AKUT ABDOMEN
A. Pengertian
Akut abdomen merupakan keadaan
gawat darurat yang tersering dalam
bedah umum . Tetapi banyak kasus
tidak memerlukan pembedahan dan
mungkin di perburuk oleh
laparotomy yang tidak tepat
( Peter C . Hayes , 1990 )
Akut abdomen merupakan istilah
yang digunakan untuk gejala
gejala dan tanda tanda dar nyeri
abdomen dan nyeri tekan yang tidak
spesifik tetapi sering terdapat pada
penderita dengan keadaan
intraabdominal akut yang berbahaya
( catastrophe )
( B.T, Cooper, 1999 )
Akut abdomen merupakan sebuah
tegnologi yang menunjukan adanya
keadaan darurat dalam abdomen
yang dapat berakhirdengan kematian
bila tidak di tanggulangi dengan
pembedahan
( WWW. Kalbe . co. id / Files / Cdk /
Files / II Akut Abdomen pada Alat
perencanaan orang dewasa. 2008 )
Akut abdomen adalah suatu kelainan
non traumatic yang timbul
mendadak dengan gejala utama di
daerah abdomen dan memerlukan
tindakan bedah segera
( http :/ Puskesmas palaran . Word
press com / saran / 2008. )
Kesimpulan : Akut abdomen adalah
keadaan gawat darurat dengan
gejala
gejala dan tanda tanda dari
nyeri abdomen dan nyeri
tekan yang tidak spesifik dan
memerlukan tindakan segera.
B. Patofisiologi
1. Etiologi
7) Nyeri iskemik
Nyeri iskemik merupakan tanda
adanya jaringan yang terancam
nekrosis , lebih lanjut akan tampak
tanda intoksikasi umum karena
reabsorbsitoksin dari jaringan
nekrosis
8) Nyeri pindah
Kadang nyeri berpindah sesuai
dengan perkembangan patologi ,
misalnya pada permulaan
appendiksitis , sebelum radang
mencapai permukaan peritoneum ,
nyeri visceral dirasakan di sekitar
pusat disertai rasa mual . setelah
radang terjadi di seluruh dinding
peritoneum , terjadi nyeri akibat
rangsangan nyeri peritoneum yang
merupakan nyeri somatic . saat ini
nyeri dirasakan tepat pada
peritoneum yng meradang.
d. Mual
e. Muntah
f. Pucat
g. Biasanya bising usus melemah
h. Anoreksia
3. Perjalanan penyakit
Perubahan fisiologis
Appendiksitis , Peritonitis ,
kolelitiasis , Gastritis , perforasi
Dan kehamilan ektopik
Pola normal abdomen terganggu
Proses peradangan , obstruksi
mekanis , neoplasma , / tumor
Kelainan vaskuler
Nyeri abdomen Kematian
Perubahan nutrisi Nyeri Resiko
Infeksi
4. Komplikasi
Keadaan darurat pada akut abdomen
jika tidk di tanggulangi dengan
segera dapat menyebabkan
kematian.
C. Pentalaksanaan medis
1. Tes diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
1) kultur darah urine dan feces :
banyak kasus abdomen akut yang
disertai dengan bakteremia atau
septicemia ; kultur darah yang
dilakukan sedini mungkin sering kali
bermanfaat untuk penanganan
kemudian
2) mengukur amylase serum , urea
dan elektrolitdan pemeriksaan darah
lengkap dan urinalis
b. pemeriksaan radiologis
1) Rongent thorak
Rongent thorak dilakukan untuk
memperlihatkan pneumoperitonium
yang sedikit dari foto abdomen
tegak . diperlukan waktu minimal 10
menit pada posisi tagak untuk udara
supaya terkumpul di bawah
diafragma , hanya 75% perforasi
menunjukan udara bebas . juga
membantu untuk menyingkirkan
kelainan patologis intra thorak
sbagai penyebab nyeri.
2) Rongent abdomen
a) Foto terlentang : menunjukan
caliber usus , distensi udara,
perpindahan organ dan bayangan
Psoas serta ginjal
b) Foto tegak : menunjukan batas
cairan yang terjadi pada ; ileus
paralitik , obstruksi intestinal ,
hipoklemi , uremi , thrombosis
mesentrik , gastroenteritis , normal
( panjang kurang dari 2,5 cm )
c) Foto dekubitus lateral :
menunjukan pneumoperitoneum
pada penderita yang skit parah
untuk mengembalikan foto tegak.
c. Ultrasound scanning
Meupakan indikasi untuk visualisasi
kecurigaan terhadap penyakit
saluran empedu , penyakit
obstruksi rendah
d. Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala
karena pada akut abdomen terjadi
perangsangan peritoneum yang
secara reflek akan mengakibatkan
ileus paralitik.
E. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan
agen cidera biologis , obstruksi /
spasme duktus , proses inflamasi ,
iskemik jaringan / nekrosis
2. Nutrisi , perubahan kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorpsi
nutrient , status hipermetabolik
3. Infeksi , resiko tinggi terhadap
tidak adekuatnya pertahanan utama ;
perforasi / rupture pada appendiks ,
peritonitis , pembentukan abses
4. Kurang pengetahuan ( kebutuhan
belajar )tentang kondisi , prognosis
dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan
interpretasi informasi , kurang
mengingat
F. Perencanaan asuhan keperawatan
1. Diagnose I : nyeri berhubungan
dengan agen cedera biologis :
obstruksi / spasme duktus , proses
inflamasi , iskemia
jaringan / nekrosis
Tujuan : melaporkan nyeri hilang
atau terkontrol
K. hasil : menunjukan penggunaan
keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan sesuiindikasi
untuk situasi individual
Intervensi :
1. Mandiri
a. Observasi dan catat lokasi nyeri ,
beratnya (skala 0 10 )dan karakter
nyeri ( menetap , hilang timbul ,
kolik )
metabolikuntuk mencegah
penurunan kalori dan simpanan
energy
c. Anjurkan istirahat sebelum makan
Rasional : menenangkan peristaltic
dan meningkatkan energy
untuk makanan
d. Barikan kebersihan oral
Rasional : mulut yang bbersih dapat
meningkatkan rasa
Makan
e. sediakan makanan dalam ventilasi
yang baik , lingkungan
menyenangkan
Rasional : lingkungan yang
menyenangkan menurunkan
strees dan lebih kondusif untuk
makan
f. batasi makanan yang dapat
menyebabkan kram abdomen , flatus
Rasional : mencegah serangan akut
2. kolaborasi
a. pertahankan puasa sesuai
indikasi
Rasional : istirahatkan usus
manurunkan peristaltic dan diare
dimana menyebabkan malabsobsi
b. mulai / tambahkan diet sesuai
indikasi , missal : cairan jernih maju
menjadi makanan yang
dihancurkan , rendah sisa ,
kemudian protein tinggi kalori , dan
rendah serat sesuai indikasi
Rasional : memungkinkan saluran
usus untuk mematikan
kembal proses pencernaan . proten
perlu untuk
penyembuhan integriitas jaringan ,
rendah serat
menurunkan respons peristaltic
terhadap makan
3. Diagnose III : Infeksi , resiko
tinggi terhadap tidak adekuatnya
pertahanan utama :perforasi /
rupture pada
appendiks , peritonitis ,
pembentukan abses
Tujuan : setelah melakukan tindakan
keperawatan
selama.x/24 jam diharapkan infeksi
tidak terjadi
K. hasil : meningkatkan
penyembuhan luka dengan benar ,
bebas dari tanda infeksi / inflamasi
drainase
purulen , eritema dan demam
Intervensi :
1. Mandiri
a. Awasi tanda vital , perhatikan
adanya demam , menggigil ,
berkeringat , perubahan mental ,
meningkatnya nyeri abdomen
Rasional : dugaan adanya infeksi /
terjadinya sepsis ,
peritonitis
b. Lakukan pencucian tangan yang
baik dengan perawatan luka
aseptic , berikan perawatan peripura
Rasional : menurinkan resiko
penyebaran bakteri
c. Lihat insisi dan balutan . catat
karakteristik drainase luka / drain ,
adanya eritema
Rasional : memberikan deteksi dini
terjadinya proses infeksi
pengawasan penyembuhan
peritonitis yang telah
ada sebelumnya
d. Berikan informasi yang tepat jujur
pada pasien / orang terdekat
Rasional : pengetahuan tantang
kemajuan status pemberian /
memberikan dukungan emosi ,
membantu
menurunkan ansietas
2. Kolaborasi
a. Ambil contoh drainase bila
diindikasikan