;
HUBUNGAN KURIKULUM DENGAN ;MODUL
PERENCANAAN PEMBELAJARAN ; ;
; ;
PENDAHULUAN
Perencanaan Pembelajaran
2. Baca sepinta bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci (keywords)
dan kata-kata yang dianggap baru (new vocabularies). Kemudian carilah
pengertian dari kata-kata kunci dan kata-kata baru tersebut baik melalui
paparan buku ini maupun dari kamus.
3. Pahami berbagai konsep, bagian demi bagian yang dipaparkan dalam modul
ini, baik melalui kegiatan belajar mandiri maupun diskusi dengan mahasiswa
yang lain.
4. Sebagai bahan pengayaan dan untuk menambah wawasan, usahakanlah
mempelajari sumber-sumber lainnya yang relevan.
5. Setelah itu, ujilah kemampuan Anda dengan mencoba menjawab soal-soal
yang telah disediakan, kemudian ukurlah tingkat pemahaman Anda dengan
mencocokkan jawaban dan menghitungnya dengan menggunakan rumus yang
telah disediakan.
Selamat belajar
*****
Perencanaan Pembelajaran
urikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, itu sebabnya dalam
lembaga pendidikan harus selalu ada kurikulum. Pengembangan kurikulum suatu
lembaga pendidikan akan selalu dipengaruhi oleh visi misi lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Dalam prosesnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan lembaga
pendidikan yang bersangkutan khususnya oleh kemampuan guru dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum. Pengembangan kurikukum yang dilakukan
guru di Madrasah adalah mengembangkan silabus dan mengembangkan rencana
pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memahami apa yang dimksud kurikulum
dan apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran.
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Pada awalnya istilah kurikulum (curriculum) digunakan dalam dunia olahraga
berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start
sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Istilah kurikulum selanjutnya
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang
harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh ijazah. Pengertian tersebut dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kurikulum. Banyak pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para
ahli, tetapi dalam bahasan ini beberapa pendapat ahli yang mengemukakan pengertian
kurikulum di antaranya :
- Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk kegiatan belajar, bagaimana
mengembangan proses belajar siswa dan bagaimana mengembangkan
kemampuan siswa secara individu (Hilda Taba, 1962)
- Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus
ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau untuk
memperoleh ijazah (Robert Zais, 1976;7).
- Kurikulum adalah suatu rencana yang memberikan pedoman dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain, kurikulum adalah rencana pendidikan atau
pembelajaran (Mc. Donald (1965;3)
- Kurikulum diartikan sebagai semua kegiatan anak didik yang direncanakan dan
disediakan oleh sekolah (Beauchamp, 1964;4). Kegiatan yang dimaksud adalah
seluruh pengalaman siswa di sekolah, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, maupun pengalaman lainnya.
- Sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu
dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum
Perencanaan Pembelajaran
tersebut yaitu: (1) Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan, (2) Kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide, (3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut
dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum.
Secara teoretis, dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis. (4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan (Said Hamid Hasan, 1988)
Masih banyak pengertian kurikulum dikemukakan oleh para ahli tetapi dalam
modul ini diusahakan Anda dapat memahami dan menyimpulkan dari pengertian
tersebut sehingga secara implementasi Anda tidak mendapat kesulitan dalam
penerapan kurikulum di madrasah. Kurikulum dapat dikatakan sebagai segala upaya
sekolah/madrasah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah/madrasah, maupun di luar sekolah/madrasah. Kegiatan
kurikulum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Di dalam intrakurikuler guru harus membuat
perencanaan pembelajaran sehingga kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa dapat
dilakukan secara sistematis dan sistemik. Salah satu kewajiban dan tanggungjawab
guru di madrasah adalah membuat perencanaan pembelajaran. Menyusun
perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan kurikulum secara operasional yang
dilaksanakan oleh guru. Dengan demikian kegiatan menyusun perencanaan
pembelajaran merupakan bagian dari kegiatan pengembangan kurikulum.
B. KOMPONEN KURIKULUN
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen satu
sama saling mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut membentuk suatu sistem
yang memiliki keterkaitan dan ketergantungan antar komponen.
a.
Komponen Tujuan
Dalam KTSP komponen tujuan pembelajaran juga akan terlihat dari rumusan
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) maupun indikator. Komponen
tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam rumusan tujuan
kurikulum yang lebih umum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang
dianut masyarakat. Bahkan, dalam rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat
yang dicita-citakan. Misalnya, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat
Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu
kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Tetapi dalam rumusan
KD dan indikator harus bersifat operasional yang menggambarkan hasil belajar yang
sesuai dengan potensi siswa dan masyarakat.
b.
Perencanaan Pembelajaran
c.
Komponen Metode/Strategi
Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pengembangan kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu
dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi yang baik haruslah memiliki alat
ukur yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable), dan memadai (adequate). Pada
pelaksanaannya evaluasi atau pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara tes tertulis
(written test), tes lisan (oral test), ataupun tes praktik (performance test).
C.
Prinsip Kurikulum
Perencanaan Pembelajaran
b)
Prinsip relevansi
Prinsip fleksibilitas
Prinsip berkesinambungan
Perencanaan Pembelajaran
siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih
rendah harus menjadi dasar, dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya.
Dengan demikian, akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat
awal siswa (prerequisite) untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan
program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over laping ) yang bisa
menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya
kerjasama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang
pendidikan.
e)
Prinsip Efisiensi
Prinsip Efektivitas
Prinsip terpadu
Prinsip terpadu atau intergritas merupakan prinsip satu kesatuan artinya dalam
pengembangan kurikulum antara komponen satu dengan komponen yang lainnya
harus sesuai, terkait dan mendukung. Komponen tujuan pembelajaran, isi pelajaran,
kegiatan belajar dan evaluasi pembelajaran sesuai konteks system dalam kurikulum.
Demikan pula dalam capaian tujuan pembentukan kemampuan siswa harus terpadu
antara tujuan kognitif, afektif dan psikomotor
Untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran terlebih dahulu guru harus
memhami konsep, prinsip dan komponen kurikulum dan pembelajaran. Pemahaman
terhadap konsep, prinsip dan komponen kurikulum akan mempermudah guru dalam
mengidentifikasi, memilih, dan menyusun perencanaan pembelajaran.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, itu sebabnya
kurikulum menjadi mutlak dalam lembaga pendidikan. Pengembangan kurikulum selalu
dipengaruhi oleh visi misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dalam prosesnya
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
2. Kurikulum sebagai suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain
terdidi dari komponen tujuan, isi, proses dan evaluasi.
3. Untuk mengembangkan atau menyusun suatu kurikulum harus
berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum diantaranya
berorientsi pada tujuan, fleksibel, relevan, kontinutas, terpadu efektif
dan efisien.
10
Perencanaan Pembelajaran
X 100 %
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Perencanaan Pembelajaran
11
opik ini akan membahas tentang konsep, prinsip KTSP dan perencanaan
pembelajaran KTSP. Pada pasal 36 Undng-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan disusun dan dikembangkan : a) dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, b) sesuai dengan
jenjang pendidikan dan c) dalam kerangka kesatuan Republik Indonesia. Kurikulum
sebelumnya cenderung disebut sebagai kurikulum sentalisasi karena semua desain
dan paparan pelaksanaan kurikulum bersifat sentralisasi. Satuan pendidikan kurang
diberikan kesempatan untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Dalam rangka memfasilitasi prinsip kurikulum maka setiap daerah dan lembaga
pendidikan harus sudah siap dengan kurikulum yang berpihak pada kepentingan
daerah, lembaga pendidikan dan siswa. Kurikulum tersebut yang dimaksud adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuannya tidak lain supaya khasanah
nasional yang berupa karakteristik dan budaya masing-masing daerah maupun
khasanah lembaga pendidikan seperti potensi madrasah atau siswa dapat
diakomodasi dalam kurikulum. Kurikulum berdasarkan amanat otonomi pendidikan
harus dipelihara dan disesuaikan dengan potensi daerah, demikan pula dengan variasi
tingkat kemampuan peserta pendidikan harus menjadi perhatian dalam
pengembangan KTSP.
A. KONSEP
DAN
HAKIKAT KTSP
Perencanaan Pembelajaran
artinya program pembelajaran yang dapat memberikan gambaran desain atau rencana
pembelajaran secara jelas, terarah, dan prosedurnya mudah dilaksanakan. Kurikulum
ini harus disusun dan dikembangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan.
KTSP merupakan bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, karena dalam
pengembangannya semua komponen mengacu pada pembentukan kemampuan yang
sesuai dengan SKL, SI dan SP yang telah ditetapkan. Secara umum Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai madrasah pada jenjang pendidikan
tertentu harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional mencakup komponen
ketakwaan, akhlak, pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian,
kreativitas, kesehatan dan kewarganegaraan. Semua komponen pada tujuan
pendidikan nasional harus tercermin pada kurikulum dan sistem pembelajaran pada
semua jenjang pendidikan. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tugas
madrasah adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadikan
siswa memiliki kemampuan untuk hidup di masyarakat dan ikut menyejahterakan
masyarakat. Lulusan madrasah harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
berperilaku yang baik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan telah ditetapkan SKL dan Kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa, di dalamnya terdapat prinsip diversifikasi yang artinya
kurikulum ini sebagai proses penyesuaian, perluasan, pendalaman materi
pembelajaran agar dan melayani keberagaman kebutuhan dan tingkat kemampuan
peserta didik serta kebutuhan lingkungan atau daerah dengan berbagai
kompleksitasnya. Untuk itu peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pengembangan lebih rinci dalam kompetensi dasar dapat dikaji dari pengembangan
indikator dalam KTSP. Oleh karena itu kurikulumnya harus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan satuan pendidikan di bawah koordinasi Departemen Agama
Kabupaten/kota atau Dinas Pendidikan Kab/kota maupun provinsi. Pada dasarnya
pengembangan KTSP harus mengacu pada SI, SP dan SKL yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
SKL merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan
untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu,
teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada
kebutuhan peserta didik. Itu sebabnya KTSP disebut sebagai kurikulum yang berbasis
kompetensi tetapi relevan dengan potensi siswa maupun potensi daerah.
SKL merupakan patokan mutu, baik evaluasi bersifat mikro pada kualitas proses
dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro seperti efektifitas dan
efisiensi program pendidikan, sehingga madrasah akan melahirkan standar mutu
yang dapat dipertanggung jawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
SKL harus dirumuskan dan dikembangkan pada SK dan KD yang pada akhirnya
dijabarkan pada indikator-indikator berdasarkan potensi siswa dan madrasah.
Perencanaan Pembelajaran
13
integritas, terpadu, efektif dan efisien. Sedangkan secara khusus prinsip landasannya
adalah harus :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
14
Perencanaan Pembelajaran
8.
9.
Pilar Pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan pondasi belajar kedalam lima pilar sesuai dengan
panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu: (a) belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami
dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif; (d) belajar untu hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan; ( e)
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
C. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DALAM
KTSP
15
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
17
Salah satu ciri yang ada dalam KTSP adalah pemanfaatan media dan sumber belajar
yang ada dilingkungan atau di madrasah secara optimal. Guru harus memiliki
kemampuan dalam pengembangan bahan ajar yang ujung-ujungnya harus dapat
memfasilitasi supaya siswa lebih termotivasi dalam pemanfaatan berbagai media
maupun sumber belajar.
3.
b.
c.
d.
18
Perencanaan Pembelajaran
e.
19
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
21
22
Perencanaan Pembelajaran
23
X 100 %
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
24
Perencanaan Pembelajaran
eperti telah dikemukan pada kegiatan belajar 2 dalam modul ini bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya memiliki
fungsi, tujuan, komponen dan interaksi saling berhubungan sehingga menimbulkan
keterpaduan yang utuh. Dalam kegitan belajar 3 ini Anda mempelajari tentang
beberapa model pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para akhli, diharapkan
Anda akan memiliki pemahaman secara sistem dan ilmiah tentang suatu perencanaan
pembelajaran.
Berpikir logis dan sistematis dapat diterapkan dalam pengembangan
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan sesuai
kriteria desain pembelajaran akan menghasilkan rencana pembelajaran yang efektif.
Ada beberapa tahapan pokok dalam pengembangan perencanan pembelajaran, di
antaranya :
1) Mengidentifikasi prioritas, tujuan dan kebutuhan
Tahapan ini yang harus dilakukan guru sebagai perencana pembelajaran yaitu
menentukan sasaran kompetensi siswa yang akan dikembangkan atau dibentuk.
Dalam pendekatan KTSP guru harus mengidentifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang sudah ditentukan dalam SNP. Dari SK dan KD dijadikan
acuan sebagai tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik, selanjutnya perlu
menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung ketercapai tujuan
tersebut.
2) Menentukan prasyarat untuk memenuhi prioritas, tujuan dan kebutuhan
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah menentukan prasyarat awal kemampuan
siswa dan menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam pembelajaran baik
kebutuhan yang berkaitan dengan aspek kemampuan mupun pendukung untuk
membentuk kemampuan tersebut.
3) Membuat alternatif pelaksanaan atau strategi untuk mencapai ketercapaian
prioritas, tujuan dan kebutuhan.
Tahap ini guru menyusun rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis sebagai
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Tentunya dengan memperhatikan keterpaduan komponen yang ada dalam
kurikulum dan pembelajaran.
4) Melaksanakan strategi dan alternative pelaksanaan yang sudah direncanakan
Tahap ini yang harus dilakukan guru adalah melaksanakan Proses Belajar Mengajar
berdasarkan alternatif kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Perencanaan Pembelajaran
25
A. MODEL BANATHY
Model ini dikembangkan oleh Banathy (1968) yang digunakan adalah
pendekatan pengembangan sistem instruksional yanag mengawli dengan
meformulasikan tujuan instruksional.
1. Konsep
Model ini merupakan gagasan model desain pembelajaran yang banyak digunakan
pada kurikulum 1976 model Banathy hampir ada kesamaan dengan pendekatan
sistem yang dikembangkan dalam PPSI dapat digambarkan dalam bagan berikut
ini. Model perencanaan pembelajaran yang diawali dengan merumuskan tujuan
pembelajaran dan mengembangkan alat penilaian. Model ini sering juga disebut
sebagai model perencanaan pembelajaran berdasarkan sistem.
2. Prosedur
Langkah pengembangan perencanaan pembelajaran model ini seperti yang
digambarkan dalam gambar di bawah ini :
26
Perencanaan Pembelajaran
I
Formulte
objectiveves
II
Develop test
III
Analyze
Lerning task
IV
Design
System
V
Implement
and test
output
VI
Charge to
improve
Bagan :
Model Pengembangan Rencana Pembelajaran menurut Banathy
Pengembangan pembelajaran menurut Banathy dapat dilakukan dalam enam
langkah berikut.
Langkah 1: Merumuskan Tujuan (formulate objectives)
Langkah ini menjelaskan langkah pertama hyang harus dilakukan merumuskan
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus apa yang akan
dicapai siswa setelah pembelajaran berakhir.
Langkah 2: Mengembangkan Tes (develop test)
Mengembangkan suatu test yang didasarkan pada tujuan umum maupun
khusus yang diharapkan dicapai dalam pembelajaran, di samping itu tes ini
digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan yang dapat dicapai
sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
Langkah 3: Menganalisis Kegiatan Belajar (analyze learning task)
Dalam langkah ini dirumuskan apa yang harus dipelajari sehingga dapat
menunjukkan tingkah laku seperti yang digambarkan dalam tujuan yang telah
dirumuskan. Dalam kegiatan ini, kemampuan awal siswa harus juga dianalisis
atau dinilai karena mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah diketahui
atau dikuasai.
Langkah 4: Mendesain Sistem Instruksional (design sistem)
Setelah itu perlu dipertimbangkan alternatif-alternatif dan identifikasi apa
yang harus dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa akan menguasai kegiatankegiatan yang telah dianalisis pada langkah ketiga (hal ini disebut oleh Banathy
dengan istilah function analysis). Juga perlu ditentukan siapa atau apa yang
mempunyai potensi paling baik untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut
(disebutnya component analisis) dan ditentukan pula kapan dan di mana
Perencanaan Pembelajaran
27
B. MODEL KEMP
Model perencangan Kemp dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan
dan banyak persamaan dengan model yang dikemukakan Gerlach & Ely.
1. Konsep
Model pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang diawali
dengan mengembangkan tujuan pembelajaran umum kemudian dilanjutkan
dengan menentukan atau mengidentifikasi kemampun awal siswa, tetapi setiap
tahapannya selalu mengutamakan kegiatan revisi untuk semua tahapan pada
setiap komponen. Seperti dapat kita lihat dalam prosedur di bahwah ini.
2. Prosedur
Model pengembangan instruksional menurut Kemp (1977), atau yang disebut
desain instruksional, terdiri dari delapan langkah, yaitu sebagai berikut.
a) Menentukan tujuan pembelajaran umum (TPU), yaitu tujuan yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
b) Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara
lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya
siswa memungkinkan untuk mengikuti program, dan langkah-langkah apa yang
perlu diambil.
c) Menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, operasional, dan terukur
(TPK). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa siswa telah berhasil. Dari segi
guru rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan
dan pemilihan materi yang sesuai.
d) Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan TPK.
e) Menetapkan penjajakan awal (pre assessment). Hal ini diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi persyaratan belajar yang
dituntut untuk mengikuti program yang bersangkutan. Dengan demikian
pengajar dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang
tidak perlu, dan siswa tidak bosan.
f) Menentukan strategi belajar-mengajar yang sesuai. Kriteria umum untuk
pemilihan strategi belajar-mengajar adalah (1) efisiensi, (2) efektifitas, (3)
28
Perencanaan Pembelajaran
8
evaluasi
1
TIU
&
Pokok
Bahan
2
Karakteristik siswa
7
Sarana
penunjan
g
3
TIK
Revisi
6
SBM
5
Tes Awal
4
Bahan
ajar
Bagan :
Model Desain Instruksional dari Kemp
C. MODEL PPSI
Sesungguhnya apabila diamati dengan saksama, langkah-langkah pengembangan
dan pelaksanaan pembelajaran dalam model PPSI ini mirip dengan langkah-langkah
pengembangan yang terdapat dalam model Banathy.
1.
Konsep
29
Prosedur
Seperti telah dikatakan di atas bahwa langkah-langkah pengembangan dan
pelaksanaan pembelajaran dalam model PPSI ini mirip dengan langkah-langkah
pengembangan yang terdapat dalam model Banathy.
Ada lima langkah pokok dalam PPSI, yaitu:
a) merumuskan tujuan instruksional, dalam hal ini TIK (Tujuan Instruksional
Khusus);
b) menyusun alat evaluasi;
c) menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran;
d) merencanakan program kegiatan; dan
e) melaksanakan program.
Perencanaan Pembelajaran
31
tes akhir berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai materi pelajaran
sesudah pembelajaran diberikan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa
jauh keberhasilan pembelajaran yang diberikan dapat dicapai. Langkahlangkah yang dilakukan dalam model PPSI tersebut, digambarkan dalam bagan
berikut.
I
PERUMUSAN TUJUA N
1. Rumusan operasional
2. Berbentuk hasil
Belajar
3. Berbetuk tingka laku
siswa
4. Hanya ada satu
II
PENGEMBA NGA N A LAT
EVALUASI
1. Menentukan jenis tes
yang akan digunakan
2. Menyusun tes (item
soal) Untuk menilai
tiap tujuan
III
PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR
1. Merumuskan kegiatan belajar
2. Menentapkan kegiatan
Belajar
3. Menetapkan kegiatan
belajar
IV
PENGEMBANGAN PROGRAM
PEMBELA JARAN
1. Merumuskan materi
pelajaran
2. Menetapkan metode
3. Memilih media
4. Menyusun Jadwal
V
PELAKSANAAN
1. Mengadakan tes awal
2. Menyampaikan materi
3. Mengadakan tes akhir
4. Perbaikan
Konsep
Model ini menerapkan pendekatan sistem yang mengawali kegiatan perumusan
tujuan akhir (tujuan terminal) dan menganalisis tugas-tugas belajar yang diakhiri
dengan kegiatan evaluasi sumatif.
2.
Prosedur
Langkah pengembangan perencanaan pembelajaran menurut model Dick & Carey
adalah sebagai berikut :
1)
2)
Analisis tugas
Tahap ini guru mengidentifikasi kegiatan belajar yang kan ditempuh siswa
berdasarkan tujuan umum yang akan dicapai setelah pembalajaran. Analisis tugas
32
Perencanaan Pembelajaran
ini merupakan gambaran kegiatan atau aktivitas yang akan ditempuh siswa dalam
pembelajaran.
3) Penentuan kemampuan awal siswa
Tahap ini guru menentukan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa, kemampuan
awal ini dapat diperoleh dari hasil tes awal yang sudah dilakukan sebelum
pembelajaran. Dapat pula berdasarkan hasil tes pembelajaran sebelumnya,
sehingga tergambarkan kemampuan awal siswa yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari.
4)
5)
Pengembangan tes
Tahap ini guru menyusun alat tes atau evaluasi berdasarkan tujuan pembelajaran
khusus. Bentuk alat tes disesuaikan dengan karakteristik tujuan yang akan
dicapai, sehingga penyusunan kisi-kisinya dikembangkan mengacu pada tujuan
pembelajaran khusus.
6)
7)
8)
Perencanaan Pembelajaran
33
Untuk melihat secara proses dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Revisi
Analisis
Tugas
Tujuan
Terminal
TIK
Alat
ukur
Hasil
Belajar
Strategi
pembela
jaran
Bahan/ isi
pelajaran
Evaluasi
formatif
Kemam
puan awal
siswa
Evaluasi
Sumatif
34
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
35
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
X 100 %
37
80 % - 89% = Baik
70% - 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda telah
menuntaskanbahan belajar mandiri ini dengan baik. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
38
Perencanaan Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A
A
D
D
B
C
D
C
D
A
KEGIATAN BELAJAR 2
1. A
2. A
3. D
4. B
5. A
6. A
7. C
8. C
9. 9
10. A
KEGIATAN BELAJAR 3
1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. C
7. D
8. C
9. D
10. A
Perencanaan Pembelajaran
39
GLOSARIUM
Analyze learning task merupakan proses yang perlu dilakukan guru dalam
menganalisis kegiatan belajar untuk memberikan gambaran terhadap
perumusan bahan yang akan dipelajari siswa sesuai tujuan yang akan
dicapai, sehingga tergambar tentang proses belajar dan isi
pembelajarannya.
Charge to improve merupakan upaya guru dalam mengadakan perbaikan hasil-hasil
yang diperoleh dari evaluasi yang berfungsi sebagai umpan balik
(feedback) untuk keseluruhan sistem pembelajaran, sehingga jika ada
perubahan-perubahan mungkin perlu dilakukan perbaikan sistem
instruksionalnya.
Design system merupakan sistem dalam mendesain sistem instruksional alternatifalternatif dan identifikasi harus dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa
akan menguasai kegiatan-kegiatan yang telah dianalisis.
Develop test merupakan proses yang harus dilakukan dalam mengembangkan tes
berdasarkan pada tujuan umum maupun khusus yang diharapkan dicapai
dalam pembelajaran. pengembangan penilaian ini sangat perlu
berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan salah satu proses dalam pembelajaran yaitu melakukan penilaian
terhadap proses maupun hasil pembelajaran yang telah dilakukan untuk
melihat hasil pembelajaran maupun untuk memberikan umpan balik guna
memberikan masukan terhadap proses pembelajaran.
Indikator merupakan perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran dan merupakan salah satu komponen yang harus ada
dalam perencanaan pembelajaran.
Kecakapan Hidup merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menempuh
kehidupan di masyarakat dengan sukses, bahagia, dan bermartabat,
misalnya kemampuan berfikir kompleks, berkomunikasi secara efektif,
membangun kerjasama melaksanakan peran sebagai warga Negara yang
bertanggung jawab, kesiapan untuk terjun ke dunia kerja dan memiliki
suatu keteampilan yang dibutuhkan di masyarakat.
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator dalam kompetensi suatu pelajaran.
Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya
belajar atau sejumlah pengalaman belajar yang direncanakan dan
disediakan oleh sekolah. Kegiatan yang dimaksud adalah seluruh
pengalaman siswa di sekolah, baik pengalaman intelektual, emosional,
sosial, maupun pengalaman lainnya
Materi Ajar merupakan salah satu komponen kurikulum yang harus ada sebagai
bahan ajar atau isi dari kurikulum ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Metode Pembelajaran adalah cara, strategi, atau pendekatan yang digunakan oleh
guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai kompetensi dasar atau sperangkat indikator
yang telah ditetapkan.
40
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
41
DAFTAR PUSTAKA
Burden PR. & Byrd,DM. (1999). Methods for Effective Teaching, Boston :Allyn and
Bacon
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Dikti Depdikbud
Djadja Djadjuri, dkk. (1988). Strategi Belajar-Mengajar dan Disain Instruksional,
FKIP IKIP Bandung.
Houston, W.R,Clift, R.T. Freiberg, HJ, WarnerA.R, (1988), Touch The future Teach,
St Paul : West Publishing Co.
Merrill Harmin. (1994). Inspiring Active Leraning, ASCD.
Moedjiono dan Dimyati, (1993). Strategi Belajar-Mengajar, Dirjen Dikti.
Nasution, S. (1992). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar-Mengajar, Bumi
Aksara.
Oemar Hamalik. (1990). Pendekatan Baru Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA, Sinar
Baru Bandung.
........................ (1990), Pengembangan Kurikulum: dasar-dasar dan
Perkembangannya, Bandung Mandar Maju
Hamalik, Oemar. (1986). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Bandung : Martiana.
. (2000), Model-model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Program
Pasca Sarjana UPI
Hermin, Merill, (1994). Inspiring Active Learning, Virginia : ASCD.
Hodgkinson, B. (1991). Curriculum in the classroom, Distance Education Centre
Sudjana, N. (1988) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung Sinar Baru
T. Raka Joni. (1982). Strategi Belajar Mengajar, Dirjen Dikti, 1982.
Winarno Surachmad. (1980). Metodologi Pengajaran Nasional, Jemmars
42
Perencanaan Pembelajaran