untuk bagian a dan b lihat asumsi yang terdapat pada contoh
soal pada bab sebelumnya (entropy)
2. To = 20 C, po = 1,014 bar
Analisis
a. Perubahan availability spesifik :
a = u g u f + p o (v g v f ) To (s g s f )
a = 2087,56
a = 484KJ / kg
penggunaan
)(
+
(293,15K ) 6,048
3
kg
kg.K
10 N.m kJ
persamaan
untuk
kerja
yang
diperoleh
pada
W
= pv fg ;
m
]= W
p (v
m
v f ) = (p p o )v fg = 0
42
meskipun kerja mempunyai harga tidak nol, tidak ada kerja yang
mengikuti availability transfer karena p=po. Penggunaan harga heat
transfer dihitung pada contoh soal pada bab tentang entropy,
transfer dari availability diikuti heat transfer pada proses tekanan
konstan adalah :
,15
kJ
] = 1 TT mQ = 1 293
= 484 kJ kg
2257
373,15
kg
o
W
1,014 x10 5 (1,672)
=
p o (v g v f ) = 2087,56
= 2257kJ / kg
m
10 3
masuk
system.
Akhirnya,
irreversibility
ditentukan
dari
I
W
Komentar :
1. Contoh ini menunjukkan bahwa perubahan availability selama
proses ditentukan oleh keadaan akhir tetapi harga transfer
availability dan irreversibility tergantung pada sifat proses.
2. Harga irreversibility dari bagian b dapat juga ditentukan dengan
menggunakan
43
Flow Availability
Tujuan kali ini adalah utnuk mengembangkan konsep flow
! (pv ) dimana m
! adalah laju massa, p =
dengan m
volume
spesifik
pada
inlet
atau
tekanan dan v =
outlet.
Availi
] = m! (pv p v )
o
(11)
avaibility .transfer
accompanyi ng.work
] = W p V
(12)
avaibility .transfer
accompanyi ng.work
] = W m (p v )
e
(13)
]=
lim
t 0
W lim m e
(p o v e )
t 0
t
t
(14)
pada limit t!0, batas closed system dan control volume serupa. Dengan
demikian, pada limit ini laju transfer energi oleh kerja dari closed system
adalah laju transfer energi oleh kerja dari control volume. Maka suku
pertama dari persamaan 14 menjadi :
44
lim
t 0
W !
= m e (p o v o )
t
lim
t 0
(15)
me
(p o v e ) = m! e (p o v e )
(16)
] = m! (p v
e
po v e )
(17)
V2
!
!
= me = m u +
+ gz
2
(18)
Demikian juga, ketika massa masuk atau keluar control volume diikuti oleh
transfer availability :
] = m! a = m! [(e u ) + p (v v ) T (s s )] (19)
o
Dari transfer availability diikuti aliran massa dan aliran kerja terjadi
pada lokasi dimana massa masuk atau keluar control volume, maka :
] = m! [a + (pv p v )]
o
45
Gambar 1 Prinsip Kerja dan heat transfer dari Sistem Tenaga Uap
sederhana
Pada Gambar 1, uap dari boiler pada keadaan 1 mempunyai
kenaikan
temperatur
dan
tekanan,
berekspansi
melalui
turbin
46
V12 V22
! W
! +m
!
0=Q
h
h
+
+ g(z1 z 2 )
1
cv
t
2
2
atau :
!
W
t
= h1 h 2
!
m
(1)
!
W
t
adalah laju
!
m
!
Q
out
= h2 h3
!
m
Dimana
(2)
!
Q
out
adalah laju anergi yang ditransfer oleh panas dari fluida
!
m
kerja ke air pendingin per unit massa fluida kerja melalui kondensor.
Cairan kondensat meninggalkan kondensor pada 3 dipompa dari
tekanan kondensor ke tekanan boiler maka kesetimbangan massa dan
energi :
!
W
p
= h 4 h3
!
m
Dimana
(3)
!
W
p
adalah laju daya input per unit massa melewati pompa.
!
m
!
Q
in
= h1 h 4
!
m
(4)
47
Dimana
!
Q
in
adalah laju heat transfer dari sumber energi ke fluida kerja
!
m
! m
! m
! W
!
W
(h h 2 ) (h 4 h 3 )
t
p
= 1
! m
!
(h1 h 4 )
Q
in
(5)
Wp
!
W
t
!
m
(h h 3 )
= 4
!
(h1 h 2 )
m
(6)
48
3-4 :
!
W
p
m
!
intrev
vdp = v 3 (p 4 p 3 )
(7)
Contoh 1.
Uap adalah fluida kerja pada siklus Rankine Ideal. Uap jenuh masuk
turbin pada 8 MPa dan cair jenuh keluar kondensor pada tekanan 0,008
MPa. Kerja keluaran total silus adalah 100 MW. Tentukan untuk siklus :
a. Efisiensi termal
b. Rasio kerja balik
c. Laju aliran massa uap (kg/h)
d. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler
(MW)
e. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
Penyelesaian :
Diketahui : Siklus Rankine Ideal beroperasi dengan uap sebagai fluida
kerja. Tekanan boiler dan kondensor dispesifikasi dan total daya keluaran
diberikan.
49
Tentukan : Efisiensi termal, rasio kerja balik, laju aliran massa uap (kg/h),
laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler (MW) dan
laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
Asumsi :
1. Setiap komponen dari
50
x2 =
s 2 s f 5,7432 0,5926
=
= 0,6745 kJ/kg.K
sg sf
7,6361
! m
! = h 3 + v 3 (p 4 p 3 )
h 4 = h3 + W
p
10 6 N m 2
h 4 = 173,88kJ / kg + 1,0084 x10 m / kg (8 0,008)MPa
1MPa
h 4 = 173,88 + 8,06 = 181,94 kJ/kg
kJ
3
10 Nm
a. Efisiensi thermal
! W
!
(h h 2 ) (h 4 h 3 ) = (2758 1794,8) (181,94 173,88)
W
t
t
= 1
!
(h1 h 4 )
2758 181,94
Q
in
= 0,371 = 37,1%
b. Rasio Kerja Balik
!
W
h h 3 181,94 173,88
p
bwr =
= 4
=
= 8,37 x10 3 = 0,84%
!
h1 h 2
2758 1794,8
Wt
c. Laju aliran massa uap dapat diperoleh dari persamaan untuk daya
total
! =
m
!
W
cycle
(h1 h 2 ) (h 4
h3 )
100MW 10 3 kW MW (3600s h)
= 3,77 x10 5 kg / h
963,2 8,06
d. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler (MW)
=
= 269,77MW
in
1
4
(3600s / h)(1000kW / MW )
e. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
=
= 169,75MW
out
2
3
(3600s / h)(1000kW / MW )
51
t =
(W! m! ) = h h
(W! m! ) h h
t
(8)
2S
(W! m! ) = h
(W! m! ) h
p
4s
4
h3
h3
(9)
Contoh 2
Seperti pada contoh soal no 1, tetapi termasuk dalam analisis
bahwa setiap turbin dan pompa mempunyai efisiensi isentropis 85 %.
Tentukan untuk modifikasi siklus :
a. Efisiensi termal
b. Laju aliran massa uap (kg/h) untuk daya keluar 100 MW
c. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler
(MW)
d. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
Penyelesaian :
Diketahui : suatu Siklus Tenaga Uap beroperasi dengan uap sebagai fluida
kerja. Kedua turbin dan pompa mempunyai efisiensi 85 %.
Tentukan : Efisiensi termal, laju aliran massa uap (kg/h) untuk daya keluar
100 MW, laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler
52
(MW) dan laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor
(MW).
Asumsi :
1. Setiap komponen dari
Analisa :
Keadaan 1 sama seperti pada contoh 1 sehingga h1 = 2758 kJ/kg dan
s1=5,7432 kJ/kg.K. Entalphi spesifik pada keluar turbin, keadaan 2 dapat
ditentukan
menggunakan
efisiensi
turbin
t =
(W! m! ) = h h
(W! m! ) h h
t
2S
dimana h2s adalah entalphi spesifik pada keadaan 2s pada diagram T-s.
Dari penyelesaian untuk contoh 1, h2s = 1794,8 kJ/kg. Penyelesaian untuk
h2 dengan memmasukkan harga :
53
! m
! = h 4 h 3 , maka entalphi
sekeliling pompa untuk memperoleh : W
p
! m
! . Untuk menentukan h4
spesifik pada keadaan 4 adalah h 4 = h 3 + W
p
dari persamaan ini memerlukan kerja pompa yang mana dapat
dievaluasi
menggunakan
! m
!)
W
(
!
, suku (W
=
!
!
(W m)
p
efisiensi
pompa,
dengan
definisi
! m
! menghasilkan :
7. kemudian penyelesaian untuk W
p
!
W
p
m
!
v 3 (p 4 p 3 )
=
!
W
p
m
!
contoh 1, maka:
8,06
=
= 9,48 kJ/kg
0,85
! W
!
(h h 2 ) (h 4 h 3 ) = (2758 1939.3) (9.48) = 0,314 = 31,4%
W
t
t
= 1
!
(h1 h 4 )
2758 183,36
Q in
! =
m
100MW 10 3 kW MW (3600s h)
=
= 4,449x10 5 kg / h
(h1 h 2 ) (h 4 h 3 )
818,7 9,48
!
W
cycle
c. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler (MW)
5
! =m
! (h1 h 4 ) = 4,45x10 kg / h (2758 183,36 )kJ / kg = 318,2MW
Q
in
(3600s / h)(1000kW / MW )
54
f.
Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
=
= 218,2MW
out
2
3
(3600s / h)(1000kW / MW )
3.4 Siklus Reheat (Siklus Panas Ulang)
Seringkali fluida kerja dapat berekspansi melalui sebuah turbin
tekanan tinggi kemudian dipanaskan ulang sehingga dapat dengan
lebih baik memanfaatkan gas pembakaran. Hal ini merupakan strategi
yang baik dalam kerangka penguraian energi. Tetapi karena perbedaan
temperatur yang besar antara fluida kerja dan gas buang dari
pembakaran, menjadikan siklus ini proses yang irreversibel.
55
berupa
desain
shell
dan
tube).
Kemampuan
untuk
56
tidak
diketahui.
Hukum
pertama
pada
pemanas
air
tertutup
!
!
termodinamika W
comp = m(h1 h 2 ) dimana s2=s1, jika proses tersebut
reversibel dan adiabatis. Tahap 2 ditentukan oleh s2 dan tekanan
57
kondenser.
Cukup
sulit
untuk
mencapai
tahap
jenuh
(biasanya
!
!
pertama termodinamika memberikan Q
cond = m(h 3 h 2 ) yang mutlak
bernilai negatif (panas dikeluarkan ke lingkungan). Hukum pertama dari
katup throttle mempersyaratkan h4 = h3, untuk proses ekspansi irreversibel
ke dalam evaporator. Laju perpindahan panas untuk evaporator adalah
!
!
Q
evapo = m(h1 h 4 ), dimana panas dimasukkan ke dalam siklus, tapi
dihilangkan dari daerah terrefrigerasi
58
kompresi
dan
tekanan
efektif.
Untuk
siklus
Brayton,
kita
59
W12 =
p 2 V2 p1 V1 mR (T2 T1 )
=
1 k
1 k
(1)
dimana :
-
W12
: masa gas
T2, T1
Q 23 = m(u 3 u 2 )
(2)
dimana :
- Q23
panas
spesifik
konstan,
persamaan
ini
W34 =
p 4 V4 p 3 V31 mR (T4 T3 )
=
1 k
1 k
(3)
dimana :
: Kerja isentropis yang dilakukan gas dari titik 3 ke 4
W34
T3, T4
60
Q 41 = m(u 1 u 4 )
(4)
dimana :
- Q41
Q 41 = m cv (T1 T4 ) .
Rasio kompresi r,
V1 V4
, ternyata rasio volume
=
V2 V3
MEP =
Wcycle
V2 V1
Wcycle
Q 23
Untuk
panas
spesifik
konstan
persamaan
dapat
disederhanakan menjadi :
Wcycle
Q 23
= 1
c v (T4 T1 )
T
1
= 1 1 = 1 k 1
c v (T3 T2 )
T2
r
(5)
61
W12 =
p 2 V2 p1 V1 mR (T2 T1 )
=
1 k
1 k
(6)
dimana :
: Kerja isentropis yang dilakukan gas dari titik 1 ke 2
W12
: masa gas
T2, T1
Q 23 = m(h 3 h 2 )
(7)
dimana :
- Q23
62
Kerja ekspansi 3 ke 4
W34 =
p 4 V4 p 3 V3 mR (T4 T3 )
=
1 k
1 k
(8)
dimana :
: Kerja isentropis yang dilakukan gas dari titik 3 ke 4
W34
T3, T4
panas
Q 41 = m(u 1 u 4 )
pada
dan
volume
untuk
konstan
panas
spesifik
dinyatakan
konstan
sebagai
menjadi
V1
. Kenyataanya perbandingan volume
V2
Wcycle
V1 V2
dari kerja tidak berguna (tidak efektif) dari siklus tersebut. Efisiensi thermal
() diberikan sebagai =
Wcycle
Q 23
Wcycle
Q 23
= 1
c v (T4 T1 )
.
c p (T3 T2 )
(9)
Parameter lain yang dipakai dalam siklus diesel adalah cutoff ratio
yang dinyatakan dalam rumus rc =
V3
V2
63
64
W12 =
p 2 V2 p1 V1 mR (T2 T1 )
=
1 k
1 k
(10)
Transfer panas untuk proses yang sama adalah nol (reversible dan
adiabatic), pemasukan panas, dinyatakan sebagai volume konstan :
Q 23 = m(u 3 u 2 )
(11)
spesifik
konstan,
perpindahan
panas
menjadi
W45 =
p 5 V5 p 4 V4 mR (T5 T4 )
=
1k
1k
(12)
Q 51 = m(u1 u 5 )
dan
untuk
panas
spesifik
konstan
menjadi
V1
. Mean effective pressure
V2
MEP =
Wcycle
Q 23
Wcycle
V1 V2
, untuk panas
=1
c v (T5 T1 )
c v (T3 T2 ) + c p (T4 T3 )
(13)
65
pembakaran),
tenaga
dan
turbin
penukar
adiabatic
panas
reversible
tekanan
rendah
untuk
untuk
!
!
Dari hukum pertama kontrol volume compressor W
comp = m(h 2 h1 ) ,
dimana h2diperoleh dari sebuah proses isentropic di dalam tabel. Untuk
pemasukan
adiabatic
panas,
! =m
! (h 3 h 2 ) . Untuk trubin reversibel
Q
23
!
!
W
turbin = m(h 3 h 4 ) ,
dan
untuk
pengeluaran
dan
panas
! =m
! (h1 h 4 ). Efisiensi termal yang dihasilkan adalah
Q
41
=
!
! +Q
!
W
Q
cycle
41
= 23
!
!
Q
Q
23
23
(15)
66
67