Anda di halaman 1dari 3

MODUL 1 KB 1

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia
pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang
mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya
kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid
belajar di kelas.

Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan
dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para
murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja.
Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk
menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar
siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, tetapi meski
begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa
bukan lagi objek, tetapi subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. mulai di berlakukan pula
wajib pramuka sebagai nilai tambah ekstrakulikuler.

Konsep dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam dunia
pendidikan kompetensi itu harus dapat diukir untuk menunjukkan hasil belajarnya. Dengan
demikian yang dimaksud dengan kurikulum berbasis kompetensi disini adalah suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
MODUL 1 KB 2

Pendidikan umum muncul sebagai reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang
mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai
akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang
mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal nyaris terabaikan.

Arah atau tujuan program Pendidikan Umum ialah menyiapkan latarbelakang akademik atau
prior-knowledge yang kaya mengenai kegiatan-kegiatan manusia dan mengenai pengetahuan
secara terorganisir. Untuk itu, sejumlah lembaga pendidikan guru diarahkan kepada materi
pelajaran yang terpadu, baik materi pelajaran yang ada di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial; Ilmu
Pengetahuan Alam; Ilmu Fisika; Sastra; Humaniora – maupun materi pelajaran yang ada di
Fakultas Pendidikan itu sendiri.
Prinsip dasar program Pendidikan Umum ialah diarahkan kepada penguasaan pengetahuan dan
keahlian, meningkatkan rasa tanggung jawab sosial, mengetahui beberapa wilayah pengetahuan
lain, adanya relasi antara satu wilayah pengetahuan dengan pengetahuan lainnya, dan yang
penting ialah kualitas pemahaman seseorang terhadap suatu wilayah pengetahuan atau adanya
suatu keterpaduan makna atau meaningful unity dalam struktur kurikulum.

Dalam menanggapi keadaan bahwa pendidikan modern telah menciptakan para ilmuan dan
tekhnisi yang handal tetapi kurang akan nilai-nilai kemanusiaan, diadakanlah Pendidikan Umum.
Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan keseluruhan
kepribadian siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah dan mengelola emosi
dilandasi etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan mahasiswa menjadi warga Negara
yang baik. Tujuannya adalah menyiapkan latar belakang akademik yang kaya dengan ilmu-ilmu
sosial dan juga ilmu-ilmu pengetahuan yang terorganisir, melalui diberikannya materi-materi
pelajaran yang terpadu. Ruang lingkup Pendidikan Umum ialah mencerminkan tujuan
pendidikan yang dijadikan landasan filosofis pendidikan. Di Indonesia konsep pendidikan umum
itu berupa Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang dibagi menjadi MPK dan MBB, tujuannya
membentuk kepribadian utuh melalui proses pembelajaran secara terinregrasi dengan
menggunakan pendekatan multi atau interdisipliner.
MODUL 1 KB 3

Bila pendekatan multidisiplin atau interdisipliner digunakan dalam ISBD, maka metode ceramah
tidak bisa lagi mendominasi aktivitas perkuliahan, karna itu multimetode harus digunakan secara
bervariasi sesuai dengan kebutuhan interaksi kelas. Ceramahnya, tanya jawab, dan diskusi tentu
saja masih dipandang penting terutama untuk memberikan penjelasan dasas-dasar ilmiah serta
materi esensial yang menjadi basic concept masalah yang akan dibahas, akan tetapi model
pembelajaran problem solving, inquiry, klasifikasi nilai, science technology and society, social
action model, serta portofolio based learnng sangat diperlukan untuk mengembangkan empat
plar pendidikan yang dikemukakan UNESCO

Beberapa model pembelajaran yang disebutkan terakhir, sangat membutuhkan keterampilan


mahasiswa untuk menguasai teknik pemecahan masalah. Masalah sendiri dapat diartikan setiap
kesulitan yang merintangi atau belum ada jawabannya secara pasti dan membutuhkan
pemecahannya apabila manusia ingin maju dan berkembang terus. Tentu pengertian itu berbeda
denagn persoalan yang bisa diartikan sebagai suatu masalah yang sudah ada jawabannya. Dalam
ISBD sebaiknya yang dipecahkan itu bukan persoalan , akan tetapi masalah.

Di dalam alternatif model pembelajaran ISBD, metode ceramah tidak bisa lagi mendominasi
aktivitas perkuliahan karena itu multimetode harus digunakan secara bervariasi. Dari beberapa
model pembelajaran yang sekarang ini digunakan untuk mengaplikasikan kurikulum berbasis
kompetensi seperti model pembelajaran Portofolio dan Model Pembelajaran Kontekstual.
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dan kooperatif mulai dari menentukan masalah secara demokratis,mengumpulkan
data, mengoleksi data, menampilkan data, menentukan solusi permasalahan sehingga dia mampu
menilai, dan memengaruhi kebijakan umum dari hasil temuannya.

Anda mungkin juga menyukai