Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang yang cukup penting
dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Mengingat pentingnya peran kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya dan landasan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
A. ASAS FILOSOFIS
Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa dalam penyusunan
kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut Filsafat atau
falsafat berasal dan bahasa yunani: philoshopis, philo, philos, philein yang berarti cinta,
pecinta, mencintai, sedang shopia berarti kebijaksanaan, wisdom, kearifan, hikmat,
hakikat, kebenaran.
Pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila dengan sendirinya segala
kegiatan yang dilakukan baik oleh berbagai lembaga maupun oleh perorangan,
harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk dalam kegiatan
penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya
adalah menentukan tujuan umum pendidikan.
B. ASAS PSIKOLOGI
Manusia adalah makhluk yang bersifat unitas multi tiplex yang terdiri atas
sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Aspek-aspek tersebut dikembangkan
dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sebagai
berikut:
1. Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang agama.
2. Aspek cipta : dikembangkan dengan kelompok bidang studi eksakta,
sosial, bahasa, fisafat.
3. Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni.
4. Aspek karsa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika,
budi pekerti, agama, PMP, PPKN.
5. Aspekkarya (kreatif) : dikembangkan melalui kegiatan penelitian, independen
studi, pengembangan bakat.
6. Aspek karya (keprigelan) : dikembangkan dengan berbagai mata pelajaran
keterampilan.
7. Aspek kesehatan : dikembangkan dengan kelompok bidang studi
kesehatan, olahraga.
8. Aspek sosial : dikembangkan melalui kegiatan praktik lapangan,
gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL dan
sebagainya.
9. Aspek individu : dikembangkan melaku pembinaan bakat, kerja
mandiri.
D. ASAS TEKNOLOGI
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan sebab ilmu
pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa dipratikkan untuk
kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati, sebaliknya praktik yang tanpa
didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia.
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan.
Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat
efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan guru, terutama
dalam memilih bahan dan cara penyampaiannya. Dengan majunya teknologi informasi,
diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang belajar mengajar diri sendiri. Oleh
karena itu dalam proses belajar mengajar selanjutnya, sistem penyampaiannya tidak harus
dengan tatap muka antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat digantikan dengan
media instruksional baik berupa media cetak maupun non cetak terutama elektronik,
misalnya komputer, internet, satelit komunikasi, rekaman video, dan sebagainya.
Dengan teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan dilakukan
dengan berbagai sistem penyampaiannya, misalnya: sistem pembelajaran jarak jauh,
penyampaiannya dapat dengan cara menggunakan modul, Televisi Pendidikan Nasional,
Siaran Radio Pendidikan, metode berprogram, Internet dan sebagainya.
BAB III
PENGEMBANGAN KURIKULUM