Anda di halaman 1dari 7

Kebutuhan Dasar Praktik Kebidanan

Kode Mata Kuliah : Bd.008

Program Reguler Tingkat 1 Semester 1

Tahun Akademik 2020/2021

Disusun oleh :

Bonita Fuji Dwi Fatmala

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN CIREBON

Jl. PEMUDA NO.38 CIREBON


A. PEMBAHASAN

Teknik Pemberian Obat secara Parenteral

1. Definisi Pemberian Obat Parenteral

Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan
ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih
lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 ).
Obat dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena
dan pemberian ini lebih cepat diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 ).
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara
dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam
vena.
Ada beberapa tujuan pemberian obat secara parenteral antara lain :
a. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
d. Memberikan zat imunologi

2. Jenis pemberian obat secara parenteral

 Intra cutan: menyuntikkan obat ke jaringan dermis dibawah epidermis


 Sub cutan   : menyuntikkan obat ke jaringan  di bawah lapisan dermis
 Intra muscular:   menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh
 Intra vena: menyuntikkan obat ke dalam vena

3. Keuntungan

 Bisa diberikan pada klien yang tak sadar/ tak kooperatif


 Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
 Obat dapat diabsorpsi lebih cepat

4. Kerugian

 Klien terutama anak merasa takut/ cemas


 Menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit
 Dapat menyebabkan infeksi, perlu teknik steril

5. Mengenal Alat Injeksi

Untuk memberikan obat secara parenteral perawat menggunakan vial atau


ampul, spuit dan jarum. Spuit mempunyai 3 bagian yaitu ujung yang berhubungan
dengan jarum, bagian luar atau barrel dimana skala tercetak biasanya dalam mililiter,
yang terakhir adalah plunger yang pas dengan bagian dalam barrel dan digunakan
untuk mendorong obat dalam jarum. Ingat spuit plastik harus dibuang setelah
dipakai
Jarum, memiliki tiga bagian juga yaitu ; hub bagian yang dilepaskan dari
spuit, batang tipis yang dipasang pada hub, bevel yaitu bagian landai di ujung. Jarum
dengan diameter terbesar adalah gauge 14 dan yang terkecil adalah gauge 28.
Injeksi umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu tertentu, meski dapat
juga digunakan untuk pemberian obat secara terus-menerus, dan dalam kasus
tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya
mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian disebut sebagai injeksi depot.
Pemberian obat melalui kateter yang menetap biasanya lebih disukai daripada
injeksi, jika obat perlu diberikan secara berulang.

Pemberian obat melalui injeksi intradermal

 Injeksi intradermal / intrakutan adalah injeksi yang ditusukkan pada lapisan


dermis dibawah epidermis atau dibawah permukaan kulit.
 Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau
epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
Tempat suntikan harus bebas dari luka dan relatif tidak berbulu.
 Digunakan pada tes tuberkulin, tes alergi, vaksinasi dan kadang-kadang untuk
anestesi lokal
 Gunakan spuit tuberkulin/spuit hipodermik kecil, sudut insersi adalah 5 sampai
15 derajat
 Jika digunakan untuk uji alergi maka amati bulatan kecil pada permukaan kulit
seperti gigitan nyamuk, apabila bulatan tidak muncul/jika tempat injeksi
mengeluarkan darah setelah jarum ditarik  kemungkinan obat masuk ke jaringan
subkutan hasil uji kulit tidak valid
 Kekurangannya pada injeksi ini adalah :  hanya sejumlah kecil obat yang dapat
dimasukkan, Absorpsi obat lambat karena suplai darah lebih sedikit

Teknik pengerjaan :

1. Bersihkan dengan alkohol 70%

2. Regangkan kulit untuk mengurangi rasa sakit

3. Serongkan jarum menghadap ke atas, bila terbalik serpihan kulit ikut dan
menyumbat  lubang jarum
4. Bayang-bayang jarum dikulit harus terlihat

5. Bila disuntik keluar darah, suntikan batal karena suntikan terlalu dalam

6. Harus timbul benjolan dan tak ada darah keluar

7. Bekas suntikan jangan ditekan/digosok karena kemungkinan obat keluar


A. PENUTUP
a. Kesimpulan

Teknik pemberian obat secara parenteral adalah teknik pemberian obat atau
cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot
ataupun ke dalam vena. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan reaksi yang lebih
cepat dibandingkan dengan cara yang lain.
Untuk memberikan obat secara parenteral perawat menggunakan vial atau
ampul, spuit dan jarum. Spuit mempunyai 3 bagian yaitu ujung yang berhubungan
dengan jarum, bagian luar atau barrel dimana skala tercetak biasanya dalam mililiter,
yang terakhir adalah plunger yang pas dengan bagian dalam barrel dan digunakan
untuk mendorong obat dalam jarum. Ingat spuit plastik harus dibuang setelah
dipakai

b. Saran
Dari pemaparan materi mengenai teknik pemberian obat secara parental
kita dapat mengetahui tujuan dari pelaksanaan pemberian obat secara parenteral
dan mengetahui jenis-jenis pemberian obat secara parenteral.
DAFTAR PUSTAKA

Aliahani, (2010), Teknik Pemberian Obat secara Parenteral [online], tersedia pada
https://honey72.wordpress.com

Emalestari, (2015), Teknik Pemberian Obat secara Parenteral [online], tersedia pada
https://emalestari123.blogspot.com

Redaksi Halodoc, Injeksi [online], tersedia pada https://www.halodoc.com

Admin, (2018), Pemberian Obat secara Parenteral [online], tersedia pada


http://kumpulanartikelfarmasi.com

Anda mungkin juga menyukai