Anda di halaman 1dari 42

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

;
HUBUNGAN KURIKULUM DENGAN ;MODUL
PERENCANAAN PEMBELAJARAN ; ;

; ;
PENDAHULUAN

urikulum merupakan bagian penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara


sistem kurikulum terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan
dan mempengaruhi. Komponen tersebuat adalah tujuan, materi, metode, dan
evaluasi.
Dari keempat komponen kurikulum tersebut, tujuan atau kompetensi dasar
dijadikan fokus utama dalam pengembangan, artinya ketiga komponen lainnya harus
dikembangkan dengan mengacu pada komponen tujuan. Dalam KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) guru harus memahami bagaimana mengembangkan
kutikulum yang sesuai dengan tingkat satuan pendidikan masing-masing. Artinya
guru harus dapat mengembangkan Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP)
sesuai dengan hakikat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pada modul pertama ini Anda akan diantarkan kepada suatu pemahaman
tentang bagaimana hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran, supaya
lebih memahami secara mendalam maka akan dibahas mulai dari uraian konsep,
hakikat dan prinsip kurikulum serta konsep dan manfaat perencanaan pembelajaran
dan beberapa model perancanaan pembelajaran.
Setelah Anda mempelajari modul ini diharapkan dapat:
1) menjelaskan pengertian kurikulum
2) menjelaskan pengertian rencanan pembelajaran
3) menjelaskan manfaat rencana pembelajaran
4) menjelaskan hubungan kurikulum dengan rencana pembelajaran
5) menjelaskan konsep dan prinsip KTSP
6) menjelaskan model-model perancanaan pembelajaran.
Untuk membantu Anda mencapai tujuan-tujuan tersebut, pada modul ini akan
dibahas hal-hal sebagai berikut.
1) pengertian kurikulum
2) pengertian perencanaan pembelajaran
3) manfaat perencanaan pembelajaran
4) hubungan kurikulum dengan rencana pembelajaran
5) konsep dan prinsip KTSP
6) model-model perencanaan pembelajaran
Agar anda dapat mencapai hasil yang diharapkan, ada beberpa petunjuk yang
perlu Anda pahami dengan baik, yaitu sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini agar Anda dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang diinginkan dan apa yang
akan dipaparkan selanjutnya.

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

2. Baca sepinta bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci (keywords)
dan kata-kata yang dianggap baru (new vocabularies). Kemudian carilah
pengertian dari kata-kata kunci dan kata-kata baru tersebut baik melalui
paparan buku ini maupun dari kamus.
3. Pahami berbagai konsep, bagian demi bagian yang dipaparkan dalam modul
ini, baik melalui kegiatan belajar mandiri maupun diskusi dengan mahasiswa
yang lain.
4. Sebagai bahan pengayaan dan untuk menambah wawasan, usahakanlah
mempelajari sumber-sumber lainnya yang relevan.
5. Setelah itu, ujilah kemampuan Anda dengan mencoba menjawab soal-soal
yang telah disediakan, kemudian ukurlah tingkat pemahaman Anda dengan
mencocokkan jawaban dan menghitungnya dengan menggunakan rumus yang
telah disediakan.
Selamat belajar
*****

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

PERENCANAAN PEMBELAJARAN SEBAGAI BAGIAN


DARI KURIKULUM

urikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, itu sebabnya dalam
lembaga pendidikan harus selalu ada kurikulum. Pengembangan kurikulum suatu
lembaga pendidikan akan selalu dipengaruhi oleh visi misi lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Dalam prosesnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan lembaga
pendidikan yang bersangkutan khususnya oleh kemampuan guru dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum. Pengembangan kurikukum yang dilakukan
guru di Madrasah adalah mengembangkan silabus dan mengembangkan rencana
pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memahami apa yang dimksud kurikulum
dan apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran.

A. PENGERTIAN KURIKULUM
Pada awalnya istilah kurikulum (curriculum) digunakan dalam dunia olahraga
berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start
sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Istilah kurikulum selanjutnya
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang
harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh ijazah. Pengertian tersebut dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kurikulum. Banyak pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para
ahli, tetapi dalam bahasan ini beberapa pendapat ahli yang mengemukakan pengertian
kurikulum di antaranya :
- Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk kegiatan belajar, bagaimana
mengembangan proses belajar siswa dan bagaimana mengembangkan
kemampuan siswa secara individu (Hilda Taba, 1962)
- Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus
ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau untuk
memperoleh ijazah (Robert Zais, 1976;7).
- Kurikulum adalah suatu rencana yang memberikan pedoman dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain, kurikulum adalah rencana pendidikan atau
pembelajaran (Mc. Donald (1965;3)
- Kurikulum diartikan sebagai semua kegiatan anak didik yang direncanakan dan
disediakan oleh sekolah (Beauchamp, 1964;4). Kegiatan yang dimaksud adalah
seluruh pengalaman siswa di sekolah, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, maupun pengalaman lainnya.
- Sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu
dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum
Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

tersebut yaitu: (1) Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan, (2) Kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide, (3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut
dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum.
Secara teoretis, dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis. (4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan (Said Hamid Hasan, 1988)
Masih banyak pengertian kurikulum dikemukakan oleh para ahli tetapi dalam
modul ini diusahakan Anda dapat memahami dan menyimpulkan dari pengertian
tersebut sehingga secara implementasi Anda tidak mendapat kesulitan dalam
penerapan kurikulum di madrasah. Kurikulum dapat dikatakan sebagai segala upaya
sekolah/madrasah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah/madrasah, maupun di luar sekolah/madrasah. Kegiatan
kurikulum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Di dalam intrakurikuler guru harus membuat
perencanaan pembelajaran sehingga kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa dapat
dilakukan secara sistematis dan sistemik. Salah satu kewajiban dan tanggungjawab
guru di madrasah adalah membuat perencanaan pembelajaran. Menyusun
perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan kurikulum secara operasional yang
dilaksanakan oleh guru. Dengan demikian kegiatan menyusun perencanaan
pembelajaran merupakan bagian dari kegiatan pengembangan kurikulum.

B. KOMPONEN KURIKULUN
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen satu
sama saling mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut membentuk suatu sistem
yang memiliki keterkaitan dan ketergantungan antar komponen.
a.

Komponen Tujuan

Dalam KTSP komponen tujuan pembelajaran juga akan terlihat dari rumusan
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) maupun indikator. Komponen
tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam rumusan tujuan
kurikulum yang lebih umum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang
dianut masyarakat. Bahkan, dalam rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat
yang dicita-citakan. Misalnya, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat
Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu
kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Tetapi dalam rumusan
KD dan indikator harus bersifat operasional yang menggambarkan hasil belajar yang
sesuai dengan potensi siswa dan masyarakat.
b.

Komponen Isi/Materi Pelajaran

Komponenen Isi merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman


belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek bahan
pelajaran baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang
biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun
aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan
untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
4

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

c.

Komponen Metode/Strategi

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan


kurikulum. Komponen ini merupakan gambaran proses kegiatan belajar mengajar
yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Tujuan yang harus dicapai perlu didukung dengan strategi yang sesuai
untuk mencapainya. Gambaran pembelajaran yang akan ditempuh guru dan siswa
akan terlihat dalam strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Selanjutnya strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas
dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
d.

Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pengembangan kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu
dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi yang baik haruslah memiliki alat
ukur yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable), dan memadai (adequate). Pada
pelaksanaannya evaluasi atau pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara tes tertulis
(written test), tes lisan (oral test), ataupun tes praktik (performance test).
C.

Prinsip Kurikulum

Secara umum terdapat beberapa prinsip dalam kurikulum, prinsip ini


merupakan landasan yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.
Di antaranranya prinsip berorientasi pada tujuan, fleksibeklitas, relevansi,
efektivitas, efisiensi, kontinutas dan terpadu.
a)

Berorientasi pada tujuan

Dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum secara prinsip harus


berfokus pada tujuan kurikulum yang lebih umum. Tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh lembaga pendidikan harus berfokus pada tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh satu mata pelajaran atau bidang studi
harus berfokus pada tujuan lembaga pendidikan maupun visi dan misi lembaga
pendidikan yang bersangkutan. Demikian pula, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh dalam satu kali pertemuan pembeljaran atau lebih harus melihat pada
tujuan mata pelajaran. Pada akhirnya jika memilih bahan pelajaran, starategi, dan
evaluasi pembelajaran harus melihat pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

b)

Prinsip relevansi

Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap pendidikan


perlu penerapan prinsip relevansi dalam pengembangan kurikulum. Prinsip relevansi
atau kesesuaian merupakan kesesuaian kurikulum dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat, baik kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini
maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang. Intinya, kurikulum
harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa
adaptabel dengan -dan bisa memenuhi harapan dan kebutuhan- situasi dan kondisi
kehidupan masyarakat. Agar kurikulum bisa memenuhi prinsip relevansi eksternal,
seorang pengembang kurikulum harus memiliki pengetahuan dan wawasan tentang
kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang. Demikian pula perlu adanya
kesesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem
yang dibangun oleh sub sistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi
yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, belajar, dan kemampuan siswa.
Suatu kurikulum yang baik adalah yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitu
adanya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Hal ini harus diperhatikan
karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi, metode, dan sistem evaluasi
tersendiri. Ketidaksesuaian dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan
kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Artinya guru dituntut
untuk menerapkan prinsip ini dalam pengembangan silabus maupun perencanaan
pembelajaran.
c)

Prinsip fleksibilitas

Dalam KTSP sangat dituntut adanya prinsip fleksibilitas artinya kurikulum


harus tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum
didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang
pendidikan tertentu. Pengembangan kompetensi dan penguasaan konsep-konsep
mata pelajaran harus dikembangkan secara fleksibel. Meskipun demikian, dalam hal
strategi yang di dalamnya tercakup metode atau teknik- kurikulum harus fleksibel.
Dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang mampu memberikan
alternatif dalam pencapaian tujuannya melalui berbagai metode atau cara-cara
tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum
itu diterapkan.
d)

Prinsip berkesinambungan

Urutan kegiatan pembelajaran maupun materi pembelajaran harus dilakukan


secara berkesinambungan. Salah satu prinsip dalam kurikulum adalah
berkesinambungan artinya dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan secara proses, evaluasi maupun bahan yang diberikan pada siswa.
Prinsip ini sangat membantu implementasi kurikulum karena dapat melaksanakan
kegiatan secara berkelanjutan. Pada akhirnya akan menentukan terhadap kegiatan
belajar siswa, kemampuan dan pengalaman siswa yang dilakukan siswa secara
bertahap dan sistematis.
Prinsip berkesinambungan atau kontinuitas meupakan prinsip kurikulum yang
menuntut pengembangan secara sinambung antar kelas maupun sinambung
antarjenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar
6

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih
rendah harus menjadi dasar, dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya.
Dengan demikian, akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat
awal siswa (prerequisite) untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan
program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over laping ) yang bisa
menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya
kerjasama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang
pendidikan.
e)

Prinsip Efisiensi

Kurikulum yang dikembangkan perlu memperhatikan prinsip efisiensi.


Kurikulum harus bisa dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
Pemahaman kondisi sekolah, kemampuan guru dan siswa merupakan lngkah awal
untuk mempertimbangkan pengembangan kurikulum, sehingga dapat mengukur dan
menentukan komponen-komponen dalam kurikulum. Meskipun gambaran situasi dan
kondisi tentang tempat itu tidak detai betul, tetapi paling tidak gambaran umumnya
harus diketahui. Pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembang kurikulum
untuk mendesain kurikulum yang memenuhi prinsip praktis, memungkinkan untuk
diterapkan. Dengan demikian dapat menerapkan kurikulum tepat dalam waktu, tepat
dalam bahan, isi, proses dan tepat dalam biaya.
f)

Prinsip Efektivitas

Prinsip efektivitas merupakan prinsip dalam pengembangan kurikulum yang


lebih banyak memperhatikan pada tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum merupakan
instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan
apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan dalam
pemilihan dan penentuan isi, metode, dan sistem evaluasi, serta model konsep
kurikulum apa yang akan digunakan. Disamping itu, juga akan mengarahkan dan
memudahkan dalam implementasi kurikulum itu sendiri. Tujuan yang telah dicapai
dalam kurikulum berguna bagi siswa.
g)

Prinsip terpadu

Prinsip terpadu atau intergritas merupakan prinsip satu kesatuan artinya dalam
pengembangan kurikulum antara komponen satu dengan komponen yang lainnya
harus sesuai, terkait dan mendukung. Komponen tujuan pembelajaran, isi pelajaran,
kegiatan belajar dan evaluasi pembelajaran sesuai konteks system dalam kurikulum.
Demikan pula dalam capaian tujuan pembentukan kemampuan siswa harus terpadu
antara tujuan kognitif, afektif dan psikomotor
Untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran terlebih dahulu guru harus
memhami konsep, prinsip dan komponen kurikulum dan pembelajaran. Pemahaman
terhadap konsep, prinsip dan komponen kurikulum akan mempermudah guru dalam
mengidentifikasi, memilih, dan menyusun perencanaan pembelajaran.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, itu sebabnya
kurikulum menjadi mutlak dalam lembaga pendidikan. Pengembangan kurikulum selalu
dipengaruhi oleh visi misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dalam prosesnya
Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

sangat dipengaruhi oleh kemampuan lembaga pendidikan khususnya oleh kemampuan


guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum.
Pengembangan kurikukum yang dilakukan guru di Madrasah adalah mengembangkan
silabus dan mengembangkan rencana pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu
memahami apa yang dimksud kurikulum dan apa yang dimaksud dengan perencanaan
pembelajaran.

Petunjuk: Jawablah pertanyaan dengan singkat dan tepat!


1) Jelaskan apa yang dimaksud kurikulum dan bagaimana hubungan antar
komponen-komponen yang ada dalam kurikulum
2) Jelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum !
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Kurikulum sebagai suatu sistem dan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, secara operasional dalam pembelajaran diperlukan adanya
rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, tetapi secara umum
setiap madrasah memiliki kurikulum yang memberikan pedoman untuk
penyelenggaraan pendidikan.
2) Untuk mencapai tujuan kurikulum madrasah yang telah ditetapkan, unsur
madrasah maupun guru dalam mengembangkan kurikulum harus selalu
mempertimbangkan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan kurikulum.

Beberapa butir penting yang telah Anda pelajari dari kegiatan


belajar ini adalah sebagai berikut.
1. Istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu
dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi
kurikulum tersebut yaitu: (1) Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan, (2)
Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) Kurikulum sebagai suatu
kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu
realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis, dimensi kurikulum
ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
(4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan (Said Hamid Hasan, 1988)

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

2. Kurikulum sebagai suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain
terdidi dari komponen tujuan, isi, proses dan evaluasi.
3. Untuk mengembangkan atau menyusun suatu kurikulum harus
berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum diantaranya
berorientsi pada tujuan, fleksibel, relevan, kontinutas, terpadu efektif
dan efisien.

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!


1. Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk kegiatan belajar, bagaimana
mengembangkan proses belajar siswa dan bagaimana mengembangkan
kemampuan siswa secara individu
A. Kurikulum adalah perencanaan pembelajaran
B. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian kurikulum
C. Perencanaan pembelajaran berbeda dengan kurikulum
D. Kurikulum adalah perencanaan tertulis
2. Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang
terkait dan berhubungan, komponen kurikulum adalah :
A. Tujuan, isi, metode dan evaluasi
B. Tujuan, bahan, isi, metode
C. Tujuan, isi dan evaluasi
D. Tujuan, evaluasi, kegiatan belajar dan proses belajar
3. Salah satu komponen kurikulum adalah tujuan pembelajaran, rumusan tujuan
akan tergambar dalam :
A. Isi pelajaran
B. Evaluasi pembelajrn
C. Media pembelajaran
D. Kompentensi Dasar
4. Kurikulum harus memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan
dan tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang
diprediksi pada masa yang akan datang, merupakan prinsip
A. Fleksibel
B. Relevansi
C. Efektivitas
D. Efisiensi
Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

5. Pembelajaran harus banyak memperhatikan pada arah standar kompetensi yang


ingin dicapai. Kurikulum ini menganut prinsip
A. Integritas
B. Berorientasi tujuan
C. Efektivitas
D. Efisiensi
6. Kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan
dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:
A. Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan, rencana tertulis, dan sebagai hasil
B. Kurikulum sebagai ide, proses, dan hasil
C. Kurikulum sebagai suatu ide, rencana tertulis, proses dan sebagai hasil
D. Kurikulum sebagai dokumen, pelaksanan dan hasil.
7. Lebih menitik beratkan pada pencapaian kurikulum dalam prosesnya hemat
waktu, biaya, bahan, dan tenaga, tetapi tujuan tercapai, hal ini sesuai dengan
prinsip ;
A. Fleksibel
B. Relevansi
C. Efektivitas
D. Efisiensi
8. Pembelajaran yang mempertimbangkan pada kegunaan hasil belajar dan tujuan
di samping itu didukung oleh proses yang tepat dalam mencapai tujuan
A. Fleksibel
B. Relevansi
C. Efektivitas
D. Efisiensi
9. Kurikulum diartikan sebagai semua kegiatan anak didik yang direncanakan dan
disediakan oleh sekolah (Beauchamp, 1964;4). Kegiatan yang dimaksud adalah:
A. Seluruh pengalaman intelektual, emosional, dan sosial.
B. Seluruh pengalaman siswa di sekolah, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, maupun pengalaman lainnya
C. Pengalaman siswa dalam intelektual
D. Seluruh pengalaman siswa di sekolah, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, epresiasi, maupun pengalaman lainnya
10. Komponen-komponen dalam kurikulum harus saling berhubungan,
ketergantungan, dan menjadi sistem yang utuh.
A. Terpadu
B. Fleksibel
C. Relevansi
D. Koherensi

10

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1


yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ______________________________
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100% = Baik sekali
80 % - 89% = Baik
70% - 79 % = Cukup
< 70% = Kurang

X 100 %

Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Perencanaan Pembelajaran

11

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN KTSP

opik ini akan membahas tentang konsep, prinsip KTSP dan perencanaan
pembelajaran KTSP. Pada pasal 36 Undng-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan disusun dan dikembangkan : a) dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, b) sesuai dengan
jenjang pendidikan dan c) dalam kerangka kesatuan Republik Indonesia. Kurikulum
sebelumnya cenderung disebut sebagai kurikulum sentalisasi karena semua desain
dan paparan pelaksanaan kurikulum bersifat sentralisasi. Satuan pendidikan kurang
diberikan kesempatan untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Dalam rangka memfasilitasi prinsip kurikulum maka setiap daerah dan lembaga
pendidikan harus sudah siap dengan kurikulum yang berpihak pada kepentingan
daerah, lembaga pendidikan dan siswa. Kurikulum tersebut yang dimaksud adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuannya tidak lain supaya khasanah
nasional yang berupa karakteristik dan budaya masing-masing daerah maupun
khasanah lembaga pendidikan seperti potensi madrasah atau siswa dapat
diakomodasi dalam kurikulum. Kurikulum berdasarkan amanat otonomi pendidikan
harus dipelihara dan disesuaikan dengan potensi daerah, demikan pula dengan variasi
tingkat kemampuan peserta pendidikan harus menjadi perhatian dalam
pengembangan KTSP.

A. KONSEP

DAN

HAKIKAT KTSP

Pada hakekatnya kurikulum merupakan kegiatan pengalaman belajar yang


direncanakan dan terprogram yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah di
bawah bimbingan sekolah. Kegiatan kurikulum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan
yaitu kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Kegiatan tersebut
harus dilaksanakan secara sistematis dan sistemik, sehingga tujuan kurikulum secara
utuh dapat dicapai.
Kurikulum diartikan juga seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang dikembangkan harus mengacu pada visi, misi dan tujuan lembaga
pendidikan. Sehingga kurikulum tersebut menjadi alat untuk mencapai arah yang
telah ditetapkan dalam kurikulum.
KTSP merupakan perwujudan otonomi daerah dan pendidikan yang harus
diakomodasi oleh lembaga pendidikan. KTSP adalah kurikulum opersional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum operasional
12

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

artinya program pembelajaran yang dapat memberikan gambaran desain atau rencana
pembelajaran secara jelas, terarah, dan prosedurnya mudah dilaksanakan. Kurikulum
ini harus disusun dan dikembangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan.
KTSP merupakan bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, karena dalam
pengembangannya semua komponen mengacu pada pembentukan kemampuan yang
sesuai dengan SKL, SI dan SP yang telah ditetapkan. Secara umum Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai madrasah pada jenjang pendidikan
tertentu harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional mencakup komponen
ketakwaan, akhlak, pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian,
kreativitas, kesehatan dan kewarganegaraan. Semua komponen pada tujuan
pendidikan nasional harus tercermin pada kurikulum dan sistem pembelajaran pada
semua jenjang pendidikan. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tugas
madrasah adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadikan
siswa memiliki kemampuan untuk hidup di masyarakat dan ikut menyejahterakan
masyarakat. Lulusan madrasah harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
berperilaku yang baik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan telah ditetapkan SKL dan Kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa, di dalamnya terdapat prinsip diversifikasi yang artinya
kurikulum ini sebagai proses penyesuaian, perluasan, pendalaman materi
pembelajaran agar dan melayani keberagaman kebutuhan dan tingkat kemampuan
peserta didik serta kebutuhan lingkungan atau daerah dengan berbagai
kompleksitasnya. Untuk itu peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pengembangan lebih rinci dalam kompetensi dasar dapat dikaji dari pengembangan
indikator dalam KTSP. Oleh karena itu kurikulumnya harus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan satuan pendidikan di bawah koordinasi Departemen Agama
Kabupaten/kota atau Dinas Pendidikan Kab/kota maupun provinsi. Pada dasarnya
pengembangan KTSP harus mengacu pada SI, SP dan SKL yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
SKL merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan
untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu,
teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada
kebutuhan peserta didik. Itu sebabnya KTSP disebut sebagai kurikulum yang berbasis
kompetensi tetapi relevan dengan potensi siswa maupun potensi daerah.
SKL merupakan patokan mutu, baik evaluasi bersifat mikro pada kualitas proses
dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro seperti efektifitas dan
efisiensi program pendidikan, sehingga madrasah akan melahirkan standar mutu
yang dapat dipertanggung jawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
SKL harus dirumuskan dan dikembangkan pada SK dan KD yang pada akhirnya
dijabarkan pada indikator-indikator berdasarkan potensi siswa dan madrasah.

B. PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)


Secara umum dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
prinsip yang dijadikan landasannya adalah prinsip-prinsip umum kurikulum seperti
yang telah dikemukakan terdahulu seperti beorientasi pada tujuan, fleksibel,

Perencanaan Pembelajaran

13

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

integritas, terpadu, efektif dan efisien. Sedangkan secara khusus prinsip landasannya
adalah harus :
1.

Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan


Peserta Didik
Potensi, perkembangan, dan kebutuhan peserta didik merupakan foktor pertama
yang menjadi perhatian dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Potensi setiap siswa di masing-masing madrasah akan berbeda,
begitu pula dengan kebutuhan dan perkembangannya. Itu sebabnya kurikulum
ini esensinya mengembangkan kompetensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mencapai tujuan
tersebut potensi peserta didik tetap selalu menjadi perhatian utama.

2.

Berpusat Pada Lingkungan dan kebutuhan dunia kerja


Lingkungan merupakan bagian yang menjadi pertimbangan dalam kurikulum ini.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah atau lingkungan peserta
didik. Pengalaman belajar yang dilakukan siswa juga harus berbasis pada
lingkungan sekolah maupun lingkungan siswa tinggal. Lingkungan merupakan
bagian dari sumber bahan ajar, sehingga kemampuan siswa dapat lebih diperkaya
dengan bahan ajar yang ada dilingkungan siswa.

3.

Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti, dan Pengahayatan nilai-nilai


Budaya.
Keimanan, budi pekerti, dan nilai-nilai budaya perlu digali, dipahami dan
diamalkan untuk mewujudkan karakter dan martabat bangsa. Prinsip ini harus
selalu menjadi anutan, karena kemampuan dasar siswa yang pertama adalah
kemampuan keimanan, budi pkerti, dan penghayatan nilai-nilai budaya

4.

Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestika.


Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memperhatikan keseimbangan etika,
logika, estetika dan kinestika. Menjadi siswa yang harmonis merupakan bagian
dari esensi kurikulum yang akan dicapai dalam KTSP. Pembelajaran yang berkaitan
dengan etika, logika, estetika dan kinestetika harus menjadi acuan dalam
kurikulum ini.

5.

Tanggap Terhadap Perkembangan IPTEK


KTSP dikembangkan harus berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di lingkungannya. Lingkungan tersebut harus dapat mengakomodasi
dari lingkungan terjauh sampai pada lingkungan terdekat atau lingkungan
madrasah atau masyarakat. Walaupun KTSP tetapi sumber perkembangan IPTEK,
seperti penggunaan ICT atau bidang lain menjadi prinsip yang harus
dipertimbangan oleh siswa.

6.

Penguatan Integritas Nasional.


Penguatan Integritas nsional dicapai melalui pendidikan yang menumbuh
kembangkan dalam diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia melalui pemahaman
dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa
Indonesia yang mampu memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia.
Madrasah di bawah yayasan keagamaan tidak boleh merancang muatan kurikulum

14

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

yang menanamkan fanatisme daerah atau aliran sehingga merusak intergritas


nasional atau nilai kebangsaan.
7.

Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi.


Kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih dan menilai
pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh
ketidakpastian serta menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi. Selain itu, teknologi informasi harus dijadikan sebagai jembatan untuk
mencari atau mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

8.

Pengembangan Kecakapan Hidup


Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui budaya membaca, menulis,
dan kecakapan hitung, keterampilan, sikap, dan perilaku kreatif, kooperatif,
dan kompetitif, dan kemampuan bertahan hidup

9.

Pilar Pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan pondasi belajar kedalam lima pilar sesuai dengan
panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu: (a) belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami
dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif; (d) belajar untu hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan; ( e)
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

10. Menyeluruh dan Berkesinambungan


Kompetensi mencakup keseluruhan dimensi kemampuan yatu pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku yang disajikan secara
berkesinambungan mulai dari usia TK atau RA samapai dengan pendidikan
menengah.
11. Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan pendidikan
peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat dengan mencerminkan keterkaitan
antara unsure-unsur unsure-unsur penidikan formal, non formal dan informal
sambil memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembangan serta pengembangan manusia seutuhnya.

C. PERENCANAAN PEMBELAJARAN

DALAM

KTSP

Salah satu tugas yang harus dilakukan guru adalah merencanakan


pembelajaran. Dalam KTSP memiliki karakteristik perencanaan pembelajaran tertentu
yang memberikan peluang seluas-luasnya pada sekolah dan guru untuk
mengembangkan rencana pembelajaran berbadaskan pada otonomi pendidikan
khususnya berkaitan dengan pengembangan potensi siswa dan daerah.
1.

Konsep Perencanaan Pembelajaran dalam KTSP

Rencana pembelajaran adalah gambaran operasional yang disusun secara


sistematis dan sistemik di dalamnya memuat komponen-komponen tujuan
pembelajaran apa yang ingin dicapai, cara menilai apa yang digunakan, materi
Perencanaan Pembelajaran

15

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

pelajaran apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana


media dan sumber belajarnya. Rencana pembelajaran harus menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran yang sistematis sesuai tingkatan Kompetensi
Dasar (KD) dan Standar Isi (SI). Komponen rencana pembelajaran dikembangkan
dari rumusan yang paling umum ke yang khusus dan operasional sehingga
memudahkan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran. Bentuk rencana pembelajaran
yang harus dibuat guru meliputi bentuk program, silabus dan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Tentu yang namanya perencanaan pembelajaran dalam
KTSP menuntut masing-masing lembaga pendidikan memiliki karakteristik yang
berbeda.
Fungsi perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar guru lebih siap dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Seorang guru yang baik akan senantiasa
menyiapkan dahulu perencanaan tertulis maupun yang tidak tertulis.
Seperti telah diuraikan diatas bahwa komponen-komponen yang harus
dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran adalah tujuan, materi/bahan,
strategi/metode dan media, serta evaluasi. Hal ini akan berkaitan dengan
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran, bahan ajar yang akan dipelajari
dan sistem penilaian. Pada dasarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman guru dan siswa dalam implementasi pembelajaran, sehingga pembeljaran
dapat dilaksanakan secara sistematis, sistemik, efisien dan efektif. Di samping itu,
rencana pembelajaran dapat memberikan gambaran tentang proses maupun hasil
pembelajaran. Salah satu yang dapat mempengaruhi mutu implementasi kurikulum
adalah efektivitas perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan
pembelajaran harus berfungsi sebagai rancangan aktivitas yang akan dilaksanakan
siswa serta menggambarkan kompetensi yang akan dikuasai siswa.
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian dari pengembangan kurikulum.
Hal ini dapat dilihat dari subtansi pengertian kurikulum yang mengidikasikan bahwa
rencana pembelajaran adalah sebagai ide, dokumen, proses, dan sebagai hasil.
Sebagai ide artinya perencanaan pembelajaran harus dibuat berdasarkan kajian guru
terhadap keterpaduan kompetensi dasar dengan potensi siswa maupun daerah untuk
dikembangkan pada indikator, kegiatan pembelajaran, isi dan sistem evaluasi
pembelajaran. Sebagai dokumen artinya perencanaan pembalajaran merupakan bukti
tertulis yang memberikan gambaran kegiatan pembelajaran. Sebagai proses artinya
perencanaan pembelajaran merupakan implementasi tujuan, isi, kegiatan, dan
sistem evaluasi yang sistematis dan sistemik berdasarkan standar yang telah
ditetapkan. Sebagai hasil artinya prilaku yang sudah dicapai siswa semata-mata
berdasarkan hasil proses pembelajaran.
Komponen-komponen yang ada dalam perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan komponen-komponen kurikulum dan harus dikembangkan secara integritas
dan utuh. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan guru harus menggambarkan
suatu rencana yang operasional sebagai perwujudan dari kurikulum madrasah
yang bersangkutan.
2.

Prinsip Perencanaan Pembelajaran dalam KTSP

Secara umum prinsip perencanaan pembelajaran merupakan bagian dari prinsip


pengembangan kurikulum, walaupun demikian perencanaan pembelajaran terutama
16

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

dengan pendekatan KTSP memiliki prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah


sebagai berikut :
a. Harus memuat komponen-komponen perencanaan pembelajaran yang sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan
Perencanaan pembelajaran KTSP harus bersifat dekonsentrasi artinya
perencanaan yang dikembangkan harus berorientasi pada acuan Standar Nasional
Pendidikan. Standar kompetensi, standar isi dan standar proses merupakan acuan
yang harus perhatikan dan dikembangkan sesuai dengan potensi siswa maupun
lingkungan.
b. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai Standar Nasional
Pendidikan
Komponen pertama yang harus ada dalam perencanan pembelajaran adalah
standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Pengembangan perencanaan pembelajaran dalam KTSP yang
berkaitan dengan komptensi dasar adalah pengembangan pada indikator hasil
belajar yang disesuaikan dengan potensi dan lingkungan siswa.
c. Mengembangkan potensi siswa sebagai fokus pembelajaran
Focus pengembangan perencanaan pembelajaran dalam KTSP adalah
pengembangan potensi siswa yang mengarah pada komptensi dasar yang telah
ditetapkan.
d. Mengembangkan indikator pembelajaran berdasarkan kajian potensi siswa dan
potensi lingkungan
Salah satu proses awal yang harus diperhatikan guru dalam perencanaan
pembelajaran adalah mengembangkan indikator dari kompetensi dasar yang
disesuaikan dengan potensi siswa. Guru harus memahami sampai tingkat mana
potensi yang dimiliki siswa di kelasnya berkaitan dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai dalam pembelajaran.
e. Mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis pada KBK dan KTSP.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang mengarah
pada pembentukan kompetensi siswa dan capaian visi misi sekolah, sehingga
prinsip-pinsip KBK dan KTSP harus diperhatikan.
f. Mengembangkan sistem evaluasi pembelajaran berbasis KBK dan KTSP
Eavaluasi pembelajaran yang dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran
KTSP harus berbasis pada penilaian kelas, portofolio, dan performance siswa.
g. Fleksibel disesuaikan dengan potensi siswa dan lingkungan
Salah satu esensi KTSP adalah disesuaikan dengan potensi siswa dan lingkungan,
tetapi standar atau kompetensi dasarnya sudah ditentukan. Artinya dalam
pengembangan semua komponen dalam perencanaan pembelajaran harus fleksibel
dikembangan yang mengacu pada draft nasional.
h. Mendorong dan memfasilitasi siswa supaya lebih termotivasi untuk menggunakan
berbagai sumber belajar

Perencanaan Pembelajaran

17

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Salah satu ciri yang ada dalam KTSP adalah pemanfaatan media dan sumber belajar
yang ada dilingkungan atau di madrasah secara optimal. Guru harus memiliki
kemampuan dalam pengembangan bahan ajar yang ujung-ujungnya harus dapat
memfasilitasi supaya siswa lebih termotivasi dalam pemanfaatan berbagai media
maupun sumber belajar.
3.

Karakteristik Perancanaan Pembelajaran KTSP

Ada beberapa aspek yang menjadi karakteristik dalam perencanaan


pembelajaran yang berbasis KTSP, yaitu sebagai berikut ;
a.

Mengacu pada Kompetensi dalam Standar Nasional Pendidikan


Perencanaan pembelajaran senantiasa memuat standar kompetensi dan
kompetensi dasar berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan. Standar
kompetensi merupakan pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus
diketahui siswa dan kemampuan melakukan sesuatu dalam mempelajari suatu
mata pelajaran.

b.

Berfokus pada Pengembangaan Kompetensi Siswa


Rencana pembelajaran senantiasa dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar
serta kebutuhan siswa. Materi pelajaran yang diberikan harus sesuai dengan
tuntutan memenuhi kebutuhan siswa, perkembangan siswa, mengandung norma
yang positif, serta memperhatikan minat dan perhatian siswa. Selain berkaitan
dengan hal-hal tersebut, pada intinya rencana pembelajaran yang dibuat harus
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Dengan demikian, segala sesuatu
yang direncanakan dan dirumuskan sepenuhnya ditujukan agar siswa belajar
dan agar potensi siswa berkembang. Proses pembelajaran tersebut harus
direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu dilaksanakan oleh
siswa sesuai dengan potensi madrasah.

c.

Berfokus pada kepentingan potensi lingkungan


Pengembangan perencanaan pembelajaran dalam KTSP senantiasa
mempertimbangkan potensi lingkungan sebagai sumber belajar siswa. KTSP
esensinya di samping mempertimbangkan potensi siswa juga mempertimbangkan
potensi lingkungan atau satuan pendidikan yang bersangkutan. Posisi lingkungan
menurut KTSP adalah sebagai bagian dari sumber belajar yang perlu dipahami
siswa. Pembalajaran yang dilaksanakan dalam KTSP harus terpadu dengan potensi
siswa maupun potensi lingkungan.

d.

Berfokus pada visi dan misi sekolah/madrasah


Visi sekolah merupakan gambaran masa depan yang diita-citakan madrasah/
sekolah. Hal ini menggambarkan adanya imajenasi moral dari unsur pengelola
pendidikan di madrasah yang bersangkutan, sehingga berdampak terhadap
semangat, inspirasi, kreativitas dan komitmen unsur sekolah. Visi yang disusun
sekolah harus realistik dan sesuai dengan harapan masyarakat dan tidak keluar
dari koridor Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan misi merupakan tindakan
atau bentuk layanan untuk mewujudkan visi madrasah. Oleh karena itu, sesuai
dengan esensi KTSP maka unsur sekolah harus memahami visi misi madrasahnya.
Artinya dalam pengembangan KTSP tidak bolah keluat dari koridor visi dan misi
madrasahnya.

18

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

e.

Prosedur yang Sistematis


Dalam penyusunan rencana pembelajaran KTSP perlu dilakukan dengan langkahlangkah yang sistematis. Langkah-langkah secara umum adalah sebagai berikut;
A. Mengkaji \Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar
B. Mengidentifikasi Mteri pelajaran
C. Melakukan pemetaan kompetensi
D. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
E. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
F. Menentukan jenis penilaian
G. Menentukan alokasi waktu
H. Menentukan sumber belajar

Penyusunan rencana pembelajaran harus dapat menunjukan gambaran kegiatan


pembelajaran yang sistematis dan sistemik sebagai impelementasi dari tujuan, isi
pelajaran evaluasi dan sistem pembelajaran. ada beberapa tahap yang harus
diperhatikan dalam rumusan KBM, di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Pendahuluan
Pendahluan merupakan kegiatan atau langkah awal yang dilakukan dalam
pembelajaran sekaitan dengan orientasi, perencanaan antara siswa dengan guru,
tes awal dan atau apersepsi. Di samping itu, melakukan kegiatan motivasi dan
pengkondisian sehingga siswa memiliki perhatian yang optimal.
b) Pengembangan
Pengembangan dalam proses pembelajaran adalah kegiatan inti dalam
pembelajaran. Dalam tahap ini guru lebih banyak berperan sebagai motivator,
fasilitator, pengelola dan pembimbing dalam pembelajaran. Semua aktivitas
belajar sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap inti dari proses pembelajaran. Oleh
karena itu, pada tahap pelaksanaan ini proses belajar siswa harus diarahkan dan
dibuat dinamis oleh guru. Pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan guru
dalam mengaplikasikan metodologi dan pendekatan secara tepat sangatlah
dibutuhkan pada tahap ini. Guru harus dapat mengombinasikan sikap
profesionalnya dengan kemampuannya dalam memahami dinamika perilaku dan
perkembangan para siswanya.
Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus selalu berorientasi pada tujuan
karena tujuan pembelajaran merupakan arah dan pedoman untuk mengendalikan
proses belajar siswa, mulai dari tujuan yang bersifat umum sampai kepada tujuan
khusus yang secara operasional dijabarkan dalam sejumlah bentuk perilaku para
siswa yang dapat diukur, baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun
ketrampilannya.
Suasana belajar yang menarik dan memotivasi siswa untuk lebih mandiri dalam
belajar perlu diciptakan oleh guru. Melaksanakan pembelajaran yang penuh
Aktivitas, Kreativitas. Efektivitas dan menyenangkan merupakan upaya yang
harus dilakukan guru.
c) Tahap Kulminasi
Tahap kulminasi atau tahap akhir terutama guru melaksanakan penguatan
pembelajaran, menyimpulkan dan mengevaluasi pembelajaran. Evaluasi tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana taraf keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi
tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi selam proses
Perencanaan Pembelajaran

19

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan evaluasi terutama untuk


mengevaluasi kemampuan sekaitan dengan kemampuan proses. Setelah
informasi tetang kemampuan siswa diperoleh, langkah selanjutnya guru dapat
mengembangkan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran. Program pengayaan
dan perbaikan hasil belajar perlu diberikan supaya siswa memperoleh kemampuan
yang optimal.
f. Sistematik
Rencana pembelajaran yang baik akan tersusun secara sistematik, artinya
perencanaan pembelajaran KTSP yang terdiri dari komponen-komponen yang
berhubungan, terintegrasi dan saling mendukung dalam melaksanakan dan
mencapai tujuan pembelajaran. Di samping itu komponen-komponen tersebut
dikembangkan dan disusun dalam konteks perencanaan pembelajaran yang
mengacu pada pencapaian kompetensi dasar, standar kompetensi dan terhadap
indikator-indikator yang harus dikuasai siswa. Secara sistem komponenkomponen tersebut sangat memprioritaskan ketercapaian tujuan pembelajaran
dengan memaksimalkan daya dukung dari berbagai aspek.
g. Pendekatan Sistem
Sebagai sistem pasti memiliki komponen-kompnen yang dikembangkan secara
integritas artinya komponen-komponen tersebut yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Sebagai suatu sistem, komponen tujuan, kompetensi dasar,
standar kompetensi dan indikator merupakan fokus utama perencanaan
pembelajaran sehingga pengembangan materi/bahan ajar, metode yang akan
dikembangkan, media atau sumber belajar lain yang akan dipakai, dan evaluasi
yang akan digunakan harus selalu mengacu pada bagaimana tujuan pembelajaran
tersebut dapat dicapai secara optimal.
h. Menempatkan siswa sebagai objek sekaligus subjek dalam pembelajaran
Salah satu karakteristik perencanaan pembelajaran adalah dalam pengembangan
kegiatan pembelajaran selalu berpihak pada posisi siswa sebagai objek sekaligus
subjek. Siswa dalam proses pembelajaran pada hakikatnya sebagai individu yang
utuh (manusia pembelajar), sehingga dalam mengembangkan perencanaan
pembelajaan harus banyak mengkondisikan atau memfasilitasi siswa untuk belajar.
Siswa perlu menerima bahan ajar tetapi di sisi lain siswa pun harus mampu
mengembangkan potensi dirinya sendiri dalam belajar.
4.

Manfaat Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dari kurikulum satuan


pendidikan. Semua kegiatan akan lebih baik dan sempurna apabila diawali dengan
rencana yang sistematis maupun sistemik. Oleh karena perencanaan memiliki posisi
menentukan terhadap hasil yang akan diperoleh, demikian pula posisi perencanaan
pembelajaran dalam implementasi kurikulum. Ada beberapa manfaat perencanaan
pembelajaran yaitu : 1) memberikan acuan dalam kegiatan pembelajaran sehinga
semua kegiatan pembelajaran terarah menuju tujuan pembelajaran atau hasil
pembelajaran.; 2) memberikan fakta dokumen yang dapat dilihat oleh pihak yang
berkepentingan; 3) memberikan gambaran tentang kegiatan belajar, subtansi bahan
ajar yang dipelajari, sistem evaluasi yang diberikan; 4) memberikan gambaran untuk
mendesain pengelolaan kelas; 5) sarana untuk menkaji secara sistem sehingga
memberikan ruang kreativitas guru dalam mendesain pembelajaran.
20

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Petunjuk: Jawablah pertanyaan dengan singkat dan tepat!


1) Jelaskan konsep dan prinsip-prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan !
2) Jelaskan konsep dan karakteristik Perencanaan Pembelajaran menurut kaidah
KTSP yang berbasis kompetensi !
3) Jelaskan mengapa perencanaan pembelajaran KTSP disebut sebabgi suatu
sistem !
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Konsep KTSP merupakan karakteristik yang terdapat konteks KTSP memiliki
perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini muncul karena adanya
tuntutan otonomi pendidikan yang dikembangkan dalam koridor Standar
Nasional Pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan pengembangan KTSP
tersebut perlu memahami prinsip-prinsip yang ada dalam KTSP.
2) Pengembangan KTSP harus berbasis pembentukan kompetensi siswa, oleh
karena itu semua komponen dalam pengembangannya harus mengacu pada
pembentukan kemampuan yang telah ditetapkan pada SKL, SI dan SP

Beberapa butir penting yang telah Anda pelajari dari kegiatan


belajar ini adalah sebagai berikut.
KTSP merupakan perwujudan otonomi daerah dan pendidikan yang
harus diakomodasi oleh lembaga pendidikan. KTSP adalah kurikulum
opersional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Kurikulum operasional artinya program pembelajaran yang dapat
memberikan gambaran desain atau rencana pembelajaran secara jelas,
terarah, dan prosedurnya mudah dilaksanakan. Kurikulum ini harus disusun
dan dikembangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan.
KTSP merupakan bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, karena
dalam pengembangannya semua komponen mengacu pada pembentukan
kemampuan yang sesuai dengan SKL, SI dan SP yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip pengembangan KTSP adalah sebagai berikut : 1) Berpusat
pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik,
2) Berpusat Pada Lingkungan dan kebutuhan dunia kerja, 3) Peningkatan
Keimanan, Budi Pekerti, dan Pengahayatan nilai-nilai Budaya, 4)
Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestika, 5) Tanggap Terhadap
Perkembangan IPTEK , 6) Penguatan Integritas Nasional, 7) Perkembangan

Perencanaan Pembelajaran

21

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Pengetahuan dan Teknologi Informasi, 8) Pengembangan Kecakapan


Hidup, 9) Pilar Pendidikan, 10) Menyeluruh dan Berkesinambungan, 11)
Belajar Sepanjang Hayat.
Ada beberapa manfaat perencanaan pembelajaran yaitu : 1)
memberikan acuan dalam kegiatan pembelajaran sehinga semua kegiatan
pembelajaran terarah menuju tujuan pembelajaran atau hasil pembelajaran.;
2) memberikan fakta dokumen yang dapat dilihat oleh pihak yang
berkepentingan; 3) memberikan gambaran tentang kegiatan belajar, subtansi
bahan ajar yang dipelajari, sistem evaluasi yang diberikan; 4) memberikan
gambaran untuk mendesain pengelolaan kelas; 5) sarana untuk mengkaji
secara sistem sehingga memberikan ruang kreativitas guru dalam mendesain
pembelajaran.

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)merupakan suatu kurikulum untuk


menjawab tuntutan otonomi daerah bidang pendidikan, oleh karena esensi KTSP
adalah :
A. Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
lembaga pendidikan dengan memperhatikan potensi siswa maupun daerah.
B. Kurikulum yang disusun oleh guru disesuaikan dengan program MGMP
C. Kurikulum yang terdiri dari komponen-komponen yang akan membentuk
kompetensi dasar
D. Kurikulum yang bersifat desentralisasi disusun berdasarkan kepentingan daerah
2. Potensi, perkembangan, dan kebutuhan peserta didik merupakan foktor pertama
yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan KTSP karena masing-masing
madrasah akan berbeda, pernyataan di atas termasuk pada prinsip :
A. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
Didik
B. Berpusat pada lingkungan dan kebutuhan dunia kerja
C. Peningkatan keimanan, budi pekerti, dan pengahayatan nilai-nilai budaya
D. Penguatan integritas nasional
3. Hakikat KTSP bahwa siswa memiliki posisi sentral dalam pembelajaran.
Pengembangan yang berkaitan dengan isu sentral tentang pembentukan karakter
bangsa yang memiliki budi perkerti yang tinggi
A. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik
B. Berpusat pada lingkungan dan kebutuhan dunia kerja
C. Peningkatan keimanan, budi pekerti, dan pengahayatan nilai-nilai pudaya
D. Penguatan integritas nasional

22

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

4. Lingkungan merupakan bagian yang menjadi pertimbangan dalam kurikulum ini.


Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah maupun lingkungan peserta
didik. Pengalaman belajar diarahkan padapembentukan pendidikan life skils :
A. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik
B. Berpusat pada lingkungan dan kebutuhan dunia kerja
C. Peningkatan keimanan, budi pekerti, dan pengahayatan nilai-nilai budaya
D. Penguatan integritas nasional
5. Keimanan, budi pekerti, dan nilai-nilai budaya perlu digali, dipahami dan
diamalkan untuk mewujudkan karakter dan martabat bangsa. Prinsip ini
merupakan salah satu prinsip dari :
A. Pengembangan kurikulum
B. Perencanaan Pembelajaran
C. Proses belajar
D. Evaluasi kurikulum
6. Kurikulum merupakan perencanaan kegiatan belajar yang menggambarkan
bagaimana proses belajar harus ditempuh, tujuan yang akan dicapai, mataeri
yang dipelajari serta evaluasi yang ditempuh.
A. Kurikulum adalah perencanaan pembelajaran
B. Kurikulumadalah dokumen
C. Perencanaan pembelajaran berbeda dengan kurikulum
D. Kurikulum adalah perencanaan tertulis
7. Salah satu manfaat perencanaan pembelajaran adalah :
A. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
B. Mengidentifikasi materi pelajaran
C. Memberikan gambaran tentang tujuan yang akan dicapai
D. Memberikan dokumen yang harus dipegang guru
8. Salah satu karakteristik peencanaan pembelajaran KTSP adalah, kecuali :
A. Berfokus pada pengembangan kompetensi dan potensi siswa
B. Berfokus pada lingkungan siswa
C. Berfokus pada media pembelajaran
D. Berfokus pada visi dan misi sekolah
9. Langkah pertama yang harus dilakukan guru dalam pengembangan rencana
pembelajaran pola KTSP adalah :
A. Mengidentifikasi materi pelajaran
B. Mengidentifikasi bahan pelajaran
C. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
D. Mengidentifikasi jenis penilaian
10. Salah satu esensi penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam KTSP ;
A. Lingkungan dipertimbangkan sebagai bahan untuk sumber belajar
B. Lingkungan merupakan aspek yang tidak terpisahkan dalam pengembangan
Perencanaan Pembelajaran

23

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

kemampuan dan potensi siswa.


C. Lingkungan merupakan media pembelajaran
D. Lingkungan perlu dipelajari sebagai bahan evaluasi pembelajaran.

Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1


yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ______________________________
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100% = Baik sekali
80 % - 89% = Baik
70% - 79 % = Cukup
< 70% = Kurang

X 100 %

Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

24

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

MODEL-MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN

eperti telah dikemukan pada kegiatan belajar 2 dalam modul ini bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya memiliki
fungsi, tujuan, komponen dan interaksi saling berhubungan sehingga menimbulkan
keterpaduan yang utuh. Dalam kegitan belajar 3 ini Anda mempelajari tentang
beberapa model pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para akhli, diharapkan
Anda akan memiliki pemahaman secara sistem dan ilmiah tentang suatu perencanaan
pembelajaran.
Berpikir logis dan sistematis dapat diterapkan dalam pengembangan
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan sesuai
kriteria desain pembelajaran akan menghasilkan rencana pembelajaran yang efektif.
Ada beberapa tahapan pokok dalam pengembangan perencanan pembelajaran, di
antaranya :
1) Mengidentifikasi prioritas, tujuan dan kebutuhan
Tahapan ini yang harus dilakukan guru sebagai perencana pembelajaran yaitu
menentukan sasaran kompetensi siswa yang akan dikembangkan atau dibentuk.
Dalam pendekatan KTSP guru harus mengidentifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang sudah ditentukan dalam SNP. Dari SK dan KD dijadikan
acuan sebagai tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik, selanjutnya perlu
menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung ketercapai tujuan
tersebut.
2) Menentukan prasyarat untuk memenuhi prioritas, tujuan dan kebutuhan
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah menentukan prasyarat awal kemampuan
siswa dan menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam pembelajaran baik
kebutuhan yang berkaitan dengan aspek kemampuan mupun pendukung untuk
membentuk kemampuan tersebut.
3) Membuat alternatif pelaksanaan atau strategi untuk mencapai ketercapaian
prioritas, tujuan dan kebutuhan.
Tahap ini guru menyusun rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis sebagai
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Tentunya dengan memperhatikan keterpaduan komponen yang ada dalam
kurikulum dan pembelajaran.
4) Melaksanakan strategi dan alternative pelaksanaan yang sudah direncanakan
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah melaksanakan Proses Belajar Mengajar
berdasarkan alternatif kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya.

Perencanaan Pembelajaran

25

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

5) Memantau dan memperbaiki secara proses apabila terdapat kelemahan dan


kendala di lapangan.
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah melakukan kegiatan supervisi klinis
secara terintegrasi dalam PBM pada waktu proses pembelajaran. Dengan
demikian guru dapat menilai secara mandiri terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan sekaligus dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dirasakan
akan menghambat pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.
6) Menilai efektivitas hasil karya berdasarkan kebutuhan dan persyaratan
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah menilai hasil semua kegiatan yang
sudah direncanakan dan dilaksanakan oleh guru berdasarkan kompetensi yang
sudah ditentukan maupun persyaratan-persyaratan yang sudah dikemukakan.
7) Menyempurnakan bagian atau menyeluruh guna menjamin efektivitas dan
efisiensi rencana pembelajaran.
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah menyempurnakan hasil proses
pembelajaran maupun menyempurnakan sistem (bagian atau menyeluruh) dari
perencanaan yang dibuat oleh guru, sehingga hambatan atau kegagalan yang
sudah terjadi dapat diantisipasi pada perencanaan berikutnya.
Banyak model desain pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengembangkan rencana pembelajaran, tetapi dalam bahasan ini hanya beberapa
model saja yang akan dikemukakan. Masing-masing model pembelajaran yang akan
dipelajari memiliki karakteristik tertentu baik dilihat dari konsep, fungsi, prosedur,
maupun keunggulan dan kebaikan. Model pembelajaran tersebut antara lain :

A. MODEL BANATHY
Model ini dikembangkan oleh Banathy (1968) yang digunakan adalah
pendekatan pengembangan sistem instruksional yanag mengawli dengan
meformulasikan tujuan instruksional.
1. Konsep
Model ini merupakan gagasan model desain pembelajaran yang banyak digunakan
pada kurikulum 1976 model Banathy hampir ada kesamaan dengan pendekatan
sistem yang dikembangkan dalam PPSI dapat digambarkan dalam bagan berikut
ini. Model perencanaan pembelajaran yang diawali dengan merumuskan tujuan
pembelajaran dan mengembangkan alat penilaian. Model ini sering juga disebut
sebagai model perencanaan pembelajaran berdasarkan sistem.
2. Prosedur
Langkah pengembangan perencanaan pembelajaran model ini seperti yang
digambarkan dalam gambar di bawah ini :

26

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

I
Formulte
objectiveves

II
Develop test

III
Analyze
Lerning task

IV
Design
System

V
Implement
and test
output

VI
Charge to
improve

Bagan :
Model Pengembangan Rencana Pembelajaran menurut Banathy
Pengembangan pembelajaran menurut Banathy dapat dilakukan dalam enam
langkah berikut.
Langkah 1: Merumuskan Tujuan (formulate objectives)
Langkah ini menjelaskan langkah pertama hyang harus dilakukan merumuskan
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus apa yang akan
dicapai siswa setelah pembelajaran berakhir.
Langkah 2: Mengembangkan Tes (develop test)
Mengembangkan suatu test yang didasarkan pada tujuan umum maupun
khusus yang diharapkan dicapai dalam pembelajaran, di samping itu tes ini
digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan yang dapat dicapai
sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
Langkah 3: Menganalisis Kegiatan Belajar (analyze learning task)
Dalam langkah ini dirumuskan apa yang harus dipelajari sehingga dapat
menunjukkan tingkah laku seperti yang digambarkan dalam tujuan yang telah
dirumuskan. Dalam kegiatan ini, kemampuan awal siswa harus juga dianalisis
atau dinilai karena mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah diketahui
atau dikuasai.
Langkah 4: Mendesain Sistem Instruksional (design sistem)
Setelah itu perlu dipertimbangkan alternatif-alternatif dan identifikasi apa
yang harus dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa akan menguasai kegiatankegiatan yang telah dianalisis pada langkah ketiga (hal ini disebut oleh Banathy
dengan istilah function analysis). Juga perlu ditentukan siapa atau apa yang
mempunyai potensi paling baik untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut
(disebutnya component analisis) dan ditentukan pula kapan dan di mana
Perencanaan Pembelajaran

27

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

fungsi-fungsi tersebut harus dilaksanakan (disebut design of the system).


Langkah 5: Melaksanakan Kegiatan dan Mengetes Hasil (implement and test
output)
Dalam langkah ini, sistem yang sudah didesain, sekarang dapat diujicobakan
atau dites dan dilaksanakan. Apa yang dapat dilaksanakan atau dikerjakan
siswa sebagai hasil implementasi sistem, harus dinilai agar dapat diketahui
seberapa jauh mereka telah menunjukkan tingkah laku seperti yang
dimaksudkan dalam rumusan tujuan.
Langkah 6: Mengadakan Perbaikan (charge to improve)
Hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik (feedback)
untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan-perubahan, jika diperlukan,
dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem instruksional.

B. MODEL KEMP
Model perencangan Kemp dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan
dan banyak persamaan dengan model yang dikemukakan Gerlach & Ely.
1. Konsep
Model pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang diawali
dengan mengembangkan tujuan pembelajaran umum kemudian dilanjutkan
dengan menentukan atau mengidentifikasi kemampun awal siswa, tetapi setiap
tahapannya selalu mengutamakan kegiatan revisi untuk semua tahapan pada
setiap komponen. Seperti dapat kita lihat dalam prosedur di bahwah ini.
2. Prosedur
Model pengembangan instruksional menurut Kemp (1977), atau yang disebut
desain instruksional, terdiri dari delapan langkah, yaitu sebagai berikut.
a) Menentukan tujuan pembelajaran umum (TPU), yaitu tujuan yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
b) Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara
lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya
siswa memungkinkan untuk mengikuti program, dan langkah-langkah apa yang
perlu diambil.
c) Menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, operasional, dan terukur
(TPK). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa siswa telah berhasil. Dari segi
guru rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan
dan pemilihan materi yang sesuai.
d) Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan TPK.
e) Menetapkan penjajakan awal (pre assessment). Hal ini diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi persyaratan belajar yang
dituntut untuk mengikuti program yang bersangkutan. Dengan demikian
pengajar dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang
tidak perlu, dan siswa tidak bosan.
f) Menentukan strategi belajar-mengajar yang sesuai. Kriteria umum untuk
pemilihan strategi belajar-mengajar adalah (1) efisiensi, (2) efektifitas, (3)
28

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

ekonomis, dan (4) kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.


g) Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas,
peralatan, waktu, dan tenaga.
h) Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan
mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu (1) siswa, (2)
program instruksional, (3) instrumen evaluasi/tes, dan (4) metode.
Secara visual model desain instruksional Kemp tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.

8
evaluasi

1
TIU
&
Pokok
Bahan

2
Karakteristik siswa

7
Sarana
penunjan
g

3
TIK

Revisi

6
SBM

5
Tes Awal

4
Bahan
ajar

Bagan :
Model Desain Instruksional dari Kemp

C. MODEL PPSI
Sesungguhnya apabila diamati dengan saksama, langkah-langkah pengembangan
dan pelaksanaan pembelajaran dalam model PPSI ini mirip dengan langkah-langkah
pengembangan yang terdapat dalam model Banathy.
1.

Konsep

PPSI singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional, digunakan


sebagai metode penyampaian dalam Kurikulum 1975 untuk SD, SMP, dan SMA, dan
Kurikulum 1976 untuk sekolah-sekolah kejuruan. PPSI menggunakan pendekatan
sistem yang mengutamakan adanya tujuan yang jelas sehingga dapat dikatakan bahwa
PPSI menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Istilah sistem
instruksional dalam PPSI menunjuk kepada pengertian pembelajaran sebagai suatu
sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah
komponen, antara lain materi, metode, alat, evaluasi yang kesemuanya berinteraksi
satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Perencanaan Pembelajaran

29

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

PPSI merupakan langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran


sebagai suatu sistem untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
2.

Prosedur
Seperti telah dikatakan di atas bahwa langkah-langkah pengembangan dan
pelaksanaan pembelajaran dalam model PPSI ini mirip dengan langkah-langkah
pengembangan yang terdapat dalam model Banathy.
Ada lima langkah pokok dalam PPSI, yaitu:
a) merumuskan tujuan instruksional, dalam hal ini TIK (Tujuan Instruksional
Khusus);
b) menyusun alat evaluasi;
c) menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran;
d) merencanakan program kegiatan; dan
e) melaksanakan program.

Langkah pertama sampai keempat adalah langkah pengembangan, sedangkan


langkah kelima merupakan langkah pelaksanaan program yang telah tersusun.
Secara rinci langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Langkah 1: Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan instruksional khusus adalah rumusan yang jelas tentang kemampuan atau
tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa sesudah mengikuti suatu program
pembelajaran tertentu. Kemampuan atau tingkah laku tersebut harus
dirumuskan secara spesifik dan operaional sehingga dapat diamati atau diukur.
Langkah 2: Menyusun Alat Evaluasi
Setelah tujuan-tujuan instruksional dirumuskan, langkah berikutnya adalah
mengembangkan tes yang fungsinya untuk menilai sampai di mana siswa telah
menguasai kemampuan-kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan
instruksional khusus. Berbeda dari apa yang biasanya dilakukan, pengembangan
alat evaluasi tidak dilakukan pada langkah terakhir dari kegiatan instruksional,
melainkan pada langkah kedua sesudah tujuan instruksional khusus dirumuskan.
Hal ini didasarkan atas prinsip yang berorientasi pada tujuan/hasil, yaitu penilaian
terhadap suatu sistem instruksional didasarkan atas hasil yang dicapai. Hasil
tersebut tergambar dalam perumusan tujuan instruksional pada langkah pertama.
Untuk mengecek apakah rumusan tujuan instruksional tersebut dapat diukur
(dinilai atau tidak), perlu dikembangkan terlebih dahulu alat evaluasinya pada
langkah ini, mungkin ada beberapa tujuan yang perlu diubah atau dipertegas
rumusannya sehingga dapat diukur.
Dalam mengembangkan alat evaluasi ini perlu ditentukan terlebih dahulu jenisjenis tes yang akan digunakan, tes tertulis, lisan, atau perbuatan. Untuk menilai
sejumlah tujuan instruksional yang telah dirumuskan, mungkin hanya digunakan
satu jenis tes, atau dua jenis tes, atau ketiga-tiganya. Hal ini bergantung pada
hakikat tujuan yang hendak dicapai.
Langkah 3: Menentukan Kegiatan Belajar dan Materi Pelajaran
Langkah selanjutnya, sesudah TIK dirumuskan dan alat evaluasi disusun, adalah
menetapkan kegiatan belajar siswa yang perlu ditempuh agar nantinya mereka
dapat melakukan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus.
30

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut.


a) Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
b) Menetapkan mana dari sekian kegiatan belajar tersebut yang tidak perlu
ditempuh lagi oleh siswa; dan
c) Menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan oleh siswa.
Pada langkah ketiga ini, sesudah kegiatan belajar siswa ditetapkan, perlu
dirumuskan pokok-pokok materi pelajaran yang akan diberikan kepda siswa sesuai
dengan jenis-jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan. Apabila dipandang
perlu, setiap materi pelajaran tersebut dilengkapi dengan uraian singkat agar
memudahkan guru menyampaikan materi tersebut kepada siswa.
Langkah 4: Merencanakan Program Kegiatan
Setelah semua langkah tersebut di atas diselesaikan, selanjutnya perlu
dimantapkan dalam satu program pembelajaran. Titik tolak dalam merencanakan
program kegiatan adalah suatu pelajaran yang diambil dari kurikulum yang telah
tertentu jumlah jam pelajarannya, dan diberikan pada kelas dalam semester
tertentu. Pada langkah ini perlu disusun strategi pembelajaran dengan jalan
merumuskan peranan dan kegiatan mengajar dan kegiatan belajar yang akan
digunakan dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Termasuk ke dalam
langkah ini ialah menyusun proses pelaksanaan evaluasi.
Langkah 5: Melaksanakan Program
Langkah-langkah yang dilakukan dalam fase ini adalah sebagai berikut.
a) Mengadakan tes awal
Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes yang telah disusun dalam langkah
ke-2. Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional, sebelum
mereka mengikuti pembelajaran yang telah disiapkan. Apabila siswa telah
menguasai kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional yang ingin
dicapai maka hal itu tidak perlu diberikan lagi oleh pengajar dalam program
pembelajaran yang akan diberikan.
b) Menyampaikan materi pelajaran
Dalam menyampaikan materi pelajaran ini, pada prinsipnya, harus berpegang
pada rencana yang telah disusun dalam langkah ke-4, yaitu merencanakan
program kegiatan, baik materi, metode, maupun alat yang akan digunakan.
Selain itu, sebelum menyampaikan materi pelajaran, hendaknya pengajar
menjelaskan dulu kepada siswa tujuan instruksional khusu yang akan dicapai
sehingga mereka mengetahui kemampuan-kemampuan yang diharapkan
setelah selesai pelajaran.
c) Mengadakan tes akhir
Kalu tes awal diberikan sebelum siswa mengikuti pelajaran maka tes akhir
diberikan setelah selesai mengikuti pembelajaran. Tes yang diberikan dalam
tes akhir ini identik dengan yang diberikan pada tes awal. Bedanya terletak
pada waktu dan fungsinya. Tes awal berfungsi untuk menilai kemampuan
siswa mengenai materi pelajaran sebelum pembelajaran diberikan, sedangkan
Perencanaan Pembelajaran

31

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

tes akhir berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai materi pelajaran
sesudah pembelajaran diberikan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa
jauh keberhasilan pembelajaran yang diberikan dapat dicapai. Langkahlangkah yang dilakukan dalam model PPSI tersebut, digambarkan dalam bagan
berikut.
I
PERUMUSAN TUJUA N
1. Rumusan operasional
2. Berbentuk hasil
Belajar
3. Berbetuk tingka laku
siswa
4. Hanya ada satu

II
PENGEMBA NGA N A LAT
EVALUASI
1. Menentukan jenis tes
yang akan digunakan
2. Menyusun tes (item
soal) Untuk menilai
tiap tujuan

III
PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR
1. Merumuskan kegiatan belajar
2. Menentapkan kegiatan
Belajar
3. Menetapkan kegiatan
belajar

IV
PENGEMBANGAN PROGRAM
PEMBELA JARAN
1. Merumuskan materi
pelajaran
2. Menetapkan metode
3. Memilih media
4. Menyusun Jadwal

V
PELAKSANAAN
1. Mengadakan tes awal
2. Menyampaikan materi
3. Mengadakan tes akhir
4. Perbaikan

Bagan : Model PPSI

D. MODEL DICK & CAREY


Model Dick & Carey (1985) sebagai model yang beroritasi pada pengetahuan
dan hasil.
1.

Konsep
Model ini menerapkan pendekatan sistem yang mengawali kegiatan perumusan
tujuan akhir (tujuan terminal) dan menganalisis tugas-tugas belajar yang diakhiri
dengan kegiatan evaluasi sumatif.

2.

Prosedur
Langkah pengembangan perencanaan pembelajaran menurut model Dick & Carey
adalah sebagai berikut :

1)

Penentuan tujuan pembelajaran (tujuan terminal)


Tahap ini guru perlu mengembangkan tujuan pembelajaran umum yang akan
dicapai dalam satu pokok bahasan yang menunjukan kemampuan kognitif, afektif
dan atau psikomotor.

2)

Analisis tugas
Tahap ini guru mengidentifikasi kegiatan belajar yang kan ditempuh siswa
berdasarkan tujuan umum yang akan dicapai setelah pembalajaran. Analisis tugas

32

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

ini merupakan gambaran kegiatan atau aktivitas yang akan ditempuh siswa dalam
pembelajaran.
3) Penentuan kemampuan awal siswa
Tahap ini guru menentukan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa, kemampuan
awal ini dapat diperoleh dari hasil tes awal yang sudah dilakukan sebelum
pembelajaran. Dapat pula berdasarkan hasil tes pembelajaran sebelumnya,
sehingga tergambarkan kemampuan awal siswa yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari.
4)

Meyusun tujuan pembelajaran khusus


Tahap ini guru menyusun tujuan pembelajaran khusus yang dirumuskan secara
operasional, terukur dan dapat diamati. Rumusannya menggunakan kata kerja
yang operasional sehingga memudahkan untuk pelaksanaan evaluasi. Tujuan
pembelajaran khusus ini harus lebih spesifik dari ntujuan pembelajaran umum
yang sudah dirumuskan pada tahap pertama.

5)

Pengembangan tes
Tahap ini guru menyusun alat tes atau evaluasi berdasarkan tujuan pembelajaran
khusus. Bentuk alat tes disesuaikan dengan karakteristik tujuan yang akan
dicapai, sehingga penyusunan kisi-kisinya dikembangkan mengacu pada tujuan
pembelajaran khusus.

6)

Pengembangan strategi belajar mengajar


Tahap ini guru harus melihat variable dari strategi belajar mengajar baik utama
maupun pendukung. Variable pertama yang harus dilihat adalah esensi dari tujuan
pembelajaran yang dilanjutklan pada kajian aspek materi dan wak yang tersedia.

7)

Pengembangan bahan pelajaran


Tahap ini guru mengidentifikasi dan menyiapkan bahan-bahan yang dapat
dipelajari oleh siswa. Bahan pelajaran ini dikembangkan berdasarkan tujuan yang
telah ditetapkan. Kajian materi pelajaran dapat dilihat berdasarkan aspek-aspek
materi pelajaran yang terdiri dari konsep, fakta, prinsip, keterampilan, nilai,
fakta dan proses.

8)

Rancangan evaluasi formatif


Tahap ini guru merangcang pelaksanaan evaluasi pembelajaran berdasarkan alat
evaluasi yang telah disusun sebelumnya. Langkah terakhir yaitu melaksanakan
evaluasi sumatif.

Perencanaan Pembelajaran

33

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Untuk melihat secara proses dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Revisi

Analisis
Tugas

Tujuan
Terminal

TIK

Alat
ukur
Hasil
Belajar

Strategi
pembela
jaran

Bahan/ isi
pelajaran

Evaluasi
formatif

Kemam
puan awal
siswa

Evaluasi
Sumatif

Gambar Model Dick & Carey (1985)


Masih banyak model pembelajaran yang lain, tetapi dalam uraian kegiatan
belajar pada modul ini cukup empat model pengembangan rencana pembelajaran
yang dibahas, masing-masing model tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan.
Dengan membandingkan semua model tersebut, Anda diharapkan dapat memiliki
wawasan yang luas tentang model rencana pembelajaran yang dapat dijadikan dasar
berpikir pada saat Anda mengembangkan rencana pembelajaran untuk mata pelajaran
Anda di madrasah.

Petunjuk: Jawablah pertanyaan dengan singkat dan tepat!


1. Jelaskan bagaimana implementasi cara berpikir logis dan sistematis
penerapannya dalam pengembangan perencanaan pembelajaran.
2. Jelaskan masing-masing prosedur perencanaan pembelajaran dari model desain
pembelajaran yang sudah Anda pelajari!
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Perencanaan pembelajaran atau desain sistem intruksional merupakan
penerapan kegiatan dari suatu sistem, oleh karena itu dalam
pengembangannya harus menempuh tahapan sistem.
2. Anda dapat mengemukakan secara umum atau menarik inti dari karakteristik
prosedur model desain pembelajaran masing-masing yang sudah dipelajari.

34

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Beberapa butir penting yang telah Anda pelajari dari kegiatan


belajar ini adalah sebagai berikut.
- Penerapan sistem dalam pengembangan pembelajaran perlu dilakukan
sehingga dalam pengembangan perencanaan pembelajaran perlu
menerapkan cara berpikir logis dan sistematis untuk menghasilkan
perencanaan pembelajaran yang efektif dan efisien.
- Ada beberapa tahapan pokok dalam pengembangan perencanan
pembelajaran, di antaranya :
a. Mengidentifikasi prioritas, tujuan dan kebutuhan
b. Menentukan prasyarat untuk memenuhi prioritas, tujuan dan
kebutuhan
c. Membuat alternatif pelaksanaan atau strategi untuk mencapai
ketercapaian prioritas, tujuan dan kebutuhan
d. Melaksanakan strategi dan alternatif pelaksanaan yang sudah
direncanakan
e. Memantau dan memperbaiki secara proses apabila terdapat
kelemahan dan kendala di lapangan
f. Menilai efektivitas hsil karya berdasarkan kebutuhan dan persyaratan
g. Menyempurnakan bagian atau menyeluruh guna menjamin
efektivitas dan efisiensi rencana pembelajaran.
- Ada keterkaitan yang erat antara kurikulum dengan rencana
pembelajaran, di mana kurikulum sebagai rencana (kurikulum ideal) dan
rencana pembelajaran sebagai rencana implementasi secara operasional,
spesifik, dan sistematis.
- Rencana pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan
(a) merumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pembelajaran, (b) cara yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, (c) materi atau bahan yang akan disampaikan dan cara
menyampaikan bahan, serta (d) media atau alat yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut.
- Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk mengembangkan
rencana pembelajaran, antar lain model Banathy, Kemp, PPSI, serta
model Gerlach & Ely.

Perencanaan Pembelajaran

35

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!


1. Model perencanaan pembelajaran Banathy (1968) apabila dicermati lebih banyak
kesamaannya dengan model :
A. J. Kemp
B. Dick & Carey
C. IDI
D. PPSI
2. Langkah pertama yang ditempuh dalam perencanaan pembelajaran model
Banathy adalah :
A. menentukan tujuan pembelajaran
B. menentukan sistem
C. menentukan penilaian
D. menentukan kegiatan
3. Langkah kedua yang harus dikembangkan dalam pengembangan model Banathy
adalah
A. Menganalisis tugas-tugas belajar (kegiatan belajar) siswa
B. Mengembangkan alat tes
C. Mendesain sistem
D. Melaksanakan PBM
4. Untuk mengetahui latar belakang siswa dilihat dari pendidikan, budaya social
dan kemampuan merupakan langkah yang harus dilakukan dalam model Kemp,
termasuk pada tahap
A. Pengembangan sarana penunjang
B. Identifikasi karakteristik siswa
C. Identifikasi tes awal
D. Pengembangan tujuan pembelajaran
5. Mengkoordinasikan aspek-aspek yang diperlukan seperti biaya, fasilitas,
peralatan, waktu dan tenaga, dalam model Kemp termasuk pada tahap :
A. tahap 1
B. tahap 3
C. tahap 5
D. tahap 7
6. Tahap pengembangan rencana pembelajaran yang diakhiri dengan melaksanakan
program merupakan salah satu langkah yang diikuti oleh model :
A. Kemp
B. Banathy
C. PPSI
D. Dick & Dick & Carey
36

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

7. Langkah ketiga dari pengembangan rencana pembelajaran model Banathy adalah


A. merumuskan tujuan
B. menganalisis kegiatan/tugas belajar
C. mengembangkan alat evaluasi
D. mendesain sistem
8. Menentukan tujuan instruksionak khusus pada model Kemp merupakan langkah
pengembangan rencana pembelajaran ke
A. satu
B. dua
C. tiga
D. empat
9. Berikut ini adalah tahapan pengembangan rencana pembelajaran model PPSI:
1. merumuskan tujuan instruksional
2. merencanakan program kegiatan
3. menentukan kegiatan belajar
4. melaksanakan program
5. menyusun alat evaluasi
Tahapan yang tepat adalah
A. 1, 2, 3, 4, 5
B. 1, 3, 2, 4, 5
C. 1, 5, 2, 3, 4
D. 1, 5, 3, 2, 4
10. Dari keempat model pengembangan rencana pembelajaran berikut, yang secara
spesifik mengembangkan media pembelajaran adalah model
A. Kemp
B. PPSI
C. Banathy
D. Gerlach & Ely

Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1


yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ______________________________
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100% = Baik sekali

Perencanaan Pembelajaran

X 100 %

37

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

80 % - 89% = Baik
70% - 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda telah
menuntaskanbahan belajar mandiri ini dengan baik. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

38

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

KEGIATAN BELAJAR 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

A
A
D
D
B
C
D
C
D
A

KEGIATAN BELAJAR 2
1. A
2. A
3. D
4. B
5. A
6. A
7. C
8. C
9. 9
10. A

KEGIATAN BELAJAR 3
1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. C
7. D
8. C
9. D
10. A

Perencanaan Pembelajaran

39

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

GLOSARIUM
Analyze learning task merupakan proses yang perlu dilakukan guru dalam
menganalisis kegiatan belajar untuk memberikan gambaran terhadap
perumusan bahan yang akan dipelajari siswa sesuai tujuan yang akan
dicapai, sehingga tergambar tentang proses belajar dan isi
pembelajarannya.
Charge to improve merupakan upaya guru dalam mengadakan perbaikan hasil-hasil
yang diperoleh dari evaluasi yang berfungsi sebagai umpan balik
(feedback) untuk keseluruhan sistem pembelajaran, sehingga jika ada
perubahan-perubahan mungkin perlu dilakukan perbaikan sistem
instruksionalnya.
Design system merupakan sistem dalam mendesain sistem instruksional alternatifalternatif dan identifikasi harus dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa
akan menguasai kegiatan-kegiatan yang telah dianalisis.
Develop test merupakan proses yang harus dilakukan dalam mengembangkan tes
berdasarkan pada tujuan umum maupun khusus yang diharapkan dicapai
dalam pembelajaran. pengembangan penilaian ini sangat perlu
berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan salah satu proses dalam pembelajaran yaitu melakukan penilaian
terhadap proses maupun hasil pembelajaran yang telah dilakukan untuk
melihat hasil pembelajaran maupun untuk memberikan umpan balik guna
memberikan masukan terhadap proses pembelajaran.
Indikator merupakan perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran dan merupakan salah satu komponen yang harus ada
dalam perencanaan pembelajaran.
Kecakapan Hidup merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menempuh
kehidupan di masyarakat dengan sukses, bahagia, dan bermartabat,
misalnya kemampuan berfikir kompleks, berkomunikasi secara efektif,
membangun kerjasama melaksanakan peran sebagai warga Negara yang
bertanggung jawab, kesiapan untuk terjun ke dunia kerja dan memiliki
suatu keteampilan yang dibutuhkan di masyarakat.
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator dalam kompetensi suatu pelajaran.
Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya
belajar atau sejumlah pengalaman belajar yang direncanakan dan
disediakan oleh sekolah. Kegiatan yang dimaksud adalah seluruh
pengalaman siswa di sekolah, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, maupun pengalaman lainnya
Materi Ajar merupakan salah satu komponen kurikulum yang harus ada sebagai
bahan ajar atau isi dari kurikulum ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Metode Pembelajaran adalah cara, strategi, atau pendekatan yang digunakan oleh
guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai kompetensi dasar atau sperangkat indikator
yang telah ditetapkan.
40

Perencanaan Pembelajaran

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

Prinsip relevansi atau kesesuaian merupakan kesesuaian kurikulum dengan


tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi
pada masa yang akan datang.
Prinsip berkesinambungan dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan secara proses, evaluasi maupun bahan yang diberikan
pada siswa
Prinsip Efisiensi Kurikulum harus bisa dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu.
Prinsip Efektivitas Prinsip efektivitas merupakan prinsip yang lebih banyak
memperhatikan pada tujuan yang ingin dicapai.
Prinsip fleksibilitas kurikulum harus tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya.
Dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang mampu
memberikan alternatif dalam pencapaian tujuannya melalui berbagai
metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu, tempat dimana kurikulum itu diterapkan.
Prinsip terpadu merupakan prinsip satu kesatuan artinya dalam pengembangan
kurikulum antara komponen satu dengan komponen yang lainnya harus
sesuai, terkait dan mendukung.
Relevansi atau kesesuaian merupakan kesesuaian kurikulum dengan tuntutan
dankebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dan tuntutan masyarakat
yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa
yang akan datang.
Standar Kompetensi kualifikasi kemampuan minimal pesrta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada pada setiap tingkat atau semester, standar
kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku
yang harus dicapai dan berlaku nasional.
Tujuan Pembelajaran tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

Perencanaan Pembelajaran

41

Hubungan Kurikulum dengan Perencanaan Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
Burden PR. & Byrd,DM. (1999). Methods for Effective Teaching, Boston :Allyn and
Bacon
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Dikti Depdikbud
Djadja Djadjuri, dkk. (1988). Strategi Belajar-Mengajar dan Disain Instruksional,
FKIP IKIP Bandung.
Houston, W.R,Clift, R.T. Freiberg, HJ, WarnerA.R, (1988), Touch The future Teach,
St Paul : West Publishing Co.
Merrill Harmin. (1994). Inspiring Active Leraning, ASCD.
Moedjiono dan Dimyati, (1993). Strategi Belajar-Mengajar, Dirjen Dikti.
Nasution, S. (1992). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar-Mengajar, Bumi
Aksara.
Oemar Hamalik. (1990). Pendekatan Baru Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA, Sinar
Baru Bandung.
........................ (1990), Pengembangan Kurikulum: dasar-dasar dan
Perkembangannya, Bandung Mandar Maju
Hamalik, Oemar. (1986). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Bandung : Martiana.
. (2000), Model-model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Program
Pasca Sarjana UPI
Hermin, Merill, (1994). Inspiring Active Learning, Virginia : ASCD.
Hodgkinson, B. (1991). Curriculum in the classroom, Distance Education Centre
Sudjana, N. (1988) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung Sinar Baru
T. Raka Joni. (1982). Strategi Belajar Mengajar, Dirjen Dikti, 1982.
Winarno Surachmad. (1980). Metodologi Pengajaran Nasional, Jemmars

42

Perencanaan Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai