Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH RISET OPERASI

Metode Transportasi
STEPPING STONE
Dosen Pembimbing :
Sy. Agussaid SE, MM
Disusun Oleh :
ERIANATA
1510416064

BAB I
PENDAHULUAN
Riset operasi merupakan ilmu yang mempelajari operasi dari suatu sistem
dengan tujuan untuk dapat mengendalikan, meramalkan hasil, dan menilai hasil
dari suatu operasi. Pengambilan keputusan yang melibatkan operasi dari suatu
sistem organisasi memerlukan pendekatan-pendekatan yang menggunakan
pendekatan operasional.(Rangkuti, 2002)
Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari
sistem menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan
risiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa
keputusan, strategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil
keputusan menentukan kebijasanaan dan tindakannya secara ilmiah (Operational
Research Society of Great Britain)
Metode ini didasarkan pada teori aplikatif yang terkait dengan metode
matematis, memberi gambaran pemodelan matematis, karakteristik persoalan
linear, pemecahan masalah program liniear secara grafis, serta masalah
transportasi (metode sudut barat laut), metode stepping stone, metode pestubasi,
metode least cost, metode danzing, dan metode vogel). Secara sepintas dijelaskan
bahawa kompleksitas suatu sistem nyata muncul sebagai akibat banyaknya elemen
atau variabel yang mempengaruhi atau menegndalikannya, sehingga metode yang
dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang muncul pada suatu organisasi
bertujuan untuk memperoleh solusi yang optimal dengan mempertimbangkan
berbagai kendala yang ada.(Rangkuti, 2002)

DASAR TEORI
LangkahPenyelesaian
Pemecahan fisibel yang pertama dengan menggunakan Metode Sudut
Barat Laut
Kotak yang terisi kita sebut kotak basis, nilainya kita beri tanda kurung
buka dan tutup seperti (xij), i melambangkan baris dan j untuk kolom.
Kotak yang tidak terisi kita sebut kotak bukan basis (nonbasis cell). Semua
kotak memuat biaya angkut per unit barang sebesar cij dimana 1 unit
barang diangkut dari tempat asal A ke tempat tujuan T.
S. = Suplai atau persediaan barang di A.
d = Permintaan barang dari T
Z = CijXij = jumlah biaya angkut yang harus dibuat minimum.
Agar label tidak ruwet, nilai yang menunjukkan biaya angkut tidak
dicantumkan dalam tabel.
Dibuat loop tertutup bagi setiap variabel non basis dimana loop tersebut
berawal dan berakhir pada variabel non basis, dan setiap titik sudut loop
tersebut harus merupakan titik-titik yang ditempati oleh variabel-variabel
basis dalam tabel transportasi.
Dihitung Zij-Cij = jumlah Cij pada loop dengan koefisien (+) dan (-)
secara bergantian
Menentukan variabel yang masuk menjadi basis (entering variable)
dengan cara memilih nilai Zij-Cij yang terbesar atau Max{ ZijCij}.
Menentukan variabel yang keluar dari basis, caranya :
a. Dibuat loop yang memuat Zij-Cij yang terbesar
b. Diadakan pengamatan para Cij dalam loop yang mempunyai koefisien
(+).
c. Variabel Xij yang keluar basis bila dan hanya bila Xij minimum dari
jalur loop

Menentukan harga variabel basis (yang berada di dalam loop yang baru) di
mana

nilai untuk variabel yang baru masuk basis diambil dari nilai

variabel minimum dalam loop


Sedangkan untuk variabel-variabel basis yang lain yang juga berada dalam
loop.
Xaijbaru) = Xij lama - Xminimum
Xij(baru) = Xij lama + Xminimum
Untuk variabel-variabel basis yang lain di luar loop harganya tetap. Hitung
kembali nilai Zij-Cij untuk variable non basis
Diperoleh tabel optimal jika semua Zij Cij 0
Jika masih ada nilai Zij-Cij > 0, maka dapat ditentukan kembali Entering
Variable dan Leaving (variabel yang masuk dan yang keluar)

BAB III
PEMBAHASAN

METODE BATU LONCATAN


SOAL 1
Semen diangkut dari 3 pabrik yang berlokasi di A1,A2 dan A3 ke 4 lokasi proyek
yang memang membutuhkan semen. Pabrik 1, 2, dan 3 masing-masing
menghasilkan semen sebanyak 6 ribu ton, 8 ribu ton, dan 10 ribu ton. Lokasi
proyek 1, 2, 3 dan 4 masing-masing minta semen sebanyak 4 ribu ton, 6 ribu ton,
8 ribu ton, dan 6 ribu ton. Biaya angkut (cost) dalam ratusan ribu rupiah dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1
Cost Table
T

T1

T2

T3

T4

A1

A2

A3

10

24

LANGKAH PENYELESAIAN
Pemecahan fisibel yang pertama dengan menggunakan Metode Sudut Barat Laut,
hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2
T

A
A1

T1

T2

(4)

(2)

A2

T3

(4)

S
6

(4)

A3
D

T4

8
(6)

10

24

(4)

Permintaan T1 sebesar 4 unit, dipenuhi oleh A1 yang tersedia 6 unit, jadi


masih sisa 2 unit. T1, sudah terpenuhi x11 = (4). Permintaan T2 sebesar 6 unit,
dipenuhi sisa dari A1 sebesar 2 unit x12 = (2). Suplai A1 sudah habis. Permintaan
T2, masih kurang 4 diambil dari A2, yang tersedia 8 unit.
Jadi x22 = (4). T2, sudah dipenuhi. Permintaan T3 sebesar 8 unit, dipenuhi
oleh sisa dari A2 sebanyak 4 unit, x23 = (4). Persediaan di A2 sudah habis.
Permintaan di T3 masih kurang 4 unit, dipenuhi dari A3 yang
1. tersedia 10 unit, jadi x33 = (4). T3 sudah dipenuhi.
2. Di A3 masih ada sisa sebanyak 6 unit dan ini untuk memenuhi T4, jadi x34 = 6.
Pemecahan
3. fisibel yang pertama sudah diperoleh dengan nilai x11, = 4, x12 = 2, x22 = 4, x23
= 4, x33 = 4
4. dan x34 = 6.
Kita dapat melihat bahwa terdapat kotak yang bertanda () sebanyak
m+n-l = 3+4-1 = 6 kotak

Sehingga jumlah biaya transportasi yang akan dikeluarkan adalah :


Z c11 x11 c12 x12 c 22 x 22 c 23 x 23 c33 x33 c34 x34
1(4) 2(2) 3( 4) 2( 4) 2(4) 1(6)
4 4 12 8 8 6 42

Apakah Z1 sudah minimum?


Untuk menjawab ini harus kita hitung semua nilai Zij-Cij sebagai uji
optimalitas untuk cell atau kotak bukan basis, kalau ternyata semua nilai Zij Cij
0, maka pemecahan sudah minimum, kalau tidak maka pemecahan dilanjutkan
sampai semua Zij - Cij 0.
Nilai Zij - Cij merupakan besarnya penurunan biaya angkut yang terjadi
kalau ada 1 unit barang diangkut dari Ai ke Tj disebut indeks perbaikan
(improvement index). Cara menghitung Zij - Cij kita harus membuat jalur atau
lintasan tertutup (closed loop) mulai dari kotak nonbasis yang akan dihitung nilai
(zij cij)-nya.
Penarikan garis lurus bisa menurut baris (horizontal) atau menurut kolom
(vertikal). Menurut baris, bisa bergerak ke kiri atau ke kanan, sedangkan kalau
menurut kolom bisa bergerak ke atas atau ke bawah.
Di dalam proses penarikan garis lurus dilakukan penjumlahan (+) dan
pengurangan (-) biaya dari cell yang dilalui garis lurus, dimulai dengan (+)
diakhiri dengan (-) lihat contoh Z31-C31.
Dari suatu kotak nonbasis (i, j) ditarik garis lurus ke kotak basis yang
terdekat (dari baris atau kolom yang sama), dengan syarat bahwa kotak yang
dihubungi mempunyai pasangan (partner) di kolom (baris) yang sama, kalau tidak
harus dilewati atau diloncati, maksudnya agar garis bisa terus disambung,
kemudian dapat kembali ke tempat asal atau semula dengan meninggalkan cell
basis terdekat. Misalnya akan dihitung Z31-C31, lihat Tabel 3
Dari kotak (3,1), kita menuju ke kotak (3,3), terus ke kotak (2,3), dalam
kolom yang sama, kemudian menuju ke kotak (2,2) dari baris yang sama, terus

menghubungi kotak (1,2), dalam kolom yang sama, melanjutkan ke kotak (1,1)
dan akhirnya kembali ke tempat asal yaitu kotak (3,1).
z31-c31 =c33 - c23 + c22 c12 + c11 - c31, dimulai dengan tanda (+) kemudian (-)
dan seterusnya berganti-ganti dari (+) ke (-). Kemudian kita masukkan nilainya.
z31-c31 = 2 - 2 + 3 - 2 + 1 - 0 = 2. Nilai ini kita masukan ke kotak (3,1) lihat
tanda bintang(*) pada Tabel 3. Kalau tadi bergerak ke kanan dalam baris yang
sama, kita juga bisa bergerak ke atas dalam kolom yang sama dan hasilnya akan
sama.
z31-c31 =c11 c12 + c22 c23 + c33 -c31 = 1 - 2 + 3 - 2 + 2 0 = 2
Dengan jalan yang sama, semua nilai zij - cij. kita hitung, kemudian
nilainya kita masukkan
dalam tabel. ( lihat tabel 3)
z 32 c 32 c 33 c 23 c 22 c 32
z 21 c 21

2332 1
c 22 c12 c11 c 21

z 24 c 24

3 2 1 4 2
c 23 c 33 c 34 c 24

z13 c13

2 2 1 0 1
c12 c 22 c 23 c13

z14 c14

2 3 2 3 2
c12 c 22 c 23 c 33 c 34 c14
2 3 2 2 1 4 4

Tabel 3

T1

T2

T3

T4

A1

(4)

(2)

-2

-4

A2

-2

(4)

(4)

10
A3

2*

(4)

(6)

24

Ternyata tidak semua nilai zij - cij 0, masih ada yang positif dan lebih
besar dari nol, jadi pemecahan belum optimum. Nilai z1 belum minimum masih
bisa diperkecil lagi.
Untuk itu kita harus memilih kotak yang harus masuk basis sehingga terisi
(memuat nilai). Kriterianya sebagai berikut:
Kotak dengan nilai zij - cij. positif terbesar harus masuk basis.
Kalau ada lebih dari satu kotak pilih saja salah satu, sembarangan.
Dalam soal ini, kotak (3,1) harus masuk basis sebab z 31 - c31 terbesar dan
positif.
Selain itu, terdapat kotak yang harus keluar atau meninggalkan basis. Cara
menentukan kotak yang harus keluar basis, yaitu :

Tulis kembali cara memperoleh nilai z31 c31 = c33-c23 + c22 c12 + c11-c31

Perhatikan biaya dengan tanda plus (+), yaitu c33, c22, c11, dengan variabel
x33, x22 , x11. Dari variabel variabel ini kita cari yang nilainya terkecil.
Kotak dengan nilai variabel terkecil ini yang harus keluar dari basis. Min
(x33, x22 , x11) = min (4, 4, 4). Karena semua nilainya sama, kita pilih salah
satu, misalnya x11 = 4 = minimum. Kotak yang masuk basis ialah kotak (3,
1), dengan variabel x31. Nilai variabel ini sama dengan nilai minimum
yang baru saja kita pilih, dalam hal ini, x3l = x11 = 4, di mana x3l = nilai x31
yang baru untuk diisikan dalam kotak tabel berikutnya.

Nilai variabel dari cell lainnya yang terlibat dalam pembentukan


jalur/lintas (loop) diperoleh
dengan aturan berikut:

1.

Jika tanda biaya +, nilai variabel baru = nilai variabel lama - nilai
minimum.

2.

Jika tanda biaya -, nilai variabel baru = nilai variabel lama + nilai

minimum.
Jadi,

x ' 33 x 33 nilai min imum 4 4 0


x ' 23 x 23 nilai min imum 4 4 8
x ' 22 x 22 nilai min imum 4 4 0
x '12 x12 nilai min imum 2 4 6
x '11 x11 nilai min imum 4 4 0, keluar basis tidak perlu ditulis
Nilai variabel dalam kotak basis di luar lintasan atau yang tidak terlibat
dalam pembentukan lintasan tidak mengalami perubahan
misalnya x34 = x34 = 6 .
Tabel 4
T

T1

T2

A1

(6)

A2

(0)

A3

(4)

T3

T4

S
6

(8)

(0)

(6)

10

24

Catatan:
Angka nol untuk nilai variabel dalam kotak basis harus ditulis.
Selanjutnya adalah mengevaluasi variabel non basis dengan menghitung
nilai zij-cij :

10

z11 c11 c31 c33 c 23 c 22 c12 c11


0 2 2 3 2 1 2
z13 c13 c12 c 22 c 23 c13
2 3 2 3 2
z14 c14 c12 c 22 c 23 c33 c34 c14
2 3 2 2 1 4 4
z 21 c 21 c31 c33 c 23 c 21 (kotak 2,2 diloncati , langsung ke kotak 2,1
z 24

0 2 2 4 4
c 214 c 23 c33 c34 c 24

z 32

2 2 1 0 1
c32 c33 c 23 c 22 c32
2 23 2 1

Selanjutnya, nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel (lihat tabel 5)


Tabel 5
T

T1

T2

T3

T4

A1

-2

(6)

-2

-4

A2

-4

(0)

(8)

*1

A3

(4)

(0)

(6)

10

24

Catatan:
Angka nol untuk nilai variabel dalam kotak basis harus ditulis.
Dari tabel tersebut di atas, masih ada 2 kotak yang nilainya positif, yaitu
kotak (3,2) dan (2,4) di mana z 32 c32 = z24 - c24 = 1. Maka, kita kembali memilih
salah satu kotak yang harus masuk basis. Kita pilih kotak (2,4) yang harus masuk
basis. Perhatikan bahwa jalur z 24 c 24 c 23 c33 c34 c 24 dan variabel dari cij
positif yang minimum ditetapkan sebagai kotak yang harus keluar basis. Min

11

(x.23, x34) = min (8, 6) = 6. Sehingga ditetapkan bahwa kotak (3,4) yang
memberikan nilai minimum dan harus keluar basis kemudian nilainya diisi pada
kotak yang masuk menjadi basis yaitu kotak (2,4)=6
Selanjutnya untuk variabel lainnya
x24 = x34 = 6;
x23 = x23 nilai minimum = 8 - 6 = 2
x33 = x33 + nilai minimum = 0 + 6 = 6 .
Nilai dari kotak lainnya yang tidak terlibat dalam pembentukan jalur,
tetap.(lihat tabel 6)
Tabel 6
T

T1

T2

A1

(6)

A2

(0)

A3

(4)

T3

T4

6
(8)

*(6)

(0)
6

8
10

24

Dengan cara yang sama, kita kembali mengevaluasi variabel non basis dengan
menghitung zij-cij dan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel (lihat tabel 7)
z11 c11 c31 c33 c 23 c 22 c12 c11
z13 c13

0 2 2 3 2 1 2
c12 c 22 c 23 c13

z14

2 3 2 3 2
c14 c12 c 22 c34 c14

z 21

2 3 0 4 5
c 21 c31 c33 c 23 c 21
0 2 2 4 4
z 32 c32 c33 c 23 c 22 c32
z 34

2 23 2 1
c34 c 24 c 23 c33 c34
0 2 2 1 1

12

Tabel 7
T

T1

T2

T3

T4

A1

-2

(6)

-2

-5

A2

-4

(0)

(8)

(6)

A3

(4)

*1

(6)

-1

10

24

Ternyata masih ada satu kotak dengan nilai zij-cij positif, yaitu kotak (3,2),
z32 c32 = 1. Kotak ini harus masuk basis. Perhatikan bahwa pada jalur
z 32 c32 c33 c 23 c 22 c32 . Variabel xij positif dari cij diambil yang paling

minimum untuk basis yang keluar. Min (x 33, x22) = min (6,0) = 0, berarti kotak
(2,2) harus keluar basis dan yang harus masuk adalah kotak (3,2) = 0 (diambil dari
nilai variabel minimum). Variabel yang lainnya adalah
x32= x22 = 0
x33=x33- nilai minimum = x33 =6
x23= x23+nilai minimum =2
Tabel 8
T

T1

A1

T2

T3

T4

(6)

A2

S
6

(2)

A3

(4)

(0)

(6)

(6)

8
10

24

z11 c11 c31 c32 c12 c11 0 2 2 1 1


z13 c13 c12 c32 c33 c13 2 2 2 3 1
z14 c14 c12 c32 c33 c 23 c 24 c14 2 2 2 2 0 4 4
z 21 c 21 c31 c33 c 23 c 21 0 2 2 4 4
z 22 c 22 c32 c33 c 23 c 22 2 2 2 3 1
z 34 c34 c 24 c 23 c33 c34 0 2 2 1 1

13

Nilai tersebut diatas dimasukkan ke dalam tabel 9


Tabel 9
T

T1

T2

T3

T4

A1

-1

(6)

-1

-4

A2

-4

-1

(2)

(6)

A3

(4)

(0)

(6)

-1

10

24

Karena semua nilai zij - cij < 0, maka pemecahan sudah optimum berarti jumlah
biaya angkutan sudah minimum
Z min z 4 c12 x12 c 23 x 23 c 24 x 24 c31 x31 c32 x32 c33 x33
2(6) 2(2) 0(6) 0(4) 2(0) 2(6)
12 4 0 0 0 12 28

Jumlah biaya angkutan (transport) yang minimum Rp 28 ratusan ribu rupiah (=


Rp 2.800.000). Suplai A1 sebanyak 6 ribu ton untuk memenuhi T2, suplai A2
sebanyak 8 ribu ton untuk memenuhi T2, sebanyak 2 ribu ton dan T4 sebanyak 6
ribu ton, suplai A3 sebanyak 10 ton, untuk memenuhi T1 sebanyak 4 ribu ton, T3
sebanyak 6 ribu ton. Nilai nol pada kotak (3,2) hanya mempunyai nilai matematis
teoretis akan tetapi tidak mempunyai arti secara praktis.
Pemecahan ini memerlukan 3 tabel, berarti ada 4 alternatif pemecahan, akan tetapi
hanya tabel yang ke-4 merupakan pemecahan optimum. Kalau kita perhatikan
setiap tabel memberikan nilai z = fungsi objektif yang semakin menurun sehingga
tercapai nilai z yang minimum
Tabel 2
Z 1 c11 x11 c12 x12 c 22 x 22 c 23 x 23 c 33 x 33 c 34 x 34
1( 4) 2( 2) 3( 4) 2( 4) 2( 4) 1(6)
4 4 12 8 8 6 42 ( alternatif 1)

Tabel 5

14

Z 2 c12 x12 c 22 x 22 c 23 x 23 c33 x33 c34 x34


2(6) 3(0) 2(8) 0( 4) 2(0) 1(6)
12 0 16 0 0 6 34 ( alternatif 2)

Tabel 7
z 3 c12 x12 c 23 x 23 c 24 x 24 c31 x31 c 22 x 22 c33 x 33
2(6) 2(8) 0(6) 0( 4) 2(0) 0(0)
12 16 0 0 0 0 28

Tabel 9
z 3 c12 x12 c 23 x 23 c 24 x 24 c31 x31 c32 x32 c 33 x 33
2(6) 2( 2) 0(6) 0(4) 2(0) 2(6)
12 4 0 0 0 12 28

Secara keseluruhan z1 z2 z3 z4 apabila ada k tabel, maka hasilnya akan seperti


berikut:
z1 z2 z3 zk, yang terakhir zk = z min, nilainya terkecil (minimum).

BAB IV
KESIMPULAN
Dari contoh problem yang telah diselesaikan dengan Metode Batu
Loncatan, dapat disimpulkan :
1. Metode Batu Loncatan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
memperoleh nilai transportasi terkecil atau dengan kata lain zij - cij 0.
Apabila belum terdapat nilai zij - cij 0 maka harus diselesaikan dengan
menggunakan arah loop

15

2. Dibandingkan dengan metode barat laut, metode batu loncatan (stepping


stone) dapat menghasilkan biaya yang lebih minimum dalam pendistribusian
barang.

DAFTAR PUSTAKA
Hamdy A. Taha.1996. Riset Operasi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jilid I.
Binarupa. Jakarta
Pangestu, Subagyo.dkk.1983. Dasar-Dasar Operation Research. Edisi 2. BPFEYogyakarta
Thierauf, Robert J. An Introductory Approach to Operation Research. John Wiley
and Sons, Inc. New York

16

Anda mungkin juga menyukai